Anda di halaman 1dari 36

Fotosintesis

Fotosintesis (dari bahasa Yunani


φώτο- [fó̱to-], "cahaya," dan σύνθεσις
[sýnthesis], "menggabungkan",
"penggabungan") yaitu suatu babak
biokimia pembentukan zat makanan
karbohidrat yang dilakukan oleh
tumbuhan, terutama tumbuhan yang
mengandung zat hijau daun atau klorofil.
Selain tumbuhan berklorofil, makhluk
hidup non-klorofil pautan yang
berfotosintesis yaitu alga dan beberapa
jenis bakteri. Organisme ini
berfotosintesis dengan memakai zat
hara, karbon dioksida, dan cairan serta
bantuan energi cahaya matahari.

Organisme fotosintesis disebut


fotoautotrof karena mereka dapat
membikin makanannya sendiri. Pada
tanaman, alga, dan cyanobacteria,
fotosintesis dilakukan dengan
menggunakan karbondioksida dan cairan
serta menghasilkan produk buangan
oksigen. Fotosintesis sangat penting
untuk seluruh kehidupan aerobik di Bumi
karena selain untuk menjaga tingkat
normal oksigen di atmosfer, fotosintesis
juga merupakan sumber energi untuk
nyaris seluruh kehidupan di Bumi, patut
secara langsung (melalui produksi
primer) maupun tak langsung (sebagai
sumber utama energi dalam makanan
mereka),kecuali pada organisme
kemoautotrof yang hidup di bebatuan
atau di lubang angin hidrotermal di laut
yang dalam. Tingkat penyerapan energi
oleh fotosintesis sangat tinggi, yaitu
sekitar 100 terawatt,atau lebih kurang
enam kali lebih besar daripada makanan
energi peradaban manusia.Selain energi,
fotosintesis juga menjadi sumber karbon
untuk seluruh senyawa organik dalam
tubuh organisme. Fotosintesis
mengubah sekitar 100–115 petagram
karbon menjadi biomassa setiap
tahunnya.
Meskipun fotosintesis dapat jadi
dalam berbagai aktivitas yang
dipekerjakan pada berbagai spesies,
beberapa cirinya selalu sama. Misalnya,
babaknya selalu dimulai dengan energi
cahaya diserap oleh protein berklorofil
yang disebut pusat reaksi fotosintesis.
Pada tumbuhan, protein ini tersimpan di
dalam organel yang disebut kloroplas,
sedangkan pada bakteri, protein ini
tersimpan pada membran plasma.
Beberapa dari energi cahaya yang
dikumpulkan oleh klorofil disimpan
dalam wujud adenosin trifosfat (ATP).
Sisa energinya dipergunakan untuk
memisahkan elektron dari zat seperti
cairan. Elektron ini dipergunakan dalam
reaksi yang mengubah karbondioksia
menjadi senyawa organik. Pada
tumbuhan, alga, dan cyanobacteria, ini
dilakukan dalam suatu rangkaian reaksi
yang disebut siklus Calvin, namun
rangkaian reaksi yang berlainan
ditemukan pada beberapa bakteri,
misalnya siklus Krebs terbalik pada
Chlorobium. Banyak organisme
fotosintesis mempunyai adaptasi yang
mengonsentrasikan atau menyimpan
karbondioksida. Ini membantu
mengurangi babak abur yang disebut
fotorespirasi yang dapat menghabiskan
beberapa dari gula yang dihasilkan
selama fotosintesis.

Organisme fotosintesis pertama


kemungkinan berevolusi sekitar 3.500
juta tahun silam, pada masa awal sejarah
evolusi kehidupan ketika seluruh wujud
kehidupan di Bumi merupakan
mikroorganisme dan atmosfer
mempunyai sebanyak besar
karbondioksida. Makhluk hidup ketika
itu sangat mungkin menggunakan
hidrogen atau hidrogen sulfida--bukan
air--sebagai sumber elektron.
Cyanobacteria muncul kemudian, sekitar
3.000 juta tahun silam, dan secara
drastis mengubah Bumi ketika mereka
mulai mengoksigenkan atmosfer pada
sekitar 2.400 juta tahun silam. Atmosfer
baru ini memungkinkan evolusi
kehidupan kompleks seperi protista.
Pada kesudahannya, tak kurang dari satu
miliar tahun silam, salah satu protista
membentuk hubungan simbiosis dengan
satu cyanobacteria dan menghasilkan
nenek moyang dari seluruh tumbuhan
dan alga. Kloroplas pada Tumbuhan
modern merupakan keturunan dari
cyanobacteria

Sejarah penemuan

Meskipun sedang telah tersedia langkah-


langkah dalam fotosintesis yang belum
dipahami, persamaan umum fotosintesis
sudah dikenal semenjak tahun 1800-an.
[11] Pada awal tahun 1600-an, seorang
dokter dan mahir kimia, Jan van
Helmont, seorang Flandria (sekarang
ronde dari Belgia), melaksanakan
percobaan untuk mengetahui faktor apa
yang menyebabkan massa tumbuhan
lebih dari kala ke kala.Dari penelitiannya,
Helmont menyimpulkan bahwa massa
tumbuhan lebih hanya karena
pemberian cairan.Namun, pada tahun
1727, mahir botani Inggris, Stephen
Hales berhipotesis bahwa pasti telah
tersedia faktor pautan selain cairan yang
memerankan. Dia mengemukakan
bahwa beberapa makanan tumbuhan
berasal dari atmosfer dan cahaya yang
terlibat dalam babak tertentu.Pada masa
itu belum dikenal bahwa udara
mengandung unsur gas yang berlainan.

Pada tahun 1771, Joseph Priestley,


seorang mahir kimia dan pendeta
berkebangsaan Inggris, menemukan
bahwa ketika dia menutupi sebuah lilin
menyala dengan sebuah toples terbalik,
nyalanya hendak mati sebelum lilinnya
habis terbakar.Dia kemudian
menemukan bila dia meletak tikus dalam
toples terbalik bersama lilin, tikus itu
hendak mati lemas. Dari kedua
percobaan itu, Priestley menyimpulkan
bahwa nyala lilin sudah "merusak" udara
dalam toples itu dan menyebabkan
matinya tikus. Dia kemudian
menunjukkan bahwa udara yang sudah
“dirusak” oleh lilin tersebut dapat
“dipulihkan” oleh tumbuhan.Dia juga
menunjukkan bahwa tikus dapat tetap
hidup dalam toples tertutup asalkan di
dalamnya juga telah tersedia tumbuhan.

Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz,


dokter kerajaan Austria, mengulangi
eksperimen Priestley.Dia
memperlihatkan bahwa cahaya Matahari
berpengaruh pada tumbuhan sehingga
dapat "memulihkan" udara yang "rusak".
[14] Dia juga menemukan bahwa
tumbuhan juga 'mengotori udara' pada
mempunyainya gelap sehingga dia lalu
menyarankan supaya tumbuhan
dikeluarkan dari rumah pada malam hari
untuk mencegah kemungkinan meracuni
penghuninya.

Kesudahannya di tahun 1782, Jean


Senebier, seorang pastor Perancis,
menunjukkan bahwa udara yang
"dipulihkan" dan "merusak" itu yaitu
karbon dioksida yang diserap oleh
tumbuhan dalam fotosintesis.Tak lama
kemudian, Theodore de Saussure sukses
menunjukkan hubungan antara hipotesis
Stephen Hale dengan percobaan-
percobaan "pemulihan" udara.Dia
menemukan bahwa peningkatan massa
tumbuhan bukan hanya karena
penyerapan karbon dioksida, tapi juga
oleh pemberian cairan.Melewati
serangkaian eksperimen inilah
kesudahannya para mahir sukses
menggambarkan persamaan umum dari
fotosintesis yang menghasilkan makanan
(seperti glukosa).

Cornelis Van Niel menghasilkan


penemuan penting yang menjelaskan
babak kimia fotosintesis. Dengan
mempelajari bakteri sulfur ungu dan
bakteri hijau, dia menjadi ilmuwan
pertama yang menunukkan bahwa
fotosintesis merupakan reaksi redoks
yang bergantung pada cahaya, yang
mana hidrogen mengurangi
karbondioksida.

Robert Emerson menemukan dua


reaksi cahaya dengan menguji
produktivitas Tumbuhan memakai
cahaya dengan panjang gelombang yang
berbeda-beda. Dengan hanya cahaya
merah, reaksi cahayanya dapat ditekan.
Ketika cahaya biru dan merah
digabungkan, kesudahannya menjadi
lebih banyak. Dengan demikian, telah
tersedia dua protosistem, yang satu
menyerap sampai panjang gelombang
600 nm, lainnyanya sampai 700 nm.
Yang pertama dikenal sbg PSII, yang
kedua PSI. PSI hanya mengandung
klorofil a, PAII mengandung terutama
klorofil a dan klorofil b, di antara pigmen
pautannya. Ini mencakup fikobilin, yang
merupakan pigmen merah dan biru pada
alga merah dan biru, serta fukoksantol
untuk alga coklat dan diatom. Babak ini
sangat produktif ketika penyerapan
kuantanya seimbang untuk PSII dan PSI,
menjamin bahwa masukan energi dari
kompleks antena terbagi antara sistem
PSI dan PSII, yang pada gilirannya
menggerakan fotosintesis.

Robert Hill berpikir bahwa suatu


kompleks reaksi terdiri atas perantara ke
kitokrom b6 (kini plastokinon),
lainnyanya dari kitokrom f ke satu tahap
dalam mekanisme penghasilan
karbohidrat. Seluruh itu dihubungkan
oleh plastokinon, yang membutuhkan
energi untuk mengurangi kitokrom f
karenanya merupakan reduktan yang
patut. Percobaan lebih lanjut yang
membuktikan bahwa oksigen
mengembang pada fotosintesis
Tumbuhan hijau dilakukan oleh Hill pada
tahun 1937 dan 1939. Dia menunjukkan
bahwa kloroplas terisolasi melepaskan
oksigen ketika memperleh mata-mata
negara asing pengurang tak alami seperti
besi oksalat, ferisianida atau benzokinon
sesudah sebelumnya diterangi oleh
cahaya. Reaksi Hill yaitu sbg berikut:

2 H2O + 2 CO2 + (cahaya, kloroplas) →


C6H12O62 + O2

yang mana A yaitu penerima elektron.


Dengan demikian, dalam penerangan,
penerima elektron terkurangi dan
oksigen mengembang.

Samuel Ruben dan Martin Kamen


memakai isotop radioaktif untuk
menunjukkan bahwa oksigen yang
dilepaskan dalam fotosintesis berasal
dari cairan.

Melvin Calvin dan Andrew Benson,


bersama dengan James Bassham,
menjelaskan jalur asimilasi karbon (siklus
reduksi karbon fotosintesis) pada
Tumbuhan. Siklus reduksi karbon
sekarang dikenal sbg siklus Calvin, yang
mengabaikan kontribusi oleh Bassham
dan Benson. Banyak ilmuwan menyebut
siklus ini sbg Siklus Calvin-Benson,
Benson-Calvin, dan beberapa bahkan
menyebutnya Siklus Calvin-Benson-
Bassham (atau CBB).

Ilmuwan pemenang Hadiah Nobel,


Rudolph A. Marcus, sukses menemukan
fungsi dan arti dari rantai pengangkutan
elektron.

Otto Heinrich Warburg dan Dean


Burk menemukan reaksi fotosintesis I-
kuantum yang membagi CO2, diaktifkan
oleh respirasi.

Louis N.M. Duysens dan Jan Amesz


menemukan bahwa klorofil a menyerap
satu cahaya, mengoksidasi kitokrom f,
klorofil a (dan pigmen lainnya) hendak
menyerap cahaya pautannya, namun
hendak mengurangi kitokrom sama yang
sudah teroksidasi, menunjukkan bahwa
dua reaksi cahaya itu telah tersedia
dalam satu rangkaian
Struktur kloroplas:

1. membran luar

2. ruang antar membran

3. membran dalam (1+2+3: ronde


amplop)

4. stroma

5. lumen tilakoid (inside of thylakoid)

6. membran tilakoid

7. granum (kumpulan tilakoid)


8. tilakoid (lamella)

9. pati

10. ribosom

11. DNA plastida

12. plastoglobula

4. stroma

5. lumen tilakoid (inside of thylakoid)

6. membran tilakoid

7. granum (kumpulan tilakoid)

8. tilakoid (lamella)

9. pati

10. ribosom

11. DNA plastida

12. plastoglobula
Pigmen

Babak fotosintesis tak dapat jadi


pada setiap sel, tapi hanya pada sel yang
mengandung pigmen fotosintetik.Sel
yang tak mempunyai pigmen fotosintetik
ini tak bisa melaksanakan babak
fotosintesis.Pada percobaan Jan
Ingenhousz, dapat dikenal bahwa
intensitas cahaya memengaruhi laju
fotosintesis pada tumbuhan.Hal ini dapat
terjadi karena perbedaan energi yang
dihasilkan oleh setiap spektrum cahaya.
Di samping telah tersedianya perbedaan
energi tersebut, faktor pautan yang
menjadi pembeda yaitu kemampuan
daun dalam menyerap berbagai
spektrum cahaya yang berlainan
tersebut.Perbedaan kemampuan daun
dalam menyerap berbagai spektrum
cahaya tersebut diakibatkan telah
tersedianya perbedaan jenis pigmen
yang terkandung pada jaringan daun.
Di dalam daun telah tersedia
mesofil yang terdiri atas jaringan bunga
karang dan jaringan pagar. Pada kedua
jaringan ini, telah tersedia kloroplas yang
mengandung pigmen hijau
klorofil.pigmen ini merupakan salah satu
dari pigmen fotosintesis yang
memerankan penting dalam menyerap
energi matahari.

Dari seluruh radiasi Matahari yang


dipancarkan, hanya panjang gelombang
tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan
untuk babak fotosintesis, yaitu panjang
gelombang yang telah tersedia pada
kisaran cahaya tampak (380-700 nm).
[18] Cahaya tampak terbagi atas cahaya
merah (610 - 700 nm), hijau kuning (510
- 600 nm), biru (410 - 500 nm), dan violet
(< 400 nm).Masing-masing jenis cahaya
berlainan pengaruhnya terhadap
fotosintesis. Hal ini terkait pada sifat
pigmen penangkap cahaya yang
memainkan pekerjaan dalam
fotosintesis.Pigmen yang telah tersedia
pada membran grana menyerap cahaya
yang mempunyai panjang gelombang
tertentu.Pigmen yang berlainan
menyerap cahaya pada panjang
gelombang yang berlainan. Kloroplas
mengandung beberapa pigmen. Sbg
contoh, klorofil a terutama menyerap
cahaya biru-violet dan merah, sementara
klorofil b menyerap cahaya biru dan
oranye dan memantulkan cahaya
kuning-hijau. Klorofil a memerankan
langsung dalam reaksi terang, sedangkan
klorofil b tak secara langsung
memerankan dalam reaksi terang.Babak
absorpsi energi cahaya menyebabkan
lepasnya elektron berenergi tinggi dari
klorofil a yang kemudian hendak
disalurkan dan ditangkap oleh akseptor
elektron.Babak ini merupakan awal dari
rangkaian panjang reaksi fotosintesis.

Fotosintesis mikroosrganisme

Alga terdiri dari alga multiseluler


seperti ganggang sampai alga
mikroskopik yang hanya terdiri dari satu
sel. Meskipun alga tak mempunyai
struktur sekompleks tumbuhan darat,
fotosintesis pada keduanya terjadi
dengan aktivitas yang dipekerjakan yang
sama.Hanya saja karena alga mempunyai
berbagai jenis pigmen dalam
kloroplasnya, karenanya panjang
gelombang cahaya yang diserapnya pun
lebih bervariasi.Seluruh alga
menghasilkan oksigen dan kebanyakan
bersifat autotrof.Hanya beberapa kecil
saja yang bersifat heterotrof yang
berfaedah bergantung pada materi yang
dihasilkan oleh organisme pautan.
Fotosintesis terdiri dari dua tahap
yang disebut reaksi terang, yang
membutuhkan cahaya dan melibatkan
pemecahan cairan serta pelepasan
oksigen, dan reaksi gelap atau siklus
Calvin, yang mengubah karbon dioksida
menjadi gula.
Sampai sekarang fotosintesis
sedang terus dipelajari karena sedang
telah tersedia sebanyak tahap yang
belum bisa dinyatakan, meskipun sudah
sangat banyak yang dikenal tentang
babak vital ini. Babak fotosintesis sangat
kompleks karena melibatkan seluruh
cabang ilmu pengetahuan dunia utama,
seperti fisika, kimia, maupun biologi
sendiri.

Pada tumbuhan, organ utama


tempat jadinya fotosintesis yaitu
daun.Namun secara umum, seluruh sel
yang mempunyai kloroplas berpotensi
untuk melangsungkan reaksi ini. Di
organel inilah tempat jadinya
fotosintesis, tepatnya pada ronde
stromaHasil fotosintesis (disebut
fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-
jaringan terdekat terlebih dahulu.

Pada landasannya, rangkaian reaksi


fotosintesis dapat dibagi menjadi dua
ronde utama: reaksi terang (karena
membutuhkan cahaya) dan reaksi gelap
(tidak membutuhkan cahaya tapi
membutuhkan karbon dioksida).Reaksi
terang terjadi pada grana (tunggal:
granum), sedangkan reaksi gelap terjadi
di dalam stroma.Dalam reaksi terang,
terjadi konversi energi cahaya menjadi
energi kimia dan menghasilkan oksigen
(O2).Sedangkan dalam reaksi gelap
terjadi seri reaksi siklik yang membentuk
gula dari bahan landasan CO2 dan energi
(ATP dan NADPH). Energi yang
dipergunakan dalam reaksi gelap ini
diperoleh dari reaksi terang.Pada babak
reaksi gelap tak diperlukan cahaya
Matahari. Reaksi gelap mempunyai
tujuan untuk mengubah senyawa yang
mengandung atom karbon menjadi
molekul gula.

Organisme fotosintesis itu autotrof,


yang berfaedah bahwa mereka
menyimpan energi, mereka dapat
menyintesis makanan langsung ari
karbondioksida, cairan, dan memakai
energi dari cahaya. Mereka
menumbuhkannya sbg ronde dari energi
potensial mereka. Hendak tapi, tak
seluruh organisme memakai cahaya sbg
sumber energi untuk menerapkan
fotosintesis, karena fotoheterotrof
memakai senyawa organik, dan bukan
karbondioksida, sbg sumber energi.Pada
tumbuhan, alga, dan cyanobacteria,
fotosintesis menghasilkan oksigen. Ini
disebut fotosintesis oksigen. Walaupun
telah tersedia beberapa perbedaan
antara fotosintesis oksigen pada
tumbuhan, alga, dan cyanobacteria,
secara umum babaknya cukup mirip
pada organisme-organisme tersebut.
Hendak tapi, telah tersedia beberapa
jenis bakteri yang melaksanakan
fotosintesis anoksigen, yang menyerap
karbondioksida namun tak menghasilkan
oksigen.

Karbondioksida diubah menjadi


gula dalam suatu babak yang disebut
fiksasi karbon. Fiksasi karbon yaitu reaksi
redoks, jadi fotosintesis membutuhkan
sumber energi untuk melaksanakan
babak ini, dan elektron yang diperlukan
untuk mengubah karbondioksida
menjadi karbohidrat, yang merupaan
reaksi reduksi. Secara umum,
fotosintesis yaitu kebalikan dari respirasi
sel, yang mana glukosa dan senyawa
pautannya teroksidasi untuk
menghasilkan karbondioksia, cairan, dan
menghasilkan energi kimia. Namun, dua
babak itu jadi melewati rangkaian reaksi
kimia yang berlainan dan pada
kompartemen sel yang berlainan.

Persamaan umum untuk fotosintesis


yaitu sbg berikut:

2n CO2 + 2n DH2 + foton → 2(CH2O)n +


2n DO

Karbondioksida + donor elektron +


energi cahaya → karbohidrat + donor
elektron teroksidasi
Pada fotosintesis okesigen cairan yaitu
donor elektron dan, karena merupakan
hidrolisis melepaskan oksigen,
persamaan untuk babak ini adalah:

2n CO2 + 4n H2O + foton → 2(CH2O)n +


2n O2 + 2n H2O

karbondioksida + cairan + energi cahaya


→ karbohidrat + oksigen + cairan

Seringkali 2n molekul cairan dibatalkan


pada kedua pihak, sehingga
menghasilkan:

2n CO2 + 2n H2O + foton → 2(CH2O)n +


2n O2

karbondioksida + cairan + energi cahaya


→ karbohidrat + oksigen

Babak pautannya menggantikan


senyawa pautannya (Seperti arsenit)
dengan cairan pada peran suplai-
elektron; mikroba memakai cahaya
matahari untuk mengoksidasi arsenit
menjadi arsenat:[34] Persamaan untuk
reaksinya yaitu sbg berikut:

CO2 + (AsO33–) + foton → (AsO43–) +


CO [35]

karbondioksida + arsenit + energi cahaya


→ arsenat + karbonmonoksida
(digunakan untuk membikin senyawa
pautannya dalam reaksi berikutnya)

Fotosintesis terjadi dalam dua


tahap. Pada tahap pertama, reaksi
terang atau reaksi cahaya menyerap
energi cahaya dan memakainya untuk
menghasilkan molekul penyimpan energi
ATP dan NADPH. Pada tahap kedua,
reaksi gelap memakai produk ini untuk
menyerap dan mengurangi
karondioksida.

Beberapa besar organisme yang


melaksanakan fotosintesis untuk
menghasilkan oksigen memakai cahaya
nampak untuk melaksanakannya,
meskipun setidaknya tiga memakai
radiasi inframerah.

REAKSI TERANG

Reaksi terang yaitu babak untuk


menghasilkan ATP dan reduksi NADPH2.
[37] Reaksi ini membutuhkan molekul
cairan dan cahaya Matahari. Babak
diawali dengan penangkapan foton oleh
pigmen sbg antena.
Reaksi terang melibatkan dua
fotosistem yang saling memainkan
pekerjaan sama, yaitu fotosistem I dan II.
Fotosistem I (PS I) mengandung pusat
reaksi P700, yang berfaedah bahwa
fotosistem ini optimal menyerap cahaya
pada panjang gelombang 700 nm,
sedangkan fotosistem II (PS II)
mengandung pusat reaksi P680 dan
optimal menyerap cahaya pada panjang
gelombang 680 nm.

Mekanisme reaksi terang diawali


dengan tahap dimana fotosistem II
menyerap cahaya Matahari sehingga
elektron klorofil pada PS II tereksitasi
dan menyebabkan muatan menjadi tak
stabil.Untuk menstabilkan kembali, PS II
hendak mengambil elektron dari molekul
H2O yang telah tersedia disekitarnya.
Molekul cairan hendak dipecahkan oleh
ion mangan (Mn) yang bertindak sbg
enzim.[38] Hal ini hendak
mengakibatkan pelepasan H+ di lumen
tilakoid.
Dengan memakai elektron dari
cairan, kemudian PS II hendak mereduksi
plastokuinon (PQ) membentuk
PQH2.Plastokuinon merupakan molekul
kuinon yang telah tersedia pada
membran lipid bilayer tilakoid.
Plastokuinon ini hendak mengirimkan
elektron dari PS II ke suatu pompa H+
yang disebut sitokrom b6-f
kompleks.Reaksi semuanya yang terjadi
di PS II yaitu:

2H2O + 4 foton + 2PQ + 4H- → 4H+ + O2


+ 2PQH2

Sitokrom b6-f kompleks


berfungsi untuk membawa elektron dari
PS II ke PS I dengan mengoksidasi PQH2
dan mereduksi protein kecil yang sangat
gampang memainkan usaha dan
mengandung tembaga, yang dinamakan
plastosianin (PC).[38] Peristiwa ini juga
menyebabkan terjadinya pompa H+ dari
stroma ke membran tilakoid.[38] Reaksi
yang terjadi pada sitokrom b6-f
kompleks yaitu[38]:

2PQH2 + 4PC(Cu2+) → 2PQ + 4PC(Cu+) +


4 H+ (lumen)

Elektron dari sitokrom b6-f


kompleks hendak diterima oleh
fotosistem I.[38] Fotosistem ini
menyerap energi cahaya terpisah dari PS
II, tapi mengandung kompleks inti
terpisahkan, yang menerima elektron
yang berasal dari H2O melewati
kompleks inti PS II lebih dahulu.[38] Sbg
sistem yang bergantung pada cahaya, PS
I berfungsi mengoksidasi plastosianin
tereduksi dan memindahkan elektron ke
protein Fe-S larut yang disebut
feredoksin.[38] Reaksi semuanya pada
PS I yaitu[38]:

Cahaya + 4PC(Cu+) + 4Fd(Fe3+) →


4PC(Cu2+) + 4Fd(Fe2+)
Kemudian elektron dari
feredoksin dipergunakan dalam tahap
kesudahan pengangkutan elektron untuk
mereduksi NADP+ dan membentuk
NADPH.[38] Reaksi ini dikatalisis dalam
stroma oleh enzim feredoksin-NADP+
reduktase.[38] Reaksinya yaitu[38]:

4Fd (Fe2+) + 2NADP+ + 2H+ → 4Fd


(Fe3+) + 2NADPH

Ion H+ yang sudah dipompa ke


dalam membran tilakoid hendak masuk
ke dalam ATP sintase.[1] ATP sintase
hendak menggandengkan pembentukan
ATP dengan pengangkutan elektron dan
H+ melewati membran tilakoid.[1]
Masuknya H+ pada ATP sintase hendak
membikin ATP sintase memainkan
pekerjaan mengubah ADP dan fosfat
anorganik (Pi) menjadi ATP.[1] Reaksi
semuanya yang terjadi pada reaksi
terang yaitu sbg berikut[1]:
Sinar + ADP + Pi + NADP+ + 2H2O → ATP
+ NADPH + 3H+ + O2

Skema Z

Pada tanaman, reaksi terang terjadi


pada membran tilakoid di kloroplas dan
memakai energi cahaya untuk
menyintesis ATP dan NADPH. Reaksi
terang mempunyai dua bentuk: siklus
dan nonsiklus. Pada reaksi nonsiklus,
foton diserap pada kompleks antena
fotosistem II penyerap cahaya oleh
klorofil dan pigmen aksesoris pautannya.
Ketika molekul klorofil pada inti pusat
reaksi fotosistem II memperoleh energi
eksitasi yang cukup dari pigmen antena
yang berdekatan dengannya, satu
elektron hendak dialihkan ke molekul
penerima elektron, yaitu feopftin,
melewati sebuah babak yang disebut
pemisahan tenaga terfotoinduksi.
Elektron ini dialihkan melewati rangkaian
transport elektron, yang disebut skema
Z, yang pada awal mulanya berfungsi
untuk menghasilkan potensi
kemiosmosis di sepanjang membran.
Satu enzim sintase ATP memakai potensi
kemisomosis untuk menghasilkan ATP
selama fotofosforilasi, sedangkan
NADPH yaitu produk dari reaksi redoks
terminal pada skema Z. Elektron masuk
ke molekul klorofil pada fofosistem II.
Elektron ini tereksitasi karena cahaya
yang diserap oleh fotosistem. Pembawa
elektron kedua menerima elektron, yang
lagi-lagi dijadikan terlewat untuk
menurunkan energi penerim elektron.
Energi yang dihasilkan oleh penerima
elektron dipergunakan untuk
menggerakan ion hidrogen di sepanjang
membran tilakoid sampai ke dalam
lumen. Elektron dipergunakan untuk
mereduksi koenzim NADP, yang
mempunyai fungsi pada reaksi terang.
Reaksi siklus mirip dengan nonsiklus,
namun berlainan pada wujudnya karena
hanya menghasilkan ATP, dan tak telah
tersedia NADP (NADPH) tereduksi yang
dihasilkan. Reaksi siklus hanya jadi pada
fotosistem I. Sesudah elektron dialihkan
dari fotosistem, elektron digerakkan
melewati molekul penerima elektron
dan dikembalikan ke fotosistem I, yang
dari sanalah awal mulanya elektron
dikeluarkan, sehingga reaksi ini diberi
nama reaksi siklus.

Fotolisis cairan

NADPH yaitu mata-mata negara


asing pereduksi utama dalam kloroplas,
menyediakan sumber elektron enerjik
kepada reaksi pautannya. Produksinya
meninggalkan klorofil dengan defisit
elektron (teroksidasi), yang mesti
diperoleh dari beberapa mata-mata
negara asing pereduksi pautannya.
Elektron yang hilang dari klorofil pada
fotosistem I ini digantikan dari rangkaian
transport elektron oleh plastosianin.
Hendak tapi, karena fotosistem II
mencakup tahap pertama dari skema Z,
sumber elektron eksternal siperlukan
untuk mereduksi molekuk klorofil a-nya
yang sudah teroksidasi. Sumber elektron
pada tanaman hijau dan fotosintesis
cyanobacteria yaitu cairan. Dua molekul
cairan teroksidasi oleh oleh empat reaksi
pemisahan-tenaga berulang-ulang oleh
fotosistem II untuk menghasilkan satu
molekul oksigen diatom dan empat ion
hidrogen; elektron yang dihasilkan pada
tiap tahap dialihkan ke residu tirosin
redoks-aktif yang kemudian mereduksi
spesies klorofil a yang berpasangan yang
sudah terfotooksidasi yang disebut P680
yang bermanfaat sbg donor elektron
primer (digerakkan oleh cahaya) pada
pusat reaksi fotosistem II. Oksidasi cairan
terkatalisasi pada fotosistem oleh
fotosistem II oleh suatu struktur redoks-
aktif yang mengandung empat ion
mangan dan satu ion kalsium; kompleks
evolusi oksigen ini mengikat dua molekul
cairan dan menyimpan empat
padanannya yang sudah teroksidasi yang
diperlukan untuk melaksanakan reaksi
oksidasi cairan. Fotosistem II yaitu satu-
satunya enzim biologi yang dikenal
menerapkan oksidasi cairan ini. Ion
hidrogen berkontribusi terhadap potensi
kemiosmosis transmembran yang
berujung pada sintesis ATP. Oksigen
yaitu produk ampas dari reaksi cahaya,
namun beberapa besar organisme di
Bumi memakai oksigen untuk respirasi
sel, termasuk organisme fotosintesis.

Reaksi gelap

Reaksi gelap pada tumbuhan dapat


terjadi melewati dua jalur, yaitu siklus
Calvin-Benson dan siklus Hatch-Slack.
[41] Pada siklus Calvin-Benson
tumbuhan mengubah senyawa ribulosa
1,5 bisfosfat menjadi senyawa dengan
banyak atom karbon tiga yaitu senyawa
3-phosphogliserat.[41] Oleh karena
itulah tumbuhan yang menjalankan
reaksi gelap melewati jalur ini
dinamakan tumbuhan C-3.Penambatan
CO2 sbg sumber karbon pada tumbuhan
ini ditolong oleh enzim
rubisco.Tumbuhan yang reaksi gelapnya
mengikuti jalur Hatch-Slack disebut
tumbuhan C-4 karena senyawa yang
terbentuk sesudah penambatan CO2
yaitu oksaloasetat yang mempunyai
empat atom karbon. Enzim yang
memerankan yaitu
phosphoenolpyruvate carboxilase.

Anda mungkin juga menyukai