Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya kepada sehingga kelompok kami berhasil menyelesaikan laporan praktikum biologi yang
alhamdulillah selesai tepat pada waktunya.

Laporan ini berisikan tentang hasil dari percobaan ingenhousz yang membuktikan bahwa
dalam proses fotosintesis dihasilkan oksigen (O2) dan percobaan sach yang membuktikan bahwa
dihasilkan amilum. Laporan ini dibuat agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang
fotosintesis.

Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada guru bidang study biologi Ibu Siti Aminah S.Pd.
yang telah membimbing kami sehingga kami dapat melakukan percobaan Ingenhousz kali ini.

Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
dari guru dan teman-teman yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi lebih baiknya
laporan ini.

Akhir kata, semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita, Aamiin.

Purwasari, 22 Oktober 2017


BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya matahari.
Secara sepintas memang tidak nampak hubungan cahaya matahari dengan hewan yang dapat berlari
dengan cepat. Namun apabila diteliti dengan cermat akan diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu
berasal dari pemecahan karbohidrat yang terkandung di dalam daun rerumputan yang dimakan oleh
hewan tersebut, dan karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia didalam daun yang
berlangsung dengan menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi pembentukan karbohidrat ini
dinamakan fotosintesis (Anwar, 1986).
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini
hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang
terdapat dalam kloroplas. Selain fotosintesis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kurangnya
pengetahuan tentang proses fotosintesis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal
maupun faktor eksternal yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan tentang fotosintesis ini.
Disamping itu percobaan ini ingin membuktikan apakah benar atau tidak bahwa dalam proses
fotosintesis dihasilkan glukosa dan dilepaskan oksigen. Oleh karena itu penulis ingin mendapatkan
pemahaman terhadap hal tersebut dan mencoba melakukan percobaan fotosintesis (dalam hal ini
percobaan Sachs dan Ingenhousz). Semoga laporan ini dapat menjadi jawaban dan memberikan
pemahaman terhadap pertanyaan yang dikaji.

I.2 Rumusan Masalah


1. Apakah fotosintesis menghasilkan oksigen, glukosa (amilum) dan membutuhkan cahaya ?
2. Bagaimana pengaruh intensitas dan warna cahaya terhadap kecepatan proses fotosintesis?

1.3 Tujuan
1. Untuk membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan O2, glukosa (amilum) dan membutuhkan
cahaya.
2. Untuk mengetahui pengaruh suhu, intensitas cahaya, dan CO2 terhadap kecepatan proses
fotosintesis.

1.4 Manfaat Penelitian


Agar kita dapat mengetahui pengaruh intensitas cahaya terhadap proses fotosintesis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Fotosintesis
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai kebutuhan
pokoknya harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi
dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya
matahari merupakan sumber energi yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya
cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan
kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya
akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1986).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang
kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa, monosakarida,
dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana. Monosakarida dapat diikat
secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain. Dimer merupakan gabungan
antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida (Kimball, 2002).
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa
yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara,
karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk
hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi
sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen
yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos
berarti cahaya) disebut sebagai fototrof (Kimball, 2002).
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi Cara lain yang
ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh
sejumlah bakteri belerang. Meskipun masih ada langkah-langkah dalam fotosintesis yang belum
dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun 1800-an. Pada awal tahun 1600-
an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang Flandria (sekarang bagian dari Belgia),
melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah
dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya, Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah
hanya karena pemberian air. Namun, pada tahun 1727, ahli botani Inggris, Stephen Hales berhipotesis
bahwa pasti ada faktor lain selain air yang berperan. Ia mengemukakan bahwa sebagian makanan
tumbuhan berasal dari atmosfer dan cahaya yang terlibat dalam proses tertentu. Pada saat itu belum
diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan (Wikipedia, 2012).
Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta berkebangsaan Inggris,
menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples terbalik, nyalanya
akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia meletakkan tikus dalam
toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua percobaan itu, Priestley
menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu dan menyebabkan matinya
tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah dirusak oleh lilin tersebut dapat
dipulihkan oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup
asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan (Salisbury, 1992).
Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen Priestley.
Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga dapat "memulihkan"
udara yang "rusak". Ia juga menemukan bahwa tumbuhan juga 'mengotori udara' pada keadaan gelap
sehingga ia lalu menyarankan agar tumbuhan dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk
mencegah kemungkinan meracuni penghuninya (Wikipedia, 2012).
Akhirnya di tahun 1782, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa udara
yang dipulihkan dan merusak itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh tumbuhan dalam
fotosintesis. Tidak lama kemudian, Theodore de Saussure berhasil menunjukkan hubungan antara
hipotesis Stephen Hale dengan percobaan-percobaan "pemulihan" udara. Ia menemukan bahwa
peningkatan massa tumbuhan bukan hanya karena penyerapan karbon dioksida, tetapi juga oleh
pemberian air. Melalui serangkaian eksperimen inilah akhirnya para ahli berhasil menggambarkan
persamaan umum dari fotosintesis yang menghasilkan makanan seperti glukosa (Wikipedia, 2012).
Fotosistem ada dua macam, yaitu fotosistem I dan fotosistem II. Fotosistem I tersusun oleh
klorifil a dan klorifil b dengan perbandingan 12:1 dan tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada
panjang gelombang 700 nm. Pada fotosistem II perbandingan klorofil a dan klorofil b yaitu 1:2 dan
tereksitasi secara maksimum oleh cahaya pada panjang gelombang 680 nm (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan H2O)
dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam
bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO2 menjadi glukosa. Maka
persamaan reaksinya dapat dituliskan (Wikipedia, 2012) :
6CO2 + 6H2O cahaya matahari + klorofil C6H12O6 + 6O2 + Energi
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan jumlah mol O2
yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia
fotosintesis (Syamsuri, 2000).
Hingga sekarang fotosintesis masih terus dipelajari karena masih ada sejumlah tahap yang
belum bisa dijelaskan, meskipun sudah sangat banyak yang diketahui tentang proses vital ini. Proses
fotosintesis sangat kompleks karena melibatkan semua cabang ilmu pengetahuan alam utama, seperti
fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada tumbuhan, organ utama tempat berlangsungnya
fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk
melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian
stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih
dahulu. Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi
terang yang memerlukan cahaya dan reaksi gelap yang tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan
karbon dioksida (Wikipedia, 2012).
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di dalam
stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan menghasilkan
oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan
dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh
dari reaksi terang (Wikipedia, 2012).
Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan untuk
mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua radiasi
matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan tumbuhan untuk
proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran cahaya tampak (Wikipedia,
2012).
2. Cahaya
Bagi manusia dan hewan cahaya matahari berfungsi sebagai penerang. Sedangkan bagi tumbuhan
dan organisme berklorofil, cahaya matahari dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam proses
fotosintesis. Dalam proses ini energi cahaya diperlukan untuk berlangsungnya penyatuan CO dan air
untuk membentuk karbohidrat.

3. Hydrilla
Hydrilla (Esthwaite rumput air atauHydrilla) adalah genus tanaman air, biasanya hanya satu
spesies, Hydrilla verticillata, meskipun beberapa ahli botani membaginya dalam beberapa spesies.
Hydrilla dapat tumbuh dalam berbagai kondisi, termasuk cahaya rendah, atau masih mengalir air,
dangkal atau mendalam. Hydrilla adalah tanaman produktif dalam air yang dapat tumbuh dengan cepat
dan dapat berkembang dalam air dari beberapa sentimeter sampai 20 meter. Daun kecil (1 / 2 - 3 / 4
inci) berbentuk segitiga-lancip yang berada di ulir dari 4-8 daun di sepanjang batang dengan lebar
masing-masing daun 5-20 mm dan panjang lebar 0,7-2 mm. Tidak seperti tanaman air asli, daun
Hydrilla memiliki tepi bergerigi atau duri kecil menonjol dan seperti gundukan di sepanjang pelepah
di bagian bawah. Hydrilla biasanya hijau, tapi karena berada di bawah sinar matahari menjadi kuning
atau coklat. Batang bercabang banyak dekat permukaan dan tumbuh secara horisontal, membentuk
tikar padat vegetasi. Umbi kecil ada di dasar akar tanaman. Pelepah daun Hydrilla sering kemerahan
jika segar. Tanaman air ini termasuk monoecious, yaitu bunga jantan dan betina diproduksi secara
terpisah di sebuah tanaman tunggal. Bunga-bunga kecil dengan tiga sepal dan tiga kelopak, panjang
kelopak 3-5 mm, transparan dengan garis-garis merah. Tetapi ada pula yang termasuk dioecious, yaitu
tumbuhan yang terdiri dari hanya tumbuhan androecious (bunga hanya mempunyai stamen atau
benang sari saja, dan disebut bunga jantan) dan Ginoecious (bunga hanya mempunyai karpel atau putik
saja dan disebut bunga betina).

4. Factor factor penentu laju proses fotosintesis


Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya. Semakin rendah intensitas cahaya, semakin rendah
laju fotosintesis karena energi yang diserap tidak mencukupi untuk fotosintesis.
Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya.
Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi
enzim.
Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan karbon
dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar fotosintat
bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.
Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang
berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan berkecambah
memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

2.3 Percobaan Ingenhousz


Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis
merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan
menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz
melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang
berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi
air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul
gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).
Proses atau Reaksi fotosintesis ada dua, yaitu
Reaksi terang
Berlangsung di dalam membran tilakoid di grana. Grana adalah struktur bentukan membran
tilakoid yang terbentuk dalam stroma, yaitu salah satu ruangan dalam kloroplas. Di dalam grana
terdapat klorofil, yaitu pigmen yang berperan dalam fotosintesis. Reaksi terang di sebut juga fotolisis
karena proses penyerapan energi cahaya dan penguraian molekul air menjadi oksigen dan hidrogen.

Reaksi gelap
Berlangsung di dalam stroma. Reaksi yang membentuk gula dari bahan dasar CO2 yang
diperoleh dari udara dan energi yang diperoleh dari reaksi terang.
Tidak membutuhkan cahaya matahari, tetapi tidak dapat berlangsung jika belum terjadi siklus terang
karena energi yang dipakai berasal dari reaksi terang.

2.2 Percobaan Sachs


Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas timah
kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkohol dan ditetesi dengan iodium. Ia
menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah menandakan
adanya amilum (Malcome, 1990).
Pada uji Sachs ini bertujuan melakukan uji apakah tanpa cahaya daun tidak berfotosintesis.
Percobaan ini berdasar pada ciri hidup yang hanya dimiliki oleh tumbuhan hijau yaitu kemampuan
dalam menggunakan karbon dioksida dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta
direspirasikan /dessimilasi bahan organik dalam tubuhnya sehingga zat organik itu bisa digunakan
untuk aktivitas makhluk hidup (Malcome, 1990).
BAB III
METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu Penelitian


Waktu : 10.30 12.00 WIB
Hari, tanggal : Kamis, 5 Oktober 2017
Tempat : laboratorium biologi SMA N 1 Petir

3.2 Variabel Penelitian


Percobaan Ingenhousz
Variable bebas : tempat gelap, tempat terang, plastic merah
Variable terikat : banyak gelembung
Variabel control : Hydrilla verticillata

Percobaan Sach
Variable bebas :
Variable terikat : warna daun
Variabel control :

3.3 Alat Dan Bahan


1. ALAT
Gelas ukur Korek api Kerikil
Plastik es Pinset Ember
Plastic merah Kardus Stopwatch
Karet Corong Kaki tiga
Lidi Tabung reaksi Bunsen

2. BAHAN
Hydrilla
Air
Kertas timah
Alkohol

3.4 Cara Kerja


3.4.1 Percobaan Sachs
1. Menutup sebagian dari permukaan daun mangga dengan menggunakan kertas timah (aluminium
foil) dan menjepit rapat daun tersebut dengan menggunakan paper clip. Melakukan proses ini saat
permukaan daun belum terkena sinar matahari
2. Memetik daun percobaan tersebut dan memasukkan atau mencelupkan ke dalam air mendidih
selama 15- 30 menit hingga daun tersebut menjadi layu
3. Mengangkat daun tersebut menggunakan penjepit dan mencelupkannya kedalam alcohol
4. Mengangkat daun tersebut dan mencelupkannya kembali kedalam larutan JKJ, selanjutnya
mengangkat kembali daun tersebut dan membilasnya dengan menggunakan air yang mengalir agar
sisa larutan JKJ hilang
5. Mengamati perubahan warna pada daun
Keterangan gambar:
a. Memasukkan daun ke dalam air mendidih selama 15-30 menit
b. Memasukkan daun ke dalam larutan alcohol selama 3 menit
c. Memasukkan daun ke dalam indicator JKJ selama 5 menit

3.4.2 Percobaan Ingenhousz


Percobaan pertama (tempat terang menggunakan gelas ukur)

1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.


3. Memasukkan tanaman hydrilla ke dalam corong. Diusahakan agar tanaman hydrilla tidak keluar dari
corong.
4. Menutup bagian tabung corong dengan tabung reaksi.
5. Memasukkan kerikil ke dalam gelas kimia untuk menjaga keseimbangan dari corong yang telah diisi
dengan hydrilla.
6. Memasukkan gelas kimia ke dalam ember yang berisi air, diikuti dengan memasukkan corong yang di
dalamnya berisi tanaman hydrilla ke dalam gelas kimia tersebut. Selanjutnya tutup bagian tabung
corong dengan tabung reaksi, diusahakan tidak terbentuk ruang udara.
7. Meletakkan gelas kimia di tempat yang terbuka (terkena sinar matahari langsung).
8. Menunggu hingga muncul gelembung-gelembung udara yang tampak pada tabung reaksi.
9. Mengamati dan mencatat banyaknya gelembung yang muncul lalu memasukkan data ke tabel.
10. Setelah banyak rongga udara yang terbentuk di tabung reaksi, lalu angkat tabung reaksi perlahan dan
tutup rapat agar gas di dalamnya tidak keluar.
11. Memasukkan bara api dari lidi ke atas mulut masing-masing tabung reaksi dan melihat apa yang
terjadi. Ini dilakukan untuk membuktikan ada atau tidaknya oksigen.
12. Mencatat hasil pengamatan.

Percobaan kedua (tempat terang menggunakan plastic merah dan tempat gelap tidak di bungkus)
1. Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan, terutama hidrila yang sudah dipotong dengan panjang
6 cm sebanyak 6 buah.
2. Masukkan hidrila ke dalam plastik.
3. Masukkan air secukupnya ke dalam plastik yang sudah berisi hidrila.
4. Kemudian keseluruhan diikat dengan karet
5. Setelah itu, masukkan plastik yang telah diikat ke dalam kresek dengan warna merah (satu plastik
tidak perlu dimasukkan ke dalam kresek, tetapi dimasukkan ke dalam kardus dan diletakkan di tempat
yang gelap).
6. Lalu jemur di bawah matahari.
7. Tunggu hingga mencapai waktu yang diinginkan.
8. Amati banyaknya gelembung yang muncul.
9. Setelah mencapai waktu yang diinginkan, gunakan korek api untuk membakar lidi.
10. Kemudian tusuk plastik tepat dimana terdapat gelembung, lalu amati apa yang terjadi.
11. Mencatat hasil pengamatan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Hasil percobaan Sachs
Table 1: Hasil Percobaan Sachs
KETERANGAN
NO PERLAKUAN GAMBAR
Ditutup Tidak ditutup

Bekas tertutup Berwarna hijau


1. Berwarna hijau tua
aluminium foil muda

Direndam dalam
Berwarna hijau
2. air mendidih Berwarna hijau tua layu
muda layu
(15-30 menit)

Direndam dalam
Berwarna hijau
3. alkohol mendidih Berwarna hijau tua kekuningan
muda kekuningan
(3 menit)

Direndam dalam Berwarna hijau


Berwarna hijau agak
4. larutan JKJ muda
kehitaman
(5 menit) kecoklatan

4.1.2 Hasil percobaan Ingenhousz


Table 2: Hasil Percobaan Ingenhousz
NO Perlakuan Banyak gelembung
1 menit ke 1 1menit ke 2 Rata rata
1. Tempat terang (gelas ukur) 60 100 80
2. Tempat terang (di bungkus plastic merah)
3. , Temapat gelap
4.2 Pembahasan
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa
yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara,
karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Adapun persamaan reaksi
fotosintesis yaitu (Wikipedia, 2012) :
6CO2 + 6H2O cahaya matahari + klorofil C6H12O6 + 6O2 + Energi

Pada dasarnya, rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi
terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan
karbon dioksida). Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi
di dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2).
Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang membentuk gula dari bahan dasar
CO2 dan energi (ATP dan NADPH). Energi yang digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari
reaksi terang. Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan
untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula.

4.2.1 Percobaan Ingenhousz


A. Tempat terang menggunakan gelas ukur/kimia
Pada perlakuan ini gelas kimia yang telah berisi corong, Hydrilla verticillata, kerikil, tabung
reaksi yang sudah dirangkai diisi dengan air dengan cara menenggelamkan ke dalam sebuah ember
dan tidak boleh ada udara luar yang masuk ke dalam tabung. Kemudian diletakkan di tempat yang
terang terkena matahari langsung kemudian mengamati gelembung yang dihasilkan dari perlakuan
tersebut. Pada 1 menit pertama gelembung yang dihasilkan sebanyak 60 gelembung. Pada 1 menit
kedua gelembung yang dihasilkan bertambah sebanyak 100. Hal tersebut menandakan proses
fotosintesis berlangsung pada tanaman yang ditempatkan di tempat yang terang. Jadi proses
fotosintesis memerlukan cahaya matahari. Dari hasil yang didapat juga membuktikan bahwa pada
percobaan ini menghasilkan oksigen ditandai dengan munculnya gelembung gelembung udara yang
ada di dalam tabung. Semakin lama waktu yang digunakan, oksigen yang dihasilkan semakin banyak.

Dari hasil percobaan, tanaman Hydrilla verticillata pada corong mengeluarkan gelembung-
gelembung udara. Gelembung-gelembung ini terkumpul pada dasar tabung reaksi yang dalam keadaan
terbalik, sehingga membentuk rongga udara. Gas yang terkumpul ini akan diuji coba dengan
menggunakan bara api dari lidi. Seperti yang diketahui, api dapat menyala jika ada oksigen
disekitarnya. Untuk membuktikan apakah gelembung udara yang terkumpul tersebut mengandung
oksigen, maka praktikan memasukkan bara api dari lidi ke mulut tabung reaksi. Ketika bara api dari
lidi dimasukkan, ternyata bara api tersebut menyala. Hal tersebut membuktikan bahwa dalam proses
fotosintesis gas yang dihasilkan adalah oksigen. Ini ditunjukan dengan menyalanya bara api yang
didekatkan dengan mulut tabung reaksi yang berisi gas hasil dari fotosintesis.

B. Tempat terang di bungkus plastic merah


Nyala api yang dihasilkan pada percobaan itu merupakan gas oksigen/O2. Gas ini terbentuk
karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi gas oksigen yang akan muncul berupa
gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi sebagai berikut: 2H2O 4H+ + O2
Dari hasil percobaan, hidrila dalam plastik mengeluarkan gas oksigen. Gas oksigen ini
terkumpul sehingga membentuk rongga udara. Gas yang terkumpul ini akan diuji coba dengan
menggunakan bara api. Seperti yang diketahui, api dapat menyala jika ada oksigen disekitarnya. Untuk
membuktikan apakah percobaan ini menghasilkan oksigen, maka praktikan menyalakan korek gas dan
kemudian membakar lidi lalu menggunakan lidi tersebut untuk menangkap oksigen pada gelembung-
gelembung. Tampak bahwa ternyata dalam gelembung tersebut ada nyala api. Hal tersebut
membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis gas yang dihasilkan adalah oksigen. Ini ditunjukan
dengan menyalanya api pada gelembung berisi gas hasil dari fotosintesis.

4.2.2 Percobaan Sachs


Percobaan Sachs bertujuan untuk membuktikan bahwa di dalam proses fotosintesis dihasilkan
glukosa, dalam percobaan ini menggunakan daun mangga (Mangifera indica). Percobaan ini dimulai
dengan membungkus daun mangga selama 6 hari (dibungkus sebelum jam 06.00). adapun warna pada
daun tersebut setelah dibungkus menggunakan aluminium foil adalah berwarna hijau muda pada
bagian yang tertutup sedangkan pada bagian yang terbuka berwarna hijau tua. Adapun tujuan
membungkus daun mangga dengan aluminium foil adalah agar daun yang tertutup tidak terkena sinar
matahari sehingga proses fotosintesis tidak dapat berlangsung
Kemudian daun tersebut dimasukkan kedalam air panas selama 15-30 menit, hal ini bertujuan
untuk mematikan/ membuat layu sel- sel pada daun. Setelah diangkat ternyata yang ditutup dengan
aluminium foil berwarna hijau muda layu sedangkan yang tidak dibungkus berwarna hijau tua layu.
Selanjutnya daun tersebut kemudian dimasukkan ke dalam alkohol mendidih selama 3 menit,
hal ini bertujuan agar klorofil pada daun dapat larut. Adapun perubahan warna pada daun setelah
diangkat yaitu daun yang dibungkus berwarna hijau muda kekuningan sedangkan yang tidak
dibungkus berwarna hijau tua kekuningan
Selanjutnya daun kemudian dimasukkan kembali ke dalam larutan JKJ (Jodium, Kalium,
Iodida) selama 5 menit yang berfungsi sebagai indikator untuk menentukan apakah pada daun terdapat
amilum/ glukosa atau tidak. Dan setelah daun diangkat ternyata daun yang dibungkus dengan
aluminium foil berubah warna kembali menjadi hijau muda kecoklatan, sedangkan yang tidak
dibungkus berwarna hijau tua agak kehitaman
Dari hasil percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa pada daun yang dibungkus dengan kerta
aluminium foil tidak mengandung glukosa/ amilum karena dalam hal ini tidak berlangsung proses
fotosintesis karena tidak tersedia sinar matahari, sedangkan pada daun yang tidak dibungkus terlihat
bahwa indikator JKJ menunjukkan adanya warna kehitaman, dalam hal ini menunjukkan akan adanya
glukosa/ amilum pada daun yang tidak terbungkus.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan Sachs dapat disimpulkan bahwa dalam proses fotosintesis dihasilkan glukosa/
amilum.
2. Dari hasil percobaan Ingenhousz dapat disimpulkan bahwa dalam proses fotosintesis dilepaskan
oksigen. Hasil dari fotosintesis adalah glukosa dan oksigen. Glukosa disimpan di dalam daun, batang
maupun akar. Sedangkan oksigen akan dihembuskan keluar. Oksigen dapat dilihat dari gelembung
gelembung yang keluar dalam air. Factor yang mempengaruhi laju fotosintesis adalah intensitas dan
warna cahaya. Semakin banyak cahaya maka semakin cepat laju fotosintesisnya.
Terbukti bahwa dalam proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen. Ini ditunjukan dengan
menyalanya bara api yang didekatkan dengan mulut tabung reaksi yang berisi gas hasil dari
fotosintesis.
Faktor intensitas cahaya yang terang (cukup/optimal) akan membuat proses fotosintesis
menjadi cepat tetapi bila cahaya yang tersedia sedikit, proses fotosintesis menjadi lambat.
Faktor kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis berjalan dengan
cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari proses fotosintesis. Suhu, intensitas cahaya, dan kadar
karbon dioksida yang tersedia berpengaruh terhadap kecepatan proses fotosintesis.

5.2 Saran
Dalam melakukan penelitian harus cermat, usahakan saat pada perlakuan di tempat gelap harus
dipastikan tidak ada cahaya. Percobaan ini memerlukan pengamatan yang teliti dan harus benar-
benar diperhatikan, terlebih lagi saat memperhatikan gelembung udara yang dihasilkan dari proses
fotosintesis, pengisian air ke dalam rangkaian alat sebaiknya dilakukan dengan cepat sehingga tidak
ada udara di dalam tabung reaksi. Disamping itu, agar proses pembuktian adanya karbohidrat pada
daun yang melakukan fotosintesis dapat berhasil maka diperlukan ketelitian saat membungkus daun
mangga dengan aluminium foil agar daun betul-betul tidak mendapatkan cahaya matahari saat
dibungkus.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, A. 1984. Ringkasan Biologi. Ganeca Exact. Bandung.


Dwidjoseputro. 1986. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J. W. 1993. Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Malcome. B. W. 1990. Fisiologi Tanaman. Bumi Aksara. Bandung.
Simbolon, Hubu dkk. 1989. Biologi Jilid 3. Erlangga. Jakarta.
Syamsuri. I. 2000. Biologi. Erlangga. Jakarta.
Wikipedia, 2012. Fotosintesis. www.wikipedia.org/wiki. diakses pada tanggal 3 Oktober 2012,
pukul 01.00 wita.
http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_bikarbonat
http://vidaraesa-uinsuka.blogspot.com/2013/11/laporan-hasil-praktikum-biologi.html
D.A Pratiwi, Dkk.2012. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta : erlangga

Anda mungkin juga menyukai