Ingenhousz
Disusun Oleh :
Fajar Pramesti (09/XII IPA 2)
Muhammad Sidiq Prabowo (21/XII IPA 2)
Siska Sulistyaningrum (31/XII IPA 2)
SMA N 1 BANTUL
Jalan KHA. Wakhid Hasyim 99 Bantul Yogyakarta
Tema
Pembuktian bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen
Dasar Teori
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya harus melakukan suatu proses yang dinamakan proses sintesis
karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan
menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan
tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari tumbuhan tidak akan mampu
melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan kloropil yang berada didalam daun tidak
dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya
matahari (Dwidjoseputro, 1986).
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu
glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat
hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir
semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya
fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof
(Kimball, 2002).
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis
karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi
Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis,
yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang. Meskipun masih ada langkah-langkah dalam
fotosintesis yang belum dipahami, persamaan umum fotosintesis telah diketahui sejak tahun
1800-an. Pada awal tahun 1600-an, seorang dokter dan ahli kimia, Jan van Helmont, seorang
Flandria (sekarang bagian dari Belgia), melakukan percobaan untuk mengetahui faktor apa
yang menyebabkan massa tumbuhan bertambah dari waktu ke waktu. Dari penelitiannya,
Helmont menyimpulkan bahwa massa tumbuhan bertambah hanya karena pemberian air.
Namun, pada tahun 1727, ahli botani Inggris, Stephen Hales berhipotesis bahwa pasti ada
faktor lain selain air yang berperan. Ia mengemukakan bahwa sebagian makanan tumbuhan
berasal dari atmosfer dan cahaya yang terlibat dalam proses tertentu. Pada saat itu belum
diketahui bahwa udara mengandung unsur gas yang berlainan (Wikipedia, 2012).
Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta berkebangsaan
Inggris, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples
terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila
ia meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua
percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples
itu dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah
dirusak oleh lilin tersebut dapat dipulihkan oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa
tikus dapat tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan
(Salisbury, 1992).
Pada tahun 1778, Jan Ingenhousz, dokter kerajaan Austria, mengulangi eksperimen
Priestley. Ia memperlihatkan bahwa cahaya matahari berpengaruh pada tumbuhan sehingga
dapat "memulihkan" udara yang "rusak".
'mengotori udara' pada keadaan gelap sehingga ia lalu menyarankan agar tumbuhan
dikeluarkan dari rumah pada malam hari untuk mencegah kemungkinan meracuni
penghuninya (Wikipedia, 2012).
Akhirnya di tahun 1782, Jean Senebier, seorang pastor Perancis, menunjukkan bahwa
udara yang dipulihkan dan merusak itu adalah karbon dioksida yang diserap oleh
tumbuhan dalam fotosintesis.
pengetahuan alam utama, seperti fisika, kimia, maupun biologi sendiri. Pada tumbuhan,
organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Namun secara umum, semua
sel yang memiliki kloroplas berpotensi untuk melangsungkan reaksi ini. Di organel inilah
tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian stroma. Hasil fotosintesis (disebut
fotosintat) biasanya dikirim ke jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya,
rangkaian reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi terang yang
memerlukan cahaya dan reaksi gelap yang tidak memerlukan cahaya tetapi memerlukan
karbon dioksida (Wikipedia, 2012).
Reaksi terang terjadi pada grana (tunggal: granum), sedangkan reaksi gelap terjadi di
dalam stroma. Dalam reaksi terang, terjadi konversi energi cahaya menjadi energi kimia dan
menghasilkan oksigen (O2). Sedangkan dalam reaksi gelap terjadi seri reaksi siklik yang
membentuk gula dari bahan dasar CO2 dan energi (ATP dan NADPH).
Energi yang
digunakan dalam reaksi gelap ini diperoleh dari reaksi terang (Wikipedia, 2012).
Pada proses reaksi gelap tidak dibutuhkan cahaya matahari. Reaksi gelap bertujuan
untuk mengubah senyawa yang mengandung atom karbon menjadi molekul gula. Dari semua
radiasi matahari yang dipancarkan, hanya panjang gelombang tertentu yang dimanfaatkan
tumbuhan untuk proses fotosintesis, yaitu panjang gelombang yang berada pada kisaran
cahaya tampak (Wikipedia, 2012).
Tujuan Penelitian
a. Mengamati dan mengetahui faktor yang mempengaruhi fotosintesis
b. Mengamati zat yang dihasilkan dari peristiwa fotosintesis
Alat dan Bahan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Tabel Pengamatan
Perlakuan
a. Tempat teduh
b. Cahaya langsung
c. Cahaya langsung + air hangat
d. Cahaya langsung + es
e. Cahaya langsung + 2,5gr NaHCO3
*
) Bubuhkan tanda
Waktu
5 menit
5 menit
5 menit
5 menit
5 menit
+ bila sedikit
Suhu
26oC
25oC
40oC
10oC
28oC
Gelembung udara*)
+
+++
+
++++
++ bila sedang
Pembahasan
Pada percobaan tentang proses fotosintesis, Hydrilla verticillata dengan panjang yang
telah ditentukan dimasukkan ke dalam corong kaca yang ditutup dengan tabung reaksi dan
kemudian ke dalam beaker glass yang berisi air sampai penuh, apabila dilakukan perlakuan
dengan memberikan cahaya pada Hydrilla verticillata tersebut akan menghasilkan
gelembung udara yang banyak, sedangkan apabila diberi perlakuan dengan ditempatkan pada
tempat yang tidak terdapat cahaya dengan lama pengamatan yang sama, maka Hydrilla
verticillata yang direndam akan mengeluarkan gelembung udara dalam jumlah yang relatif
sangat sedikit bahkan sampai tidak mengeluarkan gelembung udara. Percobaan yang
ditambah larutan NaHCO3 ternyata dapat mempercepat laju fotosintesis. Fungsi larutan
NaHCO3 disini sebagai katalisator dalam reaksi fotosintesis.
Gelembung yang dihasilkan pada percobaan itu merupakan gas oksigen/O2. Gas ini
terbentuk karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi gas oksigen yang akan muncul
berupa gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
2H2O 4H+ + O2
Dari persamaan tersebut nampak dihasilkan molekul gas O2 dari penguraian air.
Pada percobaan yang diletakkan di tempat dengan intensitas cahaya rendah, proses
fotosintesisnya ternyata lambat (diketahui dari sedikitnya jumlah gelembung yang
dihasilkan). Hal ini terjadi karena walaupun di dalam air terdapat CO2 terlarut tetapi energi
yang tersedia (cahaya) untuk melakuan proses fotosintesis oleh hydrilla sangat sedikit.
Sehingga, walaupun ada bahan baku, tetapi bila energi untuk mengolah tidak ada maka tidak
akan terbentuk hasil.
Pada percobaan B dengan kondisi normal (tempat terkena cahaya matahari langsung),
proses fotosintesis berjalan cepat karena pada air sebenarnya telah terdapat sejumlah CO 2
terlarut dan mendapat energi yang banyak untuk melakukan proses fotosintesis tersebut. Akan
tetapi jumlah gelembung yang terbentuk tidak sebanyak pada percobaan yang diberikan
NaHCO3. Hal ini disebabkan, walaupun keduanya sama sama memiliki energi untuk
produksi yang melimpah tetapi jumlah bahan baku yang tersedia tidak sama.
Pada percobaan C, yaitu penambahan air hangat dihasilkan gelembung yang cukup
banyak, hal ini disebabkan semakin tinggi suhu airnya, maka laju fotosintesis akan semakin
cepat. Tetapi, tentu saja terdapat batas suhu, suhu yang terlalu tinggi justru akan
menyebabkan tanaman tersebut mati.
Pada percobaan D yang diletakkan di tempat terang dan ke dalamnya ditambahkan es
batu, ternyata gas yang terbentuk sangat sedikit, artinya proses fotosintesis pada gelas kimia
D berjalan sangat lambat. Hal ini terjadi karena pada suhu yang rendah enzim enzim
banyak yang tidak aktif sehingga banyak reaksi kimia yang dialamikan oleh enzim menjadi
lambat sekali.
Diantara perlakuan (a) dan (b) yang paling banyak mengandung gelembung udara
adalah perlakuan (b). Hal yang membedakan antara perlakuan (a) dan (b) adalah
tempat percobaan. Perlakuan (a) dilakukan di dalam ruangan sedangkan perlakuan (b)
dilakukan di lapangan yang dikenai cahaya langsung. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
yang dapat menghasilkan gelembung udara adalah perlakuan yang ditempatkan di
lapangan terbuka yang dikenai cahaya langsung.
3. Jika dibandingkan antara perlakuan (b), (c), dan (d) adakah pengaruh suhu terhadap
laju fotosintesis? Jelaskan!
Ada. Dari hasil pengamatan, diantara perlakuan (b), (c), dan (d) yang menghasilkan
banyak gelembung adalah perlakuan (c) yaitu dengan penambahan air hangat.
Penambahan air hangat akan mengakibatkan suhu air meningkat. Sedangkan laju
fotosintesis akan semakin cepat. Tetapi, tentu saja terdapat batas suhu, suhu yang
terlalu tinggi justru akan menyebabkan tanaman tersebut mati. Sedangkan pada
perlakuan (b) kondisi normal (tempat terkena cahaya matahari langsung), proses
fotosintesis berjalan cepat karena pada air sebenarnya telah terdapat sejumlah CO 2
terlarut dan mendapat energi yang banyak untuk melakukan proses fotosintesis
tersebut. Sedangkan pada perlakuan (d) yang diletakkan di tempat terang dan ke
dalamnya ditambahkan es batu, ternyata gas yang terbentuk sedikit, artinya proses
fotosintesis pada gelas kimia D berjalan sangat lambat. Hal ini terjadi karena pada
suhu yang rendah enzim enzim banyak yang tidak aktif sehingga banyak reaksi
kimia yang dialamikan oleh enzim menjadi lambat sekali.
4. Apakah tujuan penambahan NaHCO3 pada perlakuan (e)? Jelaskan berdasarkan hasil
percobaan setelah dibandingkan dengan perlakuan (b)!
Penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan untuk menambah kandungan CO2 yang
terdapat dalam air, dengan persamaan reaksi sebagai berikut :
NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 + H2O
Fungsi larutan NaHCO3 disini sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis. Gelas kimia
yang diberi larutan NaHCO3 jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi, di samping itu
gelas kimia tersebut juga diletakkan di tempat yang terang (banyak energi untuk
berfotosintesis). Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena
disamping bahan baku tersedia banyak, energi untuk mengolahnya menjadi sejumlah
produk juga melimpah, sehingga proses produksi (reaksi) yang berjalan dalam waktu
5 menit mendapatkan hasil yang banyak (gas O 2 pada dasar tabung reaksi). Sedangkan
jika dibandingkan dengan perlakuan (b), yang menyebabkan perlakuan (b) hanya
menghasilkan gelembung udara yang sedikit adalah walaupun keduanya sama sama
memiliki energi untuk produksi yang melimpah tetapi jumlah bahan baku yang
tersedia tidak sama.
5. Gelembung gas apakah yang dihasilkan dari percobaan tersebut? Bagaimana cara
membuktikannya?
Gelembung gas yang dihasilkan pada percobaan tersebut adalah O 2 (oksigen). Cara
pembuktiannya adalah dengan memasukkan bara api, maka bara api itu akan tetap
menyala.
6. Faktor apakah yang mempengaruhi kecepatan fotosintesis?
Yang mempengaruhi proses fotosintesis pada percobaan ini adalah:
1. cahaya
2. karbondioksida
3. suhu / temperatur
Kesimpulan
1. Terbukti bahwa dalam proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen. Ini ditunjukan
dengan menyalanya bara api yang didekatkan dengan mulut tabung reaksi yang berisi
gas hasil dari fotosintesis.
2. Faktor suhu yang rendah akan memperlambat terjadinya proses fotosintesis. Hal ini
bukan berarti suhu yang sangat tinggi akan membuat proses fotosintesis menjadi
cepat, justru tanamannya akan mati. Suhu yang optimallah yang akan membuat proses
fotosintesis menjadi maksimal.
3. Faktor intensitas cahaya yang terang (cukup/optimal) akan membuat proses
fotosintesis menjadi cepat tetapi bila cahaya yang tersedia sedikit, proses fotosintesis
menjadi lambat.
4. Faktor kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis
berjalan dengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari proses fotosintesis.
5. Suhu, intensitas cahaya, dan kadar karbon dioksida yang tersedia berpengaruh
terhadap kecepatan proses fotosintesis.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.deyasmadani.blogspot.com/2010/04/percobaan-ingenhousz.html
http://briwidi.blogspot.com/2012/11/percobaan-pada-tanaman-hydrilla.html
http://rieckasmadani.blogspot.com/2010/04/laporan-fotosintesis-tanaman-hydrilla.html
http://asfarsyafar.blogspot.com/2013/10/laporan-praktikum-biologi-dasar_10.html
http://meinblog456.blogspot.com/2013/10/laporan-biologi-reaksi-terang.html
http://www.praktikumbiologi.com/2011/08/praktikum-fotosintesis-ingenhousz.html
http://humanosinalma.blogspot.com/2013/04/laporan-fotosintesis-hydrilla.html