Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN


FOTOSINTESIS 1

KELOMPOK 1

Kelas : BIOLOGI E 2019


Nama Kelompok
Elsa Aprilia Ningrum (19308141046)
Desti Rahmadian (19308144003)
Winda Pramita (19308144006)
Tantri Ayu Ratnasari (19308144015)
Hapsari Sindhu Pawitra (19308144021)

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
A. Latar Belakang
Tumbuhan tingkat tinggi umumnya tergolong pada organisme autrotof, yaitu makhluk
yang dapat mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik
yang baku adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari fotosintesis.
Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi kimia dalam bentuk ATP dan
NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO 2 menjadi glukosa
(Kimball, 2002).
Praktikum kali ini akan melakukan percobaan tentang fotosintesis. Fotosintesis adalah
suatu proses biologi kompleks. Proses fotosintesis menggunakan energi cahaya yang dapat
dimanfaatkan oleh klorofil yng terdapat di dalam kloroplas. Fotosintesis memerlukan CO 2
dan H2O sebagai bahan untuk menghasilkan karbohidrat dan melepaskan oksigen.
Karbohidrat mantap yang pertama kali terbentuk adalah glukosa. Proses ini dipengaruhi
oleh bermacam-macam faktor seperti suhu, cahaya, kadar oksigen, kadar H2O/air, unsur
hara dan unsur daun (Kimball, 1999).
Selain cahaya matahari, proses fotosintesis juga membutuhkan karbondioksida dan air.
Untuk itu dari percobaan ini praktikan ingin membuktikan bahwa intensitas cahaya dan
penambahan substrat dapat mempengaruhi laju fotosintesis suatu tumbuhan.

B. Tujuan
1. Mengetahui hubungan intensitas dengan laju fotosintesis
2. Mengetahui pengaruh penambahan substrat terhadap laju fotosintesis

C. Dasar Teori
Fotosintesis merupakan suatu proses dimana terjadi sintesa karbohidrat tertentu
darikarbondioksida dan air yang dilakukan oleh sel-sel yang berklorofil dengan
adanyacahaya matahari dan di hasilkan atau dibebaskan gas oksigen. Proses fotosintesis
jugadinamakan asimulasi karbon, salah satu kemampuan tumbuhan hijau ada
memanfaatkan zat karbon udara untuk diubah menjadi bahan organik bila tersedia cahaya
yang cukup. Secara umum persamaan reaksi kimia pada pristiwa pada fotosintesis dapat
dituliskansebagai berikut:
6CO2 + 12H2O cahaya matahari + klorofil C6H12O6 + 6O2 + 6H2O + Energi
Berdasarkan reaksi fotosintesis di atas, CO2 dan H2O merupakan substrat dalam
reaksi fotosintesis dan dengan bantuan cahaya matahari serta pigmen fotosintesis

1
(klorofil) akan menghasilkan karbondioksida dan melepaskan oksigen (Ai, 2012: 28-34).
Organ utama tumbuhan tempat berlangsungnya fotosintesis adalah daun. Tumbuhan
menangkap cahaya menggunakan pigmen yang disebut klorofil yang memebri warna
hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebut kloroplas, dimana
fotosintesis berlangsung tepatnya pada bagian stroma. Meskipun seluruh bagian
tumbuhan yang berwarna hijau mengandung kloroplas, namun sebagian besar energi
yang dihasilkan di daun (Pertamawati, 2010: 31-37).
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol CO 2 yang
dilepaskandan jumlah mol O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia
respirasi merupakan kebalikan dari reaksi kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000).
Fotosintesis merupakan proses pembakaran dalam tubuh tanaman yang akan
menghasilkan oksigen yang berfungsi untuk proses pernapasan pada manusia oleh karena
itu manusia tidak dapat terlepas dari tumbuhan karena apabila tidak ada tumbuhan maka
tidak akan ada udara untuk pernapasan manusia. Oleh karena itu manusia tidak bisa
terlepas dari lingkungan untuk kebutuhan hidupnya (Odum, 1967).
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas
menyerap energi cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi energi kimia yang
disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang diserap merupakan energi
kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut
transpot elektron. Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang akan dipecah (fotolisis)
menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini
bergabung dengan senyawa aseptor elektron NADP+ (nikotinamide adenosine
dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. Beberapa proton bergerak melalui
membran kloroplas, dan energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat).
NADPH dan ATP adalah komponen yang masuk ke dalamreaksi gelap (siklus Calvin),
yang merubah molekul CO2 menjadi molekul gula berantai karobon tiga. energi kimiahasil
konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut
(Malcome, 1990). Menurut Hasni (2014: 56-116), salah satu metode eksperimen untuk
mengetahui proses fotosintesis adalah dengan menggunakan percobaan Ingenhousz.
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz.
Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan
fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun

2
tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan
Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan
corong terbalik dan di atasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian
bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari
tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).
Zat-zat yang dipakai dan dihasilkan oleh proses fotesintesis melibatkan setidaknya
2 (dua) proses yang amat berbeda menjadi jelas setelah dilakukannya percobaan.
Tumbuhan air yang hijau, Hydrilla sp. merupakan organisme uji percobaan. Bila sepotong
tumbuhan itu ditempatkan terbalik didalam larutan encer NaHCO3 (yang merupakan
sumber CO2), diterangi dengan lampu senter maka gelembung oksigen akan segera
dikeluarkan dari bagian potong tangkainya. Karena laju fotosintesis tidak meningkatnya
penyinaran, maka Blackman mengambil kesimpulan bahwa paling tidakada dua proses
berlainan yang terlibat: satu, suatu reaksi yang memerlukan cahaya dan yang satu lagi
reksi yang tidak memerlukan cahaya. Yang terakhir dinamai “reaksi gelap” walau dapat
berlangsung terus dalam terang. Blackman berteori bahwa pada Intensitas cahaya sedang
“reaksi terang” membatasi atau melajukan seluruh proses (Kimball, 1993).
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :
1. Intensitas cahaya.
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2. Konsentrasi karbon dioksida
Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yangdapat
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja
padasuhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring
denganmeningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.
5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik.Bila
kadar fotointat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang (Kimball, 2002)

3
D. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Beaker gelas besar ( 1 buah )
b. Tabung reaksi ( 1 buah )
c. Corong gelas ( 1 buah )
d. Kawat penyangga ( 3 buah )
e. Luxmeter ( 1 buah )
f. Stopwatch ( 1 buah )
g. Alat dokumentasi ( 1 buah )
h. Alat tulis (1 buah )
2. Bahan
a. Tanaman Hydrilla sp. ( 3 tangkai )
b. Air ( 1,5 liter )
c. Benang ( 1 meter )
d. NaHCO3 ( 10 ml )

E. Langkah Kerja
1. Alat dan bahan dirakit sesuai petunjuk.
2. Rakitan ditempatkan di tempat yang terkena cahaya langsung dan tempat teduh.
3. Intensitas cahaya diukur dengan luxmeter.
4. Dibiarkan selama 10 menit
5. Diamati gelembung yang muncul dan dihitung jumlahnya.
6. Pada 10 menit kedua ditambahkan NaHCO3.
7. Diamati gelembung yang muncul dan dihitung jumlahnya.

F. Hasil Pengamatan
Produksi Gelembung
Terpapar Sinar Langsung Ternaung
Tanpa NaHCO3 Tambah NaHCO3 Tanpa NaHCO3 Tambah NaHCO3
1. 250 114 12 27
2. 305 2442 6 24
3. 79 106
Σ 634 3862 18 51
Keterangan :
10 menit pertama : Tanpa NaHCO3
4
10 menit kedua : Tambah NaHCO3

G. Pembahasan

Produksi Gelembung 02 oleh Hydrilla sp.


4500
4000
3500
3000
2500
2000
1500
1000
500
0
Tanpa NaHCO3 Tambah NaHCO3 Tanpa NaHCO3 Tambah NaHCO3
Terpapar sinar langsung Ternaung

Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hari selasa, 10 Maret 2020 di


Laboratorium Biologi Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Yogyakarta, Hydrilla ditempatkan pada dua tempat yang berbeda
intensitas cahaya yakni tempat terpapar sinar matahari dan ternaung. Didapatkan hasil
bahwa Hydrilla yang dipaparkan di bawah sinar menghasilkan gelembung yang cukup
banyak, sedangkan pada tempat yang ternaung gelembung yang dihasilkan sangat sedikit.
Gelembung udara yang dihasilkan menandakan bahwa proses fotosintesis pada Hydrilla
menghasilkan oksigen, hal ini disebabkan karena semakin tinggi intensitas cahaya maka
semakin banyak ATP yang terbentuk, sehingga mempercepat fotosintesis, tetapi cahaya
yang terlalu tinggi dapat merusak klorofil sehingga mengurangi kecepatan fotosintesis.
Tingkat intensitas cahaya pada Hydrilla yang terpapar di ketahui dari pengukuran
menggunakan Luxmeter, jumlah gelembung udara yang di hasilkan Hydrilla berbanding
lurus dengan intensitas cahaya, yakni semakin tinggi intensitas cahaya maka semakin
banyak gelembung yang di hasikan. Hasil praktikum yang kami lakukan telah sesuai
dengan hal tersebut. Hal ini membuktikan bahwa intensitas mempengaruhi proses
fotosintesis. Intensitas cahaya yang optimum sangat baik untuk proses fotosintesis,

5
sebaliknya dengan intensitas cahaya yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat
menghambat berlangsungnya proses fotositesis.

Selanjutnya adalah penambahan larutan NaHCO3 pada Hydrilla yang terpapar dan
ternaung. Hydrilla yang dipaparkan di bawah sinar matahari dan ditambahkan larutan
NaHCO3 menghasilkan gelembung yang lebih banyak dibandingkan dengan Hydrilla yang
hanya dipaparkan di bawah sinar matahari. Hal tersebut dikarenakan, NaHCO 3 pada
proses ini berfungsi sebagai katalis, yaitu senyawa yang dapat menambah unsur CO 2 di
dalam air, hal ini terjadi karena penambahan larutan NaHCO 3 yang dapat bereaksi dengan
cahaya matahari terurai menjadi NaOH dan CO 2. NaHCO3 menambah substrat yaitu CO2
sebagai bahan dalam fotosintesis, sehingga gelembung yang dihasilkan lebih banyak
dibandingkan dengan percobaan pertama tanpa adanya penambahan larutan NaHCO3. Hal
ini telah sesuai dengan teori (Kimball, 2002) yang menyatakan bahwa semakin banyak
karbondioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan
untuk melangsungkan fotosintesis. Konsentrasi CO2 yang tinggi akan meningkatkan laju
fotosintesis, sehingga dihasilkan banyak gelembung yang berupa oksigen. Hal tersebut
juga berlaku pada Hydrilla yang diletakkan di tempat ternaung dan ditambah NaHCO3,
setelah ditambahkan NaHCO3 maka gelembung dapat bertambah lebih dari dua kali lipat.
H. Kesimpulan
Pada pengamatan Hydrilla menunjukkan bahwa:
1. Gelembung pada pengamatan di tempat gelap lebih sedikit dibanding di tempat terang.
Hal ini membuktikan bahwa proses fotosintesis akan berjalan dengan baik jika ada
bantuan energi cahaya matahari.
2. Pengaruh penambahan substrat CO2 dapat meningkatkan laju fotosintesis, apabila
tumbuhan cukup mendapat intensitas cahaya. Hal ini karena cahaya matahari
merupakan sumber energi utama untuk memfiksasi karbo dalam proses fotosintesis
sehingga apabila konsentrasi CO2 tinggi tetapi tidak ada cahaya maka laju fotosintesis
tidak meningkat.

I. Daftar Pustaka
Ai, Nio Song. Evolusi Fotosintesis pada Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Sains, 12 (1): 28-34.
Hasni. (2014). Penerapan Metode Eksperimen Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas XII IA Pelajaran Biologi Materi Metabolisme Sel dengan Menggunakan

6
Percobaan Sach dan Percobaan Ingenhousz di Man Model Banda Aceh. Jurnal
Pendidikan Serambi Ilmu, 17 (2): 56-116.
Kimball, J. W. (1993). Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Kimball, John W. (1999). Biologi Jilid 2 dan 3. Erlangga, Jakarta.
Kimball, J.W. (2002). Fisiologi Tumbuhan.Jakarta: Erlangga.
Malcome, (1990). Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Odum. (1997). Biologi umum. Jakarta: Gramedia.
Pertamawati. (2010). Pengaruh Fotosintesis Terhadap Pertumbuhan Tanman Kentang
(Solanum Tuberosum L.) Dalam Lingkungan Fotoautotrof Secara Invitro. Jurnal
Sains dan Teknologi Indonesia, 12 (1): 31-37.
Prawiraharto. (1996). Anatomi Tumbuhan.Surabaya: Intan Pariwara.

7
J. Lampiran

1. Alat dan bahan disiapkan 2. Hydrilla diambil dari kolam

3. Alat dan bahan dirangkai 4. Alat dan bahan yang telah


sedemikian rupa usai dirangkai

8
5. Rangkaian tadi 6. Penambahan NaCO3 pada
ditempatkan di bawah sinar 10 menit kedua
matahari langsung

9
10
11

Anda mungkin juga menyukai