Anda di halaman 1dari 10

PETUNJUK PRAKTIKUM

BIOLOGI PERKEMBANGAN
(BAGIAN HEWAN)

Oleh :
SUHANDOYO
CIPTONO

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur hanya dipanjatkan kepadaNya, sehingga buku petunjuk praktikum


BIOLOGI PERKEMBANGAN (BAGIAN HEWAN) untuk mahasiswa S1 Pendidikan
Biologi / Biologi ini dapat terselesaikan. Buku petunjuk ini hanya memuat beberapa
kegiatan yang secara operasional masih mungkin dilaksanakan.
Kegiatan dimulai dari pengamatan organ reproduksi untuk memberi dasar
pengetahuan yang lengkap tentang biologi reproduksi. Seterusnya kegiatan akan
diakhiri dengan pengamatan perkembangan embrio katak dan ayam.
Tentunya acara-acara pada praktikum ini belum mencukupi bagi mahasiswa
untuk melatih keterampilannya dan pengetahuan tentang biologi reproduksi dan
embriologi hewan, oleh karena itu perbaikan dan penambahan acara praktikum sangat
dimungkinkan dimasa yang datang. Untuk itu semua, saran dan kritik untuk perbaikan
sangat diharapkan. Terima kasih.

Yogyakarta, Februari 2022

Pengampu Praktikum

1
ACARA VII

TOPIK : TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN EMBRIO KATAK


(Rana pipiens).
Tujuan : Agar mahasiswa dapat mengetahui tahap-tahap
perkembangan embrio katak mulai dari telur sampai
dengan tahap penutupan insang luar.

Dasar Teori :
Urutan perkembangan embrio katak Rana pipiens dibagi menjadi 25 stadium, yaitu :

Stadium 1 : Telur yang belum dibuahi (umur 0,0 jam, diameter 1,7 mm).
Keadaan ini terjadi segera setelah telur dikeluarkan (oviposisi) dari tubuh induk
katak. Telur terbungkus oleh lapisan gelatin. Bagian telur dapat dibedakan menjadi
polus animalis dan polus vegetativus berdasarkan tingkat pigmentasinya.

Stadium 2 : Telur yang telah dibuahi (umur 1,0 jam, diameter 1,7 mm).
Terbentuk membran pembuahan berbentuk bulan sabit dan berwarna abu-abu (gray
crescent) pada bagian permukaan telur yang menjadi tempat masuk spermatozoon.
Setelah mengalami pembuahan, metabolisme sel telur akan meningkat, sementara
permiabilitas dinding sel telur berkurang.

Stadium 3 : Pembelahan tingkat pertama menjadi 2 sel (umur 3,5 jam, diameter 1,7
mm).
Bidang pembelahan pertama meridional (vertikal), gray crescent terbagi menjadi 2
bagian yang sama besar. Dua buah blastomer yang terbentuk memiliki bagian polus
animalis dan polus vegetativus.

Stadium 4 : Pembelahan menjadi 4 sel (umur 4,5 jam, diameter 1,7 mm).
Bidang pembelahan kedua masih tetap meridional (vertikal). Pada saat ini terjadi
perbedaan pembagian gray crescent. Dua sel memiliki dan dua sel lainnya tidak
memiliki.

Stadium 5 : Pembelahan menjadi 8 sel (umur 5,5 jam, diameter 1,7 mm).
Bidang pembelahan ketiga berpola latitudinal. Pada stadium ini terjadi perbedaan
ukuran blastomer. Mikromer (sel-sel blastomer yang berukuran kecil) berpigment tebal,
sedangkan makromer (yang berukuran lebih besar) berpigment tipis saja. Tampak
adanya inisiasi calon blastocel.

2
Stadium 6 : Pembelahan menjadi 16 sel (umur 6,5 jam, diameter 1,7 mm).
Dua bidang pembelahan ke-4 meridional (vertikal) terbentuk pada stadium ini, selain
itu terjadi segregasi plasma benih (germ plasm).

Stadium 7 : Pembelahan menjadi 32 sel (morulla, umur 7,5 jam, diameter 1,7 mm).
Dua bidang pembelahan ke-5 latitudinal. Membentuk massa sel yang disebut
sebagai morulla. Blastomer penyusunnya berukuran lebih kecil apabila dibandingkan
dengan stadium sebelumnya, sedangkan blastocel membesar.

Stadium 8 : Pertengahan pembelahan (blastula awal, umur 16 jam, diameter 1,7 mm).
Blastocel terus membesar, pola pembelahan berikutnya yang terjadi tidak memiliki
aturan pasti. Pergerakan embrio secara umum dilakukan dengan bantuan silia sel-sel
blastomer bagian luar. Permukaan embrio masih terlihat sebagai susunan sel-sel yang
tidak rata dan membentuk struktur permukaan multiseluler.

Stadium 9 : Akhir pembelahan (blastula akhir, umur 21 jam, diameter 1,7 mm).
Struktur permukaan yang multiseluler berangsur menghilang dan menjadi lebih halus
atau rata. Terbentuk bangunan yang disebut germ ring, epiblast dan hypoblast. Bagian
dorsal, sesuai dengan peta blastula merupakan calon pembentuk organ.

Stadium 10 : Pembentukan bibir dorsal (gastrula awal, umur 26 jam, diameter 1,7
mm).
Terjadi epiboly germ ring ke arah polus vegetativus, invaginasi dan involusi bibir
dorsal (labium dorsale).

Stadium 11 : Pembentukan bibir lateral (gastrula pertengahan, umur 34 jam, diameter


1,7 mm).
Terjadi pembentukan bibir lateral (labium laterale), invaginasi yang semakin
dalam dan blastocel mulai terdesak oleh adanya gastrocel.

Stadium 12 : Pembentukan bibir ventral (gastrula akhir, umur 42 jam, diameter 1,7
mm).
Labium ventrale dan yolg plug mulai terbentuk. Terjadi kontriksi labia, sedangkan
ukuran gastrocel menjadi lebih besar. Blastocel menghilang dan diikuti oleh
terbentuknya blastoporus.

Stadium 13 : Pembentukan lamina neuralis (neurula awal, umur 50 jam, panjang

3
embrio 1,8 mm).
Blastoporus mengecil seiring dengan adanya pembentukan stria primitiva. Bentuk
embrio tidak lagi bundar melainkan agak lonjong. Lamina neuralis juga mulai tampak.

Stadium 14 : Pembentukan torus medullaris (neurula tengah, umur 62 jam, panjang


embrio 2,0 mm).
Torus medullaris terbentuk, axis (sumbu panjang tubuh) embrio semakin jelas.
Terjadi penebalan neuroectoderm sebagai calon otak di bagian anterior.

Stadium 15 : Terjadi peristiwa rotasi (peleburan torus medullaris) (umur 67


jam, panjang embrio 2,5 mm).
Torus medullaris mengalami peleburan menjadi satu dan membentuk crista neuralis.
Bagian enteron membentuk bangunan yang memanjang dan diikuti oleh adanya rotasi
sumbu tubuh embrio.

Stadium 16 : Pembentukan canalis neuralis (neurula a khir) (umur 72 jam,


panjang embrio 3,0 mm).
Masih terdapat neuroporus pada bagian anterior dan posterior. Embrio dapat
dibedakan menjadi bagian kepala, leher dan badan. Bagian dorsal embrio berbentuk
cembung.

Stadium 17 : Pembentukan kuntum ekor ( umur 84 jam, panjang embrio 3,5 mm).
Blastoporus mulai menghilang dan muncul canalis mesoentericus. Neuroporus
menutup, badan memanjang, bagian dorsal cekung, somit-somit terbentuk. Calon-calon
organ juga terbentuk, seperti mesenchym jantung, arches visceralis, blok mesoderm,
pronephros, hypochorda, sense plate, gill plate, vesicula optica, placoda auditoria
dan placoda olfactoria.

Stadium 18 : Mulai terjadi reaksi otot (gerak otot tubuh secara aktif) (umur 96
jam, panjang embrio 4,0 mm).
Mulai terjadi gerakan pertama dengan bantuan otot tubuh embrio. Bagian calon otak
primer dan infundibulum masih terpisah dari calon hipofise. Linea lateralis mulai
muncul. Sementara itu placoda auditoria mulai terpisah dari ectoderm kepala, placoda
lensa mata terbentuk dan radix ventralis terpisah dari medulla spinalis. Hypochodra
juga mulai terpisah dari enteron. Chorda dorsalis pada stadium ini telah mencapai
puncak perkembangannya. Sumbat esofagus terbentuk dan mulai timbul aorta dorsalis
maupun vena vitellina.

4
Stadium 19 : Jantung mulai berdenyut (umur 118 jam, panjang
embrio 5,0 mm).
Epifise mulai terbentuk diikuti oleh adanya perubahan posisi infundibulum dan
hypofise pada lokasi yang tetap. Thyroid mengalami evaginasi, nervus trigeminus dan
placoda-nya mulai muncul. Nervus facialis dan auditorius terbentuk pada crista
cranialis II. Sementara itu lensa mata terpisah dari ectoderm. Somit yang terbentuk
meliputi 13 buah pada bagian badan dan 32 buah pada ekor. Serabut-serabut otot mulai
berfungsi diikuti dengan semakin sempurnanya diferensiasi sclerotome jantung. Gejala
yang tampak adalah adanya aktivitas kontraksi otot-otot jantung (ada denyutan).

Stadium 20 : Tahap penetasan (sirkulasi insang luar mulai tampak, umur 140 jam,
panjang embrio 6,0 mm).
Lapisan gelatin sebagai pelindung terhadap dunia luar mulai pecah dan larut dalam
air. Pada tahap ini dianggap bahwa telur telah menetas. Sucker pada bagian ventral
calon mulut mulai terbentuk lengkap. Sistem peredaran mulai tampak ditandai adanya
pembentukan lapisan dinding jantung secara lengkap dan penyempurnaan vena
pulmonaris. Sirkulasi insang luar dan pembuluh-pembuluh darah terbentuk sempurna.
Vena cardinalis posterior bercabang ke mesonephros. Placoda olfactorius (cekungan
hidung) sudah tumbuh. Sementara itu sistem syaraf mulai mengalami penyempurnaan
dengan terbentuknya massa ganglion cranialis (nervus opticus) dan sistem syaraf
simpatik.

Stadium 21 : Mulut mulai membuka (umur 162 jam, panjang embrio 7,0 mm). Kornea
mata mulai tampak transparan.
Bentuk embrio mengalami perubahan mencolok dari larva ke berudu. Mulut tampak
terbuka, kornea transparan dan calon cerebrum mulai terbentuk. Vesicula otica
mengalami diferensiasi lanjut. Ductus endo lymphaticus terbuka ke arah permukaan
diikuti dengan adanya inversi total pada jantung. Radix dorsalis, ganglion spinale dan
auricula di sebelah kanan dan kiri torus genitalis mulai terbentuk sempurna.

Stadium 22 : Tahap sirkulasi ekor (umur 192 jam, panjang embrio 8,0 mm).
Bagian jantung telah lengkap diikuti dengan mulai berfungsinya sistem sirkulasi
bagian ekor secara sempurna. Mulai timbul kuntum calon paru-paru, sementara itu
hypochorda mulai menghilang. Mesonephros juga tampak mulai terbentuk.

Stadium 23 : Tahap pembentukan operculum dan gigi tanduk (umur 216 jam, panjang
embrio 9,0 mm).
Tahap ini ditandai dengan menutupnya insang yang dimulai dengan terbentuknya

5
operculum bagian kiri. Gigi tanduk mulai muncul bersamaan dengan itu tampak pula
calon lidah. Kelenjar carotid mulai terbentuk diikuti dengan hilangnya sumbat
esofagus. Calon pankreas, arteri pharyngealis dan lamina precordalis sebagai
pembentuk dasar plexus choroidicus mulai timbul. Disusul kemudian dengan
timbulnya lobus opticus cerrebellum dan nervus cranialis.

Stadium 24 : Tahap penutupan insang kanan (umur 240 jam, panjang embrio 10,0
mm).
Kelenjar mukus mengalami atropi, mulut mulai melebar dengan susunan gigi
tanduknya. Berudu mulai makan tumbuh-tumbuhan. Intestinum cukup panjang dan
tampak sebagai lingkaran-lingkaran. Operculum kanan mulai terbentuk dan menutupi
insang bagian ini. Kelenjar tiroid mulai berfungsi disertai dengan mulai terbentuknya
calon lien. Celah branchial mulai tembus sebagai terusan. Mesonephros berkembang
diikuti dengan terpisahnya utricula dengan saccula. Canalis semicircularis, lobus
opticus, vena cardinalis medianus dan vena cava mulai terbentuk.

Stadium 25 : Tahap penutupan insang sempurna (umur 284 jam, panjang embrio 11,0
mm).
Silia menghilang, kecuali pada bagian ekor. Spiraculum mulai terbentuk. Gigi parut
mulai tampak pada bagian bibir berudu. Sementara itu diferensiasi esofagus dan
ventriculus mulai terjadi. Kuntum paru-paru mulai memanjang diikuti dengan
perkembangan pronephros yang mencapai puncaknya. Retina mengalami diferensiasi
lebih lanjut. Choanae interna mulai terbuka dan dilanjutkan dengan pembentukan
nervus olfactorius serta nervus abducent.
Stadium selanjutnya adalah premetamorfosis. Pada saat panjang embrio telah
mencapai 12 mm, mulai terbentuk hidung. Organ thymus terbentuk pada posisi
terakhirnya. Panjang badan embrio mencapai 15 mm, kartilago sekeliling chorda
dorsalis dan segmentasi vertebrae mulai terbentuk. Saccula mulai berkembang dan
membentuk lagena. Rongga basilaris, sistem lateralis mencapai puncak
perkembangannya. Tubulus mesonephridicus mulai berasosiasi dengan vena
cardinalis. Pronephros mencapai puncak perkembangannya dan pada saat panjang
embrio mencapai 20 mm, terjadi degenerasi. Cortex adrenalis menjadi lebih jelas dan
primordia gonade terbentuk.
Stadium metamorfosis. Pada umur 70 - 90 hari, gigi tanduk mulai tanggal, mulut
menjadi lebih lebar, intestinum memendek yang diikuti dengan perubahan histologis
dinding penyusunnya. Sementara itu ekor mengalami degenerasi sampai sejumlah 32
pasang somit. Dua pasang kaki berkembang pesat, linea lateralis menghilang, lidah
berkembang dan kelenjar endokrin mulai aktif. Selanjutnya diikuti oleh semakin

6
sempurnanya perkembangan gonade sebagai calon testis atau ovarium.
Bahan :
1. Seri sediaan embrio katak ...................….…. .. 2 set.

Alat :
1. Gelas obyek berbentuk cekung ............……..…. 1 buah.
2. Gelas arloji .............................………………… 1 buah.
3. Mikroskop stereo binokuler .............………..… 1 buah.
4. Lensa pembesar (loupe) kecil ..........………..… 1 buah.
5. Pipet tumpul .............................……………….. 1 buah.
6. Jarum tumpul ..........................……………....… 1 buah.
7. Album perkembangan embrio katak .......…....… 1 set.

Jumlah mahasiswa / prodi : ± 40 orang.

Cara Kerja :
1. Siapkan sediaan telur (embrio) katak pada botol-botol sesuai dengan urutan
tingkat perkembangannya.
2. Ambil telur (embrio) katak dari botol pertama, satu atau dua buah, dengan
menggunakan pipet tumpul kemudian letakkan pada gelas obyek cekung sambil
ditambahkan sedikit larutan dari dalam botol sediaan.
3. Amati dengan hati-hati di bawah lensa pembesar. Apabila kurang jelas dapat
dilihat bagian-bagian detilnya di bawah mikroskop stereo binokuler.
4. Bandingkan telur (embrio) yang saudara amati dengan ciri-ciri stadium
perkembangan embrio katak pada album yang disediakan. Apabila telah selesai,
maka gantilah telur (embrio) tadi dengan telur (embrio) yang lain. Amati seperti
yang terdahulu.
5. Gambar hasil pengamatan saudara pada lembar laporan yang telah disediakan.
6. Ambil telur (embrio) dari botol ke-2, kemudian amati seperti langkah ke-3 dan 4
di atas.
7. Gambar hasil pengamatan saudara seperti pada langkah ke-5.
8. Setelah telur-telur (embrio) selesai diamati pada setiap stadium
perkembangannya, jangan lupa untuk mengembalikan ke dalam botol masing-
masing sesuai label tingkat perkembangannya. Ingat, jangan sampai merusakkan
telur (embrio) tersebut. Untuk itu saudara harus bekerja dengan ekstra hati-hati.
9. Apabila jumlah telur (embrio) yang tersedia pada setiap stadium tidak
mencukupi untuk pengamatan secara serentak, maka pengamatan dapat
dilakukan bergantian atau saudara dapat mengamati stadium tersebut bersamaan

7
dengan kelompok lain.
10. Jangan lupa untuk selalu mencatat dari botol mana anda mengambil sediaan
telur (embrio), hal ini untuk mempermudah saudara dalam mengembalikan
telur-telur (embrio) tadi ke dalam botol sesuai label atau stadium
perkembangannya.
11. Gunakan album perkembangan telur (embrio) katak yang tersedia untuk
membandingkan hasil pengamatan saudara, apabila menemukan permasalahan
segera konsultasikan kepada assisten atau dosen jaga.

Tugas kelompok :

1. Cari dan dapatkan kelompok telur-telur katak apa saja (bisa kodok kerok, katak
hijau atau katak pohon) di dekat tempat saudara tinggal, atau di mana saja dapat
ditemukan. Biasanya telur katak dapat ditemukan saat hujan, awal musim
penghujan (Bulan-bulan Oktober dan awal Nopember).
2. Ambil telur-telur tersebut dan masukkan dalam wadah sementara agar aman dan
tidak terganggu oleh hewan-hewan predator (Misal : ember plastik atau bak
plastik).
3. Siapkan 4 botol penyimpan sampel. Isi botol-botol tersebut dengan larutan
formaldehid (formalin) 4 %, kira-kira 2/3 bagian penuh.
4. Amati sebagian telur-telur yang telah anda temukan, tentukan stadiumnya. Catat
status stadiumnya.
5. Ambil kira-kira 50 butir telur, kemudian masukkan ke botol 1.
6. Tunggu telur-telur lainnya hingga 1 – 2 jam, berikutnya.
7. Kemudian ulangi langkah no. 4 – 6, hingga 4 botol yang anda siapkan terisi semua.
8. Hasil dapat diserahkan pada laboran atau dosen pengampu praktikum embriologi,
untuk disimpan dan diidentifikasi hasilnya.
9. Presentasi dan diskusi hasil dilakukan pada waktu yang disepakati bersama.

8
DAFTAR PUSTAKA

Balinsky, B.I. 1981. An Introduction to Embryology. Fifth Edition. Saunders


College Publishing. Philadelphia. 633-644.
Gilbert, S.F. 1991. Developmental Biology. Third Edi- tion. Sinauer
Associates, Inc. Publishers. Saunderland. Massachusetts. 5-695.
Patten, B.M. 1978. Early Embryology of The Chick. Fifth Edition. Tata
McGraw-Hill Publishing Company Ltd. New Delhi.
Rugh, R. 1951. The Frog, Its Reproduction and Development. McGraw-Hill
Book Company Inc. New York. 251 - 260.
Sagi, M. 1991. Embryology Katak. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta.

Turner dan Bagnara, 1980. General Endocrinology. WB. Saunders. Philadelphia.

Watterson, R.L, and Sweeney, R.M. 1970. Laboratory Studies of Chick,


Pig and Frog Embryos. Second Edition. Burgess Publishing Co.
Minneapolis. 35 - 42.

Anda mungkin juga menyukai