EMBRIOLOGI
DISUSUN OLEH :
10920016
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GUNADARMA
2020/2021
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul
dari makalah ini adalah “ MAKALAH EMBRIOLOGI”. Makalah ini bertujuan untuk
menyelesaikan tugas setelah diadakannya praktikum tentang embriologi.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan sarannya yang dapat melakukan perbaikan
penyusunan makalah di masa mendatang
Penulis
ii
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran
DAFTAR ISI
COVER……………………………………………………………………………………..i
KATA PENGANTAR……………………………………………………..……………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN…………………………………………………….…………..……..1
1.4 MANFAAT………………………………………………………,,,,,,,.,………1
BAB V PEMBAHASAN…………………………………………………………………..6
BAB VI PENUTUP
6.1 KESIMPULAN………………………………………………………………..8
6.2 SARAN………………………………………………………………………..8
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..9
iii
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Kedokteran Dasar 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran
BAB II
DASAR TEORI
siklus hidup manusia dimulai ketika sperma haploid dari ayah menyatu dengan sel
telur haploid dari ibu. penyatuan gamet ini, yang memuncak pada penyatuan nukleus
kedua sel, disebut pembuahan atau fertilisasi (fertilization) . Sel telur terfertilisasi yang
dihasilkan atau zigot(zygote) bersifat diploid karena mengandung dua set kromosom
haploid yang mengandung gen-gen perwakilan garis keturunan Maternal dan paternal.
Saat manusia berkembang menjadi orang dewasa yang matang secara seksual, mitosis
zigot dan sel-sel keturunannya menghasilkan semua sel somatik tubuh. Kedua set
kromosom dalam zigot dan semua gen yang dikandung oleh kromosom diwariskan secara
persis ke sel sel somatik kita.(Campbell & Reece, 2008)
2
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran
BAB III
METEDEOLOGI
3
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran
4
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM
Gambar 1.
Gambar 2.
5
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran
BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita melakuakn pengamatan terhadap perkembangan sel dari awal
terjadi proses fertilisasi hingga tahap organogenesis. Pada saat sperma masuk kedalam sel telur.
Setelah itu oosit akan memblock sehingga sperma lain tidak ada yang bisa masuk lagi ke dalam
sel telur. Pada saat sperma memasuki zona pelusida, kepala sperma akan melebur hingga yang
masuk ke dalam ovum adalah kepala sperma yang berisikan materi genetic yang akan bertemu
dengan materi genetic dari ovum. Terjadilah fertilisasi.
Pada saat fertilisasi terjadi maka sel dari sperma yang terdapat 23 kromosom dan sel
ovum yang terdapat 23 kormosom akan bergabung. Setelah itu akan masuk ke dalam tahap zigot,
morula, blastula, gastrula hingga menjadi embrio. Pada tahap zigot terjadi pembelahan sel yang
dinamakan cleavage. Fase morula merupaka fase dimana terjadi pembelahan secara mitosis.
Setelah sel melakukan pembelahan sel tersebut akan berjalan di tuba falopi dan berkembang dari
16 sel ke 32 sel. Selama sel melakukan perjalanan karena ada silia yang menjalankan selnya, sel
tersebut akan membentuk 1 rongga yang disebut blastosis atau yang disebut dengan fase blastula.
Pada hari ke-6, terjadi proses implantasi. Proses implantasi merupakan proses dimana
terjadi penempelan blastula pada endometrium. Penempelan di endrometrium ini letaknya
terdapat pada sisi posterior uterus. Saat terjadi implantasi endrometrium akan melakukan proses
penambahan pembuluh darah yang bertujuan untuk mensuplai makanan dan oksigen untuk zigot.
Pada saat fase blastula terbentuknya 1 rongga, maka selanjutnya akan terbentuk
pembentukan beberapa rongga yang dinamakan fase gastrula.Pada fase ini adalah fase primitive
stike, dimana ada cekungan yang nantinya akan berdeferensiasi menjadi sum-sum tulang
belakang,otak, serta susunan saraf pusat. Pada fase gastrula ini terdapat hypoblast dan epiblast
yang akan berdeferensiasi menjadi 3 lapisan. Epiblast akan menjadi lapisan ektoderm. Hypoblast
akan berkembang menjadi mesoderm dan endoderm. Timbulnya 3 lapisan ini akan berlanjut ke
proses neurolasi (adanya penebalan) yang akan menjadi neural plate. Neural plate ini akan
menekuk menjadi neural fold. Lempengan yang menekuknya dinamakan neural groove. Neural
groove ini nantinya akan berdeferensiasi menjadi neural tube yang akan menjadi sistem saraf
6
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran
pusat. Proses dari primitive strike hingga ke neurolasi nantinya akan terjadi proses
organogenesis
7
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran
BAB VI
KESIMPULAN
SARAN
Praktikum kali ini mempelajari tentang proses tahapan pembentukan individu. Tahapan
yang dilalui meliputi pembelahan sel dari fase zygote, morula, blastula, gastrula hingga nanti
menjadi suatu individu. Penulis berharap dalam mempelajari proses tahapan ini ketika suatu
individu lahir dalam keadaan yang tidak normal atau terdapat kelainan dapat melakukan suatu
penelitian. Dimana mencari penelitian baru atau mengembangkan penelitian yang sudah ada
untuk meminimalisir kelainan pada masa perkembangan embrio.
8
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N. A., & Reece, J. B. (2008). BIOLOGI : Edisi Kedelapan Jilid 1. 1–568.
Haviz, M. (2016). Konsep Dasar Embriologi: Tinjauan Teoretis. Sainstek : Jurnal Sains Dan
Teknologi, 6(1), 96–101.
Nuralim, E. R., Rahayu, I. D., & Bekti, R. S. (2017). COMPARATIVE ANALYSIS OF FIXATION
USING CARNOY SOLUTION AND FORMALIN SOLUTION IN CHICKEN EMBRYO ’ S
SOMITES , NEURAL TUBE , AND VASCULAR AGE OF 48 HOURS WITH
HEMATOXYLIN-EOSIN STAINING Abstract Pendahuluan Embriologi merupakan ilmu
yang sejak dari masa pem. 4(1).
9
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi