Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

EMBRIOLOGI

DISUSUN OLEH :

MUTIARA CAHYA NINGRUM

10920016

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS GUNADARMA

2020/2021
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul
dari makalah ini adalah “ MAKALAH EMBRIOLOGI”. Makalah ini bertujuan untuk
menyelesaikan tugas setelah diadakannya praktikum tentang embriologi.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada dr. Vidyaningtyas Bothi Andrianti,


Msi.Med dan dr. Helsy Junaidi, M. Biomed. Selaku dosen pembimbing praktikum. Sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini, oleh
karena itu penulis mengharapkan kritikan dan sarannya yang dapat melakukan perbaikan
penyusunan makalah di masa mendatang

Atas kerjasamanya penulis mengucapkan terimakasih.

Depok, 8 Desember 2020

Penulis

ii
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran

DAFTAR ISI

COVER……………………………………………………………………………………..i

KATA PENGANTAR……………………………………………………..……………….ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG…………………………………………………………1

1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………..……..1

1.3 TUJUAN…………………………………………………….…………..……..1

1.4 MANFAAT………………………………………………………,,,,,,,.,………1

BAB II DASAR TEORI……………………………………………………………….…. 2

BAB III METEDEOLOGI

3.1 ALAT dan BAHAN………………………..…………………………………..3

3.2 CARA KERJA…………………………………………………………………3

BAB IV HASIL PRAKTIKUM………………………………….……………….………..4

BAB V PEMBAHASAN…………………………………………………………………..6

BAB VI PENUTUP

6.1 KESIMPULAN………………………………………………………………..8

6.2 SARAN………………………………………………………………………..8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………..9

iii
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Kedokteran Dasar 1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia, hewan, dan tumbuhan merupakan makhluk hidup yang tersusun atas banyak sel
atau multiseluler. Sel manusia dapat melakukan pembelahan sel utnuk memperbanyak sel,
memperbaiki sel yang rusak, dan regenerasi. Sampai terciptanya suatu individu dikarenakan
adanya proses fertilisasi. Dimana sel sperma yang bersifat haploid (23 kromosom) bertemu
dengan sel ovum yang bersifat haploid pula (23 pasang).
Pada saat sel sperma dan ovum bertemu maka akan terjadi pembuahan atau yang disebut
dengan fertilisasi. Proses perkembangan dari sel setelah mengalami fertilisasi disebut dengan
embryogenesis. Sel pada proses embryogenesis ini disebut dengan sel embrionik. Dimana fase
perkembangan dari mulai zigot, morula, blastula, gastrula hingga menjadi embrio.
Pada saat proses perkembangan dari zigot hingga ke embrio terjadi proses pembelahan sel.
Pembelahan sel ini yang diawali dengan pembelahan sel menjadi 2 hingga menjadi banyak sel
sampai terjadinya proses organogenesis. Proses organogenesis dimana proses organ-organ
tubuh mulai terbentuk. Organogenesis yang awalnya dari proses pembentukan embrio hingga
menjadi janin. Sehingga satu individu yang terbentuk sudah tersusun dari ribuan atau bahkan
jutaan sel.
1.2 Rumusan Masalah
- Mengapa terjadi proses pembelahan sel saat terjadi fertilisasi?
- Bagaimana prosesnya menjadi sebuah individu?
1.3 Tujuan
Praktikum embriologi ini bertujuan untuk mengetahui tahapan-tahapan perkembangan sel
setelah mengalami fertilisasi
1.4 Manfaat
Praktikum ini dapat menambah pengetahuan tentang proses perkembangan sel disetiap fase
dan perubahan yang terjadi.

1
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran

BAB II

DASAR TEORI

siklus hidup manusia dimulai ketika sperma haploid dari ayah menyatu dengan sel
telur haploid dari ibu. penyatuan gamet ini, yang memuncak pada penyatuan nukleus
kedua sel, disebut pembuahan atau fertilisasi (fertilization) . Sel telur terfertilisasi yang
dihasilkan atau zigot(zygote) bersifat diploid karena mengandung dua set kromosom
haploid yang mengandung gen-gen perwakilan garis keturunan Maternal dan paternal.
Saat manusia berkembang menjadi orang dewasa yang matang secara seksual, mitosis
zigot dan sel-sel keturunannya menghasilkan semua sel somatik tubuh. Kedua set
kromosom dalam zigot dan semua gen yang dikandung oleh kromosom diwariskan secara
persis ke sel sel somatik kita.(Campbell & Reece, 2008)

Embriologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang perkembangan embrio


sejak dari masa pembuahan telur sampai dengan pembentukan janin.(Nuralim et al., 2017)

Embriologi merupakan bagian dari kajian biologi perkembangan (developmental


of biology). Biologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan
progresif struktur dan fungsi tubuh dalam hidup makhluk hidup. Sedangkan embriologi
adalah studi mengenai embrio dengan penekanan kepada polapola perkembangan embrio.
Untuk membedakan pemahaman anda tentang embriologi dengan biologi perkembangan,
di bagian berikut ini akan dituliskan beberapa pemikiran dan pendapat ahli
embriologi.(Haviz, 2016)

2
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran

BAB III

METEDEOLOGI

1. Alat dan Bahan


- Mikroskop
- Preparat awetan testis katak Bufo
- Preparat awetan spermatozoa sapi
-Preparat awetan testis mamalia
2. Cara Kerja
A. Periksalah penampang testis katak Bufo dan tikus dibawah mikroskop. Carilah bagian
tubulus
seminiferus.
B. Mula-mula gunakan perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran kuat.
C. Gambar penampang tubulus seminiferus dengan berbagai tingkatan
spermatogenesis,mulai dari
spermatogonium sampai sperma yang tersusun secara berurutan mulai dari dasar
membrane
kearah lumen.
D. Perhatikan
a.Spermatogonium
Dapat dilihat pada dinding tubulus seminiferus, ukurannya relative kecil,
bentuk agak oval, inti berwarna kurang terang, terletak berderet
didekat/melekat membrane basalis.
b. Spermatosit I
Letak agak menjauhi membrane basalis, ukuran paling besar, bentuk bulat, inti terwarna
kuat
Spermatosit II
Ukuran agak kecil (1/2 spermatosit I), bentuk bulat warna inti lebih kuat, letak
makin menjauhi membrana basalis.

3
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran

Pada objek yang dapat dilihat dengan mudah adalah spermatosit I,


sedangkanspermatosit II sukar diamati karena setelah dibentuk akan angsung
mengalami meiosis II.
d. Spermatid
Letak di dekat lumen, ukuran, bentuk agak oval, warna inti kuat, akan mengalami
diferensiasi dari satu sel yang bulat menjadi spermatangatozoid
e. Spermatozoid
Letaknya dalam lumen, bentuk panjang, ada yang bergerombol pada sel seroli dan
ekornya menghadap kelumen. Mempunyai bentuk yang berbeda dari sel kelamin
sebelumnya karena sperma disiapkan untuk dapat bergerak, sehingga dilengkapi alat
gerak berupa flagella

4
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran

BAB IV

HASIL PRAKTIKUM

Dari hasil praktikum diperoleh gambar sebagai berikut.

Gambar 1.

Gambar 2.

5
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran

BAB V

PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kita melakuakn pengamatan terhadap perkembangan sel dari awal
terjadi proses fertilisasi hingga tahap organogenesis. Pada saat sperma masuk kedalam sel telur.
Setelah itu oosit akan memblock sehingga sperma lain tidak ada yang bisa masuk lagi ke dalam
sel telur. Pada saat sperma memasuki zona pelusida, kepala sperma akan melebur hingga yang
masuk ke dalam ovum adalah kepala sperma yang berisikan materi genetic yang akan bertemu
dengan materi genetic dari ovum. Terjadilah fertilisasi.

Pada saat fertilisasi terjadi maka sel dari sperma yang terdapat 23 kromosom dan sel
ovum yang terdapat 23 kormosom akan bergabung. Setelah itu akan masuk ke dalam tahap zigot,
morula, blastula, gastrula hingga menjadi embrio. Pada tahap zigot terjadi pembelahan sel yang
dinamakan cleavage. Fase morula merupaka fase dimana terjadi pembelahan secara mitosis.
Setelah sel melakukan pembelahan sel tersebut akan berjalan di tuba falopi dan berkembang dari
16 sel ke 32 sel. Selama sel melakukan perjalanan karena ada silia yang menjalankan selnya, sel
tersebut akan membentuk 1 rongga yang disebut blastosis atau yang disebut dengan fase blastula.

Pada hari ke-6, terjadi proses implantasi. Proses implantasi merupakan proses dimana
terjadi penempelan blastula pada endometrium. Penempelan di endrometrium ini letaknya
terdapat pada sisi posterior uterus. Saat terjadi implantasi endrometrium akan melakukan proses
penambahan pembuluh darah yang bertujuan untuk mensuplai makanan dan oksigen untuk zigot.

Pada saat fase blastula terbentuknya 1 rongga, maka selanjutnya akan terbentuk
pembentukan beberapa rongga yang dinamakan fase gastrula.Pada fase ini adalah fase primitive
stike, dimana ada cekungan yang nantinya akan berdeferensiasi menjadi sum-sum tulang
belakang,otak, serta susunan saraf pusat. Pada fase gastrula ini terdapat hypoblast dan epiblast
yang akan berdeferensiasi menjadi 3 lapisan. Epiblast akan menjadi lapisan ektoderm. Hypoblast
akan berkembang menjadi mesoderm dan endoderm. Timbulnya 3 lapisan ini akan berlanjut ke
proses neurolasi (adanya penebalan) yang akan menjadi neural plate. Neural plate ini akan
menekuk menjadi neural fold. Lempengan yang menekuknya dinamakan neural groove. Neural
groove ini nantinya akan berdeferensiasi menjadi neural tube yang akan menjadi sistem saraf

6
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran

pusat. Proses dari primitive strike hingga ke neurolasi nantinya akan terjadi proses
organogenesis

Lapisan ektoderm, mesoderm, dan endoderm nantinya akan berdeferensiasi menjadi


organ-organ tubuh. Lapisan ektoderm akan menjadi jaringan kulit, jaringan saraf dan jaringan sel
pigemn. Lapisan mesoderm akan menjadi jaringan tulang, ginjal, sel darah merah, dan otot,
lapisan endoderm akan menjadi sistem pencernaan, tiroid, paru-paru.

7
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran

BAB VI

KESIMPULAN

Pada proses embryogenesis yang merupakan proses pembentukan dan


perkembangan embrio. Proses ini dimana terjadinya pembelahan sel yang nantinya akan
berdeferensiasi dari sel menjadi satu individu. Pada awalnya terjadinya fertilisasi antara sel
sperma dan sel ovum. Pada saat fertilisasi terjadi maka sel dari sperma yang terdapat 23
kromosom dan sel ovum yang terdapat 23 kormosom akan bergabung. Setelah itu akan masuk ke
dalam tahap zigot, morula, blastula, gastrula hingga menjadi embrio. . Proses dari primitive
strike hingga ke neurolasi nantinya akan terjadi proses organogenesis. Lapisan ektoderm,
mesoderm, dan endoderm nantinya akan berdeferensiasi menjadi organ-organ tubuh. Lapisan
ektoderm akan menjadi jaringan kulit, jaringan saraf dan jaringan sel pigemn. Lapisan mesoderm
akan menjadi jaringan tulang, ginjal, sel darah merah, dan otot, lapisan endoderm akan menjadi
sistem pencernaan, tiroid, paru-paru. Sehingga nanti akan berdeferensiasi menjadi janin atau
fetal.

SARAN

Praktikum kali ini mempelajari tentang proses tahapan pembentukan individu. Tahapan
yang dilalui meliputi pembelahan sel dari fase zygote, morula, blastula, gastrula hingga nanti
menjadi suatu individu. Penulis berharap dalam mempelajari proses tahapan ini ketika suatu
individu lahir dalam keadaan yang tidak normal atau terdapat kelainan dapat melakukan suatu
penelitian. Dimana mencari penelitian baru atau mengembangkan penelitian yang sudah ada
untuk meminimalisir kelainan pada masa perkembangan embrio.

8
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi
Blok 1.2 – Ilmu Dasar Kedokteran

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A., & Reece, J. B. (2008). BIOLOGI : Edisi Kedelapan Jilid 1. 1–568.

Haviz, M. (2016). Konsep Dasar Embriologi: Tinjauan Teoretis. Sainstek : Jurnal Sains Dan
Teknologi, 6(1), 96–101.

Nuralim, E. R., Rahayu, I. D., & Bekti, R. S. (2017). COMPARATIVE ANALYSIS OF FIXATION
USING CARNOY SOLUTION AND FORMALIN SOLUTION IN CHICKEN EMBRYO ’ S
SOMITES , NEURAL TUBE , AND VASCULAR AGE OF 48 HOURS WITH
HEMATOXYLIN-EOSIN STAINING Abstract Pendahuluan Embriologi merupakan ilmu
yang sejak dari masa pem. 4(1).

9
Praktikum Biologi Sel dan Molekuler – Embriologi

Anda mungkin juga menyukai