Disusun oleh:
TIM LABORATORIUM
BIOLOGI STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas
segala karunia-Nya sehingga buku Petunjuk Praktikum ini
dapat diselesaikan oleh Tim Laboratorium Biologi Struktur dan
Fungsi Hewan, Fakultas Sains dan Matematika Undip. Buku
Petunjuk Praktikum ini berisi materi yang dilengkapi dengan
gambar untuk membantu mempermudah praktikan dalam
memahami materi praktikum.
Terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan buku petunjuk praktikum ini.
Semoga buku petunjuk ini bermanfaat bagi kalangan
akademisi maupun pihak-pihak yang membutuhkan.
TATA TERTIB
1. Semua praktikan wajib mempersiapkan diri sebelum
kegiatan praktikum dimulai dan mempelajari materi yang
berkaitan dengan acara praktikum
2. Praktikan harus memakai pakaian yang rapi dan tidak
diperbolehkan memakai kaos oblong dan sandal.
3. Praktikan wajib menggunakan jas praktikum setiap
melakukan acara praktikum di laboratorium.
4. Praktikan harus hadir di laboratorium 10 menit sebelum
acara dimulai.
5. Setiap acara praktikum selalu diawali dengan pretest. Bagi
praktikan yang terlambat, tidak ada penambahan waktu
untuk pretest.
6. Praktikan harus hadir pada setiap acara praktikum. Bagi
praktikan yang tidak bisa hadir harus menunjukkan surat
keterangan tertulis yang disertai dengan lampiran/bukti
yang menguatkan.
7. Praktikan yang tidak hadir harus inhal (mengganti hari
praktikum) dengan konsekuensi semua biaya untuk
pembelian bahan dan pelaksanaan praktikum ditanggung
praktikan yang bersangkutan.
8. Laboratorium menyediakan lembar laporan sementara
untuk setiap praktikan yang digunakan untuk mencatat hasil
pengamatan setiap acara praktikum. Laporan sementara
dari praktikan harus disahkan oleh asisten masing-masing.
9. Setiap praktikan wajib membuat laporan resmi praktikum
dengan format yang sudah ditentukan oleh Tim
Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan. Laporan
resmi wajib dikumpulkan satu minggu setelah pelaksanaan
praktikum.
10. Praktikan wajib menjaga ketenangan dan ketertiban selama
pelaksanaan praktikum
FORMAT LAPORAN
Laporan resmi praktikum memiliki format sebagai berikut:
I. Judul Acara
II. Tujuan
III. Tinjauan Pustaka
IV. Metodologi (Alat, Bahan, dan Cara Kerja)
V. Hasil dan Pembahasan
VI. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................
KATA PENGANTAR..........................................................
TATA TERTIB PRAKTIKUM..............................................
FORMAT LAPORAN..........................................................
DAFTAR ISI.......................................................................
ACARA I
PERKEMBANGAN EMBRIO KATAK........
ACARA II
PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM.........
ACARA III
STRUKTUR ORGAN TURUNAN
EKTODERM..........................
ACARA IV
STRUKTUR ORGAN TURUNAN
MESODERM.........................
ACARA V
STRUKTUR ORGAN TURUNAN
ENDODERM.........................
Hal
1
2
3
4
6
7
12
22
30
40
ACARA I
PERKEMBANGAN EMBRIO KATAK
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti kegiatan praktikum dengan acara ini,
praktikan diharapkan dapat mengenal dan menjelaskan
tahapan perkembangan embrio katak dengan benar.
DASAR TEORI
Perkembangan/Ontogeni Katak
Ontogeni atau ontogenesis/morfogenesis adalah proses
perkembangan organisme mulai dari fertilisasi, zigot sampai
terbentuk organisme dewasa yang memiliki sistem tubuh
dengan sel-sel yang matang fungsional. Ontogeni pada katak
dapat dibagi menjadi beberapa tahap sebagai berikut:
1. Peleburan sifat-sifat genetik yang berasal dari sel gamet
jantan (spermatozoa) dengan sel telur (ovum) yang
menghasilkan zigot
2. Embriogenesis: tahap perkembangan lanjutan dari zigot
yang terdiri dari pembelahan, gastrulasi, dan dilanjutkan
dengan organogenesis.
Pembelahan (cleavage) merupakan tahap awal dari
perkembangan zigot yang ditandai dengan terjadinya beberapa
kali pembelahan mitosis secara cepat. Sitoplasma dari zigot
akan dibagi secara proporsional ke dalam beberapa sel hasil
proses pembelahan.
Pembelahan katak dikenal dengan istilah radial
holoblastik/holoblastic unequal. Telur katak memiliki kuning
telur (yolk) yang lebih banyak dan terkonsentrasi pada bagian
kutub vegetal (vegetal pole). Hasil pembelahan blastomer di
daerah kutub animalis (animal pole) akan menghasilkan
mikromer (sel yang berukuran kecil), sedangkan di daerah
Perkembangan
lanjutan
dari
gastrulasi
adalah
organogenesis. Proses ini ditandai dengan neurulasi
(pembentukan bumbung neural). Sel-sel pada lapisan germinal
(ektoderm, mesoderm, endoderm) yang terbentuk pada akhir
gastrulasi akan melakukan interaksi satu dengan lainnya untuk
membentuk organ-organ tubuh. Organogenesis dimulai
dengan terjadinya interaksi antara sel-sel mesoderm di daerah
tertentu dengan lapisan ektoderm di sebelah luarnya sehingga
terbentuk tabung/bumbung neural (neural tube) yang
merupakan bakal dari sistem saraf. Proses ini di sebut
neurulasi. Akhir dari organogenesis akan dihasilkan beberapa
organ tubuh dengan sel-sel spesifik yang telah matang
fungsional.
10
METODOLOGI
Alat dan Bahan
1. Sediaan awetan embrio katak
2. Model morula, blastula, dan gastrula embrio katak
3. Mikroskop biologi
4. Mikroskop stereo binokuler
5. Pipet dan gelas arloji
Cara Kerja
1. Amati sediaan awetan embrio katak pada embrio tahap
pembelahan, morula, blastula dan gastrula dengan
menggunakan mikroskop stereo binokuler. Gambar dan beri
keterangan!
2. Amati, gambar, dan beri keterangan model embrio katak
pada stadium morula, blastula, dan gastrula!
11
ACARA II
PERKEMBANGAN EMBRIO AYAM
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti kegiatan praktikum, praktikan diharapkan
dapat mengenal dan menjelaskan tahapan perkembangan
embrio ayam dengan benar.
DASAR TEORI
Perkembangan embrio ayam diawali dengan pembentukan
stria primitiva, processus cephalicus, dan diferensiasi lanjut
dari blastoderm. Bagian-bagian tersebut mulai terbentuk pada
embrio umur 16-24 jam. Stria primitiva terletak di sepanjang
sumbu tengah yang terdiri atas beberapa bagian, antara lain:
a. Primitive ridge, terdiri atas sel-sel mesoderm, terkonsentrasi
di bagian tengah, dan berfungsi sebagai pembatas
b. Primitive groove, terdiri atas sel-sel mesoderm yang
terkonsentrasi di bagian tengah yang berfungsi sebagai alur
c. Primitive knot (nodus Hensen), merupakan suatu simpul
yang terletak di ujung anterior stria primitive.
Processus cephalicus merupakan garis yang membentuk
lipatan kepala (head fold) yang meluas ke arah anterior, mulai
dari nodus Hensen. Di sebelah anterior dari lipatan kepala
terdapat daerah bening yang disebut proamnion.
Blastoderm merupakan lapisan sel yang ditemukan pada
embrio tahap blastula yang terdiri atas sel-sel yang disebut
blastomer. Blastula pada ayam disebut blastodiskus. Embrio
tahap blastula memiliki daerah bagian tengah di atas blastosol
yang disebut area pellusida. Area ini terletak di bagian dalam
dari area opaca, jernih dan bebas vitelus. Adapun, area opaca
terletak di bagian luar, tampak agak keruh, dan terisi penuh
dengan vitelus/yolk. Blastodiskus tersusun oleh dua lapisan,
yaitu epiblas yang terletak di sebelah luar dan hipoblas yang
terletak di sebelah bawah dari epiblas. Tahap perkembangan
12
15
16
17
18
Gambar 8. Embrio ayam tahap inkubasi 24, 33, 72, dan 96 jam
21
ACARA III
STRUKTUR ORGAN TURUNAN EKTODERM
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan praktikan
dapat menjelaskan proses perkembangan sel-sel ektoderm
menjadi jaringan kulit dan saraf dan menyebutkan bagianbagian penyusun jaringan turunan ektoderm tersebut.
DASAR TEORI
Ektoderm akan berkembang membentuk sel-sel epitel yang
terletak di bagian luar tubuh dan turunannya, seperti rambut,
kuku, kelenjar epitelium, lapisan mulut, email gigi, lensa mata,
bagian dalam telinga, epitelium penciuman (olfactory), kelenjar
kutaneus, mamae, hipofisis anterior, dan nasal.
26
28
ACARA IV
STRUKTUR ORGAN TURUNAN MESODERM
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan praktikan
dapat menjelaskan proses perkembangan sel-sel mesoderm
menjadi jaringan tulang, otot, dan ovarium dan menyebutkan
bagian-bagian penyusunnya.
DASAR TEORI
Perkembangan mesoderm dapat membentuk berbagai
macam organ yang memiliki bentuk dan fungsi yang spesifik.
Mesoderm terdiri atas berbagai macam, meliputi mesoderm
aksial,
paraksial,
intermidiet,
dan
lateral.
Selama
organogenesis, mesoderm aksial akan berdiferensiasi menjadi
notokord yang kemudian membentuk nukleus pulposus.
Adapaun,
mesoderm
paraksial
akan
berdiferensiasi
membentuk otot-otot tulang dan jaringan ikat. Selanjutnya,
mesoderm intermidiet akan berdiferensiasi membentuk sistem
urogenital, meliputi gonad, berbagai macam duktus, dan
kelenjar asesoris. Mesoderm lateral akan berdiferensiasi
membentuk jaringan ikat dan otot-otot pada organ dalam dan
anggota tubuh, membran serosa pada pleura, perikardium,
peritoneum, sel-sel limfosit dan darah, sistem kardiovaskuler
dan limfatik, dan kortek adrenal.
Selama organogenesis, mesoderm akan berkembang
membentuk notokord, epimer, mesomer, dan hipomer.
Notokord pada hewan vertebrata akan berdiferensiasi menjadi
sumsum tulang belakang. Epimer berdiferensiasi menjadi
dermatom (dermis kulit), sklerotom (sumsum tulang), dan
miotom (otot kerangka). Mesomer berkembang menjadi organ
ekskresi (ginjal, uretra, ovarium, testis, saluran genital, dan
korteks adrenal). Hipomer berkembang menjadi somatopleura
30
31
menyusun
osteoklas.
tulang
sejati,
yaitu
osteosit,
osteoblas,
dan
35
38
(a)
(b)
Gambar 23. Struktur otot jantung (a) dan polos (b)
ACARA V
STRUKTUR ORGAN TURUNAN ENDODERM
Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan praktikan
dapat menjelaskan proses perkembangan sel-sel endoderm
menjadi jaringan intestinum, hepar, dan trakea dan
menyebutkan bagian-bagian penyusunnya.
DASAR TEORI
Endoderm berkembang membentuk berbagai macam organ
dengan spesifikasi sel yang dimilikinya, antara lain
membentuk epitelium saluran pencernaan dan turunannya,
seperti hati, pankreas, vesikula urinaria, epitelium saluran
pernafasan, kelenjar tiroid, dan paratiroid. Organ-organ
turunan utama endoderm adalah saluran pencernaan makanan
dan kelenjar-kelenjarnya, paru-paru, dan saluran pernafasan.
Pembentukan saluran pencernaan diawali dengan
pembentukan archenteron, dilanjutkan dengan pelipatanpelipatan splanknopleura di bagian anterior, posterior, dan
lateral. Di bagian tengah saluran terdapat bagian yang terbuka,
yaitu pada tangkai yolk yang menghubungkan saluran dengan
kantung yolk. Saluran pencernaan terbagi menjadi wilayah
usus depan (fore gut), usus tengah (mid gut), dan usus
belakang (hind gut). Usus depan akan menjadi faring,
esofagus, lambung, dan duodenum anterior. Usus tengah
adalah bakal duodenum posterior dan sebagian dari kolon.
Usus belakang adalah bakal kolon dan rektum. Adapun,
lubang mulut terdapat di ujung anterior usus depan, dari
pertemuan ektoderm stomodeum dengan endoderm faring
kemudian sel-sel pada tempat pertemuan mengalami
peluruhan dan akhirnya membentuk lubang mulut. Ektoderm
stomodeum masuk ke dalam rongga mulut. Oleh karena itu,
epitel rongga mulut adalah turunan dari ektoderm. Hal yang
40
42