Anda di halaman 1dari 86

Penuntun Praktikum

STRUKTUR HEWAN

Disusun Oleh
Widya Sari, M.Si
Dra. Sunarti, M.S

LABORATORIUM HISTOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2020-2021

1
KATA PENGANTAR

Petunjuk praktikum ini dimaksudkan membantu mahasiswa dalam melaksanakan

praktikum Struktur Hewan. Praktikum Struktur Hewan berorientasi kepada pengenalan

struktur makroskopis dan mikroskopis manusia dan hewan vertebrata lainnya. Dalam

penyusunan petunjuk praktikum ini disadari sepenuhnya akan kelemahan dan

kekurangannya. Oleh karena itu sangat diharapkan kritik dan saran yang bersifat

konstruktif, baik dari mahasiswa maupun dari kalangan pengajar.

Tiada lain harapan penyusun, semoga penuntun praktikum ini dapat mencapai

sasaran yang diinginkan.

Darussalam, September 2020

Tim penyusun

2
TATA TERTIB PRAKTIKUM

1. Praktikan harus hadir 5 menit sebelum praktikum dimulai.

2. Praktikan harus menggunakan jas praktikum dengan rapi setiap memasuki ruang

praktikum.

3. Responsi dilakukan pada 10 menit pertama.

4. Praktikan yang terlambat mengikuti responsi tidak diberi kesempatan untuk

mengulang.

5. Setiap praktikan bertanggungjawab terhadap kondisi alat (mikroskop dan

preparat) dan kebersihan tempat (bangku, meja dan ruang) yang digunakan.

6. Bagi praktikan yang tidak hadir tanpa memberikan keterangan yang sah, tidak

dibenarkan untuk menyerahkan tugas praktikum hari tersebut dan tidak

dibenarkan mengikuti praktikum selanjutnya.

PETUNJUK UMUM

1. Setiap kali praktikum, praktikan harus memperlihatkan hasil pengamatan yang

dilakukan kepada pembimbing praktikum.

2. Hasil pengamatan yang dilakukan selama praktikum dibuat dalam bentuk tugas

dan diserahkan pada waktu yang ditentukan setelah praktikum berakhir.

3. Nilai tugas praktikum diambil sebanyak 20%.

3
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR …………………………………………….. 1


TATA TERTIB PRAKTIKUM ……………………………………. 2
PETUNJUK UMUM ………………………………………………. 3
DAFTAR ISI ……….……………………………………………… 4
BAB I JARINGAN DASAR ………………………………….. 5
BAB II SISTEM SARAF DAN INDERA ....…………………… 14
BAB III SISTEM INTEGUMENTUM .……...........…………… 24
BAB IV SISTEM RANGKA ...……………………..…….……... 30
BAB V SISTEM SIRKULASI …….………………………….… 37
BAB VI SISTEM LIMFATIK .……………….…………….……. 45
BAB VII SISTEM PENCERNAAN ………..…………………… 47
BAB VIII SISTEM RESPIRASI .………..………..………….…… 56
BAB IX SISTEM URINARIA …………...……….…………… 59
BAB X SISTEM REPRODUKSI ……………….……….……… 65
BAB XI KELENJAR DAN SISTEM ENDOKRIN …..………… 73
BAB XII PENGAMATAN ANATOMI …………….………..…… 82
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 85

4
BAB I. JARINGAN DASAR

1.1. Memperhatikan struktur jaringan epitel


Tujuan 1 : Memperhatikan struktur epitel pipih banyak lapis yang tidak
mengalami kornifikasi (stratified squamous non cornified epithelium)
pada oesofagus (E-5a) .

Alat dan Bahan:


1. Mikroskop
2. Sediaan oesofagus (E-5a) .
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

Dasar Teori:
Epitel, atau lengkapnya jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang membungkus atau
melapisi permukaan luar dan dalam organ tubuh yang berbentuk rongga atau saluran.
Akan tetapi sel-sel epitel juga mampu berproliferasi menjadi sel kelenjar, seperti kelenjar
folikel rambut.
Fungsi epitel adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pelindung atau pembungkus yang melindungi jaringan dari pengaruh iritasi,
pengaruh zat kimia dan pengaruh fisik lainnya. Misalnya pada epidermis kulit.
2. Sebagai media absorpsi. Misalnya pada epitel usus halus.
3. Sebagai alat kontraksi, misalnya mioepitel otot.
4. Sebagai penangkap stimulus (rangsangan). Misalnya pada epitel indra penciuman
dan indra perasa.
5. Sebagai penghasil sekreta. Misalnya pada epitel kelenjar.
6. Sebagai pembentuk barier untuk proses permeabilitas selektif.
Ciri-ciri khas dari epitel adalah:

5
1. Sel-selnya tertaut rapat yang dihubungkan oleh substansi interselular yang disebut
desmosom. Desmosom bersama-sama dengan ion kalsium berfungsi untuk
mempertahankan kohesi sel.
2. Tidak mempunyai pembuluh darah atau limfe. Oleh karena itu, nutrisi untuk epitel
melalui proses dari jaringan ikat di bawahnya.
3. Tidak mengandung serabut.
4. Pada umumnya berdiri di atas membrana basal atau lamina basalis. Membrana basal
memiliki struktur lebih tebal dari lamina basalis. Lamina basalis sukar dilihat dengan
mikroskop cahaya. Membrana basalis mengandung serabut kolagen.
Epitel dapat diklasifikasikan menurut bentuk dan jumlah lapisnya. Menurut
bentuknya terdiri dari:
1. Skuamosa atau pipih (gepeng)
2. Kuboid
3. Kolumner atau silindris
Menurut jumlah lapisnya, epitel dibagi 3:
1. Selapis (simple epithelium)
2. Banyak lapis (stratified epithelium)
3. Semu berlapis (pseudostratified epithelium)
Berdasarkan bentuk dan jumlah lapis sel, struktur mikroskopik epitel meliputi 8
jenis, yaitu:
1. Epitel pipih selapis
2. Epitel kuboid selapis
3. Epitel kolumner (silindris) selapis
4. Epitel pipih banyak lapis
5. Epitel kuboid banyak lapis
6. Epitel kolumner (silindris) banyak lapis
7. Epitel kolumner (silindris) banyak baris
8. Epitel peralihan
Berbagai tipe struktur mikroskopik epitel dapat dilihat pada gambar 1.

6
Gambar 1. Struktur mikroskopis epitel

Cara kerja:
1. Tempatkan preparat (prepared microscope slides) pada meja sediaan mikroskop
dan pastikan objek yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Jepit preparat dengan penjepit sediaan yang tersedia pada meja sediaan.
3. Putar pengatur kasar berlawanan arah dengan jarum jam untuk mendekatkan lensa
objektif. pergerakan lensa objektif tetap diamati dari samping mikroskop untuk
memastikan lensa objektif tidak bergesekan dengan preparat yang dapat merusak
lensa objektif.
4. Amati preparat melalui lensa okular sambil memutar pengatur halus searah jarum
jam hingga objek pada preparat dapat terlihat dengan fokus yang terbaik.
5. Gerakkan preparat ke kanan/kiri atau depan/belakang serta amati perubahan yang
terjadi.

6. Setelah objek pada preparat terlihat jelas dengan lensa objektif perbesaran 10 X,
cobalah menggunakan perbesaran lain yang lebih besar (40 X) dengan cara
memutar revolver tanpa memutar pengatur kasar lagi.

7
7. Biasakan diri anda mengamati dengan kedua mata terbuka untuk mengurangi
kelelahan mata.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagiannya komponen sel, yaitu susunan sel
terutama hubungannya dengan membrana basal, bentuk dan deretan inti.
9. Gambar dan beri nama bagian-bagian dari epitel pipih berlapis tersebut.
Identifikasi bagaimana variasi bentuk sel mulai dari lapis basal sampai ke
permukaan bebas, letak dan bentuk inti sel, dan distribusi sitoplasma.
10. Gambarlah struktur epitel tersebut : sel-sel superficial, bentuk pipih. Sel-sel
spinosum berbentuk spina (duri) atau “priskle cell”. Sel-sel basale berbentuk
silindris dengan aktivitas mitosia.

Tugas 1 :
1. Apakah fungsi utama epitel pipih banyak lapis tersebut?
2. Sebutkan lapisan-lapisan selnya sesuai dengan variasi bentuknya.
3. Apakah yang dimaksud dengan desmosoma dan tonofibril.

Tujuan 2 : Memperhatikan struktur epitel silindris banyak lapis pada Fornix


conjunctiva (E-6).

Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum tujuan 1.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagiannya dari lapisan epitel tersebut terutama sel-
sel basal dan permukaan, letak dan bentuk inti pada lapis basal dan permukaan,
distribusi sitoplasma pada lapis permukaan sel.

Tugas 2 :
1. Bagaimana hubungan struktur epitel ini dengan fungsinya, terutama pada
conjunctiva mata dan beberapa ductus kelenjar?

1.2. Memperhatikan struktur jaringan ikat


Tujuan 1.2.1 : Membedakan bagian-bagian jaringan ikat kolagen (CT-1;CT-4)
meliputi serabut kolagen serta sel-sel diantara serabut.

8
Alat dan Bahan:
1. Mikroskop
2. Sediaan Jaringan ikat kolagen (CT-1, CT-4); Jaringan ikat mesenchym (CT-2);
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

Dasar Teori
Jaringan ikat disebut juga jaringan penunjang atau jaringan penyambung
(supportive tissue, connectivie tissue). Ia memiliki variasi struktur yang luas, termasuk
topografinya. Fungsi utamanya adalah sebagai penghubung antar jaringan dan sebagai
penunjang tubuh (tulang dan tulang rawan). Juga berperan dalam mengatur suhu tubuh,
mekanisme pertahanan, dan regenerasi.
Ciri-ciri umum dari jaringan ikat dewasa adalah sebagai berikut:
a. Terdapat di bawah epitel atau terletak di antara organ-organ tubuh sebagai
pengikat.
b. Susunan sel-selnya tersebar.
c. Mempunyai matriks atau substansi interseluler.
Jaringan ikat dewasa terdiri dari dua macam sesuai dengan fungsinya, yaitu:
a. Jaringan penghubung, yang terdiri dari:
 Jaringan ikat longgar
 Jaringan ikat pekat tidak teratur
 Jaringan ikat pekat teratur
 Jaringan ikat retikuler
 Jaringan lemak
b. Jaringan penunjang, yang terdiri dari:
 Tulang rawan
- Tulang rawan hialin
- Tulang rawan elastis

9
- Tulang rawan fibrosa
 Tulang

Ada tiga komponen jaringan yang terdapat pada jaringan ikat dewasa, yaitu sel,
serabut dan bahan/zat dasar. Jenis sel yang terdapat pada jaringan ikat adalah antara lain
fibroblas, makrofag, sel regenerasi, mast cell, sel plasma, sel adipose, leukosit, dan sel
pigmen. Jenis-jenis serabut yang terdapat pada jaringan ikat ialah serabut kolagen,
serabut elastik, dan serabut retikuler.

Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum tujuan 1.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagiannya, serabutnya, sel-sel antar serabut. Lihat
anyaman dan percabangan serabut, bentuk dan jenis sel.

Tugas 1.2.1 :
1. Sel-sel apa saja yang terdapat pada jaringan ikat?
2. Sebutkan tiga macam pewarnaan khas untuk serabut kollagen.

Tujuan 1.2.2 : Memperhatikan serabut mesenchym serta sel-sel pada jaringan ikat
tersebut pada Jaringan ikat mesenchym (CT-2)

Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum tujuan 1.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagiannya. Lihat bentuk serta processus cellularis
yang saling berhubungan.

Tugas 1.2.2 :
1. Dimana sajakah terdapat jaringan ikat tersebut?
2. Bedakan jaringan ikat kolagen dan jaringan ikat mesenchim

10
1.3. Memperhatikan struktur jaringan otot
Tujuan 1.3.1 : Memperhatikan struktur otot polos (M-2)

Alat dan Bahan:


1. Mikroskop
2. Sediaan Otot polos (M2).
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

Dasar Teori :
Pada mamalia terdapat tiga macam otot, yaitu:
1. Otot Rangka (otot lurik)
2. Otot Polos (otot licin)
3. Otot Jantung
Sel otot atau serabut otot rangka yang dipotong longitudinal, memperlihatkan garis-
garis melintang yang terdiri dari pita-pita terang-gelap yang selang-seling. Garis-garis
melintang tersebut adalah miofibril otot yang berdiameter 1-2 µm, berjalan sejajar dengan
sumbu memanjang serabut otot. Pita-pita terang-gelap dari miofibril terdiri dari:
a. Pita A (anisotropy), bagian gelap
b. Pita I (isotrop), bagian terang
Pada pita A terdapat bagian terang yang disebut pita H (Hensen line) di bagian
tengahnya. Pada pita I juga terdapat garis gelap Z (Krause line) atau Zwisschenscheibe
line. Setiap miofibril memperlihatkan jarak pita yang konstan, yaitu kira-kira 2,4 µm.
Bagian myofibril yang berada di antara dua garis Z disebut satu sarkomer. Di tengah garis
H masih terdapat garis yang menebal, disebut garis M.
Otot polos bekerja tidak atas kemauan (involuntary). Ia terdiri dari kumpulan sel-sel
otot berbentuk spindle yang ujung-ujungnya runcing. Panjang sel 30-200 µm,
diameternya 5-10 µm. pada urerus yang sedang gravid, panjang bias mencapai 0,5 m.
setiap sel mempunyai inti pipih, terletak sentral. Pada sel yang sedang berkontraksi,
intinya sering berlipat. Sarkoplasma otot polos banyak mengandung mitokondria

11
terutama di dekat inti. Endoplasmik retikulum bertumbuh dengan baik, dan memiliki
Golgi yang besar.
Di dalam berkas otot polos, sel-selnya saling menutupi sepanjang otot. Di dalam
berkas tersebut, sel-sel itu terjerat oleh endomisium. Fasikulus dilapisi oleh jaringan ikat
perimisium. Perimisiumnya tebal, memisahkan berkas otot yang lebih besar.
Otot jantung merupakan modifikasi atau peralihan antara otot rangka dan otot polos
tetapi lebih dekat kepada otot polos. Persamaannya dengan otot rangka adalah sama-sama
mempunyai garis-garis melintang, persamaannya dengan otot polos ialah mempunyai inti
sel di sentral.
Sel-sel otot jantung tidak bersatu seperti otot rangka, tetapi membentuk jalinan
hubungan yang kompleks. Sel-sel di dalam suatu berkas sering bercabang dan
berhubungan dengan sel-sel dari berkas yang berdekatan. Sebagai akibatnya otot jantung
terdiri dari berkas sel yang bersatu erat, sehingga kontraksinya bersifat “all or none”.
Berbeda dengan sel otot rangka yang berinti banyak, sel otot jantung hanya
memiliki 1-2 inti yang terletak sentral. Endomisium otot jantung banyak mengandung
kapiler. Perbedaan lainnya ialah pada otot jantung terdapat pada garis-garis transversal
beraspek gelap yang melintasi rangkaian sel-sel otot jantung dengan interval yang tidak
beraturan. Garis gelap itu disebut diskus interkalatus.

Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum tujuan 1.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagiannya meliputi bentuk sel, letak dan bentuk
inti serta sarcoplasmanya.

Tugas 1.3.1 :
Apakah perbedaan struktur antara otot polos dengan otot kerangka (ditinjau dari segi
jumlah dan letak inti selnya, garis-garis lintang, diameter dan bentuk sel, serta
anastomose miofilamennya).

12
Tujuan 1.3.2 : Memperhatikan struktur potongan melintang dan membujur otot
kerangka.
Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Sediaan histologi otot rangka (M-1a, M-1b) Perwarnaan : HE
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

Dasar Teori :
Sel otot atau serabut otot rangka yang disayat longitudinal, memperlihatkan garis-
garis melintang yang terdiri dari pita-pita terang-gelap berselang-seling. Garis-garis
melintang tersebut adalah miofibril otot yang berdiameter 1-2 µm, berjalan sejajar dengan
sumbu memanjang serabut otot. Pita-pita terang-gelap dari miofibril terdiri dari:
c. Pita A (anisotrop), bagian gelap
d. Pita I (isotrop), bagian terang
Pada pita A terdapat bagian terang yang disebut pita H (Hensen line) di bagian
tengahnya. Pada pita I juga terdapat garis gelap Z (Krause line) atau Zwisschenscheibe
line. Setiap miofibril memperlihatkan jarak pita yang konstan, yaitu kira-kira 2,4 µm.
Bagian myofibril yang berada di antara dua garis Z disebut satu sarkomer. Di tengah garis
H masih terdapat garis yang menebal, disebut garis M.

Tugas/Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum 2.3.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagian dari otot kerangka meliputi bentuk sel
(multi-nucleated), bentuk dan letak inti sel serta garis A, I, Z, dan H.

13
BAB II SISTEM SARAF DAN INDERA

2.1.Pengamatan Anatomi Otak Kelinci

Tujuan 2.1 : Memperhatikan struktur dan komponen otak


Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Sediaan awetan otak mamalia (kelinci Cavia cobaya)
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. Penggaris

Dasar Teori :
Jaringan saraf didistribusikan ke seluruh tubuh sebagai suatu jaringan komunikasi
terpadu. Secara anatomis, sistem saraf terbagi atas sistem saraf pusat (central nervous
system) yang terdiri atas otak dan medulla spinalis; dan sistem saraf tepi (peripheral
nervous system) yang terdiri dari kumpulan-kumpulan serabut saraf dan ganglia yang
tersebar di seluruh tubuh. Termasuk ke dalam saraf tepi adalah saraf kranial dan saraf
spinal.
Sistem saraf pusat Kelinci (Cavia) dari arah dorsal menampakkan bagian-bagian
yang terdiri atas:
1. Telensefalon (cerebrum) merupakan bagian yang paling besar dan paling
anterior dari otak. Di sebelah anteriornya terdapat sepasang lobus olfaktorius
dengan sepasang nervus olfaktorius. Telensefalon dipisahkan oleh fisura
longitudinalis, menjadi bagian kiri dan bagian kanan.
2. Diensefalon dari sebelah dorsal tidak tampak , karena tertutup oleh serebrum.

14
3. Mesensefalon baru dapat dilihat bila cerebrum diangkat. Bagian otak ini akan
tampak sebagai corpora kuadrigemina yang berbentuk 4 buah lobi.
4. Metensefalon (cerebellum) , bentuknya berlekuk-lekuk. Bagian otak ini terdiri
atas tiga bagian, yaitu:
a. Bagian tengah, disebut lobus sentralis
b. Bagian tepi disebut lobus lateralis (terdapat sepasang)
c. Penonjolan dari lobus lateralis disebut flokulus (terdapat sepasang).
5. Medula oblongata (perpanjangan dari otak) terdapat di posterior cerebellum)
Bila otak dilihat dari arah ventral maka akan tampak diensefalon. Pada dasar
diensafalon terdapat khiasma optikus, tempat persilangan nervus opticus. Di sebelah
posterior dari khiasma optikus terdapat kelenjar hipofisa.

Tugas/Cara kerja:
1. Tempatkan sediaan awetan secara tepat pada meja praktikum dan pastikan objek
yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Amati sediaan, amati masing-masing bagiannya secara cermat dari arah dorsal
dan ventral
3. Setelah struktur bagian-bagiannya teramati. Gambar dan beri nama bagian-bagian
dari anatomi otak kelinci tersebut dari arah dorsal dan ventral.

2.2 Pengamatan Struktur Mikroskopis Cerebellum

Pembesaran : 10 x 5, 10 x 10, 10 x 40
Tujuan 2.2 : Memperhatikan distribusi dari substansia alba dan substansia
grisea Cerebellum (N-4).
Alat dan Bahan:
1. Mikroskop
2. Sediaan Cerebellum (N-4); Pewarnaan HE
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

15
Dasar Teori :

Jaringan saraf terdiri dari sel saraf atau neuron dan neuroglia yang menyokong dan
melindungi neuron. Neuron menerima rangsangan melalui dendrit dan badan sel, dan
menghantarkannya melalui akson. Secara struktural, neuron terdiri dari badan sel
(perikarion), akson (neurit = neurositon) dan dendrit (dendron).

Sistem Saraf Pusat


Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum punggung (medulla spinalis).
Otak terdiri dari medulla oblongata, cerebrum, dan cerebellum. Sistem saraf pusat harus
mendapat pelindungan yang kuat karena disamping ia sangat vital, juga merupakan
jaringan yang lemah. Ia dilindungi oleh batok kepala (tengkorak) dan selaput otak
(meninges). Meninges terdiri dari tiga lapis, yaitu duramater, arachnoidea, dan piamater.
Bila susunan saraf pusat disayat, dapat dibedakan bagian substansia alba (white matter),
dan substansia grisea (grey matter) atau abu-abu.

Substansia Alba
Substansia alba mengandung serabut saraf bermielin dan tidak bermielin,
oligodendrosit, astrosit fibrosa, dan microglia. Warna putih dari substansia ini disebabkan
oleh banyaknya serabut saraf bermielin. Selubung mielin pada sistem saraf pusat relatif
lebih tipis dibandingkan dengan susunan saraf perifer.

Substansia Grisea
Substansia grisea banyak mengandung bahan sel saraf, sel-sel glia, serabut tak
bermielin. Warna abu-abu dari substansia ini disebabkan oleh banyaknya badan-badan sel
saraf.

Cerebellum (Otak Kecil) mempunyai dua hemifer (folia) yang dipisahkan oleh vermis
(alur). Permukaan cerebellum mempunyai banyak alur yang tegak lurus terhadap vermis.
Alur ini membagi cerebellum atas lobules-lobulus yang masing-masing mempunyai
substansia alba juaga terdapat area substansia grisea. Di bagian dalam substansia alba,

16
juga terdapat area substansia grisea terisolir. Substansia grisea (korteks) mempunyai tiga
lapisan:
a. Lapis molekulur
Terdapat di sebelah luar (superficial) mengandung banyak serabut saraf tidak
bermielin dan badan-badan sel.
b. Lapis tengah
Terdiri dari badan-badan sel saraf yang besar yang disebut sel Purkinje (sel
piriformis). Sel Purkinje memiliki dendrit yang menyebar dan mengarah ke lapis
molecular.
c. Lapis granuler (granuler layer)
Terdiri dari sel-sel saraf kecil yang tersusun granuler. Setiap sel mempunyai 3-6
dendrit dan satu akson.

Tugas/Cara kerja:
1. Tempatkan preparat (prepared microscope slides) pada meja sediaan mikroskop
dan pastikan objek yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Jepit preparat dengan penjepit sediaan yang tersedia pada meja sediaan.
3. Putar pengatur kasar berlawanan arah dengan jarum jam untuk mendekatkan lensa
objektif. pergerakan lensa objektif tetap diamati dari samping mikroskop untuk
memastikan lensa objektif tidak bergesekan dengan preparat yang dapat merusak
lensa objektif.
4. Amati preparat melalui lensa okular sambil memutar pengatur halus searah jarum
jam hingga objek pada preparat dapat terlihat dengan fokus yang terbaik.
5. Gerakkan preparat ke kanan/kiri atau atas/bawah serta amati perubahan yang
terjadi.
6. Setelah objek pada preparat terlihat jelas dengan lensa objektif perbesaran 10 X,
cobalah menggunakan perbesaran lain yang lebih besar (40 X) dengan cara
memutar revolver tanpa memutar pengatur kasar lagi.
7. Biasakan diri anda mengamati dengan kedua mata terbuka untuk mengurangi
kelelahan mata.

17
8. Gambarlah bagian-bagian dari substansia grisea cerebellum yang meliputi lapis
molekuler, lapisan Purkinye dan lapis granuler.

2.3.Pengamatan Struktur Mikroskopis Medula Spinalis

Pembesaran : 10 x 5, 10 x 10, 10 x 40
Tujuan 2.3 : Memperhatikan distribusi dari substansia alba dan substansia
grisea medulla Spinalis (N-6).

Alat dan Bahan:


1. Mikroskop
2. Sediaan medulla spinalis (N-6) pewarnaan HE
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

Dasar Teori:
Berbeda dengan otak, substansia alba pada medulla spinalis terdapat di bagian luar,
sedangkan substansia grisea terdapat di bagian tengahmembentuk huruf H. Di bagian
tengah horizontal terdapat kanalis sentralis yang merupakan sisa dari lumen tabung
neuralis embrionik.
Substansia grisea di bagian ventral membentuk kornua anterior yang mengandung
neuron motorik yang lebih besar dari neuron-neuron yang terdapat di koruna posterior.
Neuron-neuron yang terdapat pada medulla spinalis di samping diameternya besar juga
multipoler.

Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum 3.2.
8. Gambarlah bagian-bagian yang terdapat pada kedua substansia medulla spinalis
tersebut. Perhatikan juga meninges, canalis centralis, cornua anterior dan cornua
posterior.

18
2.4.Pengamatan Anatomi atau Struktur Makroskopi Telinga

Tujuan 2.4 : Memperhatikan struktur dan komponen telinga


Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Torso Telinga manusia
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

Dasar Teori :
Telinga adalah organ pendengaran dan keseimbangan. Organ ini terdiri atas 3
bagian penting, yaitu:
 Telinga luar
 Telinga tengah
 Telinga dalam
Gambar 4.1 berikut menjelaskan bagian telinga.

Gambar 4.1. anatomi telinga

19
Telinga luar terbuka ke lingkungan eksternal dan mengarahkan gelombang suara
menuju telinga tengah. Struktur telinga luar meliputi daun telinga (auricle; pinna),
saluran auditori eksternal dan membrane timpani. Pinna mengarahkan gelombang
suara ke saluran auditori eksternal yang merupakan suatu saluran berbentuk tabung
sempit berukuran 2,5 cm yang menembus tulang external acoustic meatus. Membran
timpani yang tipis meneruskan gelombang suara ke telinga tengah.
Rongga telinga tengah atau ruang timpani adalah ruang tengah yang berisi
udara. Struktur telinga tengah terdiri atas ossicle, otot pendengaran, dan saluran
eustachius. Ossicle adalah 3 tulang kecil yang menjulur dari membrane timpani ke pintu
vestibular. Ossicle terdiri atas malleus (seperti “palu”); incus (seperti “landasan pukul”)
dan stapes (seperti ‘sanggurdi”). Tulang-tulang kecil ini berfungsi memperkuat
gelombang suara. Otot pendengaran adalah dua otot skeletal yang sangat kecil yang
secara otomatis berfungsi mengurangi tekanan dari kekerasan bunyi sebelum bunyi
tersebut dapat merusak telinga dalam. Saluran eustachius menghubungkan rongga
telinga tengah ke pharynx. Saluran ini berfungsi menyeimbangkan tekanan udara pada
kedua sisi membrane timpani.
Telinga dalam memiliki organ-organ pendengaran (cochlea) dan organ
keseimbangan (vestibular apparatus). Struktur telinga dalam terdiri atas tulang
berbentuk labirin yang membentuk ruangan dan disusun atas 3 tulang berbentuk
saluran setengah lingkaran, ampula yang terletak pada dasar, vestibule pada bagian
pusat dan cochlea. Tulang berbentuk labirin ini dilapisi oleh membrane. Membran pada
saluran semisirkular dan ampula memiliki reseptor-reseptor yang peka terhadap gerakan
memutar dari kepala. Vestibule terdiri atas utricle dan saccule yang memiliki reseptor-
reseptor yang peka terhadap gravitasi dan gerakan linear dari kepala. Struktur-struktur
inilah yang menyusun organ keseimbangan (vestibular apparatus). Rongga labirin
diisi oleh cairan endolimfe, sedangkan daerah di luar rongga labirin terdapat cairan
perilimfe. Jendela vestibular yang berbentuk oval adalah membrane penutup antara
telinga tengah dan telinga dalam. Membran ini terletak pada lempengan dasar stapes
dimana terjadinya transfer gelombang bunyi dari medium padat ke medium cair dalam
cochlea. Di dalam cochlea terdapat saluran cochlea yang berbentuk membran dan organ
berbentuk spiral (organ corti) yang merupakan organ pendengaran. Jendela Cochlea

20
yang berbentuk bundar terletak di bawah jendela vestibula yang bergaung sebagai respon
terhadap bunyi yang keras.

Tugas/Cara kerja:
1. Tempatkan torso secara tepat pada meja praktikum dan pastikan objek yang akan
diamati terletak di tengah-tengah.
2. Amati torso dengan cermat.
3. Setelah struktur Bagian-bagiannya teramati. Perhatikan susunan lengkap anatomi
dan komponen telinga bagian luar, tengah dan dalam.
4. Gambar dan beri nama bagian-bagian dari telinga tersebut.

2.5.Pengamatan Histologis Kuncup Pengecap Pada Lidah

Pembesaran : 10 x 5, 10 x 10, 10 x 40
Tujuan 2.5 : Memperhatikan bentuk dari papilla valata dan organum gemma
gustatoria serta struktur lainnya pada Lingua (SD-5) .
Alat dan Bahan:
1. Mikroskop
2. Sediaan histology lidah /lingua (SD-5) pewarnaan HE
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

Dasar Teori :

Reseptor pengecap rasa terdapat pada kuncup pengecap di membran mucosa papila
lidah (Gambar 4.2), membran mucosa palatum dan membran mucosa pharing. Kuncup
pengecap mengandung sekelompok 40 – 60 sel gustatoria, yang masing-masingnya
diinervasi oleh sebuah saraf sensori, dan juga sel-sel pendukungnya (sel basalis).

21
Gambar 4.2. Lokasi berbagai kuncup pengecap rasa pada permukaan atas lidah

Lidah merupakan massa dari otot-otot skelet yang dilapisi oleh membrana mukosa.
Serabut-serabut otot membentuk berkas-berkas dalam kelompok, biasanya dipisahkan
oleh jaringan ikat. Membrana mukosanya melekat erat dengan otot.
Pada permukaan otot lidah terdapat tonjolan-tonjolan kecil yang disebut papillae.
Permukaan mukosa bawahnya halus. Bagian posterior dari permukaan atas lidah
dipisahkan dengan bagian anteriornya oleh batas yang membentuk huruf V. Di belakang
batas ini permukaan lidah mempunyai kelompok–kelompok limfatik disebut nodulus
limfatikus dan tonsila lingualis.
Papillae lidah merupakan tonjolan – tonjolan epitel dan lamina propria. Ada 3
macam papillae, yaitu ;
1. Papillae filiformis (Filum = benang) tanpa pitik pengecap
2. Papillae fungiformis
Bentuknya menyerupai jamur, karena papillae ini mempunyai tangkai yang
sempit, sedangkan bagian atasnya melebar. Papillae ini mengandung putik pengecap.
Jumlahnya tidak sebanyak pada papillae filiformis, tetapi mereka banyak dijumpai di
daerah ujung lidah. Jenis papillae fungiformis banyak dijumpai pada karnivora, kambing,
domba dan babi.
3. Papillae valatae

22
Bentuknya besar, tersebar di sepanjang daerah V pada bagian posterior lidah.
Papillae ini banyak mengandung kelenjar mukos dan serous (kelenjar ebner), juga banyak
terdapat putik pengecap.

Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum 2.2.
8. Gambarlah struktur umum dari lingua yang meliputi papilla valata dikelilingi
sulcus papillae (epitel pipih banyak lapis noncornificatum, gemma gustatoria pada
dinding sulcus papillae, glandula serosa di antara serabut otot). Perhatikan jenis
sel gemma gustatoria (sel gustatoria dan sel basalis), dan beri nama masing-
masing bagian.

23
BAB III. SISTEM INTEGUMENTUM

3.1. Pengamatan Struktur Kulit (Torso Kulit Manusia)

Tujuan 3.1 : Memperhatikan struktur dan komponen lapisan-lapisan kulit


Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Torso kulit manusia
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

Dasar Teori :
Suatu organ adalah gabungan dari dua jenis atau lebih jaringan yang mempunyai
suatu fungsi yang spesifik. Berbagai organ terdapat di seluruh tubuh dan sangat beragam
ukuran, bentuk dan fungsinya. Contoh organ adalah kulit, jantung, limpa, lambung, usus,
ginjal, testis dan ovarium. Masing-masing organ biasanya memiliki satu atau lebih
jaringan utama dan beberapa jaringan pendukung. Contohnya pada lambung, epitel yang
melapisi bagian dalam lambung merupakan jaringan utama pada organ ini, karena fungsi
dasar organ lambung berupa sekresi dan absorbsi berlangsung pada lapisan ini.
Sementara jaringan ikat, jaringan saraf dan jaringan otot merupakan jaringan pendukung
dari lambung.
Struktur Kulit pada vertebrata terdiri dari dua lapisan utama,yaitu;
1. Epidermis, merupakan lapisan luar yang selalu terdiri dari jaringan epitel
berlapis banyak dan berasal dari derivate ektoderm.
2. Dermis, atau korium, yang terletak di bawah epidermis yang terdiri dari jaringan
ikat, serta merupakan derivat mesoderm.
Kulit dapat dibedakan dalam 2 macam:
1. Kulit tebal
2. Kulit tipis

24
Tugas/Cara kerja:
1. Tempatkan torso secara tepat pada meja praktikum dan pastikan objek yang akan
diamati terletak di tengah-tengah.
2. Amati torso dengan cermat.
3. Gerakkan torso yang dapat digerakkan secara perlahan ke kanan/kiri atau
atas/bawah serta amati masing-masing bagiannya secara cermat
4. Setelah struktur lapisan-lapisannya teramati. Perhatikan susunan lengkap kantong
rambut, kelenjar keringat dan musculus erector pillus pada dermis.
5. Gambar dan beri nama bagian-bagian dari lapisan kulit yang meliputi:
Epidermis
Dermis
- stratum papillare
- stratum retikulare
- folikel rambut
Subcutan (hypodermis)
- sel-sel lemak
- glandula sudorifera

3.2. Pengamatan Struktur Mikroskopis Kulit Tipis

Pembesaran :10 x 5, 10 x 10, 10 x 40


Tujuan 3.2 : Memperhatikan struktur dan komponen lapisan-lapisan kulit
kepala pada potongan sejajar permukaan kulit.
Alat dan Bahan lain :
1. Mikroskop
2. Sediaan histologi kulit tipis (IN-3). Pewarnaan HE
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

25
Dasar Teori :
Semua kulit yang terdapat di permukaan tubuh, kecuali pada telapak tangan dan
telapak kaki, adalah kulit tipis. Kulit yang paling tipis terdapat pada kelopak mata
(kurang lebih 0,5 mm) sedangkan yang tertebal di bagian punggung (kurang lebih 5 mm).
Struktur yang membangun epidermis kulit tipis terdiri dari stratum germinativum,
spinosum (tipis saja), granulosum (tidak terkontinu) dan stratum korneum (juga tipis).
Di dalam dermis kulit tipis, dapat dijumpai adanya akar-akar rambut, muskulus
arektorus pilorum, duktus kelejar keringat, pembuluh darah, dan akhiran-akhiran saraf
sensoris. Rambut merupakan derivate epidermis belaka, di sini tidak ada peranan dan
pertumbuhan papila dermis seperti pada pertumbuhan bulu atau sisik tanduk.
Pada kulit tipis dapat dijumpai adanya kelenjar lemak atau minyak yang
berhubungan dengan akar rambut, serta ada juga kelenjar minyak yang tidak
berhubungan dengan rambut seperti yang ditemukan pada kelopak mata, papilla susu
(mammae) dan labia minora.
Kelenjar lemak dan kelenjar sebaceous menghasilkan butir sekresinya yang disebut
sabolina. Secara histologis tergolong dalam tipe alveolar/asiner bergelung dan holokrin,
serta mempunyai fungsi proteksi.
Lapisan bawah kulit (hypodermis) atau yang biasa disebut lapisan subkutan
tersusun atas jaringan ikat longgar dan terdapat juga Vater Pacini, dasar kelenjar keringat
dan folikel rambut. Kelenjar keringat menghasilkan sekresi yang disebut keringat atau
sudor. Secara histologis kelenjar keringat termasuk tipe tubuler bergelung dan dari
sekretnya termasuk kelenjar merokrin. Fungsi kelenjar keringat selain sebagai alat
ekskresi membantu ginjal, juga berperan sebagai alat pengatur suhu (thermoregulasi).

Tugas/Cara kerja:
1. Tempatkan preparat (prepared microscope slides) pada meja sediaan mikroskop
dan pastikan objek yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Jepit preparat dengan penjepit sediaan yang tersedia pada meja sediaan.
3. Putar pengatur kasar berlawanan arah dengan jarum jam untuk mendekatkan lensa
objektif. pergerakan lensa objektif tetap diamati dari samping mikroskop untuk

26
memastikan lensa objektif tidak bergesekan dengan preparat yang dapat merusak
lensa objektif.
4. Amati preparat melalui lensa okular sambil memutar pengatur halus searah jarum
jam hingga objek pada preparat dapat terlihat dengan fokus yang terbaik.
5. Gerakkan preparat ke kanan/kiri atau atas/bawah serta amati perubahan yang
terjadi.
8. Setelah objek pada preparat terlihat jelas dengan lensa objektif perbesaran 10 X,
cobalah menggunakan perbesaran lain yang lebih besar (40 X) dengan cara
memutar revolver tanpa memutar pengatur kasar lagi.
9. Biasakan diri anda mengamati dengan kedua mata terbuka untuk mengurangi
kelelahan mata.
10. Perhatikan struktur lapisan-lapisannya. Perhatikan susunan lengkap kantong
rambut, jaringan ikat padat tidak teratur (berkas kollagen, serabut elastis lebih
tebal dan berjalan sendiri-sendiri) pada dermis.
11. Gambar dan beri nama bagian-bagian dari lapisan kulit yang meliputi:
Epidermis
- stratum corneum
- stratum lucidum
- stratum granulosum
- stratum spinosum
- stratum basalis (germinativum)
Dermis
- stratum papillare
- stratum retikulare
- folikel rambut
Subcutan (hypodermis)
- sel-sel lemak
- glandula sudorifera

27
1.3. Pengamatan Struktur Mikroskopis Epitel Kulit Tebal

Pembesaran : 10 x 5, 10 x 10, 10 x 40
Tujuan 3.3 : Memperhatikan struktur epitel pipih banyak lapis yang mengalami
kornifikasi (stratified squamous cornified epithelium) pada kulit tebal.
Alat dan Bahan lain :
1. Mikroskop
2. Sediaan histologi kulit tebal (E-5b) atau (IN-3) Pewarnaan HE.
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

Dasar Teori :
Kulit tebal dapat kita jumpai pada telapak tangan dan telapak kaki. Dilihat dari
penampang melintangnya tampak tidak merata karena adanya papilla dermis yang
menonjol ke epidermis. Lapisan epidermis kulit tebal terdiri atas:
1. Stratum Silindrikum
2. Stratum Spinosum
3. Stratum Granulosum
4. Stratum Lusidum
5. Stratum Korneum
Lapisan dermis kulit tebal dibangun oleh jaringan ikat, terdiri dari dua lapisan,
yaitu:
a. Stratum Papilare, lapisan ini membentuk penjorokan-penjorokan ke epidermis,
yang disebut papilla dermis
b. Stratum Retikulare, sifatnya lebih padat daripada stratum papilare, elemen seluler
lebih sedikit dibandingkan dengan lapisan di atasnya.
Dermis sering disebut juga cutis/corium atau kulit jangat. Pada hampir semua
hewan vertebrata struktur dermis lebih uniform (seragam) dibandingkan epidermis yang
banyak aneka ragamnya. Misalnya, pada dermis kita selalu jumpai jaringan ikat dan

28
sedikit sekali adanya keping-keping sisik atau keping-keping tulang. Dermis
dihubungkan dengan epidermis oleh membrana basalis yang nonseluler dan juga oleh
adanya papilla-papilla atau penjorokan-penjorokan dermis. Pada hewan-hewan yang
kulitnya tebal seperti Rhinoceros, Hypopotamus, dan lain-lain, hubungan dermis dan
epidermisnya sangat kokoh. Di dalam dermis kulit tebal, tidak dijumpai adanya akar-akar
rambut dan muskulus arektorus pilorum, namun terdapat kelejar keringat, pembuluh
darah, akhiran-akhiran saraf sensoris, serta badan-badan Meissner dan Vater Pacini.

Tugas/Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum 3.2.
8. Gambarlah lapisan epitel epidermis kulit yang meliputi:
- stratum corneum
- stratum lucidum
- stratum granulosum
- stratum spinosum
- stratum basalis (germinativum)
9. Identifikasi variasi bentuk sel mulai dari lapis basal sampai ke permukaan bebas,
kornifikasi sel yang mengalami degenerasi inti dan sitoplasma.
10. Gambar dan beri nama bagian-bagian dari epitel pipih berlapis tersebut.
Identifikasi bagaimana variasi bentuk sel mulai dari lapis basal sampai ke
permukaan bebas, letak dan bentuk inti sel, dan distribusi sitoplasma.
11. Gambarlah struktur epitel tersebut : sel-sel superficial, bentuk pipih. Sel-sel
spinosum berbentuk spina (duri) atau “priskle cell”. Sel-sel basale berbentuk
silindris dengan aktivitas mitosis.

29
BAB IV. SISTEM RANGKA

4.1.Pengamatan Sistem Kerangka manusia

Tujuan 4.1 : Memperhatikan struktur dan bagian-bagian dari Kerangka


manusia.

Alat dan Bahan:


1. Torso Kerangka manusia.
2. Pinsil
3. Penghapus
4. penggaris

Dasar Teori :
Rawan dengan penulangan endochondral saat diferensiasi berlangsung akan
dirombak dan diubah menjadi tulang. Tulang merupakan jaringan terkeras di dalam
tubuh. Fungsi utamanya yaitu sebagai kerangka tubuh, tempat melekatnya daging,
melindungi organ-organ vital dan mengandung sumsum tulang, dimana sel-sel darah
dibentuk. Rangka dapat dibedakan menjadi 2 bagian utama:
1. Skelet aksial atau rangka sumbu; yaitu:
- Korda atau notochord hanya pada embrional atau dapat pula sampai dewasa.
- Cranium atau tengkorak pada bangsa ikan termasuk juga skelet branchialis.
- Kolumna vertebralis atau ruas-ruas tulang belakang.
- Kosta atau rusuk.
- Sternum atau tulang dada.
2. Skelet appendikular
- Gelang pectoral atau gelang bahu dan anggota depan
- Gelang pelvic atau gelang panggul

Ruas-ruas Tulang Belakang


Ruas tulang belakang hewan apa saja mempunyai bentuk dasar yang sama yaitu terdiri
dari:
1. Badan; disebut juga korpus atau sternum

30
Letak dari sternum pada hewan dewasa ditentukan oleh korda pada saat embrio.
2. Lengkung; disebut juga arkus, antara lain:
- Lengkung neural (diisi oleh sumsum tulang belakang)
- Lengkung haemal (diisi oleh arteri dan vena kaudalis)
3. Tonjolan
a. Yang berfungsi untuk persendian dengan vertebrata tetangganya
b. Yang berfungsi untuk melekatnya rusuk-rusuk
c. Yang mempunyai fungsi untuk melekatnya urat atau tendon

Tugas/Cara kerja:
1. Tempatkan torso rangka pada lantai yang datar dan kokoh dan pastikan objek
yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Gambarlah susunan organisasi rangka dari Kerangka manusia tersebut. Beri
keterangan terhadap susunan kerangka.

4.2.Pengamatan Sistem Kerangka Aves

Tujuan 4.2 : Memperhatikan struktur dan bagian-bagian dari Kerangka aves.


Alat dan Bahan:
1. Sediaan Kerangka aves.
2. Pinsil
3. Pinsil warna
4. Penghapus
5. penggaris

Dasar Teori :
Pada bangsa burung (Aves) yang tidak dapat terbang seperti kasuari, clavicula
tereduksi atau hilang. Pada bangsa burung yang dapat terbang kedua tulang clavikula kiri
dan kanan berfungsi di tengah membentuk huruf V disebut furkula. Pada bangsa burung
yang kita kenal sinsakrum yang bersatu dengan gelang pelvic ilium untuk mengokohkan

31
daerah anggota belakang. Pubis dan ischium pada bangsa burung tidak pernah
membentuk symphisis, hingga memungkinkan untuk dapat mengeluarkan telur yang
cukup besar, kecuali pada burung purba Archeopteryx. Tulang ilium dan ischium sering
juga disebut tulang anominatus. Mulai daripada bangsa burung ke atas ditemukan tulang
patella (tulang tempurung) pada lutut adalah tulang heterotropic atau disebut tulang
sesam.
Columna vertebralis dapat dibedakan atas vertebrae cervicalis, vertebrae thoracalis,
vertebrae lumbar dan vertebrae sacral. Vertebrae lumbar dan vertebrae sacral sulit
dibedakan. Terdapat 7 pasang Kosta atau rusuk Pada Sternum atau tulang dada.
Crus : anggota belakang pada bangsa burung dibangun oleh tibia yang mengalami
fusi dengan beberapa tulang tarsal yang proksimal, serta tulang tibia yang sangat
tereduksi. Tulang tiniotarsus dan fibula berhubungan dengan persendian intratarsal.

Tugas/Cara kerja:
1. Tempatkan torso rangka Aves pada meja yang datar dan kokoh dan pastikan
objek yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Gambarlah susunan organisasi rangka dari Kerangka aves tersebut.

4.3. Pengamatan Struktur Mikroskopis Tulang

Pembesaran : 10 x 5, 10 x 10, 10 x 40
Tujuan 2.3 : Memperhatikan struktur tulang, terutama sistim osteon tulang
Alat dan Bahan lain :
1. Mikroskop
2. Sediaan histologi gosok tulang (B-3)
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

32
Dasar Teori :
Tulang dan tulang rawan adalah komponen jaringan ikat dewasa dengan fungsi
utamanya sebagai penunjang tubuh. Tulang dan tulang rawan memiliki ciri-ciri umum dari
jaringan ikat dewasa sebagai berikut:
d. Terdapat di bawah epitel atau terletak di antara organ-organ tubuh sebagai
penunjang.
e. Susunan sel-selnya tersebar.
f. Mempunyai matriks atau substansi interseluler.
Ada tiga komponen jaringan yang terdapat pada jaringan ikat dewasa, yaitu sel,
serabut dan bahan/zat dasar. Jenis-jenis serabut yang terdapat pada jaringan tulang ialah
serabut kolagen.
Tulang terdiri dari matriks yang sudah mengalami kalsifikasi, sel osteosit,
osteoblas, dan osteoklas. Tulang dibungkus oleh jaringan ikat, disebut periosteum.
Periosteum banyak mengandung serabut kolagen; di bagian luarnya lebih seluler dan
vaskuler. Serabut kolagen periosteum dapat menembus matriks tulang untuk mengikat
periosteum ke tulang tersebut, disebut dengan serabut Sharpey. Sel-sel periosteum adalah
fibroblas yang dapat berdiferensiasi menjadi osteoblas. Permukaan dalam dari tulang
disebut endosteum adalah jaringan ikat. Endosteum strukturnya pun mirip dengan
periosteum, tetapi lebih tipis. Periosteum dan endosteum berperan untuk mensuplai
nutrisi dan osteoblas pada tulang.
Bangun Mikroskopis tulang kompakta mempunyai struktur osteon atau
“Haversian system” yang terdiri dari:
a. Harversian canal disebut saluran Haver
b. Lamel-lamel yang mengitari saluran Haver
c. Lakuna dan kanalikuli.
Saluran Haver berhubungan dengan rongga sumsum, periosteum dan saluran
Haver lain melalui saluran melintang atau miring yang disebut saluran Volksmann.
Saluran Volksmann tidak mempunyai lamel-lamel. Lamel-lamel yang mengitari saluran
Haver adalah berkas serabut kolagen. Lamel tulang ada tiga macam, yaitu:
a. Lamel khusus (concentric lamellae) yang mengitari saluran Haver
b. Lamel interstisial (interstitial lamellae) yang mengitari ruang antara osteon

33
c. Lamel umum (circumferential lamellae), yang terdapat langsung di periosteum
disebut lamel umum luar dan di endosteum disebut lamel umum dalam.
Lakuna dan kanalikuli terdapat pada tiap lamel. Kanalikuli menghubungkan satu
lakuna dengan lakuna yang lain. Lakuna dan kanalikuli membentuk jalinan yang saling
berhubungan untuk transportasi nutrisi.

Tugas/Cara kerja:
1. Tempatkan preparat/sediaan (prepared microscope slides) pada meja sediaan
mikroskop dan pastikan objek yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Jepit preparat dengan penjepit sediaan yang tersedia pada meja sediaan.
3. Putar pengatur kasar berlawanan arah dengan jarum jam untuk mendekatkan lensa
objektif. pergerakan lensa objektif tetap diamati dari samping mikroskop untuk
memastikan lensa objektif tidak bergesekan dengan preparat yang dapat merusak
lensa objektif.
4. Amati preparat melalui lensa okular sambil memutar pengatur halus searah jarum
jam hingga objek pada preparat dapat terlihat dengan fokus yang terbaik.
5. Gerakkan preparat ke kanan/kiri atau depan/belakang serta amati perubahan yang
terjadi.
6. Setelah objek pada preparat terlihat jelas dengan lensa objektif perbesaran 10 X,
cobalah menggunakan perbesaran lain yang lebih besar (40 X) dengan cara
memutar revolver tanpa memutar pengatur kasar lagi.
7. Biasakan diri anda mengamati dengan kedua mata terbuka untuk mengurangi
kelelahan mata.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagian sistim osteon tulang (osteosit dalam
lacunae, canaliculi, lamel yang mengitarinya, saluran Havers, saluran Volkmann,
lamel interstitial, lamel circumferential externa, lamel circumferential interna).

4.4. Pengamatan Struktur Mikroskopis Tulang Rawan Hialin

Pembesaran : 10 x 5, 10 x 10, 10 x 40
Tujuan 4.4 : Memperhatikan struktur tulang rawan hialin pada trachea (C-1).

34
Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Sediaan histologi tulang rawan hialin (C-1). Pewarnaan HE
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

Dasar Teori :
Tulang rawan dan tulang tergolong salah satu jaringan ikat dewasa tipe pekat
dengan bahan dasarnya mempunyai konsistensi yang keras. Fungsi utama tulang rawan
adalah sebagai penyokong jaringan lunak dan untuk membantu pergerakan persendian,
sehingga mempermudah gerakan tulang. Tulang rawan juga penting untuk pertumbuhan
tulang panjang, baik sebelum maupun setelah lahir.
Ada tiga jenis tulang rawan, yaitu:
1. Tulang rawan hialin
2. Tulang rawan elastik
3. Tulang rawan fibrosa
Tulang rawan hialin dalam keadaan sangat segar, berwarna putih, tembus cahaya
(hialin: kaca). Tulang rawan hialin merupakan jenis tulang yang paling banyak terdapat
dalam tubuh. Pada masa embrional, ia berfungsi sebagai kerangka sementara. Pada yang
dewasa dijumpai pada dinding saluran pernafasan (trakea, bronki), ujung iga, dan
persendian.
Tulang rawan tidak mempunyai pembuluh darah, pembuluh limfe atau saraf, dan
mempunyai kecepatan metabolisme yang rendah. Tulang rawan memperoleh gizi dari
kapiler jaringan ikat di dekatnya atau melalui cairan dari cavum sendi. Struktur
histologisnya terdiri dari jaringan ikat pembungkus yang disebut perikondrium, sel-selnya
disebut kondrosit, serabut, dan matriks. Matriksnya adalah glikosaminoglikan yang
molekul-molekulnya bergabung/terikat dengan kolagen. Variasi dalam kadar serabut
kolagen dan elastik memberikan sifat khusus pada tulang rawan.

35
Hampir semua tulang rawan dibungkus oleh perikondrium, kecuali pada
persendian. Pembungkus ini berfungsi sebagai pelindung dan untuk pertumbuhan tulang
rawan. Ia banyak mengandung sel-sel fibroblas dan serabut kolagen. Sel-sel yang terdapat
pada lapis dalam perikondrium disebut sel kondrogenik yang mirip bentuknya dengan
fibroblas. Sel kondrogenik diduga merupakan sel-sel mesenkim yang belum
berdiferensiasi menjadi kondroblas dan fibroblas.
Kondrosit adalah sel tulang rawan ini tersebar dalam matriks. Bentuknya pipih atau
lonjong. Sel-sel yang muda disebut kondroblas. Inti kondrosit berbentuk bulat, jumlahnya
kadang-kadang bisa dua buah. Kondrosit yang terletak dekat di bawah perikondrium
bentuknya pipih dan tersusun sejajar, tetapi makin ke tengah bentuknya makin bulat dan
bisa berada dalam kelompok 2-8 sel yang isogen (kelompok isogenik). Sel kondrosit
berada di dalam lacunae.

Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum 2.3.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagiannya meliputi perichondrium, sel-sel
khondrosit dan lacunae, isogenous group dan aspek matriks.

36
BAB V. SISTEM KARDIOVASCULAR

5.1. Pengamatan Struktur Makroskopi Jantung Manusia

Tujuan 5.1 : Memperhatikan struktur dan komponen jantung manusia


Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Torso jantung manusia
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

Dasar Teori :
Sistem peredaran terdiri atas sistem peredaran darah dan peredaran limfe. Dalam
jaringan selalu terdapat cairan jaringan di mana kuantitas dan kualitasnya selalu dijaga
ketat. Untuk menjaga tersebut, maka darahlah yang berperan aktif dalam membawa
oksigen, zat-zat makanan dan mengambil karbondioksida serta ampas sebagai sisa
metabolisme.Sistem peredaran darah dibangun oleh jantung dan pembuluh-pembuluh
darah. Pembuluh darah merupakan saluran dengan jantung sebagai pompa yang
mendorong darah agar tetap mengalir. Bila jantung berkontraksi, maka darah akan
ditekan ke luar dari jantung, darah yang keluar dari jantung akan diterima oleh arteri.
Jantung terdapat dalam rongga yang disebut rongga pericardium dan diliputi
oleh selaput pericardium. Bagian dalam jantung manusia terbagi atas empat ruangan
dengan sempurna, yaitu atrium kanan (atrium dextra), atrium kiri (atrium sinistra),
ventrikulus kanan (ventrikulus dextra), dan ventrikulus kiri (ventrikulus sinistra).
Darah dari seluruh tubuh masuk ke dalam atrium kanan (atrium dextra). Dari
atrium kanan darah diteruskan melalui lubang atrio-ventrikular kanan ke dalam
ventrikulus kanan (ventrikulus dextra), Lubang ini dijaga oleh valvula trikuspidalis.
Pinggiran dari valvula ini dihubungkan oleh urat korda tendine dengan penonjolan-
penonjolan otot dinding ventrikulur yang disebut muskuli papilaris.

37
Darah dari ventrikulus kanan dipompakan ke dalam arteria pulmonalis menuju
paru-paru (pulmo). Lubang ke luar dari arteria ini dijaga oleh kelep-kelep yang disebut
valvula semilunaris.
Darah dari pulmo dialirkan oleh vena pulmonalis masuk ke dalam atrium kiri
(atrium sinistra), dan dari sini melalui lubang atrio-ventricular kiri masuk ke dalm
ventrikulus kiri (ventrikulus sinistra) jantung. Lubang atrio-ventricular kiri dijaga oleh
valvula bikuspidalis (valvula mitralis). Pinggiran kelep jantung ini juga dihubungkan
oleh urat korda tendine dengan muskuli papilaris. Darah dari ventrikulus kiri dipompakan
melalui truncus aortikus. Lubang truncus aortikus dijaga oleh valvula semilunaris. Otot
jantung disuplai darah oleh arteri koronaria dan vena koronaria.
Struktur mikroskopis dinding jantung dari luar ke dalam terdiri atas:
a. Epikardium, dibangun oleh lapisan mesotelium, jaringan ikat longgar, pembuluh
darah, pembuluh limfe, dan serabut saraf. Berbatasan dengan miokardium
jaringan ikat berubah menjadi jaringan adiposum.
b. Miokardium, dibangun oleh serabut-serabut otot jantung yang merupakan
lapisan yang paling tebal.
c. Endokardium, terdiri atas:
- Lapisan endokardium yang kontinu (bersambung) dengan endothelium pembuluh
darah yang keluar dari atau yang bermuara pada jantung.
- Jaringan ikat padat elastis, adakala terdapat sel-sel otot polos. Berbatasan dengan
miokardium, terdapat jaringan ikat tak teratur yang mengandung sel-sel lemak
dan serabut Purkinje.

Tugas/Cara kerja:
1. Tempatkan torso secara tepat pada meja praktikum dan pastikan objek yang akan
diamati terletak di tengah-tengah.
2. Amati torso dengan cermat.
3. Lepaskan bagian torso yang dapat dilepaskan secara perlahan serta amati masing-
masing bagian dalamnya secara cermat
4. Gambar dan beri nama bagian-bagian dari jantung manusia

38
5.2. Pengamatan Struktus Mikroskopis Otot Jantung

Pembesaran : 10 x 5, 10 x 10, 10 x 40
Tujuan 5.2 : Memperhatikan bagian-bagiannya otot jantung (M-3).
Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Sediaan histolog otot jantung (M-3)
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. Penggaris

Dasar Teori :
Otot jantung merupakan modifikasi atau peralihan antara otot rangka dan otot polos
tetapi lebih dekat kepada otot polos. Persamaannya dengan otot rangka adalah sama-sama
mempunyai garis-garis melintang, persamaannya dengan otot polos ialah mempunyai inti
sel di sentral.
Sel-sel otot jantung tidak bersatu seperti otot rangka, tetapi membentuk jalinan
hubungan yang kompleks. Sel-sel di dalam suatu berkas sering bercabang dan
berhubungan dengan sel-sel dari berkas yang berdekatan. Sebagai akibatnya otot jantung
terdiri dari berkas sel yang bersatu erat, sehingga kontraksinya bersifat “all or none”.
Berbeda dengan sel otot rangka yang berinti banyak, sel otot jantung hanya
memiliki 1-2 inti yang terletak sentral. Endomisium otot jantung banyak mengandung
kapiler. Perbedaan lainnya ialah pada otot jantung terdapat pada garis-garis transversal
beraspek gelap yang melintasi rangkaian sel-sel otot jantung dengan interval yang tidak
beraturan. Garis gelap itu disebut diskus interkalatus.

Tugas /Cara kerja:


9. Tempatkan preparat/sediaan (prepared microscope slides) pada meja sediaan
mikroskop dan pastikan objek yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
10. Jepit preparat dengan penjepit sediaan yang tersedia pada meja sediaan.

39
11. Putar pengatur kasar berlawanan arah dengan jarum jam untuk mendekatkan lensa
objektif. pergerakan lensa objektif tetap diamati dari samping mikroskop untuk
memastikan lensa objektif tidak bergesekan dengan preparat yang dapat merusak
lensa objektif.
12. Amati preparat melalui lensa okular sambil memutar pengatur halus searah jarum
jam hingga objek pada preparat dapat terlihat dengan fokus yang terbaik.
13. Gerakkan preparat ke kanan/kiri atau depan/belakang serta amati perubahan yang
terjadi.
14. Setelah objek pada preparat terlihat jelas dengan lensa objektif perbesaran 10 X,
cobalah menggunakan perbesaran lain yang lebih besar (40 X) dengan cara
memutar revolver tanpa memutar pengatur kasar lagi.
15. Biasakan diri anda mengamati dengan kedua mata terbuka untuk mengurangi
kelelahan mata.
16. Gambar dan beri nama bagian-bagiannya otot jantung yang meliputi
sarcoplasmanya, bentuk sel, letak, jumlah dan bentuk inti sel, anastomose serabut
dan suatu tanda khas yaitu discus intercalatus, kalau mungkin temukan serabut
purkinye.

5.3. Pengamatan Struktur Mikroskopis Arteri

Pembesaran : 10 x 10, 10 x 40
Tujuan 5.3 : Memperhatikan struktur lapisan-lapisan dari arteri

Alat dan Bahan lain :


1. Mikroskop
2. Sediaan Arteri (SCV-1) Perwarnaan :HE
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

40
Dasar Teori:

Arteri banyak sekali mengandung jaringan elastis pada dindingnya, karena itu
sering disebut arteri elastis, gunanya untuk mengurangi tekanan darah yang diubah
menjadi tenaga potensial untuk menjaga agar tekanan darah dapat diatur supaya selalu
konstan. Arteri membentuk cabang-cabang ke seluruh tubuh dan banyak mengandung
jaringan otot polos, fungsinya untuk mengedarkan darah ke berbagai organ dalam tubuh.
Organ-organ yang membangun tubuh tidak semuanya membutuhkan jumlah darah yang
sama, karena itu diameter pembuluh darah yang menuju ke setiap organ tidak sama tetapi
disesuaikan dengan kebutuhannya. Besar kecilnya diameter pembuluh darah ini diatur
oleh sel-sel otot polos yang tersusun melingkar itulah sebabnya disebut arteri muskuler.
Dinding pembuluh arteri dapat dibedakan menjadi 3 lapis. Lapisan yang berbatasan
dengan lumen disebut tunika intima, elemen-elemen yang membangunnya tersusun
memanjang. Lapisan tengah disebut tunika media, elemen-elemen yang membangunnya
tersusun melingkar. Lapisan terluar disebut tunika adventisia, elemen-elemen yang
membangunnya tersusun memanjang. Tunika media merupakan lapisan paling tebal.

Tugas :
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum 5.2.
8. Gambarlah lapisan-lapisan (intima, media, adventitia) dari arteri dan vena.
Endothel, stratum subendotheliale, membrana elastika interna, tunika media (otot
polos), adventitia.

5.4. Pengamatan Struktur Mikroskopis Vena

Pembesaran : 10 x 10, 10 x 40
Tujuan 5.4 : Memperhatikan struktur lapisan-lapisan dari vena.
Alat dan Bahan lain :
1. Mikroskop
2. Sediaan vena (SCV-1) Perwarnaan : H E
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

41
Dasar Teori:

Vena dengan ukuran menengah (medium) dibangun oleh 3 lapisan, yaitu:


a. Tunika intima, terdiri dari lapisan endothelium, sub endothelium, dan membran
elastika interna.
b. Tunika media, bila dibandingkan dengan arteri dengan diameter yang sama pada
vena, lapisan ini jauh lebih tipis, terdiri atas lapisan sel-sel otot polos tersusun
melingkar yang dilapisi oleh serabut kolagen dan sedikit serabut elastin.
c. Tunika adventisia, merupakan lapisan yang paling tebal, terdiri dari jaringan iakt
longgar dengan komposisi yang sama dengan tunika adventisia arteri serta
banyak sekali mengandung serabut kolagen.

Tugas :
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum 5.2.
8. Gambarlah lapisan-lapisan (intima, media, adventitia) dari vena. Endothel,
stratum subendotheliale, membrana elastika interna, tunika media (otot polos),
adventitia.

5.5. Pengamatan Struktur Sel Eritrosit

Pembesaran : 10 x 40
Tujuan 5.4 : Memperhatikan struktur sel eritrosit berbagai hewan vertebrata

Alat dan Bahan lain :


1. Mikroskop
2. Darah berbagai kelas hewan vertebrata
3. NaCl fisiologis
4. Pinsil & Pinsil warna
5. Penghapus &
6. penggaris

42
Dasar Teori:

Fungsi biokimia dan fisiologis dari sistem sirkulasi dilaksanakan oleh darah yang
tersusun atas plasma dan benda-benda darah Benda-benda darah terdiri dari leukosit,
eritrosit, dan trombosit. Eritrosit mengandung hemoglobian. Eritrosit vertebrata tingkat
rendah berukuran relatif besar, berbentuk oval dan berinti. Misalnya kodok memiliki
eritrosit yang berukuran panjang sel 22 µ dan berjulah sekitar 400.000 per mm 3 .
sementara eritrosit dewasa berbentuk piring bikonkaf, diameternya berukuran 7 µ atau 8
µ, mengandung hemoglobin, dan berjumlah sangat banyak hingga 5 juta per mm3 . Pada
pria volume darah sekitar 5-6 liter atau kira-kira 8% dari berat tubuh.. Peningkatan
jumlah sel eritrosit dan dikombinasikan dengan kandungan hemoglobinnya adalah factor
yang sangat penting dimiliki manusia sebagai vertebrata yang aktif dan bersifat berdarah
panas atau endoderm (Walker, 1987).
Darah merupakan elemen tubuh yang sangat vital, karena berfungsi sebagai:
1. Alat penyalur atau pengangkut zat-zat makanan, oksigen, dan metabolit lainnya.
2. Alat pertahanan tubuh.
3. Berperan dalam pengaturan suhu tubuh.
Eritrosit berbentuk elips atau bikonkaf dan mudah memperluas permukaannya agar
lebih mudah untuk pertukaran gas. Eritrosit memiliki diameter antara 6-8 mikron. Jumlah
eritrosit pada pria ± 5 juta per mm3 dan pada wanita ± 4,5 juta per mm3. Sifat fleksibel,
elastis, pada mamalia tidak berinti kecuali pada camelidae, sedangkan pada non mamalia
eritrosit memiliki inti. Eritrosit mengandung pigmen darah yang disebut hemoglobin. Sel
darah merah mempunyai kemampuan melekat satu sama lain membentuk pilar yang
disebut “rouleaux”. Bila sel darah merah pecah, hemoglobin akan keluar, proses ini
dinamakan hemolisis. Ikut dalam sirkulasi darah selama 4 bulan, yang kemudian
dirombak oleh limfa dan hati, eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang merah. Membran
sel eritrosit terdiri atas protein, karbohidrat, dan lipid. Membran ini berperan memberi
bentuk pada eritrosit dan juga sebagai barrier (penghalang) semipermeabel yang
mempertahankan perbedaan konsentrasi ion Na dan K antara plasma darah dan bagian
dalam eritrosit serta mempertahankan sistem transportasi.

43
Tugas :
Teteskan darah segar pada kaca objek yang telah diberi 1 tetes larutan fisiologis, tutup
dengan kaca penutup. Lalu laksanakan prosedur 1 sampai dengan 7 serupa seperti pada
pengamatan praktikum 5.2. Gambarlah struktur sel eritrosit tersebut.

44
BAB VI. SISTEM LIMFATIK

6.1.Histologi Limfa

Pembesaran : 10 x 40
Tujuan 6.1 : Memperhatikan struktur histologis limpa (lien = splaen).
Alat dan Bahan lain :
1. Mikroskop
2. Sediaan Lien atau Limpa (SL-2) Perwarnaan :HE
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

Dasar Teori:
Limpha disebut juga lien atau spleen, merupakan jaringan lymphoid terbesar di
dalam tubuh. Limpha tidak mempunyai vasa aferen dan lymph sinus, nodulinya tersebar
merata, baik di daerah korteks maupun medula. Strukturnya terdiri dari kapsula dan
parenchim. Kapsula membungkus limpha di daerah hilus. Parenchimnya merupakan
pulpa. Pulpa limpha terdiri atas 2 bagian yaitu pulpa putih dan pulpa merah

Cara kerja:
1. Tempatkan preparat (prepared microscope slides) pada meja sediaan mikroskop
dan pastikan objek yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Jepit preparat dengan penjepit sediaan yang tersedia pada meja sediaan.
3. Putar pengatur kasar berlawanan arah dengan jarum jam untuk mendekatkan lensa
objektif. pergerakan lensa objektif tetap diamati dari samping mikroskop untuk
memastikan lensa objektif tidak bergesekan dengan preparat yang dapat merusak
lensa objektif.
4. Amati preparat melalui lensa okular sambil memutar pengatur halus searah jarum
jam hingga objek pada preparat dapat terlihat dengan fokus yang terbaik.
5. Gerakkan preparat ke kanan/kiri atau atas/bawah serta amati perubahan yang
terjadi.

45
6. Setelah objek pada preparat terlihat jelas dengan lensa objektif perbesaran 10 X,
cobalah menggunakan perbesaran lain yang lebih besar (40 X) dengan cara
memutar revolver tanpa memutar pengatur kasar lagi.
7. Biasakan diri anda mengamati dengan kedua mata terbuka untuk mengurangi
kelelahan mata.
8. Gambarlah bagian-bagian dari limpa, meliputi kapsula (serosa dan fibrosa),
trabeculae, pulpa limpa (red pulp dan white pulp), pusat kecambah pada pulpa
putih, arteri centralis, sinus-sinus (sinusoid) pada pulpa merah.

46
BAB VII. SISTEM PENCERNAAN

7.1. Sistem Pencernaan Mamalia: Tikus (Rattus novergicus).


Tujuan 7.2 : Memperhatikan struktur makroskopis sistem pencernaan mamalia
Alat dan Bahan:
1. Sediaan Mamalia : Tikus (Rattus).
2. Pinsil
3. Pinsil warna
4. Penghapus
5. penggaris

Dasar Teori
Traktus digestivus atau sistem pencernaan mamalia terdiri atas saluran pencernaan
yang dimulai dari bibir sampai anus beserta kelenjar-kelenjar tambahan tertentu yang
terletak di luar saluran-salurannya. Bagian dari pada saluran pencernaan ialah: mulut,
faring, oesophagus, lambung, usus halus dan kasar, anus; sedangkan bagian dari kelenjar-
kelenjarnya ialah kelenjar air liur (kelenjar saliva), hati, kantong empedu dan pankreas.

Tugas :
a). Masukkan tikus ke dalam stoples kemudian masukkan kapas yang telah dibubuhi
kloroform atau eter kedalam stoples tadi dan tutup rapat-rapat. Tunggu beberapa
menit sehingga katak itu mati dan barulah dikeluarkan tikus tadi dari dalam stoples
dan letakkan pada punggungnya di atas papan (bak seng).
b). Pakukan keempat kakinya pada papan tadi. Angkatlah kulit tikus dengan pinset
dengan hati-hati, guntinglah kulit tadi yang dimulai dari planum medianus dari
celah kaki belakang hingga ke regio sub mandibularis dan dari celah kaki belakang
gunting pula kearah ujung dari extremitas posterior. Dengan menggunakan pinset
atau pisau selanjutnya tanggalkan kulit dari tubuhnya. Dengan membuang kulit
yang kita tinggalkan tadi terlihatlah susunan sistem otot. Gambarlah susunan sistem
ototnya.

47
c). Bukalah dinding perut secara hati-hati dengan membuat sayatan dari celah
extremitas posterior hingga ke regio thoracalis. Kaki depan direntangkan sehingga
cor dapat terlihat dengan jelas. Gambarlah semua organ pada system pencernaan
tikus yang nampak perhatikan bentuk dan warnanya. Gambarlah susunan organisasi
dari sistem pencernaan tikus tersebut di atas.

8.1. Sistem Pencernaan Aves: burung merpati (Columba livia).


Tujuan 8.2 : Memperhatikan struktur makroskopis sistem pencernaan Aves
Alat dan Bahan:
6. Sediaan Aves : burung merpati (Columba livia).
7. Pinsil
8. Pinsil warna
9. Penghapus
10. penggaris

Dasar Teori :
Traktus digestivus atau sistem pencernaan Aves terdiri atas saluran pencernaan
yang dimulai dari paruh sampai kloaka beserta kelenjar-kelenjar tambahan tertentu yang
terletak di luar saluran-salurannya. Bagian dari pada saluran pencernaan ialah: paruh,
faring (Pharinx), oesophagus, tembolok (Crop), lambung kelenjar (Proventriculus),
lambung muscular atau empedal (Gizzard), usus halus (ICtestinum), usus kasar (colon)
dan cloaca; sedangkan bagian dari kelenjar-kelenjarnya ialah kelenjar air liur (kelenjar
saliva), hati, kantong empedu dan pankreas.

Tugas :
a). Setelah burung dibius dengan cloroform atau eter, perhatikanlah bagian-bagiannya.
b). Sebelum bulu dicabut, basahi lebih dahulu seluruh bulu atau seluruh badannya agar
bulunya tidak beterbangan waktu mencabutnya. Kemudian cabutlah bulunya
(semua bulu pada badan), sampai bersih betul sehingga barulah kelihatan bulu-bulu
halus yang disebut filoplumae. Setelah selesai mencabut bulunya lalu burung

48
tersebut dicuci sampai bersih, letakkan punggungnya di dalam bak preparat atau
bak seng, ikat kedua kaki dan kedua tangan (sayap) dengan benang. Kemudian
rentangkan kedua kaki dan sayap pada masing-masing lubang yang ada pada bak
preparat. Buatlah toresan media pada kulit (daerah ventral) dari depan sampai
mandibula. Lepaskan kulit dari otot-ototnya maka akan terlihat jelas carina sterni
yang merupakan pemisah antara M. Pectoralis mayor sinister dengan M. pectoralis
dexter. M. Pectoralis yang terlihat berwarna merah itu adalah Pectoralis mayor.
Lepaskan musculus tersebut dari orogonya dengan cara membuat turisan sejajar
dengan crista sterni pada otot tersebut. Di bagian cranial lepaskan pula otot tersebut
dari tulang clavicula yaitu tulang yang menghubungkan crista sterni dengan sendi
bahu, maka akan terlihat jelas M. Pectoralis minor. Di bagian caudal lepaskan otot
tersebut lebih lanjut dari sternum (tulang dada), kemudian dibalikkan ke lateral,
maka akan terlihat saccus axillaries di daerah sendi yang memisahkan antara yang
memisahkan M. Pectoralis mayor dan M. Pectoralis minor.

c). Bersihkan kedua musculus tersebut sehingga sternum terlihat lebih jelas, kemudian
bukalah osternum tersebut dengan hati-hati agar organ didalamnya tidak rusak.
Bukalah terlebih dahulu otot perut dengan gunting dan teruskan ke cranial sehingga
tulang rusuk terpotong. Lepaskan pula dengan hati-hati persendiannya tulang dada
dengan tulang humerus (tulang lengan atas), sehingga osternum terlepas. Perhatikan
jangan ada tulang yang terpotong atau rusak, setelah os sternum terbuka maka akan
terlihat situs viscerum (letak alat jeroan).
d). Gambarlah semua jeroan yang nampak. perhatikan bentuk dan warnanya.
Gambarlah susunan organisasi dari sistem pencernaannya.

7.3.Struktur mikroskopis Gigi lengkap (SD-4)

Pembesaran : 10 x 40
Tujuan 7.3 : Memperhatikan struktur histologis gigi.

49
Alat dan Bahan lain :
1. Mikroskop
2. Sediaan histologi Gigi (SD 4)
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

Dasar Teori :
Gigi terdiri dari dua bagian besar, yaitu bagian yang tertanam di dalam gingiva,
disebut akar gigi (root), sedangkan bagian yang menonjol di atas gingiva disebut mahkota
gigi (crown). Tempat peralihan dari mahkota ke akar gigi disebut leher gigi (neck/servix
gigi). Tiap-tiap gigi mempunyai rongga sentral yang disebut rongga pulpa. Di daerah
akar, rongga ini meluas dan membentuk lubang tempat lewatnya pembuluh darah dan
syaraf gigi.
Setiap gigi tersusun atas jaringan ikat khusus yang mengalami kalsifikasi, disebut
dentin. Di daerah mahkota gigi, dentin diselaputi oleh jaringan yang keras, disebut
enamel (email). Di daerah akar gigi, dentin diselaputi oleh sementum. Dentin diselaputi
oleh selapis sel- sel khusus, disebut odontoblast, yang memproduksi bahan-bahan dari
dentin itu sendiri. Sel- sel odontoblast hanya menghasilkan matriks organik pada
permukaan dentin.
Email merupakan komponen gigi yang penting dan paling keras, karena banyak
mengandung kalsium (97% garam-garam kalsium + 3% zat organik). Matriks organiknya
bukanlah serabut kolagen, tetapi unsur utamanya adalah prolin. Matriks email dihasilkan
oleh sel-sel odontoblast.
Sementum merupakan modifikasi dari tulang. Ia terdiri dari lamel-lamel yang
tersusun sejajar dengan permukaan ; terdiri dari lacunae dan kanalikuli. Di daerah kira-
kira sepertiga dari akar gigi, sementum bersifat non-seluler. Sel-sel yang terdapat dalam
sementum disebut cementosit, terdapat dalam lacunae. Dari daerah membrana
periodentalis, serabut-serabut kolagennya menembus sementum, membentuk “serabut
sharpey”. Serabut-serabut ini merupakan penyokong yang kuat sewaktu mengunyah.

50
Apabila membrane periodentalis dihancurkan, sementum dapat mengalami nekrosis dan
diresorbsi.
Pulpa gigi merupakan jaringan ikat longgar, terdiri atas serabut kolagen halus
yang tersusun asimetris. Substansia dasarnya adalah glikosaminoglikan. Pada gigi muda,
serabut-serabut kolagennya tidak ada atau jarang dijumpai. Disamping serabut kolagen,
terdapat juga serabut retikuler.
Di dalam pulpa terdapat banyak syaraf dan pembuluh darah, juga terdapat sel-sel
fibroblast. Pada batas antara pulpa dan dentin terdapat sel-sel odontoblast. Serabut-
serabut syaraf yang terdapat dalam pulpa gigi kebanyakan bermielin. Beberapa serabut
saraf kehilangan mielinnya sewaktu menuju arah tubulus dentalis.

Tugas :
Cara kerja:
1. Tempatkan preparat/sediaan (prepared microscope slides) pada meja sediaan
mikroskop dan pastikan objek yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Jepit preparat dengan penjepit sediaan yang tersedia pada meja sediaan.
3. Putar pengatur kasar berlawanan arah dengan jarum jam untuk mendekatkan lensa
objektif. pergerakan lensa objektif tetap diamati dari samping mikroskop untuk
memastikan lensa objektif tidak bergesekan dengan preparat yang dapat merusak
lensa objektif.
4. Amati preparat melalui lensa okular sambil memutar pengatur halus searah jarum
jam hingga objek pada preparat dapat terlihat dengan fokus yang terbaik.
5. Gerakkan preparat ke kanan/kiri atau depan/belakang serta amati perubahan yang
terjadi.
6. Setelah objek pada preparat terlihat jelas dengan lensa objektif perbesaran 10 X,
cobalah menggunakan perbesaran lain yang lebih besar (40 X) dengan cara
memutar revolver tanpa memutar pengatur kasar lagi.
7. Biasakan diri anda mengamati dengan kedua mata terbuka untuk mengurangi
kelelahan mata.

51
8. Gambarlah struktur gigi yang meliputi corona dengan lamella enameli (pita
Retzius dan Schreger) dan dentin dengan lamella dentinalis, cervix dan pulpa
dentin.

7.4.Pengamatan Struktur mikroskopis Usus

Pembesaran : 10 x 40
Tujuan 7.4 : Memperhatikan struktur epitel selindris selapis bersilia dengan
Goblet cell dan struktur histologis usus secara umum.
Alat dan Bahan lain :
1. Mikroskop
2. Sediaan histologis usus Duodenum (SD- ), Perwarnaan : HE
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

Dasar Teori
Saluran pencernaan pada umumnya dilapisi oleh membrana mukosa yang beraspek
basah, mulai dari mulut sampai anus. Lapisan di bawahnya ialah submukosa, tunika
muskularis yang pada umumnya terdiri atas lapisan otot sirkuler dan longitudinal, serta
lapisan serosa yang terdiri atas jaringan ikat longgar yang kaya akan pembuluh darah dan
adipose.
Tunika mukosa terdiri atas: 1) lamina epitelialis, 2) lamina propria, 3) lamina
muskularis/muskularis mukosa. Fungsi utama mukosa saluran pencernaan ialah untuk
absorpsi dan transport zat makanan, serta melindunginya dari invasi bakteri dan
meningkatkan pergerakan dari lapisan mukosa dalam meningkatkan kontak dengan
makanan.
Tunika muskularis dinding usus pada umumnya terdiri atas lapisan otot sirkuler dan
longitudinal dari jenis otot polos yang bekerja tidak atas kemauan (involuntary). Jaringan
otot ini terdiri dari kumpulan sel-sel otot berbentuk spindle yang ujung-ujungnya runcing.
Panjang sel 30-200 µm, diameternya 5-10 µm. Setiap sel mempunyai inti pipih, terletak
sentral. Pada sel yang sedang berkontraksi, intinya sering berlipat. Sarkoplasma otot

52
polos banyak mengandung mitokondria terutama di dekat inti. Endoplasmik retikulum
bertumbuh dengan baik, dan memiliki Golgi yang besar.
Di dalam berkas otot polos, sel-selnya saling menutupi sepanjang otot. Di dalam
berkas tersebut, sel-sel itu terjerat oleh endomisium. Fasikulus dilapisi oleh jaringan ikat
perimisium. Perimisiumnya tebal, memisahkan berkas otot yang lebih besar.

Tugas/Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum 8.3.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagian lamina epiteliale usus, yaitu susunan sel,
kutub bebas yang bermikrovili, distribusi sitoplasma, letak dan bentuk inti serta
Goblet cell.
9. Gambar dan beri nama bagian-bagian otot polos pada lapisan muscular dinding
usus meliputi bentuk sel, letak dan bentuk inti serta sarcoplasmanya.
10. Apakah perbedaan struktur antara otot polos dengan otot kerangka dan otot
jantung (ditinjau dari segi jumlah dan letak inti selnya, garis-garis lintang,
diameter dan bentuk sel, serta anastomose miofilamennya).

7.5. Pengamatan struktur mikroskopis kelenjar pancreas bagian eksokrin

Pembesaran : 10 x 40
Tujuan 7.5 : Memperhatikan struktur kelenjar pancreas bagian eksokrin
Alat dan Bahan lain :
1. Mikroskop
2. Sediaan histologis Pankreas (SD- )
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

53
Dasar Teori
Beberapa epitel mengalami modifikasi menjadi kelenjar yang dapat menghasilkan
sekreta, misalnya kelenjar keringat, kelenjar air mata, kelenjar air liur, kelenjar Brunner,
kelenjar ambing, dan sebagainya. Apabila satu sel dapat bersekresi disebut kelenjar
uniseluler atau sel kelenjar; jika kumpulan sel kelenjar membentuk struktur tertentu untuk
menghasilkan sekreta disebut kelenjar atau glandula.
Berdasarkan cara penyaluran sekretanya, kelenjar dibagi atas dua macam:
a. Kelenjar Eksokrin
b. Kelenjar Endokrin
Kelenjar eksokrin mempunyai saluran untuk menyalurkan sekretanya ke permukaan
epitel sementara pada endokrin tidak.
Pankreas marupakan kelenjar ganda, yaitu dapat berfungsi sebagai endokrin dan
eksokrin. Sebagai endokrin pankreas menghasilkan insulin dan glucagon, sedangkan
sebagai eksokrin menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
Pankreas diselaputi oleh selapis jaringan ikat yang disebut kapsula. Kapsula
ditutupi oleh peritoneum. Dari kapsula tersebut berlanjut menjadi jaringan ikat septa yang
menjulur ke dalam pankreas, sehingga pankreas dibagi-bagi atas lobulus. Setiap lobulus
terdiri dari banyak asini. Asini ini saling terikat dan berdekatan satu sama lain oleh
jaringan retikuler dan kapiler-kapiler di antara mereka. Setiap asinus terdiri dari sel
piramidal dengan butir-butir zimogen di dalam sitoplasmanya. Sel-sel asiner ini
mempunyai semua sifat sel yang mensintesis protein, dimana banyak mengandung rER di
daerah basis selnya, sehingga bersifat basophil. Di derah ujung sel terdapat banyak
granula-granula zimogen.
Pada setiap asinus, kira-kira tepat di bagian tengahnya, terdapat sel-sel kecil yang
membatasi saluran kecil asinus, sel-sel kecil tersebut disebut sel sentroasiner. Inti dari sel
kecil itu pucat dan sitoplasmanya tidak mengandung granula. Baik sel-sel asinus maupun
sentro asiner sel mempunyai mikrovili pada permukaan selnya. Sel sentroasiner
merupakan sel bertipe duktus.
Sistem duktus di dalam pankreas adalah sebagai berikut: duktus utamanya
disebut duktus wirsung yang dilapisi oleh jaringan ikat. Di antara lobulus-lobulus
terdapat duktus interlobularis. Duktus ini tidak begitu jelas kelihatan seperti yang terdapat

54
di dalam kelenjar saliva. Duktus interlobularis dilapisi oleh epitel silindris. Di dalam
lobulus terdapat duktus intralobularis yang dilapisi oleh epitel kubus. Duktus kecil yang
terdapat pada asinus disebut duktus interkalatus. Duktus ini sering memasuki bagian
sentral dari asinus yang dikenal sebagai sel sentroasiner. Duktus interkalatus dilapisi oleh
epitel pipih.

Cara kerja:
1. – 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum tujuan 8.3.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagian pankreas pars eksokrin yang meliputi
lobulus dengan acinusnya, sel sentroaciner. Identifikasi satu acinus dengan bentuk
sel acinernya.

55
BAB VIII. SISTEM RESPIRASI

8.1 Struktur Mikroskopis Atau Histologi Pulmo

Pembesaran : 10 x 10, 10 x 40
Tujuan 7.1 : Memperhatikan struktur Pulmo.
Alat dan Bahan lain :
1. Mikroskop
2. Sediaan Pulmo (SR-3),Perwarnaan : H E
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

Dasar teori :
Untuk menyelenggarakan proses pernafasan, traktus respiratorius mempunyai 2
bagian :
1. Bagian konduksi (conducting part) yang terdiri dari rongga hidung,
nasopharynx, larynx, trachea, bronchi dan bronchiole.
2. Bagian respirasi (respiratory part) yang langsung menyelenggarakan proses
pertukaran udara: terdiri dari duktus alveolaris, kantong alveolar dan
gelembung-gelembung alveoli.
Pulmo adalah organ yang menjalankan fungsi sebagai bagian sistem respirasi.
Struktur sistem respirasi di dalam pulmo ini membentuk struktur ruang-ruang kecil yang
diperlengkapi dengan kapiler. Dinding dari sistem respirasi strukturnya sederhana, terdiri
dari serabut elastis dan kolagen serta sedikit otot polos. Epitelnya adalah pipih selapis.
Barrier antara kapiler (darah) dengan udara hanyalah membrana basal, endothel kapiler
dan sel epitel dari alveoli.

Cara kerja:
1. Tempatkan preparat (prepared microscope slides) pada meja sediaan mikroskop
dan pastikan objek yang akan diamati terletak di tengah-tengah.

56
2. Jepit preparat dengan penjepit sediaan yang tersedia pada meja sediaan.
3. Putar pengatur kasar berlawanan arah dengan jarum jam untuk mendekatkan lensa
objektif. pergerakan lensa objektif tetap diamati dari samping mikroskop untuk
memastikan lensa objektif tidak bergesekan dengan preparat yang dapat merusak
lensa objektif.
4. Amati preparat melalui lensa okular sambil memutar pengatur halus searah jarum
jam hingga objek pada preparat dapat terlihat dengan fokus yang terbaik.
5. Gerakkan preparat ke kanan/kiri atau atas/bawah serta amati perubahan yang
terjadi.
6. Setelah objek pada preparat terlihat jelas dengan lensa objektif perbesaran 10 X,
cobalah menggunakan perbesaran lain yang lebih besar (40 X) dengan cara
memutar revolver tanpa memutar pengatur kasar lagi.
7. Biasakan diri anda mengamati dengan kedua mata terbuka untuk mengurangi
kelelahan mata.
8. Gambarlah bagian-bagian dari pulmo yang meliputi:
a. Bronchus (epitel, otot polos, cartilago, adventitia).
b. Bronchiclus respirattorius (epitel, otot polos, adventitia).
c. Ductus alveolaris (epitel, otot polos).
d. Saccus alveolaris.
e. Alveole (septum interalveolaris, sel-sel alveole, sel-sel phagosit, kapiler,
sel-sel otot)

8.2 Struktur Mikroskopis Atau Histologi Trachea

Pembesaran : 10 x 10, 10 x 40
Tujuan 8.2 : Memperhatikan struktur Trachea
Alat dan Bahan lain :
1. Mikroskop
2. Sediaan Trachea (SR-2), Perwarnaan: H E
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

57
Dasar teori :
Trachea merupakan saluran pernafasan yang dindingnya terdiri dari mukosa,
submukosa, tulang rawan, otot dan adventitia. Mukosa trakea dilapisi oleh epitel silindris
banyak baris bercilia (pseudostratified ciliated columnar epitelium). Diantar sel sel epitel
banyak dijumpai sel-sel Goblet, kadang-kadang terdapat pula limfosit dan makrofag yang
berimigrasi.
Lamina propria banyak mengandung serabut elastis. Di dalam propria terdapat
kira – kira 16 – 20 tulang rawan yang mempunyai bentuk seperti tapal kuda. Mereka
berperan untuk mempertahankan agar lumen trakea tetap terbuka. Ligamentum dan
berkas-berkas otot licin (musculus trachealis) melekat pada perichondrium dan
menghubungkan ujung-ujung bebas tulang rawan tersebut. Ligamentum tulang rawan
berguna untuk mencegah peregangan lumen yang berlebihan, sementara kontraksi otot
berguna agar tulang rawan saling berdekatan.
Submukosa trachea mengandung kelenjar mucous disertai dengan kelenjar serous.
Beberapa saluran dari kelenjar – kelenjar tersebut sampai ke lapisan propria.

Cara kerja:
1. – 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum tujuan 1.
8. Gambarlah lapisan-lapisan dari dinding trachea yang meliputi, mukosa (epitel
silindris banyak baris bersilia, sel-sel goblet, propria (serabut elastis), tulang
rawan, submukosa dengan kelenjar trachealis (serous dan mucous), tunika
muskularis (muskulus trachealis) dan adventitia (fibrosa).

58
IX. SISTEM URINARIA

9.1. Pengamatan Struktur Sistem Urinaria Manusia

Tujuan 9.1 : Memperhatikan struktur dan komponen sistem urinaria manusia


Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Torso manusia
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

Dasar Teori :
Berikut ini adalah organ-organ yang membangun system ekskretorius:
1. Ginjal (sepasang) berbentuk kacang, berwarna merah kecoklatan
2. Ureter (sepasang), saluran yang terpancar dari hilus ginjal, dan berakhir
pada vesica urinaria. Bagian yang melebar dari ureter yang berhubungan
dengan hilus ginjal disebut pelvis.
3. Vesica urinaria adalah kantung tempat menampung urin sebelum
dikeluarkan
4. Uretra, saluran tunggal yang keluar dari vesica urinaria untuk
mengeluarkan urin. Pada hewan jantan uretra terdapat di dalam penis.

Tugas/Cara kerja:
1. Tempatkan torso secara tepat pada meja praktikum dan pastikan objek yang akan
diamati terletak di tengah-tengah.
2. Amati torso dengan cermat.
3. Gerakkan torso yang dapat digerakkan secara perlahan ke kanan/kiri atau
atas/bawah serta amati masing-masing bagiannya secara cermat
4. Setelah struktur bagian-bagiannya teramati. Gambar dan beri nama bagian-bagian
dari sistem urinaria manusia tersebut.

59
9.2. Pengamatan Struktur Sistem Urinaria Manusia

Tujuan 9.2 : Memperhatikan struktur dan komponen ginjal manusia


Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Torso ginjal manusia
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

Dasar Teori :
Ginjal terdapat sepasang dan bentuknya seperti biji kacang buncis dengan
pinggirannya yang konkaf di suatu daerah, disebut hilus. Hilus adalah tempat masuk dan
keluarnya pembuluh darah, limphe dan syaraf. Pada hilus terdapat pula bentuk khusus
yang disebut pelvis ginjal (pelvis renalis).
Ginjal dibungkus oleh jaringan ikat fibrous yang mengandung serabut kolagen dan
elastis, disebut kapsula. Kapsula ginjal terdiri atas jaringan ikat padat. Ginjal terdiri dari
dua bagian, yaitu bagian luar yang disebut dengan korteks dan bagian dalam yang
disebut dengan medula.
Bagian medula ginjal terdiri atas struktur berbentuk piramida, disebut piramida
medula atau malphigi. Puncak-puncak dan dasar piramida berada dalam korteks.
Penonjolan-penonjolan puncak piramida dalam koreks disebut papilla ginjal. Permukaan
tiap-tiap papilla menembus lubang-lubang tempat bermuaranya duktus koligentes,
membentuk area kribosa. Dari dasar piramida tersusun struktur parallel, merupakan
tubulus-tubulus yang panjang, disebut “medullary rays”, menembus korteks. Tiap-tiap
medullary rays terdiri atas duktus koligentes yng dikelilingi oleh sejumlah nefron.
Korteks ginjal, merupakan bagian ginjal yang menduduki area antara dasar
piramida medula dengan kapsula ginjal. Diantara piramida-piramida ginjal, korteks ini
membentuk kolom dari bertini.

60
Tugas/Cara kerja:
1. Tempatkan torso secara tepat pada meja praktikum dan pastikan objek yang akan
diamati terletak di tengah-tengah.
2. Amati torso, amati masing-masing bagiannya secara cermat
3. Setelah struktur bagian-bagian ginjal teramati. Gambar dan beri nama bagian-
bagian dari ginjal manusia tersebut.

9.3. Pengamatan Struktur histologi ginjal

Pembesaran : 10 x 40
Tujuan 9.3 : Membedakan karakteristik struktur mikroskopis bagian korteks
dan medulla ginjal serta mengenali bagian-bagian corpusculus
renalis

Alat dan Bahan :


1. Mikroskop
2. Sediaan histologis Ren (SU-1), Pewarnaan : HE
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

Dasar teori:

Pada korteks ginjal terdapat struktur kelompokan vaskuler yang disebut “renal
corpuscles” atau badan Malphigi. Renal corpuscle terdiri atas kapiler-kapiler, glomeruli
yang dibungkus oleh kapsula epitel berdinding ganda, disebut kapsula Bowman. Semua
glomeruli selalu berada di bagian korteks.
Nefron merupakan kesatuan ginjal yang terdiri atas :
1. Renal corpuscle, berdiameter antara 150 – 200 m.
2. Tubulus kontortus proksimal
3. Lekuk Henle
4. Tubulus kontortus distal
Pada manusia jumlah kesatuan ginjal ini berkisar antara 1 – 4 juta unit.

61
Cara kerja:
1. Tempatkan preparat (prepared microscope slides) pada meja sediaan mikroskop
dan pastikan objek yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Jepit preparat dengan penjepit sediaan yang tersedia pada meja sediaan.
3. Putar pengatur kasar berlawanan arah dengan jarum jam untuk mendekatkan lensa
objektif. pergerakan lensa objektif tetap diamati dari samping mikroskop untuk
memastikan lensa objektif tidak bergesekan dengan preparat yang dapat merusak
lensa objektif.
4. Amati preparat melalui lensa okular sambil memutar pengatur halus searah jarum
jam hingga objek pada preparat dapat terlihat dengan fokus yang terbaik.
5. Gerakkan preparat ke kanan/kiri atau atas/bawah serta amati perubahan yang
terjadi.
6. Setelah objek pada preparat terlihat jelas dengan lensa objektif perbesaran 10 X,
cobalah menggunakan perbesaran lain yang lebih besar (40 X) dengan cara
memutar revolver tanpa memutar pengatur kasar lagi.
7. Biasakan diri anda mengamati dengan kedua mata terbuka untuk mengurangi
kelelahan mata.
8. Gambarlah bagian-bagian dari ginjal yang meliputi kapsula, cortex dan medulla,
nefron yang meliputi corpusculus renalis (glomerulus dan capsula Bowman),
tubulus contortus promixal, lekuk Henle, tubulus contortus distalis dan ductus
colligentes. Beri nama bagian-bagiannya.

9.4. Pengamatan Struktur histologi vesica urinaria.

Pembesaran : 10 x 40
Tujuan 9.4 : Memperhatikan struktur lapisan dari dinding vesica urinaria.

Alat dan Bahan :


1. Mikroskop
2. Sediaan histologis Vesica urinaria (SU-3; E -7), Pewarnaan : HE

62
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

Dasar Teori:
Vesika urinaria berfungsi untuk menyimpan urin yang dibentuk oleh ginjal.
Struktur organ ini menyerupai ureter. Dindingnya terdiri dari mukosa, tunika muskularis
dan daventitia.
Mukosa terdiri dari epitel transisional dan lamina propia. Sel-sel superficial
epitelnya berbentuk khas, lebih besar, berbentuk separti paying, disebut “facet cell”. Sel-
sel payung ini bertanggung jawab terhadap barier osmotic antara urin dan cairan jaringan.
Sel-sel payung ini mempunyai membran khusus dari lamel – lamel (pita-pita = luminal
lamella). Jika kandung kemih berkontraksi, membran melipat, sehingga sel-sel superficial
menjadi membulat dan bertambah besar, jika kandung kemih melebar, membran sel-sel
payung menjadi memipih.
Lamina propia kandung kemih adalah jaringan ikat yang mengandung banyak
serabut kolagen dan sedikit seranur elastis. Lapis serabut elastisnya sering juga disebut
sebagai lapis submukosa dari kandung kemih. Pada lamina propia terdapat juga otot polos
yang padat.
Tunika musklaris terdiri dari 3 lapis, tetapi batas lapis-lapis ini sulit dilihat di
bawah mikroskop. Lapisan tengah dari ototnya lebih berkembang, tersusun secara
sirkuler. Lapis dalammya tersusun longitudinal. Adventisia adalah jaringan ikat
fibroelastis yang diseluputi oleh peritoneum (serosa).

Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum 10.3.
8. Gambarlah lapisan-lapisan dari dinding vesica urinaria yang meliputi mukosa
(epitel transisional, propria), tunika muskularis dan serosa. Identifikasi 3 lapis otot
dari tunika muskularis, yaitu lapis dalam dan lapis luar tersusun longitudinal,
sedangkan lapis tengah tersusun secara sirkuler. Identifikasi juga sel payung atau
“Facet cell” pada permukaan epitel.

63
9. Gambar dan beri nama bagian-bagiannya dari lapisan epitel tersebut. Fokuskan
perhatian pada bentuk sel pada lapis permukaan, sel payung (facet cell) dengan
inti dan sitoplasmanya.

Tugas 9.4 :
1. Apa peran sel payung atau “Facet cell”dalam jaringan bersangkutan?
2. Bagaimanakah daya mitosis pada lapis permukaan sel?
3. Jelaskan peran khas epitel permukaan kandung kemih terkait fungsinya pada
system urinaria
4. Jelaskan hubungan struktur epitel transisional dan fungsi sel payung dengan
struktur lapisan dari dinding vesica urinaria lainnya yang meliputi mukosa (epitel
transisional, propria), tunika muskularis dan serosa.
5. Bagaimana struktur epitel transisional pada ureter?

64
BAB X. SISTEM GENETALIA

10.1. Pengamatan Struktur Sistema Genetalia Masculina pada Sapi (Bos)

Tujuan 10.1 : Memperhatikan struktur Sistem Reproduksi pada Sapi jantan


Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Sediaan awetan system reproduksi sapi jantan
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

Dasar Teori :
Alat perkembangan pada hewan mamalia jantan terdiri atas:
a. Sepasang testis yang memproduksi spermatozoa dan hormon kelamin.
b. Penis, sebagai alat kopulasi.
c. Saluran-saluran kelamin yang meliputi duktus epididimis, duktus efferent dan
duktus defferen.
d. Kelenjar-kelenjar tambahan, yaitu vesika seminalis, prostat dan kelenjar
bulbouretra

Tugas/Cara kerja:
1. Tempatkan sediaan awetan secara tepat pada meja praktikum dan pastikan
objek yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Amati sediaan, amati masing-masing bagiannya secara cermat
3. Setelah struktur bagian-bagiannya teramati. Gambar dan beri nama bagian-
bagian dari sistema genetalia masculina sapi tersebut.

10.2. Pengamatan Struktur Sistema Genetalia Feminina pada Sapi (Bos)

Tujuan 10.2 : Memperhatikan struktur Sistem Reproduksi pada Sapi Betina

65
Alat dan Bahan :
1. Mikroskop
2. Sediaan awetan sistem reproduksi sapi betina
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

Dasar Teori :
Alat perkembangbiakan pada hewan mamalia betina, terdiri dari sepasang ovaria,
oviduct (tuba uterina), uterus, vagina, dan genetalia eksterna serta kelenjar mamae.
Struktur alat perkembangbiakan terus mengalami perubahan, mengikuti siklus kelamin
sesuai dengan aktivitas fungsional. Perubahan struktur diatur oleh mekanisme
neurohumoral.

Tugas/Cara kerja:
1. Tempatkan sediaan awetan secara tepat pada meja praktikum dan pastikan objek
yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Amati sediaan, amati masing-masing bagiannya secara cermat
3. Setelah struktur bagian-bagiannya teramati. Gambar dan beri nama bagian-bagian
dari sistema genetalia feminina sapi tersebut.

10.3. Pengamatan Struktur histologi testis

Pembesaran : 10 x 40
Tujuan 10.3 : Memperhatikan struktur umum dan komponen dari testis.

Alat dan Bahan :


1. Mikroskop
2. Sediaan histologis Testis (SG-2), Pewarnaan : HE
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

66
Dasar Teori :
Tetis tedapat pada suatu kantung yang disebut skrotum. Kantong skrotum berperan
dalam mempertahankan suhu di dalam testis, di bawah suhu intra-abdominal. Testis
berfungsi ganda, yaitu sebagai penghasil spermatozoa dan hormon. Testis dibungkus oleh
kapsula, disebut tunika albugenia, merupakan jaringan ikat yang banyak mengandung
serabut kolagen, sedikit serabut elastis dan kaya akan pembuluh darah (stratum
vaskulare).
Di sebelah luar tunika albugenia masih terdapat kapsula serosa yang berasal dari
peritoneum, yang disebut tunika vaginalis. Dari kapsula memancar sekat-sekat jaringan
ikat yang disebut septula testis, yang membagi testis dalam beberapa lobulus. Lobuli
testis ini merupakan parenkhima testis, meliputi saluran-saluran panjang yang berkelok-
kelok, disebut tubuli seminiferus. Fungsinya sebagai penghasil spermatozoa. Di dalam
tubuli testis terdapat jaringan ikat yang mengandung pembuluh darah, saraf dan sel-sel
interstitial (sel-sel leydig). Sel-sel leydig menghasilkan hormon testosteron. Sel ini
berbentuk oval, agak besar, intinya berbentuk bulat dan besar, anak inti jelas dan
sitoplasmanya banyak mengandung lipoid.
Pada pinggir testes, dimana epididimis bertaut, tunika albuginea berhubungan
dengan mediastinum testes. Di dalam mediastinum terdapat anyaman saluran-saluran
halus yang berhubungan dengan rangkaian satu sama lain dan mempunyai epitel kubus,
disebut rete testes.
Tubuli seminiferus membentuk saluran-saluran, disebut tubulus kontortus. Tubulus
ini berbentuk jala-jala, dimana tiap-tiap tubulus berujung buntu. Pada ujung apikal tiap
tubulus, lumennya menyempit dan epitel yang membatasinya menjadi epitel kubus
selapis. Segmen yang pendek ini disebut tubulus rektus. Rete testes yang terdapat dalam
jaringan ikat mediastinum dihubungkan dengan bagian epididimis oleh 10 - 20 duktuli
efferent.
Tubulus seminiferus terdiri dari jaringan ikat fibrosa, lamina basalis dan sel-sel
germinativum. Sel-sel epitel terdiri dari sel-sel Sertoli dan sel-sel spermatogenik. Sel-sel
spermatogenik berdefferensiasi menjadi sel spermatozoa, melalui proses
spermatogenaesis dan spermiogenesis. Spermatogenium, merupakan sel benih primitif,
terletak dekat dengan lamina basalis. Sel-sel ini kecil, intinya mengandung khromatin

67
ireguler. Spermatosit primer, merupakan sel yang besar, intinya kelihatan padat karena
sudah terbentuk khromosom. Spermatosit sekunder, merupakan sel yang sudah mengecil,
sukar ditemukan dalam potongan testes karena hidupnya singkat (cepat masuk dalam
pembelahan meiosis berikutnya). Spermatid, merupakan sel-sel dengan ukuran kecil,
terletak dekat bagian tengah tubulus seminiferus. Spermatozoon, merupakan sel yang
sudah matang, mempunyai kepala dan ekor.
Tiap tubulus memperlihatkan proses spermatogenesis yang berbeda-beda, artinya
fase spermatogenesis tidak terjadi secara serentak pada setiap tubulus. Oleh karenanya,
sering ditemukan adanya spermatozoa pada satu tubulus, sedangkan pada tubulus yang
lain hanya terdapat spermatid dan lain-lain.
Siklus pematangan spermatozoa (siklus epitel seminiferus) pada manusia
berlangsung kira-kira 16 hari untuk setiap siklus. Pada manusia terdapat 4 siklus
seminiferus.
Sel-sel yang memberi makan (sel nutrient = nurse cell) spermatozoa ialah sel sertoli.
Bentuknya piramidal panjang, saling bertautan dengan sel-sel spermatogenik. Dasar sel-
sel ini melekat pada membrana basalis, sedangkan ujung apikalnya sering masuk ke
dalam lumen tubulus seminiferus. Sel-sel sertoli mengandung organel biasa di dalam
sitoplasmanya, terutama sER dan rER. Golginya tidak begitu baik perkembangannya,
banyak mitokondria dan lisosoma. Bentuk intinya memanjang seperti bentuk segitiga,
sedikit mengandung khromatin. Anak intinya berkembang baik. Sel-sel sertoli juga
berfungsi sebagai pelindung, yaitu melindungi sel-sel spermatogenik yang sedang
berkembang dari serangan bakteria atau toksin dengan cara phagositosis dan dihancurkan
dengan lisosomanya. Sel-sel sertoli juga diduga mensekresi hormon steroid (estrogen),
tetapi fungsi ini belum jelas diketahui.

Cara kerja:
1. Tempatkan preparat (prepared microscope slides) pada meja sediaan mikroskop
dan pastikan objek yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Jepit preparat dengan penjepit sediaan yang tersedia pada meja sediaan.
3. Putar pengatur kasar berlawanan arah dengan jarum jam untuk mendekatkan lensa
objektif. pergerakan lensa objektif tetap diamati dari samping mikroskop untuk

68
memastikan lensa objektif tidak bergesekan dengan preparat yang dapat merusak
lensa objektif.
4. Amati preparat melalui lensa okular sambil memutar pengatur halus searah jarum
jam hingga objek pada preparat dapat terlihat dengan fokus yang terbaik.
5. Gerakkan preparat ke kanan/kiri atau atas/bawah serta amati perubahan yang
terjadi.
6. Setelah objek pada preparat terlihat jelas dengan lensa objektif perbesaran 10 X,
cobalah menggunakan perbesaran lain yang lebih besar (40 X) dengan cara
memutar revolver tanpa memutar pengatur kasar lagi.
7. Biasakan diri anda mengamati dengan kedua mata terbuka untuk mengurangi
kelelahan mata.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagian testis meliputi kapsula, tunika albugenia,
tunika vasculosa, tubulus seminiferus (Spermatogenium, spermatosit primer,
spermatosit sekunder, spermatid, spermatozoa, sel sertoli), sel Leydig, ductuli
efferent. Perhatikan secara cermat struktur tubulus seminiferus.

10.4. Pengamatan Struktur Ductus Epididimis

Pembesaran : 10 x 40
Tujuan 10.4 : Memperhatikan struktur epitel selindris banyak baris bersilia
(pseudo stratified columnar ciliated epithelium) pada Duktus
Epididimis (E4).

Alat dan Bahan :


1. Mikroskop
2. Sediaan histologis Epididimis (E-4), Pewarnaan : HE
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

69
Dasar teori:
Epididimis merupakan saluran panjang yang sangat berkelok-kelok panjangnya
kira-kira 4 – 6 meter pada manusia. Secara anatomis epididimis terdiri dari bagian korpus
dan ekor. Epididimis dibungkus oleh jaringan ikat yang mirip dengan tunika albugenia
pada testes. Duktus ini juga terdiri dari lobulus-lobulus. Epitelnya adalah silindris banyak
baris , yang terdiri dari dua macam sel :
a.Sel-sel silindris bersilia (stereosilia) bentuk tinggi.
b.Sel-sel basal untuk rendah
Stereosilia dari sel-sel jenis pertama tidak mempunyai badan-badan basal atau
mikrotubuli. Sitoplasmanya penuh dengan granula sekresi. Inti selnya bulat atau oval,
terletak di bagian basal sel. Sel-sel jenis kedua tidak pernah mencapai permukaan bebas.
Inti selnya pipih, tidak mempunyai mikrovili atau stereosilia. Sel-sel epitel epididimis
juga disokong oleh sel-sel otot polos pada membrana basal yang fungsinya membantu
menggerakkan spermatozoa sepanjang saluran.
Fungsi sel-sel epitel epididimis disamping untuk sekresi ke dalam lumen, juga
untuk proses pematangan spermatozoa, reabsorpsi dan pencernaan residu yang
dikeluarkan selama spermatogenesis. Sebahagian besar cairan yang meninggalkan testes
direabsorpsi di dalam epididimis ; reabsorpsinya berada di bawah pengawasan hormon.
Bagian kaudal dari epididimis biasanya penuh dengan spermatozoa yang sudah
matang. Lumen epididimis lebih luas dan dindingnya lebih tebal. Pada ruminantia,
semakin ke kaudal epitelnya semakin rendah dan berbentuk sederhana. Tetapi
pertumbuhan ototnya semakin nyata.

Cara kerja:
1. – 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum 10.3.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagian Epididimis, komponen sel, yaitu susunan
sel terutama hubungannya dengan membrana basal, bentuk dan deretan inti,
penyebaran sitoplasma dan silianya.

70
10.5. Pengamatan Struktur Mikroskopis Ovarium

Pembesaran : 10 x 40
Tujuan 10.5 : Memperhatikan struktur umum dan struktur berbagai tipe folikel
Ovarium.

Alat dan Bahan :


1. Mikroskop
2. Sediaan histologis Ovarium (SG-7), Pewarnaan : HE
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

Dasar Teori:
Ovarium pada wanita dewasa berdiameter kira-kira 2,5 x 1,5 x 0,6 cm. Berbentuk
amandel, agak pipih. Ovaria digantung pada tempatnya oleh ligamentum ovari. Bagian
anterior dinding ovarium ligamentumnya berhubungan dengan peritoneum, membentuk
mesovarium. Massa ovarium terdiri dari bagian korteks dam medula. Bagian korteks
mengandung folikel-folikel ovarium dan substansia interseluler. Bagian ini demikian
padatnya, sehingga di bawah mikroskop kelihatan seperti masa yang penuh dengan inti
(multinucleated).
Bagian medula mengandung beberapa pembuluh darah dan sedikit jaringan ikat
longgar. Antara korteks dan medula tidak terdapat batas yang jelas. Daerah medula lebih
kecil, dijumpai serabut elastis dan sel-sel otot polos.
Permukaan ovarium dibatasi oleh selapis epitel pipih yang disebut epitel
germinativum. Dibawah epitel ini terdapat tunika albugenia yang memberi aspek
keputihan pada ovarium, karena banyak mengandung substansi interselular, sel–sel
folikel ovarium yang terdapat dalam korteks terdiri dari beberapa tingkat, sesuai dengan
perkembangannya :
1. Sel-sel folikel primordial (primordial germ cells = oogonia)
2. Sel-sel folikel yang sedang bertumbuh, meliputi folikel primer, sekunder dan
tersier atau vesikuler.
3. Folikel-folikel de graaf

71
Cara kerja:
1. – 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum 11.3.
8. Gambarlah struktur umum dari ovarium yang meliputi permukaan ovarium (epitel
germinativum), tunika albugenia, bagian cortex (dengan follikel-follokel ovarium
dari berbagai stadia pertumbuhan). Identifikasi secara cermat satu follikel Graaf:
a. Cumulus cophorus
b. Oosit
c. Zona spellucida
d. Corona radiate
e. Antrum folliculi
f. Stratum (sel-sel) granulose
g. Theca folliculi

72
BAB XI. KELENJAR & SISTEM ENDOKRIN

Beberapa epitel mengalami modifikasi menjadi kelenjar yang dapat menghasilkan


sekreta, misalnya kelenjar keringat, kelenjar air mata, kelenjar air liur, kelenjar Brunner,
kelenjar ambing, dan sebagainya. Apabila satu sel dapat bersekresi disebut kelenjar
uniseluler atau sel kelenjar; jika kumpulan sel kelenjar membentuk struktur tertentu untuk
menghasilkan sekreta disebut kelenjar atau glandula.
Berdasarkan cara penyaluran sekretanya, kelenjar dibagi atas dua macam:
c. Kelenjar Eksokrin
d. Kelenjar Endokrin
Kelenjar eksokrin mempunyai saluran untuk menyalurkan sekretanya ke permukaan
epitel. Berdasarkan jumlah salurannya untuk menyalurkan sekretanya ke permukaan
epitel, kelenjar eksokrin dibagi 2:
a. Kelenjar sederhana (simple gland), hanya terdiri dari satu saluran (ujung
kelenjar).
b. Kelenjar majemuk (compound gland), mempunyai lebih dari satu saluran.
Bentuk saluran (ujung kelenjar) juga menetukan tipe kelenjar eksokrin, yaitu:
a. Kelenjar alveolar, dimana bentuk ujung kelenjarnya seperti gelembung atau
kantong.
b. Kelenjar tubuler, dimana bentuk ujung kelenjarnya seperti tabung.
c. Kelenjar tubulo-alveolar, merupakan bentuk campuran kelenjar alveolar dan
kelenjar tubuler.
Baik kelenjar alveolar maupun tubuler, ujung kelenjarnya ada yang bercabang dan
ada pula yang tidak bercabang. Bentuk percabangan itu ada yang lurus dan ada yang
melingkar. Gambar 2 menunjukkan berbagai tipe kelenjar eksokrin berdasarkan
morfologi saluran sekretanya. Struktur kelenjar uniseluler (sel kelenjar), kelenjar
sederhana multiseluler dan kelenjar majemuk dapat dilihat pada gambar 2 dan 3.

73
Gambar 2. Berbagai tipe kelenjar eksokrin berdasarkan morfologi saluran sekretanya
(sumber: Pakurarr & Bigbee, 2004).

Gambar 3. Struktur kelenjar majemuk (sumber: Pakurarr & Bigbee, 2004).

Kelenjar eksokrin juga dapat dibagi atas tiga macam berdasarkan sifat sekreta yang
dihasilkan:

74
a. Kelenjar mucous
Sebagai contoh dari kelenjar ini adalah sel globet dan kelenjar yang terdapat pada
rongga mulut. Sekretanya agak kental, mengandung glikoprotein. Bahan dasar dari
sekretanya disebut musigen. Sel-sel kelenjar mempunyai sitoplasma yang tidak begitu
padat, bersifat basofil dan sangat jelas kelihatan jika diwarnai dengan PA-Schiff. Pada
kelenjar berbentuk acinar, sel berbentuk pyramid dengan inti selnya pipih dan terletak
pada basal sel.
b. Kelenjar serous
Menghasilkan sekreta yang tidak begitu kental. Dijumpai pada kelenjar parotis dan
bagian eksokrin pankreas. Sel-sel epitelnya mengandung butir-butir sekreta yang
berkumpul pada kutub bebasnya. Inti sel terletak sentral. Butir-butir sekretanya adalah
merupakan prekursor enzim yang disebut zimogen.
c. Kelenjar seromukous
Kelenjar ini merupakan campuran dari kelenjar serous dan kelenjar mucous.
Sehingga mengandung sel-sel yang bersifat serous dan mucous. Beberapa ujung kelenjar
dapat mengandung kedua tipe sel. Tipe kelenjar ini terdapat pada kelenjar
submandibularis dan sublingualis.
Berdasarkan cara sekreta dikeluarkan, epitel kelenjar eksokrin dibagi atas 4 tipe:
a. Tipe merokrin
Selnya berbentuk tetap (intact) ketika sekretanya dikeluarkan, hanya volume sel
yang mengecil. Butir sekretanya di dalam sitoplasma mempunyai pembungkus yang
disebut “granulated vesicles”. Bila menyentuh membran, sel akan bersatu dan terbuka
tanpa merusak membran tersebut. Contoh pada kelenjar keringat, sel goblet, dan
pankreas.
b. Tipe apokrin
Sekretanya dibungkus oleh selaput yang berkumpul di bagian apikal sel. Setelah
penuh terjadi kontriksi membran sehingga sekreta dikeluarkan melalui penonjolan
membran. Akhirnya bagian yang menonjol terpotong dan lepas sebagai sekreta. Jadi,
hanya bagian apikal sel yang dikeluarkan dan tidak mengganggu aktivitas sel tetap terjadi
perubahan volume sel. Contoh pada kelenjar ambing.
c. Tipe holokrin

75
Seluruh sel dan isinya ikut dikeluarkan. Sel ini sebenarnya sudah tua dan banyak
mengandung butir lipid. Contohnya pada kelenjar sebaseus pada folikel rambut.
d. Tipe sitokrin
Pada tipe ini terjadi transfer materi sekreta dari satu sel ke dalam sitoplasma sel
lain. Contoh sel melanosit pada epidermis mentransfer melanin ke dalam sitoplasma sel-
sel keratinosit.
Kelenjar-kelenjar yang tidak umum pada Mamalia seperti kelenjar bau (scant
gland). Contohnya terdapat pada cerucut dan musang, biasanya terdapat pada sekitar
anus/parinel. Peranan biologisnya mempunyai hubungan dengan kehidupan kelamin.

11.1. Pengamatan Struktur Kelenjar Eksokrin

Tujuan 11.1.1 : Memperhatikan struktur umum dan membedakan karakteristik


struktur glandula mamaria (sediaan IN-4) pada berbagai fase
reproduksi.

Alat dan Bahan:


1. Mikroskop
2. Sediaan Glandula Mammaria (IN-4); Glandula sublingualis (SD-22); Pancreas
(SD-21); perineal (Scant gland)
3. Pinsil
4. Pinsil warna
5. Penghapus
6. penggaris

Cara kerja:
1. Tempatkan preparat (prepared microscope slides) pada meja sediaan mikroskop
dan pastikan objek yang akan diamati terletak di tengah-tengah.
2. Jepit preparat dengan penjepit sediaan yang tersedia pada meja sediaan.
3. Putar pengatur kasar berlawanan arah dengan jarum jam untuk mendekatkan lensa
objektif. pergerakan lensa objektif tetap diamati dari samping mikroskop untuk
memastikan lensa objektif tidak bergesekan dengan preparat yang dapat merusak
lensa objektif.

76
4. Amati preparat melalui lensa okular sambil memutar pengatur halus searah jarum
jam hingga objek pada preparat dapat terlihat dengan fokus yang terbaik.
5. Gerakkan preparat ke kanan/kiri atau atas/bawah serta amati perubahan yang
terjadi.
6. Setelah objek pada preparat terlihat jelas dengan lensa objektif perbesaran 10 X,
cobalah menggunakan perbesaran lain yang lebih besar (40 X) dengan cara
memutar revolver tanpa memutar pengatur kasar lagi.
7. Biasakan diri anda mengamati dengan kedua mata terbuka untuk mengurangi
kelelahan mata.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagian dari struktur umum kelenjar ini yang
meliputi lobulus (alviole dan duktus lactiferous), septum interlobularis (serabut
kolagen, ductus interlobularis, adiposit atau jaringan lemak).

Tugas 11.1.1 :
1. Bagaimana struktur dan komposisi alviole, ductus dan jaringan adiposit pada
setiap fase reproduksi?
2. Bagaimanakah struktur ductus lactiferous dan ductus interlobularis ?

Tujuan 11.1.2 : Membedakan bagian-bagian dari glandula sublingualis (SD-22).

Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum tujuan 1.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagiannya glandula sublingualis ini yang meliputi
acinus (sel-sel acinus, sel-sel mioepitel, serous semilunaris), duktus intralobularis
dan interlobularis.

Tugas 11.1.2 :
1. Bagaimana membedakan glandula serous dengan mucous secara histologis?
2. Apa fungsi sel-sel mioepitel?

77
Tujuan 11.1.3 : Membedakan bagian-bagian struktur kelenjar perineal.

Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum tujuan 1.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagiannya lobulus, kelenjar holokrin dan apokrin
dengan acinusnya, dan kapsula. Identifikasi satu acinus dengan bentuk sel
acinernya.

Tugas 11.1.3 :
1. Apakah fungsi sekret kelenjar perineal?
2. Jelaskan sistem duktus dalam kelenjar perineal.

11.2. Pengamatan Struktur Kelenjar Endokrin

Pembesaran : 10 x 40
Tujuan 11.2.1 : Membedakan karakteristik struktur pars eksokrin dan pars
endokrin dan susunan organisasi sel-sel kelenjar pulau langerhan
pada pancreas.

Alat dan Bahan :


1. Mikroskop
2. Sediaan histologis Pankreas (EN-2), Pewarnaan : HE
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

Dasar teori:
Sistem sekresi atau produksi hormon berbeda dengan organ tubuh lainnya. Kelenjar
endokrin tidak mempunyai duktus atau saluran untuk menyalurkan sekresinya langsung
ke dalam darah. Kelenjar endokrin sering disebut sebagai kelenjar tanpa saluran (duct less
gland) ; atau sekresi produknya berlangsung secara internal, sehingga disebut sebagai
“internal secretion gland” atau “endocrine gland”. Beberapa organ tubuh yang bekerja
sebagai kelenjar endokrin ialah :

78
1. Hipofisis dan hipotalamus
2. Adrenal
3. Tiroid
4. Paratiroid
5. Pulau – pulau langerhans
6. Pineal body
Disamping itu masih terdapat pula beberapa organ yang bukan endokrin, tetapi
berfungsi sebagai kelenjar endokrin, yaitu :
1. Hati
2. Ovarium
3. Testes
4. Placenta
5. Beberapa sel dalam traktus digestivus dan ginjal.
Pankreas marupakan kelenjar ganda, yaitu dapat berfungsi sebagai endokrin dan
eksokrin. Sebagai endokrin pankreas menghasilkan insulin dan glucagon, sedangkan
sebagai eksokrin menghasilkan enzim-enzim pencernaan.
Di beberapa tempat dari parenkhima pankreas terdapat daerah-daerah bermassa
pucat yang disebut pulau-pulau langerhans. Pulau – pulau langerhans merupakan bagian
endokrin dari pankreas. Pulau – pulau ini mayoritas tersebar di pancreas bagian kauda.
Masa pulau-pulau tersebut tidak berkapsula, sehingga terpisah dari sel-sel asiner
oleh jaringan retikuler. Pulau-pulau tersebut terdiri atas kelompok sel-sel yang ireguler,
mengandung banyak kapiler di antara sel-selnya. Serabut-serabut retikuler sering
bergabung dengan kapiler-kapiler. Tetapi tidak banyak jaringan ikat terdapat pada massa
pulau-pulau langerhans, sehingga tidak menyulitkan sekresi sel-sel langerhans memasuki
kapiler-kapiler.
Dengan mempergunakan teknik fiksasi dan pewarnaan khusus telah ditemukan 3
macam sel di dalam pulau – pulau langerhans, yaitu sel alpha, beta, dan delta; bahkan
terdapat juga satu jenis sel lain, yaitu sel C, terutama pada beberapa species hewan.
Sel – sel alpha jumlahnya kira – kira 20%. Sel – sel ini terdapat di daerah perifer;
diameternya lebih besar, di dalam sitoplasmanya terdapat granula – granula berwarna
merah apabila diwarnai dengan gomori. Sel – sel beta jumlahnya paling banyak (60 –

79
80%). Sel – sel ini kecil. Sitoplasmanya mengandung granula sekresi berwarna biru
apabila diwarnai dengan hematoksilin gomori. Sel – sel delta jumlahnya paling sedikit,
diameternya kecil dan tidak mengambil zat warna yang kuat. Sel – sel C tidak
menunjukkan adanya granula sekresi di dalam sitoplasmanya. Sel – sel delta dan C
dianggap merupakan turunan dari sel – sel alpha dan beta.
Sel – sel alpha menghasilkan glucagon. Sel – sel beta menghasilkan insulin yang
berfungsi untuk menurunkan kadar glukosa di dalam darah. Glucagon bersifat antagonis
dengan insulin. Selain insulin dan glucagon disekresi pula hormon lain yaitu gastrin,
somatostatin, keduanya diduga dihasilkan oleh sel alpha atau sel delta.

Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum tujuan 1.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagiannya pars eksokrinnya yang meliputi lobulus
dengan acinusnya, sel sentroaciner. Identifikasi satu acinus dengan bentuk sel
acinernya.
9. Gambarlah susunan organisasi sel-sel dari pancreas, meliputi sel alpha (di tepi
pulau), beta (dekat sinusoideum), dan delta (kurang jelas).

Tugas 11.2.1. :
1. Apakah fungsi sel-sel aciner dan sentro aciner?
2. Jelaskan sistem duktus dalam pancreas?
3. Apa fungsi ketiga jenis sel tersebut di atas (alpha, beta dan delta).

11.2.2. Pengamatan Struktur glandula tiroid (E2)

Pembesaran : 10 x 40
Tujuan 11.2.2 : Memperhatikan struktur epitel kubus selapis (simple
cuboidal epithelium) dan struktur umum glandula tiroid (E2)

Alat dan Bahan :


1. Mikroskop

80
2. Sediaan histologis glandula tiroid (E2), Pewarnaan : HE
3. Pinsil & Pinsil warna
4. Penghapus & penggaris

Cara kerja:
1. Sampai dengan 7 serupa seperti pada pengamatan praktikum tujuan 1.
8. Gambar dan beri nama bagian-bagian dari epitel kubus selapis. Sebutkan
bagaimana struktur dari batas sel, letak dan bentuk inti, aspek sitoplasma.
9. Gambarlah struktur umum glandula thyroidea, meliputi kapsula, septa (terdapat
pembuluh darah, limfe dan syaraf), sel-sel parafollikular (C-cells).

Tugas 2 :
1. Dimana sajakah jenis epitel kubus ini terdapat di dalam tubuh selain di glandula
tiroid?
2. Apakah sekresi dari kedua jenis sel pada glandula tiroid tersebut di atas?
3. Berapa Jumlah lobus pada glandula thyroid?
4. Mengapa glandula tiroid tergolong kelenjar endokrin?

81
BAB XII. PENGAMATAN ANATOMI

12.1. Pengamatan Anatomi Mamalia


Tujuan : Memperhatikan struktur dan bagian-bagian dari sistem otot,
sistem cerna, sistem pernafasan, sistem urinasi, sistem reproduksi,
sistim syaraf dan sistem peredaran darah tikus.

Alat dan Bahan:


1. Sediaan Mamalia : Tikus (Rattus novergicus).
2. Pinsil
3. Pinsil warna
4. Penghapus
5. penggaris

Cara kerja:
1. Masukkan tikus ke dalam stoples kemudian masukkan kapas yang telah dibubuhi
Cloroform atau eter kedalam stoples tadi dan tutup rapat-rapat. Tunggu beberapa
menit sehingga tikus itu mati dan barulah dikeluarkan tikus tadi dari dalam stoples
dan letakkan pada punggungnya di atas papan (bak seng).
2. Pakukan keempat kakinya pada papan tadi. Angkatlah kulit tikus dengan pinset
dengan hati-hati, guntinglah kulit tadi yang dimulai dari planum medianus dari
celah kaki belakang hingga ke regio sub mandibularis dan dari celah kaki
belakang gunting pula kearah ujung dari extremitas posterior. Dengan
menggunakan pinset atau pisau selanjutnya tanggalkan kulit dari tubuhnya.
Dengan membuang kulit yang kita tinggalkan tadi terlihatlah susunan sistem otot.
Gambarlah susunan sistem ototnya.
3. Bukalah dinding perut secara hati-hati dengan membuat sayatan dari celah
extremitas posterior hingga ke regio thoracalis. Kaki depan direntangkan sehingga
cor dapat terlihat dengan jelas. Gambarlah semua jeroan yang nampak perhatikan
bentuk dan warnanya.
4. Gambarlah susunan organisasi dari semua sistem yang disebutkan di atas.

82
12.2. Pengamatan Anatomi Amphibia

Tujuan : Memperhatikan struktur dan bagian-bagian dari sistem otot,


sistem cerna, sistem pernafasan, sistem urinasi, sistem reproduksi,
sistim syaraf dan sistem peredaran darah katak.

Alat dan Bahan:


1. Sediaan Amphibia : Katak (Rana esculenta).
2. Pinsil
3. Pinsil warna
4. Penghapus
5. penggaris

Cara Kerja:
1. Masukkan katak ke dalam stoples kemudian masukkan kapas yang telah dibubuhi
Cloroform atau eter kedalam stoples tadi dan tutup rapat-rapat. Tunggu beberapa
menit sehingga katak itu mati dan barulah dikerjakan keluarkan katak tadi dari
dalam stoples dan letakkan pada punggungnya di atas papan (bak seng).
2. Pakukan keempat kakinya pada papan tadi. Angkatlah kulit katak dengan pinset
dengan hati-hati, guntinglah kulit tadi yang dimulai dari planum medianus dari
celah kaki belakang hingga ke regio sub mandibularis dan dari celah kaki
belakang gunting pula kearah ujung dari extremitas posterior. Dengan
menggunakan pinset atau pisau selanjutnya tanggalkan kulit dari tubuhnya
(perhatikan saccus : impaticus sub cutanus). Dengan membuang kulit yang kita
tinggalkan tadi terlihatlah susunan sistem otot. Gambarlah susunan sistem
ototnya.
3. Bukalah dinding perut secara hati-hati dengan membuat sayatan dari celah
extremitas posterior hingga ke regio thoralis. Kaki depan direntangkan sehingga
cor dapat terlihat dengan jelas. Gambarlah semua jeroan yang nampak perhatikan
bentuk dan warnanya.
4. Gambarlah susunan organisasi dari semua sistem yang disebutkan di atas.

83
12.3.Pengamatan Anatomi Aves

Tujuan : Memperhatikan struktur dan bagian-bagian dari sistem otot,


sistem cerna, sistem pernafasan, sistem urinasi, sistem reproduksi,
sistim syaraf dan sistem peredaran darah burung merpati.

Alat dan Bahan:


1. Sediaan Aves : burung merpati (Columba livia).
2. Pinsil
3. Pinsil warna
4. Penghapus
5. penggaris

Cara kerja:
1. Setelah burung dibius dengan cloroform atau eter, perhatikanlah bagian-
bagiannya.
2. Sebelum bulu dicabut, basahi lebih dahulu seluruh bulu atau seluruh badannya
agar bulunya tidak beterbangan waktu mencabutnya. Kemudian cabutlah bulunya
(semua bulu pada badan), sampai bersih betul sehingga barulah kelihatan bulu-
bulu halus yang disebut filoplumae. Setelah selesai mencabut bulunya lalu burung
tersebut dicuci sampai bersih, letakkan punggungnya di dalam bak preparat atau
bak seng, ikat kedua kaki dan kedua tangan (sayap) dengan benang. Kemudian
rentangkan kedua kaki dan sayap pada masing-masing lubang yang ada pada bak
preparat. Buatlah toresan media pada kulit (daerah ventral) dari depan sampai
mandibula. Lepaskan kulit dari otot-ototnya maka akan terlihat jelas carina sterni
yang merupakan pemisah antara M. Pectoralis mayor sinister dengan M.
pectoralis dexter. M. Pectoralis yang terlihat berwarna merah itu adalah
Pectoralis mayor. Lepaskan musculus tersebut dari orogonya dengan cara
membuat turisan sejajar dengan crista sterni pada otot tersebut. Di bagian cranial
lepaskan pula otot tersebut dari tulang clavicula yaitu tulang yang
menghubungkan crista sterni dengan sendi bahu, maka akan terlihat jelas M.
Pectoralis minor. Di bagian caudal lepaskan otot tersebut lebih lanjut dari sternum

84
(tulang dada), kemudian dibalikkan ke lateral, maka akan terlihat saccus axillaries
di daerah sendi yang memisahkan antara M. Pectoralis mayor dan M. Pectoralis
minor.
3. Bersihkan kedua musculus tersebut sehingga sternum terlihat lebih jelas,
kemudian bukalah osternum tersebut dengan hati-hati agar organ didalamnya
tidak rusak. Bukalah terlebih dahulu otot perut dengan gunting dan teruskan ke
cranial sehingga tulang rusuk terpotong. Lepaskan pula dengan hati-hati
persendiannya tulang dada dengan tulang humerus (tulang lengan atas), sehingga
osternum terlepas. Perhatikan jangan ada tulang yang terpotong atau rusak,
setelah os sternum terbuka maka akan terlihat situs viscerum (letak alat jeroan).
4. Gambarlah semua jeroan yang nampak. perhatikan bentuk dan warnanya.
Gambarlah susunan organisasi dari semua sistem yang disebutkan di atas.

85
DAFTAR PUSTAKA

Ham, A.W. 1974. HISTOLOGY. 7th Ed. J.B. Lippincott Company. Philadelphia and
Toronto.

Fiore, M.S.H. 1991. ATLAS HISTOLOGI MANUSIA. Ed. 5. Terjemahan dari ATLAS
OF HUMAN HISTOLOGY oleh H.M.Martoprawiro, dkk. EGC Jakarta

Kent, G.C. 1989. COMPARATIVE ANATOMY OF THE VERTEBRATES.5th Ed.


The C.V. Mosby Company. London.

Porter, K.R. and M.A. Bonneville. 1973. FINE STRUCTURE OF CELLS AND
TISSUES. 4th Ed. Lea and Febiger. Philadelphia.

Walker, W.F. 1987. FUNCTIONAL OF THE VERTEBRATES. Saunders College


Publishing. USA.

Young, J.Z. 1989. THE LIVE OF VERTEBRATES. 3rd Ed. Clarendon Press. Oxford

86

Anda mungkin juga menyukai