Anda di halaman 1dari 10

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya maka praktikan dapat menyelesaikan
laporan ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Pada kesempatan ini praktikan mengucapkan terima kasih yang sebesar-


besarnya kepada paradosen dan asisten yang telah meluangkan waktu untuk
membimbing dan memberikan petunjuk kepada praktikan dalam melaksanakan
kegiatan praktikan serta semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung
yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Praktikan menyadari bahwa
dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan
baik dalam penulisan maupun isinya, oleh kerena itu praktikan mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini.

Akhir kata praktikan berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi
semua. Khilaf dan keterbatasan penulis dalam penulisan agar dimaklumi karena
kekurangan berasal dari penulis sendiri dan segala kesempurnaan berasal dari
Allah SWT.

Banjarbaru, November 2016

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Panca indra manusia memiliki kemampuan daya pisah yang terbatas,


karena ini banyak masalah mengenai organisme yang akan diamati hanya
dapat diperiksa dengan menggunakan alat-alat bantu. Salah satu alat bantu
yang sering digunakan dalam pengamatan mikroskopis. Mikroskop yang
berfungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah seseorang, sehingga
memungkinkan untuk dapat mengamati objek yang sangat kecil. Ada
beberapa jenis mikroskop diantaranya mikroskop monokuler, bayangan yang
tampak memiliki panjang dan lebar, hanya sedikit memberi gambaran tentang
tingginya, objek yang akan di teliti harus memiliki ukuran yang kecil dan
tipis sehingga bisa di tembus oleh cahaya (Biologi Umum 2015 : 2).

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan praktikum kali ini sebagai berikut :
1. Untuk menggambarkan diri praktikan bentuk sel tumbuhan
2. Untuk menjelaskan serta mengetahui struktur-struktur sel epidermis dan
sel endodermis pada sel tumbuhan (bawang merah).
3. Untuk mendemonstrasikan sifat semipermeabilitas dari membran sel.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pada tahun 1655 sel ditemukan oleh Robert Hooke. Hooke mengambil
sebagian dari jamur yang ada dibotol yang kemudian ditelitinya, kemudian dia
melihat bentuk seperti kamar. Bentuk inilah yang kemudian diberi nama sel.
Dalam tubuh kita terdapat hampir 200 jenis sel. Pada umumnya, sel memiliki
struktur tubuh yang sama tetapi bentuknya bisa berbeda-beda. Perbedaan bentuk
sel terkait dengan perbedaan kerja yang dilakukannya dan tempat dimana mereka
berada (Sema, 2007).
Sel adalah unit kehidupan terksecil, yang berarti sel ini menjalani
matabolisme, homeostatis, pertumbuhan dan reproduksi. Bagian dalam sel
eukariota terbagi menjadi berbagai kompartemen fungsional termasuk nukleus.
Sel prokariotik biasanya lebih kecil dan lebih sederhana, tidak memiliki nukleus.
Sel berbeda dalam hal ukuran, bentuk, dan aktivitas. Menurut Prasaja (2009),
semua sel sel mirip dalam tiga aspek yaitu :
1. Membran plasma adalah membran terluar sel. Membran ini
memisahkan aktivitas metabolisme dari peristiwa di luar sel, tetapi tidak
mengisolasi bagian dalam sel. Air, karbon dioksida, dan oksigen dapat menembus
membran ini. Zat lain dapat menembus dengan bantuan protein membran.
2. Semua sel eukariota memulai kehidupan dengan sebuah nukleus.
Bentuk yang memiliki membran ganda ini mengandung DNA sel eukariota DNA
sel prokariota terpusat dibagian sitoplasma yang disebut nukleoid.
3. Sitoplasma merupakan campuran semu fluida dan air, gula ion, dan
protein yang berada diantara membran plasma dan daerah DNA. Berbagai
komponen sel berada di dalam sitoplasma. Contohnya ribosom, struktur tempat
pembentukan protein, terdapat di sitoplasma.
Hubungan fisik, perbandingan antara permukaan dan volume
memengaruhi ukuran dan bentuk sel. Dengan perbandingan ini, volume objek
meningkat dalam pangkat diameternya sedangkan luas permukaan meningkat
dalam kuadran (Prasaja, 2009).
Kata prokariotik berarti sebelum nukleus, yang mengingatkan bahwa
prokariota ada sebelum eukariota pertama, prokariota ada sebelum eukariota
pertama. Prokariota memiliki satu sel, kelompok sel-sel ini merupakan bentuk
kehidupan yang terkecil dan memiliki metabolisme paling berpariasi. Prokarita
hampir menempati semua lingkungan di bumi, meliputi tempat yang sangat tidak
ramah. Domain bakteri dan Archea meliputi semua prokariota. Sel dari dua
domain ini sama dalam penampilan dan ukuran tetapi berbeda dalam detail
struktur dan metabolisme. Kebanyakan sel prokariotik tidak lebih lebar dari satu
mikrometer. Spesies berbentuk batang hanya beberapa mikrometer. Tidak satupun
yang mempunyai rangka internal, tetapi filamen protrin di bagian bawah membran
plasma memberi bentuk sel. Filamen ini juga berfungsi sebagai rangka struktur
internal (Prasaja, 2009).
Semua sel eukariota memulai kehidupannya dengan nukleus. Eu berarti benar,
karyon berarti karnel (nukleus). Nukleus adalah organel. Organel adalah struktur
yang menjalankan fungsi tertentu dalam sel. Banyak organel terutama dalam sel
eukariota, dibungkus membran. Seperti semua membran sel, membran yang
mengelilingi organel mengontrol jenis dan jumlah zat yang membungkusnya.
Kontrol ini memelihara kondisi lingkungan internal yang mendukung organel sel
untuk menjalankan fungsinya. Suatu organel mungkin berfungsi untuk
mengisolasi toksin atau zat yang sensitif terhadap organel lainnya, mentransfer
beberapa zat melalui sitoplasma, memelihara keseimbangan cairan, atau
menyediakan lingkungan yang memungkinkan terjadinya reaksi yang tidak dapat
terjadi disitoplasma (Prasaja, 2009).
Interaksi antar sistem organ mempertahankan kondisi tubuh hewan, interaski
antar sistem organel memperthankan kondisi sel. Zat dipindahkan dari organel
yang satu ke yang lain dan keluar-masuk membbran plasma (Prasaja, 2009).
2.4. Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Sel-sel eukariotik terdapat pada semua hewan dan tumbuhan, tetapi ada
sejumlah perbedaan penting antara sel-sel dari organisme-organisme dalam kedua
kingdom tersebut. Sel-sel tumbuhan hampir selalu mengandung dinding sel
ekstraseluler, yang terbuat dari selulosa. Sel-sel hewan umumnya tidak
mempunyai dinding sel. Dinding sel ditemukan pula pada fungi dan bakteri, tetapi
bukan terbuat dari selulosa. Plastid adalah ciri dari kebanyakan sel tumbuhan,
tetapi tidak ditemukan pada sel hewan. Vakuola merupakan ciri yang cukup
menonjol pada sel-sel tumbuhan, tetapi jauh lebih tidak penting atau bahkan tidak
ada sama sekali pada sel-sel hewan. Sentriol biasanya tidak ditemukan pada sel
tumbuhan, sedangkan sel hewan selalu memiliki sepasang sentriol yang terletak
tepat di luar nukleus. Tumbuhan sangat berbeda dari hewan dalam hal detil-detil
spesifik dari pembelahan sel (mitosis), walaupun ciri-ciri umum dari fungsi
reproduktif tersebut mirip dengan kedua kelompok organisme tersebut (Fried,
2005).
2.5. Sel hidup dan Sel tak hidup
Perbedaan sel hidup dengan sel mati adalah pada struktur dan aktifitas dari
masing-masing sel tersebut. Sel hidup adalah sel yang masih memiliki peranan
penting dalam metabolisme kehidupan dari makhluk hidup, hal itu di tandai
dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam sel atau dengan adanya hasil
metabolisme yang berupa bahan ergastik. Sedangkan sel mati adalah sel yang
sudah tidak memiliki peranan dalam proses kelangsungan kehidupan dan hanya
berupa dinding sel (Campbell, 2000).
2.6. Berbagai Metoda dalam Pengkajian Sel
Sel selain berukuran kecil juga rumit dalam organisasinya, sehingga berbagai
kesulitan dihadapi para peneliti. Sebuah sel sulit diamati strukturnya, sulit
diungkapkan komposisi molekulnya dan lebih sulit lagi masih harus menjelaskan
fungsi berbagai komponennya. Begitu beranekaragamnya teknik-teknik percobaan
yang telah dikembangkan untuk mengkaji sel. Sebagian besar kemajuan dalam
biologi sel termasuk hal yang menarik dalam masa-massa mutakhir ini telah
meloncat ke pengenalan pengenalan pemakaian metode-metode baru, untuk dapat
benar-benar memahami biologi sel orang harus dapat mengerti sesuatu dari
teknik-teknik percobaan (Subowo, 1995).
Sel hewan berasal dari hewan, pada umumnya berukuran diameter 10-20 m,
atau kira-kira seperlima kecil dari partikel yang terkecil yang masih dapat dilihat
oleh mata telanjang kita. Tindakan mengherankan ketika pada awal ditemukan
mikroskop cahaya, jaringan hewan atau tumbuhan-tumbuhan ditemukan sebagai
kelompok sel-sel. Sel hewan bukan hanya kecil tetapi juga tidak berwarna dan
jernih. Akibatnya pengungkapan detil struktur halus dan organela sel dimungkin-
kan hanya dengan pengembangan berbagai teknik penawaran yang dapat mem-
berikan kontras pada struktur komponen sel agar dapat dilihat (Subowo, 1995).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 2 November 2016 sore
hari, bertempat di Laboratorium Ikhtiology Fakultas Perikanan dan Kelautan
Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.
3.2. Alat dan Bahan
Alat :
1. Mikroskop, kaca benda dan kaca penutup.
2. Cutter/ silet.
3. Pipet tetes
4. Pinset
Bahan :
1. Irisan bawang merah.
2. Air.
3.3. Prosedur Kerja
1. Potong siung bawang merah secara melintang menjadi 2 bagian.
2. Ambil salah satu lapisan siung yang berdaging, lalu sayat tipis dengan
silet dan ambil jaringan epidermis (jaringan luar), kemudian jaringan
endodermis (jaringan dalam).
3. Kemudian jepit dengan menggunakan pinset dan letakkan pada gelas
objek jangan sampai mengerut.
4. Tambahkan satu tetes air, dan tutuplah dengan gelas penutup.
5. Amati menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10x10.
6. Gambar !

BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Adapun hasil praktikan kali ini adalah sebagai berikut.
N Gambar Nama Gambar Keterangan
o
1. Endodermis (lapisan
dalam)
2. Epidermis (lapisan Sel epidermis bawang
luar) merah tersusun oleh :
a. Dinding sel
b. Sitoplasma
c. Inti sel

4.2. Pembahasan
Pada sel hidup (bawang merah)
Bentuk sel epidermis bawang merah seperti balok yang disusun
miring. Sel epidermis bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang
merah mempunyai inti sel, memliki cairan di dalamnya dan ada aktivitas
yang terjadi di dalamnya seperti pertukaran zat dalam sel. cairan yang ada di
dalam sel epidermis bawang merah disebut nukleoplasma. Fungsi cairan
nukleoplasma adalah untuk melindungi vakuola. Bawang merah memiliki
struktur yang jauh lengkap dari pada sel mati, yaitu memiliki, inti
sel,dinding sel,kloroplas,membran sel, dan sitoplasma. Sel pada bawang
merah berwarna merah mudah, hal ini di sebabkan karena bawang merah
mengandung plastid yang menghasilkan kloroplas. Adapun epitel pada
bawang merah mempunyai tiga bagian yaitu membran plasma, inti sel, dan
sitoplasma. Sel pada bawang merah dan epitel mempunyai peran yang
cukup penting bagi kelangsungan hidup.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Bentuk sel epidermis bawang merah seperti balok yang disusun
miring. Sel epidermis bawang merah termasuk sel hidup, karena sel bawang
merah mempunyai inti sel, memliki cairan di dalamnya dan ada aktivitas yang
terjadi di dalamnya seperti pertukaran zat dalam sel. cairan yang ada di dalam sel
epidermis bawang merah disebut nukleoplasma.

5.1. Saran
Sebaiknya pada saat praktikum kita semua harus menjaga kondusifitas
keadaan ruangan agar praktikum berjalan dengan aman dan lancar.

DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Nail A. 2000. Biologi. Jakarta:Erlangga


Fawcett, Don W. 2002. Buku ajar Histologi. Jakarta : EGC
George, H Friedd. 2011. Biologi. Jakarta : Erlangga
Gul, Sema. 2007. DNA dan sel. Jakarta : Yudihstira
Psasaja, Yenny. 2009. Biologi. Jakarta: Salemba Teknika.
Subowo. 1995. Biologi Sel. Bandung: Angkasa Bandung.

Anda mungkin juga menyukai