1)
Program Studi Pendidikan Biologi Pascasarjana, Universitas Negeri Yogyakarta, Jalan Colombo No.
1, Karangmalang, Yogyakarta 55281
email : puspanurmalasari.2019@student.uny.ac.id
ABSTRAK
Belajar biologi secara langsung di lingkungan memberikan pengalaman bagi siswa sehingga dapat
mengembangkan ketertarikannya terhadap biologi. Potensi lokal dapat digunakan sebagai sumber belajar
biologi. Materi biologi belum banyak dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari dan terpaku pada buku.
Beberapa guru biologi kurang peka terhadap potensi yang terdapat di lingkungan. Solusinya adalah
memadukan materi biologi dengan potensi lokal. Tujuan artikel ini untuk mengidentifikasi potensi lokal di
Romantic Garden sebagai sumber belajar biologi berbasis potensi lokal pada materi keanekaragaman
hayati dan bentuk pengintegrasian potensi lokal ke dalam materi keanekaragaman hayati. Jenis penelitian
menggunakan kualitatif. Penelitian tahap I dilakukan survei awal, penentuan lokasi sampling, dan
inventarisasi tumbuhan lokal beserta ciri morfologinya dengan metode pengamatan dan wawancara. Jenis
bunga ditulis klasifikasinya dan kunci determinasi. Tahap II adalah analisis potensi pemanfaatan tanaman
bunga sebagai sumber belajar biologi melalui studi literatur. Berdasarkan hasil penelitian, potensi lokal
tanaman bunga di Romantic Garden terdapat 7 jenis bunga dengan 17 macam warna yang dapat digunakan
sebagai sumber belajar biologi berbasis potensi lokal. Bentuk pengintegrasian potensi tanaman bunga pada
materi keanekaragaman hayati tingkat gen dan jenis dapat disusun dalam modul.
ABSTRACT
Learning biology directly in the environment provides direct experience for students so they can develop
their interest in biology. Local potential can be used as a source of learning biology. The problem was that
material was not linked in everyday life and was fixed on books. Some biology teachers were less sensitive
to the potential found in the environment. The solution was to combine biological material with local potential.
The purpose of this study was to identified local potentials in the Romantic Garden as a source of learning
biology based on local potentials on biodiversity material and forms of integrating local potential into
biodiversity material. The type of research used is qualitative. The first phase was a preliminary survey,
determination of the sampling location, and an inventory of local plants and their morphological
characteristics by observation and interview methods. The type of interest was written in the classification
and the key to determination. The second phase was an analysis of the potential use of flower plants as a
source of learning biology through literature studies. Based on the results of the study, the local potential of
flower plants in the Romantic Garden there was 7 types of flowers with 17 colors that can be used as a
source of learning biology based on local potential. The form of integrating the potential of flower plants in
genes and species biodiversity material can be arranged in modules.
PENDAHULUAN
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari makhluk hidup dengan lingkungannya. Lingkungan di
sekitar dapat digunakan sebagai sumber daya untuk pembelajaran biologi. Dengan begitu, siswa mendapat
pengalaman langsung, sehingga dapat mengembangkan ketertarikannya terhadap biologi. Selain itu, siswa
dapat mengetahui berbagai fenomena alam dan memudahkan untuk memahami konsep materi yang
diajarkan. Pembelajaran biologi harus menekankan pada kebermanfaatan bagi siswa untuk mempelajari diri
sendiri dan lingkungan sekitar (Widowati, et al., 2013).
Indonesia memiliki keunggulan lokal atau kekhasan yang hampir dimiliki di setiap daerah.
Keunggulan lokal adalah potensi suatu daerah yang dikembangkan sehingga menjadi produk atau jasa yang
56 | Jurnal B ioeducati on, Vol. 7, No 2 , Juni 2 020
Kenakearagaman Jenis Bunga di Bantul Sebagai Sumber Belajar Biologi Berbasis Potensi Lokal
bernilai dan bersifat unik. Potensi suatu daerah disebut dengan potensi lokal. Potensi lokal adalah peristiwa
atau fenomena yang terjadi pada lingkungan daerah tersebut. Potensi lokal berupa potensi sumber daya
alam, sumber daya manusia, geografis, historis, dan budaya (Yokhebed, et al., 2016). Potensi-potensi
tersebut dapat dikaitkan dalam pembelajaran, khususnya pelajaran Biologi. Kearifan lokal termasuk di
dalamnya potensi lokal merupakan salah satu fenomena yang berkembang di lingkungan sekitar
masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi (Alimah, 2019).
Pembelajaran biologi yang berlangsung saat ini sudah berpusat pada siswa. Namun masih terpaku
pada buku. Pembelajaran masih belum dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan siswa
mengalami kesulitan dalam menghubungkan antara konsep materi yang didapatkan dengan kehidupan
sehari-hari untuk memecahkan masalah. Sumber belajar yang digunakan siswa dan guru di sekolah masih
kaku dan belum berbasis potensi lokal. Seperti contoh keanekaragaman gen yang sering digunakan pada
buku-buku adalah bunga mawar yang memiliki banyak variasi warna. Contoh keaneakragaman jenis yang
sering digunakan adalah famili Felidae. Padahal masih banyak contoh lain yang dapat digunakan. Menurut
Prabowo et al., (2016), beberapa hasil analisis bahan ajar atau modul yang telah digunakan di SMA
diantaranya belum memanfaatkan potensi lokal secara optimal dan belum menempatkan beberapa hasil
peneliitian dari fenomena lokal, serta belum menampilkan gambar potensi lokal sebagai pendukung
pembelajaran kontekstual.
Salah satu solusi dalam mengatasi permasalahan ini adalah memulainya dengan materi pelajaran
biologi yang dipadukan dengan potensi lokal. Pengintegrasian potensi lokal ke dalam pembelajaran biologi
menjadikan siswa untuk lebih respek terhadap potensi dan budaya lokal. Secara tidak langsung,
menumbuhkan sikap positif pada siswa, melatih siswa untuk peduli lingkungan sekitar (Jena, 2012),
mengetahui keanekaragaman flora dan fauna, cara pelestarian sekaligus pemanfaatannya. Siswa perlu
diberikan pengalaman secara langsung (kontekstual) dalam pembelajaran biologi berbasis potensi lokal,
khususnya pada materi keanekaragaman hayati. Hasil penelitian Mumpuni, et al. (2014) menyatakan bahwa
tumbuhan lokal seperti parijoto, jeruk pamelo, delima, dan pakis ditemukan di kawasan Pegunungan Muria
yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar biologi.
Romantic Garden di Bantul adalah taman bunga yang memiliki keanekaragaman bunga dengan
berbagai macam warna. Taman ini dapat menjadi alternatif dalam pembelajaran biologi materi
keanekaragaman hayati. Siswa dapat datang dan melihat langsung macam-macam bunga, mengetahui
nama lokal beserta nama ilmiah. Berdasarkan paparan di atas, tujuan artikel ini adalah untuk
mengidentifikasi potensi lokal yang terdapat di Romantic Garden, Bantul sebagai sumber belajar biologi
berbasis potensi lokal pada materi keanekaragaman hayati tingkat gen dan jenis serta bentuk
pengintegrasian potensi lokal dalam materi keanekaragaman hayati.
Metode
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode penelitian ini mengacu pada
Mumpuni, et al. (2014) dengan modifikasi pada tempat penelitian, yakni taman bunga Romantic Garden
Bantul, inventarisasi tumbuhan lokal, penulisan klasifikasi, dan pembuatan kunci determinasi. Penelitian
dilakukan melalui 2 tahap, yakni tahap I adalah dilakukan (1) survei awal, (2) penentuan lokasi sampling, (3)
inventarisasi tumbuhan lokal beserta ciri morfologinya yang terdapat di sekitar kawasan Romantic Garden,
Bantul dengan metode pengamatan dan wawancara. Masing-masing jenis bunga ditulis klasifikasinya yang
mengacu pada Global Biodiversity Information Facility (GBIF) di www.gbif.org. Kemudian dibuat kunci
determinasi. Tahap kedua adalah analisis potensi pemanfaatan tanaman bunga sebagai sumber belajar
biologi melalui studi literatur.
57 | Jurnal B ioeducati on, Vol. 7, No 2 , Juni 2 020
Kenakearagaman Jenis Bunga di Bantul Sebagai Sumber Belajar Biologi Berbasis Potensi Lokal
Tabel 1. Hasil Identifikasi Spesies Bunga yang Ditemukan di Romantic Garden, Bantul
No. Nama Spesies Nama Lokal Famili Jumlah Warna
1. Celosia argentea L. Bunga bulu halus Amaranthaceae 2 warna
2. Gomphrena globosa Bunga kancing Amaranthaceae 2 warna
3. Zinnia angustifolia Bunga zinnia lekuk Asteraceae 7 warna
4. Zinnia elegans Bunga kertas/ zinnia anggun Asteraceae 2 warna
5. Cosmos caudatus Bunga kenikir Asteraceae 2 warna
6. Helianthus annuus Bunga matahari Asteraceae 1 warna
7. Jacobaea vulgaris Bunga seribu bintang Asteraceae 1 warna
Keanekaragaman hayati tingkat gen di Taman Bunga Romantic Garden, Bantul dapat dipelajari
berdasarkan variasi warna yang dihasilkan oleh satu jenis tumbuhan. Hal ini disebabkan karena adanya
variasi gen atau struktur gen dalam suatu spesies makhluk hidup. Setiap susunan gen akan memberi
penampakan, baik anatomi ataupun fisiologi, pada setiap organisme. Bila susunannya berbeda, maka
penampakannya akan berbeda pada satu sifat atau bahkan secara keseluruhan. Keanekaragaman gen
mudah dikenali dengan ciri-cirinya yang memiliki variasi, nama ilmiah yang sama, serta perbedaan
morfologi yang tidak terlalu mencolok. Keanekaragaman hayati tingkat gen disebut sebagai
varietas.Selain itu, keanekaragaman hayati tingkat jenis dapat ditentukan salah satunya dengan melihat
familinya. Berikut ini merupakan famili dari tanaman bunga yang ditemukan di taman bunga “Romantic
Garden” Bantul:
Famili Asteraceae
Famili Asteraceae merupakan takson tumbuhan dengan keanekaragaman jenis yang cukup tinggi.
Tumbuhan famili Asteraceae merupakan kelompok tumbuhan yang terdiri dari 1.911 genus yang meliputi
32.205 spesies yang hampir tersebar di seluruh dunia kecuali di Antartika. Famili Asteraceae memiliki
anggota terbesar kedua dalam kingdom Plantae (Kumolo dan Utami, 2011). Ciri dari kelompok tumbuhan
famili Asteraceae yaitu memiliki tipe bunga epigenous yang membentuk suatu susunan padat berbentuk
seperti cakram yang biasa disebut bunga cawan (Tjitrosoepomo, 2010). Sebagian besar tumbuhan ini
memiliki bunga yang menarik sehingga membuatnya memiliki nilai estetik dan berpotensi untuk dijadikan
tanaman hias karena memiliki warna-warna tajuk yang kontras (Megawati, dkk., 2017). Banyak penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui potensi dari tumbuhan famili Asteraceae, salah satunya sebagai
tumbuhan obat. Seperti Helianthus sp. atau bunga matahari yang bagian batangnya digunakan untuk
mengobati gatal-gatal pada kulit. Sebagian besar anggota Asteraceae merupakan herba, tetapi banyak
juga berupa semak belukar, tumbuhan merambat, atau pohon. Famili ini mempunyai penyebaran di
seluruh dunia dan paling sering dijumpai di daerah kering dan semi-kering di subtropis.
Secara morfologi anggota dari famili Asteraceae memiliki ciri daun tersebar atau berhadapan,
tunggal. Bunga dalam satu bongkol yang sama terdapat dua macam bunga yaitu bunga cakram berbentuk
tabung dan bunga tepi berbentuk pita, termasuk ke dalam gulma berdaun lebar. Daun pelindung dari bunga
tersendiri kadang-kadang seperti sisik jerami. Mahkota berdaun lepas, benang sari dalam tabung mahkota,
bakal buah dengan satu bakal biji, tangkai putik satu, kebanyakan dengan dua kepala putik. Buah keras
berbiji satu, biji umumnya tumbuh bersatu dengan kulit buah (Tjitrosoepomo, 2010). Contoh spesies bunga
di Romantic Garden pada famili Asteraceae adalah Cosmos caudatus (bunga kenikir), Jacobaea vulgaris
(bunga seribu bintang), Helianthus annuus (bunga matahari), Zinnia angustifolia (bunga zinnia lekuk), dan
Zinnia elegans (bunga zinnia anggun).
Famili Amaranthaceae
Amaranthaceae merupakan jenis tumbuhan herba namun berumur pendek. Famili ini terdiri dari
sekitar 65 marga dan 900 jenis yang tersebar di daerah tropis dan subtropis. Amaranthaceae memiliki ciri
khusus yaitu berbatang hijau dan merah serta berair, batangnya keras dan berkayu dan ada juga yang
berduri dengan pola percabangan monopodial. Pertumbuhannya terbatas, hanya berkisar 20-150 cm.
Batang berbentuk tabung, berwarna hijau maupun merah dan berair. Ada yang berbulu dan ada pula
yang licin. Ada yang berdaun lebar dan ada pula yang berdaun sempit. Berdaun tunggal, tersebar,
berhadapan, tanpa stipula. Memiliki bunga pada kuncup aksial maupun terminal. Bunga berukuran kecil
dan tunggal serta memiliki warna yang beragam seperti berwarna hijau, kuning, pink dan ungu. Kadang
ada yang bersifat annual maupun perennial. Bunga dilindungi oleh braktea. Bunga terdiri atas sepal 3-5,
bebas atau berlekatan. Jumlah stamen 5 dan berhadapan dengan sepal. Pistillum dengan 2-3 carpel.
Dalam satu bunga hanya terdapat satu (uniseksual) atau dua (biseksual) jenis kelamin. Biji
berbentuk bulat dengan endosperm. Amaranthaceae adalah jenis tumbuhan yang banyak digunakan
sebagai sayuran, akan tetapi banyak pula yang ditanam sebagai tanaman hias. Di dalam bunga juga
terdapat biji berwarna hitam ketika bunga sudah mulai tua (Tjitrosoepomo,2010). Famili Amaranthaceae
memiliki distribusi sebagian besar di seluruh dunia, beberapa di gurun, daerah tropis, dan beberapa daerah
beriklim (Simpson, 2006). Contoh spesies bunga di Romantic Garden pada famili Amaranthaceae adalah
Celosia argentea (bunga bulu halus), Gompherena globosa L. (bunga kancing).
pipih, dan berwarna keabuan. Alat reproduksi terdiri dari 2 bunga yaitu bunga pita (bunga mandul, hanya
memiliki putik sari) dan bunga tabung (bunga banci, memiliki benang sari dan putik).
Memiliki akar tunggang. Batang berbentuk bulat. Daunnya berlekuk. Mahkota bunga berwarna
putih kekuningan, kuning, atau jingga, termasuk bunga majemuk dan mahkota bunga berbentuk bulat.
Biji berbentuk seperti ginjal, kecil, dan hitam mengkilap. Alat reproduksi berupa benang sari dan putik.
Zinnia angustifolia yang ditemukan berwarna kombinasi putih dan merah muda, merah bata, merah muda,
putih, maroon, kuning dan jingga.
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Amaranthaceae
Genus : Gomphrena
Spesies : Gomphrena globosa L. (GBIF, 2019)
Memiliki akar tunggang. Batang bercabang, tebal, dan lunak. Daunnya tunggal, tumbuh saling
bertolak belakang. Mahkota bunga berwarna ungu dan putih, bunga tersusun atas capitulum/ bonggol bunga
yang merapat. Biji berbentuk seperti ginjal berwarna cokelat. Memiliki benang sari dan putik yang berbulu.
Kunci Determinasi
Pada pembelajaran Biologi, proses pengelompokkan makhluk hidup perlu dilakukan sehingga
dapat mempermudah mengenal dan mempelajari keanekaragaman makhluk hidup. Cara mengelompokkan
makhluk hidup berdasarkan kesamaan ciri yang dimiiki disebut klasifikasi makhluk hidup. Kunci determinasi
adalah uraian keterangan tentang ciri-ciri makhluk hidup yang disusun berurut mulai dari ciri umum hingga
ke ciri khusus untuk menemukan suatu jenis makhluk hidup. Kunci determinasi yang paling sederhana ialah
kunci dikotom. Kunci dikotom berisi keterangan yang disusun berpasangan dan menunjukkan ciri yang
berlawanan. Berikut ini merupakan kunci determinasi dari spesies bunga yang terdapat di Romantic Garden,
Bantul.
1. a. Akar tunggang………………………………………………………………………………………………...5
b. Akar tunggang halus………………………………………………………………………………………....2
2. a. Batang tegak, lurus………………………………………………………………………..Jacobaea vulgaris
b. Batang bundar………………………………………………………………………………………………...3
3. a. Batang bundar, tidak bercabang…………………………………………………...….Celosia argantea. L.
b. Batang tegak, bercabang…………………………………………………………………………………....4
4. a. Daun majemuk………………………………………………………………………………………………..5
b. Daun tunggal………………………………………………………………………………………………….6
5. a. Daun majemuk, bersilang berhadapan………………………………………………….Cosmos caudatus
b. Daun tunggal, tumbuh saling bertolak belakang……………………......................Gomphrena globosa
6. a. Daun tunggal, bertangkai panjang……………………………………………………...Helianthus annuus
b. Daun tunggal, bertangkai pendek…………………………………………………………………………..7
7. a. Bunga majemuk, bulat, kuning………………………………………...........................Zinnia angustifolia
b. Bunga majemuk, tidak lengkap, merah……………………………………………………Zinnia elegans
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa potensi
lokal tanaman bunga yang ditemukan Romantic Garden, Bantul terdapat 7 jenis bunga, yakni Celosia
argantea L., Zinnia angustifolia, Zinnia elegans, Gomphrena globosa, Cosmos caudatus, Helianthus
annuus, dan Jacobaea vulgaris dengan total 17 macam warna bunga yang menunjukkan keaneakaragaman
gen yang dapat digunakan sebagai sumber belajar biologi berbasis potensi lokal pada materi
keanekaragaman hayati tingkat gen dan jenis. Bentuk pengintegrasian potensi tanaman bunga dalam materi
keanekaragaman hayati dapat disusun dalam sebuah modul.
Referensi
Alimah, Siti. 2019. Kearifan Lokal dalam Inovasi Pembelajaran Biologi: Strategi Membangun Anak Indonesia
yang Literate dan Berkarakter untuk Konservasi Alam. Jurnal Pendidikan Hayati 5(1): 1-9.
Global Biodiversity Information Facility (GBIF) Secretariat (2019). GBIF Backbone Taxonomy. www.gbif.org.
Haryanto, Rudi. 2018. Analisis Pemanfaatan Modul Berbasis Potensi Lokal sebagai Alternatif Bahan Ajar
Pendidikan Lingkungan. Jurnal Indonesian Biology Teachers 1(2): 62-68.
Jena, A.K. 2012. Awareness, Openness and Eco-friendly (AOE) Model Teaches PreService Teachers on
How to Be Eco– Friendly. International Electronic Journal of Environmental Education 2(2): 103-
117.
Kumolo, F.B. dan S. Utami. 2011. Jenis–jenis Tumbuhan Anggota Famili Asteraceae di Wana Wisata
Nglimut Gonoharjo Kabupaten Kendal Jawa Tengah. Jurnal Bioma 13(1): 13-16.
Megawati, Samsurizal, dan Ramadhanil. 2017. Keanekaragaman Suku Asteraceae di Sekitar Danau
Kalimpa’a Kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Journal of Science and Technology 6(3): 239-
253.
Mumpuni, K.E. 2013. Potensi Pendidikan Keunggulan Lokal Berbasis Karakter dalam Pembelajaran Biologi
di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Biologi 10(2): 1-7.
Mumpuni, Kistantia Elok, Herawati Susilo, Fatchur Rohman. 2014. Potensi Tumbuhan Lokal Sebagai
Sumber Belajar Biologi. Proceeding Biology Edcuation Conference 11(1): 825-829.
Prabowo, Dytta Lyawati, Nurmiyati, dan Maridi. 2016. Pengembangan Modul Berbasis Potensi Lokal pada
Materi Ekosistem sebagai Bahan Ajar di SMA N 1 Tanjungsari, Gunungkidul. Proceeding Biology
Education Conference. Vol 13(1): 192-195.
Simpson, G. Michael. 2006. Plant Systematics. Canada: British Library.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhann Obat-obatan. Yogyakarta: UGM Press.
Widowati, Asri, Yuni Wibowo, dan Sukarni Hidayati. 2013. Pemanfaatan Potensi Lokal Sekolah dalam
Pembelajaran Biologi SMP. Jurnal Pendidikan Matematika dan Sains 1(1): 74-82.
Yokhebed, Titin, Eko S. Wahyuni. 2016. Peningkatan Life Skill Melalui Pembelajaran Berbasis Keunggulan
Lokal. Proceeding Biology Education Conference 13(1): 455-460.