PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
edukatif. Nilai edukatif terlihat pada interaksi yang terjadi antara guru
kepada siswa, karena ini merupakan permasalah yang cukup sulit dirasakan
yang sulit dihapal sehingga siswa kesulitan memahami konsep secara utuh.
sehari-hari, sehingga siswa dapat melihat langsung hal-hal yang nyata. Salah
1
satu materi IPA yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari adalah materi
hidup yang dapat mendorong karakter siswa untuk cinta dan peduli
disampaikan oleh guru dapat dikuasai oleh siswa maka diperlukan sebuah
media pembelajaran. Menurut Djamarah dan Zain (2006). Media adalah alat
bantu yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna mencapai tujuan
disampaikan oleh guru mealaui kata-kata atau kalimat tertentu atau bahkan
2
menurut Karti Soharto (2003) menyatakan media dapat menggantikan
t ugas guru sebagai penyaji materi serta memiliki potensi unik yang dapat
dibawa, buku saku dilengkapi dengan teks dan gambar. Selain itu buku saku
istilah biologi, fisika dan kimia sedangkan buku saku tentang tumbuhan obat
Dengan adanya buku saku diharapkan menjadi salah satu media yang
3
dibawa kemanapun, uraian bacaan pendek, menggunakan banyak gambar
obat agar tidak hilang dan medorong karakter siswa akan cinta dan peduli
kelemahan (Arsyad, 2007) yaitu isi materi terbatas karena ukuran buku saku
yang kecil, buku saku yang tebal mungkin dapat membosankan dan
Kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa (BPOM, 2006).
sebagai obat oleh masyarakat diwariskan secara turun temurun dari generasi
kegenerasi.
4
Pemanfaatan tumbuhan obat yang berkaitan dengan pengetahuan
2020).
dari banyak pulau yang dihuni oleh berbagai suku memungkinkan terjadinya
Makanan RI, 2011). Kehidupan nenek moyang yang menyatu dengan alam
menumbuhkan kesadaran bahwa alam adalah penyedia obat bagi dirinya dan
merupakan produk yang terbuat dari bahan alam yang jenis dan sifat
RI, 2012).
5
Salah satu masyarakat Sumatera Selatan yang masih menggunakan
Selain itu masih ada orang yang dapat menyembuhkan penyakit tertentu
mengobati panas dalam, ketepeng (Casia alata) untuk mengobati panu, dan
Tanaman herbal ini juga bisa digunakan untuk proses pencegahan penyakit
tubuh meliputi ramuan yang mengandung meniran, daun siri, kencur dan
lemon, daun mint, untuk mengurangi keluhan flu sakit tenggorokan meliputi
ramuan yang mengandung jahe, kencur, jeruk nipis, daun mint, jintan hitam,
cengkeh (Badan Pengawas Obat dan Makanan RI, 2020). Mengurangi demam
2017).
6
Pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) saat ini sedang menarik
yaitu salah satu Kecamatan yang ada di Sumatera Selatan (Badan Pusat
pandemi covid-19 tetapi belum ditemukan obat spesifik pembasmi virus ini.
Sementara dunia telah memasuki tatanan hidup baru (new normal life) yaitu
moyang kita terdahulu (Hidayat, 2015: 169). Sama seperti keyakinan etnis
akan adanya khasiat jenis (spesies) tumbuhan yang dapat mencegah penyakit
virus corona. Jenis tumbuhan ini mudah kita dapatkan dalam kehidupan
karena itu adalah satu-satunya alternatif yang tersisa untuk saat ini.
Beberapa hasil terbukti efektif yang diamati dengan pemberian obat herbal
(Dudani & Saraogi, 2020). Hasil laporan penelitian Ang dkk juga melaporkan
7
hasil efek yang signifikan dari terapi kombinasi obat herbal dengan Western.
Obat pada tingkat efektif dan penurunan gejala. Ini mengungkapkan potensi
Dengan demikian, terapi diet dan jamu bisa menjadi terapi pencegahan
Kecamatan Talang Kelapa. Hal ini terbukti dari hasil wawancara tanggal 05
Selatan, 2020)
8
sawit, di Kecamatan Talang Kelapa. Untuk mengantisipasi agar pengetahuan
kelas VII. Dari hasil penelitian inventarisasi tumbuhan obat ini dapat
2018).
Kelapa. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
9
Tumbuhan Obat Masyarakat Kecamatan Talang Kelapa Untuk Mencegah
Kelapa”.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
10
3. Buku saku IPA disajikan dengan mengaitkan materi klasifikasi makhluk
E. Manfaat Penelitan
2. Bagi Guru
3. Bagi Sekolah
proses pembelajaran
4. Bagi Peneliti
11
F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan
a) Buku saku klasifikasi makhluk hidup dapat digunakan dalam proses belajar
b) Instrumen yang telah divalidasi mampu mengukur secara valid dan benar
2. Keterbatasan pengembangan
a) Materi yang didapatkan dengan buku saku hanya terbatas pada klasifikasi
makhluk hidup Sintak yang digunakan dalam pengembangan buku saku model
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem
persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang
berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne (1707-1778),
seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarang dengan
Carolus Linnaeus.
makhluk hidup menjadi golongan atau unit tertentu. Golongan-golongan ini disusun
secara runtut sesuai dengan tingkatannya (hierarkinya), yaitu mulai dari yang lebih
kecil tingkatannya hingga ke tingkatan yang lebih besar. Ilmu yang mempelajari prinsip
atau sistematik.
adalah dengan membentuk takson. Takson dibentuk dengan jalan mencandra objek
atau makhluk hidup yang diteliti dengan mencari persamaan ciri maupun perbedaan
13
memberi nama. Selanjutnya, makhluk hidup yang memiliki persamaan ciri
Dengan cara demikian dapat dibentuk banyak takson. Takson adalah kelompok
makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan ciri. Kemudian, tiap-tiap
Mengapa makhluk hidup yang ada di bumi perlu dikelompokkan? Berikut ini akan
kita sekaligus mengetahui ciri-ciri dari makhluk tersebut, kita juga akan
mempelajari makhluk hidup apa saja yang memiliki ciri yang serupa.
ciri. Tingkat takson yang diperkenalkan oleh Linnaeus dapat membantu kita
14
4. Berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk hidup, kita dapat mengetahui
dan membedakan makhluk hidup satu dengan yang lainnya. Misalnya antara
kera dan monyet, meskipun mirip namun keduanya memiliki nama ilmiah yang
Makhluk hidup yang ada di bumi berjumlah jutaan. Untuk mempelajarinya tentu
dibutuhkan waktu yang sangat lama. Untuk itu, perlu dilakukan klasifikasi ilmiah
agar objek studi menjadi lebih sederhana. Klasifikasi makhluk hidup akan lebih
membantu kita untuk mengenali dan mempelajari makhluk hidup karena telah
6. Memberi Nama
Spesies-spesies baru tersebut belum memiliki nama, karena itu perlu dilakukan
spesies tersebut akan memiliki nama ilmiah sesuai ciri-ciri yang ditunjukkan
Grameds.
yaitu sistem alami, sistem buatan dan sistem filogenik. Berikut urainnya:
klasifikasi pada dasarnya berpijak dari adanya persamaan. Hal ini dapat kita
15
mengamati binatang kucing, anjing, sapi, kuda, dan harimau. Jika kita lihat
secara alami, dapat kita ketahui bahwa kelima binatang itu mempunyai empat
berkebangsaan Yunani pada tahun 350 SM. Beliau membagi makhluk hidup
menjadi dua dunia (kingdom), yaitu hewan dan tumbuhan. Dunia hewan ini
klasifikasi sebelumnya. Klasifikasi ini pertama kali diperkenalkan oleh Carl Von
Linne (1707-1778) yang dikenal dengan nama Carolus Linnaeus, seorang ahli
Mengamati dan meneliti makhluk hidup, yaitu persamaan ciri struktur tubuh
luar maupun ciri struktur tubuh dalam dari berbagai jenis makhluk hidup.
Apabila ada yang memiliki ciri struktur tubuh sama atau mirip dijadikan satu
16
Memberikan istilah tertentu untuk setiap tingkatan klasifikasi yang didasarkan
pada banyak sedikitnya persamaan ciri pada setiap jenis makhluk hidup yang
dikelompokkan.
organisme yang saling terkait. Hal tersebut diwakili oleh pohon filogenetik yang
mereka tampak sama. Setelah Darwin itu menerbitkan teori evolusi pada 1800-
selanjutnya masyarakat yang selama ini hanya mengenal bagian bagian tertentu
17
dari pengetahuan masyarakat terhadap tanaman berpotensi obat meningkat,
pemanfaatan bagian tanama berpotensi obat adalah daun, rimpang bunga, buah,
kulit batang, getah, umbi lapis, dan akar. Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat
obat yang dikemas dan diproduksi dengan baik mengurangi konsumsi obat kimia
Alfidhdhoh, D. 2020).
Dalam mengobati suatu jenis penyakit dapat digunakan lebih dari satu
jenis tumbuhan yang berupa ramuan obat seperti jamu, param, semar, di kunyah
mengobati suatu penyakit seperti batuk, sakit kulit, sakit perut, rematik, sesak
napas, demam dan sakit kepala. Pemanfaatan obat tradisonal dapat menjadi
pilihan utama masyarakat karena akses fasilitas kesehatan yang jauh dan harga
khasiat tertentu. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan adalah kencur.
Seperti yang diketahui khasiat kencur bersama dengan bahan lain dalam ramuan
campuran obat sariawan, bengkak, radang lambung, urat tegang dan batuk kering
18
E. Tanaman Pencegahan Covid-19
perhatian seluruh penduduk dunia, termasuk Indonesia, yaitu salah satu negara
covid-19 tetapi belum ditemukan obat spesifik pembasmi virus ini. Sementara
dunia telah memasuki tatanan hidup baru (new normal life) yaitu suatu gaya
yakni wajib menggunakan masker, wajib cuci tangan, wajib jaga jarak, wajib
upaya mencegah dan memutus mata rantai penyebaran virus corona. Para ahli
RI, 2020)
19
Etnobotani pada tanaman obat bahan alam (herbal) menjadi pilihan
alternatif bagi sebagian masyarakat Indonesia untuk menjaga daya tahan tubuh
berbagai obat herbal telah digunakan secara turun-temurun dan dipercaya dapat
menggunakan obat bahan alam yang khasiat dan telah dikonsumsi secara turun-
temurun dari nenek moyang kita terdahulu (Badan Pengawas Obat dan Makanan
RI, 2020). Berbagai jenis tanaman yang bisa digunakan untuk pencegahan covid-
19 dan dengan mudah kita dapat temui dan kehidupan sehari-hari yaitu:
20
Tabel 2.1 Nama tumbuhan yang digunakan untuk mencegah covid-19
5. Meningkatkan Penglihatan
21
7. Membantu meringankan gejala pilek yang disertai sakit tenggorokan
8. Melawan radikal bebas dalam tubuh yang bisa menyebabkan kerusakan sel
10. dapat mengatasi infeksi lain seperti hepaitis B dan HIV (mencegah virus)
kangker.
12. Mereka dapat membantu mengobati tekanan darah tinggi dan berbagai
kondisi lainnya.
Telang pecah menjadi Kecamatan Muara Telang dan Kecamatan Sumber Marga
Telang.
Banyuasin dengan luas 560,12 km2 dan berpenduduk sekitar 125.233 jiwa. Letak
utara berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Lago dan Sako Palembang, sebelah
22
selatan Kecamatan Gandus Palembang, sebelah barat Kecamatan Sembawa,
F. Sumber Belajar
informasi yang disajikan dalam berbagai bentuk media, yang dapat membantu
sumber belajar yang digunakan untuk membantu proses belajar dari siswa itu
sendiri. Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa media dapat dijadikan
sebagai segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh siswa untuk mempelajari
bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Artinya
belajar sehingga memberikan perubahan yang positif. Hal tersebut sesuai dengan
pernyataan Arif S Sadiman (dalam Ahmad Rohani &Abu Ahmadi, 1995: 152-153)
yang berpendapat bahwa sumber belajar adalah segala macam sumber yang ada
belajar (seperti: guru, dosen, buku, film, majalah, laboratorium, peristiwa, dan
sebagainya) memungkinkan individu berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari
tidak mengerti menjadi mengerti, dari tidak terampil menjadi terampil, dan
menjadikan individu dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak
baik. Jadi segala apa yang bisa mendatangkan manfaat atau mendukung dan
menunjang individu untuk berubah ke arah yang lebih positif, dinamis, atau
dengan sumber belajar”. Dengan demikian sumber belajar merupakan salah satu
Belajar merupakan suatu proses suatu sistem yang tidak terlepas dari
24
komponen tersebut adalah sumber belajar. Sumber belajar adalah “semua
sumber belajar yang dapat dipakai oleh siswa (sendiri-sendiri atau bersama-
sama dengan siswa lain) untuk memudahkan belajar”. Sumber belajar dalam arti
sumber belajar tersebut sama sempitnya bila diartikan sebagai semua sarana
pengajaran yang dapat menyajikan pesan secara auditif maupun visual saja,
G. Buku Saku
Buku saku adalah buku yang berukuran kecil yang dapat dimasukkan ke
dalam saku dan mudah dibawa kemana-mana. Sehingga, secara umum buku saku
adalah buku yang menekankan pada ukurannya yang kecil yang dapat
dimasukkan kedalam saku sehingga mudah dibawa kemana-mana dan bisa kita
menyatakan bahwa buku saku juga dapat digunakan sebagai media yang
menyampaikan informasi tentang materi pelajaran dan lainnya yang bersifat satu
25
Kelapa. Pembuatan buku saku disesuaikan dengan pokok bahasan manfaat
dimuat di buku saku tidak keseluruhan tetapi hanya tumbuhan tertentu saja
tertentu. Selain gambar tumbuhan obat, di dalam buku saku juga akan
Glossy Double Side 120 gsm, posisi buku saku landscape, dan dijilid
26
d. Format Pembuatan Buku Saku (Mutmainah, 2014) terdiri dari:
e. Cover
f. Kata Pengantar
Berisi ucapan syukur, terima kasih, informasi saran dan kritik, serta
g. Daftar Isi
pada pembelajaran.
a. Pendahuluan
b. Daftar Pustaka
c. Glosarium
27
3. Fungsi Buku Saku
Berikut ini akan dijelaskan beberapa fungsi dari buku saku, diantaranya:
a. Fungsi atensi, media buku saku dicetak dengan kemasan kecil dan
b. Fungsi afektif, penulisan rumus pada media buku saku dan terdapat
Berikut ini akan dijelaskan beberapa manfaat dari buku saku, diantaranya:
28
a. Penyampaian materi menggunakan buku saku dapat diseragamkan.
c. Efisien dalam waktu dan tenaga, buku saku yang dicetak dengan ukuran
d. Penulisan materi dan rumus yang singkat dan jelas pada buku saku dapat
e. Desain buku saku yang menarik dan full colour dapat menumbuhkan
hanya sampai pada sebatas pemanfaatan temu lawak untuk menambah nafsu
makan. Selain pengetahuan yang dimiliki masyarakat saat ini hanya sebatas
29
tentang etnobotani pemanfaatan tumbuhan sebagai obat khususnya obat yang
masyarakat dan kesejahteraan masyarakat jika produk obat dari tanaman ini
dapat diproduksi dan dikemas secara baik untuk dijual dan dimanfaatkan untuk
mencegah Covid-19.
Pengobatan suatu jenis penyakit dapat digunakan lebih dari satu jenis
tumbuhan yang berupa ramuan obat seperti jamu, param, semar, dikunyah
mengobati suatu penyakit seperti batuk, sakit kulit, sakit perut, rematik, sesak
napas, demam dan sakit kepala. Pemanfaatan obat tradisonal dapat menjadi
pilihan utama masyarakat karena akses fasilitas kesehatan yang jauh dan harga
obat karena tanaman tersebut memiliki khasiat khasiat tertentu. Salah satu
tumbuhan yang dapat digunakan adalah kencur. Seperti yang diketahui khasiat
kencur bersama dengan bahan lain dalam ramuan dapat digunakan sebagai obat
radang lambung, urat tegang dan batuk kering pada anak-anak (Hariyadi, 2001).
30
I. Kajian Penelitian Relevan
J. Kerangka Pemikiran
dikembangkan oleh semua pihak termasuk guru dan siswa, karena dengan
bidang saja, akan tetapi bisa menguasai bidang yang lainnya. Terkait dengan
Proses penelitian nanti akan melibatkan guru IPA dan siswa. Tanggapan
dan peserta didik. Kelima kriteria tersebut dapat terpantau dan teramati oleh
Development (R&D).
32
K. Kerangka Berpikir
Analisis Kebutuhan
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Model Pengembangan
Research and Development. Model Research and Development yang digunakan pada
penelitian ini sesuai dengan alur dari Thiagarajan yakni 4-D (Four-D Models).
analisis peserta didik, analisis tugas, analisis konsep dan merumuskan tujuan
pembelajaran.
pemilihan bahan ajar, pemilihan format dan rancangan produk awal. Tahap
pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di sekolah lain, dan oleh guru
lain. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan model bahan ajar berupa buku
didik.
35
B. Prosedur Pengembangan
Analisis Permasalahan
Penyusunan Instrumen
Pemilihan Bahan
Design
Ajar Pemilihan
Draft I Format
Rancangan Awal
Dosen Pembimbing
Revisi I (Draft II)
Disebarluaskan Disseminate
36
Uji Coba Pengembangan
Revisi III (Draft IV)
37
Penelitian dan pengembangan merupakan metode untuk menghasilkan
produk tertentu atau menyempurnakan produk yang telah ada serta menguji
meliputi perkembangan peserta didik, kurikulum, kondisi sekolah yang ada, serta
a. Analisis permasalahan
lapangan dan wawancara terhadap guru IPA di SMP Negeri 1 Talang Kelapa.
38
pendekatan/ metode yang sesuai.
c. Analisis Tugas
materi ajar secara garis besar Analisis tugas dilakukan peneliti untuk
menentukan isi dan kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran IPA
d. Analisis Konsep
harus dikuasai oleh peserta didik. Konsep-konsep pada salah satu KD saling
dalam sebuah peta konsep. Peta konsep yang telah disusun digunakan
Tujuan dari tahap ini adalah menemukan cara yang lebih efektif dan efisien
a. Penyusunan Instrumen
39
Instrumen yang disusun pada penelitian ini meliputi instrumen validasi
juga terdapat instrument penilaian hasil uji coba produk untuk mengukur
c. Pemilihan Format
d. Rancangan Awal
mencakup:
Judul yang ada pada bagian halaman depan slide buku saku
2) Petunjuk Belajar
40
4) Peta Konsep
buku saku.
5) Kegiatan Pembelajaran
saku.
produk yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya. Tujuan dari tahap ini adalah
untuk menghasilkan produk akhir buku saku yang layak digunakan. Adapun
a. Dosen Pembimbing
Hasil pegembangan buku saku draft 1 yang dirancang dan dibuat oleh
dosen pembimbing II sebelum masuk ke validasi dosen ahli dan guru IPA.
memperoleh masukan saran dan kritikan, yang menjadi bekal bagi peneliti
41
Pada tahap pegembangan buku saku produk yang dikembangkan
divalidasi oleh dosen ahli dan guru IPA untuk mengetahui kelayakan buku
saku yang dikembangkan oleh peneliti sebelum digunakan untuk uji coba
lapangan. Hasil validasi dari dosen ahli dan guru IPA merupakan draft III dan
sebagai bahan revisi supaya buku saku yang dikembangkan akan lebih baik
lagi dengan kritik dan saran dari dosen ahli dan guru IPA.
dari kegiatan ini adalah untuk menentukan apakah buku saku yang
didik.
saku.
dalam pembelajaran.
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari penelitian ini. Tahap ini
42
merupakan tahap peggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala yang
lebih luas misalnya di sekolah lain, dan oleh guru lain. Penyebaran hanya dilakukan
secara terbatas yaitu memberikan produk buku saku berpendekatan kepada guru
pada semester ganjil. Lokasi penelitian ini di SMPN 1 Talang Kelapa, Kabupaten
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas VII SMPN 1 Talang
Kelapa dengan jumlah kelas terdiri dari 5 kelas. Peserta didik melakukan proses
pembelajaran dengan buku saku yang dikembangkan oleh peneliti untuk menguji
2. Objek Penelitian
E. Jenis Data
berdasarkan saran dan masukan dari tiga dosen ahli dan tiga guru
IPA.
43
2. Data respon peserta didik terhadap produk buku saku yang dikembangkan.
44
3. Data tes dan observasi kemampuan peserta didik.
ini digunakan untuk memperoleh data dari dosen ahli materi, dosen ahli
media, dosen ahli bahasa dan guru sebagai bahan mengevaluasi buku saku
buku saku ini antara lain digunakan untuk memperoleh data berupa
jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat
45
a. Tes Kemampuan
didik dengan melakukan pretest dan posttest. Instrumen tes pretes dan
(SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Dari
46
belajar peserta didik.
Data yang diperoleh dari beberapa instrumen akan dianalisis sebagai berikut:
…………………….(1)
Keterangan:
= Rerata skor
penilaian kemudian dijumlah disebut sebagai skor aktual (X). Skor aktual
pada Tabel 3.
X̅ = Rerata skor ideal (1/2 (skor tertinggi ideal + skor terendah ideal))
SBx = Simpangan baku skor ideal = (1/2) (1/3) (skor tertinggi ideal –
skor terendah ideal)
Skor tertinggi ideal = ∑butir kriteria x skor tertinggiSkor terendah ideal
= ∑butir kriteria x skor terendah
Tabel 3.1 dijadikan pedoman konversi skor ke nilai padapenelitian
ini. Nilai kelayakan produk dalam penelitian ini akan ditentukan dengan
nilai minimum “C” dengan kategori cukup baik. Jadi jika hasil penilaian
oleh para ahli dan guru IPA reratanya memberikan hasil akhir minimal “C”
maka produk pengembangan buku saku ini layak digunakan.
Berdasarkan Borich reliabilitas dari validasi dosen ahli dan guru
IPA dapat ditetapkan dengan menggunakan formula Borich, dengan
persamaan sebagai berikut:
Hasil validasi buku saku reliabel jika memiliki reliabilitas di atas 75%
48
Tabel 3.2 Ketentuan Pengubahan Nilai Kualitatif menjadi Kuantitatif
Pilihan Jawaban Skor Pernyataan
Positi Negatif
f
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
(Sumber: Eko Putro Widoyoko, 2009: 236)
7) Skor jumlah rata-rata tiap aspek yang bersifat kuantitatif ini diubah
menjadi skala empat tersebut tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.
49
K̅ skor 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑒𝑠𝑡 −K̅ skor 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 ...........................................
𝑔 = Skala maksi̅ mal− K skor 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 (3)
sebagaiberikut:
pertemuan
setiappertemuan.
cara sebagaiberikut:
pertemuan.
pertemuan
pertemuan.
51
Angket kemandirian belajar peserta didik setalah menggunakan buku
saku yang dikembangkan harus melakukan pengubahan nilai kualitatif
skor menjadi skala empat tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.
BAB IV
A. Hasil Pengembangan 52
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan
(research and development) yang bertujuan untuk mengembangkan buku saku IPA
(pengembangan).
dikemukakan pada latar belakang, bahwa produk yang dikembangkan berupa buku
saku yang bertujuan untuk menghasilkan produk yang layak dan dapat digunakan
oleh peserta didik dan guru sebagai bahan ajar disekolah. Uraian dari hasil
Tahap ini diawal dengan mendefinisikan produk yang dikembangkan. Produk yang
dikembangkan berupa buku saku yang digunakan untuk membantu peserta didik
dan guru menemukan bahan ajar yang sesuai, praktis dan efektif. Untuk menentukan
materi dan model pembelajaran yang dapat dikembakan maka diperlukan analisis
atau studi lapangaan yang meliputi kegiatan observasi dan pemberian angket. Tahap
observasi dan pemberian angket ditunjukan kepada peserta didik dan guru. Berikut
a. Observasi Siswa
Tahap observasi kepada peserta didik dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1 Hasil Observasi Siswa
53 Jumlah Persentase
Indikator
Responden (%)
Siswa
1. Cara belajar siswa
a. Hafalan 10 66.6
b. Lain-lainnya 5 33,3
2. Cara mengajar guru
a. Menarik 4 26,6
b. Kurang Menarik 11 73,3
3. Metode/Model/ Strategi yang digunakan guru
pada mata pelajaran IPA
a. Ceramah 14 93,3
b. Lainnya 1 6,66
4. Apakah siswa menginginkan perubahan pada
cara guru mengajar
a. Ya 13 86,6
b. Tidak 2 13,3
5. Apakah selama belajar IPA pernah dikenalkan
kepadamu buku saku
a. Ya 15 100
b. Tidak 0 0
6. Seberapa sering diajarkan dengan pembelajaran
menggunakan bahan ajar
a. Sangat sering 0 0
b. Sering 0 0
c. Jarang 15 100
7. Apakah siswa memiliki buku saku
a. Ya 0 0
b. Tidak 14 93,3
8. Gambaran umum buku saku yang dimiliki siswa
a. Menarik 6 40
b. Tidak Menarik 9 60
9. Apakah isi buku saku menarik
a. Ya 6 40
b. Tidak 9 60
10. Apakah materi klasifikasi makhluk hidup
termasuk materi yang
a. Sulit 8 53,3
b. Sedang 4 26,6
c. Mudah 3 20
b. Observasi Guru
mayoritas siswa belajar IPA dengan cara menghafal karena cara mengajar guru
yang kurang menarik. Beberapa kali guru juga telah menerapkan model atau
strategi dalam proses pembelajaran, namun siswa merasa belum terbiasa dalam
menggunakan buku dari penerbit yang ada di pasaran meskipun menurut siswa
seperti buku dan bahan ajar lainnya yang digunakan selama pembelajaran
baik dan sistematik, sehingga banyak siswa yang kurang menguasai konsep
dengan baik.
sudah sesuai dengan KD, namun hasilnya belum memadai karena persiapan
yang kurang dan siswa banyak yang tidak antusias dan aktif mengikuti. Selama
pembelajaran sumber belajar yang digunakan adalah buku yang ada dipasaran,
namun karena hasilnya belum maksimal maka guru berharap adanya sumber
belajar adanya sumber belajar seperti buku saku yang mampu memotivasi agar
siswa lebih aktif. Melalui observasi ini siswa juga menggunakan bahwa selama
tidak menarik.
Berdasarkan hasil analisis guru dan siswa yang telah dilakukan terkait
pembelajaran adalah mengembangkan bahan ajar berupa buku saku, dan materi
yang sesuai dengan buku saku ini dipilih adalah klasifikasi makhluk hidup.
Tahap ini merupakan tahap perancangan buku saku yang bertujuan untuk
sehingga diperlukan suatu pengembangan bahan ajar. Dengan analisis ini akan
56
didapatkan gambaran fakta, harapan dan alternatif penyelesaian masalah dasar,
yang memudahkan dalam penentuan atau pemilihan bahan ajar yang dikembangkan.
tes yaitu menentukan Standar Kompetensi dari kurikulum 2013 tingkat SMP yang
disesuaikan dengan tahun akademik yang berlaku saat ini yaitu Semester Ganjil
Tahun Akademik 2021-2022. Standar Kompetensi yang dipakai dalam penelitian ini
meliputi Kompetensi Inti (KI) 3 dan Kompetensi Dasar (KD) 3.2 dan 4.2 dengan
dilakukan langkah selanjutnya adalah pendesainan komponen buku saku yang akan
a. Sampul
57
Keterangan 1: Sampul Buku
b. Lembar Prancis
Lembar francis buku saku berisi tentang ; a) Judul buku saku yaitu
klasifikasi makhluk hidup; b) Nama Pembuat buku saku yaitu Heni Fuji Astuti; d)
penjelasan singkat tentang nama dan ruang lingkup isi buku saku.
Daftar isi memuat bagian-bagian materi ajar buku saku seperti kata
pengantar, daftar isi, daftar gambar, kata pengatar, manfaat penggunaan buku
59
Petunjuk penggunaan buku saku memuat panduan tata cara
dilakukan untuk mempelajari buku saku secara benar, serta perlengkan, seperti
amati. dan 4.2 Menyajikan hasil pengklasifikasian makhluk hidup dan benda
Produk yang dibuat meliputi RPP dan buku saku. Produk akan dilakukan revisi
Produk awal hasil pengembangan adalah buku saku dalam bentuk Draf
II dilakukan validasi oleh dosen ahli, yaitu dosen ahli bahasa, dosen ahli materi,
dan dosen ahli media dan dosen ahli perangkat pembelajaran. Hasil validasi oleh
Lembar Kerja Peserta Didik adalah Dr. Haryadi, M.Pd. Hasil validasi dosen
61
Tabel 4.3 Hasil Validasi Bahasa Dosen Ahli Evaluasi dengan validator
Dr. Haryadi, M.Pd
Capaian
No. Aspek peraspe Kualifikasi Keterangan
k (%)
Tidak perlu
1 Menggunakan aturan EYD 75 Valid
direvisi
Menggunakan kaidah Bahasa Sangat Tidak perlu
2 100
Indonesia yang valid dan benar Valid direvisi
Menggunakan peristilahan
Tidak perlu
3 yang sesuai dengan pokok 75 Valid
direvisi
bahasan
Bahasa yang digunakan
Sangat Tidak perlu
4 sederhana, lugas, dan mudah 100
Valid direvisi
dipahami peserta didik
Sangat Tidak perlu
5 Bahasa komunikatif. 100
Valid direvisi
Bahasa yang digunakan
mengembangkan kemampuan
Sangat Tidak perlu
6 berpikir peserta didik dalam 100
Valid direvisi
memahami konsep klasifikasi
makhluk hidup.
Sangat Tidak perlu
7 Rata-rata semua aspek 91.7
Valid direvisi
Indonesia yang baik dan benar, peristilahan yang sesuai dengan pokok
Sales
Aspek Rata-Rata 91,7
62
2) Validasi Dosen Ahli Materi
Validasi dosen ahli materi mencakup beberapa aspek. Dosen ahli yang
melakukan validasi terhadap produk buku saku adalah Dr. Meli Astriani,
M.Si.Hasil validasi dosen ahli materi dapat dilihat pada Tabel 4.3.
64
Hasil validasi ahli materi Buku Saku diperoleh nilai aspek
Valid, dari hasil validasi materi, kesesuaian gambar, kesesuai konsep dan
baik hal ini dilihat dari rata-rata nilai yang sudah mencapai 75% pada setiap
aspek dari hasil tersebut dapat disimpulkan pada materi sudah dapat di uji
100
80
Rata-rata semua aspek 77,7
60
40
20
adalah Sulton Nawawi, M.Pd Hasil validasi dosen ahli Media dapat dilihat
Tabel 4.5 Hasil Validasi Dosen Ahli Media dengan Validator Sulton
Nawawi, M.Pd
Capaian
No Aspek peraspek Kualifikasi Keterangan
65
(%)
1. Materi disajikan secara 100 Sangat Valid Sangat Valid
sistematis dan logis Tidak revisi
2 Menunjang keterlibatan
peserta didik untuk aktif Sangat Valid
100 Sangat Valid
mengemukakan dan Tidak revisi
berbagi ide
3 Langkah Orientasi Peserta
didik Pada Masalah
Valid Tidak
sudah sesuai dengan 75 Valid
revisi
pembelajaran dalam Buku
Saku
4 Langkah
Mengorganisasikan
peserta didik untuk Valid di Tidak
75 Valid
belajar sudah sesuai revisi
dengan pembelajaran
dalam Buku Saku
5 Langkah Pembimbing
Pengamatan sudah sesuai Valid di Tidak
75 Valid
dengan pembelajaran revisi
dalam Buku Saku
6 Langkah Cara
Pengelesaian Masalah
Valid di Tidak
sudah sesuai dengan 75 Valid
revisi
pembelajaran dalam Buku
Saku
7 Langkah Menyimpulkan
Masalah sudah sesuai Valid di Tidak
75 Valid
dengan pembelajaran revisi
dalam Buku Saku
8 Mengaitkan konsep Valid di Tidak
75 Valid
dengan kehidupan nyata revisi
9 Ada beberapa topik yang
harus dikerjakan oleh
peserta didik secara Sangat Valid
100 Sangat Valid
berkelompok, Tidak revisi
mengembangkan
pembelajaran kolaboratif
10 Gambar/ ilustrasi sesuai Cukup Valid
50 Cukup Valid
dengan konsep Tidak revisi
11 Judul/ keterangan
Valid Tidak
gambar sesuai dengan 75 Valid
revisi
gambar
12 Gambar nyata, grafik dan
sebagainya disajikan Valid Tidak
75 Valid
dengan jelas dan revisi
berwarna
13 Dapat mengembangkan
Valid Tidak
minat baca valid guru 75 Valid
revisi
maupun peserta didik
14 Informasi jelas, akurat
Cukup Valid di
dan menambah 50 Cukup Valid
revisi
pemahaman konsep
15 Saduran, cuplikan dan
Valid Tidak
kutipan mencantumkan 75 Valid
revisi
sumbernya dengan jelas
16 Gambar, valid gambar 75 Valid Valid Tidak
nyata, grafik, dan data 66 revisi
hasil kutipan harus
mencatumkan sumbernya
Valid Tidak
Rata-rata 77,9 Cukup Valid
revisi
validasi ahli pengembangan desain dan keterbacaan Buku Saku sudah cukup
baik tetapi perlu diperbaiki. Secara keseluruhan masukan dari validasi ahli
Berdasarkan hasil validasi ahli media pengembangan, Buku Saku ini layak
100
80
Rata-rata semua aspek 77,9
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Saputri, M.Pd Hasil validasi dosen ahli Perangkat Pembelajaran dapat dilihat
dalam Buku Saku ini dan dapat dilakukan uji coba serta sangat layak untuk
ahli materi, validasi ahli media, validasi ahli perangkat pembelajaran produk
Buku Saku layak digunakan, namun ada beberapa hal yang perlu diperbaiki
dan direvisi.
69
Rata-rata semua aspek 91,4
120
100
80
Rata-rata semua aspek 91,4
60
40
20
kekurangan-kekurangan dalam buku saku seperti salah cetak, salah ketik huruf,
kesalahan tata letak, gambar dan lain-lain, serta menilai tentang kejalasan isi
buku saku, penyajian dan bahasa/keterbacaan buku saku. Subjek uji kelompok
kecil adalah peserta didik kelas VII SMPN 1 Talang Kelapa dengan jumlah 10
orang.
500
450
400
350
sangat setuju
300
setuju
250 tidak setuju
sanagt tidak setuju
200
150
100
50
0
Predikat sangat Valid
Tabel 4.12 Revisi Uji Kelompok Skala Kecil
Saran Revisi
1. Beberapa kalimat / kata 1. Beberapa kalimat / kata kurang jelas sudah
kurang jelas diperbaiki
2. Infor masih pendukung/ 2. Infor masih pendukung/ materi kurang jelas
materi kurang jelas mengenai mengenai beberapa keterangan tentang
beberapa keterangan tentang tumbuhan, sudah diperbaiki.
klasifikasi makhluk hidup
3. Beberapa tanda baca masih 3. Beberapa tanda baca masih salah sudah
salah diperbaiki
4. Klasifikasi yang dicantumkan 4. Tidak direvisi penglasifikasi pada tumbuhan
pada tumbuhan tertentu saja tertentu saja dan selanjutnya peserta didik yang
kurang lengkap. melanjutkan penyelesaian pada klasifikasi
5. makhluk hidup.
Berdasarkan hasil tabel diatas, revisi peserta didik pada uji coba skala
kecil ini hanya didapat beberapa saran dari peserta didik dan semuanya sudah
diperbaiki, kecuali pada klasifikasi mahkluk hidup yang memang dibuat sedikit
mendapatkan hasil respon yang baik dari para peserta didik terlihat banyak
yang peserta didik yang setuju deng produk buku saku ini.
71
Selanjutnya untuk melihat efektivitas penggunaan buku saku dalam
(pretest) dan nilai tes akhir (posttest). Analisis efektivitas menggunakan rumus
100
90
80
70
60
S Pre
50 S Pos
S Maks
40 N-Gain
30
20
10
0
ABIZAR RAIHAN REVA RIKY AWALIYAH DAFFA DENI DESWITA DIAH
uji kelompok besar adalah peserta didik kelas VII SMPN 1 Talang Kelapa dengan
87,7%, menunjukan kualifikasi sangat Valid dan dinyatakan tidak perlu revisi,
tetapi berdasarkan hasil uji lapangan skala besar disimpulkan bahwa buku saku
1200
1000
600
400
200
0
Sangat Setuju Setuju Tidak Setuju Sangat Tidak
Setuju
Berdasarkan hasil respon siswa baik pada skala kecil maupun pada
skala besar produk buku saku ini sudah cukup baik hanya didapat beberapa
saran dari peserta didik dan semuanya sudah diperbaiki. Angket dan tanggapan
peserta didik secara umum mendapatkan hasil buku saku lebih baik dari buku
saku yang ada disekolah karena isinya lebih variatif, buku saku ini membuat
peserta didik bekerjasama dengan kelompoknya. Buku saku ini juga lebih
menghasilkan produk. Hasil revisi pada uji coba skala besar merupakan hasil
akhir yang layak digunakan karena sudah melalui tahap validasi ahli, uji skala
kecil, uji skala besar serta revisi berdasarkan saran dan kritik yang diberikan
para ahli.
74
Selanjutnya untuk melihat efektivitas penggunaan buku saku dalam proses
75
300
250
200
Kriteria
150
N-Gain
S Maks
100 S Pos
S Pre
50
0
L A A A Y IR A IA VI IN IL Q H N A TI
RIZA BIM END DAF DAN FAT GHE AYZ LE ELV AM RIE IYA EVA INT SAF
J S S
A
AF BR K .M M. . F AF N
M M N
B. Pembahasan
1. Buku Saku Pada Materi Klasifikasi Makhluk Hidup
digunakan pada penelitian ini adalah kurikulum K13. Unsur-unsur yang mendukung
Nawawi.S (2015: 97) mengemukakan bahwa dalam menyusun bahan ajar analisis
terhadap kurikulum dan bahan ajar sangat penting. Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
tampak mata. dan Kompetensi Inti 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
diamati. Kompetensi dasar digunakan dalam pengembangan buku saku ini sebagai
rujukan untuk menentukan indikator. Materi pokok juga penting untuk dianalisis
karena menjadi salah satu acuan utama dalam menyusun bahan ajar berupa buku
saku.
Hasil observasi terhadap guru dan peserta didik diperoleh gambaran awal
tentang proses kegiatan belajar mengajar sebagai berikut yaitu pembelajaran yang
dilakukan guru cenderung menggunakan materi ceramah, guru lebih dominan dan
respon peserta didik kurang aktif dalam proses perbelajaran. Menurut Triyanto
dalam Nawawi (2015: 98) pembelajaran yang bermakna tidak akan terwujud jika
peserta didik hanya mendengarkan ceramah dari guru. Guru biasanya menggunakan
Buku saku dikembangkan berdasarkan hasil analisis bahan ajar materi IPA
klasifikasi mahluk hidup khususnya tumbuhan dan menunjukan bahwa buku saku
yang ada dan dipakai saat ini hanya berisi kumpulan materi dan latihan soal-soal
yang kurang memperdayakan kreatifitas peserta didik, selain itu gambar belum
menarik, gambar tidak jelas dan belum memenuhi aspek kretifitas peserta didik.
Ditinjau dari hasi angket yang para guru yang77hanya 16,6 % dan angket peserta didik
yang hanya 20% memahami materi dari buku saku yang digunakan saat ini.
belajar peserta didik, diprediksi metode dan bahan ajar yang digunakan kurang
sehingga perlu adanya pengebangan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Suratih
(2010:56) yang mengemukakan bahwa buku saku yang tesedia disekolah hanya
berisi materi umum yang sebenarnya telah banyak dikembangkan dalam buku-buku
pelajaran. Selai itu guru masih banyak menggunakan sumber belajar yang tersedia
dipasaran yang tidak sesuai dengan kondisi dan potensi sekolah maupun
yang digunakan di SMP yaitu mengembangkan buku saku. Buku saku adalah
lembaran-lembaran berisi materi, ringkasan, dan tugas yang harus di kerjakan oleh
peserta didik. Menurut Prastowo (2012:204) “buku saku merupakan materi ajar
yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga peserta didik diharapkan dapat
mempelajari materi ajar tersebut secara mandiri”, sedangkan menurut Suyanto, dkk
(2011:1) menyatakan bahwa “buku saku merupakan bagian dari enam perangkat
lesson plan (RPP), 3) hand out (bahan ajar), 4) student worksheet atau Lembar Kerja
disesuaikan. Informasi pendukung dan daftar pustaka. Kelebikan buku saku adalah
78
pembelajaran yang dapat membantu pemecahan masalah merupakan teknik yang
cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran, dapat menantang kemampuan
bagi peserta didik, dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik, dan
Tahapan sintak disesuaikan dengan indikator dalam buku saku pada aspek
tujuan, materi yang disusun secara sistematik. Kekiatan dalam buku saku dilengkapi
dengan kegiatan diskusi dan persentasi sehingga peserta didik lebih aktif. Produk
buku saku memiliki kelebihan dibandingkan dengan buku saku yang ada disekolah
karena buku saku yang dibuat ini mempunyai langkah-langkah kegiatan yang
disesuaikan.
Kelayakan buku untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi
klasifikasi makhluk hidup di SMPN 1 Talang Kelapa kelas VII di uji melalui tahap; a)
uji coba awal; validasi materi buku saku, validasi pengembangan, desain dan
terbatas pada kelompok kecil peserta didik dan uji coba lapangan luas pada
kelompok peserta didik. Berdasarkan respon angket peserta didik tentang buku
saku ini didapatkan kategori baik sampai sangat baik, namun masih memerlukan
beberapa perbaikan.
Hasil validasi ahli materi diperoleh nilai rata-rata aspek sebesar 7,77%
menunjukan kualitas valid dan tidak perlu direvisi. Pada validasi ahli materi bukui
79
saya layak untuk di uji coba, walaupun terdapat beberapa perbaikan, materi telah
diperbaiki dan ditambahkan sesuai dengan perkembangan IPTEK dengan bahasa
yang lebih komunikatif disertai dengan contoh-contoh sehingga peserta didik mudah
yang harus dipelajari oleh peserta didik, materi pembelajaran perlu diidentifikasi
Proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar jika isi dan prosedur
dalam bagian-bagian yang bergantung pada kedalaman dan kesulitan. Untuk tujuan
topik-topik suatu bidang studi dengan keseluruhan isi bidang studi, sehingga isi yang
disajikan lebih bermakna menyebabkan peserta didik memiliki ingatan yang baik
kualfikasi sangat valid. Berdasarkan hasil validasi bahasa disimpulkan bahwa tidak
dipahami oleh peserta didik, struktur bahasa jelas sesuai dengan EYD. Bahasa yang
menjadi hal pokok penting dari buku saku ini dapat digunakan dan layak diuji coba
sebagai sarana mengomunikasikan yang dimaksud dalam buku saku ini dapat
tercapat tentang apa yang ingin dikembangkan dalam buku saku ini.
80
Hasil validasi pengembangan ahli media dan desaian keterbacaan buku saku
ini diperoleh nilai rata-rata 77,9 yang menunjukan kualifikasi valid. Pada validasi
ahli pengembangan desain dan keterbacaan buku saku terdapat beberapa perbaikan
mengenai kekurangan produk. Saran, kritik dan masukan dari validasi ahli
pengembangan media, desain dan keterbacaan buku saku ini sudah diperbaiki.
Perbaikan yang dilakukan kaitannya dalam hal cover depan tentang judul buku saku,
susunan buku saku yang harus dibuat secara sistematik sudah diperbaiki, pada
saku ruang untuk memjawab bagi siswa sudah diberikan. Berdasarkan hasil validasi
ahli media pengembangan, buku saku ini layak untuk di uji coba setelah melakukan
beberapa perbaikan.
91,4% yang menunjukan kualifikasi sangat valid dan dinyatakan tidak melakukan
Hasil uji coba lapangan baik skala kecil maupun skala luas menunjukan
rata-rata nilai 81,7 pada uji coba skala kecil kualifikasi sangat baik dan nilai 83,6
pada uji coba skala besar juga dengan kualifikasi sangat baik. Dari respon peserta
didik ini dapat disimpulkan buku saku pada materi layak untuk dipakai dan
digunakan.
validasi ahli media, validasi ahli perangkat pembelajaran, uji coba lapangan skala
kecil dan skala besar dapat disimpulkan bahwa buku saku pada materi klasifikasi
makhluk hidup layak untuk dipakai dan digunakan. Kelayakan sebuah buku saku
ditentukan oleh hasil validasi ahli, praktisi, dan beberapa respon peserta didik. Ciri-
81
ciri buku saku layak menurut Santyasa dalam Nawawi (2015:106), antara lain: 1)
rupa, sehingga dapat mengiringi partisifasi peserta didik secara aktif, 3) Memuat
antara individu peserta didik; dan 6) Mengarah pada satu tujuan tuntas.
pengujian N-Gain menurut Hake (1998). Gain merupakan selisih nilai pretest dan
posttest, gain berfungsi untuk menunjukkan selisih skor atau nilai yang diperoleh
dari hasil pretest dan posttest. N-Gain atau gain ternormalisasi merupakan indikator
dilihat dari peningkatan kemampuan siswa. Hasil perhitungan N-Gain uji terbatas
dan uji luas lebih lengkapnya dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.
100
90
80
70
60
S Pre
50 S Pos
S Maks
40 N-Gain
30
20
10
0
ABIZAR RAIHAN REVA RIKY AWALIYAH DAFFA DENI DESWITA DIAH
82
Dari jumlah siswa yang mengikuti pretest dan posttest pada uji coba terbatas
sebanyak 10 orang, 36,36% diantaranya mendapat nilai N-Gain > 0.70, artinya
sejumlah siswa tersebut mengalami peningkatan belajar dengan kategori tinggi, dan
63,64% mendapatkan nilai 0.30 ≤ N-Gain ≤ 0.70 artinya sejumlah siswa tersebut
nilai N-Gain sebesar 0.62, artinya peningkatan hasil belajar secara umum berada
dalam kategori sedang, hal ini membuktikan bahwa dengan adanya peningkatan
hasil belajar tersebut, penerapan buku saku pada materi klasifikasi makhluk hidup
Selanjutnya untuk efektivitas kenggunaan buku saku pada uji coba luas lebih
300
250
200
Kriteria
150
N-Gain
S Maks
100 S Pos
S Pre
50
0
L A A A Y IR A IA VI IN IL Q H N A TI
RIZA BIM END DAF DAN FAT GHE AYZ LE ELV AM RIE IYA EVA INT SAF
J S S
A
AF BR K .M M. . F AF N
M M N
Dari jumlah siswa yang mengikuti pretest dan posttest sebanyak 32 orang,
11,11% diantaranya mendapat nilai N-Gain < 0.30, artinya sejumlah siswa tersebut
dengan kategori sedang, dan sisanya sebesar 22,22% yang mendapatkan nilai N-Gain
> 0.70, artinya sejumlah siswa tersebut mengalami peningkatan belajar dengan
kategori tinggi.. Dengan perolehan rata-rata nilai N-Gain sebesar 0.68, artinya
peningkatan hasil belajar secara umum berada dalam kategori sedang, hal ini
buku saku pada materi klasifikasi makhluk hidup dikatakan cukup efektif dalam
84
BAB V
A. Simpulan
model 4-D, yaitu melalui tahap define, design, develop, dan disseminate.
2. Kualitas buku saku secara keseluruhan berkualitas “Sangat Baik” dan layak
kelas 7 di SMPN 1 Talang Kelapa ditinjau dari uji coba terhadap peserta
didik adalah baik. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata tingkat pemahaman
konsep peserta didik yang berada dalam kategori “baik” serta kreativitas dan
pembelajaran.
B. Saran
dapat dikembangkan lebih lanjut dengan sekolah lain atau sekolah yang
86
87