Anda di halaman 1dari 10

Wahana-Bio: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya

ISSN 2085-8531 (print); ISSN 2721-5946 (online)


Volume 12, Nomor 1, Tahun 2020, Hal. 11 – 20
Available online at:
https://ppjp.ulm.ac.id/journal/index.php/wb

Koleksi Buah Lokal Kebun Raya Purwodadi Sebagai Sumber Belajar


Biologi Berbasis Konservasi
Melisnawati H. Angio
Kebun Raya Purwodadi, Pusat Penelitian Konservasi Tumbuhan dan Kebun Raya-LIPI
Jl. Raya Surabaya-Malang KM. 65, Pasuruan, Jawa Timur
Surel penanggung jawab tulisan: melisbio08@gmail.com

Article History
Received: 1 March 2020. Received in revised form: 18 March 2020.
Accepted: 21 March 2020. Available online: 31 May 2020
DOI: 10.20527/wb.v19i1.

Abstrak. Sumber belajar biologi adalah segala sesuatu, baik benda maupun gejalanya, yang
dapat digunakan untuk memperoleh pengalaman dalam rangka pemecahan permasalahan
biologi tertentu baik sudah dirancang maupun sudah tersedia. Salah satu sumber belajar
biologi adalah Kebun Raya Purwodadi yang memiliki program pelayanan pendidikan
lingkungan berupa pemanduan ilmiah, dimana kegiatan yang dilakukan adalah
menyampaikan informasi ilmiah terkait koleksi tanaman di Kebun Raya Purwodadi.
Diantaranya koleksi tanaman buah lokal Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mendata jenis
sekaligus potensi dari jenis tanaman buah lokal koleksi Kebun Raya Purwodadi yang dapat
dijadikan sebagai sumber belajar biologi berbasis konservasi. Pengumpulan data
menggunakan metode observasi, sedangkan potensi pemanfaatan jenis tanaman
berdasarkan wawancara dan studi literatur. Berdasarkan hasil pengamatan, terdapat 96 jenis
tanaman buah lokal dari 53 suku yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar biologi berbasis
konservasi.

Kata Kunci: Buah lokal, Sumber belajar biologi

Abstract. Biology learning resources are anything, both objects and symptoms, which can be used to
gain experience in solving certain biological problems, whether they are designed or available.
One of the learning resources for biology is the Purwodadi Botanical Garden which has an
environmental education service program in the form of scientific guidance, where the
activities carried out are conveying scientific information related to plant collections in the
Purwodadi Botanical Garden. Among them are a collection of local Indonesian fruit plants. The
purpose of this study was to collect data on the types and potentials of local fruit plants in the
collection of Purwodadi Botanical Gardens which can be used as a learning resource for
conservation-based biology. Data collection used the observation method, while the potential
use of plant species was based on interviews and literature studies. Based on the
observations, there are 96 types of local fruit plants from 53 tribes that can be used as a
learning resource for conservation-based biology.

Keywords: Local fruit, Biology learning resources

11
Wahana-Bio: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya ISSN 2085-8531 (print)
Vol. 12, No. 1, (2020) ISSN 2721-5946 (online)
Hal. 11 – 20 Doi: …………………

1. PENDAHULUAN
Pembelajaran Biologi di dalamnya mempelajari tentang keanekaragaman hayati
serta interaksinya dengan lingkungan. Pembelajaran kontekstual merupakan
pembelajaran yang mengaitkan materi dengan situasi nyata dan mendorong
hubungan antara pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat diterapkan pada
kehidupan sehari-hari (Yahya, 2010; Lepiyanto & Pratiwi, 2015). Pembelajaran
biologi pada hakekatnya memiliki hubungan dengan alam dan lingkungan sekitar.
Menurut Septiani et al. (2020), proses pembelajaran yang baik harus
menghubungkan antara guru, siswa, model pembelajaran, strategi pembelajaran
konsep, media, dan evaluasi belajar melalui lingkungan belajar. Sejalan dengan
Riefani (2019), pendidik harus kreatif dalam memanfaatkan sumber belajar dan
menggunakan media belajar dan lingkungan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Guru dituntut dapat memanfaatkan potensi alam dan fenomena lingkungan
sebagai sumber belajar, dengan memotivasi dan membimbing siswa pada kegiatan
penginderaan seperti mengamati, menerima, menggali dan mengolah informasi yang
dijumpai siswa sehingga dapat menjadi alternatif bagi guru untuk menciptakan
kondisi belajar yang berbeda dengan sebelumnya serta menjadi inspirasi untuk
dapat meningkatkan hasil belajar melalui proses yang mengedepankan aktivitas dan
kemampuan siswa (Suryaningsih, 2018). Guru harus lebih aktif melibatkan siswa
dalam praktek pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari dan mengurangi
penugasan yang abstrak. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Aswita (2015) yang
menyatakan bahwa para guru kurang menggali potensi siswa, tidak mendorong
siswa untuk aktif, dalam mencari pengetahuan dan keterampilan. Pembelajaran
biologi masih didominasi dengan metode ceramah sedangkan interaksi antara subjek
belajar dengan objek belajar masih minim.
Menurut Suhardi (2010), sumber belajar biologi adalah segala sesuatu, baik
benda maupun gejalanya yang dapat digunakan untuk memperoleh pengalaman
dalam rangka pemecahan masalah biologi tertentu. Pembelajaran Biologi yang
merupakan bagian dalam proses sains idealnya dapat meningkatkan kapasitas siswa
dalam proses ilmiah, sikap ilmiah, dan menghasilkan produk ilmiah (Utami & Riefani,
2017). Interaksi langsung siswa dengan sumber belajar di lapangan dapat
memberikan pengalaman baru dan nyata, memotivasi siswa dalam belajar, dan
meningkatkan pengetahuan yang lebih luas (Riefani, 2019).

12
Wahana-Bio: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya ISSN 2085-8531 (print)
Vol. 12, No. 1, (2020) ISSN 2721-5946 (online)
Hal. 11 – 20 Doi: …………………

Salah satu sumber belajar yang dapat dimanfaatkan adalah Kebun Raya
Purwodadi yang memiliki koleksi tanaman buah lokal Indonesia yang berasal dari
hasil eksplorasi, pertukaran koleksi dengan kebun raya lain atau merupakan hasil
sumbangan. Koleksi tanaman tersebut ditata mengikuti pola taksonomi, bioregion,
tematik atau kombinasi pola-pola tersebut untuk kegiatan konservasi, penelitian,
pendidikan, wisata dan jasa lingkungan.
Indonesia sebagai negara megabiodiversitasy nomor dua di dunia telah dikenal
memiliki kekayaan alam, flora dan fauna yang sangat tinggi. Kekayaan jenis
tumbuhan di hutan Indonesia sampai sekarang belum mendapatkan angka yang
pasti. Sampai sekarang paling tidak terdapat 30.000 jenis tumbuhan berbunga yang
sebagian besar masih tumbuh liar di hutan-hutan di berbagai kawasan di Indonesia.
Saat ini baru sekitar 4.000 jenis saja yang diketahui telah dimanfaatkan langsung
oleh penduduk dan hanya sekitar seperempatnya yang telah dibudidayakan bahkan
mungkin kurang dari 10 persennya (Dodo, 2015). Dengan demikian masih banyak
jenis-jenis tumbuhan yang belum diketahui, khususnya kelompok tanaman buah
lokal Indonesia yang semakin jarang ditemui.
Buah lokal Indonesia adalah jenis buah-buahan lokal yang tumbuh secara alami
dan yang berasal dari kawasan Indonesia (Uji, 2007). Dalam tulisan ini batasan
untuk jenis buah adalah buah-buahan dari tumbuhan tahunan yang dapat dimakan
(edible fruit) baik berupa buah masak ataupun masih mentah (Prosea, 1991). Jurnal
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI menyebutkan bahwa ada 226 jenis
tumbuhan buah-buahan asli Indonesia dapat dimakan yang sebagian besar tumbuh
liar di hutan (184 jenis), hanya sebagian kecil yang telah dibudidayakan (62 jenis)
dan 18 jenis diantaranya merupakan jenis endemik (Dodo, 2015).
Dengan memanfaatkan Kebun Raya Purwodadi sebagai sumber belajar,
diharapkan siswa memperoleh informasi lebih akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan. Selain itu juga, siswa diharapkan dapat belajar dari mengamati fakta yang
ada, misalnya tentang keanekaragaman jenis dan sumber plasma nutfah buah-
buahan asli Indonesia yang melimpah namun belum dimanfaatkan secara optimal.

2. METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan di Kawasan Kebun Raya Purwodadi pada Bulan April-Mei
2019. Bahan atau objek penelitian adalah tanaman buah lokal Indonesia koleksi
Kebun Raya Purwodadi. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
13
Wahana-Bio: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya ISSN 2085-8531 (print)
Vol. 12, No. 1, (2020) ISSN 2721-5946 (online)
Hal. 11 – 20 Doi: …………………

Peta Kebun Raya Purwodadi, galah untuk mengambil buah, handphone untuk
mengambil dokumentasi foto buah, alat tulis, serta buku katalog untuk identifikasi
lokasi dan jenis tanaman di lapangan. Laptop untuk penulisan data hasil penelitian.
Jenis tanaman buah lokal Indonesia yang telah ditanam di Kebun Raya
Purwodadi didata dengan mengacu pada katalog An Alphabetical List of Plant
Species Cultivated in Purwodadi Botanic Garden (2012) melalui observasi langsung
di lapangan dengan pencuplikan sampel dilakukan dengan metode jelalah. Informasi
keberadaan dan pemanfaatan potensi tanaman buah lokal dilakukan melalui
wawancara kepada penyelia dan teknisi lapangan. Penentuan responden dilakukan
dengan purposive sampling. Studi literatur juga dilakukan untuk memperkaya
informasi pemanfaatan potensi jenis tanaman buah lokal. Data yang diperoleh,
dianalisis secara deskiptif dan diolah sehingga diketahui jenis dan potensinya.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Keanekaragaman jenis dan plasma nutfah buah-buahan asli Indonesia yang cukup
besar sangat penting sebagai modal untuk pemuliaan tanaman buah-buahan.
Inventarisasi kekayaan jenis buah-buahan asli Indonesia perlu dilakukan agar dapat
dimanfaatkan, khususnya dalam usaha meningkatkan kualitas dan kuantitas buah-
buahan asli Indonesia sehingga dapat menambah dan meningkatkan usaha
penganekaragaman jenis buah-buahan yang dapat dimakan di Indonesia (Uji, 2007).
Berdasarkan hasil pengamatan di Kebun Raya Purwodadi, terdapat 96 jenis
spesies tanaman buah lokal yang termasuk ke dalam 24 famili (Tabel 1).

Tabel 1. Daftar Jenis Buah Lokal Indonesia Koleksi Kebun Raya Purwodadi

No. Nama Ilmiah Famili Nama Lokal


1 Bouea macrophylla Anacardiaceae Buah Gandaria
2 Bouea oppositifolia Anacardiaceae Raman
3 Mangifera casturi Anacardiaceae Kasturi
4 Mangifera indica Anacardiaceae Mangga
5 Mangifera foetida Anacardiaceae Pakel
6 Mangifera minor Anacardiaceae Fo karuku
7 Mangifera odorata Anacardiaceae Kuweni
8 Mangifera similis Anacardiaceae Mangga pipit
9 Spondias cytherea Anacardiaceae Kedondong
10 Annona squamosa Annonaceae Srikaya
11 Stelechocarpus burahol Annonaceae Kepel/Burahol
12 Uvaria grandiflora Annonaceae Pisang akar
13 Uvaria littoralis Annonaceae Oyod kalak
14 Borassus flabellifer Arecaceae Siwalan
15 Caryota mitis Arecaceae Genduru
16 Caryota rumphiana Arecaceae Nibung
17 Salacca borneensis Arecaceae Salak Kalimantan
18 Salacca sumatrana Arecaceae Salak Sumatra

14
Wahana-Bio: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya ISSN 2085-8531 (print)
Vol. 12, No. 1, (2020) ISSN 2721-5946 (online)
Hal. 11 – 20 Doi: …………………

No. Nama Ilmiah Famili Nama Lokal


19 Salacca Zalacca Arecaceae Salak
20 Averrhoa bilimbi Averrhoaceae Blimbing wuluh
21 Protium javanicum Burseraceae Trenggulun
22 Garcinia celebica Clusiaceae Baros
23 Garcinia dulcis Clusiaceae Buah Mundu
24 Garcinia parvifolia Clusiaceae Juri konis
25 Dilenia celebica Dilleniaceae Nyeher
26 Dillenia indica Dilleniaceae Sempur
27 Dilenia serata Dilleniaceae Dongi
28 Diospyros blancoi Ebenaceae Bisbul
29 Diospyros lolin Ebenaceae Lorin
30 Diospyros malabarica Ebenaceae Culiket
31 Elaeocarpaceae angustifolius Elaeocarpus Ganitu
32 Antidesma bunius Euphorbiaceae Buah Buni
33 Antidesma minus Euphorbiaceae Buni Borneo
34 Antidesma montanum Euphorbiaceae -
35 Antidesma pentandrum Euphorbiaceae Uni manis
36 Baccaurea dulcis Euphorbiaceae Cupa
37 Baccaurea montleyana Euphorbiaceae Rambai
38 Baccaurea polyneura Euphorbiaceae -
39 Blumeodendron tokbrai Euphorbiaceae Keterung
40 Emblica officinalis Euphorbiaceae Kemloko
41 Cynometra cauliflora Fabaceae Namnam
42 Dialium platysepalum Fabaceae Keranji kuning
43 Inocarpus fagiferus Fabaceae Gayam
44 Tamarindus indica Fabaceae Asem
45 Salacia chinensis Hippocrateaceae Akar pelanduk
46 Melastoma malabatricum Melastomaceae Senduduk
47 Lansium domesticum Meliaceae Kokosan
48 Sandoricum koetjape Meliaceae Buah Kecapi
49 Artocarpus anisophyllus Moraceae Bakil/Pupuan
50 Artocarpus elasticus Moraceae Benda
51 Artocarpus gomezianus Moraceae Penangkaan
52 Artocarpus integer Moraceae Buah Cempedek
53 Artocarpus odoratissimus Moraceae Terap
54 Artocarpus rigidus Moraceae -
55 Artocarpus sericicarpus Moraceae -
56 Artocarpus tamaran Moraceae -
57 Artocarpus tesymanii Moraceae -
58 Ficus drupaceae Moraceae Bulu timun
59 Ficus montana Moraceae Uyah-uyahan
60 Ficus racemosa Moraceae Lo
61 Streblus asper Moraceae Pelih/Serut
62 Streblus ilicifolia Moraceae Kosa-kosa
63 Musa acuminata Musaceae Pisang klutuk
64 Eugenia uniflora Myrtaceae Buah Dewandaru
65 Psidium guajava Myrtaceae Jambu kluthuk
66 Syzygium cumini Myrtaceae -
67 Syzygium javanicum Myrtaceae Jambu jawa
68 Syzygium malaccense Myrtaceae -
69 Syzygium nervosum Myrtaceae Jambon
70 Syzygium polyanthum Myrtaceae Salam
71 Syzygium polycephalum Myrtaceae Gowok, dompyong
72 Baccaurea motleyana Phyllanthaceae Rambai
73 Baccaurea racemosa Phyllanthaceae -
74 Glochidion obscurum Phyllanthaceae Uris-urian
75 Phyllanthus acidus Phyllanthaceae Cermai
76 Ziziphus rotundifolia Rhamnaceae Bukol
77 Aegle marmelos Rutaceae Maja/Mojolegi

15
Wahana-Bio: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya ISSN 2085-8531 (print)
Vol. 12, No. 1, (2020) ISSN 2721-5946 (online)
Hal. 11 – 20 Doi: …………………

No. Nama Ilmiah Famili Nama Lokal


78 Citrus aurantifolia Rutaceae Jeruk pecel
79 Citrus hystrix Rutaceae Jeruk purut
80 Citrus maxima Rutaceae Jeruk macan
81 Limonia acidissima Rutaceae Kawista
82 Flacourtia inermis Salicaceae Buah Lobi-lobi
83 Flacourta rukam Salicaceae Rukam/Rukem
84 Dimocarpus longan Sapindaceae Medaru
85 Lepisanthes amoena Sapindaceae Buah Sobo
86 Lepisanthes rubiginosa Sapindaceae Katilayu
87 Mischocarpus pentapetalus Sapindaceae -
88 Nephelium cuspidatum Sapindaceae -
89 Nephelium lappaceum Sapindaceae Rambutan
90 Pometia pinnata Sapindaceae Buah Matoa
91 Schleichera oleosa Sapindaceae -
92 Xerospermum noronhianum Sapindaceae Rambutan pacet
93 Chrysophyllum cainoto Sapotaceae Buah Genitu
94 Manikara kauki Sapotaceae Sawo Kecik
95 Payena acuminata Sapotaceae Jengkol balam
96 Phaleria capitata Thymelaeceae -

Tabel 1 menunjukkan beberapa suku yang jumlah jenis cukup besar,


seperti Moraceae (14 jenis), Anacardiaceae (9 jenis), dan Euphorbiaceae (28
jenis). Ketiga suku mempunyai keanekaragaman jenis buah-buahan yang tinggi
dan berpotensi untuk diteliti serta dikembangkan, karena ini merupakan modal
utama dalam melakukan usaha pemuliaan tanaman. Beberapa koleksi spesies
buah lokal Indonesia di Kebun Raya Purwodadi bernilai ekonomi, berpotensi
sebagai sumber plasma nutfah, dan berpotensi sebagai sumber belajar biologi
pada materi keanekaragaman jenis.

3.1.1 Mundu (Garcinia dulcis)


Mundu (Garcinia dulcis) merupakan tanaman buah yang bertajuk rimbun
dengan tinggi pohon mencapai 10 – 13 m. Tanaman asli Indonesia ini banyak
terdapat di Jawa dan Kalimantan. Mundu memiliki buah berwarna hijau muda
saat masih mentah dan berubah menjadi kuning cerah (mengkilat) ketika masak
(Gambar 1).
Mundu memiliki beberapa kelebihan diantaranya, kulit batangnya yang
berguna sebagai pewarna pada anyam-anyaman dan getah buah untuk
pewarna kuning jika dicampur temulawak dan tawas. Selain itu, buah yang
matang dapat dimakan dan dibuat selai, sedangkan biji jika dilumatkan dengan
cuka dan garam dapat digunakan sebagai obat bengkak-bengkak kelenjar
(Thong, 2017).

16
Wahana-Bio: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya ISSN 2085-8531 (print)
Vol. 12, No. 1, (2020) ISSN 2721-5946 (online)
Hal. 11 – 20 Doi: …………………

Gambar 1. Buah Mundu (Garcinia dulcis)

3.1.2 Mangga Kasturi (Mangifera casturi)


Pohon mangga kasturi memiliki tinggi 15 meter dengan diameter lingkaran tangan
dua orang dewasa dengan buah mentah berwarna hijau, namun saat matang
berubah menjadi ungu kehitaman dengan ukuran lebih kecil dibanding mangga lain,
sekitar 50-84 gram. Rasanya manis dan harum sehingga dinamakan mangga kasturi.

Gambar 2. Mangga Kasturi (Mangifera casturi)

Saat ini, mangga kasturi sudah tidak ditemukan lagi di habitat aslinya, begitu
pula di hutan wilayah Indonesia lain atau di Negara lain. Sehingga, bisa dipastikan
bahwa mangga kasturi merupakan jenis mangga asli Indonesia. Di Kalimantan
selatan sendiri, saat ini hanya ditemui mangga kasturi hasil budidaya masyarakat
yang tumbuh di pemukiman dan perkebunan warga, bukan di hutan liar seperti
habitat aslinya. Status kelangkaan buah ini dianalisis dengan menggunakan kategori
dan kriteria tumbuhan langka menurut IUCN Red List Categories 30 November 1994.
Tim penilai World Conservation Monitoring Centre (1998) menetapkan Mangifera
casturi berada pada kategori punah in situ atau Extinct in the Wild (EW).

17
Wahana-Bio: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya ISSN 2085-8531 (print)
Vol. 12, No. 1, (2020) ISSN 2721-5946 (online)
Hal. 11 – 20 Doi: …………………

3.1.3 Buah Dewandaru (Eugenia uniflora)


Dewandaru (Eugenia uniflora) adalah tanaman dari famili Myrtaceae. Tanaman ini di
Indonesia dikenal sebagai asem selong, belimbing londo, dan cereme londo.
Dewandaru adalah tumbuhan perdu tahunan dengan tinggi lebih dari 5 meter.
Batangnya tegak berkayu, berbentuk bulat, dan berwarna cokelat. Akar tumbuhan
berwarna cokelat dan merupakan akar tunggang. Daun tunggal berwarna hijau,
berbentuk lonjong dengan ujung dan pangkal meruncing. Tepi daun rata.
Pertulangan menyirip dengan panjang lebih dari 5 cm dan lebar kurang lebih 4 cm.
Dewandaru memiliki bunga berbentuk tunggal berkelamin dua, dengan daun
pelindung yang kecil berwarna hijau. Kelopak bunganya tiga sampai lima, juga
memiliki benangsari yang banyak, berwarna putih. Putik berbentuk silindris, mahkota
bunga berbentuk kuku, dan berwarna kuning. Buah dewandaru berupa buah buni
bulat dengan diameter kurang lebih 1,5 cm dan berwarna merah. Bijinya keras,
berwarna cokelat, dan kecil (Gambar 3).

Gambar 3. Buah Sempur (Dillenia indica)

Buah dewandaru dapat dikonsumsi langsung. Buah yang merah gelap


kehitaman kaya vitamin C dan vitamin A, memiliki rasa asam hingga manis,
bergantung pada tingkat kematangan dan kultivarnya. Dewandaru merupakan bahan
penelitian obat penting dan buahnya dapat diolah menjadi selai atau jelly. Hasil
penelitian menunjukkan khasiatnya sebagai antiviral dan anti jamur. Minyak esensial
dewandaru mampu menangkal mikroorganisme, seperti Trichomonas gallinae (in
vitro), Trypanosoma cruzi, dan Leishmania amazonensis. Minyak esensialnya adalah
antihipertensif, antidiabetik, antitumor, dan analgesik. Daun dewandaru,
mengandung flavonoid, saponin, dan tanin. Flavonoid dari ekstrak daun berupa
mirisetin, mirisitrin, gallokatekhin, kuersetin, dan kuersitrin (Ramalho et al., 2019)

18
Wahana-Bio: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya ISSN 2085-8531 (print)
Vol. 12, No. 1, (2020) ISSN 2721-5946 (online)
Hal. 11 – 20 Doi: …………………

3.2 Kebun Raya Purwodadi Sebagai Sumber Belajar Biologi

Proses pembelajaran biologi dapat dilakukan di sekolah ataupun di luar lingkungan


sekolah. Pada umumnya terdapat dua cara memanfaatkan sumber belajar yaitu
dengan membawa sumber belajar ke dalam kelas atau membawa kelas ke lapangan
dimana sumber belajar berada (Mulyasa, 2006). Salah satu sumber belajar biologi di
luar lingkungan sekolah dapat dilakukan dengan dengan kunjungan ke Kebun Raya
Purwodadi, dimana fasilitas pemanduan ilmiah tersedia dan menambah pengalaman
belajar terhadap masalah lingkungan misalnya terkait pengenalan koleksi buah lokal
Indonesia serta potensi dan status kelangkaannya.
Kebun Raya Purwodadi merupakan sumber belajar yang erat dengan prinsip
konservasi, bahkan dalam strategi pengembangan dan tujuan pembangunannya
menggunakan strategi konservasi. Kawasan ini dapat dijadikan sumber belajar
berbasis konservasi. Kesadaran terhadap kewajiban menjaga, merawat, dan
mengembangkan lingkungan hidup demi keberlangsungan kehidupan perlu diajarkan
sejak dini. Untuk itu perlu pemahaman yang benar tentang pengelolaan alam yang
berkelanjutan, sehingga memotivasi siswa untuk menerapkan konsep pengetahuan
dalam bentuk kepedulian terhadap kekayaan keanekaragaman hayati dan plasma
nutfah Indonesia khususnya buah lokal Indonesia. Menurut Riefani & Mahrudin
(2020), kehidupan makhluk hidup dapat digunakan sebagai bahan penunjang
pembelajaran dan membelajarkan tentang pemanfaatan dan pelestariannya.

4. SIMPULAN
Terdapat 96 jenis tanaman buah lokal dari 53 suku yang dapat dijadikan sebagai
sumber belajar biologi berbasis konservasi. Kebun Raya Purwodadi dapat dijadikan
sumber belajar biologi karena menyediakan fasilitas pemanduan ilmiah yang dapat
menambah pengalaman belajar terhadap masalah-masalah lingkungan.

5. UCAPAN TERIMA KASIH


Penulis mengucapkan terima kasih kepada Unit Registrasi Kebun Raya Purwodadi
atas bantuan penyediaan informasi data tanaman koleksi Kebun Raya Purwodadi

DAFTAR PUSTAKA
Angio, MH. (2019). Pendataan Jenis Buah Lokal Indonesia Koleksi Kebun Raya
Purwodadi. Jurnal Jambura Edu Biosfer. 1(2): 1-8

19
Wahana-Bio: Jurnal Biologi dan Pembelajarannya ISSN 2085-8531 (print)
Vol. 12, No. 1, (2020) ISSN 2721-5946 (online)
Hal. 11 – 20 Doi: …………………

Aswita. (2015). Identifikasi Masalah Yang Dihadapi Guru Biologi Dalam Pelaksanaan
Pembelajaran Pada Materi Ekosistem. Jurnal Biotik. 3(1): 64-71
Dodo. (2015). Keanekaragaman dan Konservasi Tumbuhan Langka Indonesia.
Jurnal Warta Kebun Raya. 13(2):37-42.
Lepiyanto, A. & Pratiwi, D. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kontekstual
Pada Matakuliah Biologi Umum. Bioedukasi, Jurnal Pendidikan Biologi
Universitas Muhammadiyah Metro, 6(1),22-29.
Mulyasa, E. (2002). Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung. Remaja Rosdakarya
Nurlestari, W. (Ed). 2012. An Alphabetical List of Plant Species Cultivated in
Purwodadi Botanic Garden. Purwodadi-LIPI Press
Prosea, 1991. Edible Fruits and Nuts. Bogor. Plant Resources of South-East Asia.
Ramalho RRF, Barbosa JMG, Ferri PH, Santos SC. (2019). Variability of Polyphenol
and volatiles during fruit development of Three Pitanga (Eugenia uniflora)
biotypes. Food Research International. 19(2):850-858
Riefani, M.K. (2019). Validitas dan Kepraktisan Panduan Lapangan Keragaman
Burung” di Kawasan Pantai Desa Sungai Bakau. Vidya Karya. Vol 34(2):193-
204.
Riefani, M.K. & Mahrudin (2020). Validitas Panduan Lapangan (Field Guide)
Matakuliah Zoologi Vertebrata Materi Aves. Prosiding Seminar Nasional
Lingkungan Lahan Basah Vol 5 (3): 63-69.
Septiani, K. S. Noorhidayati. & M. K. Riefani. (2020). The Validity of Question Wheel
"Karunia" Learning Media in the Archaebacteria and Eubacteria Students of
Class X IPA of SMAN 7 Banjarmasin. BIO-INOVED: Jurnal Biologi-Inovasi
Pendidikan. Vol. 2 (1): 7-13. DOI: 10.20527/bino.v2i1.7883
Suhardi. (2007). Pengembangan Sumber Belajar Biologi. Yogyakarta. Jurdika Biologi
FMIPA UNY.
Suryaningsih, Y. (2018). Ekowisata Sebagai Sumber Belajar Biologi Dan Strategi
Untuk Meningkatkan Kepedulian Siswa Terhadap Lingkungan. Jurnal Bio
Educatio. 3(2):59-72
Thong, N. (2017). Diuretic and Hypotensive Effect of Morelloflavone from Garcinia
dulcis. Journal Sains Malaysiana. 46(9): 1479–1490
Uji, T. (2007). Review. Keanekaragaman Jenis Buah-Buahan Asli Indonesia dan
Potensinya. Jurnal Biodiversitas. 8(2):157-167.
Utami, N. H. & M. K. Riefani, (2017). The Measurement of Science Process Skills for
First Year Students at Biology Education Departement. The 5th South East Asia
Development Research. Atlantis Press Conference Proceeding 100: 382-384.
Yahya, I. (2010). Manajemen Empat Langkah dalam Pengembangan Bahan Ajar
Berbasis Riset: Sebuah Pengalaman dari Perkuliahan Akustik di Jurusan Fisika
FMIPA UNS. Makalah disajikan pada Pelatihan Penulisan Buku Ajar Berbasis
Riset, LPPM UNS, 19 Oktober 2010.

20

Anda mungkin juga menyukai