Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM HISTOLOGI

JARINGAN EPITEL DAN JARINGAN IKAT

Nama : Ni Kadek Cyntia Devi


NIM : 018.06.0081
Kelompok : 7 sesi I
Modul : Basic Character Building & Biomedic
Dosen : Rusmiatik, S.Si., M,Biomed

LABORATORIUM TERPADU I
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2018/2019
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Masalah 2
1.3 Manfaat Masalah 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Jaringan Epitel 3
2.2 Jaringan Ikat 5
BAB III METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat 8
3.2 Alat Dan Bahan 8
3.3 Cara Kerja 9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 10
4.2 Pembahasan
4.2.1 Epithelium Simplex Squamosum 13
4.2.2 Membran Basalis 14
4.2.3 Epithelium Pseudostratificatum Columnare 14
4.2.4 Epithelium Transisionale 14
4.2.5 Textus Connectivus Gelatinosus 15
4.2.6 Textus Connectivus Areolaris 15
4.2.7 Textus Connectivus Collagenosus Compact Irregularis 15
4.2.8 Textus Connectivus Collagenosus Compact Regularis 16
4.2.9 Textus Connectivus Elasticus 16
4.2.10 Textus Connectivus Adiposus 16
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 18
DAFTAR PUSTAKA 19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mempelajari struktur dan fungsi jaringan dalam cabang biologi disebut
histologi. Kata Histologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Histos yang
memiliki arti jaringan dan Logos yang memiliki arti ilmu. Jadi histologi adalah
ilmu yang mempelajari tentang sel dan matriks ekstraseluler dari jaringan. Ilmu
yang mempelajari tentang struktur dan fungsi jaringan secara detail
menggunakan mikroskop pada sediaan jaringan yang dipotong tipis. Histologi
dapat juga disebut sebagai ilmu anatomi mikroskopis.
Histologi diperlukan dalam mempelajari struktur jaringan normal suatu
organ atau alat tubuh lain baik struktur anatomi maupun fisiologi. Hal yang
sangat penting dalam mengenali suatu kondisi patologi sebagai akibat suatu
penyakit dan perubahan-perubahan seluler juga membantu mendiagnosis
penyakit karena salah satu pertimbangan dalam penegakan diagnosis melalui
hasil pengamatan terhadap jaringan yang diduga terganggu dengan sampel
organ.
Struktur jaringan normal atau abnormal dapat dipelajari dengan
mikroskop dalam bentuk preparat jaringan. Preparat ini dibuat melalui proses
pengolahan jaringan sampai didapatkan preparat yang telah diwarnai. Struktur
histologi dapat terlihat dengan jelas sehingga memudahkan pembacaan
jaringan. Pembuatan preparat sediaan histologi dilakukan melalui beberapa
tahap yaitu persiapan, pemrosesan, pengirisan dan pewarnaan jaringan.

1
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :
1.2.1 Mahasiswa mampu memahami histologi jaringan dasar.
1.2.2 Mahasiswa mampu melihat melihat macam-macam bentuk sel jaringan dasar.
1.2.3 Mahasiswa mampu memahami perbedaan dari masing-masing jaringan dasar.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari praktikum ini adalah :
1.3.1 Untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai histologi jaringan dasar.
1.3.2 Untuk dapat membedakan bentuk sel jaringan dasar.
1.3.3 Untuk memahami struktur dan fungsi masing-masing jaringan dasar.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jaringan dalam biologi adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk suatu
fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Sebagian besar sel di dalam tubuh
berkelompok saling terkait atau berhubungan melalui matriks ekstraseluler
kemudian membentuk suatu jaringan. Setiap jaringan memiliki kekhasan untuk
fungsi tertentu dan mempunyai pola organisasi yang spesifik. Ada empat kelompok
jaringan dasar yang membentuk tubuh semua hewan, organisme multiseluler
tingkat rendah seperti artropoda, termasuk manusia adalah jaringan epitelium,
jaringan pengikat, jaringan penyokong, dan jaringan saraf.

2.1 Jaringan Epitel


Jaringan epitel terdiri atas lembaran sel yang menutupi permukaan luar
tubuh, melapisi rongga dalam, membentuk berbagai organ dan keleniar, serta
melapisi duktusnya. Sel epitel berkontak satu sama lain, baik dalam satu lapisan.
Namun, struktur epitel pelapis ini berbeda dari organ ke organ, tergantung lokasi
dan fungsinya. Misalnya, epitel yang menutupi permukaan luar tubuh berfungsi
sebagai lapisan pelindung berbeda dari epitel yang melapisi organ.

Jaringan epitel merupakan salah satu dari empat jaringan dasar


(lainnya: Jaringan Ikat, jaringan otot, jaringan saraf). Dahulu istilah epitel
digunakan untuk menyebut selaput jernih yang berada di atas permukaan tonjolan
anyaman penyambung di merah bibir (Epitel: Epi di atas; Thele bibir). Istilah ini
kini digunakan untuk semua jaringan yang melapisi sesuatu struktur dan saluran.

Jaringan epitel ini dapat berupa jaringan berbentuk membran atau kelenjar.
Jaringan epitel membran ini terdapat pada lapisan permukaan organ tubuh atau
lapisan permukaan dalam organ tubuh. Jaringan epitel membran pada permukaan
luar biasanya berfungsi sebagai sekresi atau pelindung sedangkan untuk jaringan
epitel membran yang melapisi permukaan dalam organ tubuh biasanya menjadi

3
pembatas permukaan dalam suatu rongga. Jaringan epitel kelenjar tumbuh dan
berkembang di dalam jaringan ikat yang berada di bawah permukaan suatu jaringan
epitel. Secara keseluruhan, jaringan epitel ini berada di lapisan membran basal
(lamina basalis) yang memisahkan permukaan jaringan epitel dengan jaringan ikat
di bawahnya, jaringan saraf, maupun jaringan darah. Jaringan epitel ini memiliki
beberapa permukaan seperti permukaan yang menghadapi lumen
disebut permukaan apikal, permukaan yang terletak di antara sel-sel saraf
disebut permukaan lateral, dan permukaan yang terletak pada lapisan dan
berhadapan dengan membran basal disebut permukaan basal.

Jaringan epitel bersifat unisellur dan multiseluler yang tersusun kompak


serta tidak memiliki ruang antarsel. Letak jaringan epitel terdapat di sepanjang
sistem pencernaan yang membantu dalam penyerapan nutrisi yang dibutuhkan
tubuh dari proses pencernaan. sekresi enzim dan hormon serta ekskresi produk
sampingan yang tidak dinginkan seperti pada ginjal dan kelenjar keringat. Pada
daerah paru-paru, lapisan epitel membantu menyebarkan oksigen di semua bagian
tubuh dan yang terdapat dibagian mata, hidung dan lidah adalah untuk
meningkatkan sensivitas.
Fungsi utama jaringan epitel adalah sebagai lapisan pelindung yang melindungi
jaringan dibawahnya sel (epitheliocytus).
Fungsi khusus jaringan epitel adalah :

 Untuk melindungi jaringan yang berada di bawahnya baik dari segi fisik
maupun agen kimiawi lainnya. Dalam rangka fungsinya sebagai pelindung,
biasanya epitel sendiri pun diberi pelindung yaitu lapisan tanduk
(korneum), silia dan lapisan lendir
 Absorpsi dan penyerapan zat makanan
 Menerima sinyal impuls dari lingkungan. Pada kulit lapisan basal, terdapat
saraf yang dimana cabangnya menembus membran basal dan menyelip
diantara sel epitel sehingga disebut sebagai Eksteroreseptor
 Sebagai jaringan ekskresi, yang berfungsi sebagai alat untuk membuang zat
yang tidak dibutuhkan manusia

4
 Sebagai jaringan sekretori yang berfungsi menghasilkan enzim atau zat dari
epitel membran maupun kelenjar
 Sebagai jaringan respirator, artinya sebagai jaringan yang berfungsi dalam
pertukaran gas

Ciri-Ciri Jaringan Epitel adalah :


Jaringan epitel memiliki sel yang berbentuk poligonal, bersisi, dan bentuknya
terkadang sebagaimana sel pada jaringan lain, tidak teratur serta selnya memiliki
daya regenerasi yang tinggi. Jaringan epitel terdiri dari sel dengan batas yang tidak
jelas. Hal ini dikarenakan jarak antar sel sangat rapat dan tidak mengandung
substansi interseluler sedikitpun (artinya tidak mengandung zat-zat seperti garam
mineral. Oleh karena itu, jaringan epitel dapat dikatakan sebagai jaringan yang
seluler. Tidak ada pembuluh darah dalam jaringan kapiler. Zat makanan diberikan
ke jaringan secara difusi dari pembuluh darah kapiler yang terletak di jaringan di
bawahnya.
Sifat-Sifat Jaringan Epitel adalah :
 Terdiri atas selapis atau beberapa lapis sel
 Mempunyai sifat regenerasi (pertumbuhan kembali)
 Umumnya dilengkapi dengan mikrovili, flagela, dan stereosilia.
 Bentuk sel penyusunnya bervariasi yang bergantung dari fungsi dan letaknya
dalam tubuh
 Terdapat lamina basalis, lamina basalis adalah struktur ekstraselular yang
berupa lembaran dengan mengikat jaringan dibawahnya.

2.2 Jaringan Ikat

Jaringan ikat adalah jaringan yang memiliki fungsi untuk mengikat serta
menyokong bagian jaringan yang lain. Penyusun jaringan ikat adalah sel yang
tersusun dalam suatu matriks ekstraseluler dan tersusun menyebar. Matrik ters
ebut biasanya berupa cairan, benda kenyal seperti agar dan padatan. Jaringan

5
ikat ada beberapa macam yaitu jaringan ikat longgar, jaringan adiposa, jaringan
ikat berserat, tulang rawan, tulang sejati, serta darah.

Jaringan ikat tersusun atas 3 jenis serat. Serat tersebut adalah serat kolagen, serat
elastis, dan serat retikuler. Serat kolagen terbentuk dari protein dan memiliki
sifat lentur. Meskipun memiliki sifat lentur, tetapi serat ini sulit 'diregangkan'.
Serat kolagen memiliki warna putih dan berbeda dengan serat elastis yang
berwarna kuning. Serat ini memiliki sifat tahan terhadap panas, dingin serta
enzim pencernaan. Serat retikuler merupakan serat ketiga yang menjadi
penyusun jaringan ikat. Serat jenis ini berbentuk kecil serta bercabang-cabang
membentuk struktur retikulum.

Jaringan ikat longgar adalah jaringan ikat yang paling banyak terdapat di dalam
tubuh hewan bertulang belakang. Fungsi jaringan ikat longgar yang banyak
ditemui adalah sebagai pengikat antara jaringan epitel dengan jaringan yan
terletak di bawah jaringan epitel. Fungsi lain dari jaringan ikat longgar adalah
membungkus organ pada tubuh akar tetap merada pada tempat yang
semestinya. Jaringan ini dinamakan jaringan ikat longgar kerena serat
penyusunya tersusun secara longgar

Fungsi Jaringan Ikat :


 Support (penyokong/ pendukung), pertahanan fisik maupun imunologik
 Packing (melindungi)
 Storange (menyimpan), penyimpanan cadangan: air dan elektrolit (sodium pada
matriks ekstraseluler), energy lipid (lemak)
 Transport (menyalurkan /transportasi), transport pembuluh darah , limfe
 Repair (memperbaiki), penyembuhan: luka -->diapedesis (sel inflamasi)
fibroblast --> collagen --> menutup luka fagositosis bekuan darah, jaringan
rusak, partikel asing.
Klarifikasi Jaringan Ikat :
 Jaringan ikat yang sesungguhnya
1. Jaringan ikat longgar (Textus Connectivus Areolaris)

6
2. Jaringan ikat padat (Textus Connectivus compact)
 Jaringan ikat dengan fungsi khusus
1. Jaringan lemak (textus adipose)
2. Jaringan Elastik
3. Jaringan Hemopoiteik (jaringan limfatik &myeloid)
4. Jaringan mucosa
 Jaringan ikat penyokong
1. Jaringan tulang (Textus Osseus)
2. Jaringan tulang rawan (Textus Cartilagineus)

7
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah :
Hari/Tanggal : Kamis, 25 Oktober 2018
Waktu : 13.00 – 14.40 WITA
Tempat : Laboraturium Terpadu 1, Fakultas Kedokteran, Universitas
Islam Al-Azhar

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
 Kaca preparat.
 Penutup kaca preparat.
 Mikroskop.
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan dala praktikum ini adalah :
 Jaringan epithelium simplex squamosum yang dipotong tipis
 Jaringan membran basalis yang dipotong tipis
 Jaringan epithelium pseudostratificatum coolumnare yang dipotong tipis
 Jaringan epithelium transitionale yang dipotong tipis
 Jaringan textus connectivus gelatinosus yang dipotong tipis
 Jaringan textus connectivus areolaris yang dipotong tipis
 Jaringan textus connectivus colagenasus compactus iregularis yang
dipotong tipis
 Jaringan textus connectivus colagenasus compactus regularis yang
dipotong tipis
 Jaringan textus connectivus elasticus yang dipotong tipis
 Jaringan textus connectivus yang dipotong tipis

8
3.3. Cara Kerja
1. Menyediakan preparat yang akan diamati
2. Mengamati preparat di bawah mikroskop dengan kebesaran 10x10 dan
40x10
3. Mengenali setiap bagian preparat
4. Menggambar hasil pengamatan pada buku laporan sementara

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
NO Gambar Hasil Pengamatan Identifikasi
1.

2.

10
3.

4.

5.

11
6.

7.

8.

12
9.

10.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Epithelium Simplex Squamosum
Epitel selapis gepeng (epithelium simplex squamosum) yang melapisi
permukaan luar pada organ pencernaan, paru-paru, dan jantung disebut
mesotel (mesothelium). epitel selapis gepeng yang melapisi lumen jantung
pembuluh darah, dan pembuluh limfe disebut endotel (endothelium).
Seluruh sel yang menyusun epitel ini berbentuk gepeng dan tersusun dalam
satu lapisan. Batas-batas sel baru jelas apabila sediaan diwarnai dengan

13
AgNO3. Epitel jenis ini terdapat, pada: permukaan dalam membran
tympani, lamina parietalis capsula bowmani, Rete testis, Pars descendens
ansa henlei pada ginjal, mesotil yang membatasi rongga serosa, endotel
yang membatasi permukaan sistem peredaran, duktus alveolaris dan alveoli
paru-paru.

4.2.2 Membran Basalis


Membran basal atau basalis merupakan jaringan epitel yang tidak berdiri
terlepas, tetapi melekat erat pada jaringan di bawah deretan sel, jaringan ini
dinamakan membrana basalis, tempat sel epitel melekat. Membrana basalis
ini dahulu dianggap sebagai kondensasi substitusi dasar jaringan ikat di
bawah epitel yang langsung berhubungan dengan jaringan epitel. Sekarang
membrana basalis dianggap sebagai hasil produksi langsung sel epitel.
Membrana basalis tidak dapat dilihat dengan mikroskop optik dengan teknik
pewarnaan Haematoksilin-Eosin (H.E.), Membrana basalis bersifat
permeabel, sehingga zat makanan dari jaringan dibawahnya dapat merespon
epitelium melalui membrana ini.
4.2.3 Epithelium Pseudostratificatum Columnare
Epithelium Pseudostratificatum Columnare tersusun oleh satu lapis sel. Ada
2 macam sel yang menyususn jaringan epithelium pseudostratificatum, sel
berbentuk columnare dengan inti berbentuk memanjang columnare dan
mencapai permukaan ( lumen). Sel yang lain berbentuk cuboid rendah
terletak diantara 2 sel columnare, sel ini tidak mencapai permukaan bebas
(lumen). Di bagian superficial sel sering dilengkapi dengan stereocilia.
Melapisi saluran pernapasan, dan lumen epididymis serta duktus deferens.
4.2.4 Epithelium Transisionale
Tersusun oleh beberapa lapis sel, sel di bagian superfacial berbentuk
membulat. Epitel ini merupakan bentuk peralihan tergantung dari keadaan
ruangan organ yang dibatasi. Epitel jenis ini cocok untuk melapisi
permukaan suatu organ berongga yang selalu mengalami perubahan volume

14
seperti kandung kemih dan juga saluran kemih mulai dari calyces renales
sampai sebagian dari urethra.
Sel-sel paling basal dari epitel tersebut berbentuk kuboid atau silindris. Sel-
sel yang terdapat diatas lapisan basal terdiri atas sel-sel yang berbentuk
polihedral yang kemudian dilanjutkan dengan sel-sel yang berbentuk
sebagai buah labu atau bola lampu dengan bagian bulat menuju ke arah
permukaan. Sel-sel ini bentuknya menyesuaikan dengan bentuk sel
permukaan yang dapat berubah. Pada lapisan teratas, bentuk selnya
cembung dan berukuran besar mirip payung tanpa tangkai sehingga
dinamakan Sel Payung. Bagian bawah dari sel payung bentuknya cekung
sesuai dengan permukaan bulat dari sel berbentuk labu. Permukaan sel
payung dilengkapi dengan crust a yang dapat berfungsi untuk melindungi
terhadap cairan kemih yang berada dalam rongga.
4.2.5 Textus Connectivus Gelatinosus
mengandung banyak substansia dasar amorfterutama asam hyaluronat.-
mengandung serabut kolagen dan sedikitserabutelastik dan retikuler
Serabut kolagen: penyusun utama
Sel: sangat sedikit terutama fibroblast
Kurang fleksibel, lebih resisten terhadap stress
4.2.6 Textus Connectivus Areolaris
Sel : fibroblast, makrofag, sel jaringan ikat lain --> fibroblast, fibrocyt,
mesenchymal, mast
Serabut : kolagen I,III, elastin, retikuler sangat kecil
Substansi dasar : komponen utama (viscous, asam hyaluronat, glycoprot,
GAG sulfat, proteoglycans).
4.2.7 Textus Connectivus Collagenosus Compact Irregularis
Sel : sama dengan Textus connectives colectivus compact regularis
Serabut : sama dengan Textus connectives colectivus compact regularis
(kolagen I lebih banyak, elastic), tidak teratur, tidak padat, berbeda dengan
Textus connectives colectivus compact regularis.

15
Substansi dasar : sama dengan Textus connectives colectivus compact
regularis
Fungsi : menahan tarikan ke segala arah, melindungi jaringan yang rapuh.
Lokasi : stratum reticulare dermis, capsula sebagian besar organ.
4.2.8 Textus Connectivus Collagenosus Compact Regularis
Sel : fibroblast
Serabut : kolagen I, elastic dan reticular
Substansi dasar: textus areolaris serabut kolagen sejajar dan padat,
fibroblast tersebar dalam serabut padat.
Fungsi: meneruskan kekuatan mekanis otot, mengikat tulang-tulang, dan
pelindung organ.
Lokasi terdapat pad tendo, ligamentum, periosteum, perichondrium.
4.2.9 Textus Connectivus Elasticus
Sel : fibroblast, sama dengan sel textus connectivus aerolaris
Serabut: elastic dan collagen lebih sedikit
Substansi dasar : serabut kolagen sejajar dan padat, fibroblast tersebar dalam
serabut padat.
Fungsi : support fleksibel
Lokasi : ligamentum flavum, columna vertebralis.
4.2.10 Textus Connectivus Adiposus
Jaringan Adiposa merupakan jaringan ikat longgar yang mengisi ruang
antara organ dan jaringan dan menyediakan dukungan struktural dan
metabolik. Ini adalah bagian dari perekat nutrisi yang menahan kita semua
bersama-sama. Jaringan adiposa sering disebut sebagai lemak. Meskipun
lemak merupakan komponen utama, itu bukan satu-satunya komponen yang
ditemukan dalam jaringan.
Semua mamalia memiliki baik adiposa putih dan cokelat. Adiposa Putih
adalah sel lemak khas disebut adiposit. Adiposit mengandung tetesan lipid
yang mengisi bagian tengah sel dan tertanam oleh serat kolagen. Sel-sel
lemak coklat yang lebih kecil dalam ukuran dan kuantitas, dan memperoleh
warna dari konsentrasi tinggi mitokondria untuk produksi energi dan

16
vaskularisasi jaringan. Lipid dalam lemak coklat yang dibakar untuk
memberikan tingkat tinggi energi sebagai panas pada hewan yang
berhibernasi dan bayi yang mungkin membutuhkan perlindungan termal
tambahan.
Jaringan adiposa ditemukan langsung di bawah kulit, antara otot, sekitar
ginjal dan jantung, di belakang bola mata, dan selaput perut. Ini berfungsi
sebagai lapisan perlindungan, menyerap kejutan secara potensial didukung
oleh jaringan. Bayi dan anak-anak akan memiliki lapisan kontinu jaringan
adiposa untuk perlindungan sambil belajar untuk menjadi mobile yang akan
menipis saat mereka tumbuh menjadi remaja. Lapisan tersebut memberikan
tubuh mereka yang bulat, penampilan gemuk. Lapisan ini juga akan
melindungi tubuh, menjaga suhu tubuh inti pada 98,6 ° Fahrenheit teratur.
Hal ini memungkinkan tubuh untuk menjaga keseimbangan homeostatis..

17
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini yaitu :
1. Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi suatu rongga atau
suatu permukaan bebas, yang terdiri dari selapis sel dan mempunyai
lamina basalis.
2. Jaringan epitel yang berfungsi sebagai pelindung (proteksi) dan
menyeleksi apa saja yang masuk dan keluar tubuh.
3. Jaringan ikat adalah jaringan yang berfungsi untuk mengikat atau
melindungi jaringan antar bagian tubuh. Ciri khusus jaringan ikat
adalah memiliki komponen interseluler yang disebut matriks.

18
DAFTAR PUSTAKA

Bresnick, Stephen. 2003. Intisari Biologi. Jakarta: Hipokarates


Muhammadiah, Asia, dan Hilda. 2010. Penuntun Praktikum Struktur Hewan.
Jurusan Biologi. FMIPA UNM. Makassar.
Mariano, S.H. di Fiore (1989). Atlas Histologi Manusia (Atlas of normal histology).
Edisi 6.Diterjemahkan oleh: Martopawiro dkk. Jakarta: EGC Penerbit Buku
Kedokteran.
Nasir, M., Sugiyanto, J., dan Situmorang, J. 1994. Penuntun Praktikum Biologi
Umum. Yogyakarta: Depdikbud.
Neil A. Campbell, Jane B. Reece, dan Lawrence G. M Mitchell.2003. Biologi jilid
3. Jakarta : Erlangga.
Sappe, dkk. 2013. Biologi Dasar 1. Jurusan Biologi. FMIPA UNM. Makassar.
Suryani, A. Irma, dan Ramlawati. 2014. Penuntun Praktikum Struktur
Perkembangan Hewan. Program Pendidikan IPA. FMIPA UNM. Makassar.
William Lipponcott dan Wilkins. 2008. Atlas Histologi difiore. Jakarta : Erlangga.

19

Anda mungkin juga menyukai