PRAKTIKUM HISTOLOGI
SEMESTER 1
BLOK FBS 1
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA
TAHUN AJARAN 2020/2021
IDENTITAS PEMILIK
(WAJIB DIISI)
FOTO 3X4
Nama :...........................................................................................
NRP :...........................................................................................
Kelompok :...........................................................................................
Alamat :...........................................................................................
2
BUKU PENUNTUN PRAKTIKUM HISTOLOGI SEMESTER 1
BLOK FUNDAMENTAL BIOMEDICAL SCIENCES 1 (FBS 1)
TIM PENYUSUN
5. Evayanti, S.Si
3
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karuniaNya sehingga
penyusun dapat menyelesaikan buku penuntun praktikum histologi untuk semester 1 blok FBS 1
dengan 2 materi yakni jaringan epitel dan jaringan penyambung.
Buku ini disusun sebagai buku yang akan dipergunakan untuk panduan dan penilaian mahasiswa
saat mengikuti kegiatan di laboratorium Histologi.
Tujuan dari penyusuanan buku penuntun praktikum Histologi ini adalah untuk menjadi
panduan dalam pelaksanaan kegiatan dan memonitor setiap perkembangan mahasiswa.
Akhir kata, semoga buku penilaian ini dapat bermanfaat baik bagi pembimbing lab activity
maupun bagi mahasiswa serta sarana evaluasi bagi departemen Histologi. Bagi mahasiswa sebagai
penilaian kemajuan proses pembelajaran seperti pre-test, post test dan tugas akan tercatat dalam
buku ini. Bagi departemen Histologi, sebagai salah satu alat untuk monitoring dan evaluasi
pembelajaran .
Kami sangat mengharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak demi penyempurnaan
buku ini di masa yang akan datang.
Penyusun
4
TATA TERTIB BAGI MAHASISWA SELAMA MELAKUKAN KEGIATAN DI LABORATORIUM
HISTOLOGI
1. Mahasiswa wajib hadir tepat waktu dari jadwal lab activity yang telah ditetapkan. Toleransi
keterlambatan adalah 15 menit, lewat dari waktu tersebut maka tidak diperkenankan
mengikuti kegiatan lab activity.
2. Mahasiswa harus menggunakan jas laboratorium berwarna putih bersih yang rapi.
Rambut harus diikat (bagi mahasiswi).
3. Apabila mahasiswa tidak dapat mengikuti praktikum, karena sakit atau alasan lain maka
harus melaporkan ke dosen pembimbing praktikum dan memberikan dokumen
pendukung (surat sakit).
4. Mahasiswa tidak diperkenankan berpindah kelompok praktikum tanpa alasan yang jelas.
5. Mahasiswa diharuskan mengikuti pre test dan atau post test dengan batas kelulusan
adalah 70. Jika salah satunya tidak mencapai batas lulus, maka mahasiswa diwajibkan
membuat tugas rangkuman materi yang dipraktikumkan dengan tulisan tangan untuk
perbaikan nilai.
6. Pada saat melaksanakan praktium, mahasiswa harus mengamati semua preparat dengan
baik dan tertib.
7. Mahasiswa harus menjaga preparat maupun menggunakan mikroskop dengan baik.
Apabila memecahkan preparat yang ada, maka mahasiswa harus bertanggung jawab
mengganti preparat tersebut.
8. Setelah selesai melaksanakan praktikum, mahasiswa harus menggambar preparat yang
telah diamati dan dikumpulkan maksimal 2 hari setelah hari praktikum secara kolektif
(satu kelompok).
5
PRAKTIKUM 1 ; JARINGAN EPITEL
DAFTAR PREPARAT
6
1. JARINGAN EPITEL
URAIAN
Terdapat 9 jenis epitel dalam tubuh manusia. Setiap epitel selalu melapisi permukaan luar
organ atau membatasi lumen organ yang bersangkutan. Penamaannya berdasarkan jumlah lapisan
yang ada dan bentuk sel yang paling permukaan yaitu selapis atau berlapis. Ada juga yang diberi
nama berdasarkan susunan khusus sel-sel yang membentuknya misalnya epitel bertingkat. Pada
beberapa jenis epitel, namanya dibubuhi nama bangunan atau lapisan yang ada dipermukaannya
misalnya, epitel bertingkat bersilia dan bersel goblet. Ada juga epitel yang diberi nama khusus karena
cirinya tidak sama dengan yang lain, misalnya epitel bertingkat dan epitel transisional. Namun
demikian kedua epitel ini dikelompokkan ke-dalam epitel berlapis karena memang terdiri atas
beberapa lapis sel. Untuk mempelajari epitel secara mikroskopik, sebaiknya sajian diletakkan
sedemikian rupa sehingga permu-kaan epitel berada diatas. Gunakanlah pembesaran kecil terlebih
dahulu untuk mencari permukaan alat atau bangunan yang hendak dilihat, selanjutnya jika telah
ditemukan jaringan yang hendak dilihat, gunakanlah pembesaran yang lebih kuat.
Praktikum Sajian Yang harus dicari / dilihat
1.Epitel selapis gepeng 29. A/V kecil dan sedang Endotel, epitel yang
membatasi lumen pembuluh
darah
7
Epitel ini hanya terdiri atas selapis sel yang dalam sajian tersusun berderet melapisi sebuah
lumen atau meliputi permukaan organ. Epitel selapis gepeng terdiri atas selapis sel gepeng yang
membentuk membrane atau selaput, membatasi sebuah ruangan atau meliputi sebuah bangunan
atau organ..Inti sel berbentuk gepeng menonjol kepermukaa dan berwarna biru. Sitoplasma
berwarna merah dan biasanya hanya terlihat sebagai garis yang menghubungkan inti sel yang satu
dengan yang lain disebelahnya.
Praktikum Sajian Yang harus dicari / dilihat
2. Epitel selapis kuboid 29. Gl. Submandibularis Epitel yang membatasi lumen
(Kelenjar Liur) duktus sekretorius
Epitel ini terdiri atas selapis sel kuboid. Sel-sel nya dalam sajian tampak berderet membentuk
melapisi sebuah ruangan, lumen atau meliputi permukaan sebuah bangunan atau organ. Inti sel bulat
berwarna biru, umumnya terletak ditengah sel dan sitoplasma tampak merah.
Epitel ini terdiri atas selapis sel silindris yang membentuk membrane membatasi sebuah
ruangan, lumen, atau meliputi sebuah bangunan atau organ. Inti sel lonjong terletak tegak berwarna
biru dan tidak beraturan. Pada sajian usus ini diantara sel-sel silindris terdapat sel goblet atau sel
8
piala. Juga terdapat mikrovillus yang padat sehingga membentuk bangunan mirip sikat disebut paras
sikat atau “Brush border”.
Praktikum Sajian Yang harus dicari / dilihat
Epitel ini terdiri atas beberapa lapis sel yang membentuk selaput membatasi sebuah ruangan
lumen, atau meliputi sebuah bangunan, membatasi lumen organ. Sel yang terletak di permukaan
dan beberapa lapis dibawahnya berbentuk gepeng dengan inti biru hitam yang juga gepeng atau
kadang–kadang keriput dan sumbu panjang inti sel-selnya searah dengan permukaan epitel. Makin
ke bawah bentuk sel menjadi polygonal kuboid atau silindris. Lapisan paling atas epitel ini tidak
membentuk lapisan tanduk dan selnya tetap berinti.
5. Epitel berlapis gepeng 93. Kulit telapak kaki Epidermis kulit, lapisan
dengan lapisan tanduk tanduk
Epitel disusun oleh berlapis-lapis sel yang membentuk lapisan epidermis kulit Sel-sel
didaerah paling permukaan berbentuk sangat gepeng seperti sisik dan membentuk lapisan tanduk
(stratum korneum) pada sajian berwarna merah. Sel ini tidak berinti dan sitoplasmanya tidak tampak
lagi. Makin kearah basal selnya lebih tebal dan bentuknya menjadi poligonal. Sel lapis basal
berbentuk kuboid atau silindris, berinti lonjong atau bulat dengan sitoplasma berwarna kebiruan.
A B
9
Praktikum Sajian Yang harus dicari / dilihat
6. Epitel berlapis kuboid 93. Kulit telapak kaki (duktus Epitel saluran kelenjar
eksretorius) keringat
Pada epitel berlapis kuboid, terdiri atas dua lapis sel. Lapisan sel yang paling atas berbentuk
kuboid. Sel lapis dibawahnya biasa nya berbentuk kuboid, kuboid rendah, bahkan silindris. Epitel
ini juga melapisi suatu lumen saluran keluar kelenjar keringat terletak dalam lapisan dermis atau
hypodermis. Dalam kelompokan kelenjar keringat ini ada pars terminalis dan saluran keluar
kelenjar (duktus eksretorius). Saluran keluar kelenjar keringat berwarna lebih gelap, disini epitel
seperti itu terlihat melapisi lumen nya.
Praktikum Sajian Yang harus dicari / dilihat
7. Epitel berlapis silindris 48. Gl. Parotis pada saluran Epitel saluran keluar yang
kelenjar liur besar terdapat di besar
dalam jaringan interlobular
atau interlobar (duktus
ekskretorius)
Epitel ini terdiri atas lebih dari satu lapis sel dan sel yang paling permukaan berbentuk
silindris atau torak. Sel pada lapisan dibawahnya berbentuk kuboid atau silindris. Epitel ini juga
membentuk membran melapisi suatu lumen saluran keluar yang besar kelenjar liur. Saluran keluar
yang besar kelenjar liur terdapat di dalam jaringan ikat interlobular atau interlobar.
8. Epitel bertingkat silindris 78. Testis epididimis Epitel pembatas lumen duktus
epididimis, stereosilia
Epitel ini mirip epitel silindris berlapis, seolah-olah terdiri atas beberapa lapis sel, tetapi
sebenarnya merupakan epitel selapis. Dasar setiap sel selalu mencapai membran basal akan tetapi
tidak semua puncaknya mencapai permukaan epitel. Karena itu, inti-inti sel nya pun tampak tidak
terletak dalam satu garis, bahkan terlihat tidak beraturan dan tidak sama tinggi. Karena itulah pe-
10
nampilannya mirip epitel berlapis. Bentuk intinya semua lonjong dan terletak tegak terhadap
membrane basal. Pada sajian Testis epididimis terlihat lebih jelas susunan sel nya dan silia yang
terdapat pada epitel ini tidak dapat bergerak (Cilia epitel pembatas lumen duktus epididimis,
stereocilia). Pada sajian trakea epitel berlapis semu pada organ ini terdiri atas sel bersilia dan diantara
sel itu terdapat sel piala atau goblet. Silia disini dapat bergerak, disebut kinocilia. Secara lengkap
epitel ini disebut epitel bertingkat silindris bersilia dan bersel goblet.
A B
Gb mikroskopik, A. Epitel bertingkat silindris stereocilia dan B. Epitel transisional
Sepintas epitel ini mirip epitel berlapis gepeng, jika diperhatikan lebih teliti sel yang
menyusunnya sangat berbeda. Disini seluruh sel mulai dari yang paling basal sampai yang paling
permukaan mempunyai inti dengan kromatin yang jelas. Bentuk sel nya pun hampir semuanya poly-
gonal bila organnya dalam keadaan kosong. Sel permukaan yang berbatasan dengan lumen ben-
tuknya khas kadang-kadang berinti dua. Jika diperhatikan dengan seksama akan terlihat, pada
hampir semua sel permukaan, sitoplasmanya memekat di daerah permukaan bebasnya disebut
“krusta”, sel ini disebut sel payung. Jadi pada dasarnya epitel transisional adalah epitel berlapis
dengan sel” payung” dipermukaannya.
Ureter, alat ini mempunyai jenis epitel yang sama dengan kandung kemih.
11
TUGAS MENGGAMBAR PREPARAT
Sajian : ..........................................................
Sajian : ..........................................................
12
TUGAS MENGGAMBAR PREPARAT
Sajian : ..........................................................
Sajian : ..........................................................
13
TUGAS MENGGAMBAR PREPARAT
Sajian : ..........................................................
Sajian : ..........................................................
14
TUGAS MENGGAMBAR PREPARAT
Sajian : ..........................................................
Sajian : ..........................................................
15
TUGAS MENGGAMBAR PREPARAT
Sajian : ..........................................................
Sajian : ..........................................................
16
Rekapitulasi Kegiatan Praktikum Histologi
Cap Departemen
1 Pre Test
2 Post Test
3 Tugas Menggambar
4 Tugas Rangkuman
17
PRAKTIKUM 2 ; JARINGAN PENYAMBUNG
DAFTAR PREPARAT
18
2. Jaringan Penyambung/Ikat
Setiap jaringan penyambung selalu terdiri atas unsur sel dan zat antar sel yang dapat berupa
serat, zat amorf dan cairan jaringan. Untuk memudahkan, jaringan penyambung secara praktis dibagi
menjadi 3 golongan besar, yaitu :
Pada jaringan areolar, perbandingan atau proporsi unsur sel dan unsur zat antar sel kurang
lebih seimbang. Berdasarkan proporsi dan jenis unsur sel serta unsur serat dan zat amorfnya, paling
tidak dapat dibedalan 5 jenis jaringan areolar, yaitu :
Jaringan mesenkim
Jaringan lemak
Jaringan retikular
19
2.2 Jaringan mesenkim
Jaringan ini terdapat di dalam mudigah (embrio). Di dalam sajian ini terlihat sebagai jaringan yang
terdiri atas sel-sel yang bentuknta seperti bintang disebut sel mesenkim, terletak di antara organ atau
calon organ. Sitoplasma sel yang biasanya tidak mudah terlihat, bila terlihat akan berwarna kebiruan,
pucat, mempunyai banyak cabang sehingga mirip bintang. Cabang-cabang sel yang satu berhubungan
dengan cabang sel di sekitarnya. Inti sel tampaak berwarna biru, berbentuk bulat atau lonjong dan
kromatinnya halus. Zat antar sel terlihat pucat dan tampak homogen karea unsur seratnya masih
sangat halus.
20
2.3 Jaringan gelatinosa
Jaringan gelatinosa 1. Jaringan Tali Pusat Fibroblas dan zat antar sel
berupa serat kolagen halus
Jaringan ini disebut juga jaringan mukosa. Jaringan ini terdapat di dalam tali pusat (umbilical
cord). Sepintas lalu jaringan ini mirip jaringan mesenkim. Akan tetapi, bila lebih diperhatikan
dengan memainkan mikrometer, sitoplasma selnya tampak kemerahan dan tidak banyak bercabang.
Sel-sel itu memang bukan sel mesenkim melainkan fibroblas yang berinti lonjong dan biru. Di dalam
zat antar sel mulai terdapat serat-serat kolagen halus yang dihasilkan oleh fibroblas tadi. Pada sajian
ini tampak 3 pembuluh darah yang terdiri atas 2 arteri yang berdinding lebih tebal dan 1 vena yang
berdinding lebih tipis.
21
2.4 Jaringan ikat longgar
Jaringan ikat longgar 2. Jaringan sub kutan Fibroblas dan fibrosit, sel
lemak uni dan
multivakuolar, histiosit, sel
mast, perisit
Jaringan ini paling jelas dipelajari pada jaringan tela subkutanea. Disebut juga jaringan ikat
sejati. Banyak unsur sel dan serat di dalam jaringan ini. Unsur sel yang harus dicari, yaitu:
Fibroblas, berupa sel yang berinti lonjong, biru, pucat dengan kromatin halusa dan anak inti jelas.
Sitoplasmanya sukar dilihat. Bila terlihat biasanya berwarna merah pucat dan bercabang. Fibrosit,
merupakan fibroblas yang aktif mensekresikan serat kolagen atau elastin. Intinya lonjong mengarah
gepeng, berwarna biru tua, kromatinnya padat dan tidak tampak anak inti. Sitoplasmanya biasanya
tidak terlihat, berwarna merah pucat, mungkin bercabang mungkin tidak.
Sel lemak, merupakan sel besar, bentuknya mungkin bulat, lonjong atau poligonalbila berdesakan.
Sitoplasma bervakuol besar biasanya hanya satu. Vakuol ini hampir memenuhi seluruh sitoplasma
sel. Sel lemak dangan satu vakuol besar disebut sel lemak univakuolar, mempunyai inti sel berbentuk
gepeng atau lonjong dan berwarna biru dengan letak inti terdesak di tepian sel.
Histiosit, disebut juga makrofag jaringan atau makrofag terikat (fixed makrophage). Sel ini agak sukar
dicari. Coba cari di daerah yang kaya akan pembuluh darah. Yang sering terlihat biasanya hanya
intinya saja yang kebanyakan besar, berbentuk lonjong, kadang bertakik, dengan kromatin kasar.
Bila tampak, sitoplasmanya berwarna pucat, merah , kadang-kadang tampak berbusa atau ada benda
asing di dalamnya. Batas sel biasanya tidak rata, mungkin terlihat cabang sitoplasma yang pendek-
gemuk atau panjang dan langsing.
Sel mast, berukuran besar dan terletak berdekatan dengan pembuluh darah. Sering ditemukan
dalam keadaan berkelompok sitoplasmanya penuh dengan granula kasar yang berwarna merah atau
22
merah kebiruan terang. Bentuk sel bulat atau lonjong. Inti sel relatif kecil, berwarna biru, jarang
terletak di tengah dengan kromatin padat.
Perisit, dapat ditemukan pada dinding kapiler darah. Sepintas sel ini tampak sangat mirip dengan
endotel kapiler. Akan tetapi, sebenarnya sel ini melekat di sisi luaar dinding kapiler sehingga intinya
yang berkromatin padat terlihat menonjol keluar, sedangkan inti sel endotel kapiler menonjol ke
dalam lumen.
Sel endotel kapiler, yakni sel epitel selapis gepeng yang ditemukan pada dinding sebelah dalam
pembuluh darah kapiler.
Unsur serat yang dapat dikenali adalah serat kolagen dan serat elastin.
Serat kolagen, biasanya tampak seperti pita tebal, bergelombang dan tidak bercabang.
Serat elastin tampak lebih langsing, tipis, bercabang disana-sini, dan pada sebagian tempat bisa
berulir.
Selain itu, di jaringan ikat longgar dapat pula dilihat pembuluh darah kapiler, arteriol, venul, kapiler
limf dan serat saraf.
23
Gambaran mikroskopis jaringan ikat longgar
Sajian ini sebenarnya sajian jaringan lemak coklat, jadi merupakan jaringan lemak
multivakuolar. Namun demikian, selain sel lemak multivakuolar terdapat juga sel lemak univakuolar
dengan jumlah yang lebih sedikit.
Sel lemak multivakuolar pada umumnya berbentuk poligonal karena berdesakan satu sama
lain. Di antara sel-sel itu terdapat jaringan ikat longgar yang kaya akan pembuluh darah yang
mencirikan bahwa jaringan ini sangat dinamis.
Sel lemak univakuolar bentuknya telah dibahas di uraian jaringan ikat longgar.
24
Gambaran mikroskopis jaringan lemak
Pada jaringan ikat ini, unsur zat antar selnya yang terlihat terutama serat retikulin. Serat-serat
retikulin ini amat mudah dikenali pada sajian limpa, limfonodu dan hati yang dipulas dengan
pewarnaan perak. Dengan pulasan ini, serat atau berkas serat retikulin akan tampak berwarna hitam
seperti kawat halus yang berjalinan satu sama lain. Sayangnya dengan pewarnaan ini, selnya tidak
dapat dikenali dengan baik. Untuk mengenali unsur sel dipakai pulasan HE.
25
Gambaran mikroskopis jaringan ikat retikular
Dalam jaringan ini, unsur seratnya yang lebih menonjol, sedangkan unsur sel dan zat amorf
hanya sedikit. Jaringan ini berfungsi sebagai pengikat atau penyambung jaringan lain. Oleh karena
itu, diperlukan banyak unsur serat yang kuat, tahan tarikan, luwes atau bahkan lentur. Dalam
golongan ini, termasuk jaringan ikat padat elastin dan jaringan ikat padat kolagen yang akan dipelajari
penampilannya pada potongan memanjang dan melintang. Kedua jenis jaringan ikat padat ini sangat
mirip sehingga perlu diulang-ulang mengamatinya di bawah mikroskop agar terlihat perbedaan
secara mikroskopik.
26
Jaringan ini dalam keadaan segar berwarna kuning. Pada sajian histologi dipulas dengan HE sehingga
berwarna merah. Pada potongan memanjang, sajian terlihat terdiri atas serat-serat yang tersusun tidak
terlalu padat satu sama lain. Bila diperhatikan terdapat serat-serat yang bercabang. Di celah antara
serat-serat tersebut terdapat inti fibroblas atau fibrosit yang bentuknya lonjong atau gepeng berwarna
biru dengan sitoplasma yang sedikit. Pada potongan melintang, serat-serat elastin tampak berupa
serat bundar yang terpisah satu sama lain. Di antara serat-serat elastin, terlihat potongan inti sel
fibroblas atau fibrosit yang tampak sebagai bintik-bintik biru.
27
2.7.2 Jaringan ikat padat kolagen
Jaringan ikat padat kolagen 5. Tendo achilles pmm Serat kolagen, fibrosit
(potongan memanjang/pmm)
Jaringan ini dalam keadaan hidup berwarna putih, dalam sajian histologi dipulas dengan HE
sehingga berwarna merah pucat. Pada potongan memanjang terlihat terdiri atas serat-serat tebal yang
tersusun padat dalam berkas-berkas. Kalau diperhatikan, serat-serat itu tidak bercabang. Di antara
serat-serat itu terdapat inti-inti fibrosit yang berwarna biru dan amat gepeng karena terjepit oleh
berkas serat tersebut. Pada potongan melintang agak sukar melihat seratnya satu persatu. Namun
masih dapat dilihat inti-inti fibrosit yang gepeng dan sering tampak seperti sel bersayap yang
sebenarnya adalah sitoplasma sel yang juga terjepit. Oleh karena itu sering disebut sel sayap atau sel
bintang. Di antara berkas-berkas serat kolagen terdapat jaringan ikat longgar.
28
Gambaran mikroskopik, jaringan ikat padat kolagen potongan melintang
29
TUGAS MENGGAMBAR PREPARAT
Sajian : ..........................................................
Sajian : ..........................................................
30
TUGAS MENGGAMBAR PREPARAT
Sajian : ..........................................................
Sajian : ..........................................................
31
TUGAS MENGGAMBAR PREPARAT
Sajian : ..........................................................
Sajian : ..........................................................
32
TUGAS MENGGAMBAR PREPARAT
Sajian : ..........................................................
Sajian : ..........................................................
33
TUGAS MENGGAMBAR PREPARAT
Sajian : ..........................................................
Sajian : ..........................................................
34
Rekapitulasi Kegiatan Praktikum Histologi
Cap Departemen
1 Pre Test
2 Post Test
3 Tugas Menggambar
4 Tugas Rangkuman
35
DAFTAR PUSTAKA
1. Gartner, L.P.& Hiatt, J.L. 2007. Color Text book of Histologi. 3rd Ed. Saunders, China.
2. Gunawijaya, A.F; dkk. 2003 Diktat kuliah, Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti.
Jakarta. Kumpulan foto mikroskopik Histology (2) 2000 Fakultas Kedokteran Universitas
Trisakti. Jakarta.
3. Junqueira LC, Carneiro J. Basic histology text and atlas: London: McGraw Hill; 2013.
5. Young B, Woodford P, O'Dowd G. Wheater's functional histology: a text and colour atlas:
Elsevier Health Sciences; 2013.
36