Anda di halaman 1dari 27

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Struktur dan Perkembangan Hewan 1 dengan judul


"Jaringan Epitel” yang disusun oleh :

Nama : Adriwiniati

Nim : H0322305

Kelas : Pendidikan Biologi A


Kelompok : I (Satu)

Telah diperiksa dan dikoreksi oleh Koordinator Asisten / Asisten dan


dinyatakan diterima.

Majene, September 2023

Koordinator Asisten Asisten

ICE WIYARZAH ICE WIYARZAH

NIM : H0320303 NIM : H0320303

Mengetahui,
Dosen Pengampu Mata kuliah

Pengampu I Pengampu II

Musyita Wahidi,S.pd.,M.,si Nurul Hidayah,S.Si.,M.Si


NIP.199106272019032025 NIP.199009232019032011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas yang
berjudul “Laporan praktikum unit 1 dengan judul Jaringan epitel” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari laporan ini adalah untuk memenuhi tugas
pada mata kuliah Struktur dan perkembangan hewan 1. Selain itu, laporan ini juga
bertujuan untuk menambah wawasan tentang jenis-jenis jaringan pada hewan di
kehidupan sehari-hari bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Terlebih dahulu, saya mengucapkan terima kasih kepada Asisten/ Koordinator
asisten selaku pembimbing praktikum yang telah membimbing kami, sehingga
laporan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang saya tekuni ini.
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengertian Jaringan Hewan Jaringan-jaringan hewan dibagi menjadi
empati bagian, yaitu jaringan epitel, jaringan otot,jaringan tenun ikat,dan
jaringan saraf. Jaringan-jaringan tersebut saling berhubungan dalam
menjadi.Akan dikirim ke dalam sistem dan organ tubuh hewan.Masing-masing
hewan mempunyai keempat jaringan utama tersebut dengan utuh, kecuali
porifera yang merupakan kelompok hewan yang Paling sederhana. Seluruhnya
Jaringan hewan akan anggota inggris atau dan gabungan dari organ akan
bersatu dalam membentuk suatu di dalam pembagian hewan yang sempurna
(Soesilawati, 2020).
Seluruh lapisan dan organ dalam tubuh dilapisi oleh sekelompok jaringan
yang disebut jaringan epitel yang biasa disebut dengan epitel. Mereka
menutupi seluruh permukaan organ dalam dan luar. Jaringan epitel sangat
permeabel. Dengan demikian, ia memainkan peran penting dalam pertukaran
zat di seluruh sel dan membantu menjaga osmoregulasi. Tergantung pada
jumlah lapisan sel yang menyusunnya, epitel bagian epitel menjadi sederhana
dan epitel majemuk. Fungsi utama jaringan epitel adalah perlindungan,
sekresi, penyerapan, dan sensasi (Junqueira dan Carneiro, 2013).
Jaringan terbentuk dari sel dan matriks ekstrasel yang terdiri atas banyak
jenis molekul yang mampu membentuk struktur kompleks, seperti serabut
kolagen dan membran basal. Sel dan matriks ekstrasel berfungsi dan bereaksi
bersama-sama terhadap rangsangan dan inhibisi sehingga saling berkaitan
(Junqueira dan Carneiro, 2014).
Selain pewarnaan biasa, terdapat macam-macam cara untuk membuat
sediaan, di antaranya adalah freezing method dan vital staining. Freezing
method dilakukan dengan membekukan jaringan dengan CO2dan langsung
dipotong. Kekurangan dari metode ini adalah jaringan susah dipotong tipis dan
sukar untuk pembuatan massal, sedangkan vital staining caranya adalah
dengan menyuntikkan bahan ke dalam tubuh yang kemudian akan diambil
oleh sel-sel fagosit. Keuntungannya, yaitu tidak merusak sel hidup, tetapi
jaringan yang diambil harus dalam keadaan hidup (Subowo, 2016).
Secara umum, substansi hidup seperti tumbuhan dan hewan disebut
dengan protoplasma. Sedangkan, unit terkecil protoplasma yang sanggup
menopang
hidupnya sendiri disebut dengan sel. Tumbuhan dan hewan paling sederhana
terdiri atas satu sel. Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil
penyusun jaringan suatu makhluk hidup (Fawcett, 2002; Subowo, 2013).
B. Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui bentuk, struktur
dan fungsi jaringan epitel pada hewan
C. Manfaat

Adapun manfaat dari praktikum ini, diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi praktikum selanjutnya, dapat menjadi sumber referensi guna


memperbaiki kelemahan dari laporan praktikum ini.
2. Bagi pembaca dapat menambah wawasan mengenai praktikum jaringan
epitel
3. Bagi laboratorium, laporan praktikum sebagai bahan evaluasi dalam
melaksanakan praktikum. Laporan hasil praktikum ini diharapkan mampu
memperlancar kegiatan praktikum di laboratorium
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan Epitelium mempunyai jaringan regenerasi yang sangat cepat. Misalnya,saat kulit
kita terluka secara cepat jaringan epithelium dapat mengganti sel-sel yang rusak dengan
sel-sel yang masih hidup dengan cara pembelahan mitosis. Umumnya jaringan epitelium
berasal dari lapisan embrional: eksoterm dan endoterm, kecuali endothelium dan
mesotelium berasal dari lapisan mesoderm (Mariep, 2021)

Jaringan epitelium (epitel) adalah jaringan yang melapisi permukaan luar


tubuh atau membatasi permukaan suatu rongga tubuh. Jaringan epitelium yang
melapisi permukaan luar tubuh disebut epidermis, sedangkan jaringan epitelium yang
membatasi permukaan suatu rongga tubuh disebut mesotelium. Sementara itu,
jaringan epitelium yang membatasi organ dalam disebut endotelium. Seluruh jaringan
epitelium terletak pada suatu lamina basalis (lapisan membran basal) yang
memisahkan epitelium dari jaringan di bawahnya, seperti jaringan ikat, pembuluh
darah, dan jaringan saraf. Permukaan sel yang berhadapan dengan lumen disebut
permukaan apikal, sedangkan permukaan sel yang berhadapan dengan membran basal
disebut permukaan basal. Sementara itu, permukaan sel yang terletak di antara sel-sel
disebut permukaan lateral.
1. Adapun ciri-ciri dari jaringan epitelium yaitu sebagai berikut :

a. Sel-sel penyusunnya tersusun rapat sehingga hampir tidak ada ruang antarsel

b. Tidak mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfa, tetapi mengandung


sel saraf.
c. Sel-sel memiliki daya regenerasi yang tinggi.

d. Bentuk selnya bervariasi, seperti bersisi, bersudut banyak (poligonal), atautidak

2. Adapun fungsi dari jaringan epitelium yaitu sebagai berikut:

a. Transportasi, Pengangkutan zat-zat antar jaringan atau rongga yang dipisahkan

b. Absorpsi, misalnya penyerapan sari-sari makanan pada usus halus

c. Pelindung jaringan di bawahnya.

d. Sekresi, menghasilkan zat atau enzim dari epitelium membran maupun kelenjar.

e. Ekskresi, membuang sisa-sisa metabolisme air, karbon dioksida, dan


garamgaram tertentu.
f. Eksteroreseptor, menerima rangsangan dari lingkungan
3. Berdasarkan bentuknya, jaringan epitelium dibedakan menjadi empat macam,
yaitu epitelium pipih, kubus, silindris, transisional, dan kelenjar.
a. Epitelium pipih tersusun dari sel-sel yang berbentuk pipih seperti lembaran
dengan inti sel tampak seperti cakram. Epitelium pipih dibedakan menjadi
dua macam, yaitu :
1) Epitelium pipih selapis merupakan epitelium yang tersusun dari selapis
sel berbentuk pipih. Seluruh sel pada epitelium ini terletak di atas
membran basal dan mencapai permukaan. Terdapat pada alveolus
paruparu, endotelium, mesotelium, lapisan parietal kapsul Bowman dan
lengkung Henle, pleura (selaput pembungkus paru-paru),
peritoneum(selaput perut), perikardium (selaput pembungkus jantung),
serta endotelium pada pembuluh darah dan pembuluh limfa. Berfungsi
dalam proses difusi, osmosis, filtrasi, dan ekskres.
2) Epitelium pipih berlapis merupakan epitelium yang terdiri atas lebihdari
satu lapis sel berbentuk pipih. Akan tetapi, pada lapisan sel-sel yang lebih
dalam bentuknya dapat berupa kubus atau silindris. Terdapat pada pada
kulit, vagina, rongga mulut, esofagus, anus, dan kornea mata. berfungsi
dalam proteksi (perlindungan), (Saifullah 2020).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan tempat

1. Hari /Tanggal : kamis, 20 September 2023


2. Waktu :15.00-17.00 WITA
3. Tempat. : Laboratorium biologi dasar universitas Sulawesi barat

B. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Mikroskop

b. Objek glass

2. Bahan

a. Jaringan epitel squamosum

b. Jaringan epitel silindris

C. Prosedur kerja

1. Pengamatan mikroskop preparat awetan

a. Menyiapkan mikroskop dan preparat awetan yang tersedia di


laboratorium kecuali jaringan ikat mukosa mulut
b. Meletakkan preparat tersebut di bagian meja mikroskop

c. Mengamati dengan pembesaran 10×, 40× dan 100× (dengan minyak


imersi)
d. Mengamati terus hingga terlihat lapisan jaringan serta struktur jaringan

e. Menggambar dan memberikan keterangan

2. Pengamatan preparat mukosa mulut

a. menyiapkan sel epitel, objek glass bersih yang telah ditetesi air di
bagian tengah
b. digerakkan tusuk gigi sebanyak 10-15 kali.

c. Mengoleskan tusuk gigi yang mengandung sel epitel dipermukaan


objek glass, selanjutnya tutup dengan deck glass

d. Mengamati dengan pembesaran 10× 40× dan 100× (dengan minyak


imersi)

e. Mengambil sel epitel rongga mulut dari bagian pipih dengan cara
f. Mengamati terus hingga terlihat lapisan jaringan, serta struktur
jaringan. Mengg ambar dan memberikan keterangan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Hasil pengamatan

No Gambar Mukosa Gambar pembanding Keterangan


Mulut
1. 1.Inti sel
2.Sitoplasma
3.Membran Sel

2. Gambar Illium Gambar Pembanding Keterangan

1.Inti Sel
2.Membran Sel
3.Sitoplasma

3. Gambar Jaringan Gambar Pembanding Keterangan


Epitel silindris
1.Inti Sel
2.Membran Sel
3.Sitoplasma
4. Gambar Squamosum Gambar Pembanding Keterangan

1.Inti sel
2.Sitoplasma
3.Membran Sel

5. Gambar Kulit Gambar Pembanding Keterangan


Mamalia P.L
1.Inti Sel
2.Membran Sel
3.Sitoplasma

6. Gambar Jejanum Gambar Pembanding Keterangan

1.Inti sel
2.Membran sel
3.Sitoplasma

7. Gambar Colon Gambar Pembanding Keteragan


1.Inti sel
2.Membran sel
3.Sitoplasma

8. Gambar Caesum Gambar Pembanding Keteranga

1.Inti sel
2.Sitoplasma
3.Membran sel

2. Pembahasan
a. Preparat jaringan epitel squamosum
Skuamosa merupakan sel epitel berukuran paling besar. Sel ini berasal
dari vagina dan uretra. Sel epitel jenis ini paling sering ditemukan pada
urine wanita.Bagian tubuh dengan jaringan ini terdapat pada rongga mulut,
kerongkongan, laring, vagina, dan saluran anus. Pada hasil pengamatan
yang telah dilakukan jaringan epitel squamosum terdapat inti sel,
sitoplasma, dan membran sel.
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam jaringan
epitel squamosum adalah inti sel, sitoplasma, dan membran sel.
Menurut, Nafis 2017. Pada jaringan epitel squamosum Hasil
pengamatannya menunjukkan bahwa saluran pencernaan tersusun atas
empat lapisan, yaitu tunika mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa.
Tunika mukosa terdiri dari lamina epitelia, lamina propria, dan lamina
muskularis mukosa. Tunika submukosa terdiri dari jaringan ikat dengan
pembuluh darah, limfe dan saraf. Tunika muskularis tersusun atas otot
melingkar dan otot memanjang.
b. Preparat awetan jajunum (usus kosong)

Jejunum merupakan bagian atas usus kecil yang berhubungan dengan


duodenum di salah satu ujungnya, sementara di ujung lainnya terhubung
dengan ileum. Fungsi dari ileum tidak berbeda jauh dengan jejunum yaitu
melanjutkan proses penyerapan nutrisi kedalam aliran darah. Jejunum
berfungsi untuk menyerap gula, asam amino, dan asam lemak. Bagian ini
memiliki panjang sekitar 2,5 meter dan tersusun atas banyak lipatan yang
dinamakan vili (jonjot usus).
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam jaringan
epitel awetan jejunum adalah inti sel, sitoplasma, dan membran sel.
Menurut, Firmansyah 2019. Pada jaringan jejunum hasil
pengamatannya menunjukkan bahwa, struktur histologi duodenum,
jejunum dan ileum sapi aceh tersusun atas empat lapisan, yaitu tunika
mukosa, tunika submukosa, tunika muskularis, dan tunika serosa. Tunika
mukosa duodenum, jejunum dan ileum tersusun oleh epitel silindris selapis
dan terdapat sel goblet.
c. Preparat awetan kulit mamalia

Kulit mamalia terdiri dari tiga lapis, epidermis, dermis dan


hipodermis. Epidermis kulit mamalia berfungsi untuk menjadi lapisan
yang tahan air. Bulu: Mamalia memiliki bulu, dengan bentuk dan jenis
yang berbeda. Berfungsi untuk menjadi lapisan tahan air.
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam peparat
awetan kulit mamalia adalah inti sel, sitoplasma, dan membran sel.
Menurut, Kalangi 2013. Pada hasil pengamatannya menunjukkan
bahwa Kulit beserta turunannya, meliputi rambut, kuku, kelenjar sebasea,
kelenjar keringat, dan kelenjar mamma disebut juga integumen. Fungsi
spesifik kulit terutama tergantung sifat epidermis. Epitel pada epidermis
ini merupakan pembungkus utuh seluruh permukaan tubuh dan ada
kekhususan setempat bagi terbentuknya turunan kulit, yaitu rambut, kuku,
dan kelenjar- kelenjar.
d. Preparat awetan Illium (Usus penyerapan)

Illium atau usus penyerapan merupakan bagian akhir dari usus halus.
Fungsinya adalah menyerap zat gizi yang tidak terserap dengan baik oleh
duodenum maupun jejunum. Bagian ini memiliki panjang hingga 3 meter
dan terhubung dengan sekum, yaitu bagian awal usus besar. Fungsinya
adalah menyerap zat gizi yang tidak terserap dengan baik oleh duodenum
maupun jejunum.
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam peparat
awetan illium adalah inti sel, sitoplasma, dan membran sel.
Menurut, Novita 2020. Pada hasil pengamatannya menunjukkan
bahwa ada beberapa penelitian yang menggunakan hamster Suriah dan
memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan hewan model lainnya.
Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa hamster Suriah dapat
dijadikan hewan model untuk SARS-CoV-2 karena memiliki gejala klinis
dan gambaran patologi yang mirip dengan manusia.
e. Preparat awetan silindris

Epitelium silindris berlapis merupakan epitelium yang terdiri atas


lebih dari satu lapis sel berbentuk silindris pada permukaannya. Akan
tetapi, sel- sel pada lapisan-lapisan basal relatif lebih pendek dan
berbentuk polihedral tidak teratur. Epitelium silindris berlapis terdapat
pada pada uretra, laring, faring, dan kelenjar ludah. Fungsi epitelium
silindris berlapis banyak, seperti untuk proteksi dan sekresi
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam peparat
awetan jaringan epitel silindris adalah inti sel, sitoplasma, dan membran
sel. Menurut, Akmal 2021. Pada Hasil pengamatannya menujukkan bahwa
ductus epididymidis tersusun atas epitel silindris sebaris bersilia yang
dikelilingi oleh jaringan ikat dan lumennya berisi spermatozoa.

f. Preparat awetan caesum

Caecum merupakan bagian pertama dari colon yang terhubung dengan


colon desenden dan ileum (Hansen, 2019) . Caecum adalah sebuah
kantung usus yang memiliki panjang dan lebar sekitar 7,5 cm. Letaknya
berada di kuadran bawah kanan perut (Right Lower Quadrant) pada fossa
iliaka, berfungsi untuk menyerap nutrisi dari makanan dan minuman serta
menjalankan berbagai proses pencernaan lainnya.
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam peparat
awetan jaringan caesum adalah inti sel, sitoplasma, dan membran sel.
Menurut, Gigantica 2016. Pada hasil pengamatannya di bawah
mikroskop menunjukkan beberapa perubahan histopatologi pada selaput
lendir kantung empedu berupa: nekrosis sel-sel penyusun selaput lendir
kantung empedu dengan intensitas 100%, perdarahan 68, 5%, hiperplasia
kelenjar serosa, dan hipertrofi kelenjar mukosa 100%, adanya infiltrasi
kolagen 100%, proliferasi fibroblas 91, 4% dan infiltrasi sel-sel radang 74,
2%.

g. Preparat awetan colon bagian usus

Kolon merupakan bagian terpanjang dari usus besar yang terdiri dari
beberapa bagian, yaitu kolon asenden, kolon transversum, kolon desenden,
dan kolon sigmoid. Pada sistem pencernaan, kolon bertugas mencampur
kimus dengan enzim saluran cerna serta menyerap air dan elektrolit untuk
membentuk feses. Letak colon usus mengelilingi seluruh rongga perut.
Organ yang disebut juga dengan kolon memanjang dari sekum, kantung
yang menghubungkan ileum (ujung usus kecil) dengan kolon, sampai ke
anus. Berfungsi untuk mencampur chyme dengan enzim pada saluran
cerna. Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam peparat
awetan jaringan epitel colon usus adalah inti sel, sitoplasma, dan membran
sel.

Menurut, Aulia 2019. Pada hasil pengamatannya terhadap struktur


histologi menggunakan mikroskop. Hasil penelitian menunjukkan struktur
histologi sekum, kolon, dan rektum sapi aceh tersusun atas empat lapisan,
yaitu tunika mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa. Tunika mukosa
sekum, kolon, dan rektum tersusun oleh epitel silindris selapis, sel Goblet,
kelenjar Lieberkuhn, limfosit, jaringan ikat longgar, fibroblas, dan otot
polos.
h. preparat mukosa mulut

Mukosa rongga mulut adalah jaringan yang melapisi rongga mulut,


terdiri dari dua bagian yaitu epitel dan lamina propia. Lamina propia
mengandung serabut kolagen, serabut elastik, retikulin, dan jaringan
penghubung. Lapisan mukosa adalah lapisan basah yang berkontak dengan
lingkungan eksternal. Terdapat pada saluran pencernaan, rongga hidung,
dan rongga tubuh lainnya. Pada rongga mulut, lapisan ini dikenal dengan
oral mucous membrane atau oral mucosa. Terletak berada sangat atas, di
sebelah beakang gigi seri dan gigi taring. Berfungsi sebagai tempat
masuknya makanan dan dimulainya proses pencernaan
Berdasarkan hasil pengamatan kami, yang terdapat di dalam peparat
mukua mulut adalah inti sel. Berfungsi sebagai pusat pengatur seluruh
kegiatan sel.
Menurut, Widiani 2020. Pada hasil pengamatannya pada mukosa
mulut menunjukan bahwa Paparan emisi gas buang kendaraan bermotor
dan asap rokok mempengaruhi frekuensi pembentukan mikronukleus di
mukosa rongga mulut Satuan Pengamanan (Satpam) UIN Raden Intan
Lampung.

BAB V
KASIMPULAN DAN
SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa antara lain sebagai berikut:

1. Jaringan epitel squamosum, preparat awetan jejanum, kulit mamalia, illium,


silindris, caesum, colon bagian usus, terdapat dinding sel, inti sel, dan
sitoplasma.

2. Preparat awetan mukosa mulut terdapat inti sel

B. Saran
1. Saran untuk praktikan

Sebaiknya praktikan pada saat melakukan praktikum dapat memperhatikan


proses praktikum sebelum memulai sampai tahap akhir

2. Saran untuk asisten

Sebaiknya asisten dapat membimbing praktikannya mengenai laporan dan


respon yang baik serta penuh rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya
sebagai asisten

3. Saran untuk laboratorium

Dengan penuh harapan semoga fasilitas dan keamanan dalam laboratorium tetap
terjaga dan terkontrol agar pada saat melangsungkan praktikum dapat berjalan dengan
baik.
DAFTAR PUSTAKA

Akmal, (2021). Jurnal foperta uniki Histologi, vol. 2, no. 1, diakses 24


September 2023,

hlmn 30. Pukul 13.28 WITA

Aulia, (2019). Jurnal veterines, vol. 3, no. 2, diakses 24 September 2023, hlmn

62, pukul 13. 38 WITA

Firmansyah, (2019). Jurnal ilmiah mahasiswa veteriner, vol. 3, no. 4. Diakses


24 September 2023, hlmn 189. Pukul 12.58 WITA

Gigantica, (2016). Jurnal viteriner, vol. 17, no. 1, diakses 24 September 2023,

hlmn 16, pukul 13.32 WITA

Kalangi, (2013). Jurnal biomedik (JBM), vol. 5, no. 3, diakses 24 September

2023, hlmn s12. Pukul 13.02 WITA

Nafis,(2017). Jurnal ilmiah mahasiswa veteriner, vol. 1, no. 2, diakses 24


September 2023, hlmn 54. Pukul 12. 55 WITA
Novita, (2020). Jurnal prosiding seminar Nasional biologi, vol. 6, no. 1,
diakses 24 September 2023, hlmn 208. Pukul 13.15 WITA
Saifullah, (2020). Biologi, direktorat SMA, direktorat jenderal paud,
Dikdas dan dikmen
Soesilawati, (2020). Histologi kedokteran dasar, Erlangga university press.

Widiani, (2020). Jurnal kedokteran dan kesehatan, vol. 9, no. 1, diakses 24

September 2023, hlmn 501. Pukul 13.35 WITA

LAMPIRAN
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai