Anda di halaman 1dari 13

PRAKATA

Buku petunjuk praktikum Histologi, Sitologi Dasar dan Embriologi ini disusun dengan
tujuan dapat membantu kinerja di laboratorium bagi mahasiswa. Topik-topik dan isi materi yang
tertera telah disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa S1 yang mengedepankan teori dan konsep
secara praktis sebagai pendukung teori tertulisnya.

Penyusunan buku ini tidak lepas dari kekurangan, sehingga maka dari itu, buku ini akan
terus direvisi dan disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa S1 Kedokteran Hewan Universitas
Gadjah Mada.

Akhir kata, semoga adanya buku Petunjuk Praktikum ini dapat bermanfaat bagi
mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada agar dapat lebih mudah
memahami materi yang disampaikan.

Yogyakarta, Februari 2024

Kepala Laboratorium Mikroanatomi,

drh. Ariana, M.Phil


Dosen:
1. Dr. med.vet. drh. Hevi Wihadmadyatami, M.Sc
2. Prof. drh. Teguh Budipitojo, MP, Ph.D
3. Dr. drh. Tri Wahyu Pangestiningsih, MP
4. drh. Ariana, M.Phil

Tenaga Kependidikan:
1. Tri Winangsih Nila Kusumawati, S.T.P

Asisten Laboratorium:

1. Benedicta Gloria Citra Christy 13. Muhammad Zikra Zawra Raihan


2. Callista Diva Maharani 14. Yuslikha Khaniif Anggita Sari
3. Cecilia Anggia P. Siboro 15. Aulia Dyah Anggraeni
4. Clara Stefani Ely 16. Jonathan Aditya Nugroho
5. Dewa Ayu Radha Paramita 17. Elgracia Rachel Kidung K.
6. Leonardo David WIbawa 18. Aisyah Fitria Devi
7. Muhammad Adi Wibisono 19. Nisrina Noor Alia
8. Najma Rania Mardijono 20. Irene Destarisa Cinta Maharani
9. Octavia Salsabila Kurniawan 21. Esther Margaret Taniaga
10. Raihan Muhammad Ammar 22. Hilda Restu Nadia Solin
11. Regina Gaviandra Sekar Piniji 23. Yusticia Amanda Putri K.
12. Sadad Faishal Faiz
TATA TERTIB PRAKTIKUM

UMUM
1. Mahasiswa yang mengambil mata kuliah Sitologi, Histologi Dasar, dan Embriologi
wajib mengikuti Praktikum Sitologi, Histologi Dasar, dan Embriologi.
2. Mahasiswa peserta praktikum (praktikan) wajib mengikuti seluruh acara praktikum
dengan lengkap.
3. Praktikan wajib bergabung di Elok dengan nama kelas (course) Praktikum Sitologi
Histologi Dasar dan Embriologi (enrollment key: PSHED2024).
4. Praktikan wajib mempunyai petunjuk praktikum dan buku laporan praktikum.
5. Praktikan wajib membuat laporan praktikum berupa gambar beserta keterangannya.
6. Praktikan wajib memakai pakaian berkerah (bukan kaos oblong/T-shirt/Kemeja Kerah
Tegak) rapi dan memakai sepatu serta kaos kaki.
7. Praktikan tidak diperbolehkan untuk mewarnai rambut dan rambut wajib diikat bagi yang
berambut panjang.
8. Praktikan yang tidak dapat mengikuti acara praktikum wajib mengumpulkan Surat Izin
kepada koordinator praktikum maksimal H-1 (1 x 24 jam) pelaksanaan praktikum.
9. Praktikan yang hendak bertukar gelombang wajib memberikan Surat Tukar Gelombang
kepada koordinator praktikum maksimal H-1 (1 x 24 jam) pelaksanaan praktikum dengan
mencari teman pengganti.
10. Praktikan diperbolehkan izin praktikum dengan alasan yang jelas (kemalangan, sakit
disertai surat dokter, dan menjadi representatif fakultas atau universitas). Namun, praktikan
akan diberikan tugas tambahan.
11. Praktikan yang tidak dapat mengikuti acara praktikum dengan lengkap, tidak diizinkan
mengikuti responsi.
MENJELANG DAN SAAT PRAKTIKUM BERLANGSUNG
1. Praktikan wajib mengumpulkan buku laporan berisi: tanda tangan atau ACC+ dari
asisten pada laporan gambar acara praktikum sebelumnya (mulai acara praktikum ke-2) dan
membawa borang praktikum acara terkait sebagai syarat untuk mengikuti praktikum.
2. Praktikan sudah hadir di Laboratorium Mikroanatomi 10 menit sebelum waktu giliran
praktikum.
3. Praktikan diharapkan menunggu giliran praktikum di Selasar Anatomi (dilarang menunggu
di koridor). Pada saat menunggu giliran diharap tenang, sopan, menjaga kebersihan, dan
membuang sampah pada tempatnya.Bersikap sopan dan tidak gaduh.
4. Mengikuti ujian pretest sebelum praktikum dan posttest setelah praktikum.
5. Bagi praktikan dengan nilai akumulasi pretest dan posttest <60 akan dianggap inhal.
6. Mendengarkan dan mencatat (bila perlu) penjelasan materi praktikum.
7. Mengamati preparat, mencocokkan dengan teori yang ada pada petunjuk praktikum. Apabila
belum jelas, diperbolehkan bertanya kepada asisten.
8. Praktikan wajib mengisi borang praktikum dan mendapat paraf asisten sebagai syarat
mengikuti posttest.
9. Apabila merusak preparat, diwajibkan mengganti biaya sesuai dengan ongkos pembuatan
preparat (slide histologi) atau membawa preparat pengganti sesuai yang dirusak.
ACARA III
JARINGAN IKAT

A. Jaringan Ikat Embrional


1. Jaringan Ikat Mesenkim
Jaringan ikat mesenkim ditemukan pada embrio. Jaringan ikat mesenkim tersusun
atas nukleus dan sitoplasma. Nukleus dari sel mesenkim berbentuk bulat/oval dengan
sitoplasma berbentuk prosesus yang bercabang-cabang dan saling beranastomose
dengan sel mesenkim lainnya. Pada jaringan ikat mesenkim juga terdapat sedikit
fibroblast yang biasanya merupakan sel yang tidak dapat berdiferensiasi. Sel fibroblas
memiliki nukleus yang bulat dan sitoplasma yang memanjang. Sitoplasma dari
fibroblast memiliki dua processus yang bercabang ke dua arah. Jaringan ikat
mesenkim juga tersusun dari matriks ekstraseluler dan serabut-serabut jaringan.

Keterangan:
1. Sel mesenkim: processus sel saling beranastomose, nukleus bentuknya
bulat/oval, sitoplasmanya panjang, tercat lbh asidofil
2. Fibroblast: nukleusnya bulat, tercat lebih basofil
3. Serabut jaringan:tercat HE lemah
4. Matriks ekstraseluler: tidak tercat HE

Petunjuk Praktikum
1
Sitologi, Histologi Dasar, dan Embriologi 2024
2. Jaringan Ikat Mukosa
Jaringan ikat mukosa merupakan tipe lain dari jaringan ikat embrional.
Jaringan ikat mukosa ditemukan pada tali pusar yang mengelilingi pembuluh
darah tali pusar. Selain itu, jaringan ikat mukosa juga ditemukan pada bagian
tertentu pada tubuh hewan seperti pada bagian jengger dan pial ayam. Jaringan
ikat mukosa tersusun atas fibroblast, serabut kolagen, dan matriks ekstraseluler.
Matriks ekstraseluler tersusun atas gelatin amorphous.

Keterangan:
1. Matriks ekstraseluler: tersusun dari gelatin amorphous
2. Serabut kolagen
7. Nukleus fibroblast: berbentuk bulat dan sitoplasma memanjang

B. Jaringan Ikat atau Penyokong Dewasa


1. Jaringan Ikat Fibrous Regular
Preparat: Tendon
Pewarnaan: Hematoxylin eosin

Petunjuk Praktikum
2
Sitologi, Histologi Dasar, dan Embriologi 2024
Jaringan Ikat Fibrous Regular (10: Hidung Babi; 11: Tendon)
(Bacha & Bacha, 2000)
Ciri-ciri:
a. Jaringan didominasi oleh serabut kolagen. Berkas tendo primer tersusun teratur
dengan arah paralel.
b. Berkas serabut kolagen terkecil membentuk fasikulus tendineus dikelilingi jaringan
ikat longgar disebut endotendineum.
c. Sel-sel tendo (tendinosit, fibrosit) banyak ditemukan dengan sitoplasma tipis dan inti
tercat gelap berbentuk oval sampai tipis memanjang.
d. Fasikulus berkumpul membentuk berkas sekunder yang lebih besar dibatasi jaringan
ikat longgar disebut peritendineum. Kumpulan berkas sekunder membentuk tendo
yang dibungkus oleh epitendineum.
e. Pembuluh darah dan saraf ditemukan dalam berkas tendo.

Petunjuk Praktikum
3
Sitologi, Histologi Dasar, dan Embriologi 2024
2. Jaringan Ikat Fibrous Irregular
Preparat: Pars dermis kulit
Pewarnaan: Hematoxylin eosin

Jaringan Ikat Fibrous Irregular Pars Dermis Kulit Kuda


(Bacha & Bacha, 2000)
Keterangan:
2: Arteriola
3: Serabut kolagen
7: Nukleus fibroblast

Ciri-ciri:
a. Sel-selnya serupa dengan yang ada di jaringan ikat longgar, antara lain fibrosit,
fibroblast, dan makrofag. Sel-sel ini terdapat di antara anyaman serabut kolagen
dan elastis.
b. Banyak didapatkan serabut kolagen yang tersusun padat, tidak teratur, dan
bergelombang. Serabut kolagen berwarna merah muda dengan pewarnaan HE.
c. Serabut elastis sedikit dan tidak membentuk berkas.

Petunjuk Praktikum
4
Sitologi, Histologi Dasar, dan Embriologi 2024
3. Jaringan Lemak
Adiposa/jaringan lemak merupakan jaringan ikat yang spesial karena memiliki fungsi
untuk menyimpan lipid dalam jumlah besar. Berbeda dengan jaringan ikat lainnya, jaringan
lemak memiliki sedikit matriks ekstraseluler. Lemak dapat menyimpan 2x lipat jumlah
energi lebih besar dari karbohidrat dan protein sehingga jaringan lemak akan menyediakan
lemak untuk digunakan oleh jaringan lain sebagai sumber energi ataupun untuk
memproduksi panas.
Terdapat 2 jenis jaringan lemak yaitu jaringan lemak putih dan jaringan lemak coklat.
Perbedaan utama diantara keduanya adalah:

Features Jaringan Lemak Putih Jaringan Lemak Coklat

Lokasi ditemukan Subkutan, abdominal, disekitar organ dan pembuluh


intramuscular darah

Warna putih, kekuningan coklat, kemerahan/pink

Pembuluh darah tervaskularisasi sangat tervaskularisasi

Petunjuk Praktikum
5
Sitologi, Histologi Dasar, dan Embriologi 2024
Adiposit sel berbentuk bulat terkadang sel berbentuk poligonal,
oval, berukuran lebih besar, berukuran lebih kecil,
unilocular, inti sel pipih multilocular, inti sel berbentuk
terdesak ke tepi oleh droplet bulat atau oval di tengah sel,
lipid, sitoplasma sangat tipis. sitoplasma banyak.

Banyak ditemukan di Hewan Dewasa Hewan hibernasi, fetus, hewan


perinatal.

Fungsi sumber energi untuk termoregulasi/menghasilkan


metabolisme panas

Jaringan Lemak Putih dengan pengecatan HE

Keterangan :

1. Adiposit
2. Jaringan ikat
3. Droplet lipid (mendesak sitoplasma dan nukleus ke perifer)
4. Nukleus
5. Sitoplasma

Petunjuk Praktikum
6
Sitologi, Histologi Dasar, dan Embriologi 2024
Jaringan Lemak
Keterangan:
1. Nukleus
2. Sitoplasma
3. Droplet lipid/globulus lemak
4. Adiposit

Jaringan Lemak Coklat dengan Pengecatan HE

Petunjuk Praktikum
7
Sitologi, Histologi Dasar, dan Embriologi 2024
DAFTAR PUSTAKA

1. Banks, W.J. 1993. Applied Veterinary Histology. 3rd. Mosby-Year Book, Inc.
Missouri, USA.
2. Bacha Jr., W.J. dan Bacha, L.M. 2000. Color Atlas of Veterinary Histology. 2nd.
Lippincott Williams & Wilkins, Pennsylvania, USA
3. Hill, M.A. 2021. Embryology Book - The Early Embryology of the Chick.
https://embryology.med.unsw.edu.au/embryology/index.php/Book_-_The_Early_Embr
yology_of_the_Chick, diakses pada 22 April 2022
4. Leeson, C.R. 1996. Buku Teks Histologi. Edisi kelima, penerjemah: Yan Tabayong,
dkk.
5. Ross, M.H. dan Romrell, L.J. 1989. Histology: A Text and Atlas. 2nd. Williams &
Wilkins, Maryland, USA
6. Samuelson, D. A. 2007. Textbook of Veterinary Histology. Saunders. St. Louis,
Missouri
7. Young, B., Lowe, J. S., Stevens A. dan Heath J. W. 2006. WHEATER’S Functional
Histology
8. McGeady, T.A., Quinn, P.J., FITZPatrick, E.S dan Ryan, M.T. 2006. Veterinary
Embryology. T.J. International Ltd., Cornwall. Great Britain.
9. Mescher, A.L. 2018. JUNQUEIRA’S Basic Histology Text & Atlas. 15th.
McGraw-Hill Education, USA.
10. Sandhu, G.S., Srivastava, S. dan Arora, C.K.1994. A Textbook of Embryology. Anmol
Publications Pvt Ltd. New Delhi. India.
11. Yatim, W. 1994. Reproduksi & Embryologi. Edisi ketiga. Tarsito, Bandung, Indonesia

Petunjuk Praktikum
8
Sitologi, Histologi Dasar, dan Embriologi 2024

Anda mungkin juga menyukai