PATOLOGI ANATOMI
BLOK IX
NEOPLASMA
Oleh:
Brian Wasita,dr.,Ph.D
Riza Novierta P., dr., MKes
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
Halaman
GANGGUAN PERTUMBUHAN NON NEOPLASTIK
1. Hiperplasia endometrium tipe kistik 3
2. Epulis fibromatosa 8
3. Hemorrhoid 12
4. Polip sinonasal 17
NEOPLASMA
A. NEOPLASMA EPITEL KELENJAR
5. Jinak : Fibroadenoma mammae (FAM) 27
6. Ganas : Karsinoma duktal in situ (Ductal Carcinoma In Situ) 32
7. Ganas : Karsinoma invasif 34
B. NEOPLASMA EPITELIAL NON KELENJAR
8. Jinak : Papiloma 38
9. Ganas : Karsinoma sel skuamosa dengan kornifikasi 42
C. TUMOR CAMPUR
10.Tumor campur kelenjar parotis (Pleomorphic adenoma) 48
D. TERATOMA
11.Teratoma testis 53
E. SITOLOGI
12.Pap smear 56
DAFTAR PUSTAKA
LEMBAR LAPORAN PRAKTIKUM
iii
TATA TERTIB PRAKTIKUM
BAGIAN PATOLOGI ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
B. PRETEST TERTULIS
Berupa test tertulis, 10 soal pilihan ganda dengan waktu 10 menit.
Dilakukan pada awal praktikum dan wajib diikuti oleh setiap praktikan. Bila
tidak mengikuti pretest praktikum dengan alasan apapun, tidak diperkenankan
mengikuti kegiatan praktikum.
Tidak ada tambahan waktu pretest bagi praktikan yang terlambat !!
C. PRAKTIKUM
Dilaksanakan di Ruang Mikroskop dengan segala ketentuan yang
selayaknya berlaku didalam ruang praktikum!
Praktikan diwajibkan :
1. Mengikuti pengarahan pra praktikum yang diberikan oleh dosen
penanggung jawab praktikum.
2. Melakukan pengamatan terhadap preparat makroskopis dan
mikroskopis, selanjutnya membuat resume dalam bentuk gambar
beserta diskripsinya di lembar laporan yang sudah disediakan pada
Buku Petunjuk Praktikum.
3. Menyerahkan lembar laporan praktikum kepada asisten dan
mendapatkan pengesahan laporan serta kartu (keterangan selesai
praktikum) sebagai syarat untuk dapat mengikuti Responsi.
4. Kelompok praktikan masing-masing terdiri atas lebih kurang 10 orang
yang dibimbing oleh 1 (satu)orang asisten.
5. Menjaga ketertiban dan kelancaran acara praktikum, saling
menghormati dan menghargai antar praktikan dan asisten pembimbing.
6. Kelompok praktikum yang memecahkan preparat/slide bahan
praktikum, wajib mengganti biaya pengadaan preparat sebesar Rp.
iv
100.000,00(seratus ribu rupiah) per slide (diserahkan kepada asisten
kelompoknya) dan menjadi syarat untuk keterangan selesai praktikum.
D. RESPONSI
Praktikan harus telah mendapatkan surat keterangan selesai praktikum
untuk dapat mengikuti Responsi. Responsi dilaksanakan sesuai jadwal yang
telah ditetapkan, teknis pelaksanaan melakukan pengamatan dan membuat
diskripsi mikroskopis atau makroskopis dari slide preparat yang ditampilkan.
E. PRAKTIKUM SUSULAN
Hanya dapat dilakukan jika masih ada waktu dan ruangan yng
memungkinkan untuk dilaksanakan. Jadi, usahakan untuk dapat mengikuti
seluruh tahap kegiatan praktikum.
v
GANGGUAN PERTUMBUHAN NON NEOPLASTIK
1
6. METAPLASIA:
Substitusi/berubahnya sel penyusun suatu jaringan dengan
diferensiasi tertentu menjadi sel jaringan dengan diferensiasi lain.
Atau
Penggantian suatu jenis sel dewasa menjadi jenis sel dewasa
yang lain.
bersifat reversibel.
dapat terjadi pada sel epitel atau mesenkhim.
7. DISPLASIA:
Perubahan ke arah kemunduran pada sel dewasa yang tampak
dalam bentuk, besar dan orientasinya.
Biasanya terjadi pada epitel, namun juga dapat timbul
pada jaringan mesenkhim.
Ditimbulkan oleh rangsang menahun.
Pada tingkat ringan bersifat reversibel, namun pada
tingkat yang berat dapat merupakan status permulaan dari
karsinoma.
8. ANAPLASIA:
Terbentuk sel-sel yang jenisnya lebih primitif-embrional dan
tidak berdiferensiasi, bersifat ireversibel, merupakan tanda
keganasan dari suatu tumor.
9. AKANTOSIS:
Hipertrofia rete malphigi/ stratum spinosum dengan mitosis
dari lapisan-lapisan di dalamnya.
10. HIPERKERATOSIS:
Hipertrofia stratum korneum dengan keratinisasi normal.
11. PARAKERATOSIS:
Stratum granulosum tidak terbentuk karena gangguan proses
keratinisasi, dan sel-sel pada stratum korneum dalam keadaan
membengkak – serta tetap ada intinya.
2
MATERI PRAKTIKUM PERTAMA
1. HIPERPLASIA ENDOMETRIUM TIPE KISTIK
A. Gambaran Umum
Sinonim: - Simple endometrial hyperplasia
- Swiss-cheese endometrium
B. Etiologi
Stimulasi estrogenik yang berlangsung lama dengan aktivitas
progestasional yang menurun (biasanya terjadi menjelang menopause
atau berkaitan dengan siklus anovulasi)
Terapi sulih hormon estrogen tanpa agen progestasional
Polycystic ovarian disease (Stein-Leventhal syndrome)
Granulosa sel tumor ovarium
Ovarian cortical stromal hyperplasia
Berkaitan dengan indeks massa tubuh yang tinggi
Perubahan dari jaringan endmotetrium normal ke hyperplasia tipe
simpel dan ke tipe komplek berkaitan dengan penurunan level mRNA
dan protein von Hippel-Lindau.
3
C. Manifestasi Klinis :
Hiperplasia kistika menyebabkan :
MENORHAGIA : perdarahan uterus yang berlebihan selama
menstruasi.
METRORHAGIA: perdarahan ireguler/ spotted di antar dua
periode menstruasi.
Dua keadaan tersebut dapat merupakan indikator adanya
hiperestrenisme.
D. Morfologi :
1. Makroskopis:
Endometrium sangat menebal dan dapat mencapai 15 mm.
Dapat menunjukkan penonjolan polypoid pada
permukaannya.
2. Mikroskopis :
Kesan keseluruhan menunjukkan gambaran Swiss-cheese pattern
Jaringan endometrium dengan stroma padat dengan sel yang
hiperplastik.
4
Kelenjar biasanya bulat namun dapat pula ireguler dengan
berbagai macam bentuk dan ukurannya, ada pula yang
melebar-kistik.
Kelenjar dilapisi epitel kuboid atau epitel pseudostratified
kolumner
Diantara stroma terdapat perdarahan dan nekrosis.
Mikroskopis :
c
• Jaringan endometrium dengan stroma padat.( )
• Kelenjar melebar kistik dilapisi epitel kuboid/toraks ( )
• Kelenjar hiperplasia dilapisi epitel yang berlapis ( )
• Daerah perdarahan dan nekrotik. ( )
BAGIAN PATOLOGI ANATOMI FK UNS
5
6
7
2. EPULIS FIBROMATOSA
A. Gambaran Umum
Epulis adalah suatu istilah topografi yang berarti setiap penonjolan atau
pertumbuhan baru yang terdapat pada ginggiva (gusi) yang bukan
neoplasma.
B. Etiologi :
C. Manifestasi Klinis :
1. Awalnya pada ginggiva timbul benjolan kecil, yang makin lama
makin membesar.
2. Tidak terasa sakit pada penekanan.
3. Kadang-kadang berdarah.
D. Morfologi :
Makroskopis :
Benjolan pada ginggiva. Bervariasi, ada yang permukaannya
halus dengan bentuk ireguler atau sferis; ada pula yang
berupa benjolan dengan tepi meninggi dan multinoduler.
Konsistensinya kenyal-padat.
Warnanya : merah jambu, merah tua sampai merah ungu.
8
9
Mikroskopis :
Tampak jaringan dilapisi oleh epitel skumous kompleks.
Di bawah epitel tampak jaringan ikat kolagen yang
proliferatif membentuk bundel-bundel yang tidak teratur
dengan sejumlah fibroblas yang bervariasi.
Subepitelial sering dengan infiltrasi ringan sel-sel inflamasi
berupa limfosit dan sel plasma.
Inflamasi dapat lebih berat dan meluas ke dalam jika disertai
ulserasi.
Dapat mengalami pembentukan osteoid atau jaringan tulang
(Cawson-Odel)
Mikroskopis :
10
11
3. HEMORHOID
(disertai atrofi valvula venosa dan hipertrofi tunika muskularis)
A. Gambaran Umum
12
B. Etiologi
Idiopatik, faktor herediter memegang peranan.
Peningkatan tekanan intraabdominal yang dapat terjadi karena:
Kehamilan
Karsinoma rekti
Leiomioma uteri
Massa di pelvis lainnya
Mengejan saat buang air besar
Konstipasi / obstipasi kronis.
Diare yang persisten
Ascites
C. Manifestasi Klinis
Biasanya menimbulkan gejala yang ringan dan berulang
Perdarahan perektal yang tidak nyeri, pasien mengetahui adanya
perdarahan ketika melihat ke toilet.
Nyeri atau rasa tidak nyaman di anus yang disebabkan oleh
thrombosis, strangulatisi atau ulserasi
Adanya massa yang berulang-ulang menonjol dari anus
D. Morfologi :
Makroskopis :
Berupa tionjolan yang kadang-kadang keluar dari anus, dengan
ukuran bervariasi.
Tonjolan dengan basis yang melebar atau pedunctulated,
berwarna merah gelap.
Teraba halus dan lunak.
13
Mikroskopis :
Hemorrhoid interna dilapisi oleh epitel transitional, hemorrhoid
eksterna dilapisi oleh epitel skuamous kompleks. Pada
permukaan bisa dijumpai adanya ulserasi
Tampak pelebaran vena-vena submukosa yang kongestif vena-
vena melebar, atau pelebaran vena pada satu tempat saja,
memanjang dan berkelok-kelok di antara jaringan ikat dengan
sebukan ringan limfosit.
Dinding vena ada yang menebal dan ada yang tipis. Terlihat pula
proses degenerasi serta jaringan elastis yang digantikan oleh
jaringan pengikat biasa.
Pada beberapa tempat terlihat hipertrofi tunika muskularis vena
akibat tekanan intraluminal yang meninggi.
Atrofi valvula venosa.
14
Mikroskopis :
• Epidermis.( )
• Subepidermal : jaringan ikat sembabdengan sebukan ringan limfosit. ( )
• Vena plex.vena hemoroidalis eksterna melebar ( )
15
4.
5. POLIP SINONASAL
A. Gambaran Umum
16
B. Etiologi
Rhinitis yang berulang baik rhinitis alergi maupun inflamatori.
Sering dikaitkan dengan asma, rhinitis kronis dan intoleransi
aspirin.
C. Morfologi
Makroskopis:
Biasanya multiple dan bilateral serta melibatkan cavum nasi dan
sinus paranasal.
Massa translucent, edema, kenyal.
Terdapat bagian tempat penempelan dengan bagian dasar yang
luas.
Biasanya tidak destruktif.
Mikroskopis:
Sediaan menunjukkan jaringan dilapisi epitel respiratorium
(pesudokolumner bersilia).
Stroma sembab, edematous dengan hiperplasia kelenjar mukosa,
disebuk sel-sel radang (limfosit, sel plasma, eosinofil, netrofil)
Mukosa dapat mengalami ulserasi.
17
BAGIAN PATOLOGI ANATOMI FK UNS
18
19
MATERI PRAKTIKUM KEDUA
NEOPLASMA
A.Definisi
Neoplasma adalah suatu pertumbuhan abnormal jaringan,
dimana pertumbuhannya berlebihan dan tidak terkoordinasi dengan
jaringan normal, bersifat otonom, tidak fungsional dan merugikan.
Pertumbuhan ini terus berlanjut walaupun rangsangan yang
menimbulkannya telah berhenti.
Neoplasma ada yang jinak dan ganas.
20
- Metastase Adenokarsinoma mammae pada Kelenjar Limfe , ini
berarti :
tumor primernya adalah Adenokarsinoma mammae, sedangkan
tumor sekunder adalah metastasenya pada kelenjar limfe.
3. NEOPLASMA /TUMOR CAMPUR : adalah neoplasma yang
berasal dari satu lapis benih namun memberikan gambaran struktur
jaringan yang bervariasi, misalnya :
- Pleomorfik adenoma parotis
B.Nomenklatur:
1. NEOPLASMA JINAK
Tumor jinak secara umum disebut dengan penambahan akhiran-oma
kepada asalsel tumor.Tumor-tumor dari jaringan mesenkimal biasanya
mengikutiaturanini:
Fibroma tumor jinak yang berasal dari sel fibroblast
Khondroma tumor dari jaringan kartilago
Osteoma tumor dari sel osteoblasts
21
Sebagai contoh :
Adenoma merupakan istilah untuk neoplasma jinak yang
membentuk gambaran kelenjar maupun untuk tumor yang berasal dari
kelenjar walaupun tidak menunjukkan gambaran kelenjar.
Papiloma merupakan istilah untuk tumor yang menunjukkan
gambaran mikroskopik atau makroskopik seperti tonjolan jari atau
kutil dari permukaan tumor.
Cystadenoma merupakan istilah untuk neoplasma ovarium yang
membentuk massa kista yang besar.
Papillary cystadenoma merupakan istilah bagi neoplasma yang
menghasilkan pola papiler yang menonjol ke dalam ruang kista.
Polip merupakan istilah bagi neoplasma jinak yang menunjukkan
gambaran makroskopis berupa tonjolan di atas permukaan
mukosa misalnya pada lumen lambung maupun kolon.
2. NEOPLASMA GANAS
Nomenklatur neoplasma ganas pada dasarnya mengikuti skema yang
digunakan untuk neoplasama jinak, dengan beberapa tambahan.
Neoplasma ganas dari jaringan mesenkimal biasanya disebut
dengan sarkoma.
Neoplasma ganas dari jaringan epitel, yang berasal dari lapisan
germinal apapun disebut karsinoma. Karsinoma dapat
diklasifikasikan lebih lanjut menjadi:
o Adenokarsinoma, apabila secara mikroskopik
menunjukkan gambaran pertumbuhan seperti kelenjar.
o Skuamous sel karsinoma, apabila menunjukkan
gambaran skuamous sel yang berasal dari jaringan epitel.
o Untuk neoplasma ganas dari jarigan epitel ini sedapat
mungkin menyebutkan organ asal tumor seperti : renal
cell adenocarcinoma, bronchogenic squamous cell
carcinoma, dll
Neoplasma ganas yang berasal dari diferensiasi yang berbeda dari
satu jenis sel parenkim menjadi beberapa jaringan yang berbeda
22
disebut dengan tumor campur atau mixed tumor, contoh dari
tumor ini adalah tumor campur kelenjar parotis dimana tumor
terdiri dari komponen jaringan epitel yang tersebar pada stroma
miksoid yang terkadang mengandung pulau-pulau jaringan
kartilago maupun tulang.
Neoplasma yang tersusun dari sel parenkim yang bervariasi yang
mewakili lebih dari satu sel germinal (biasanya tiga lapis sel ger-
minal) disebut dengan teratoma. Tumor iniberasal dari totipotent,
contoh dari tumor ini adalah teratoma kistik ovarium (dermoid
cyst).Tumor ini berasal dari sel tutipotent, yang berdeferensiasi dari
berbagai macam lapisal sel germinal sehingga dapat
menghasilkan jaringan kulit, otot, lemak, usus, epitel dan gigi.
Pengecualian dari nomenklatur neoplasma ganas adalah sebagai berikut:
Karsinoma dari sel melanosit disebut melanoma
Karsinoma dari jaringan testis disebut seminoma
Karsinoma dari jaringan hepar disebut hepatoma
23
24
II. Tumor yang terdiridari lebih dari satu jenis sel neoplasma = Tumor
campur, yang biasanya berasal satu lapis sel benih/germinal.
III. Tumor yang terdiridari lebih dari satu jenis sel neoplasma =Teratoma,
yang biasanya berasal dari lebih dari satu lapis sel benih/germinal.
25
A. NEOPLASMA EPITELIAL KELENJAR
Gambaran Umum:
Morfologi :
1. Makroskopis :
Tumor bersimpai tipis, penampang berwarna putih keabu-abuan,
permukaan licin.
Diameter tumor umumnya 2 – 6 cm, jika lebih dari 8cm maka
disebut ‘giant fibroadenoma mammae’
Berkas yang berasal dari jaringan ikat, berwarna putih.
Komponen yang berasal dari epitel kelenjar tampak bagian yang
menonjol, berwarna kuning jernih.
Konsistensi kenyal-padat, tidak rapuh.
Multifocal pada 20 % kasus.
26
2. Mikroskopis :
Menunjukkan tumor dengan komponen epithelial dan komponen
mesenkhimal berupa proliferasi kelenjar dan stroma jaringan ikat.
Hiperplasia epitel kelenjar yang dapat membentuk struktur
papiler ke dalam lumen. Kelenjar dilapisi epitel kuboid atau
kolumner rendah dengan sel-sel myoepitel di sekitarnya Tidak
menunjukkan adanya sel yang atipik.
Bagian yang berasal dari jaringan ikat yang berupa proliferasi
fibroblas dan serabut kolagen, dengan background miksomatous
disekitar bagian yang berasal dari epitel kelenjar.
Histologis terdapat 2 gambaran :
-Fibroadenoma perikanalikuler
pertumbuhan yang berasal dari epitel kelenjar lebih dominan,
sehingga tampak gambaran sarang tumor membentuk kelenjar-
kelenjar berbentuk bulat,tubuler atau lonjong yang dilapisi
epitel selapis atau beberapa lapis, dikelilingi pertumbuhan yang
berasal dari jaringan ikat.
- Fibroadenoma intrakanalikuler
pertumbuhan yang berasal dari jaringan ikat lebih dominan,
sehingga komponen yang berasal dari epitel kelenjar tampak
merupakan sarang-sarang sel tumor yang tersusun memanjang
atau tidak beraturan, kelenjar-kelenjar berbentuk pipih dengan
lumen kelenjar sempit atau tidak ada sama sekali.
Dapat dijumpai adanya metaplasia apokrin, perubahan miksoid,
sclerosing adenosis, epithelial hiperplasia ataupun perubahan
fibrokistik lainnya.
27
28
KANKER PAYUDARA
Gambaran Umum
Kanker payudara, berdasarkan data Sistem Informasi
Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, menempati urutan
pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di
Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%).
Faktor resiko
- Umur: resiko meningkat dengan meningkatnya
umur, terutama setelah menopause, mencapai
puncak pada usia sekitar 80 tahun; 75% wanita
dengan kanker payudara berusia diatas 50 tahun,
dan hanya 5 % berusia kurang dari 40 tahun.
- Ras : angka kejadian tertinggi kank er payudara
adalah pada wanita kulit putih non-Hispanik.
- Paparan estrogen eksogen dalam waktu yang lama
setelah menopause, seperti pada terapi sulih
hormone.
- Radiasi ionisasi pada dada pada wanita sebelum
berumur 30 tahun.
- Obesitas
- Alkohol
- Diet tinggi lemak
Etiologi
Peneyebab kanker payudara masih belum sepenuhnya
dimengerti. Namun, ada baberapa faktor yang penting bagi
karsinogenesis kanker payudara yaitu:
1. Perubahan genetik
Beberapa perubahan gen yang terlibat antara lain:
overekspresiproto-onkogen HER2/NEU (30% kasus), amplifikasi
RAS dan MYC, mutasi RB dan TP53, serta inaktivasi reseptor
estrogen melalui promoter hypermethylation.
2. Pengaruh hormonal
29
Kelebihan estrogen endogen atau ketidakseimbangan hormonal
jelas mempunyai peran yang signifikan. Banyak faktor resiko
yang melibatkan peningkatan paparan estrogen tanpa diimbangi
dengan paparan progesteron misalnya masa reproduksi yang
panjang, nulipara dan usia yang sudah tua pada saat melahirkan
anak pertama.Estrogen menstimulasi produksi growth factor
(TGF-α,PDGF, FGF dll) yang mendukung pertumbuhan tumor.
3. Pengaruh lingkungan
Pengaruh lingkungan ditunjukkan dari variasi angka kejadian
pada kelompok yang homogen secara genetik serta adanya
perbedaan prevalensi berdasarkan letak geografisnya.
30
Pada praktikum ini hanya dibahas Ductal Carcinoma In Situ
(DCIS)
A. Gambaran Umum
B. Manifestasi Klinis:
90% didiagnosis ketika secara klinis masih belum jelas
(occult) karena hasil mamografi menunjukkan
mikrokalsifikasi (75% kasus), kepadatan jaringan ikat
(10%) maupun keduanya.
Peningkatan resiko relatif menjadi invasif karsinoma 8-10 x
dibanding populasi umum.
C. Morfologi
Makroskopis:
31
Mikroskopis:
32
7. INVASIVE DUCTAL CARCINOMA
A. Gambaran Umum
Invasive ductal carcinoma adalah istilah yang digunakan untuk
semua karsinoma yang tidak bisa di subklasifikasikan menjadi
satu dari tipe khusus (Invasive lobular carcinoma, Inflammatory
carcinoma, Medullary carcinoma, Colloid (mucinous) carcinoma
dan Tubular carcinomas)
Mayoritas kanker payudara (70% sampai 80%) termasuk ke
dalam grup ini.
Tipe kanker ini berkaitan dengan DCIS dan terkadang LCIS.
Berasal dari terminal duct lobular unit (TDLU) bukan epitel
duktus sehingga nomenklatur tidak sepenuhnya akurat
Disebut juga invasive carcinoma (Klasifikasi WHO tahun 2013)
33
B. Morfologi
Makroskopis:
Mikroskopis:
35
36
NEOPLASMA EPITELIAL NON KELENJAR
8. PAPILOMA
A. Gambaran Umum
Merupakan neoplasma epithelial jinak yang umum
terjadi.
Papiloma adalah suatu bentuk neoplasma jinak yang
menonjol dari permukaan kulit atau mukosa, tonjolannya
papiler dan berbentuk seperti jari.
50% papilloma berkaitan dengan infeksi human
papilloma virus (HPV 6 and 11); yang lainnya merupakan
reaktif hiperplasia epitel
B. Gambaran Klinis:
Neoplasma ini dapat tumbuh di berbagai tempat, pada kulit
tubuh, duktus kelenjar payudara, genetalia, kandung empedu,
mukosa mulut, laring, dll.
C. Morfologi :
Makroskopis :
Merupakan nodula memanjang dengan diameter bervariasi dari
beberapa milimeter sampai beberapa sentimeter.
Berwarna kemerahan bila banyak mengandung pembuluh
darah,atau sesuai dengan warna jaringan sekitarnya.
Konsistensi kenyal, umumnya tidak memberikan keluhan nyeri
pada penekanan.
Papiloma yang tumbuh pada cerviks uteri dan duktus payudara,
sering memberikan keluhan kontak berdarah (contact bleeding)
dan keluarnya cairan hemoragis.
37
38
Mikroskopis :
Lapisan luar terdiri atas lapisan kulit (epitel gepeng berlapis) atau
epitel mukosa (torak berlapis) yang hiperplastis dan tumbuh
papilomatous.
Jaringan subepitelial terdiri atas jaringan ikat longgar dan
sembab, mengandung pembuluh kapiler dan bila terjadi reaksi
radang dijumpai sebukan sel-sel radang.
MIKROSKOPIS :
39
40
9. KARSINOMA SEL SKUAMOSA
A. Gambaran Umum:
Sinonim: - Epidermoid karsinoma
- Prickle cell karsinoma
- Squamous cell karsinoma
- Karsinoma planocellulare
Karsinoma sel skuamosa yaitu suatu tumor ganas yang berasal
dari sel keratinosit di lapisan epidermis.
Karsinoma ini merupakan karsinoma yang paling sering terjadi
akibat paparan sinar matahari pada pasien usia lanjut.
B. Faktor resiko:
Sinar UV/ radiasi ionisasi
Luka bakar
Ulkus kronis
Actinic keratosis (lesi prekursor)
Albinisme
Hidradenitis suppurativa
Immunosupresi (post-transplantasi atau HIV)
Osteomyelitis-draining sinuses
Terapi menggunakan PUVA pada psoriasis
Tars/oils
Xeroderma pigmentosa
C. Manifestasi Klinis :
Biasanya laki-laki.
Sangat jarang pada orang yang berkulit hitam.
Tumbuh lambat, invasif lokal, jarang metastasis di luar
limfonodi
Adanya ulserasi yang tidak sembuh walaupun sudah diobati
dengan baik, pada perabaan keras dan mudah berdarah.
41
Bila belum ada ulserasi, bentuknya seperti bunga kol.
Paling sering terjadi pada usia 40-60 tahun.
Tumor menyebar secara limfogen, limfonodi positif pada saat
diagnosis (5% kasus)
Lokasi tersering pada tungkai bawah, bibir, anus, vulva, dan
penis.
D. Morfologi :
Makroskopis :
Sering berupa suatu plak berwarna putih (leukoplakia)
Pada permulaan dapat berupa benjolan, bila lanjut lesi berbentuk
ulkus dengan penampang beberapa milimeter sampai beberapa
sentimeter dengan tepi yang menonjol dan konsistensinya
kenyal-padat.
Permukaan berbenjol-benjol seperti bunga kol.
Pada bagian lain konsistensinya rapuh sehingga mudah berdarah.
42
Mikroskopis :
Epidermis menebal dengan polarisasi jelek didapatkan atipia
pada semua level epidermis.
Epitel tumbuh ke dalam (endofitik), atau keluar (eksofitik).
Terdapat sarang-sarang yang disebut mutiara tanduk (HORN-
PEARL atau CELL NEST atau EPITHELIAL LAYER) yang terdiri
atas :
o Sel-sel basofil di bagian luar, makin ke dalam makin
jernih.
o Di tengah ada substansia merah yang susunannya
konsentris.
Di sekitarnya tampak sel-sel tumor bentuk poligonal
mengelompok dan polimorf, sitoplasma sedikit, inti sel bulat,
oval, besar-besar, kromatin kasar, hiperkromasi, sebagian dengan
anak inti terlihat jelas dan banyak mitosis patologis.
43
Di stroma sekitarnya terdapat sel-sel radang baik leukosit
maupun limfosit.
44
KARSINOMA EPIDERMOID TAK TERDIFERENSIASI
45
46
TUMOR CAMPUR (MIXED TUMOR)
A. Gambaran Umum:
Sinonim : - Pleomorphic adenoma
- Mixedtumor glandula parotis
-Benign mixed tumor
Merupakan tumor paling sering pada kelenjar saliva
Tumor terdiri dari populasi bifasik sel epithelial dan
mesenkhimal.
Tumor ini tidak termasuk dalam golongan teratoma,
karena tumor ini hanya berasal dari satu macam lapisan
germinativum, yaitu berasal dari epitel kelenjar dan
myoepitelial yang keduanya merupakan derivat
EKTODERM.
Disebut mixed tumor karena pleomorphic adenoma
terdiri atas lebih dari satu macam/tipe sel neoplastik dan
berasal dari satu macam lapis benih, yaitu dari derivat
ektoderm.
B. Manifestasi Klinis :
Sering pada wanita pada usia 30 tahun, namun bisa terjadi pada
semua usia.
Tumor ini biasanya terjadi pada kelenjar parotis (90%), 10% di
kelenjar submandibula, jarang terjadi di kelenjar sublingual.
dapat palatum molle dan mukosa rongga mulut.
Biasanya tumbuh lambat, tidak nyeri, terdapat pada orang dewasa
muda atau umur pertengahan.
Tumor ini keras, berbenjol-benjol dan menimbulkan tonjolan di
bawah anak telinga.
Biasanya tidak ganas, tetapi bila pada operasi pengangkatannya
tidak sempurna, dapat residif dan menjadi ganas, yaitu:
Mengadakan destruksi dan invasi pada saraf
47
Tidak berkapsul lagi.
Ada rasa nyeri akibat invasi pada saraf (merupakan gejala
terpenting).
Faktor resiko transformasi maligna: lokasi di submandibula, usia
tua, ukuran besar, didapat hialinisasi yang prominen, peningkatan
jumlah mitosis, paparan radiasi.
C. Morfologi :
Makroskopis :
Berbatas tegas, berkapsul, namun sering tidak terbentuk
sempurna.
Permukaan irisan abu-abu putih dengan daerah-daerah yang
myxoid, lunak, tetapi kadang-kadang keras berwarna biru
transculent yang merupakan chondroid area bercampur dengan
ruang-ruang kistik.
Penjuluran kapsul ke dalam tumor memberi gambaran lobulasi.
48
Mikroskopis :
Sediaan menunjukkan tumor dengan populasi bifasik sel
epithelial dan sel mesenkhimal.
Sel-sel epithelial merupakan epitel kolumner/kuboid membentuk
sarang-sarang solid dan bangunan kelenjar, kadang-kadang
skuamous, sitoplasma cukup, inti bulat, oval, besar dan
hiperkromatis. Didapatkan pula sel myoepitel pada basal layer
kelenjar.
Sel mesenkhimal berupa stroma yang terdiri dari jaringan ikat
fibrosa berasal dari kapsul. Pada tempat-tempat tertentu terjadi
degenerasi hialin, degenerasi myxomatosa, kondroid dan jaringan
lemak serta osifikasi (sangat jarang). Sering didapatkan musin.
Tidak didapat gambaran mitosis dan nekrosis.
49
Mikroskopis :
• Kelompok sel-sel epitel,di antaranya ada tersusun seperti kelenjar dan berisi
sekret eosinofil.( )
• Daerah myxomatous yang mengandung sel-sel bintang/stellate.( )
• Substansia seperti tulang rawan muda.( )
• Stroma terdiri dari jaringan ikat fibrous dan tidak ada tanda-tanda ganas.( )
BAGIAN PATOLOGI ANATOMI FK UNS
50
51
TERATOMA
A. Gambaran Umum
Merupakan 5% dari tumor sel germinal
Tumor terdiri dari sel yang berasal dari 2 atau 3 lapis lapisan
germinal.
Teratoma testis adalah tumor testis yang terdiri atas berbagai
jaringan yang berasal dari lebih satu macam lapis benih,
misalnya dari :
- ENDODERM : sebagai ruang tubulair yang dibatasi
oleh sel-sel kolumner/torak.
- MESODERM : kartilago, tulang, otot polos, otot seran
lintang, lemak dan jaringan limfoid.
- EKTODERM : kulit dan adneksanya, berupa epitel
gepeng berlapis, folikel rambut, rambut, kelenjar sebasea
dan sebum.
Teratoma testis ada yang solid, kistik ataupun solid
dengan degenerasi kistik. Berdasarkan maturitasnya :
* teratoma matur : biasanya tidak ganas
* teratoma imatur : Biasanya berpotensi ganas
Pada anak-anak
Biasanya berusia 3 tahun atau kurang
Tumor testis paling sering kedua setelah tumor yolk sac
Biasanya tipe murni
Tidak berkaitan dengan neoplasma sel germinal
intratubuler
Tidak perlu dilakukan diseksi limfonodi karena hampir
tidak pernah metastasis.
Berkaitan dengan Down syndrome, Klinefelter syndrome,
xeroderma pigmentosa, spina bifida dan hemihypertrophy
52
Pada dewasa
B. Morfologi :
Makroskopis :
Biasanya masih terletak didalam tunika albugenia
Tumor dapat berukuran sangat besar dan menyebuk ke jaringan
sekitarnya
Permukaan irisan biasanya tampak bentukan kistik yang berbeda-
beda ukurannya, kadang-kadang tidak ada.
Berwarna putih keabu-abuan.
Mikroskopis :
Struktur normal testis sudah tidak tampak lagi.
Seluruh jaringan testis terisi oleh jaringan mesenkhimal yang
pada beberapa tempat terlihat adanya :
o struktur tubuler dilapisi epitel torak
o bentukan kista
o jaringan ikat
o kartilago
Tidak didapatkan tanda-tanda ganas.
53
54
Teratoma dapat dibagi menjadi:
1. Mature teratomas:
2. Immature teratomas:
SITOLOGI
12. PAP SMEAR
A. Gambaran Umum
- Seorang wanita berusia 70 tahun atau lebih yang hasil pap smearnya
3 kali atau lebih menunjukkan hasil normal dan tidak ada hasil yang
abnormal pada 10 tahun sebelumnya dapat berhenti melakukan pap
smear.
Sampel pap smear yang optimal harus meliputi sel-sel dari ektoserviks
dan endoserviks.
56
B. Morfologi
Sel-sel normal yang terlihat pada sediaan pap smear antara lain:
57
Struktur ektoserviks:
58
- Sel-sel intermediate dan superfisial merupakan sel dengan
prosentase terbanyak yang ditemukan selama masa reproduksi.
59
Pada praktikum ini hanya akan dibahas pap smear dengan hasil :
Papanicolaou : Kelas I radang ringan non spesifik, Bethesda system :
Negative for Intraepithelial Lession or Malignancy (NILM)
Radang dapat berupa radang non spesifik maupun radang spesifik,
disebut radang spesifik apabila ditemukan organisme yang spesifik
seperti: Trichomonas vaginalis, Mycosis: Candida, Vaginal bacteriosis,
Actinomyces, Herpes dan Parasit
Mikroskopis:
- Sediaan sitologi menunjukkan sel-sel superfisial, intermediate,
parabasal basal, dan endoserviks dalam jumlah cukup.
- Latar belakang: eritosit, lekosit PMN dominan, limfosit
- Tidak didapatkan sel ganas
60
61
REFERENSI
1. Cawson RA, Odell EW, 1995. Colour Guide Oral Pathology. 2nd ed.
London: Churchill Livingstone
3. Kumar V, Abbas AK, Aster JC, 2013. Robbins basic pathology. 9th
ed, Philadelphia: Elsevier Saunders
4. Lakhani SR, Ellis IO, Scnitt SJ, Tan PH, van de Vijver MJ,2012.
WHO Classification of Tumours of the Breast. 4 th ed. Lyon: IARC
5. Rosai J., 2011. Rosai and Ackerman’s Surgical Pathology, 10th ed.
Mosby Elsevier
62
LEMBAR
LAPORAN PRAKTIKUM
BLOK IX NEOPLASMA
NAMA : …………………………………
NIM : …………………………………
KELOMPOK : …………………………………
63
BAGIAN PATOLOGI ANATOMI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
LAPORAN PRAKTIKUM I
Keterangan gambar :
64
PA IX. 2. HIPERPLASIA PROSTAT BENIGNA
dengan Metaplasia skuamosa
Keterangan gambar :
65
PA IX. 3. EPULIS FIBROMATOSA
Keterangan gambar :
66
PA IX. 4. HEMORRHOID
(disertai atrofi valvula venosa dan hipertrofi tunika muskularis)
Keterangan gambar :
67
A. NEOPLASMA EPITELIAL KELENJAR
JINAK : PA IX.5. FIBROADENOMA MAMMAE
Keterangan gambar :
68
GANAS : PA IX.6. ADENOKARSINOMA DUKTUS MAMMAE
NON INVASIF
Keterangan gambar :
69
GANAS : PA IX.7. ADENOKARSINOMA DUKTUS MAMMAE
INVASIF
Keterangan gambar :
70
LAPORAN PRAKTIKUM II
Keterangan gambar :
71
PA IX.9.a. KARSINOMA EPIDERMOID dengan KORNIFIKASI
Keterangan gambar :
72
PA IX.9.b. KARSINOMA EPIDERMOID NONKORNIFIKASI
Keterangan gambar :
73
C. TUMOR CAMPUR :
PA IX.10. PLEOMORFIK ADENOMA PAROTIS
Keterangan gambar :
74
D. TERATOMA
JINAK : PA IX.11. TERATOMA TESTIS
Keterangan gambar :
75
E. SITOLOGI
PA.IX.12. PAP SMEAR
Keterangan gambar
76