OLEH :
Pendamping:
KABUPATEN KARANGANYAR
2020
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN MINI-PROJECT
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas semua
nikmat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan mini
project yang berjudul “Gambaran Pemberian ASI Eksklusif dI Wilayah Kerja
Puskesmas Karangpandan”. Penyusunan laporan mini project ini tidak lepas dari
bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang ikut berperan serta baik secara moral
maupun material.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa
hormat kepada :
1. dr. Wahyu Purwadi Rahmat,M.Kes selaku kepala Puskesmas Karangpandan.
2. dr. Okce Krisnawati dan dr.Vembrianti Prasiwibawani selaku pendamping, yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, saran, dan nasehat dalam
penyusunan laporan mini project ini dan bimbingan selama kegiatan di
puskesmas.
3. Pegawai Puskesmas Karangpandan, ibu kader yang tidak dapat disebutkan satu
persatu yang telah memberikan doa, dukungan, semangat serta bantuan dalam
melaksanakan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa laporan mini project yang telah dibuat masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis berharap agar pada penelitian selanjutnya bisa lebih
baik lagi dengan mempertimbangkan saran yang ada. Penulis berharap agar penelitian
ini bermanfaat baik bagi ilmu pengetahuan dan masyarakat luas.
iii
dr. Hendri SetiawanDAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
KATA PENGANTARii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR TABEL vi
I. PENDAHULUAN1
A. Latar Belakang1
B. Perumusan Masalah3
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian3
1. Tujuan Penelitian3
2. Manfaat Penelitian4
iv
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 17
A. Hasil 17
1. Deskripsi Karakteristik Responden 17
2. Deskripsi Pemberian ASI 18
3. Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan Karakteristik 19
B. Pembahasan 20
V. KESIMPULAN DAN SARAN25
A. Kesimpulan 25
B. Saran 25
VI. DAFTAR PUSTAKA27
VII. LAMPIRAN29
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ringkasan Perbedaan antara ASI, Susu Sapi, Susu Formula .........................8
Tabel 2.2 Kebutuhan Cairan, Kalori dan Protein bayi menurut U/BB ...........................11
Tabel 3.1 Definisi Operasional .......................................................................................16
Tabel 4.1 Distribusi Jumlah Berdasarkan Karakteristik Responden ...............................17
Tabel 4.2 Distribusi Jumlah Pemberian ASI ..................................................................18
Tabel 4.3 Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Berdasarkan
Karakteristik Responden ..................................................................................19
vi
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum dipahami bahwa Air Susu Ibu (ASI) adalah gizi terbaik bagi
bayi. Khusus untuk bayi yang berumur kurang dari enam bulan dianjurkan agar
diberikan ASI eksklusif. Pemberian ASI eksklusif adalah pemberian hanya ASI
saja kepada bayi tanpa diberi makan dan minuman lain sejak lahir sampai enam
bulan kecuali obat dan vitamin. ASI merupakan makanan bayi yang terbaik dan
setiap bayi berhak untuk mendapatkan ASI. Mengingat pentingnya hal tersebut,
tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi di Indonesia.
kecenderungan untuk ibu menyusui bayinya secara eksklusif masih rendah. Riset
WHO pada tahun 2011 di seluruh dunia menyatakan kurang dari 40% bayi yang
berusia kurang dari enam bulan menyusu eksklusif (Matondang et al., 2008).
(SDKI) pada tahun 2012, AKB di Indonesia adalah sebesar 32/1000 kelahiran
hidup. Penyebab kematian tersebut erat hubungannya dengan status nutrisi. Data
bayi yang mendapatkan ASI eksklusif secara Nasional sebesar 15,3 %. Presentase
dikatakan bahwa pemberian ASI eksklusif di Indonesia dapat dikatakan buruk, hal
1
ini terkait dengan target pencapaian nasional pemberian ASI eksklusif sebesar
ibu, pekerjaan, pendidikan, dan tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif.
Ibu yang mempunyai sosial ekonomi rendah mempunyai peluang 4,6 kali untuk
memberikan ASI dibanding ibu dengan sosial ekonomi yang tinggi, selain itu
susu botol yang artinya mengurai kemungkinan untuk menyusui bayi dalam
inisiasi pemberian ASI lambat banyak ditemukan pada ibu yang pengetahuannya
rendah yaitu 35,8%. Tak hanya pengetahuannya saja yang berhubungan dengan
perilaku pemberian ASI eksklusif, namun umur juga berpengaruh seperti yang
dikatakan Pudjiadji (2010) bahwa ibu yang berumur 35 tahun atau lebih tidak
ASI eksklusif yang masih belum memenuhi target. Cakupan ASI eksklusif di
2016 sebesar 61.1%. pada tahun 2015, tercatat sebanyak 58.1%. Kemudian 50.1%
untuk tahun 2014 dan 46.9% untuk tahun 2013 (Dinkes Karanganyar, 2017).
2
Meskipun angka tersebut terus mengalami kenaikan setiap tahunnya, namun
bayi serta masih rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif yang masih belum
Karangpandan.
B. Perumusan Masalah
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Puskesmas Karangpandan.
b. Tujuan Khusus
3
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
1) Bagi Masyarakat
cakupan program.
3) Bagi Peneliti
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian ASI
Air Susu Ibu adalah suatu emulsi dalam larutan protein, laktosa dan garam-
garam anorganik yang disekresi oleh kalenjar mammae ibu, yang berguna
sebagai makanan bagi bayi yang mengandung nutrisi-nutrisi dasar dan elemen
dengan jumlah yang sesuai, untuk pertumbuhan bayi yang sehat. ASI tidak
memberatkan fungsi pencernaan dan ginjal yang belum berfungsi baik pada bayi
yang baru lahir. Karena ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi
yang masih rentan, bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI,
2. Komposisi ASI
a. Stadium Kolostrum
5
ASI matur dimana protein yang utama adalah casein, pada kolostrum
masih rentan dan mencegah kuman memasuki bayi. IgA ini juga
mukosa usus bayi yang baru lahir segera bersih dan siap menerima
kalori/100 ml.
semakin rendah, sedangkan lemak dan hidrat arang semakin tinggi, hal
ini untuk memenuhi kebutuhan bayi karena aktivitas bayi yang mulai
aktif dan bayi sudah mulai beradaptasi dengan lingkungan. Pada masa
stimulasi saat laktasi. ASI matur merupakan nutrisi bayi yang terus
6
Setelah 6 bulan bayi mulai dikenalkan dengan makanan pendamping
selain ASI.
yang diproduksi oleh ibu yang melahirkan bayi kurang bulan (ASI
melahirkan bayi cukup bulan (ASI matur). Pada bayi yang lahir
ASI dari ibu yang melahirkan tepat waktu karena kondisi bayi masih
menyusu dan akhir fase menyusu. Pada awal fase menyusu ASI (5
menit pertama) yang dikeluarkan disebut foremilk, air susu encer dan
berasal dari payudara yang berisi, air susu yang encer ini akan
pada saat akhir menyusui (setelah 15-20 menit), air susu yang kental
7
oleh bayi, sehingga penting diperhatikan agar bayi, banyak
Tabel 2.1 Ringkasan perbedaan antara ASI, Susu Sapi, Susu Formula
8
a. Bagi Bayi
1) ASI sebagai makanan alamiah yang baik untuk bayi, mudah
dicerna dan memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
2) ASI mengandung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan
susu buatan. Didalam usus laktosa akan di fermentasi menjadi
asam laktat yang bermanfaat untuk :
Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
Merangsang pertumbuhan organisme mikroorganisme yang
dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa
jenis vitamin.
Memudahkan penyerapan berbagai jenis mineral seperti
kalsium, magnesium.
3) ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi
bayi selama 0-6 bulan pertama
ASI tidak mengandung beta–lactoglobulin yang dapat
menyebabkan alergi pada bayi.
ASI eksklusif sampai enam bulan menurunkan resiko sakit
jantung anak pada masa dewasa.
b. Bagi Ibu
1) Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat
kembalinya rahim ke bentuk semula.
2) Mempercepat ibu kembali ke berat badan sebelum hamil.
3) Menunda kesuburan. Pemberian ASI dapat digunakan sebagai cara
mencegah kehamilan. Namun, ada tiga syarat yang harus dipenuhi,
yaitu: bayi belum diberi makanan lain; bayi belum berusia enam
bulan; dan ibu belum haid.
9
4) Menimbulkan perasaan dibutuhkan dan memperkuat hubungan
batin antara ibu dan bayi.
5) Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan
datang.
Manfaat lain dari pemberian ASI pada bayi untuk keluarga, antara
lain adalah sebagai berikut:
1) Aspek ekonomi, ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang
seharusnya digunakan untuk membeli susu formula dapat
digunakan untuk keperluan lain.
2) ASI sangat praktis karena dapat diberikan dimana saja dan kapan
saja.
3) Mengurangi biaya pengobatan. Bayi yang mendapat ASI jarang
sakit, sehingga dapat menghemat biaya untuk berobat.
B. ASI Eksklusif
ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi
hanya diberikan air susu ibu tanpa makanan tambahan lain dianjurkan sampai
ASI eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja tanpa tambahan cairan
lain, dan tanpa tambahan makanan lain yang diberikan pada bayi berumur 0 -
Dari segi kebutuhan cairan dan energi, bayi usia 6 bulan dengan berat badan
ideal 7,5 kg membutuhkan intake cairan sebesar 750 ml/hari, dengan kebutuhan
kalori 750kkal/hari, serta protein 18,75 gr/hari. Ibu dengan bayi usia 6 bulan ASI
yang diproduksi 300-850 ml/hari dengan kandungan kalori sebesar 70kkal dan
protein sebesar 1,3gram tiap 100ml ASI. Karena itu selama kurun waktu 6 bulan ASI
10
mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi. Setelah 6 bulan volume pengeluaran ASI
menjadi menurun dan sejak saat itu kebutuhan gizi tidak lagi dapat dipenuhi
Pada saat bayi berumur enam bulan sistem pencernaannya mulai matur. Setelah
berumur enam bulan usus bayi mampu menolak faktor alergi ataupun kuman yang
masuk. Hal ini dikarenakan pori-pori jaringan usus bayi yang pada awalnya
berongga seperti saringan pasir yang memungkinkan bentuk protein ataupun kuman
akan langsung masuk dalam sistem peredaran darah dan dapat menimbulkan alergi,
akan tertutup rapat setelah bayi berumur enam bulan (Pudjiaji, 2010).
Tabel 2.2 Kebutuhan cairan, kalori dan protein bayi menurut U/BB
11
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian ASI Eksklusif
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif terdiri dari
faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi pemberian
ASI eksklusif terdiri dari umur ibu, pekerjaan, pendidikan dan pengetahuan.
1. Umur
Ibu yang umurnya lebih muda lebih banyak memproduksi ASI
dibandingkan dengan ibu-ibu yang sudah tua. Hal ini terjadi karena
adanya pembesaran payudara pada setiap siklus ovulasi mulai dari
permulaan tahun menstruasi sampai umur 30 tahun.
Diatas umur 30 tahun terjadi degenerasi payudara dan kelenjar alveoli
secara keseluruhan, sehingga ASI yang diproduksi berkurang karena
alveoli merupakan kelenjar penghasil ASI (Pudjiadji, 2010).
Volume ASI yang dihasilkan ditentukan oleh umur ibu pada saat
hamil, ibu yang berumur 19-23 tahun pada umumnya dapat menghasilkan
cukup ASI dibandingkan dengan yang berumur 30 tahunan. Primipara
yang berumur 35 tahun atau lebih biasanya tidak akan dapat menyusui
bayinya dengan jumlah ASI yang cukup Hasil penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian Matondang (2008) yang menyatakan bahwa responden
berumur 20-35 tahun lebih baik pola menyusui bayinya dibanding dengan
responden yang berumur lebih dari 35 tahun.
2. Pekerjaan
Bekerja di luar rumah membuat ibu tidak berhubungan penuh dengan
anaknya, akibatnya ibu cenderung memberikan susu formula daripada
menyusui anaknya (Roesli, 2005). Pada ibu-ibu yang bekerja di luar
rumah tidak ada waktu untuk menyusui bayinya selama masa jam kerja.
Oleh karena itu, banyak yang menhentikan pemberian ASI kepada
bayinya. Proporsi ibu yang tidak patuh memberikan ASI eksklusif pada
ibu yang tidak bekerja adalah 60%, dengan risiko 1,5 kali dibandingkan
yang tidak bekerja (Maryuani, 2010)
12
3. Pendidikan
Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada
kemampuan berfikir, dengan kata lain seseorang yang berpendidikan lebih
tinggi akan dapat mengambil keputusan yang lebih rasional, umumnya
terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru dibandingkan dengan
individu yang berpendidikan lebih rendah (Depkes RI, 2008). Pendidikan
juga dapat mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia dalam
memberikan inisiasi dini serta memberikan ASI secara eksklusif kepada
bayinya (Santoso, 2005).
4. Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior). Pengalaman
penelitian menyatakan ternyata perilaku yang didasari pengetahuan lebih
baik daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan (Notoatmojo,
2008).
Pengetahuan tentang ASI mempunyai peranan dalam perilaku
pemberian ASI secara eksklusif. Rendahnya praktek pemberian ASI
eksklusif di Indonesia disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentang
ASI (Widoyono, 2008). Dengan adanya pengetahuan mengenai ASI
eksklusif, ibu mempunyai sikap positif dalam memberikan ASI secara
eksklusif pada bayinya.
13
C. KERANGKA KONSEP
surat keputusan Menteri Kesehatan No.450/MENKES/ SK/IV/2004 tentang pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksk
ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan dimana bayi hanya mendapatkan ASI saja tanpa makanan dan minuman lai
15
III. METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
C. DESAIN PENELITIAN
dengan pendekatan studi potong lintang (cross sectional) yaitu suatu subjek
penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan sekaligus pada
D. SAMPEL PENELITIAN
Sampel pada penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita usia 6 bulan – 5
Data yang diperoleh pada penelitian ini merupakan data primer yang meliputi
kepada responden.
16
F. INSTRUMEN PENELITIAN
G. DEFINISI OPERASIONAL
17
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
responden tersebut.
pengetahuan.
diperoleh gambaran umur yaitu, 42 orang (75%) berumur muda dan 13 orang
18
(25%) berumur tua. Dari hasil analisis data tersebut didapatkan sebagian besar
orang (33.8%).
Eksklusif 47 85,4%
yaitu, 8 orang (14,5%) responden memberikan ASI secara tidak eksklusif dan
19
tersebut didapatkan bahwa sebagian besar responden memberikan ASI secara
eksklusif.
Pemberian ASI
Dari hasil penelitian pada Tabel 4.3 gambaran pemberian ASI eksklusif
eksklusif paling banyak pada ibu berumur muda yaitu 41 orang (97.6%), lebih
20
besar dari proporsi pemberian ASI eksklusif pada ibu berumur tua yaitu 6
orang (46.2%).
pada ibu yang bekerja yaitu 17 orang (89.47%), lebih besar dari pada ibu yang
B. PEMBAHASAN
sampling, didapatkan 55 ibu yang memiliki balita usia 6 bulan – 5 tahun. Dari
55 ibu tersebut didominasi oleh ibu usia muda (75%) dan ibu dengan
pendidikan tinggi (51.7%). Selain itu, jumlah ibu yang tidak bekerja juga
lebih banyak dibanding ibu yang bekerja, yaitu 64.2% ibu tidak bekerja.
21
Sedangkan untuk tingkat pengetahuan ibu mengenai ASI eksklusif didapatkan
hasil bahwa 62.5% ibu memiiki pengetahuan yang tinggi. Data tersebut
wawancara.
Secara umum, dari penelitan ini didapatkan hasil bahwa proporsi ibu
yang memberikan ASI eksklusif lebih besar dibandingkan ibu yang tidak
memberikan ASI eksklusif dan 8 orang (14.6%) untuk ibu yang tidak
memberikan ASI Eksklusif. Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa cakupan
yaitu: usia ibu, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu. Sedangkan untuk tingkat
signifikan.
pemberian ASI eksklusif. Cakupan pemberian ASI eksklusif pada ibu usia
muda (97.6%) lebih tinggi dibandingkan dengan ibu usia tua (46.2%). Hal
tersebut kemungkinan karena ibu usia tua mengalami kendala seperti produksi
ASI yang tidak lancar. Sehingga produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan
sebagai tambahan.
22
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa pendidikan ibu
sebaliknya, yaitu 89.47% dari ibu yang bekerja tetap memberikan ASI
singkat selama masa pandemi. Sedangkan untuk ibu yang tidak bekerja,
dibagi menjadi dua golongan, yaitu tingkat pengetahuan rendah dan tinggi.
eksklusif dan 85% ibu dengan pendidikan rendah memberikan ASI eksklusif
untuk bayinya. Hasil ini menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara
tingkat pengetahuan ibu dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. Ibu dengan
Secara garis besar, alasan ibu tidak memberikan ASI eksklusif dalam
penelitian ini antara lain karena pemberian makanan pendamping ASI yang
terlalu dini, memberikan susu formula dan madu karena dengan alasan air
23
susunya belum keluar dan dikhawatirkan kondisi bayi menjadi tidak sehat
karena kekurangan cairan, dan karena anjuran dari keluarga untuk segera
Hasil pada penelitian ini berbeda dengan hasil laporan SDKI 2002-2003
yaitu bayi yang mendapat ASI eksklusif selama 6 bulan masih rendah. Dari
perbedaan keadaan di tengah pandemi ini dimana banyak ibu yang jam
eksklusif.
mengikuti perintah tanpa mengetahui definisi ASI eksklusif, manfaat bagi ibu
dan bayi, dan jangka waktu pemberiannya. Meskipun dari hasil penelitian ini
24
ringkat pengetahuan rendah tidak berpengaruh signifikan pada perilaku
ASI eksklusif lebih masif lagi sehingga tingkat pengetahuan ibu mengenai
dan informasi dari media massa. Dengan adanya pengetahuan tersebut akan
perubahan sikap ini akan bersifat jangka panjang karena didasari oleh
kesadaran mereka sendiri, bukan karena paksaan. Konsep teori ini sejalan
25
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
B. SARAN
memberi ASI yang baik dan benar kepada ibu yang memiliki bayi
media.
26
waktu dan tempat khusus untuk memerah ASI saat bekerja,
cara:
pelaporan.
27
DAFTAR PUSTAKA
KEMENKES RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Pusat data dan informasi kementrian
kesehatan: Jakarta
Maryunani, A. 2010. Ilmu Kesehatan Anak Dalam Kebidanan. Trans Info Media:
Jakarta
Matondang, C.S., Munatsir Z., Sumadiono. 2008. Aspek Imunologi Air Susu Ibu.
Dalam: Akib A.A.P., Munasir Z., Kurniati N (eds). Buku Ajar Alergi-
Imunologi Anak, Edisi II. Badan Penerbit IDAI: Jakarta
Nelvi. 2009. Faktor-Faktor Berhubungan dengan Inisiasi Pemberian ASI. FKM UI:
Depok.
Nuryanto. 2012. Hubungan status gizi terhadap terjadinya penyakit Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita. Jurnal Pembangunan Manusia. Vol.
6, no. 2, pp. 1-12
28
Pudjiadji, Solihin. 2010. Ilmu Gizi Klinik pada Anak Edisi keempat. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta
Roesli, U. 2005. Mengenal ASI Eksklusif Edisi III. Trubus Agriwidya: Jakarta
Santosa, A. 2005. Seni Menyusui Bayi: Bagaimanakah teknik menyusui paling baik
bagi bayi, Progre: Jakarta
WHO. 2012. World Health Statistics 2012. World Health Organization: France
29
Yuliandarin. 2009. Faktor-faktor yang memengaruhi ASI eksklusif. Eirlangga:
JakartaLAMPIRAN
KUESIONER
Identitas Anak
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Identitas Responden
Nama Ibu :
Umur :
Alamat :
Pendidikan :
ASI Eksklusif : Ya / Tidak
PENGETAHUAN
1. Apakah Ibu tahu apa yang dimaksud dengan ASI eksklusif ?
a. Ya
b. Tidak
2. Bila jawaban ya, apa pengertian ASI eksklusif menurut ibu ?
a. Makanan alamiah bagi bayi sampai usia 2 tahun
b. Pemberian ASI ditambah susu formula sampai usia 6 bulan
c. Pemberian ASI saja tanpa tambahan cairan lain atau makanan padat
sampai usia 6 bulan
d. Pemberian ASI ditambah susu formula dan makanan padat sampai usia
2 tahun
3. Menurut ibu kapan kah seorang bayi harus segera diberikan ASI pertamanya?
a. Segera setelah bayi lahir atau maksimal 1 jam setelah lahir
b. Menunggu ibu untuk benar-benar siap memberikan ASI
c. Setelah bayi diberikan susu formula untuk latihan menghisap, barulah
diberikan ASI pertama
d. Menunggu bayi menangis terus karena kelaparan
1
4. Menurut ibu, apakah pemberian ASI penting bagi bayi ?
a. Ya
b. Tidak
5. Bila jawaban ya, manfaat apa saja yang didapat dari pemberian ASI ?
a. Memberi nutrisi
b. Untuk pertumbuhan dan perkembangan anak
c. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
d. Semua jawaban benar
6. Menurut ibu apa saja kandungan yang terdapat dalam ASI ?
a. Kolostrum
b. Antibodi
c. Protein susu, taurin, karbohidrat ,lemak
d. Semua benar
7. Menurut ibu apa keunggulan bayi yang diberikan ASI ekslusif
dibandingkan dengan bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif?
a. ASI eksklusif bikin anak cerdas dan mandiri
b. ASI eksklusif menekan angka kematian bayi dan angka kesakitan bayi
c. A dan B benar
d. Semua salah
8. Apakah memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan memberikan manfaat
bagi ibu ?
a. Ya
b. Tidak
9. Bila jawaban ya, manfaat apa yang didapatkan oleh ibu ?
a. Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan
b. Menunda kehamilan berikutnya
c. Lebih cepat langsing
d. Semua jawaban benar
10. Menurut ibu setelah bayi diberikan ASI eksklusif, sampai usia berapa bayi
dilanjutkan diberikan ASI ?
a. ASI dihentikan setelah pemberian ASI eksklusif
b. 8 bulan
2
c. 1 tahun
d. 2 tahun
LAMPIRAN
FOTO KEGIATAN