Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI DASAR
“PENGGUNAAN MIKROSKOP SERTA PENGAMATAN
BENTUK DAN STRUKTUR SEL”

Oleh
Nama : Nyuciati Rizky
NIM : 160210102052
Program Studi : Pendidikan Fisika
Kelompok :4

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
I. JUDUL
PENGGUNAAN MIKROSKOP SERTA PENGAMATAN BENTUK DAN
STRUKTUR SEL
II. TUJUAN
2.1 Memperkenalkan komponen-komponen mikroskop dan cara penggunaanya.
2.2 Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati dibawah
mikroskop.
2.3 Mengamati bentuk dan struktur sel hewan dan sel tumbuhan.
III. DASAR TEORI

Mikroskop merupakan alat yang sering digunakan untuk melihat benda kecil
yang tidak dapat dilihat jelas oleh mata secara langsung (Bawono et al., 2014 :
139).Kata Mikroskop berasal dari bahasa latin, yaitu “mikro” yang berarti kecil
dan kata “scopein” yang berarti melihat. Benda kecil dilihat dengan cara
memperbesar ukuran bayangan benda tersebut hinga berkalikali lipat. Ilmu yang
mempelajari objek-objek berukuran sangat kecil dengan menggunakan mikroskop
disebut Mikroskopi (Sutrisno, 2016 : 92). Ada 2 prinsip dasar yang berbeda
untuk mikroskop, yang pertama mikroskop optik dan yang kedua mikroskop
elektron. Mikroskop optik lebih sering digunakan dan sudah dimiliki oleh
sebagian dari sekolah menengah. Dari mikroskop optik ini perlu dibedakan
antara mikroskop biologi dan stereo. Mikroskop biologi digunakan untuk
pengamatan benda-benda tipis dan transparan. Jika yang diamati tebal misalnya
jaringan, harus dibuat sayatan yang tipis. Benda yang diamati biasanya
diletakan diatas kaca objek, dalam medium air, dan ditutup dengan kaca
penutup yang tipis. Dapat juga diamati preparat awetan dalam medium balsam
kanada. Penyinaran diberikan dari bawah oleh sinar alam atau lampu.

Perbesaran yang sering terdapat pada mikroskop Biologi adalah sebagai


berikut :
a. Objektif 4x, okuler 10x, perbesaran total 40x
b. Objektif 10x, okuler 10x, perbesaran total 100x
c. Objektif 40x, okuler 10x, perbesaran total 400x
Objektif yang paling kuat untuk mikroskop optik adalah 100x, yang disebut
objektif minyak imersi, karena penggunaannya harus dengan minyak imersi
(Widjoyo et al., 1999 : 5). Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan
benda-benda yang tidak terlalu halus, dapat tebal maupun tipis, transparan atau
tidak. Mikroskop stereo memiliki sifat sebagai berikut :
a. Mempunyai 2 objektif dan 2 okuler, agar didapatkan bayangan 3
dimensi dari pengamatan 2 mata.
b. Perbesaran tidak terlalu kuat tetapi lebih diutamakan adalah medan
pandang yang luas dan jarak kerja yang panjang.
c. Benda yang diamati dapat kering atau dalam medium air, dapat
tebal maupun tipis. Pada mikroskop stereo yang dipesan khusus,
penyinaran dapat diatur dari atas maupun dari bawah.
d. Mikroskop stereo yang sering dipakai mempunyai perbesaran
objektif x atau 2x, okuler 10x atau 15x, perbesaran total sampai 30x
(Widjoyo et al., 1999 : 9).
Mikroskop elektron (electron microscope,EM) memfokuskan seberkas
elektron melalui spesimen atau pada permukaannya. Resolusi berbanding
terbalik dengan panjang gelombang radiasi yang digunakan mikroskop untuk
mencitrakan, dan bekas elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih
pendek daripada cahaya tampak. Mikroskop elektron modern secara teoretis
dapat mencapai resolusi sekitar 0,002 nm, walaupun untuk kegunaan praktis
biasanya mikroskop semacam itu tidak dapat meresolusi struktur biologis yang
lebih kecil daripada 2 nm. Tetap saja, resolusi ini merupakan peningkatan
seratus kali lipat dari mikroskop cahaya. Istilah ultrastruktur sel mengacu pada
anatomi selular yang terungkap melalui mikroskop elektron. Mikroskop
elektron payar (scanning electron microscope,SEM) khususnya berguna untuk
penilitian terperinci mengenai permukaan spesimen. SEM memiliki medan
kedalaman yang besar, menghasilkan citra yang tampak berdimensi tiga.
Mikroskop elektron transmisi (transmisstion electron microscope,TEM)
digunakan untuk mempelajari ultrastruktur internal sel (Sariyatmo, 1999 : 105).
Sel adalah bagian struktural dan fungsional dari setiap organisme. Beberapa
organisme, misalnya bakteri, merupakan uniseluler, yaitu terdiri hanya satu sel
saja. Beragam organisme lainnya, seperti manusia, adalah multiseluler
(manusia diperkirakan memiliki 100.000 miliar sel dalam tubuhnya). Setiap sel
menyimpan seperangkat instruksinya sendiri untuk melakukan aktivitas-
aktivitas tersebut. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki sel, antara lain :
1. Metabolisme, termasuk mengambil bahan baku, memproduksi molekul-
molekul berenergi dan melepaskan hasil produksinya.
2. Pembuatan protein-protein, mesin bagi sel-sel tersebut, misalnya enzim.
3. Memberikan respon terhadap rangsangan eksternal dan internal seperi
perubahan temperatur, pH atau kandungan nutrisi (Waluyo, 2010 : 2-3).
Unit dasar bagi struktur dan fungsi setiap organisme adalah salah satu dari
dua tipe sel-prokariot atau eukariot. Hanya organisme dari domain bacteria dan
archaea yang terdiri dari sel-sel prokariot. Protista, fungsi, hewan, dan
tumbuhan terdiri atas sel-sel eukariot. Perbedaan utama antara sel prokariot dan
sel eukariot adalah lokasi DNA-nya, seperti yang tercermin dalam nama kedua
sel ini. Dalam sel eukariot (eukaryotic cell), sebagian besar DNA berada dalam
organel yang disebut nukles, yang dibatasi oleh membran ganda. Dala sel
prokariot (prokariyotic cell, dari kata yunani pro, senelum, dan karyon), DNA
terkonsentrasi di wilayah yang tidak diselubung oleh membran, disebut
nukeloid (Campbell dan Jane, 2010 : 106-107).
Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan
hewan. Sel hewan berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan, karena sel
hewan tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas dan sel hewan memiliki vakuola
yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki dinding sel yang keras,
sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia adalah salah satu jenis sel hewan. Sel
hewan tersusun dari Mitokondria, Ribosom, Retikulum Endoplasma, Badan Golgi,
Sentriol, Lisosom, Sentrosom, Nukleus (inti sel), Membran sel (membran plasma),
Sitoplasma, dan Vakuola (Huda dan Dimas, 2015 : C-262). Sel tumbuhan, bagian
terluar sel tumbuhan adalah dinding sel. Dinding sel berfungsi sebagai
pelindung dan penunjang. Sel tumbuhan memiliki vakuola yang lebih besar
(dibanding sel hewan). Vakuola sel tumbuhan bersifat menetap. Selain itu sel
tumbuhan memiliki organel yang tidak terdapat di dalam sel hewan, fungi,
maupun prokariotika seperti bakteri dan gangga hijau-biru, yaitu plastida.
Secara anatomis sel dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
1. Selaput plasma (Membran plasma atau plasmalemma)
2. Sitoplasma dan organel sel
3. Inti sel (nukleus).
Membran sel merupakan lapisan yang melindungi sel dan sitoplasma.
Membran sel membungkus organel-organel dalam sel. Membran sel juga
merupakan alat transportasi bagi sel yaitu tempat masuk dan keluarnya zat-zat
yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan oleh sel. Dinding sel adalah struktur di
luar membran plasma yang membatasi ruang bagi sel untuk membesar. Dinding
sel menyebabkan sel tidak dapat bergerak dan berkembang bebas, layaknya sel
hewan. Namun demikian hal ini berakibat positif karena dinding sel dapat
memberikan dukungan, perlindungan dan penyaring (filter) bagi struktur dan
fungsi sel sendiri. Sitoplasma merupakan cairan sel yang dibungkus oleh
membran plasma. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi
sebagai pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel.
Sitoplasma berada dalam sistem koloid kompleks, sebagian besar adalah air
yang di dalamnya terlarut molekul-molekul kecil maupun besar
(makromolekul), ion-ion, dan bahan hidup atau organel-organel. Organel-
organel yang terdapat dalam sitoplasma, antara lain:
1. Retikulum endoplasma, merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem
membran. Fungsi retikulum endoplasma :
a. Menjadikan tempat penyimpanan calcium, bila sel berkontraksi maka
kalsium akan dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol.
b. Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan
ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel lewat RE.
c. Mensentesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati (RE kasar dan
RE halus).
d. Menetralkan racun (detksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-
sel hati.
e. Trasnportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel
yang lain (RE kasar dan RE halus).
2. Ribosom merupakan salah satu organel tidak bermembran yang
ditemukan pada semua sel, baik sel prokariotik maupun eukariotik.
3. Badan golgi (disebut juga aparatus golgi, kompleks golgi atau diktiosom)
adalah organel yang dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel.
4. Mitokondria atau kondriosom adalah organel tempat berlangsungnya
fungsi respirasi sel makhluk hidup.
5. Lisosom adalah struktur-struktur kecil, berbentuk agak bulat dan
bermembran. Lisosom hanya ditemukan pada sel hewan saja. Fungsi
utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi. Endositosis
ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui
mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke
vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Autofagi
proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel
sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Fagositosis merupakan
proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti
bakteri dan virus ke dalam sel.
6. Sentrosol merupakan wilayah yang terdiri dari dua sentriol (sepasang
sentriol) yang terjadi ketika pembelahan sel, dimana nantinya setiap
sentriol ini akan bergerak ke bagian kutub-kutub sel yang sedang
membelah.
7. Vakuola dan vesikula merupakan kantung terikat membran di dalam sel,
tetapi vakuola lebih besar daripada vesikula.
8. Plastida adalah organel sel yang menghasilkan warna pada sel tumbuhan.
Fungsinya adalah sebagai tempat fotosintesis, sintesis asam-asam lemak,
serta beberapa fungsi sehari-hari sel.
9. Kloroplas atau chloroplast adalah plastid yang mengandung klorofil.
10. Badan mikro : perioksisom, glioksisom, sitoskeleton, mikrotubulus,
mikrofilamen, filamen intermediet, silia dan flagela.
Inti sel atau nukleus sel adalah organel yang ditemukan pada sel eukariotik.
Fungsi utama nukleus adalah untuk menjaga integritas gen-gen tersebut dan
mengontrol aktivitas sel dengan mengelola ekspresi gen. Selain itu , nukleus
juga berfungsi untuk mengorganisasikan gen saat terjadi pembelahan sel,
memproduksi mRNA untuk mengkodekan protein, sebagai tempat sintesis
ribosom, tempat terjadinya replikasi dan transkripsi dari DNA, serta mengatur
kapan dan di mana ekspresi gen harus dimulai, dijalankan, dan diakhiri
(Waluyo, 2010 : 8-27).
VI.METODE PRAKTIKUM
4.1 Alat dan Bahan
1. Mikroskop
2. Gelas obyek dan gelas penutup
3. Pipet tetes
4. Tusuk gigi
5. Silet tajam
6. Potongan kertas yang bertuliskan huruf “d” atau “b”
7. Air
8. Epitel rongga mulutMethilen blue
4.2 Skema Kerja
4.2.1 Mengamati potongan huruf “d” atau “b”
Meletakkan potongan huruf “d” atau “b” pada gelas obyek

Menutup perlahan-lahan dengan gelas penutup

Mengamati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa


obyektif lemah

Membandingkan letak bayangan dengan obyek yang diamati

Menggeser preparat dari kiri ke kanan sambil memandang ke


dalam okuler

4.2.2 Mengamati bentuk dan struktur sel


4.2.2.1 Mengamati epitel rongga mulut (sel hewan)

Membersihkan tusuk gigi

Mengorek bagian rongga mulut dengan tusuk gigi

Meletakan hasil korekan pada kaca benda

Menetesi dengan methilen blue sedikit

Menutup dengan kaca penutup

Mengamati dari perbesaran lemah ke kuat di bawah


mikroskop

Menggambar dan memberi keterangan bagian yang diamati


4.2.2.2 Mengamati sel bawang merah (sel tumbuhan)

Mengambil selaput bagian dalam umbi lapis bawang merah


dengan silet tajam

Meletakkan hasil irisan pada kaca benda

Menentesi dengan sedikit air

Menutup dengan kaca penutup

Mengamati di bawah mikroskop

Menggambar dan memberi keterangan bagian yang teramati

V. HASIL PRAKTIKUM
5.1 Hasil pengamatan potongan huruf “d” atau “b” dengan perbesaran ???
5.1.1 Hasil pengamatan potongan huruf “b” atau “d” dengan
perbesaran 4 x 10
5.2 Hasil pengamatan bentuk dan struktur sel
5.2.1 Pengamatan epitel rongga mulut dengan perbesaran 40 x 10
Keterangan :
1. Sitoplasma
2. Inti sel

5.2.2 Pengamatan bawang merah dengan perbesaran 40 x 10


Keterangan :
1. Dinding sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel

VI. PEMBAHASAN
Mikroskop adalah alat optik yang membantu kita dalam melihat atau
mengamati obyek kecil, yang mana obyek kecil tersebut tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Dalam mikroskop terdapat beberapa komponen-
komponen yang saling berkaitan, dengan fungsinya masing-masing yaitu:
Keterangan :

1. Lensa okuler lensa yang dekat dengan mata pengamat, yang memiliki
perbesaran 10x. Lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan
maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif.
2. Revolver untuk memutar lensa objektif sehingga mengubah
perbesaran.
3. Tabung mikroskop atau tubus, memiliki dua lensa yang terletak
dikedua ujungnya, yaitu lensa okuler dan lensa obyektif keduanya
merupakan lensa cembung. Tabung ini berfungsi untuk mengatur
fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
4. Meja preparat berfungsi untuk meletakkan preparat yang akan
diamati.
5. Kondensor berfungsi untuk memfokuskan atau
mengumpulkancahaya ke benda yang sedang diamati.
6. Lensa obyektif lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa
ini membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa
ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa
objektif.Terdapat beberapa perbesaran pada lensa obyektif yaitu
warna merah (4x), kuning (10x), biru (40x), dan putih (100x).
7. Pengatur intensitas cahaya befungsi mengatur cahaya redup atau nyala
terang.
8. Tombol on atau off untuk menghidupkan dan mematikan lampu.
9. Cincin pengatur diopter untuk menyamakan fokus antara mata kanan
dan kiri.
10. Pengatur jarak interpupillar.
11. Penjepit spesimen berfungsi untuk menjepit preparat yang akan
diamati agar tidak bergeser.
12. Sumber cahaya.
13. Sekrup pengatur vertikal untuk menaikkan atau menurunkan gelas
obyek.
14. Sekrup pengatur horizontal untuk menggeser ke kanan atau kiri gelas
obyek.
15. Pemutar kasar untuk menaik turunkan meja preparat secara kasar dan
cepat.
16. Pemutar halus untuk menaik turunkan meja benda secara halus dan
lambat.
17. Sekrup pengencang tabung okuler.
18. Sekrup pengatur kondenser untuk menaik-turunkan kondensor.
Terdapat beberapa cara tertentu dalam menggunakan mikroskop, hal ini
dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal dan menjaga mikroskop
tetap dalam kondisi baik. Berikut beberapa cara penggunaan mikroskop yang
benar :
1. Membuka pembungkus mikroskop.
2. Menghubungkan kabel listrik pada mikroskop dengan sumber arus
listrik.
3. Menyalakan mikroskop dengan menekan tombol “ON” pada bagian
kaki mikroskop.
4. Mengatur intensitas cahaya.
5. Meletakkan glass obyek (yang sudah berisi spesimen) di atas meja
obyek dan menutup gelas obyek dengan gelas penutup
6. Menjepit gelas obyek agar tidak bergerak.
7. Putar revolver dengan lensa obyektif perbesaran lemah tepat di atas
obyek dengan jarak 2-5 mm (atau jarak aman untuk tidak membentur
meja obyek). Dalam perbesaran diutamakan dari perbesaran yang
lemah terlebih dahulu.
8. Mengamati obyek melalui lensa okuler, jika kurang jelas atur meja
obyek dengan pengatur kasar hingga tampak. Pilih obyek yang paling
bagus dengan menggeser gelas obyek menggunakan pengatur
mekanik meja.
9. Jika menginginkan perbesaran yang lebih tinggi seperti 40x, putar
revolver hingga posisi lensa obyektif 40x tepat di atas objek. Untuk
memperjelas target pengamatan gunakan pengatur halus. Kalau target
masih belum fokus, atur kondensor dan iris diafragma, lalu lanjutkan
dengan pengatur halus.
10. Setelah mengamati turunkan meja mikroskop dengan maksimal.
11. Membuka penjepit gelas obyek dan mengambil gelas obyek beserta
gelas penutup.
12. Membersihkan meja mikroskop ataupun gelas obyek dan gelas
penutup dengan menggunakan tisu.
13. Memutar revolver ke perbesaran lemah jika perbesaran yang
digunakan sebelumnya merupakan perbesaran kuat.
14. Mengatur cahaya sehingga cahaya menjadi redup
15. Menekan tombol “OFF” pada bagian kaki mikroskop.
16. Mencabut kabel listrik pada mikroskop dengan sumber arus listrik.
17. Menutup mikroskop, agar tidak kotor dan tetap berkualitas baik.
Selain itu dalam penggunaan mikroskop terdapat hal-halpenting yang
perlu diperhatikan, agar mikroskop tetap dalam keadaan aman walaupun
selalu digunakan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan
mikroskop :
1. Pegang erat-erat mikroskop dengan satu tangan, sedangkan tangan
yang lain dipakai untuk menyangga kaki mikroskop.
2. Meja preparat harus tetap horisontal untuk menjaga agar preparat
tidak jatuh.
3. Bersihkan lensa hanya dengan kertas atau kain khusus untuk lensa
(soft tissue).
4. Biasakan kedua mata tetap terbuka ketika mengamati preparat.
5. Setelah menggunakan mikroskop, putar pengatur kasar agar terdapat
jarak antara lensa obyektif dengan meja mikroskop, aturlah posisi
cermin dalam posisi tegak atau mengatur intensitas cahaya pada
mikroskop modern. Bersihkan lensa obyektif bila terkena minyak
emersi dan bersihkan pula meja mikroskop dari kotoran atau
tumpahan medium dengan menggunakan tissue.
6. Simpan mikroskop dalam lemari yang diberi pengatur suhu.
Daripengamatan yang telah dilakukan, potongan kertas huruf “b” atau “d”
dapat kita ketahui bahwa bayanganpada huruf “b” berubah menjadi huruf “q”
dan bayangan huruf “d” berubah menjadi huruf “p”. Jadi dapat diperoleh
bayangannya bersifat maya, terbalik, dan diperbesar. Bayangan ini bukan hasil
bayangan cermin melainkan perubahan huruf yang diamati, dimana huruf “b”
menjadi huruf “q”, dan huruf “d” menjadi huruf “p”.Pada pergeseran preparat,
apabila potongan kertas digeser dari kiri ke kanan maka akan terbentuk
bayangan dari kanan ke kiri. Namun, apabila suatu objek di geser ke
belakang maka bayangan akan bergeser ke atas.
Dari pengamatan ini kita juga mengetahui bahwa sel merupakan satuan
struktural terkecil dari suatu organisme makhluk hidup, yang terdapat pada
seluruh organ dalam tubuh. Terdapat dua macam sel yaitu sel priokariotik dan
sel eukariotik. Sel prokariotik merupakan sebuah sel yang tidak mempunyai
membran inti artinya materi genetiknya tidak dibungkus dengan selaput.
Sedangkan pada sel eukariotik selnya memiliki membran inti atau sel
eukariotik ini memiliki materi genetik yang tidak tersebar melainkan dengan
dibungkus selaput.
Pada sel hewan dan sel tumbuhan umumnya sama-sama memiliki
membran plasma, mitokondria, retikulum endoplasma, aparat golgi dan
nukleus. Namun ada beberapa organel yang tidak terdapat pada sel hewan
yang artinya hanya dimiliki oleh tumbuhan dan begitu juga pada sel tumbuhan
yang tidak terdapat pada sel hewan, hal ini dikarenakan perbedaan kebutuhan
diantara keduanya. Berikut perbedaan organel pada sel hewan dan sel
tumbuhan :
Sel Hewan Sel Tumbuhan
1. Lisosoma 1. Dinding sel
2. Sentrosoma 2. Vakuola
3. Flagel pada sel tertentu 3. Kloroplas

Pada pengamatan selaput bagian dalam bawang merah pada mikroskop


terlihat sel-sel bawang merah berlapis-lapis. Didalam sel terdapat organel-
organel sel seperti sitoplasma, dinding sel, dan nukleus. Dinding sel pada
bawang merah bentuknya tidak beraturan, ada yang segi empat memanjang,
dan segi enam memanjang, atau elongata artinya bentuk selnya memanjang.
Sel epidermis bawang merah memiliki bentuk yang tetap dan tidak berubah-
ubah karena di dalam sel terdapat dinding sel. Pada sel epitel rongga mulut
dilihat dari mikroskop bentuk selnya tidak beraturan. Sel hewan bentuknya
tidak tetap dan mudah berubah-ubah bentuknya, karena di dalam sel hewan
tidak memiliki dinding sel.
Pada pengamatan potongan huruf “b” atau “d” bayangan huruf “b”
berubah menjadi huruf “q” dan bayangan huruf “d” berubah menjadi huruf
“p”. Sehingga dapat disimpulakan bahwa pada lensa okuler bayang yang
terbentuk adalah maya, terbalik dan diperbesar.
Bayangan yang terbentuk disini bukanlah bayangan cermin melainkan
pergantian huruf.Begitupula dengan pergeserannya, pada saat gelas obyek
digeser kekanan nampak pada lensa okuler bergeser kekiri dan begitu
sebaliknya saat digeser ke kiri nampak pada lensa okuler bergeser kekanan.
Pengamatan epitel rongga mulut nampak pada mikroskop bentuk selnya
tidak beraturan karena tidak memiliki dinding sel, yang mana dinding sel ini
hanya dimiliki oleh sel tumbuhan. Selain itu, organel yang tampak sitoplasma
dan inti sel. Sitoplasma merupakan cairan yang mengisi sel, yang berfungsi
sebagai glikolisi, penghantar sinyal, transportasi, dan rotasi organel.
Sedangkan inti sel untuk menjaga integritas gen dan memimpin kegiatan di
dalam sel dengan mengatur proses atau fungsi gen.
Tidak hanya epitel rongga mulut yang memiliki sitoplasma dan inti sel
pada saat diamati dengan mikroskop bawang merah juga memilikinya,
bedanya bawang merah memiliki dinding sel yang dapat melindunga dan
memberikan bentuk sel. Oleh sebab itu bentuk sel pada bawang merah tetap
atau tidak mudah berubah. Bentuknya ada yang segi empat memanjang dan
segi enam memanjang atau dapat dikatakan bahwa bentuk sel bawang merah
adalah elongata atau sel yang bentuknya memanjang.
VII. PENUTUP
7.1 Kesimpulan
7.1.1 Mikroskop merupakan alat optik yang membantu dalam
mengamati obyek kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang. Mikroskop memilki beberapa komponen yaitu lensa
okuler, tabung mikroskop, revolver, meja preparat, kondensor,
lensa obyektif, pengatur intensitas cahaya, tombol on atau off,
cincin pengatur dioptri, pengatur jarak interpupilar, penjepit
spesimen, sumber cahaya, sekrup pengatur vertikal dan
horizontal, pemutar kasar dan halus, sekrup pengencang tabung
okuler, dan sekrup pemutar kondensor. Cara menggunakan
mikroskop yang pertama menghubungkan kabel pada mikroskop
dengan arus listrik, menyalakan lampu, mengatur intensitas
cahaya, meletakan gelas obyek yang telah berisi spesimen dan
menutup dengan gelas penutup, menjepit gelas obyek, memilih
perbesaran dengan memutar revolver, mengamati dari lensa
okuler, memutar pemutar kasar atau halus apabila gambar belum
jelas, setelah mengamati atur agar meja mikroskop berada jauh
dengan lensa obyektif, membuka penjepit gelas obyek, cahaya
diredupkan, dan matikan lampu.
7.1.2 Obyek yang diamati harus memiliki ukuran yang kecil dan tipis.
7.1.3 Terdapat perbedaan pada bentuk dan struktur sel hewan dan sel
tumbuhan. Bentuk sel hewan tidak beraturan dan sel tumbuhan
beraturan. Sel hewan memiliki organel sel yang tidak dimiliki sel
tumbuhan dan begitu sebaliknya. Semua itu tergantung pada
kebutuhan keduanya.
7.2 Saran
7.2.1Diharapkan asisten menjelaskan materi dengan suara yang
lantang.
DAFTAR PUSTAKA
Bawono, A., Adi, K., dan Gernowo, Rahmat. 2014. Identifikasi Fokus Mikroskop
Digital Menggunakan Metode Otsu. Berkala Fisika. 17. 4. 139.
Campbell, N.A., & Jane, B.R. 2010. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Huda, S.N., & Dimas, A.K. 2015. Alat Bantu Ajar Pengenalan Sel Hewan dan Sel
Tumbuhan. Prosiding SENTIA. 7. C-262.
Sariyatmo, W. et al. 1999. Petunjuk Praktikum Biologi. Jember: Universitas
Terbuka.
Sutrisno. 2016. Pengaruh Ukuran Partikel Serbuk Boronisasi Pada Morfologi dan
Kekerasan Mikro Lapisan Besi Borida. AL-FIZIYA. 9. 2. 92.
Waluyo, Joko. 2010. Biologi Umum. Jember: LP3 dengan UPT Penerbitan
Universitas Jember.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai