Anda di halaman 1dari 74

LAPORAN PRAKTIKUM

BIOLOGI UMUM

MODUL
PENGENALAN DAN PENGGUNAAN MIKROSKOP
PENGAMATAN SEL
PENGAMATAN TUMBUHAN
PENGAMATAN HEWAN
MEMAHAMI KONSEP HUKUM MENDEL
PENGAMATAN PROSES TERJADINYA TRANSPIRASI
PENGAMATAN PERISTIWA FOTOSINTESIS
EKOSISTEM

Sampul
DISUSUN OLEH
NAMA : MUFIDA LAILATUS SA’ADAH
STAMBUK : G 701 23 084
KELOMPOK : I (SATU)
KELAS : MKDU 11 (K)
ASISTEN : MOHAMMAD IQRA REZA

LABORATORIUM BIOLOGI DASAR


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO

PALU, 2023
LEMBAR PENGESAHAN

Praktikum Biologi Umum dimulai pada tanggal 03 Oktober 2023 sampai 31 Oktober
2023 sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Praktikum Biologi Umum.

ASISTEN PRAKTIKUM

Sri Mulyani Baharuddin


G 401 19 041

Mohammad Iqra Reza


G 401 20 019

Wulan Artika
G 401 20 035

Mengetahui

Dosen Penanggung Jawab Koordinator Asisten

Fahri, S. Si., M. Si Muh. Ihsan Apriansyah


NIP. 198802112019031005 NIM. G40 20 013

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan “Laporan Lengkap Praktikum
Biologi Umum” sebagaimana mestinya dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat banyak
kesalahan sehingga masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna
penyempurnaan penyusun laporan berikutnya.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga laporan ini dapat memenuhi tugas mata kuliah
praktikum Biologi Umum. Akhir kata, semoga “Laporan Lengkap Praktikum Biologi
Umum” ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Palu, November 2023


Penyusun

Mufida Lailatus Sa’adah


G 701 23 084

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop

Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita dapat


mengamati objek yang berukuran sangat kecil (mikroskopis). Hal ini bantu
memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil.
Perkembangan instrument yang berkemampuan melebihi indra manusia
seiring kemajuan sains. Penemuan dan penelitian awal tentang sel menjadi
maju berkat penciptaan mikroskop pada tahun 1590 dan peningkatan mutu
alat tersebut selama 1600an (Campbell dkk., 2008).

Mikroskop cahaya merupakan mikroskop yang pertama kali digunakan oleh


para ilmuwan zaman Renaisans untuk mengamati mikroorganisme. Cahaya
diteruskan melewati spesimen sehingga menemus lensa kaca. Lensa
tersebut bekerja merefraksi cahaya sedemikian rupa agar bayangan dari
spesimen membesar ketika diproyeksikan pada mata pengamat. Nilai
penting yang dimiliki oleh mikroskop adalah daya penguraian atau daya
pembesaran, hal ini bisa juga disebut sebagai resolusi. Faktor pembesaran
adalah nilai yang dihitung berdasarkan seberapa kali lebih besar objek
pengamatan terlihat lebih besar oleh mata kita dibandingkan dengan ukuran
objek tersebut yang sebenarnya. Sementara daya urai adalah nilai yang
menunjukkan kejelasan proyeksi gambar (Campbell, 2000).

Berdasarkan uraian di atas maka yang melatar belakangi dilakukannya


praktikum ini adalah karena kurangnya pengetahuan terkait percobaan ini
yaitu untuk mempelajari dan memahami komponen-komponen mikroskop
dan cara menggunakannya, serta mempelajari cara menyiapkan bahan-
bahan yang akan diamati dibawah mikroskop.

4
1.1.2 Pengamatan Sel
Sel adalah unit terkecil, fungsional, struktural, hereditas, produksi, dan
kehidupan yang terdiri dari tiga komponen utama yaitu membran,
sitoplasma ,dan inti. Membran atau plasmalemma menyelubungi sel dengan
fungsi mengatur keluar masuknya zat, menyampaikan atau menerima
rangsangan, dan strukturnya terdiri dari dua lapisan lipoprotein yang
diantara molekul terdapat pori (Yatim, 1987).

Sel merupakan kesatuan struktural, fungsional dan herediter yang terkecil.


Sel terbagi menjadi dua tipe, yaitu prokariot dan eukariot. Perbedaan
karakteristik antara dua sel tersbut adalah keberadaan membran yang
menyelubungi nukleus maupun organel lainnya yang memiliki fungsi
spesifik, seperti mitokondria, retikulum endoplasma, badan golgi dan
lisosom. Sel eukariot memiliki karakteristik tersebut, sedangkan pada sel
prokariot tidak (Nelson, 2004).

Jaringan epitel terdiri dari kumpulan sel-sel yang sangat rapat susunannya
sehingga membentuk suatu lembaran yang biasa disebut sebagai membran
epitel (Rudiyatmi, 2012).

Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah
dan sel darah. Sel darah manusia terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit,
leukosit, dan trombosit. Sel darah hewan terdiri dari cairan plasma kurang
dari 55 % (Pearce, 2006).

Berdasarkan uraian di atas maka yang melatar belakangi dilakukannya


praktikum ini adalah karena kurangnya pengetahuan terkait percobaan ini
yaitu mengenal bentuk dan struktur sel secara umum, mampu
membandingkan berbagai jenis sel dari berbagai jenis organisme, serta
mampu memahami sifat permeabilitas membran sel.

5
1.1.3 Pengamatan Tumbuhan
Tumbuhan adalah organisme yang sangat dekat dengan kehidupan manusia.
Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai jenis tumbuhan ada di mana-mana.
Tumbuhan pun memegang banyak peranan penting dalam kehidupan
manusia (Suryati, 2008).

Secara umum tumbuhan terdiri dari beberapa bagian dasar yaitu


akar,batang, daun, bunga dan biji. Yang dibedakan menjadi tumbuhan
monokotil dan tumbuhan dikotil. Tumbuhan monokotil adalah tumbuhan
berkeping satu dan bijinya tidak dapat membelah. Sedangkan tumbuhan
dikotil adalah tumbuhan berkeping 2 dan dapat bijinya dapat terbelah.
Tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya terdiri dari
tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya dan tidak
termasuk bunga lengkap. Tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5
organ (atau kelipatan 4 atau 5) dan termasuk bunga lengkap karena
memiliki semua bagian-bagian bunga (Kumala, 2019).

Anatomi tumbuhan merupakan cabang ilmu botani yang mempelajari


struktur dalam organ tumbuhan dengan metode pengirisan. Salah satu organ
tumbuhan tersebut adalah daun yang didalamnya tersusun dari berbagai
jaringan, seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkim, kolenkim,
epidermis dan jaringan pengangkut (Hidayat, 1990).

Morfologi tumbuhan merupakan cabang ilmu biologi tumbuhan yang sudah


berdiri sendiri. Morfologi tumbuhan membahas bentuk dan susunan
tumbuhan yang sudah demikian pesatnya. Dengan kata lain, morfologi
tumbuhan membahas susunan dan bentuk luar dari berbagai macam
tumbuhan (Tjitrosoepomo, 1985).

Berdasarkan uraian di atas maka yang melatar belakangi dilakukannya


praktikkum ini yaitu karena kurangnya pengetahuan terkait bentuk
morfologi tumbuhan monokoti dan dikotil, mampu membandingkan
struktur anatomi tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil,
menggambarkan alat reproduksi pada bunga.

6
1.1.4 Pengamatan Hewan

Hewan atau disebut juga dengan binatang adalah sekelompok organisme


yang diklasifiasikan dalam kerajaan animalia atau metazoan, adalah salah
satu dari berbagai makhluk hidup dibumi. Sebutan lainnya adalah fauna dan
margasatwa (atau satwa saja). Hewan dalam pengertian sistematika modern
mencakup banyak kelompok ber sel banyak (multiseluler) dan terorganisasi
dalam fungsi-fungsi yang berbeda (jaringan, sehingga kelompok ini disebut
juga histozoa. Semua binatang heterotroph, artinya tidak membuat sinergi
sendiri, tetapi harus mengambil dari lingkungann sekitarnya (Anshori,
2009).

Katak adalah satu anggota dari classic amphibia. Amphibia berasal dari kata
amphi artinya rangkap dan bios artinya kehidupan, karena Amphibia adalah
hewan yang hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula dalam air
tawar kemudian didarat. Kulit halus selalu basah apabila hewan berada
diluar air untuk meyakinkan terjadinya pernapasan melalui kulit. Kulit
dilengkapi dengan kelenjar yang menghasilkan lendir untuk
mempertahakan keadaan agar selalu basah (Djuanda, 1982).

Sel hewan adalah nama umum untuk sel eukariotik yang menyusun jaringan
hewan. Sel hewan berbeda dari sel eukariotik lain, seperti sel tumbuhan,
karena sel hewan tidak memiliki dinding sel, dan kloroplas dan sel hewan
memiliki vakuola yang lebih kecil, bahkan tidak ada. Karena tidak memiliki
dinding sel yang keras, sel hewan bervariasi bentuknya. Sel manusia adalah
salah satu jenis sel hewan. Sel hewan tersusun dari Mitokondria, Ribosom,
Retikulum Endoplasma, Badan Golgi, Sentriol, Lisosom, Sentrosom,
Nukleus (inti sel), Membran sel (membran plasma), Sitoplasma, dan
Vakuola (Huda dkk, 2015).

Berdasarkan uraian di atas maka yang melatar belakangi dilakukannya


praktikum ini adalah karena kurangnya pengetahuan terkait percobaan ini
yaitu untuk memahami dan menggambar struktur morfologi, anatomi dan
histologi dari sistem organ pada hewan.

7
1.1.5 Memahami Konsep Hukum Mendel

Genetika adalah ilmu yang mempelajari tentang pewarisan sifat atau


karakter yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya secara
turun-temurun. Penurunan sifat itu melalui gen yang didalamnya terdapat
kromosom (Rosman, 2006).

Orang yang pertama kali mengadakan percobaan persilangan ialah Gregory


Mendel, seorang Rahib Australia yang kini dikenal sebagai pencipta atau
Bapak Genetik (Suryo, 2008).

Hukum Mendel I sering dikenal dengan hukum segresi. Selama proses


meiosis berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling
berpisah dan tidak berpasangan lagi. Setiap sel kromosom itu terkandung di
dalam satu sel gamet. Proses pemisahan gen secara bebas dikenal sebagai
segresi bebas. Hukum Mendel I dikaji dari persilangan monohibrid
(Syamsuri, 2004).

Hukum Mendel II atau hukum pengelompokan gen secara bebas dinyatakan


bahwa selama pembentukan gamte, gen-gen sealel akan memisah secara
bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan alelnya. Pembuktian
hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu persilangan dari 2
individu yang memiliki satu atau lebih karakter yang berbeda. Persilangan
dihybrid akan menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan 9:3:3:1.
Dalam hukum Mendel II atau dikenal dengan (The Law of Independent
Assortmen of Genes) atau Hukum Pengelompokan Gen Secara Bebas
dinyatakan bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan
memisah secara bebas dan mengelompok dengan gen lain yang bukan
alelnya. Pembuktian hukum ini dipakai pada dihibrid atau polihibrid, yaitu
persilangan dari 2 individu yang memiliki satu atau lebih karakter yang
berbeda. Persilangan dihibrid akan menghasilkan keturunan F2 dengan
perbandingan 9:3:3:1(Campbell, 2010).

Berdasarkan uraian di atas maka yang melatar belakangi dilakukannya


praktikum ini adalah karena kurangnya pengetahuan terkait angka-angka
perbandingan dalam hukum mendel melalui hukum kebetulan.

8
1.1.6 Pengamatan Proses Terjadinya Transpirasi

Transpirasi adalah proses hilangnya air melalui penguapan dari permukaan


daun suatu tumbuhan. Suhu secara tidak langsung berpengaruh terhadap
terjadinya evaporasi pada permukaan tanah dan tranpirasi pada permukaan
daun suatu tumbuhan ataupun tanaman. Transpirasi pada permukaan daun
tumbuhan dapat terjadi jika tekanan uap air dalam sel daun lebih tinggi
dibandingkan tekanan uap air yang ada di udara (Susanto, 2006).

Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan dalam bentuk uap dari
jaringan, ini dapat terjadi melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air
dari jaringan tenaman melalui bagian-bagian tanaman yang lain dapat saja
terjadi, tetapi porsi kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan
yang hilang melalui stomata. Oleh karena itu, dalam perhitungan besarnya
jumlah air yang hilang umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui
stomata (Lakitan, 2000).

Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel.


Disamping mengeluarkan air dalam bentuk uap, tumbuhan dapat pula
mengeluarkan air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya disebut dengan
gutasi dengan melalui alat yang disebut dengan hidatoda yaitu suatu lubang
yang terdapat pada ujung urat daun yang sering kita jumpai pada spesies
tumbuhan tertentu. Sehubung dengan transpirasi, organ tumbuhan yang
paling utama dalam melaksanakan proses ini adalah daun, karena pada
daunlah kita menjumpai stomata paling banyak. Transpirasi dimulai dengan
penguapan air oleh sel-sel mesofil kerongga antar sel yang ada dalam daun
(Jufri dan Wahab, 2013).

Berdasarkan uraian di atas maka yang melatar belakangi dilakukan


praktikum ini adalah karena kurangnya pengetahuan terkait faktor-faktor
yang mempengaruhi transpirasi pada tumbuhan.

9
1.1.7 Pengamatan Peristiwa Fotosintesis

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang
berarti penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat
organik H2O dan CO2 menjadi senyawa organik yang kompleks yang
memerlukan cahaya. Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang
mempunyai klorofil, yaitu pigmen yang berfungsi sebagai penangkap energi
cahaya matahari (Kimball, 2002).

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan karbohidrat dari


bahan anorganik yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang
mengandung zat hijau daun, yaitu klorofil. Selain yang mengandung zat
hijau daun, ada juga makhluk hidup yang berfotosintesis yaitu alga, dan
beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan
air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Semua makhluk hidup
bergantung pada energi yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya
fotositesis menjadi sangat penting bagi kehidupan dibumi. Fotosintesis juga
berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfir
bumi (Handoko dan Fajariyanti, 2013).

Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki oleh tumbuhan hijau adalah
kemampuan dalam menggunakan karbon dari udara untuk diubah menjadi
bahan organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Oleh karena itu
proses pengubahan memerlukan energi cahaya, maka asimilasi zat karbon
disebut fotositesis. Fotosintesis adalah proses pengubahan zat organik H2O
dan CO2 oleh klorofil menjadi zat organik dengan bantuan cahaya. Sumber
energi cahaya alami adalah matahari. Cahaya matahari terdiri atas beberapa
spektrum. Masing-masing spektrum mempunyai panjang gelombang
berbeda sehingga pengaruh terhadap proses fotosintesis pada tumbuhan
juga berbeda (Tjitrosoepomo, 2013).

Berdasarkan uraian di atas maka yang melatarbelakangi dilakukannya


praktikum ini adalah karena kurangnya pengetahuan terkait terbentuknya
amilum pada proses fotosintesis oleh tumbuhan.

10
1.1.8 Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan


timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya dan antara
komponen-komponen tersebut terjadi pengambilan dan perpindahan energi,
daur materi, dan produktivitas (Sativani, 2010).

Istilah ekosistem pertama kali diperkenalkan oleh Tansley (1935). Ia


mengemukakan bahwa ekosistem adalah hubungan timbal balik antara
komponen biotik dengan komponen abiotik (Mulyadi, 2010).

Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalamnya terjadi


hubungan timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya,
serta kondisi lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung kepada
ukuran, tetapi lebih ditekankan kepada kelengkapan komponennya.
Ekosistem lengkap terdiri atas komponen abiotik dan biotik. Berdasarkan
sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem tertutup dan
ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan
menjadi ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar,
ekosistem tegalan) dan ekosistem perairan (tawar, payau, asin) (Joko
Waluyo, 2013).

Ekosistem tersusun atas dua komponen penting, yaitu komponen biotik dan
komponen abiotik. Komponen biotik seperti tanaman, manusia, hewan, dan
lain-lain. Sedangkan komponen abiotik sendiri meliputi sinar matahari,
suhu, cahaya, tanah, batu, air, angin, kelembaban, pH tanah, dan lain-lain.
Selalu terjadi keterkaitan antara dua komponen ini sehingga menyebabkan
terjadinya ekosistem (Tim Dosen Pembina, 2012).

Berdasarkan uraian di atas maka yang melatarbelakangi dilakukannya


praktikum ini adalah karena kurangnya pengetahuan terkait
mengidentifikasi faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap
keanekaragaman hayati disuatu daerah tertentu.

11
1.1 Tujuan

1.2.1 Pengenalan dan Penggunaan Alat Mikroskop

Tujuan dari praktikum ini, untuk memperkenalkan komponen-komponen


mikroskop dan cara menggunakannya. Serta mempelajari cara menyiapkan
bahan-bahan yang akan diamati dibawah mikroskop, objek bayangan benda
dan butir pati kentang.

1.2.2 Pengamatan Sel

Tujuan umum dari praktikum ini, agar dapat mengenal bentuk dan struktur
sel secara umum dan mampu membandingkan berbagai jenis sel dari
berbagai jenis organisme serta mampu memahami sifat semipermeabilitas
membran sel. Adapun tujuan khusus dari praktikum ini, agar dapat
menggambarkan bentuk sel tumbuhan, hewan, protozoa, dan
mikroorganisme, menjelaskan struktur sel tumbuhan, hewan, protozoa, dan
mikroorganisme serta mendemonstrasikan sifat semipermeabilitas membran
sel.

1.2.3 Pengamatan Tumbuhan

Tujuan umum dari praktikum ini, untuk memahami struktur morfologi,


anatomi dan istologi sistem organ pada tumbuhan. Adapun tujuan khusus
dari praktikum ini, agar dapat membandingkan struktur morfologi akar,
batang, dan daun pada tumbuhan monokotil dan dikotil, dapat
membandingkan struktur anatomi akar, batang, dan daun pada tumbuhan
monokotil dan dikotil serta dapat menggambarkan berbagai alat reproduksi
pada tumbuhan.

1.2.4 Pengamatan Hewan

Tujuan umum dari praktikum ini, untuk memahami struktur morfologi,


anatomi dan histologis dari sistem organ hewan. Adapun tujuan khusus dari
praktikum ini, dapat menggambarkan morfologi katak, menuliskan sistem
pencernaan pada katak, menjelaskan sistem reproduksi pada katak.

1.2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel

12
Tujuan dari praktikum ini, dapat memahami angka-angka perbandingan
dalam hukum Mendel melalui hukum kebetulan.

1.2.6 Pengamatan Proses Terjadinya Transpirasi

Tujuan dari praktikum ini, untuk mengetahui faktor-faktor yang


mempengaruhi transpirasi pada tumbuhan.

1.2.7 Pengamatan Peristiwa Fotosintesis

Tujuan dari praktikum ini, untuk membuktikan terbentuknya amilum pada


proses fotosintesis oleh tumbuhan hijau, untuk membuktikan bahwa
fotosintesis dihasilkan gas oksigen dan untuk mengetahui pengaruh warna
cahaya terhadap proses fotosintesis.

1.2.8 Ekosistem

Tujuan dari praktikum ini, untuk mengidentifikasi faktor lingkungan yang


berpengaruh terhadap keanekaragaman hayati disuatu daerah tertentu.

13
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan Dan Penggunaan Alat Mikroskop

Mikroskop adalah instrumentasi yang paling banyak digunakan dan dan paling
bermanfaat di laboratorium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh perbesaran
sehingga memungkinkan untuk melihat mikroorganisme dan struktur yang tak
tampak dengan mata telanjang. Mikroskop memungkin perbesaran dalam kisaran
luas seratus kali sampai ratusan ribu kali (Michael, 1986). Mikroskop adalah alat
utama dalam mempelajari struktur benda-benda kecil. Mikrokskop optik dapat
dibagi atas 2, yaitu mikroskop biologi (monokuler) dan mikroskop stereo
(binokuler) (Suripto, 1994). Mikroskop biologi adalah mikroskop yang
digunakan pengamatan benda tipis transparan. Penyinaran dilakukan dari bawah
dengan sinar alam atau lampu (Amin, 1994).

Mikroskop yang biasa digunakan dalam laboratorium biologi adalah mikroskop


monokuler (latin : mono = satu, oculus = mata). Kebanyakan objek yang akan
diamati dengan menggunakan mikroskop monokuler ini harus memiliki ukuran
yang kecil atau tipis sehingga dapat ditembus cahaya. Bentuk dan susunan objek
tersebut dapat dibedakan karena beberapa bagian objek itu lebih banyak
menyerap cahaya dari pada bagian-bagian yang lain. Mikroskop membuat benda-
benda kecil kelihatan lebih besar dari pada wujud sebenarnya, hal ini disebut
perbesaran. Mikroskop juga dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci
yang tidak tampak oleh mata telanjang, hal ini disebut penguraian (Goldsten,
2004).

Sejarah ditemukannya mikroskop sejalan dengan penelitian mikrobiologi. Yang


memasuki masa keemasan saat berhasil mengamati jasad renik. Pada tahun 1664
Robbert Hooke, menggambarkan struktur reproduksi dari moulds, tetapi orang
pertama yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang pembuat mikroskop
amatir berkebangsaan Jerman yaitu Antoni Van Leeuwenhoek (1632-1723),

14
menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang sederhana. Dengan mikroskop
tersebut dapat melihat organisme sekecil mikroorganisme (Kusnadi, 2003).

Mikroskop pertama kali ditemukan pada abad ke-16. Mikroskop berasal dari kata
micro yang berarti kecil dan scpium yang berarti penglihatan jadi mikroskop
adalah ala yang digunakan untuk melihat benda yang berukuran sangat kecil.
Mikroskop zaman dulu sangat sedarhana karena hanya memiliki satu lensa,
berbeda dengan mikroskop yang banyak digunakan sekarang yang tergolong
mikroskop majemuk yang terdiri atas dua lensa atau lebih (Widyatmoko, 2008).

Ada dua jenis mikroskop berdasarkan pada penampakan objek yang diamati yaitu
mikroskop dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi
(mikroskop stereo). Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya mikroskop
dibedakan menjadi mikroskop cahaya dan mikroskop electron (Bima, 2005).

Pati adalah karbohidrat yang merupakan polimer glukosa, dan terdiri atas amilosa
dan amilopektin (Jacobs dan Delcour, 1998). Pati dapat diperoleh dari biji-bijian,
umbi-umbian, sayuran, maupun buah-buahan. Sumber alami pati antara lain
adalah jagung, labu, kentang, ubi jalar, pisang, barley, gandum, beras, sagu,
amaranth, ubi kayu, ganyong dan sorgum. Pemanfaatan pati asli masih sangat
terbatas karena sifat fisik dan kimianya kurang sesuai untuk digunakan secara
luas. Oleh karena itu, pati akan meningkat nilai ekonominya jika dimodifikasi
sifat-sifatnya melalui perlakuan fisik, kimia, atau kombinasi keduanya (Liu et al.,
2005).

Kentang termasuk tanaman yang dapat tumbuh di daerah tropika dan subtropika,
dapat tumbuh pada ketinggian 500 sampai 3000 m di atas permukaan laut, dan
yang terbaik pada ketinggian 1300 m di atas permukaan laut. Tanaman kentang
dapat tumbuh baik pada tanah yang subur, yang mempunyai drainase yang baik,
tanah liat yang lembur, debu atau debu berpasir. Tanaman kentang toleran
terhadap pH pada selang yang cukup luas, yaitu 4,5 sampai 8,0, tetapi untuk
pertumbuhan yang baik dan ketersediaan unsur hara, pH yang baik adalah 5,0
sampai 6,5 (Ewing dan Keller, 1982).

15
2.2 Pengamatan Sel

Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel
dapat berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Makhluk hidup (organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya
bakteri, Archaea, serta sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel
(multiselular) (Gade, 2014).

Sejarah penemuan sel bahwa pada awal abad 17, Galileo Galilei dengan alat dua
lensa ia menggambarkan struktur tipis dari mata serangga berupa pola geometri.
Galileo Galilei yang bukan seorang biologiwan sesungguhnya orang pertama
yang mencatat hasil pengamatan biologi melalui mikroskop. Pada pertengahan
abad, Robert Hooke, seorang kurator dari Inggris melihat gambaran dari suatu
sayatan tipis gabus suatu kompartemen atau ruang-ruang. Disebut struktur yang
dilihatnya itu dengan nama latin yaitu cellulae (yang berarti ruang kecil)
(Kurniasari, 2011).

Pada akhir tahun 1600-an Antony Van Leeuwenhoek, seorang penjaga toko
bangsa Belanda, dan terampil menyusun lensa-lensa hingga dapat digunakan
untuk melihat dan mengamati berbagai macam protista, spermatozoa, bakteri dan
organisme kecil yang tidak dapat dilihat lagi 2 abad kemudian (Fita Kurniasari,
2011).

Unit dasar bagi struktur dan fungsi setiap organisme adalah salah satu dari dua
tipe sel yaitu sel eukariotik dan sel prokariotik. Perbedaan utama antara sel
prokariotik dan sel eukariotik adalah sel prokariotik tidak memiliki membran inti
sedangkan sel eukariotik memiliki membran inti, yang membedakan antara sel
prokariotik dan sel eukariotik adalah lokasi DNA nya. Dalam sel eukariotik
sebagian besar DNA nya dalam oorganel yang disebut nukleus yang dibatasi oleh

16
membran ganda. Dalam sel prokariotik, DNA terkonsentrasi di wilayah yang
tidak terselubung oleh membran yang disebut nukleoid (Campbell, 2008).

Robert Hook telah meneliti irisan gabus melalui mikroskop yang dirancang
sendiri. Kata sel berasal dari bahasa latin cellula yang artinya rongga atau
ruangan. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena
itulah sel dapat berfungsi secara autimon asalkan seluruh kehidupan hidupnya
terpenuhi (Gilland, 1985). Bawang merah memiliki umbi yang disebut umbi lapis
yang merupakan pelepah daun yang berdaging serta saling bertumbukan dengan
sisa luar berwarna terang dibanding sisi bagian dalam yang mana sisi bagian
dalam mudah disayat (Silalahi dan Adinugraha, 2019).

Sel epitelium merupakan sel penutup permukaan tubuh. Sel-sel epithelium terikat
satu dengan yang lainnya. Oleh zat pengikat antar sel, sehingga hampir tidak ada
ruang antar sel. Dengan demikian, sel ini dapat melindungi sel dibawahnya dari
pengaruh lingkungan luar. Sel epithel rongga mulut berbentuk pipih yakni
tampak bentuk sel yang memanjang dengan bagian tengahnya yang berisi inti
tampak lebih menonjol (Syamsuri, 2004).

Warna merah pada darah disebabkan oleh hemoglobin, protein pernapasan yang
mengandung besi dalam bentuk heme. Yang merupakan tempat terikatnya
molekul-molekul oksigen. Manusia memiliki sistem peredaran darah tertutup
yang berarti darah mengalir dalam pembuluh darah dan disirkulasikan oleh
jantung. Pada peredaran darah ganda, darah melalui jantung sebanyak dua kali
dalam sekali peredarannya. Pertama, darah dari jantung menuju ke paru-paru dan
kembali ke jantung. Kedua, darah dari seluruh tubuh menuju jantung dan
diedarkan kembali ke seluruh tubuh (Pearce, 2006).

Protozoa Paramecium caudatum termasuk dalam golongan ciliata yang


menggunakan silia untuk bergerak dan mencari makan. Silia tersebut dapat
menutupi seluruh permukaan sel atau mungkin berkelompok dalam beberapa
baris atau jumput. Ciri khas ciliata adalah keberadaan dua tipe nucleus:
mikronukelus yang kecil dan makronukelus yang besar. Variasi genetik
dihasilkan dari konjugasi, proses seksual Ketika dua individu bertukar
mikronukleus haplodiploid (Campbell, 2002).

Tumbuhan air (Hydrilla verticillata) memiliki dinding sel tebal yang bertujuan
untuk mencegah osmosis air yang dapat menyebabkan lisisnya sel. Sel tumbuhan

17
air (Hydrilla verticillata) berbentuk segiempat beraturan yang tersusun seperti
batu bata. Pada daun tumbuhan air (Hydrilla verticillata) dapat diamati proses
aliran sitoplasma yaitu pada bagian-bagian sel penyusun ibu tulang daun yang
memanjang ditengah-tengah daun (Kimball, 2002).

2.3 Pengamatan Tumbuhan

Tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji


keping satu atau disebut dengan monokotil atau monocotyledoneae dan tumbuhan
berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dicotyledoneae. Tumbuhan
monokotil memiliki ciri–ciri batang tidak bercabang, tidak berkambium, akar
serabut, bertulang daun sejajar dan mempunyai ikatan pembuluh koklean
(Mukhtar, 2009). Tumbuhan dikotil yaitu tumbuhan yang memiliki biji berkeping
dua yang merupakan cabang dari tumbuhan Angiospermae. Ciri tumbuhan dikotil
adalah bercabang, berkambium, akar tunggang, tulang daun menyirip dan
mempunyai ikatan pembuluh koleteral terbuka (Kimball, 1992).

Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang merupakan lapisan terluar yang
tersusun atas selulosa, hemilulosa dan pektin. Dinding sel berfungsi sebagai
penyokong dan pelindung selaput plasma serta memelihara keseimbangan sel dari
tekanan. Vakuola adalah organel sitoplasmik berisi cairan yang dibatasi
membrantonoplas. Vakuola sel tumbuhan bersifat menetap. Sel-sel tumbuhan
muda memiliki banyak vakuola berukuran kecil, sedangkan sel-sel tumbuahn
dewasa hanya memiliki satu vakuola berukuran besar. Vakuola berfungsi sebagai
tempat menyimpan cadangan makanan, menyimpan pigmen, menyimpan minyak
atsiri, dan menyimpan sisa metabolisme. Plastida merupakan organel
bermembran rangkap yang berasal dari perkembangan proplastida di daerah
meristematik. Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, plastida dibagi menjadi
tiga tipe yaitu kloroplas (merupakan plastida yang mengandung klorofil,
karotenoid, dan pigmen fotosintetik lainnya), kromoplas (plastida yang
mengandung pigmen non fotosintetik, merah, jingga dan kuning) dan leukoplas
(plastida yang tidak mengandung pigmen warna) (Wati, 2017).

Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai struktur dan fungsi yang
sama. serta mengadakan hubungan dan koordinasi satu dengan yang lainya yang

18
mendukung pertumbuhan pada tumbuhan. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang
berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama.
Tumbuhan berpembuluh matang dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang
semua dikelompokkan menjadi jaringan. Jaringan adalah kumpulan struktur,
fungsi, cara pertumbuhan, dan cara perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).

Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak di
ujung batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan
meristem interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya. Jaringan meristem
adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah
diri. Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding tipis tanpa
vakuola tengah di dalamnya. Jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah
atau bersifat meristematic. Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk dan
ukuran sama relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil. Jaringan
permanen dibagi menjadi dua yaitu jaringan epidermis dan jaringan parenkim.
Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami deferensiasi.
Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun relatif permanen
serta rongga selnya besar. Sel perenkim terdapat di berbagai sebagian tumbuhan,
bentuknya besar-besar dan berdinding tipis. Fungsi utama sel parenkim sebagai
tempat cadangan makanan serta sebagai jaringan penyokong. Jaringan penyokong
merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar tanaman dapat berdiri
dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi menjadi dua yaitu jaringan
kolenkim dan sklerenkim (Kimball, 1991).

Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem, xilem merupakan
jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup. Floem merupakan
jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur dengan tipe berbeda yaitu
pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting di dalam
floem adalah tabung tapis. Xilem merupakan jaringan campuran yang terdiri atas
beberapa sel yang mempunyai tipe tertentu yang paling khas. Xilem mempunyai
dinding sel yang tebal. Dindingnya menebal dalam pola-pola berkas. Xilem dan
floem merupakan alat transportasi zat-zat pada tumbuhan berpembuluh. Floem
berfungsi sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh tumbuhan. Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu
pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Tumbuhan dapat dibedakan atau
dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang
disebut dengan monokotil atau monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping
dua atau yang disebut juga dengan dikotil atau dicotyledonae. Struktur anatomi
akar secara morfologi (struktur luar) tersusun atas rambut akar, batang akar,
ujung akar, dan tudung akar. Sedangkan secara anatomi (struktur dalam) akar
tersusun atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. Bunga

19
merupakan organ reproduktif pada tumbuhan. Berdasarkan tipenya, bunga dibagi
menjadi buga tunggal dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai
hanya mendukung satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai
mendukung banyak bunga (Fahn, 1991).

2.4 Pengamatan Hewan

Amphibia merupakan hewan dengan kelembaban kulit yang tinggi, tidak tertutupi
oleh rambut dan mampu hidup diair maupun didarat. Amphibia berasal dari
bahasa Yunani yaitu Amphi yang berarti dua dan Bios yang berarti hidup. Karena
itu amphibi diartikan sebagai hewan yang mempunyai dua bentuk kehidupan
yaitu yaitu di darat dan di air. Pada umumnya, amphibia mempunyai siklus hidup
awal di perairan dan siklus hidup kedua adalah di daratan (Hidayat, 2012).

Katak memiliki empat kaki dan tubuh yang jongkok. Katak berjalan dengan
melompat, tidak memiliki ekor dan leher yang jelas. Kaki belakang katak lebih
panjang yang berfungsi untuk mencari mangsa. Mata katak sangat besar dan
pupil mata vertikal dan juga horizontal. Jari katak berbentuk silindris dan pipih
serta kadang memiliki lipatan kulit lateral yang lebar. Kulit katak bermacam-
macam, ada yang halus dan ada yang kasar. Sisi tubuh katak terdapat lipatan kulit
lateral lebar dan kelenjar mulai dari belakang mata sampai di atas pangkal paha
yang disebut lipatan dorsal lateral. Terdapat juga lipatan serupa yang disebut
lipatan suprasimponik dimulai dari belakang mata memanjang di atas gendang
telinga dan berakhir dekat pangkal 1 telinga dan berakhir dekat pangkal lengan
(Iskandar, 2012).

Kulit katak memiliki kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir yang licin. Warna
kulit katak dapat berubah sesuai dengan cahaya yang ditangkap oleh tubuh untuk
dapat berubah. Perubahan warna kulit katak dilakukan untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan dan untuk melindungi diri dari perhatian hewan pemangsa.
Kulit katak juga berfungsi dalam pertukaran gas (Kastowo, 2013).

Katak memiliki sepasang paru-paru berupa kantung elastis yang tipis. Mekanisme
pernapasan paru-paru terdiri dari inspirasi dan ekspirasi. Keduanya dengan mulut
tertutup. Katak memiliki tulang-tulang rusuk dan rongga badan. Mekanisme

20
pernapasannya diatur oleh otot-otot tulang bawah dan perut yang saling
berhubungan satu sama lain saling berhungan satu sama lain (Tjitrosoepomo,
2013).

Sebagian besar CO2 dikeluarkan melalui kulit karena laju vertilasi paru-paru
tidak cukup untuk membawa keluar. Sejumlah air juga diperlukan dan ditukarkan
melalui kulit. Hal inilah yang mungkin menyebabkan amphibi tidak dapat hidup
didarat sepenuhnya (Prawiro, 2013).

Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai penerima
makanan, memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut
pencernaan), menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah dan membuang bagian
makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari
mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan kloaka. Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan
yaitu, pankreas, hati dan kandung empedu. Mulut merupakan jalan masuk untuk
sistem pencernaan dan sistem pernafasan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh
selaput lendir (Prawirohartono, 2006).

Reproduksi hewan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu secara vegetatif
dan generatif. Perkembangbiakan vegetatif terjadi tanpa peleburan sel kelamin
jantan dan sel kelamin betina. Perkembangbiakan vegetatif biasanya terjadi pada
hewan tingkat rendah atau tidak bertulang belakang (Avertebrata).
Perkembangbiakan generatif umumnya terjadi pada hewan tingkat tinggi atau
hewan bertulang belakang (vertebrata). Perkembangbiakan tersebut mellibatkan
alat kelamin jantan dan alat kelamin betina dan oleh adanya peristiwa pembuahan
(Fertilisasi). Reproduksi vegetatif pada hewan umumnya terjadi pada avertebrata
dan tidak melibatkan alat reproduksi. Ada 3 cara perkembangbiakan pada hewan
vigetatif yaitu: Pertunasan, pembelahan sel, flagmentasi. Alat reproduksi hewan
pada dasarnya terdiri atas sel kelamin dan alat kelamin ini menjadi dasar dalam
reproduksi generatif pada hewan (Sastrapraja, 2001).

21
2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel

George Johan Mendel merupakan pencetus berbagai prinsip dasar genetika. Pada
akhir abad ke-19, beliau mengenali adanya unit informasi yang diwariskan untuk
pembentukan sifat yang dapat diamati pada organisme. Selanjutnya Mendel
menujukan bahwa sifat diwariskan kegenerasi baru dalam kondisi terpisah.
Terobosan Mendel masih belum diakui saat ia meninggal pada tahun 1884,
namun ditemukan kembali awal abad ke-20 oleh para ilmuwan yang sedang
menyelidiki pewarisan sifat. Faktor-faktor mendel diberi nama baru, yaitu gen.
Ini merupakan konsep pertama tentang gen dan penelitian Mendel kemudian
menjadi dasar ilmu genetika (Bresnick, 2003).

Mendel melakukan serangkaian percobaan persilangan pada kacang ercis (pisum


sativum). Dari percobaan yang dilakukannya selama bertahun-tahun tersebut,
Mendel berhasil menemukan prinsip-prinsip pewarisan sifat, yang kemudian
menjadi landasan utama bagi perkembangan genetika sebagai satu cabang ilmu
pengetahuan. Berkat karya inilah, mendel di akui sebagai bapak genetika
(Adisoemarto, 1998).

Hukum Mendel I dikenal sebagai hukum segregasi. Selama proses meiosis


berlangsung, pasangan-pasangan kromosom homolog saling berpisah dan tidak
berpasangan lagi. Setiap set kromosom itu terkandung dalam satu sel gamet.
Proses perpisahan gen secara bebas dikenal sebagai segregasi bebas. Hukum
Mendel I dikaji dari persilangan monohibrid (Syamsuri,2004).

Hukum mendel I adalah perkawinan dua tetua yang mempunyai sifat beda
(monohibrid). Setiap individu yang berkembang baik secara seksual terbentuk

22
dari peleburan 2 gamet yang berasal dari induknya. Berdasarkan hipotesis
Mendel dari setiap sifat atau karakter ditentukan oleh gen (sepasang alel). Hukum
Mendel I berlaku pada waktu gametogenesis F1. F1 memiliki genotip
heterozigot. Dalam peristiwa meiosis, gen sealel akan terpisah, masing-masing
terbentuk gamet. Baik pada bunga jantan maupun bunga terjadi 2 macam gamet.
Waktu terjadi penyerbukan sendiri (F1 x F2) dan pada proses fertilasi gamet-
gamet yang mengandung gen itu akan melebur secara acak dan terdapat 4 macam
peleburan atau peristiwa (Suryati, 2011).

Dalam hukum Mendel II atau dikenal dengan (The Law of Independent


Assortmen of Genes) atau Hukum pengelompokan gen secara bebas dinyatakan
bahwa selama pembentukan gamet, gen-gen sealel akan memisah secara bebas
dan mengelompok dengan gen yang lain yang bukan alelnya. Pembuktian hukum
ini dipakai pada dihibrid dan polihibrid, yaitu persilangan dari 2 individu yang
memiliki satu atau lebih karakter yang berbeda. Persilangan dihibrid akan
menghasilkan keturunan F2 dengan perbandingan 9:3:3:1 (Campbell, 2010).

Pada suatu persilangan, maka keturunan keturunan (Filial) yang dihasilkan akan
memiliki sifat yang muncul atau sifat yang tidak muncul (tersembunyi) dan salah
satu sifat induknya. Sifat yang muncul pada keturunan dari salah satu induk
dengan mengalahkan sifat pasangannya disebut sifat dominan. Sebaliknya sifat
yang tidak muncul atau tersembunyi pada keturunannya karena dikalahkan oleh
sifat pasangannya disebut sifat resesif. Misalnya bunga mawar merah disilangkan
dengan bunga mawar putih, dan menghasilkan keturunan bunga mawar merah.
Warna merah bersifat dominan, sedangkan warna putih bersifat resesif (alel
warna merah dominan terhadap alel warna putih). Warna merah yang bersifat
dominan dibandingakan dengan warna putih, maka menyebabkan semua bunga
kan semua bungna mawar pada keturunan tanaman, tidak saling memngaruhi.
Pertama atau filial ke-1 (F1) akan berwarna merah (Dede, 2009).

23
2.6 Pengamatan Proses Terjadinya Transpirasi

Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap melalui
stomata, kutikula atau linsel. Ada dua tipe transpirasi, yaitu transpirasi kutikula
adalah evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis dan
transpirasi stomata, yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui
stomata (Wilkins, 2013).

Kegiatan transpirasi secara langsung oleh tanaman dipandang langsung sebagai


pertukaran karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk
pertumbuhan tanaman yang sedang tumbuh menentukan banyak air jauh lebih
banyak dari pada jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya air
tergantung sebagian besar pada suhu kelembapan relative dengan gerakan udara.
Pengangkutan garam-garam mineral dari akar kedaun terutama oleh xylem dan
secepatnya mempengaruhi oleh kegiatan transpirasi. Transpirasi pada hakikatnya
sama dengan penguapan, akan tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada
makhluk hidup (Lakitan, 2007).

Transpirasi pada tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika
berlebihan akan sangat merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu dan mati.
Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula
daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan
membuka stomatanya untuk mengambil karbondioksida dari udara untuk
berfotosintesis (Neneng, 2007).

Gerakan uap air dari udara kedalam daun akan menurunkan laju dari air yang
hilang, dengan demikian seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan

24
menurun dengan meningkatnya kelembapan udara. Apabila stomata dalam
keadaan terbuka maka kecepatan difusi dari uap air keluar tergantung pada
besarnya perbedaan tekanan uap air yang ada didalam rongga-rongga antar sel
dengan tekanan uap air di atmosfer. Jika tekanan uap air diudara rendah, maka
kecepatan difusi dari uap air didaun keluar akan bertambah besar begitu pula
sebaliknya. Pada kelembaban udara relatif 50% perbedaan tekanan uap ari
didaun dan atmosfer 2 kali lebih besar dari kelembaban udara relatif 70%
(Jayamiharja, 1997).

Kecepatan transpirasi berbeda-beda tergantung kepada jenis tumbuhannya.


Sehelai daun besar segar atau bahkan seluruh tumbuhan besar potnya ditimbang.
Setelah beberapa waktu ditentukan, ditimbang lagi. Selisih berat antara kedua
penimbangan merupakan angka penunjuk besarnya transpirasi. Metode
penimbangan dapa pula ditunjukan kepada air yang terlepas, yaitu dengan cara
menangkap uap air yang terlepas dengan zat higroskopik yang telah diketahui
beratnya (Tjitrosoepomo, 1998).

Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya gravitasi
bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus-menerus berada dibawah
sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya
panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air, dan
penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses
transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk
melakukan fotosintesis agar kelangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin
(Lakitan, 2009).

Faktor-faktor yang mempengaruhi transpirasi terbagi menjadi dua yaitu faktor


internal dan faktor eksternal, dimana faktor internal yaitu: Penutupan Stomata,
jumlah dan ukuran stomata, jumlah daun serta penggulungan atau pelipatan dau
sedangkan untuk faktor eksternal yaitu: kelembaban, temperatur dan sinar
matahari (Guritno, 2013).

Angin dapat pula memengaruhi laju transpirasi jika udara yang bergerak
melewati permukaan daun tersebut lebih kering (kelembaban nisbihnya rendah)
dari udara sekitar tumbuhan tersebut. Kerapatan uap air diudara tergantung
dengan resistensi stomata dan kelembaban nisbih dan juga udara tersebut, untuk
perhitungan laju transpirasi. Kelembaban nisbih didalam substomata dianggap
100%. Jika kerapatan uap air didalam rongag substomata sepenuhnya tergantung
pada suhu (Filter, 2013).

25
Daya hantar secara langsung dipengaruhi oleh besarnya bukaan stomata. Semakin
besar bukaan stomata maka daya hantarnya akan semakin tinggi. Pada beberapa
tulisan digunakan beberapa istilah resistensi stomata. Dalam hubungan ini daya
hantar stomata berbanding dengan daya hantar stomata (Dwijoseputro, 2013).

2.7 Pengamatan Peristiwa Fotosintesis

Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan


sebagai kebutuhan pokoknya harus melakukan suatu proses yang dinamakan
proses proses sintesis sintesis karbohidrat karbohidrat yang terjadi terjadi
dibagian dibagian daun satu tumbuhan tumbuhan yang memiliki klorofil, dengan
menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber energi yang
diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan
kloropil yang berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari
karena klorofil hanya akan berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro,
2012).

Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti
menyusun. Jadi fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyusunan senyawa
kimia kompleks yang memerlukan energi cahaya. sumber energi cahaya alami
adalah matahari (Adjama, 2006).

Secara umum fotosintesis dipengaruhi oleh cahaya matahari yang merupakan


salah satu faktor yang berperan penting dalam laju fotosintesis. Cahaya matahari
terdiri atas beberapa sprektum, masing-masing sprektum mempunyai panjang
gelombang berbeda, sehingga pengaruhnya terhadap proses fotosintesis juga
berbeda (Lakitan, 2013).

Selain cahaya matahari, faktor yang juga berpengaruh pada proses fotosintesis
antara lain adalah karakteristik daun, besarnya kebutuhan hasil asimilasi oleh

26
sink, dan faktor lingkungan seperti kesuburan tanah, kandungan CO2 Atmosfir,
kelembapan, suhu dan cahaya (Sinclair dan Torrie, 1989).

Proses fotosintesis dapat berlangsung pada tumbuhan yang disebut klorofil. Di


dalam klorofil terdapat organel yang disebut kloroplas. Klorofil sangat berperan
bagi kelangsungan proses fotosintesis karena klorofil mampu menangkap cahaya
matahari yang merupakan radiasi elektromaknetik pada spektrum kasat mata
(Heddy, 2010).

Klorofil disintesis di daun dan berperan untuk menangkap cahaya matahari


yang jumlahnya berbeda untuk tiap spesies. Sintesis klorofil dipengaruhi
oleh berbagai faktor seperti cahaya, gula atau karbohidrat, air, temperatur,
faktor genetik, unsur-unsur hara seperti N, Mg, Fe, Mn, Cu, Zn, S dan O
(Hendriyani dan Setiari, 2009).

Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini


menggunakan energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil
yang terdapat dalam kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai
membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengelilingi suatu stroma
101 yang mengandung enzim-enzim yang larut dalam struktur membran yang
disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain
air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan
cahaya. Bahan-bahan yang digunakan tumbuhan untuk membuat makanannya
adalah zat hijau daun, air, karbon dioksida, dan cahaya matahari ataupun lampu.
Air diperoleh tumbuhan dari dalam tanah. Air dari tanah diserap oleh akar,
kemudian air disalurkan ke daun melalui pembuluh angkut (xylem). Karbon
dioksida diperoleh dari udara yang masuk melalui mulut daun (Romi, 2013).

Cahaya diserap oleh klorofil. Air yang sampai pada daun (di bagian kloroplas)
digunakan bersama karbon dioksida untuk proses fotosintesis. Melalui proses
fotosintesis, tumbuhan mengubah air dan karbon dioksida menjadi karbohidrat
dan oksigen dengan bantuan sinar matahari atau cahaya yang cukup. Fotosintesis
merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon
bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan
penyimpan energi dan hasil tersebut kita kenal dengan karbohidrat dalam
makanan (Bita, 2014).

27
Sachs melakukan melakukan percobaan dengan mengunakan daun ubi kayu yang
sebagian dibungkus dengan kertas tima dan dan yang satunya tidak dibungkus.
Setelah itu kedua daun tersebut direbus untuk mematikan sel-selnya. Selanjutnya
daun tersersebut dimasukan kedalam kedalam alkohol agar klorofilnya sehingga
daun tersebut menjadi pucat (Kemal,1998).

2.8 Ekosistem

Ekologi dikenal sebagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Makhluk hidup dalam kasus pertanian
adalah tanaman, sedangkan lingkungannya dapat berupa air, tanah, unsur hara,
dan lain-lain. Kata ekologi sendiri berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani,
yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, sedangkan logos
artinya ilmu atau pengetahuan. Jadi semula ekologi artinya “ilmu yang
mempelajari organisme di tempat tinggalnya”. Umumnya yang dimaksud dengan
ekologi adalah “ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme
atau kelompok organisme dengan lingkungannya”. Saat ini ekologi lebih dikenal
sebagai ”ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi dari alam”. Bahkan ekologi
dikenal sebagai ilmu yang mempelajari rumah tangga makhluk hidup (Kemal,
1998).

Kata ekologi pertama kali diperkenalkan oleh Ernst Haeckel seorang ahli biologi
Jerman pada tahun 1866. Beberapa para pakar biologi pada abad ke 18 dan 19
juga telah mempelajari bidang-bidang yang kemudian termasuk dalam ruang
lingkup ekologi. Misalnya Anthony van Leeuwenhoek, yang terkenal sebagai
pioner penggunaan mikroskop, juga pioner dalam studi mengenai rantai makanan
dan regulasi populasi. Bahkan jauh sebelumnya, Hippocrates, Aristoteles, dan
para filosuf Yunani telah menulis beberapa materi yang sekarang termasuk dalam
bidang ekologi (Heddy, 2010).

Ekosistem dapat didefinisikan sebagai suatu satuan lingkungan yang melibatkan


unsur-unsur biotik (jenis-jenis makhluk) dan faktor-faktor fisik (iklim, air, dan

28
tanah) serta kimia (keasaman dan salinitas) yang saling berinteraksi satu sama
lainnya. Gatra yang dapat digunakan sebagai ciri keseutuhan ekosistem adalah
energetika (taraf trofi atau makanan, produsen, konsumen, dan redusen),
pendauran hara (peran pelaksana taraf trofi), dan produktivitas (hasil keseluruhan
sistem). Jika dilihat komponen biotanya, jenis yang dapat hidup dalam ekosistem
ditentukan oleh hubungannya dengan jenis lain yang tinggal dalam ekosistem
tersebut. Selain itu keberadaannya ditentukan juga oleh keseluruhan jenis dan
faktor-faktor fisik serta kimia yang menyusun ekosistem tersebut (Suryati, 2011).

Ekosistem adalah suatu sistem di alam di mana di dalamnya terjadi hubungan


timbal balik antara organisme dengan organisme yang lainnya, serta kondisi
lingkungannya. Ekosistem sifatnya tidak tergantung kepada ukuran, tetapi lebih
ditekankan kepada kelengkapan komponennya. Ekosistem lengkap terdiri atas
komponen abiotik dan komponen biotic (Tim Dosen Pembina, 2012).
Ekosistem tersusun atas dua komponen penting, yaitu komponen biotik dan
komponen abiotik. Komponen biotik seperti tanaman, hewan, manusia dan lain
lain. Sedangkan komponen abiotik sendiri meliputi sinar matahari, suhu, cahaya,
tanah, batu, air, angin, kelembaban, pH tanah, dan lain lain. Selalu terjadi
keterkaitan antar dua komponen ini sehingga menyebabkan terjadinya ekosistem
(Tim Dosen Pembina, 2012).

Biotik adalah mahluk hidup. Lingkungan biotik suatu mahluk hidup adalah
seluruh mahluk hidup, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda
yang hidup di tempat yang sama. Dengan demikian, dalam suatu tempat , setiap
mahluk hidup merupakan lingkungan hidup bagi mahluk hidup lain.
Komponenkomponen biotic terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur,
ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, invertebrata dan
vertebrata serta manusia (Gheam, 2012).

Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang
merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya suatu siklus kehidupan,
atau lingkungan tempat hidup. Sebagian besar komponen abiotik bervariasi
dalam ruang dan waktunya. Komponen abiotik dapat berupa bahan organik,
senyawa anorganik, dan faktor yang memengaruhi distribusi organisme yaitu
suhu, air, garam, cahaya matahari, tanah, batu dan iklim (Irwan. 2010).

Berdasarkan sistem energinya, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem tertutup


dan ekosistem terbuka. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan

29
menjadi ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem
tegalan) dan ekosistem perairan (tawar, payau, asin) (Tim Dosen Pembina. 2012).

BAB III

METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum Biologi Umum dilaksanakan pada hari Selasa, 03 Oktober 2023


sampai 31 Oktober 2023, dimulai pada pukul 15.00 WITA sampai selesai.
Bertempat Laboratorium Biologi Dasar Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Tadulako.

3.2 Alat Dan Bahan

3.2.1 Pengenalan Dan Penggunaan Mikroskop

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, gelas objek,
gelas penutup, pipet tetes, skalpel, jarum, dan alat tulis. Bahan yang
digunakan adalah potongan kertas yang bertulis huruf “d”, butir-butir pati
kentang, air, larutan iodium, dan tissu.

3.2.2 Pengamatan Sel

30
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, gelas objek,
gelas penutup, cutter atau silet, tusuk gigi, jarum atau lanset, pipet tetes,
wadah, pita ukuran, gelas arloji. Bahan yang digunakan adalah batang ubi
kayu (Manihot esculenta), bawang merah (Allium cepa), metilen blue,
epitelium rongga mulut, darah manusia, darah katak (Fejervarya
cancrivora), tanaman Hydrilla (Hydrilla verticillata), alkohol 70%,
aquades, handscoon, kapas, air got atau air keruh, telur, air cuka, sirup
DHT, dan tissu.

3.2.3 Pengamatan Tumbuhan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah mikroskop, gelas objek,
gelas penutup dan cutter atau silet. Bahan yang digunakan adalah tumbuhan
dikotil: jarak merah (Jatropha gossypiifolia) (lengkap akar, batang, daun),
tanaman monokotil: jagung (Zea mays) (lengkap akar, batang, daun), bunga
dikotil: bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis), dan bunga
monokotil: bunga lily (Lilium), air dan tissu.

3.2.4 Pengamatan Hewan

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah papan bedah, paku kecil,
pisau bedah, gunting kecil, pinset, jarum pentul dan toples. Bahan yang
digunakan adalah katak (Fejervarya cancrivora), eter, handscoon, masker
dan kapas.

3.2.5 Memahami Konsep Hukum Mendel

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah wadah 2 buah dan alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah kancing merah dan putih masing-masing
berjumlah 25 butir.

3.2.6 Pengamatan Proses Terjadinya Transpirasi

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah rak dan tabung eppendorf,
cawan petri, pipet tetes, gelas ukur, alat tulis. Bahan yang digunakan adalah
air, minyak kelapa, 3 jenis tumbuhan yang berbeda bunga asoka (Saraca
asoca), pucuk merah (Syzygium oleana), dan pukul sembilan (Portulaca
grandiflora), dan kertas grafik.

31
3.2.7 Pengamatan Proses Fotosintesis

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cawan petri, hot plate,
pinset, pipet tetes, tabung reaksi, gelas beaker, corong buchuer dan alat
tulis. Bahan yang digunakan adalah alkohol 96%, larutan iodium, daun
tumbuhan (singkong dan pucuk merah), kertas timah, tumbuhan air
(Hydrilla verticillata), dan plastik (merah, hijau, dan ungu).

3.2.8 Ekosistem

Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah thermohygrometer dan alat
tulis. Bahan yang digunakan adalah balok kayu (bertanda pada ketinggian
30 cm, 60 cm, 90 cm, dan 150 cm) dan tali rafia.

3.3. Metode Praktikum

3.3.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop

Dikeluarkan mikroskop dari kotaknya didalam lemari, letakkan hati-hati


diatas meja. Digunakan mikroskop sesuai dengan langkah-langkah yang
telah dijelaskan agar diperoleh daya pisah yang maksimal. Diletakkan
bahan yang akan diamati diatas gelas objek, dan ditetesi dengan medium
air, kemudian tutup dengan gelas penutup dan usahakan agar tidak ada
gelembung udara diatas objek dan gelas penutup. Disiapkan preparat dan
letakkan di meja mikroskop sehingga preparat yang akan diamati terletak
ditengan lubang meja mikroskop. Apabila preparat sudah terfokus maka bila
akan menggunakan pembesaran yang lebih kuat, hanya pengatur halus saja
yang boleh dipergunakan. Jangan sekali- sekali memutar pengatur kasar.

Pada pengamatan huruf “d”, diambil potongan huruf “d” dari kertas
menggunakan skalpel. Diletakkan pada gelas objek, lalu ditetesi dengan air
menggunakan pipet tetes dan ditutup dengan gelas penutup. Diletakkan
pada meja preparat dan diamati.

32
Pada pengamatan butir-butir pati kentang, dikerik sekerat kentang dengan
jarum atau ujung silet sehingga cairannya keluar. Kemudian teteskan cairan
tersebut pada gelas objek, lalu ditutup dengan gelas penutup. Hindarkan
timbulnya gelembung udara pada preparat. Diatur diafragma dengan
perbesaran 4 x 10 dan 10 x 10. Selanjutnya diteteskan larutan iodium pada
salah satu tepi gelas penutup. Pada tepi yang berseberangan ditempelkan
secarik kertas saring agar larutan iodium masuk ke dalam preparat dan
menyebar ke seluruh bagian. Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.

3.3.2 Pengamatan Sel

Untuk percobaan empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta). Pertama-


tama dipotong melintang lalu mengiris empulur ubi kayu setipis mungkin
dan meletakkannya di gelas objek, kemudian jaga jangan sampai terjadi
lipatan atau kerutan. Kemudian teteskan air satu hingga dua tetes. Lalu
menutupnya dengan gelas penutup. Selanjutnya diamati di bawah
mikroskop dengan perbesaran 10X kemudian digambar beberapa sel.

Untuk percobaan bawang merah (Allium ascolonium). Pertama-tama kita


mengambil umbi bawang merah kemudian memotong lapisan terluar
bawang merah tersebut hingga tampak lapisan epidermis tipis. Kemudian
mengambil lapisan epidermis tipis tersebut dengan pinset dengan perlahan-
lahan. Lalu meletakkannya pada gelas objek dan mengusahakan agar tidak
terjadi kerutan atau lipatan. Kemudian tambahkan air satu hingga dua tetes
lalu tutup dengan gelas penutup. Setelah itu, ditetesi satu tetes zat warna
yodium di salah satu tepi gelas penutup dan isaplah dengan kertas
penghisap pada sisi yang berlawanan, kemudian diamati dengan
pembesaran yang lebih besar yaitu 40X sehingga bisa terlihat jelas bagian-
bagiannya. Lalu, digambar sel-sel yang bisa dikenali.

Untuk percobaan daun Hidrilla (Hydrilla Verticillata). Pertama-tama


mengambil daun hidrilla yang masih muda, kemudian meletakkannya diatas
kaca objek dengan posisi membujur rata dan tidak terlipat. Lalu
menetesinya dengan air dan menutup daun tersebut dengan kaca penutup
dengan hati-hati dan jangan sampai terbentuk gelembung udara. Kemudian
diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 10X. lalu digambarkan sel
lengkap dengan bagian-bagian yang dikenali.

33
Untuk percobaan epitellium rongga mulut (Ephitellium mucosa). Langkah
awal yaitu mengkeruk epitel pada bagian dalam dinding pipi dengan tusuk
gigi secara perlahan-lahan. Lalu meletakkan epitel diatas gelas objek,
kemudian tetesi dengan metilen biru satu hingga dua tetes. Lalu
menutupnya dengan gelas objek dan mengusahakan jangan sampai ada
gelembung udara. Kemudian mengamatinya di bawah mikroskop dengan
perbesaran 10X dan digambar struktur sel epitel rongga mulut tersebut.

Untuk pegamatan darah katak dan darah manusia langkah awal yaitu
sediakan kaca objek dengan kaca penutup yang telah di bersihkan, ambil
dengan pipet darah katak yang telah di campur dengan larutan fisiologis,
lalu tetesi pada gelas pada gelas objek dan tutup dengan gelas penutup.
Kemudian amati sediaan tersebut dengan mikroskop mulai dari pembesar
yang paling rendah dan lanjut dengan perbesaran yang kuat. Untuk darah
manusia, langkah awalnya yaitu direndam lanset dengan alkohol 70% lalu
bersihkan jari telunjuk dengan alkohol 70%. Kemudian, dengan
menggunakan lanset tusuk jari telunjuk dengan hati-hati dan oles darah
tersebut pada kaca objek dengan membuang tetesan darah yang pertama.
Lalu, diamati dan digambarkan sel darah merah tersebut.

Untuk pegamatan sel protozoa langkah awal yaitu sediakan kaca objek
dengan kaca penutup yang telah di bersikan, teteskan air got atau air keruh
ke atas kaca objek kemudian tutup dengan kaca penutup, jangan di tekan
karena sel protozoa akan hancur. Kemudian amati sel protozoa tersebut.

Untuk pengamatan sifat permeabilitas membrane sel, langkah awal yaitu


ukur dan catat garis tengah telur di sekeliling bagian tengah, catat
bagaimana bentuk telur, masukan telur dalam toples, jangan sampai
kulitnya pecah. Tuangkan cuka kedalam toples sampai seluruh telur
terendam kemudian tutup toples. Amati perubahn yang terjadi pada telur
secara periodic selama 72 jam. Bandingkan bentuk dan ukuran telur
sebelum dan sesudah di rendam di dalam cuka. Catat perubahan yang
terjadi bukalah kulit telur, jangan sampai selaput telur ikut terbuk.
Masukkan telur tersebut kedalam toples yang telah berisi sirup dengan
ketinggian sekitar 7,5 jam. Tutup toples dan biarkan selama 24 jam,
bandingkan bentuk dan ukuran telur sebelum dan sesudah kulit telur dibuka.

3.3.3 Pengamatan Tumbuhan

34
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu, bahan - bahan yang
akan diamati disiapkan terlebih dahulu. Kemudian diamati morfologi akar,
batang dan daun tumbuhan dari jarak merah (Jatropha gossypifolia) dan
jagung (Zea mays). Diamati bentuk bunga dan bagian - bagian dari bunga
lili (Lilium candidum) dan kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
Dibandingkan morfologi tumbuhan monokotil dan dikotil. Serta
dibandingkan morfologi bunga lili (Lilium) dan kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis). Kemudian gambarkan ketiga organ tersebut pada kedua
kelompok tumbuhan.

Disiapkan kaca objek dan kaca penutup yang telah dibersihkan. Kemudian
iris melintang akar, batang, dan daun dari tanaman dikotil dan monokotil.
Kemudian diletakkan di atas kaca objek secara terpisah dan ditetesi dengan
air atau pewarna. Lalu, ditutup dengan kaca penutup secara perlahan dan
diamati dibawah mikroskop. Kemudian, gambarkan dan berikan
keterangannya dengan lengkap.

Di ambil bunga lengkap suatu tumbuhan yang telah disiapkan. Ambil daun
kelopak (sepal) dan daun mahkota (petal). Perhatikan bagaimana kedua
macam bagian tersebut melekat satu sama lain atau pada dasar bunganya.
Juga perhatikan bagaimana stamen (benang sari) melekat pada dasar bunga
atau pada petalnya. Ambil pistilnya (putik). Lihat bakal buahnya (ovari),
yaitu bagian yang membengkak pada dasar pistil. Belahlah bakal buahnya
secara membujur dan perhatikan bagian-bagianya yang ada di dalamnya.
Ambil sebuah kecambah dan ambil satu batang stek tanaman lalu simpulkan
hasil pengamatan.

3.3.4 Pengamatan Hewan

Diambil seekor katak (Fejervarya cancrivora), lalu kemudian dimasukkan


ke dalam erlenmeyer atau toples yang berisi kapas dan eter. Kemudian,
biarkan sampai beberapa saat. Setelah katak pingsan, kemudian diletakkan
di atas papan bedah salam keadaan kataknya tertelungkup. Diamati dan
digambar morfologinya serta berikan keterangannya.

Setelah diamati, bagian-bagian morfologinya selanjutnya katak di bedah


secara hati-hati. Kemudian gambar dan diamati bagian-bagian dari sistem
pencernaan katak.

35
Setelah diamati bagian-bagian dari sistem pencernaan katak, dilanjutkan
dengan pengamatan pada sistem reproduksi katak. Kemudian diamati lalu
digambarkan bagian-bagian dari oorgan genitalia jantan dan betina.

3.3.5 Memahami Konsep Hukum Mendel

Ditempatkan dalam dua buah kotak masing-masing 50 butir model gen


merah dan 50 butir model gen putih. Andaikan, kotak-kotak itu masing-
masing kotak (A) Induk jantan dan kotak (B) Induk betina. Kemudian,
kocok kotak-kotak itu agar isinya tercampur. Dan sekarang dibuat pasangan
gen-gen dari induk jantan dengan gen-gen dari induk betina. Dengan cara
ditutup mata dan setiap kali mengambil setiap butir gen dari kotak jantan
dan sebutir dari kotak betina.

3.3.6 Pengamatan Proses Terjadinya Transpirasi

Dipotong batang atau ranting tumbuhan di bawah air. Usahakan potongan


selalu berada didalam air dan pada sewaktu memasukkan potongan atau
ranting tumbuhan kedalam gelas ukur usahakan juga harus selalu terendam.
Digunakan sebanyak 3 jenis tumbuhan yang berbeda morfologinya dan
dimasukkan ke dalam 3 gelas ukur 10 ml dengan di isi 5 ml air. Setelah itu
disusun di dalam tabung reaksi. Kemudian ditetesi dengan minyak kelapa
agar air tidak menguap dari dalam tabung reaksi. Selanjutnya, ketiga tabung
di jemur dibawah sinar matahari. Setiap 10 menit diamati kemudian di catat
hasil pengamatannya selama 1 jam.

3.3.7 Pengamatan Peristiwa Fotosintesis

Pada percobaan Sachs, tumbuhan yang ada didekat laboratorium dipilih


dengan pemilihan daun yang baik dan segar. Pada sore hari bagian tengah
daun ditutupi dengan kertas timah, dilipat dan dijepit agar tidak terlepas.
Pada keesokan harinya, setelah daun terkena cahaya matahari selama
beberapa jam, daun tersebut dipetik dan dibuka kertas timahnya, lalu
dimasukkan ke dalam air mendidih hingga layu. Daun dimasukkan ke
dalam alkohol panas sampai warna daun agak putih atau pucat. Alkohol
berfungsi untuk melarutkan klorofil pada daun. Digunakan pinset untuk
dipindahkan daun ke dalam cawan petri, kemudian ditetesi dengan larutan
iodium hingga merata. Perubahan warna yang terjadi pada daun diamati dan
dibahas lalu dibuat kesimpulan.

36
Pada percobaan Ingenhousz, disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
Diberi label ABCD pada masing–masing gelas beker. Gelas A tanpa plastik,
gelas B dilapisi plastik berwarna merah, gelas C dilapisi plastik berwarna
hijau, dan gelas D dilapisi plastik berwarna ungu. Semua perangkat
percobaan diletakkan di terik matahari selama 30 menit sambil diamati
gelembung oksigen yang terbentuk. Kemudian dicatat jumlah gelembung
yang dihasilkan pada setiap gelas ukur.

3.3.8 Ekosistem

Dilakukan pengamatan pada tiga lokasi yang berbeda, yakni pada daerah
teduh (bawah pepohonan), daerah padang rumput dan daerah padang
tandus. Kemudian pada masing-masing lokasi dilakukan pengukuran faktor
lingkungan sebanyak 3 kali, yakni 30 cm, 90 cm dan 150 cm dengan
menggunakan balok kayu yang sudah ditandai. Dan selang masing-masing
pengukuran selama 5 menit. Lalu, buat plot ukuran 1 x 1 meter kemudian
lakukan inventarisasi flora maupun fauna yang terdapat didalamnya, lalu
catat data yang diperoleh ke dalam tabel hasil pengamatan.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop

1 2

37
3
4
5
16
6
15
14
7
13
8

10
12 11

Gambar 1. Mikroskop

Keterangan: 1. Lensa Okuler; 2. Tabung Mikroskop; 3. Pemutar Lensa Objektif;


4. Revolver; 5. Lensa Objektif; 6. Gagang Mikroskop; 7. Makrometer
Horizontal; 8. Makrometer; 9. Mikrometer Horizontal; 10. Tombol On
Off; 11. Pengatur Cahaya; 12. Sumber Cahaya; 13. Mikrometer;
14. Kondensor; 15. Meja Mikroskop; 16. Penjepit Objek.

Gambar 2. Gambar 3.
Bentuk asli objek Bentuk bayangan objek

38
pada mikroskop

1
1
2
3

2
Gambar 4. Bentuk butir-butir pati Gambar 5. Bentuk butir-butir pati
sebelum diwarnai sesudah diwarnai

Keterangan: 1. Butir pati kentang; Keterangan: 1. Pati kentang;


2. Gelembung. 2. Lamella;
3. Hilus.

4.1.2 Pengamatan Sel

39
1

Gambar 6. Bentuk irisan melintang empulur batang ubi kayu (Manihot esculenta)
Keterangan: 1. Dinding sel; 2. Ruang antar sel; 3. Nukelus.

2 1

Gambar 7. Gambar 8.
Struktur sel umbi lapis bawang merah Struktur sel umbi lapis bawang merah
(Allium ascalonicum) sebelum diwarnai (Allium ascalonicum) sesudah diwarnai

Keterangan: 1. Sitoplasma; 2. Dinding sel; Keterangan: 1. Sitoplasma;


3. Nukleus 2. Dinding sel;
3. Nukleus

40
1

Gambar 9. Struktur sel selaput rongga mulut


Keterangan: 1. Membran sel; 2. Inti sel; 3. Sitoplasma

1
2
1
3
2

Gambar 10. Struktur sel darah katak Gambar 11. Struktur sel darah manusia
(Fejervarya cancrivora) (Homo sapiens)
Keterangan: 1. Leukosit; 2. Inti sel; Keterangan: 1. Keping darah;
3. Eritrosit 2. Leukosit; 3. Eritrosit

41
1

Gambar 11. Struktur sel tumbuhan Hydrilla verticillata


Keterangan: 1. Dinding sel; 2. Sitoplasma; 3. Inti sel

9
1

2
8
3
7

4
6

Gambar 12. Struktur sel protozoa


Keterangan: 1. Silia; 2. Pelikel alur mulut; 3. Sel mulut; 4. Lubang anal;
5. Vakuola makanan; 6. Sitoplasma; 7. Makronukleus;
8. Mikronukleus; 9. Vakuola kontraktil.

42
Pengamatan sifat permeabilitas membran sel

Lama perendaman telur (jam)


4,29 cm 24 48 59

Diameter telur (cm) 4,61 cm 4,61 cm 4,45 cm


(cuka) (cuka) (sirup)

Tabel 1. Hasil pengamatan sifat permeabilitas membran sel telur

4.1.3 Pengamatan Tumbuhan

Morfologi akar

2
1

1
2

3
5 4
4

Gambar 13. Akar tumbuhan monokotil Gambar 14. Akar tumbuhan dikotil
Keterangan: 1. Akar primer; 2. Leher akar; Keterangan: 1. Batang akar;
3. Rambut akar; 4. Ujung akar 2. Cabang akar;
5. Tudung akar 3. Rambut akar;
4. Ujung akar

Morfologi daun

43
1
2 1
3
5

2
4
4
3

Gambar 15. Daun tumbuhan monokotil Gambar 16. Daun tumbuhan dikotil
Keterangan: 1. Ujung daun; Keterangan: 1. Tulang cabang;
2. Permukaan daun; 2. Pangkal daun;
3. Pelepah daun; 3. Ibu tulang;
4. Tepi daun; 5. Tulang daun 4. Tangkai

Morfologi Bunga
7
7 1
8
1
6
2
6

3 2
5
5 4 4
3
Gambar 17. Bunga tumbuhan monokotil Gambar 18. Bunga tumbuhan dikotil
Keterangan: 1. Putik; 2. Tangkai putik; Keterangan: 1. Mahkota bunga;
3. Tangkai benang sari; 2. Tangkai putik;
4. Mahkota bunga; 5. Tangkai; 3. Tangkai;
6. Bakal biji; 7. Benang sari 4. Bakal biji;
5. Kelopak;
6. Kepala putik;
7. Benang sari;
8. Kepala sari
Anatomi akar

1 1

44
2 8

6
2

3
4 7
5 6
5 3
7 4

Gambar 19. Struktur anatomi akar Gambar 20. Struktur anatomi akar
tumbuhan monokotil tumbuhan monokotil
Keterangan: 1. Epidermis; 2. Korteks; Keterangan: 1. Epidermis; 2. Stele;
3. Floem; 4. Persikel; 3. Inti; 4. Rambut akar;
5. Xilem; 6. Stele; 5. Floem; 6. Xilem;
7. Rambut akar 7. Persikel; 8. Korteks

Anatomi Batang

4 3
Gambar 21. Struktur anatomi batang Gambar 22. Struktur anatomi batang
tumbuhan monokotil tumbuhan dikotil

Keterangan: 1. Jaringan Dasar; 2. Xilem; Keterangan: 1. Xilem; 2. Floem;


3. Epidermis; 4. Floem 3. Kambium; 4. Korteks;
5. Epidermis

Anatomi daun

Dikotil
2

45
3
4 1

6
7 10
11
8
9 5
1 6
2 7
8
3 4 9

Monokotil

Gambar 23. Struktur anatomi daun tumbuhan dikotil dan monokotil

Keterangan: Dikotil 1. Epidermis atas; 2. Kutikula; 3. Selubung Sel Parenkim;


4. Xilem; 5. Floem; 6. Skelenkrin; 7. Rongga Udara Stomata;
8. Stomata; 9. Sel Penjaga; 10. Epidermis Bawah; 11. Kutikula.

Monokotil 1. Kutikula; 2. Rongga Udara; 3. Xilem; 4. Floem; 5.Kutikula;


6. Epidermis Atas; 7. Skelenkrin; 8. Selubung Sel Parenkim;
9. Epidermis Bawah.

4.1.4 Pengamatan Hewan

46
Morfologi Katak

1
14 2
3

13 5
6
12
7
8

9
11
10

Gambar 24. Morfologi katak

Keterangan: 1. Hidung; 2. Mata; 3. Alat Pendengar; 4. Jari; 5. Lengan Bawah;


6. Lengan Atas; 7. Anus; 8. Betis; 9. Selaput; 10. Telapak;
11. Jari; 12. Paha; 13. Punggung; 14. Kepala.

1
9
2

4
6 5

Gambar 25. Kodok (Duttphrynus melanostictus)

Keterangan: 1. Kepala; 2. Alat Pendengar; 3. Paha; 4. Betis;


5. Lengan Atas; 6. Lengan Bawah; 7. Jari; 8. Mulut; 9. Mata

47
1
2
11
3

10

4
9
5
8
6

7
Gambar 26. Katak (Fejervarya cancrivora)

Keterangan: 1. Mata; 2. Kepala; 3. Alat Pendengar; 4. Paha; 5. Betis; 6. Selaput;


7. Alat Gerak Belakang; 8. Lengan Bawah; 9. Alat Gerak Depan;
10. Jari; 11. Mulut.

Sistem Pencernaan Katak

7
2
6

5 3

Gambar 27. Sistem Pencernaan Katak

Keterangan: 1. Mulut; 2. Usus Halus; 3. Usus Besar; 4. Anus; 5. Pankreas;


6. Lambung; 7. Esofagus; 8. Kerongkongan

48
Sistem Reproduksi Katak

6
1 1
5
6
2

2
5
3
3

4
4

Gambar 28. Sistem reproduksi Gambar 29. Sistem reproduksi


katak jantan katak betina

Keterangan: 1. Testis Ginjal; 2. Ginjal Keterangan: 1. Saluran Telur;


3. Kandung Kemih; 2. Saluran Kencing;
4. Anus; 5. Saluran Kencing; 3. Kandung Kemih;
6. Kelenjar Adrenal 4. Anus;
5. Testis Ginjal;
6. Sel Telur

49
4.1.5 Memahami Konsep Hukum Mendel

Macam Pasangan Frekuensi Muncul


Merah-merah 5
Merah-putih 17
Putih-putih 3

Tabel 2. Hasil Pengamatan Hukum Mendel

4.1.6 Pengamatan Proses Terjadinya Transpirasi

Perlakuan Waktu
1 2 3 4 5 6
Kontrol 0 0 0 0 0 0
Bunga Asoka 0 0 0 0,1 0,1 0,1
(Saraca asoca)
Bunga Pukul Sembilan 0 0 0 0,2 0,2 0,2
(Portulaca gradiflora)
Bunga Pucuk Merah 0 0,5 0,5 0,5 0,6 0,6
(Syzygium oleana)

Tabel 3. Hasil pengamatan proses transpirasi

0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
0 10 20 30 40 50 60

Kontrol Bunga asoka


Bunga pukul 9 Bunga pucuk merah

Grafik 1. Hasil pengamatan proses transpirasi

50
4.1.7 Pengamatan Peristiwa Fotosintesis

Percobaan Sachs

Gambar 30. Gambar daun setelah direndam dalam alkohol panas

Keterangan: 1. Daun (Folium) yang tidak ditutupi alumunium foil;


2. Daun (Folium) yang ditutupi alumunium foil

Percobaan Ingenhous

Warna plastik pelapis pada gelas Jumlah gelembung oksigen


Putih 121
Merah 48
Hijau 13
Ungu 55

Tabel 4. Hasil percobaan fotosintesis ingenhous

140
120
100
80
60
40
20
0
Putih Merah Hijau Ungu

Percobaan Ingenhousz

Grafik 2. Hasil fotosintesis percobaan Ingenhous

51
4.1.8 Ekosistem

Kondisi Faktor Abiotik

Ketinggian Dari Suhu udara (°C) dan Kelembapan udara (%)


Permukaan Tanah Daerah Teduh Padang Rumput Padang Tandus
30 cm 31,9 33 34,8 32 34,7 57
90 cm 30,8 33 33 31 33,1 55
150 cm 31,1 33 32,8 31 32,9 57

Tabel 5. Hasil pengamatan ekosistem faktor abiotik

Kondisi Faktor Biotik

Habitat Jenis flora yang Jenis fauna yang


ditemukan dan jumlahnya ditemukan dan jumlahnya
Daerah teduh 4 Jenis 3 Jenis
Padang rumput 6 Jenis 4 Jenis
Padang tandus 3 Jenis 3 Jenis

Tabel 6. Hasil pengamatan ekosistem faktor biotik

Daerah Teduh

Jenis Flora Jumlah


Gletang (Tridax procumbens) 5
Putri malu (Mimosa pudica) 19
Kate mas (Euphorbia heterophylla) 9
Kaktus pir berduri (Opuntia fragilis) 4

Tabel 7. Hasil pengamatan flora pada daerah teduh

Jenis Fauna Jumlah


Semut hitam (Lasius niger) 26
Semut api (Solenopsis) 8
Kumbang penggerek (Sitona humeralis) 1

Tabel 8. Hasil pengamatan fauna pada daerah teduh

52
Padang Rumput

Jenis Flora Jumlah


Gletang (Tridax procumbens) 7
Galunggang (Sida acuta) 3
Teki ladang (Cyperus rotundus) 58
Lamtoro (Leucaena leucochepala) 20
Daun cakaran (Boerhavia diffusa) 3
Kate mas (Euphorbia heterophylla) 2

Tabel 9. Hasil pengamatan flora pada padang rumput

Jenis Fauna Jumlah


Ngengat bulu (Pteroforus pentadactyla) 1
Semut hitam (Lasius niger) 8
Semut api (Solenopsis) 3
Laba-laba serigala (Pardosa 1
pseudoannulata)

Tabel 10. Hasil pengamatan fauna pada padang rumput

Padang Tandus

Jenis Flora Jumlah


Rumput belulang (Eleusine indica) 5
Akasia putih (Acacia dealbata) 27
Putri malu (Mimosa pudica) 2

Tabel 11. Hasil pengamatan flora pada padang tandus

Jenis Fauna Jumlah


Semut merah (Solenopsis) 2
Kumbang penggerek (Sitona humeralis) 3
Lalat (Musca domestica) 2

Tabel 12. Hasil pengamatan fauna pada padang tandus

53
4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengenalan dan Penggunaan Mikroskop

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa


Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat benda atau objek yang
tidak dapat dilihat langsung oleh panca indra. Mikroskop terdiri dari 16
bagian dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Bagian–bagian mikroskop
yang pertama yaitu lensa okuler, berfungsi untuk membentuk bayangan
maya, tegak, dan diperbesar yang diperoleh dari lensa objektif. Kedua
tabung mikroskop, bagian ini disebut juga dengan tubus yang berfungsi
sebagai penghubung antara lensa okuler dan lensa objektif dan kegunaan
lainnya adalah mengatur fokus pada mikroskop. Ketiga yaitu pemutar lensa
objektif, berfungsi untuk mengubah objektif sehingga merubah perbesaran.
Keempat revolver, berfungsi untuk pemutar atau pembesar lensa objektif.
Kelima lensa objektif yaitu bagian optik pada mikroskop yang berdekatan
langsung dengan objek pengamatan yang digunakan untuk menghasilkan
bayangan nyata, terbalik dan diperbesar. Keenam gagang mikroskop,
berfungsi sebagai pegangan. Ketujuh makrometer horizontal, yang
berfungsi sebagai penggerak ke arah kanan dan kiri untuk memfokuskan
lensa pada objek dengan tempo lambat. Kedelapan makrometer, yang
fungsinya sama dengan mikrometer, tetapi temponya lebih cepat.
Kesembilan mikromoter horizontal, sebagai penggerak ke arah kanan dan
kiri untuk memfokuskan lensa pada objek dengan tempo cepat. Kesepuluh
tombol on off berfungsi untuk menyalakan dan mematikan mikroskop.
Kesebelas pengatur cahaya yang berfungsi untuk memperbesar dan
memperkecil cahaya lampu. Kedua belas sumber cahaya yang berfungsi
untuk mengumpulkan cahaya, sehingga penerangan untuk penelitian akan
masuk dengan cukup. Ketiga belas mikrometer berfungsi sebagai penggerak
naik turun tabung mikroskop dengan lambat. Keempat belas kondensor
yang berfungsi untuk memfokuskan cahaya. Kelima belas meja mikroskop
yang berfungsi untuk alas meletakkan objek pengamatan. Keenam belas
penjepit objek yang berfungsi untuk menjepit objek agar tidak bergerak.

Berdasarkan hasil praktikum yang telah kita lakukan dengan menggunakan


kertas koran yang bertulis huruf “d” sebelum diamati bayangan dari objek
bersifat nyata, tegak, dan diperkecil. Kemudian dilakukanlah percobaan ini
dengan cara mengambil huruf “d” dari sebuah koran menggunakan gunting
dan diletakkan pada gelas objek lalu ditambahkan beberapa tetes air, lalu
diamati menggunakan mikroskop, bayangan yang terbentuk bersifat maya,
terbalik dan diperbesar. Mikroskop membentuk bayangan berlawanan atau
terbalik pada hasil yang dibentuk.

54
Pengamatan pada butir pati ini dilakukan dengan dua cara yang berbeda
yaitu dengan menggunakan yodium dan tanpa menggunakan yodium.
Yodium merupakan salah satu larutan penguji untuk menguji ada tidaknya
amilum. Fungsi zat warna yodium pada pengamatan struktur sel yaitu
sebagai pewarna serta sebagai indikator keberadaan amilum karena saat
yodium bertemu dengan amilum pada sel butir pati kentang (Solanum
tuberosum) akan memunculkan warna biru sehingga yodium dapat
dijadikan pewarna biru agar sel mudah untuk diamati. Pada pengamatan
butir pati pada kentang (Solanum tuberosum) tanpa menggunakan yodium,
hasil pengamatan yang didapatkan yaitu berupa ruang-ruang saling
berhimpitan atau seperti lingkaran-lingkaran kecil yang saling berhimpit.
Ruang-ruang tersebut dibatasi oleh garis-garis semacam pembatas antar
ruang dan memiliki bentuk yang berbeda-beda satu sama lain. Ruang-ruang
tersebut yang disebut sebagai sel yang merupakan unit fungsional dan
struktural terkecil penyusun makhluk hidup dan garis-garis pembatas antar
ruang disebut juga dengan dinding sel yang berfungsi untuk melindungi sel
yang berada didalamnya. Pada pengamatan butir pati kentang (Solanum
tuberosum) yaitu dengan menggunakan yodium, bentuk yang dihasilkan
pada pengamatan yaitu berupa sel-sel berbentuk lonjong dengan ukuran dan
bentuk yang berbeda-beda serta warna biru yang melekat pada selnya,
dimana warna biru tersebut menujukkan adanya amilum dalam butir pati
yang digunakan. Sel-sel yang tampak tersebut memiliki dua bagian, yaitu
Hillus dan Lamella. Hillus adalah titik permulaan dari terbentuknya amilum
sedangkan Lamella adalah garis-garis halus yang mengelilingi Hillus.

4.2.2 Pengamatan Sel

Berdasarkan hasil pengamatan sel gabus pada batang ubi kayu (Manihot
esculenta) yang diiris melintang kemudian diamati menggunakan
mikroskop, maka hasil yang didapatkan yaitu didalam sel empulur atau sel
gabus ubi kayu (Manihot esculenta) terdapat bagian-bagian yang dapat kita
lihat diantaranya Sitoplasma, Ruang antar sel, inti sel (Nukleus) dan dinding
sel. Sitoplasma adalah bagian sel yang terbungkus oleh membran plasma.
Sitoplasma terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, mineral, dan
vitamin. Sitoplasma memiliki fungsi sebagai penyokong dan memastikan
keamanan molekul seluler dan organel yang berada di dalamnya. Inti sel
merupakan organel yang memiliki fungsi utama sebagai sumber informasi
dan sebagai pemegang kendali aktivitas sel. Dinding sel merupakan bagian
sel yang berfungsi untuk melindungi bagian yang berada dalam sel yaitu
sitoplasma dan inti sel, serta sebagai pemisah antara sel yang satu dengan
sel yang lainnya. Dalam klasifikasi tumbuhan, ubi kayu (Manihot
esculenta) termasuk golongan Superwaceae.

55
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada morfologi akar yaitu akar
monokotil dengan menggunakan tanaman jagung (Zea mays), dan akar
dikotil dengan menggunakan tanaman jarak merah (Jattropha gossypifolia).
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa akar monokotil adalah akar
serabut yang tipis dan ramping serta terdiri dari akar primer, pangkal akar,
batang akar, akar lateral, cabang akar, dan rambut akar. Sedangkan akar
dikotil adalah akar tunggang yang besar dan bercabang serta terdiri dari
pangkal akar, batang akar, cabang akar, rambut akar, ujung akar, dan tudung
akar.

Berdasarkan hasil pengamatan sel epidermis bawang merah (Allium


ascalonicum) yang telah dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
menggunakan pewarna metilen biru dan tanpa menggunakan. Pada
pengamatan yang dilakukan tanpa menggunakan zat pewarna, hasil yang
didapatkan yaitu bagian-bagian sel pada umbi lapis bawang merah
(Manihot esculenta) tidak tampak begitu jelas sedangkan pada pengamatan
yang dilakukan dengan menggunakan zat pewarna maka hasil yang
didapatkan yaitu kita dapat melihat bagian-bagian dari sel bawang merah
(Allium ascalonicum) yaitu terdapat dinding sel, sitoplasma, inti sel, dan
ruang antar sel. Zat pewarna metilen biru, berfungsi untuk memperjelas inti
sel dari objek yang diamati pada percobaan ini.

Berdasarkan hasil pengamatan sel selaput rongga mulut yang diperoleh dari
rongga mulut manusia (Homosapiens) maka hasil yang didapatkan yaitu
dapat dilihat bagian-bagian sel yang tampak yaitu terdapat sel epitel,
membran sel, sitoplasma, dan inti sel. Selama pengamatan ini, didalam sel
epitel rongga mulut tidak ditemukan vakuola, dinding sel dan plastida. Hal
itu yang menggolongkan sel epitel rongga mulut sebagai sel hewan. Selain
tidak dijumpai vakuola, plastida dan dinding sel, dalam pengamatan ini
batasan-batasan antara sel yang satu dengan sel yang lain juga kurang jelas
atau nyata, hal ini disebabkan karena sel ephitel tidak memiliki dinding sel
yang berfungsi memberi bentuk yang tetap. Dalam pengamatan sel epitel
rongga mulut hampir tidak dijumpainya ruangan antar sel. Hal ini terjadi
karena sel-sel epitel terikat antara satu dengan yang lainnya.

Berdasarkan hasil pengamatan struktur sel darah manusia (Homosapiens)


sangat berbeda dengan sel darah katak (Fajervarya canrivora). Sel darah
merah katak berbentuk oval, terlihat mempunyai inti sel, eritrosit, dan

56
sitoplasma. Pada pengamatan sel darah manusia terlihat sangat berbeda
dengan sel darah katak, Sel darah manusia berbentuk bulat pipih dengan
tanpa adanya inti sel. Pada sel darah manusia terdapat plasma, eritrosit,
trombosit dan leukosit. Fungsi sel darah merah (eritrosit) adalah untuk
membawa oksigen keseluruh tubuh seiring dengan pemompaan darah yang
di lakukan oleh jantung dan mengalir melalui pembuluh darah vena dan
arteri. Fungsi sel darah merah (trombosit) adalah komponen darah terkecil
dan paling ringan yang membentuk serat dan lapisan pembekuan darah
ketika terjadi luka sehingga pendarahan berhenti. Fungsi sel darah merah
(leukosit) adalah pertahanan tubuh untuk mencegah masuknya infeksi
penyebab penyakit dengan cara menghancurkan mikroorganisme tersebut.

Berdasarkan hasil pengamatan rendaman air jerami yang diperoleh dari air
tempat tumbuhnya Hydrilla verticilata, terdapat hewan bersel satu atau
disebut dengan protozoa. Protozoa yang didapatkan yaitu Paramaceum S.P.
Pada pengamatan ini dapat kita lihat dengan jelas bagian-bagian dari sel
protozoa yaitu terdapat membran sel, sitoplasma, vakuola kontraktil, mulut
sel, dan silia. Pada umumnya vakuola yang terdapat pada sel protozoa ada
dua yaitu vakuola makanan dan vakuola kontraktil, namun pada protozoa
Paramaceum S.P tidak terdapat vakuola makanan. Vakuola kontraktil ini
berfungsi sebagai osmoregulator yang mengatur nilai osmotil sel. Silia
merupakan bagian sel yang berbentuk seperti rambut-rambut halus yang
mengelilingi sel dan berfungsi sebagai alat gerak sel protozoa.

Berdasarkan hasil pengamatan organel-organel pada sel daun Hydrilla


verticillata, memiliki kemiripan dengan organel-organel sel pada umbi
bawang merah seperti kloroplas, dinding sel, sitoplasma, inti sel. Antara
satu sel dengan sel yang lain terdapat rongga yang disebut noktah.
Penghubungan antara sel yang satu dengan sel yang lain dilakukan oleh
plasmodesma atau juluran protoplasma. Hydrilla verticillata klasifikasikan
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Hydrocharitales
Famili : Hydrocharitaceae
Genus : Hydrilla
Spesies : Hydrilla verticilata
Berdasarkan hasil pengamatan sifat semipermeabilitas membran sel pada
telur ayam yang telah kita amati adalah pada hari pertama dan kedua
dimana telur direndam dengan menggunakan larutan cuka sehingga

57
diameter lingkaran telur mengalami peningkatan. Sedangkan pada hari
ketiga larutan cuka diganti menjadi larutan sirup DHT sehingga diameter
lingkaran telur mengalami penurunan. Pada telur yang direndam cuka
mengalami penaikan karena telur yang direndam mengalami osmosis (zat
terlarut berpindah kekonsentrasi rendah ke tinggi), sedangkan pada telur
yang di lanjutkan perendamannya menggunakan sirup mengalami
penurunan karena mengalami tekanan difusi (zat terlarut berpindah dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah).

4.2.3 Pengamatan Tumbuhan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada morfologi daun yaitu daun


jagung (Zea mays) sebagai tumbuhan monokotil dan daun jarak merah
(Jattropha gossypifolia) sebagai tumbuhan dikotil dapat diketahui bahwa
bentuk dan sistem pertulangan daun tumbuhan monokotil adalah
memanjang seperti pita dan mempunyai tulang daun yang sejajar.
Sedangkan bentuk dan sistem pertulangan daun tumbuhan dikotil adalah
daunnya berbentuk bulat, oval lonjong, menjari dan mempunyai tulang
daun yang menyirip dan menjari.

Pada percobaan mengamati morfologi bunga tumbuhan monokotil dan


tumbuhan dikotil. Yang mana pada percobaan ini dengan menggunakan
bunga Lili (Lilium) dan bunga kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa bunga tumbuhan dikotil
terdiri atas kelipatan 2, 4, dan 5 serta termasuk bunga lengkap karena
memiliki semua bagian–bagian dari bunga yang terdiri dari tangkai bunga
(Pedicellus), dasar bunga (Receptable), kelopak (Kaliks), bakal biji
(Ovulum), tangkai putik (Stilus), kepala putik (Stigma), benang sari
(Stamen), kepala sari (Antera), dan mahkota (Corolla). Sedangkan bunga
monokotil terdiri dari kelipatan 3 dan tidak termasuk bunga lengkap karena
tidak memiliki semua bagian bunga yakni tidak memiliki dasar bunga, dan
kelopak bunga.

Pada percobaan mengamati anatomi akar tumbuhan monokotil dan dikotil


dapat diketahui bahwa kedua akar tumbuhan tersebut memiliki bagian-
bagian yang sama seperti xilem, floem, korteks, epidermis, endodermis,
rambut dan perisikel. Namun terdapat perbedaan antara keduanya yaitu akar
monokotil memiliki xilem dan floem yang teratur dan melingkar.
Sedangkan akar dikotil memiliki xilem yang berada di tengah dan floem
berada di sekitar xilem. Pada percobaan mengamati anatomi batang

58
tumbuhan monokotil dan dikotil dapat diketahui bahwa kedua batang
tumbuhan tersebut memiliki bagian yang sama yaitu xilem, floem,
epidermis, dan jaringan dasar. Adapun yang menjadi pembeda antara
keduanya yaitu batang tumbuhan monokotil memiliki xilem dan floem yang
tersebar. Sedangkan batang tumbuhan dikotil memiliki xilem dn floem yang
teratur karena pada batang dikotil terdapat kambium. Dan juga pada batang
dikotil jaringan dasar terbagi menjadi korteks dan empulur sedangkan pada
batang monokotil tidak terbagi.

Pada percobaan mengamati anatomi daun tumbuhan monokotil dan dikotil


dapat diketahui bahwa keduanya memiliki bagian daun yang hampir sama,
yang membedakan terletak pada jaringan parenkim. Pada anatomi daun
dikotil terdapat jaringan parenkim palisade dan parenkim spons. Adapun
fungsi dan bagian–bagian daun tumbuhan monokotil dan dikotil yaitu
jaringan epidermis berfungsi melindungi jaringan di dalamnya. Jaringan
mesofil terbagi menjadi dua yaitu jaringan palisade yang berperan dalam
proses produksi zat pada tumbuhan, dan jaringan spons yang berfungsi
sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Jaringan pengangkut terdapat pada
xilem dan floem. Xilem berfungsi sebagai berkas pembuluh pengangkut air
dan zat hara, sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dan
menyebarkan ke seluruh bagian tumbuhan. Stomata berfungsi sebagai alat
pernapasan bagi tumbuhan. Sklerenkim berfungsi sebagai jaringan penguat
tumbuhan yang terdiri atas sel-sel mati. Sel penjaga berfungsi
mempengaruhi proses membuka dan menutup stomata. Rongga udara
berfungsi untuk menyimpan udara yang diserap oleh daun. Kutikula yang
berfungsi mengontrol penguapan.

4.2.4 Pengamatan Hewan

Pada praktikum kali ini hewan yang digunakan adalah katak (Fejervarya
cancrivora). Dari hasil pengamatan morfologi katak dapat diketahui bagian-
bagian katak yang terdiri dari bagian tungkai depan (Ekstremitas posterior)
dan tungai belakang (Ekstremitas anterior). Pada bagian tungkai depan
terdiri diri dari kepala (Caput), hidung (Nostril), mata (Organum visus),
mulut (Cavum oris), pendengaran (Membran timpani), jari-jari (Digiti),
lengan atas (Bracium), dan punggung (Dorsal). Bagian tungkai belakang
terdiri dari lengan bawah (Anterbrachium), paha (Femur), selaput (Web),
dan betis (Tibia).

Katak memiliki tubuh ramping, halus, lembab, dan berlendir. Memiliki kaki
lebih Panjang dan ujung jari berbentuk bulat kecil, hidup di tempat yang

59
lembab, dan tidak memiliki kelenjar racun. Kodok memiliki tubuh lebar,
kering, dan kasar. Memiliki kaki yang relatif pendek dengan jari yang
berbentuk seperti cakar, hidup di tempat yang kering, dan memiliki kelenjar
racun.

Sistem pencernaan pada katak (Fejervarya cancrivora) terdiri dari mulut


(Rima oris), kerongkongan (Esofagus), lambung (Ventrikulus), usus halus
(Intestinum tenue) yang terdiri dari usus penyerapan (Illeum), usus 12 jari
(Duodenum), selanjutnya ada usus besar (Intestinum crassum), dan kloaka.
Adapu fungsi dari bagian bagian tersebut adalah mulut (Rima oris)
berfungsi mengunyah dan tempat pertama masuknya makanan.
Kerongkongan (Esofagus) berfungsi menghasilkan sekresi alkalis dan
mendorong makanan masuk ke lambung. Lambung (Ventrikulus) sebagai
penyimpan cadangan makanan dan menghancurkan makanan. Usus halus
(Intestinum tinue) yang terbagai menjadi tiga yaitu duodenum sebagai
tempat terjadinya penyerapan sari-sari makanan oleh enzim yang dihasilkan
pancreas. Ileum untuk menyerap makanan dan diedarkan ke seluruh tubuh.
Jejenum untuk menyerapzar makanan dan mengontrol kadar air.
Selanjutnya usus besar (Intestinum crassum) sebagai tempat penyerapan air
dan pembusukan sisa makanan. Kloaka sebagai tempat keluarnya zat sisa.
Sistem reproduksi pada katak jantan dan betina keduanya memiliki lemak
tubuh untuk menjaga kulit katak tetap lembab, kandung kemih sebagai
tempat konservasi air dan tempat urin, serta terdaapat kloaka sebagai tempat
masuknya sel sperma. Namun yang membedakan pada katak jantan terdapat
testis yang berfungsi sebagai saluran sperma. Vas deferens berfungsi untuk
membentuk sel sperma. Dan pada katak betina terdapat ovarium untuk
menghasilkan sel telur. Uratus untuk menerima sel telur yang dibuahi oleh
jantan. Ginjal sebagai alat penyaring.

4.2.5 Memahami Hukum Mendel

Dari pengamatan, dapat diketahui bahwa dengan menggunakan kancing


genetika merah sebanyak 25 kancing dan kancing genetika putih sebanyak
25 kancing. Pada percobaan ini terdapat frekuensi berbeda dari setiap
pengambilan merah - merah (MM) sebanyak 5 pasang, merah - putih (Mm)
sebanyak 17 pasang dan putih - putih (mm) sebanyak 3 pasang.

Pengamatan ini menggunakan persilangan monohibrid (sempurna).

60
P1 : MM >< mm
G1 : M >< m
(Merah) (Putih)
F1 : Mm
P2 : Mm >< Mm
G: M → M

m → m
F2:
Gamet M M
M MM Mm
M Mm Mm

Rasio fentipe: Rasio Genotipe:


MM : Mm : mm Merah : Putih
1 : 2 : 1 3 : 1

Berdasarkan hasil tabel frekuensi di atas pada persilangan monohibrid


kancing genetika berwarna merah-putih (Mm) lebih dominan dibandingkan
kancing genetika hasil persilangan lainnya merah-merah (MM) dan putih-
putih (mm). Menghasilkan total perbandingan yaitu Merah (M) banding
putih (m) yaitu 22:3 . Hal ini sama dengan percobaan yang dilakukan
Mendel yang kita kenal sebagai Hukum Mendel. Sehingga perbandingan
fenotipnya didapatkan 3:1 dengan persentase 75%:25%. Pada percobaan ini
berlaku hukum Mendel 1 karena pada saat menggabungkan gamet kedua
gen dalam alel yang sebelumnya berpasangan akan mengalami pemisahan
secara bebas dalam dua sel anak gamet. Sehingga menghasilkan fenotip
merah dominan sempurna terhadap fenotip putih.

Untuk mengetahui intermediet persilangan di atas, maka dilakukan


persilangan dengan Merah-merah (MM) dengan Merah-putih (mm) dimana
sifat keduanya resesif sehingga F1 yang terbentuk ialah Mm (merah muda).
Kemudian disilangkan dengan sesama F1, sehingga untuk dominan tidak
sempurna (Intermediet) akan menghasilkan lebih banyak fenotip merah
muda dengan perbandingan 1:2:1.

61
4.2.6 Pengamatan Proses Terjadinya Transpirasi

Transpirasi adalah proses keluarnya uap air pada permukaan tubuh


tumbuhan yang Sebagian besar melalui stomata. Stomata adalah lubang
kecil yang ditemukan di bawah lapisan permukaan daun yang berhubungan
dengan jaringan dalam tumbuhan.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, pada tabung 1 yang berisi


kontrol yaitu air dan minyak, pada menit ke 10 hingga menit ke 60 volume
tidak mengalami perubahan (tetap) dan tidak memiliki gelembung. Pada
tabung 2 yang berisi batang dan daun tumbuhan asoka (Saraca asoca), pada
menit ke 40 volume berkurang 0,1 ml dan terbentuk gelembung, namun
pada menit ke 50 hingga menit ke 60 volume tetap dan terbentuk
gelembung. Pada tabung 3 yang berisi batang dan daun tumbuhan pukul
sembilan (Portulaca grandiflora), pada menit ke 40 volume berkurang 0,2
ml dan terbentuk gelembung, namun pada menit ke 50 hingga menit ke 60
volume tetap dan terbentuk gelembung. Pada tabung 4 yang berisi batang
dan daun tumbuhan pucuk merah (Syzygium oleana), pada menit ke 20
volume berkurang 0,5 ml dan terbentuk gelembung, namun pada menit ke
50 hingga menit ke 60 volume berkurang lagi 0,1 ml menjadi 0,6 ml.

Kehilangan air pada ketiga tabung yang berisi tumbuhan terjadi karena
ketiga tumbuhan yaitu pucuk merah (Syzygium oleana), asoka (Saraca
asoca) dan pukul sembilan (Portulaca grandiflora) mengalami proses
transpirasi pada stomata. Transpirasi adalah proses menguapnya air pada
tumbuhan melalui stomata. Stomata adalah lubang kecil yang ditemukan di
bawah lapisan permukaan daun yang berhubungan dengan jaringan dalam
tumbuhan. Transpirasi adalah sebuah proses pasif dan dikontrol oleh
kelembaban atsmosfer dan jumlah kadar air dalam tanah. Transpirasi
merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2 yang terjadi pada siang
hari saat panas. Tidak semua tumbuhan mengalami proses ini kadang
mengalami kehilangan air berlebih sehingga tumbuhan menjadi layu dan
mati.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi terbagi menjadi dua yaitu


faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari ukuran daun
yang mana semakin lebar ukuran daun maka stomata semakin banyak dan
laju transpirasi meningkat. Hal ini dikarenakan transpirasi terjadi pada
bagian stomata. Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi transpirasi
tumbuhan terdiri dari Suhu, semakin tinggi suhu maka semakin mudah

62
menguap sehingga laju transpirasi meningkat. Cahaya matahari, stomata
terbuka lebar saat mendapat cahaya matahari dan semakin banyak cahaya
yang diterima oleh daun maka laju tranpirasi juga meningkat. Kecepatan
angin, dimana angin yang bergerak cepat akan meningkatakn laju
transpirasi. Kelembaban tanah, dimana apabila tanahnya lembab maka
jumlah air yang diserap bertambah banyak sehingga laju transpirasi
meningkat.

4.2.7 Pengamatan Peristiwa Fotosintesis

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan karbohidrat dari


bahan anorganik yang dilakukan oleh tumbuhan, terutama tumbuhan yang
mengandung zat hijau daun yakni klorofil. Fotosintesis juga dapat
dikatakan sebagai pembentukan molekul kompleks dari molekul sederhana
pada tumbuhan.

Berdasarkan Pengamatan pada percobaan Sachs yaitu dilakukan percobaan


untuk menguji terbentuknya amilum pada proses fotosintesis. Pada
pengamatan ini menggunakan daun ubi kayu (Manihot esculenta). Dari
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa terjadi perbedaan antara daun yang
ditutupi dengan kertas timah dan tidak ditutup dengan kertas timah. Pada
daun yang ditutup dengan kertas timah dan diteteskan iodium tidak
mengalami fotosintesis sehingga tidak membentuk amilum. Sedangakn
pada daun yang tidak ditutup dengan kertas timah berwarna agak gelap. Hal
ini menunjukkan bahwa daun tersebut mengalami fotosintesis dan terbentuk
amilum. Karena seperti yang diketahui bahwa matahari dibutuhkan dalam
proses fotosintesis. Dalan percobaan ini alkohol berfungsi untuk memecah
atau melarutkan zat klorofil pada daun.

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada percobaan Ingenhous


diketahui jika gelas yang menghasilkan gelembung paling banyak oksigen
(O2) adalah gelas yang dilapisi plastik warna putih dengan total gelembung
121 gelembung. Dari hasil pengamatan diketahui warna yang
meningkatkanl aju fotosintesis adalah warna merah. Karena pada gelas yang
dilapisi warna putih menghasilkan sebanyak 121 gelembung, semakin
banyak gelembung yang dihasilkan, semakin cepat pula laju
teranspirasinya. Sehingga laju fotosintesis meningkat. Hal ini disebabkan
karena beberapa faktor yaitu kadar CO2 di udara yang cukup banyak serta
pengaruh suhu dan cahaya. Dalam hal ini jika intensitas cahaya semakin
tinggi maka semakin cepat proses fotosintesisnya. Faktor yang selanjutnya

63
yaitu panjang gelombang cahaya, dimana panjang geombang dipengaruhi
oleh spektrum warna, klorofil akan lebih banyak menyerap warna merah
dan hijau karena panjang gelombang cahayanya sangat efektif. Serta faktor
terakhir yaitu dipengaruhi oleh lama penyinaran.

Menurut literatur mengenai Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak Terhadap


Laju Fotosintesis tanaman air (Hydrilla verticillata) yang ditulis Asrokh
Lidya pada tahun 2022, beliau menemukan bahwa warna yang paling
banyak menghasilkan O2 yaitu spektrum berwarna ungu. Hal tersebut
disebabkan karena spektrum warna ungu memiliki panjang gelombang
paling pendek sehingga dihasilkan energi yang lebih besar dibanding
spektrum warna lain. Dimana semakin besar energi yang dihasilkan maka
semakin cepat laju fotosintesis sehingga meningkatkan kadar oksigen yang
dihasilkan (Lidya, 2022).

4.2.8 Ekosistem

Berdasarkan Pengamatan pertama yang dilakukan pada pengambilan plot di


sekitar parkiran kampus yang berukuran 1×1 meter. Pengambilan plot
menggunakan beberapa ukuran patok kayu yaitu 30 cm, 90 cm, dan 150cm.
Setelah diamati dalam sebuah plot yang telah ditentukan, pada daerah teduh
memiliki suhu 30,8°C–31,9°C dengan kelembaban udara 33% ditemukan 4
jenis flora yaitu gletang (Tridax procumbens), putri malu (Mimosa pudica),
kate mas (Euphorbia heterophylla), dan kaktus (Opuntia fragilis) .
didapatkan 3 jenis fauna yaitu semut kebun hitam (Lasius niger), semut api
atau semut merah (Solenopsis S.P), kumbang penggerak (Sitona humeralis).

Pada padang rumput memiliki suhu 32,8°C–34,8°C dengan kelembaban


udara 31%–32% didapatkan 6 jenis flora yaitu gletang (Tridax
procumberis), galunggang (Sida acuta), teki ladang (Cyperus rotundus),
lamtoro (Leucaena leucachepala), daun cakaran (Boerhaula diffusa), dan
kate mas (Euphorbia heterophylla) . Didapatkan juga 4 jenis fauna yaitu
ngengat bulu (Pteroforus pentadactyla), semut kebun hitam (Lasius niger),
semut api atau semut merah (Solenopsis S.P), laba-laba serigala (Pardosa
pseudoannulata).

Pada padang tandus memiliki suhu 33,9°C–34, 7°C dengan kelembaban


udara 55%–57% didapatkan 3 jenis flora yaitu rumput belulang (Eleusine
indica), akasia kuning (Acasia manglum), dan putri malu (Mimosa pudica).

64
Didapatkan juga 3 jenis fauna yaitu semut api atau semut merah
(Solenopsis S.P), kumbang penggerak (Sitona humeralis), dan lalat (Musca
domestica).
Terdapat perbedaan suhu dan kelembapan antara ketiga daerah tersebut
namun perbedaan suhu antara ketiganya tidak signifikan. Perbedaan
tersebut disebabkan karena suhu bergantung pada garis lintang dan juga
ketinggian tempat serta bergantung pada paparan sinar matahari langsung
pada daerah tersebut.

Hewan maupun tumbuhan memiliki peranan dalam ekosistem dimana


keduanya bermanfaat dalam menyeimbangkan ekosistem. Tumbuhan
berperan sebagai produsen karena mampu menghasilkan makanan sendiri
dan juga mampu menghasilkan makanan bagi makhlup hidup lain.
Sementara hewan berperan sebagai konsumen, selain itu hewan juga dapat
menyuburkan tanah dan membantu penyerbukan pada tumbuh.

65
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini yaitu dengan
menggunakan mikroskop maka objek sekecil apapun yang dapat dilihat dengan
bantuan dari mikroskop. Jenis-jenis mikroskop sangat banyak, penggunaannya
tergantung dari kebutuhan masing-masing. Pada mikroskop memiliki bagian-
bagiannya memiliki fungsi masing-masing seperti lensa objektif yang berfungsi
memperbesar bayangan. Benda yang digunakan sebagai objek pengamatan yaitu
sempel huruf “d” yang pada pengamatannya menunjukkan jika bayangan yang
tebentuk adalah maya, terbalik dan diperbesar. Pada pengamatan pati kentang
(Solanum toberosum) dapat disimpulkan bahwa ketika butir pati diberikan iodium
akan berwarna dan menunjukkan bagian hillus dan lamella.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini yaitu sel merupakan unit
terkecil, fungsional, struktural, hereditas, produksi, dan kehidupan yang terdiri
dari tiga komponen utama yaitu membran, sitoplasma, dan inti. Sel pada batang
ubi kayu (Manihot esculenta) merupakan sel mati dan masuk dalam golongan
magnoliopsida dan pada tumbuhan bawang merah (Allium cepa) merupakan sel
hidup. Pada sel tumbuhan, dinding sel terdapat pada bagian terluar sel dan
berfungsi sebagai pelindung tumbuhan seperti yang ada pada Hydrilla
verticillata. Sel darah merah manusia memiliki bentuk seperti gumpalan benang
sedangkan sel darah merah pada katak berbentuk oval dan ukurannya lebih besar.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini dapat diketahui jika pada
tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki perbadaan dari segi morfologi maupun
anatominya, mulai dari akar, batang, daun dan bunga memiliki perbedaannya
masing-masing. Dari sisi morfologi, akar dikotil berbentuk tungang yang
memanjang ke dalam tanah sedangan akar monokotil berbentuk serabut. Pada
daun secara morfologi dapat terlihat jelas dari bentuk pertulangan daunnya,
pertulangan daun monoktil berbentul melengkung dan sejajar sedangkan
pertulangan daun dikotil menjari dan menyirip. Pada bunga secara morfologi
dapat dilihat dari kelipatannya yaitu pada bunga dikotil terdapat kelipatan 5 dan
bunga monokotil terdapat kelipatan. Pada bagian anatomi akar yang paling

66
terlihat adalah posisi dari xilem dan floem, yang mana pada akar dikotil xilem
ada di dalam floem sedangkan pada akar monokotil posisi xilem dan floem
berselang-seling. Pada batang perbedaanya terdapat pada kambium, dimana
batang dikotil memiliki kambium yang memisahkan berkas pengangkut
sedangkan batang monokotil tidak memiliki kambium dan berkas pengangkutnya
tersebar. Pada anatomi daun yang membedakan adalah pada daun dikotil terdapat
jaringan parenkim sedangkan pada daun monokotil tidak terdapat jaringan
parenkim.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini yaitu sistem pencernaan
pada katak (Fejervarya cancrivora) dimulai dari mulut (Cavum oris) kemudian
masuk ke dalam kerongkongan (Esofagus) dan diteruskan masuk ke dalam
lambung (Ventrikulus) yang dibatasi oleh Ileum dimana Ileum akan
menghubungkan lambung dengan usus halus (Intestinum tinue) dan usus besar
(Intestinum crasun) setelah itu makanan akan diolah menjadi sumber energi dan
zat sisanya akan dikeluarkan melalui kloaka. Organ-organ tesebut tentunya
mempunyai fungsi masing-masing, sehingga fungsi dari masing-masing organ
tersebut yaitu, mulut (Cavum oris) pada katak dilengkapi dengan gigi berbentuk
kerucut yang berfungsi menangkap mangsa. Katak juga memiliki rongga mulut
yang berfungsi untuk melindungi bagian gigi, lidah, dan juga bagian awal
masuknya makanan. Kerongkongan (Esofagus) berfungsi sebagai pengantar
makanan dari rongga mulut untuk menekan makanan menuju ke dalam organ
lambung. Usus halus berfungsi sebagai tempat terjadinya penyerapan sari-sari
makanan oleh enzim yang dihasilkan pankreas. Usus besar (Intestium crasun)
berfungsi sebagai tempat terjadinya penyerapan air dan tempat pembusukan sisa-
sisa makanan. Sistem reproduksi pada katak jantan terdiri dari testis, vas deferens
dan kloaka sedangkan pada sistem reproduksi betina terdiri dari oviduk, ovarium.
Oviduk merupakan suatu saluran yang menjulur dari bagian anterior rongga
tubuh menuju bagian posterior tepatnya pada kloaka.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini yaitu angka-angka dari
hasil perhitungan perbandingan pada setiap persilangan sesuai dengan
perhitungan perbandingan pada Hukum Mendel. Dimana pada persilagan
sempurna fenotip merah dominan sempurna terhadap fenotip putih. Sedangkan
pada persilangan yang bersifat intermediet perbandingan menotipnya akan
menghasilkan warna baru.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pada praktikum ini yaitu transpirasi
merupakan peristiwa hilangnya air dari tubuh tumbuhan dalam bentuk uap air
melalui stomata, kutikula atau lentisel. Dalam prosesnya, intesitas cahaya dan

67
suhu sangat berpengaruh terhadap kecepatan transpirasi pada tumbuhan, dimana
semakin besar intesitas cahaya dan suhu maka kecepatan tarnspirasi akan
semakin cepat. Sebaliknya semakin kecil intensitas cahaya dan suhu maka
kecepatan transpirasi semakin lambat.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini yaitu fotosintesis adalah
suatu proses metabolisme dalam tanaman untuk membentuk karbohidrat dengan
memakai karbondioksida (CO2) dari udara dan air (H2O) dari dalam tanah
dengan bantuan cahaya matahari. Hal ini terbukti bahwa dalam proses
fotosintesis menghasilkan gas oksigen dengan dihasilkannya banyak gelembung
udara yang terdapat pada corong.

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil praktikum ini yaitu ekosistem adalah
suatu sistem dimana terjadi hubungan timbal balik antara organisme dengan
organisme lainnya, serta kondisi lingkungannya. Berdasarkan sistem energinya,
ekosistem dibedakan menjadi dua yaitu ekosistem terbuka dan ekosistem
tertutup. Sedangkan berdasarkan habitatnya, ekosistem dibedakan menjadi dua
yaitu ekosistem daratan (hutan, padang rumput, semak belukar, ekosistem
tegalan) dan ekosistem perairan (tawar, payau, asin). Ekosistem tersusun atas dua
komponen penting yaitu komponen biotik dan komponen abiotik.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah pengamat sebaiknya lebih
teliti saat melakukan praktikum agar tidak terdapat kesalahan terhadap data yang
diperoleh. Dan juga berhati-hati dalam menggunakan alat laboratorium,
memperhatikan bahan-bahan yang akan digunakan, danmenjalankan praktikum
sesuai dengan prosedur yang ada. Selain itu, tetap mengikuti dan mematuhi
peraturan-peraturan di laboratorium.

68
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M. (1994). Biologi. Semarang: Maschon Graphy.


Adisoemarto, S., (1988). Genetika Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Anshori, M. (2009). Biologi Untuk SMA Kelas X. Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
Asrokh, L. (2022). Bagaiamana Spektrum Warna Cahaya Mempengaruhi Laju
Fotosintesis.
A. Wahab, Jufri. (2013). Belajar dan Pembelajaran SAINS. Bandung: Pustaka Reka
Cipta.
Bima. (2005). “Mikroskop dan Penggunaannya”. http://bima.ipb.ac.id. Akses 20 Juli
2013.
Bresnick, S., (2003). Intisari Biologi. Jakarta: Hiprokates.
Campbell. (2000). Biologi. Jakarta: Erlangga.
Campbell. (2002). Biologi Edisi Kedelapan, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Campbell, N. A. (2008). Biologi Jilid I Edisi 8. Jakarta: Erlangga.
Campbell, A. N. (2010). Biologi. Penerbit Jakarta: Erlangga.
Djuanda, T. (1982). Pengantar Anatomi Perbandingan Vertebrata I. Bandung: Amico.
Gade, M. (2014). Struktur, Fungsi, Organel Dan Komunikasi Antar Sel. Jurnal Al
Ulum: Lppm Universitas Al Washliyah Medan, 2(1), 1-9.
Gembong, Tjitrosoepomo. (1985). Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta. UGM Press.
Hidayat, E. B. (1990). Dasar-dasar Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan.
Bandung: ITB.
Huda, Sheila Nurul., Kusumo, Dimas Adi. (2015). “Alat Bantu Ajar Pengenalan Sel
Hewan dan Tumbuhan”. Dalam Prosiding SENTIA-Politeknik Negeri Malang.

69
Handoko, P., & Fajariyanti, Y. (2013). Pengaruh Spektrum Cahaya Tampak Terhadap
Laju Fotosintesis Tanaman Air Hydrilla verticillata. In Prosiding Seminar
Biologi, 10 (2).
Hendriyani, I. S. Dan N. Setriari. (2009). Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan
Kacang Panjang pada Tingkat Penyediaan Air yang Berbeda. Jurnal Sains dan
Matematika, 17 (3):145-150.
Kimball, J. W. (1991). Biologi. Jakarta: Airlangga.
Kimball, J. (2002). Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Kurniasari, Fita. (2011). Laporan Praktikum Biologi Dasar. Malang: Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya.
Lakitan, B. (2000). Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo.
Lakitan. (2007). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Lakitan, B. (2013). Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Rajawali Press.
Mulyadi. (2010). Evaluasi dan Karakterisasi Fauna Akuatik yang Berasosiasi dengan
Ekosistem Mangrove di Suaka Margasatwa Muara Angke, Pusat Penelitian
Biologi. LIPI, Jakarta.
Nelson, DL and Cox, MM. (2004). Molecular and Cellular Biology. 4 ed. New York:
W. H. Freeman 1119.
Pearce E.C. (2006). Anatomi dan Fisiologis Untuk Para Medis. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta. Cetakan kedua puluh sembilan. 141-144.
Prawirohartono. (2006). Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Rosman. (2006). Teori Darwin Dalam Pandangan Sains dan Islam. Jakarta.
Rudiyatmi, E. (2012). Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA
UNNES.
Sinclair, T.R.R., T. Torrie. (1989). Leaf nitrogen, photosynthesis and crop radiation
use efficiency.
Syamsuri, Istamar. (2004). Biologi. Jakarta: Erlangga.
Susanto.(2006). Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Yogyakarta: KANISIUS.
Suryati, Tati. (2008). Biologi 1 SMA Kelas X. Jakarta: Quadra.
Suryo. (2008). Genetika. Yogyakarta: UGM Press.
Sativani, R. (2010). Ekologi Populasi. https://oryza-sativa135rsh. Blogspot.com/
2010/01/ekologi-populasi. html 25 November 2012 pukul 06.37 WITA.

70
Silalahi, M, dan Adinugraha, F. (2019). Penuntun Praktikum Anatomi, Fisiologi, dan
Perkembangan Tumbuhan I. Jakarta: UKI Press.
Tjitrosoepomo, H.S. (1998). Botani Umum. Yogyakarta: UGM Press.
Tim Dosen Pembina. (2012). Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember: FKIP Unej.
Tjitrosoepomo. (2013). Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Gramedia.
Widyatmoko, Arif. (2008). Mengenal Laboratorium Biologi. Jakarta: Erlangga.
Waluyo, Joko. (2013). Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember: Jember
University Press.
Yatim, Wildan. (1987). Biologi umum. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

71
LEMBAR ASISTENSI

NAMA : MUFIDA LAILATUS SA’ADAH


STAMBUK : G 701 23 084
KELOMPOK : I (SATU)
ASISTEN : MOHAMMAD IQRA REZA

No Hari/Tanggal Koreksi Paraf


.
1.

2.

3.

72
BIOGRAFI

Penulis bernama lengkap Mufida Lailatus Sa’adah,


lahir di Luwuk pada tanggal 29 Maret 2005. Penulis
merupakan anak pertama dari pasangan suami istri
Muhammad Agus Salim dan Sulasih. Saat ini
FOTO PAKE ALMET bertempat tinggal di Jl. Tombolotutu. Penulis memulai
pendidikannya di SDN Pembina Luwuk selama 6
tahun, setelah itu melanjutkan pendidikan ke tingkat
SMP di SMP Negeri 3 Luwuk dan lulus pada tahun
2020. Setelah lulus pada tahun 2020, penulis
melanjutkan pendidikan ke tingkat SMA di SMA Negeri 1 Luwuk. Lulus pada tahun
2023, penulis melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi Negeri pada tahun
2023 di Universitas Tadulako, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
mengambil Jurusan Farmasi.

73

Anda mungkin juga menyukai