Panca indra manusia memiliki kemampuan yang sangat terbatas, terutama dalam
mengamati objek gerakan organisme yang sangat kecil dan halus. Salah satu alat bantu
yang sering digunakan untuk mengamati benda-benda tersebut adalah mikroskop.
Mikroskop merupakan alat utama untuk pengamatan dan penelitian dalam bidang
Biologi. Dikenal dua jenis mikroskop, yaitu mikroskop cahaya (optik) dan mikroskop
electron. Keduanua mempunyai prinsip dasar yang berbeda.
Ada beberapa macam mikroskop cahaya, di antaranya mikroskop melon-ferang.
Mikroskop ini digunakan untuk pengamatan benda-benda tipis dan transparan, dimana
objek yang diamati diterangi dengan menggunakan cahaya matahari atau lampu, sehingga
objek tampak lebih gelap dari latar belakangnya. Jika objek yang diamati tebal, harus
dibuat sayatan setipis mungkin. Objek yang diamati diletakkan di atas kaca objek (object
glass), kemudian ditetesi air dan ditutup dengan kaca penutup yang tipis (cover glass).
Sebuah mikroskop memiliki perbesaran pada objektif dan okuler. Perbesaran pada
objektif umumnya 4X, 10 X, 40 X, dan 100 X. sedangkan perbesaran pada okuler
umumnya 10 X dan 15 X. sehingga perbesaran total adalah perbesaran objektif X
perbesaran okuler. Objektif dengan perbesaran 100 X harus menggunakan minyak emersi
dan cara penggunaannya harus dipelajari secara khusus. Dengan erbesaran maksimum
1500 kali, hanya beberapa organel yang tampak pada mikroskop ini. Mikroskop cahaya
jenis inisudah dimuiliki oleh sebagian besar sekolah menengah.
Sedangkan mikroskop elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih
pendek dari mikroskop cahaya, sehingga memungkinkan dicapainya daya pisah beberapa
ratus lebih besar dari mikroskop cahaya. Mikroskop elektron dapat menghasilkan
perbesaran hingga 160.000 kali, sehinggga mampu melihat objek yang sangat kecil,
seperti virus, dan dapat mempelajari struktur hingga taraf molekul. Mikroskop elektron
umumnya digunakan di lembaga penelitian, perusahaan farmasi atau rumah sakit.
1
Gambar 1. Mikroskop cahaya
2
Bagian-bagian pada mikroskop beserta fungsinya adalah sebagai berikut :
1. LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk
membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
2. LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini membentuk
bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk
menentukan perbesaran lensa objektif
3. TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan
menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
4. MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan
tabung mikroskop secara cepat.
5. MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
6. REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya.
7. REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor
ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang
terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya
yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin
cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
8. DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
9. KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat
putar dan di naik turunkan.
10. MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
11. PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak
mudah bergeser.
12. LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
13. KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
14. SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau tegaknya
mikroskop.
Seperti yang telah diketahui bahwa mikroskop pada awalnya digunakan untuk
mempelajari struktur dar benda-benda yang sangat kecil, misalnya adalah sel. Berikut
adalah beberapa percobaan dari pada peneliti terdahulu mengenai sel.
1) Robert Hooke (1635-1703)
Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil
pengamatannya diketahui terlihat -rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika
3
dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga
tersebut dinamakan sel.
2) Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882)
Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh
tumbuhan, ia menemukan banyak sel yang menyusun tubuh tumbuhan. Akhirnya ia
menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel.Schwann melakukan
penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa
tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa
satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel. Dari dua penelitian tersebut keduanya
menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.
3) Robert Brown
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan
melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti
sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat
dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala
proses yang terjadi di dalam sel.
4) Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel,Felix Durjadin dan Johannes
Purkinyemelihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya
nama protoplasma.
5) Max Schultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan.
Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Dari pendapat beberapa ahli
biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:
a) sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
b) sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
c) sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
d) sel merupakan unit hereditas.
Dari setiap percobaan dari para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa sel
merupakan unit ( kesatuan zahra ) terkecil organisasi yang menjadi dasar kehidupan
dalam arti biologi. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel, karena
itulah sel dapat berfungsi secara autonomy asalkan kebutuhan hidupnya terpenuhi. sel
bersifat fundamental bagi sistem kehidupan dalam ilmu biologi, jika dianalogikan dalm
4
ilmu kimia sel sama seperti atom. Sel terbagi menjadi sel mati dan sel hidup atau dibagi
menjadi sel tumbuhan dan sel hewan yang memiliki karakteristik dari masing-masing sel
yang berbeda satu dengan yang lain. Sel mati dan sel hidup, atau sel tumbuhan dan sel
hewan dapat dilihat perbedaannya secara struktural melalui pengamatan secara
mikroskopis. Pada sel tumbuhan yang mati akan terlihat ruang-ruang kosong di
tengahnya. Sedangkan pada sel tumbuhan yang hidup, senantiasa mengandung
protoplama, karena protoplasma didefinisikan sebagai isi sel hidup, dan tidak mencakup
dinding sel.
Sel hidup adalah sel yang masih memiliki peranan penting dalam metabolisme
kehidupan makhluk hidup. Hal ini ditandai dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam
sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik. Benda ergastik
adalah bahan non-protoplasama baik organik maupun anorganik sebagai hasil
metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga
sebagai penyimpan cadangan makanan (badan ergastik terletak di bagian
sitoplasma,dinding sel, vakuola).
Pada sel mati di dalamnya tidak di jumpai adanya organel-organel tetapi pada sel
mati sel hanya berupa ruangan kosong. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup yang mana
disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan.
Secara faktor genetik sel mati telah ditentukan umurnya sedangkan secara factor
lingkungan dipegaruhi oleh adannya pengaruh suhu lingkungan, pH, sentuhan ataupun
faktor yang disebabkan oleh makhluk hidup lainnya.
5
organel-organel, seperti inti sel, plastid, mitokondria, ribososm, reticulum endoplasma,
diktiosom, dan mikrobodi; (2) Non Protoplasma, yaitu bagian isi sel yang bersifat tidak
hidup, seperti vakuola, lemak dan minyak, minyak dari atsiri dan damar, Kristal, butir
aleuron dan butir pati (amilum). Diagram sel secara umum dapat diamati sebagai berikut :
Gambar 2. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan
Terlihat perbedaan yang sangat jelas antar sel hewan dan sel tumbuhan yang ada
di Gambar 2. Dan akan lebih terlihat jelas pada tabel berikut ini.
B. TUJUAN
A. Alat :
6
1. Mikroskop cahaya
2. Kaca objek
3. Kaca penutup
4. Pinset anatomi yang runcing
5. Pisan silet
6. Kertas sarina/tissue
B. Bahan :
1. Potongan kertas bertuliskan huruf A
2. Kulit bawang merah (Album cepa) yang kering
3. Daun adam dan eva (Rhodeo discolor)
4. Daun cocor bebek (Kalanchoe pfflata)
5. Epitel mukosa mulut (pipi sebelah dalam)
D. PROSEDUR
7
e. Mengenali bagian-bagian mikroskop dan mempelajari fujngsinya berdasarkan
gambar yang ada.
2. Mengatur Pencahayaan
a. Jika yang digunakan adalah mikroskop yang meggunakan cermin, maka cermin
tersebut harus diatur sehingga mendapat cahaya yang benar.Seluruh medan
pandangan dari mikroskop jika hendaklah mendapat penyinaran yang menyeluruh
dan rata. Jika mikroskop dilengkapi dengan lampu yang telah terpasang, cahaya
diatur dengan tidak terlalu terang. Agar didapatkan penyinaran yang merata di
seluruh medan pandangan, disarankan menggunakan kertas tipis (kertas tissue) di
depan lampu. Besarnya intensitas yang masuk dapat diatur dengan menggunakan
diafragma.
b. Cermin yang umum dipakai adalah cermin datar untuk mikroskop yang
menggunakan kondensor dan cermin cekung untuk mikroskop tanpa kondensor.
Fungsi kondensor adalah untuk mengumpulkan sinar sehingga menambah
kekuatan penyinaran. Kondensor biasanya diatur dengan ‘bonggol pengatur
kondensor’.
c. Bagi mikroskop yang tidak dilengkapi dengan kondensor, biasanya pengaturan
banyaknya cahaya dilakukan dengan keping yang dapat diputar, yang mempunyai
lubang berbagai ukuran. Pilih lubang yang sesuai agar didapatkan bayangan yang
jelas, tidak terlalu silau agar didapatkan bayangan yang paling jelas, tidak terlalu
silau dan tidak terlalu gelap.
3. Mempersiapkan Preparat
Jika preparat yang akan digunakan berupa preparat basah, maka bahan yang akan
diamati diletakkan di atas gelas objek, kemudian ditetesi air. Selanjutnya, ditutup
menggunkan gels penutup. Diusahakan agar tidak ada gelembung udara di antara
gelas objek dengan gelas penutup.
Caranya sebagai berikut : Gelas penutup dipegang dengan posisi 450 terhadap gelas
objek, setelah itu kita menyentuh tepi bawahnya pada permukaan tetesan air dan
dengan perlahan-lahan direbahkan, sehingga gelas penutup terletak di atas gelas
objek.
8
a. Menaikkan tubus (tabung okuler) dengan bonggol pengatur kasar sehingga jarak
ujung bawah lensa objektif kira-kira 2 cm di atas meja mikroskop. Memindahkan
objektif yang terlemah (4 X) atau (100 X) ke sumbu optik, hingga terdengar bunyi
‘klik’.
b. Meletakkan preparat di atas meja mikroskop dengan cara menjepitnya. Mengatur
preparat dengan penggerak mekanis hingga bagian yang akan diamati terletsk di
tengsh (di bawah) lensa objektif.
c. Sambil mengamati mikroskop dari samping, turunkan objektif dengan bonggol
pengatur kasar hingga jarak antara lensa objektif dengan preparat kira-kira 1 mm.
Jaga lensa objektif agar tidak menekan gelas penutup.
d. Sambil melihat melalui okuler, jauhkan dengan perlahan-lahan lensa objektif
dengan bonggol pengatur kasar, sehingga huruf di atas kertas/objek nampak jelas.
Jika objektif telah dinakkan lebih dari 1 cm, tetapi objek belum juga tampak, ini
menunjukkan bahwa fokus mikroskop telah terlewati. Turunkan kembali lensa
objektif dengan hati-hati. Setelah bayangan objek tampak, bonggol pengatur halus
diputar agar fokus mikroskop terlihat dengan jelas.
5. Menggandakan Perbesaran
a. Menggunakan perbesaran objektif lemah terlebih dahulu untuk pengamatan awal,
setelah fokus didapat jika ingin mengganti dengan perbesaran yang lebih kuat,
lensa objektif diputar sampai berbunyi klik. Apabila bayangan kurang jelas,
bonggol pengatur halus diputar lagi hingga bayangan tampak jelas.
b. Objektif perbesaran kuat memerlukan lebih banyak sinar. Atur kembali diafragma
atau keping pengatur cahaya hingga didapatkan penyinaran yang paling baik.
Perlu diperhatikan bahwa, jangan menggunakan objektif dengan perbesaran yang
melebihi apa yang diperlukan, karena dengan perbesaran yang terlalu kuat sering
didapatkan bayangan yang kurang jelas.
9
c. Setelah selesai pengamatan, sebelum mengambil preparat dari meja mikroskop,
biasakan untuk memindahkan dahulu yang lemah ke sumbu optik.
E. CARA KERJA
10
b. Tetesi preparat dengan HCL pekat untuk melarutkan kristal-kristal yang ada pada
sel .
c. Tutup dengan kaca penutup, kemudian amati dibawah mikroskop dengan
perbesaran objektif lemah ( 4x / 10x ), kemudian perbesaran objektif kuat ( 40x ).
d. Gambar sel bawang merah, dan sebut bagian-bagiannya .
3) Sel Daun Adam dan Eva (Rhodeo discolor)
a. Sobek epidermis bawah daunn adam dan eva menggunakan silet
b. Letakkan diatas kaca objek yang bersih yang telah ditetesi air
c. Tutup dengan kaca penutup dan amati dibawah mikroskop dengan perbesaran
objektif lemah dan perbesaran objektif kuat
d. Kenali bagian-bagian sel, seperti dinding sel, sitoplasma, nucleus dan vakuola.
e. Gambarlah sel daun adam dan eva dan sebutkan bagian-bagiannya
4) Sel Daun cocor bebek (Kalanchoe pfflata)
a. Menyobek epidermis daun cocor bebek dengan menggunakan silet.
b. Meletakannya diatas kaca objek, menetesinya dengan air dan tutup dengan kaca
penutup.
c. Mengamatinya dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10X, kemudian
dengan perbersaran obkektif kuat 40X.
d. memperhatikan bentuk selnya dan kenali bagian-bagian sel : dinding sel,
sitoplasma, stomata, dan ruang antar sel.
e. Gambarkan sel daun cocor bebek, lalu sebutkan bagiannya.
Keterangan :
Dari mikroskop, terlihat bayangan
huruf “A” terbalik dan diperbesar
Keterangan :
Dengan perbesaran total 100X, didapat
bagian sel daun Adam dan Eva sebagai
berikut :
1. Dinding Sel
2. Stomata
3. Sitoplasma
12
Gambar 5. Sel Daun Adam dan Eva
4) Sel Daun cocor bebek (Kalanchoe pfflata)
Keterangan :
Dengan perbesaran total 100X, didapatkan
bagian-bagian dari sel daun cocor bebek,
yaitu:
1. Dinding sel
2. Inti sel
3. Stomata
4. Sel penjaga pigmen antosianin
5. Sel penutup
Gambar 6. Sel Daun Cocor Bebek
6. Sitoplasma
5) Sel Epitel mukosa mulut
Keterangan :
Dengan perbesaran 100X, didapatkan bagian-
bagian dari sel Epitel Mukosa Mulut, yang
sebagai berikut:
1. Membran plasma
2. Inti sel
3. Sitoplasma
4. Vakuola (berukuran kecil).
13
Gambar Sel Epitel Mukosa Mulut
G. PEMBAHASAN
14
hal ini dikarenakan agar memungkinkannya terjadi pertukaran udara yang lebih
besar.
Dari hasil pengamatan, pada sel cocor bebek terdapat organel-organel sel, seperti
dinding sel, inti sel, stomata, sel penjaga pigmen antosianin, sel penutup,
sitoplasma.
Masing-masing sel tersusun secara teratur, dengan rongga sel yang relatif cukup
besar, dapat lebih cepat dalam melakukan transportasi air dan mineral dalam
tubuhnya.
Fungsi dinding sel pada sel cocor bebek adalah : Bagian ini tersusun atas
polisakarida, lemak, dan protein. Dinding sel ini berfungsi untul melindungi isi sel
dan memberi bentuk yang tetap. Pada dinding sel ini terdapat pori-pori sebagai
jalan keluar masuknya molekul-molekul
Sitoplasma tersusun atas air , protein, lemak, mineral dan enzim. Enzim
digunakan untuk mencerna makanan secaa ekstraselulerdan untuk
melakukan proses metabolisme sel. Metabolisme terdiri dari proses penyusunan
(anabolisme) dan pengiraian (katabolisme) zat.
Kloroplas merupakan suatu bahagian yang terdapat di dalam
sesebuah sel tumbuhan dan tidak terdapat dalam sel hewan, fungsi utamanya
untuk proses fotosintersis.
16
H. KESIMPULAN
Sel merupakan unit ( kesatuan zahra ) terkecil organisasi yang menjadi dasar
kehidupan dalam arti biologi. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam
sel, karena itulah sel dapat berfungsi secara autonomy asalkan kebutuhan hidupnya
terpenuhi.
Sel terbagi menjadi sel mati dan sel hidup atau dibagi menjadi sel tumbuhan dan
sel hewan yang memiliki karakteristik dari masing-masing sel yang berbeda satu dengan
yang lain. Sel hidup dan sel mati mempunyai perbedaan yang signifikan yaitu pada sel
mati tidak ditemukan adanya substansi aktivitas sel yaitu sitosol, jika tidak ada sitosol di
dalam sel tersebut maka kita akan pastikan bahwa sel tersebut tidak melakukan aktivitas
makhluk hidup, salah satunya aktivitas metabolisme sedangkan pada sel hidup kita
temukan sitosol sebagai substansi aktivitas dari sel tersebut.
Perbedaan dari sel hewan dan sel tumbuhan terlihat dari sel-sel tumbuhan hampir
selalu mengandung dinding sel ekstraselular, yang terbuat dari selulosa. Sel-sel hewan
umumnya tidak memiliki dinding sel. Dinding sel ditemukan pada pula pada fungi dan
bakteri, tetapi bukan terbuat dari selulosa. Plastid adalah ciri dari kebanyakan sel
tumbuhan, tetapi tidak ditemukan pada sel hewan. Vakuola merupakan ciri yang cukup
menonjol pada sel-sel tumbuhan, tetapi jauh lebih tidak penting atau bahkan tidak ada
sama sekali pada sel-sel hewan. Sentriol biasanya tidak ditemukan pada tumbuhan
sedangkan sel-sel hewan selalu memiliki sepasang sentriol yang terletak tepat di luar
nukleus
17
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, et. al. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Schaums. Tss Biologi Edisi 2 Halaman 41
18