Anda di halaman 1dari 18

A.

PENDAHULUAN (LATAR BELAKANG TEORI)

Panca indra manusia memiliki kemampuan yang sangat terbatas, terutama dalam
mengamati objek gerakan organisme yang sangat kecil dan halus. Salah satu alat bantu
yang sering digunakan untuk mengamati benda-benda tersebut adalah mikroskop.
Mikroskop merupakan alat utama untuk pengamatan dan penelitian dalam bidang
Biologi. Dikenal dua jenis mikroskop, yaitu mikroskop cahaya (optik) dan mikroskop
electron. Keduanua mempunyai prinsip dasar yang berbeda.
Ada beberapa macam mikroskop cahaya, di antaranya mikroskop melon-ferang.
Mikroskop ini digunakan untuk pengamatan benda-benda tipis dan transparan, dimana
objek yang diamati diterangi dengan menggunakan cahaya matahari atau lampu, sehingga
objek tampak lebih gelap dari latar belakangnya. Jika objek yang diamati tebal, harus
dibuat sayatan setipis mungkin. Objek yang diamati diletakkan di atas kaca objek (object
glass), kemudian ditetesi air dan ditutup dengan kaca penutup yang tipis (cover glass).
Sebuah mikroskop memiliki perbesaran pada objektif dan okuler. Perbesaran pada
objektif umumnya 4X, 10 X, 40 X, dan 100 X. sedangkan perbesaran pada okuler
umumnya 10 X dan 15 X. sehingga perbesaran total adalah perbesaran objektif X
perbesaran okuler. Objektif dengan perbesaran 100 X harus menggunakan minyak emersi
dan cara penggunaannya harus dipelajari secara khusus. Dengan erbesaran maksimum
1500 kali, hanya beberapa organel yang tampak pada mikroskop ini. Mikroskop cahaya
jenis inisudah dimuiliki oleh sebagian besar sekolah menengah.
Sedangkan mikroskop elektron memiliki panjang gelombang yang jauh lebih
pendek dari mikroskop cahaya, sehingga memungkinkan dicapainya daya pisah beberapa
ratus lebih besar dari mikroskop cahaya. Mikroskop elektron dapat menghasilkan
perbesaran hingga 160.000 kali, sehinggga mampu melihat objek yang sangat kecil,
seperti virus, dan dapat mempelajari struktur hingga taraf molekul. Mikroskop elektron
umumnya digunakan di lembaga penelitian, perusahaan farmasi atau rumah sakit.

1
Gambar 1. Mikroskop cahaya

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan mikroskop :


1. Peganglah mikroskop dengan erat pada lengannya dengan menggunakan satu tangan,
sedangkan satu tangan lainnya untuk menyangga mikroskop.
2. Gunakan mikroskop dengan lengannya menghadap ke arah pengguna.
3. Letakkan mikroskop di atas meja yang kokoh, jagan diletakkan di atas buku atau
tumpukan kertas.
4. Meja objek harus tetap horizontal untuk mencegah agar preparat tidak jatuh.
5. Bersihkan lensa hanya dengan kertas lensa.
6. Jika mikroskop menggunakan lampu, jangan menggerakkan dan meninggalkan
mikroskop dalam keadaan lampu menyala. Dan simpan mikroskop setelah dingin.
7. Biasakan kedua mata pengguna terbuka ketika mengamati preparat di mikroskop dan
hidari memejamkan satu mata, pengguna akan segera belajar untuk tidak peduli pada
bayangan meja dan sisi mikroskop.

2
Bagian-bagian pada mikroskop beserta fungsinya adalah sebagai berikut :
1. LENSA OKULER, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk
membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
2. LENSA OBJEKTIF, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini  membentuk
bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk
menentukan perbesaran lensa objektif
3. TABUNG MIKROSKOP (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan
menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
4. MAKROMETER (PEMUTAR KASAR), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan
tabung mikroskop secara cepat.
5. MIKROMETER (PEMUTAR HALUS), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
6. REVOLVER, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara
memutarnya.
7. REFLEKTOR, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor
ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang
terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya
yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin
cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
8. DIAFRAGMA, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
9. KONDENSOR, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat
putar dan di naik turunkan.
10. MEJA MIKROSKOP, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
11. PENJEPIT KACA, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak
mudah bergeser.
12. LENGAN MIKROSKOP, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
13. KAKI MIKROSKOP, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
14. SENDI INKLINASI (PENGATUR SUDUT), untuk mengatur sudut atau tegaknya
mikroskop.

Seperti yang telah diketahui bahwa mikroskop pada awalnya digunakan untuk
mempelajari struktur dar benda-benda yang sangat kecil, misalnya adalah sel. Berikut
adalah beberapa percobaan dari pada peneliti terdahulu mengenai sel.
1) Robert Hooke (1635-1703)
Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil
pengamatannya diketahui terlihat -rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika

3
dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga
tersebut dinamakan sel.
2) Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882)
Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh
tumbuhan, ia menemukan banyak sel yang menyusun tubuh tumbuhan. Akhirnya ia
menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel.Schwann melakukan
penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa
tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa
satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel. Dari dua penelitian tersebut keduanya
menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.
3) Robert Brown
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan
melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti
sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat
dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala
proses yang terjadi di dalam sel.
4) Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel,Felix Durjadin dan Johannes
Purkinyemelihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya
nama protoplasma.
5) Max Schultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan.
Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Dari pendapat beberapa ahli
biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:
a) sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
b) sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
c) sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
d) sel merupakan unit hereditas.

Dari setiap percobaan dari para ahli, dapat ditarik kesimpulan bahwa sel
merupakan unit ( kesatuan zahra ) terkecil organisasi yang menjadi dasar kehidupan
dalam arti biologi. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel, karena
itulah sel dapat berfungsi secara autonomy asalkan kebutuhan hidupnya terpenuhi. sel
bersifat fundamental bagi sistem kehidupan dalam ilmu biologi, jika dianalogikan dalm
4
ilmu kimia sel sama seperti atom. Sel terbagi menjadi sel mati dan sel hidup atau dibagi
menjadi sel tumbuhan dan sel hewan yang memiliki karakteristik dari masing-masing sel
yang berbeda satu dengan yang lain. Sel mati dan sel hidup, atau sel tumbuhan dan sel
hewan dapat dilihat perbedaannya secara struktural melalui pengamatan secara
mikroskopis. Pada sel tumbuhan yang mati akan terlihat ruang-ruang kosong di
tengahnya. Sedangkan pada sel tumbuhan yang hidup, senantiasa mengandung
protoplama, karena protoplasma didefinisikan sebagai isi sel hidup, dan tidak mencakup
dinding sel.
Sel hidup adalah sel yang masih memiliki peranan penting dalam metabolisme
kehidupan makhluk hidup. Hal ini ditandai dengan adanya bagian-bagian protoplas dalam
sel atau dengan adanya hasil metabolisme yang berupa bahan ergastik. Benda ergastik
adalah bahan non-protoplasama baik organik maupun anorganik sebagai hasil
metabolisme yang berfungsi untuk pertahanan, pemeliharaan struktur sel, dan juga
sebagai penyimpan cadangan makanan (badan ergastik terletak di bagian
sitoplasma,dinding sel, vakuola).
Pada sel mati di dalamnya tidak di jumpai adanya organel-organel tetapi pada sel
mati sel hanya berupa ruangan kosong. Sel mati sendiri asalnya dari sel hidup yang mana
disebabkan karena berbagai faktor, misalnya faktor genetik maupun faktor lingkungan.
Secara faktor genetik sel mati telah ditentukan umurnya sedangkan secara factor
lingkungan dipegaruhi oleh adannya pengaruh suhu lingkungan, pH, sentuhan ataupun
faktor yang disebabkan oleh makhluk hidup lainnya.

Pada hakikatnya, sebuah sel tumbuhan mempunyai 2 bagian penting, yaitu


protoplas dan dinding sel. Protoplas adalah seluruh isi sel yang terdiri atas : (1)
Protoplasma, yaitu bagian isi sel yang hidup, yang mencakup sitoplasma yang berisi

5
organel-organel, seperti inti sel, plastid, mitokondria, ribososm, reticulum endoplasma,
diktiosom, dan mikrobodi; (2) Non Protoplasma, yaitu bagian isi sel yang bersifat tidak
hidup, seperti vakuola, lemak dan minyak, minyak dari atsiri dan damar, Kristal, butir
aleuron dan butir pati (amilum). Diagram sel secara umum dapat diamati sebagai berikut :
Gambar 2. Perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan

Terlihat perbedaan yang sangat jelas antar sel hewan dan sel tumbuhan yang ada
di Gambar 2. Dan akan lebih terlihat jelas pada tabel berikut ini.

SEL HEWAN SEL TUMBUHAN


Tidak mempunyai dinding sel, Mempunyai dinding sel,
Mempunyai sentrosom, Tidak mempunyai Stronsom,
Tidak Mempunyai Plastida, Mempunyai plastida,
Cadangan makanan berupa lemak dan glikogen, Cadangan makanan berupa pati dan amilum,
Sel hewan lebih kecil dibandingan dengan sel
Sel tumbuhan lebih besar daripada sel hewan,
tumbuhan,
Tidak mempunyai bentuk yang tetap, Mempunyai bentuk yang tetap,
Tidak memiliki vakuola, walaupun beberapa sel
hewan uniseluler memiliki vakuola (tidak Mempunyai vakuola (vacuola) rongga sel yang
sebesar yang dimiliki oleh tumbuhan) yang besar,
biasa dimiliki hewan adalah vesikel,
Memiliki lisosom, Nukleus lebih kecil daripada vakuola,
Nukleus lebih besar daripada vesikel. Tidak mempunyai lisosom.

B. TUJUAN

1) Memperkenalkan bagian-bagian dari mikroskop optik dan cara penggunaannya.


2) Mempelajari cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati di bawah mikroskop.
3) Mengamati sel hidup dan sel coati.
4) Mengamati bentuk-bentuk sel.
5) Mengamati perbedaan sel tumbuhan dan sel hewan.

C. ALAT DAN BAHAN

A. Alat :

6
1. Mikroskop cahaya
2. Kaca objek
3. Kaca penutup
4. Pinset anatomi yang runcing
5. Pisan silet
6. Kertas sarina/tissue

B. Bahan :
1. Potongan kertas bertuliskan huruf A
2. Kulit bawang merah (Album cepa) yang kering
3. Daun adam dan eva (Rhodeo discolor)
4. Daun cocor bebek (Kalanchoe pfflata)
5. Epitel mukosa mulut (pipi sebelah dalam)

D. PROSEDUR

Cara Menggunakan Mikroskop Cahaya


1. Menyiapkan Mikroskop
a. Mengeluarkan mikroskop dari tempatnya dan meletakkan di atas meja yang
kokoh.
b. Memeriksa mikroskop, bahwa bagian-bagiannya lengkap, dalam keadaan bersih
dan tidak rusak.
c. Menjaga lensa-lensa mikroskop agar tetap bersih dan dan dari segala macam
benda yang keras atau kasar karena akan merusak ‘coating’nya.
d. Membersihkan badan mikroskop yang kotor atau berdebu dengan lap bersih.

7
e. Mengenali bagian-bagian mikroskop dan mempelajari fujngsinya berdasarkan
gambar yang ada.

2. Mengatur Pencahayaan
a. Jika yang digunakan adalah mikroskop yang meggunakan cermin, maka cermin
tersebut harus diatur sehingga mendapat cahaya yang benar.Seluruh medan
pandangan dari mikroskop jika hendaklah mendapat penyinaran yang menyeluruh
dan rata. Jika mikroskop dilengkapi dengan lampu yang telah terpasang, cahaya
diatur dengan tidak terlalu terang. Agar didapatkan penyinaran yang merata di
seluruh medan pandangan, disarankan menggunakan kertas tipis (kertas tissue) di
depan lampu. Besarnya intensitas yang masuk dapat diatur dengan menggunakan
diafragma.
b. Cermin yang umum dipakai adalah cermin datar untuk mikroskop yang
menggunakan kondensor dan cermin cekung untuk mikroskop tanpa kondensor.
Fungsi kondensor adalah untuk mengumpulkan sinar sehingga menambah
kekuatan penyinaran. Kondensor biasanya diatur dengan ‘bonggol pengatur
kondensor’.
c. Bagi mikroskop yang tidak dilengkapi dengan kondensor, biasanya pengaturan
banyaknya cahaya dilakukan dengan keping yang dapat diputar, yang mempunyai
lubang berbagai ukuran. Pilih lubang yang sesuai agar didapatkan bayangan yang
jelas, tidak terlalu silau agar didapatkan bayangan yang paling jelas, tidak terlalu
silau dan tidak terlalu gelap.
3. Mempersiapkan Preparat
Jika preparat yang akan digunakan berupa preparat basah, maka bahan yang akan
diamati diletakkan di atas gelas objek, kemudian ditetesi air. Selanjutnya, ditutup
menggunkan gels penutup. Diusahakan agar tidak ada gelembung udara di antara
gelas objek dengan gelas penutup.
Caranya sebagai berikut : Gelas penutup dipegang dengan posisi 450 terhadap gelas
objek, setelah itu kita menyentuh tepi bawahnya pada permukaan tetesan air dan
dengan perlahan-lahan direbahkan, sehingga gelas penutup terletak di atas gelas
objek.

4. Mengatur Fokus Mikroskop

8
a. Menaikkan tubus (tabung okuler) dengan bonggol pengatur kasar sehingga jarak
ujung bawah lensa objektif kira-kira 2 cm di atas meja mikroskop. Memindahkan
objektif yang terlemah (4 X) atau (100 X) ke sumbu optik, hingga terdengar bunyi
‘klik’.
b. Meletakkan preparat di atas meja mikroskop dengan cara menjepitnya. Mengatur
preparat dengan penggerak mekanis hingga bagian yang akan diamati terletsk di
tengsh (di bawah) lensa objektif.
c. Sambil mengamati mikroskop dari samping, turunkan objektif dengan bonggol
pengatur kasar hingga jarak antara lensa objektif dengan preparat kira-kira 1 mm.
Jaga lensa objektif agar tidak menekan gelas penutup.
d. Sambil melihat melalui okuler, jauhkan dengan perlahan-lahan lensa objektif
dengan bonggol pengatur kasar, sehingga huruf di atas kertas/objek nampak jelas.
Jika objektif telah dinakkan lebih dari 1 cm, tetapi objek belum juga tampak, ini
menunjukkan bahwa fokus mikroskop telah terlewati. Turunkan kembali lensa
objektif dengan hati-hati. Setelah bayangan objek tampak, bonggol pengatur halus
diputar agar fokus mikroskop terlihat dengan jelas.

5. Menggandakan Perbesaran
a. Menggunakan perbesaran objektif lemah terlebih dahulu untuk pengamatan awal,
setelah fokus didapat jika ingin mengganti dengan perbesaran yang lebih kuat,
lensa objektif diputar sampai berbunyi klik. Apabila bayangan kurang jelas,
bonggol pengatur halus diputar lagi hingga bayangan tampak jelas.
b. Objektif perbesaran kuat memerlukan lebih banyak sinar. Atur kembali diafragma
atau keping pengatur cahaya hingga didapatkan penyinaran yang paling baik.
Perlu diperhatikan bahwa, jangan menggunakan objektif dengan perbesaran yang
melebihi apa yang diperlukan, karena dengan perbesaran yang terlalu kuat sering
didapatkan bayangan yang kurang jelas.

9
c. Setelah selesai pengamatan, sebelum mengambil preparat dari meja mikroskop,
biasakan untuk memindahkan dahulu yang lemah ke sumbu optik.

E. CARA KERJA

1) Latihan menggunakan Mikroskop


a. Letakkan potongan kertas bertuliskan huruf ‘A’ pada gelas objek, kemudian
tutuplah dengan gelas penutup. Kemudian amati di bawah mikroskop dengan
perbesaran lemah. Gambarlah bayangan tersebut.
2) Sel bawang merah (Album cepa)
a. Sediakan kaca objek yang masih bersih dengan setetes air . kemudian sobek kulit
bawang merah kering dan letakkan diatas kaca objek

10
b. Tetesi preparat dengan HCL pekat untuk melarutkan kristal-kristal yang ada pada
sel .
c. Tutup dengan kaca penutup, kemudian amati dibawah mikroskop dengan
perbesaran objektif lemah ( 4x / 10x ), kemudian perbesaran objektif kuat ( 40x ).
d. Gambar sel bawang merah, dan sebut bagian-bagiannya .
3) Sel Daun Adam dan Eva (Rhodeo discolor)
a. Sobek epidermis bawah daunn adam dan eva menggunakan silet
b. Letakkan diatas kaca objek yang bersih yang telah ditetesi air
c. Tutup dengan kaca penutup dan amati dibawah mikroskop dengan perbesaran
objektif lemah dan perbesaran objektif kuat
d. Kenali bagian-bagian sel, seperti dinding sel, sitoplasma, nucleus dan vakuola.
e. Gambarlah sel daun adam dan eva dan sebutkan bagian-bagiannya
4) Sel Daun cocor bebek (Kalanchoe pfflata)
a. Menyobek epidermis daun cocor bebek dengan menggunakan silet.
b. Meletakannya diatas kaca objek, menetesinya dengan air dan tutup dengan kaca
penutup.
c. Mengamatinya dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10X,  kemudian
dengan perbersaran obkektif kuat 40X.
d. memperhatikan bentuk selnya dan kenali bagian-bagian sel : dinding sel,
sitoplasma, stomata, dan ruang antar sel.
e. Gambarkan sel daun cocor bebek, lalu sebutkan bagiannya.

5) Sel Epitel mukosa mulut


a. Mengerok dengan hati-hati epitel pipih bagian dalam dengan menggunakan ujung
tusuk gigi.
b. Menggores dan menyentuh ujung tusuk gigi tersebut pada kaca objek bersih yan
telah ditetesi air. Kemudian tutup dengan kaca penutup.
c. Mengamati objek dibawah mikroskop dengan perbesaran objektif 10X. Sel
mukosa mulut sangat transparan, gunakan diafragma dengan bukaan kecil.
Memilih satu sel yang paling baik untuk diamati. Kemudian perbesar dengan
perbesaran okbjektif 4X. Dengan perbesaran total 40X.
d. Gambarkan sel mukosa mulut dan sebutkan bagian-bagiannya.
11
F. HASIL PENGAMATAN

1) Latihan menggunakan Mikroskop

Keterangan :
Dari mikroskop, terlihat bayangan
huruf “A” terbalik dan diperbesar

Gambar 3. Huruf “A”


2) Sel bawang merah (Album cepa)
Keterangan :
Dengan perbesaran total 100X (lensa objektif
10X dan lensa okuler 10X), terlihat bagian-
bagian dari sel bawang merah, yaitu :
1) Dinding Sel
2) Inti Sel
3) Vakuola

Gambar 4. Sel kulit kering bawang merah

3) Sel Daun Adam dan Eva (Rhodeo discolor)

Keterangan :
Dengan perbesaran total 100X, didapat
bagian sel daun Adam dan Eva sebagai
berikut :
1. Dinding Sel
2. Stomata
3. Sitoplasma

12
Gambar 5. Sel Daun Adam dan Eva
4) Sel Daun cocor bebek (Kalanchoe pfflata)
Keterangan :
Dengan perbesaran total 100X, didapatkan
bagian-bagian dari sel daun cocor bebek,
yaitu:
1. Dinding sel
2. Inti sel
3. Stomata
4. Sel penjaga pigmen antosianin
5. Sel penutup
Gambar 6. Sel Daun Cocor Bebek
6. Sitoplasma
5) Sel Epitel mukosa mulut

Keterangan :
Dengan perbesaran 100X, didapatkan bagian-
bagian dari sel Epitel Mukosa Mulut, yang
sebagai berikut:
1. Membran plasma
2. Inti sel
3. Sitoplasma
4. Vakuola (berukuran kecil).

13
Gambar Sel Epitel Mukosa Mulut

G. PEMBAHASAN

1) Latihan menggunakan Mikroskop


 Pada saat potongan kertas diperbesar dengan mikroskop, bayangan huruf ‘A’ pada
preparat terbalik dan diperbesar. Dikarenakan bayangan yang terlihat di
mikroskop merupakan bayangan cermin dari potongan kertas bertuliskan huruf
“A”
 Ketika melihat kedalam lensa okuler, apabila preparat digeser kekanan maka
baying preparat akan bergeser ke arah kiri, begitu pula sebaliknya. Dan pada saat
digeser ke depan maka preparat akan bergeser ke belakang (mundur).
 Pada saat lensa objektif diputar dari objektif lemah ke objektif kuat, terjadi
pergantian bidang pandang yang menjadi lebih sempit namun tidak merubah
kedudukan bayangan dan bayangan terlihat lebih gelap disbanding sebelumnya.

2) Sel bawang merah (Album cepa)


Sel bawang merah kering merupakan sel tidak hidup yang hanya terdiri dari ruang
kosong . Sel-sel pada kulit bawang merah lebih rapat ,walaupun termasuk sel mati.
Didalam sel mati kulit bawang merah terdapat vakuola, dinding sel dan inti sel .
Fungsi-fungsi dari organel tersebut adalah :
1. Dinding sel
Untuk melindungi organel-organel dalm sel dan memberi bentuk pada sel .
2. Vakuola
Pada tumbuhan digunakan untuk pembuatan minyak atsiri, penyimpan cadangan
makanan Dan pengatur turgor .
3. Inti sel
Sebagai pusat pengatur kerja sel .

3) Sel Daun Adam dan Eva (Rhodeo discolor)


 Dari hasil pengamatan sel cocor bebek dengan perbesaran 40X (objektif 4X dan
Okuler 10X) didapatkan bahwa bentuk sel cocor bebek adalah segieman. Masing-
masing sel tersusun secara teratur, dengan rongga sel yang relative cukup besar,

14
hal ini dikarenakan agar memungkinkannya terjadi pertukaran udara yang lebih
besar.
 Dari hasil pengamatan, pada sel cocor bebek terdapat organel-organel sel, seperti
dinding sel, inti sel, stomata, sel penjaga pigmen antosianin, sel penutup,
sitoplasma.
 Masing-masing sel tersusun secara teratur, dengan rongga sel yang relatif cukup
besar, dapat lebih cepat dalam melakukan transportasi air dan mineral dalam
tubuhnya.
 Fungsi dinding sel pada sel cocor bebek adalah : Bagian ini  tersusun atas
polisakarida, lemak, dan protein. Dinding sel ini berfungsi untul melindungi isi sel
dan memberi bentuk yang tetap. Pada dinding sel ini terdapat  pori-pori  sebagai
jalan keluar masuknya molekul-molekul
  Sitoplasma tersusun atas air , protein, lemak, mineral dan enzim. Enzim
digunakan      untuk mencerna makanan secaa ekstraselulerdan untuk
melakukan  proses metabolisme sel. Metabolisme  terdiri dari proses penyusunan
(anabolisme) dan pengiraian (katabolisme) zat.
 Kloroplas merupakan suatu bahagian yang terdapat di dalam
sesebuah sel tumbuhan dan tidak terdapat dalam sel hewan, fungsi utamanya
untuk proses fotosintersis.

4) Sel Daun cocor bebek (Kalanchoe pfflata)


 Pada saat pengamatan dengan menggunakan perbesaran lensa objektif 40 X,
sample daun Adam dan Eva (Rhoeo discolor) memperlihatkan bentuk sel yang
lebih jelas dibandingkan dengan sample yang lain, hal ini membuktikan daun
Adam dan Eva memiliki struktur dinding sel yang lebih tebal sehingga dapat
terlihat lebih jelas sekat-sekat antar sel dibandingkan dengan sample yang lain.
 Berdasarkan hasil pengamatan pada sel tumbuhan dengan sample daun adam dan
eva (Rhoeo discolor) dan referensi yang di peroleh terdapat butiran-butiran
berwarna hijau pada sel tumbuhan tersebut yang disebut plastida.
 Plastida  berfungsi untuk fotosintesis, dan juga untuk sintesis asam lemak yang
diperlukan untuk pertumbuhan sel tumbuhan.
 Bentuk sel penyusun daun adam dan eva tersebut seperti segi-6, pada daun adam
dan eva dapat terlihat dengan jelas zat warna daun yang khas yaitu warna ungu
dengan sedikit warna hijau.
15
5) Sel Epitel mukosa mulut
 Dari hasil pengamatan sel epitel mukosas mulut dengan perbesaran 40X (objektif
4X dan Okuler 10X) didapatkan bahwa bentuk sel epitel mukosa mulut adalah
tidak berbentuk (abstrak).
 Didalam sel terdapat membran plasma, inti sel, sitoplasma, dan vakuola
(berukuran kecil).
 Membran plasma berfungsi sebagai pemisah antara bagian dalam dengan lar sel.
Jadi membrane plasma berfungsi untuk mengasingkan kandungan sel dari
persekitaran luar, juga dapat mengawali pergerakan bahan zat-zat kedalam dan
keluar sel
 Inti sel berfungsi sebagai mengatur aktivitas kerja dalam sel, didalam nukleus
terdapat kromosom sebagai pembawa sifat, selaput inti, nukleuplasma atau cairan
inti, dan nukleous atau anak inti yang berperan dalam sentesa protein secara tidak
langsung
 Sitoplasma tersusun atas air , protein, lemak, mineral dan enzim. Enzim
digunakan      untuk mencerna makanan secaa ekstraselulerdan untuk
melakukan  proses metabolisme sel. Metabolisme  terdiri dari proses penyusunan (
anabolisme) dan pengiraian ( katabolisme) zat
 Vakuola (berukuran kecil) terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Vakuola Kontraktil dan
Vakuola nonkontraktil (vakuola makanan). Vakuola kontraktil berufngsi sebagai
osmoregulator yaitu pengatur nilai osmotik sel atau ekskresi. Vakuola
nonkontraktil berfungsi untuk mencerna makanan dan mengedarkan hasil
makanan.

16
H. KESIMPULAN
Sel merupakan unit ( kesatuan zahra ) terkecil organisasi yang menjadi dasar
kehidupan dalam arti biologi. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam
sel, karena itulah sel dapat berfungsi secara autonomy asalkan kebutuhan hidupnya
terpenuhi.
Sel terbagi menjadi sel mati dan sel hidup atau dibagi menjadi sel tumbuhan dan
sel hewan yang memiliki karakteristik dari masing-masing sel yang berbeda satu dengan
yang lain. Sel hidup dan sel mati mempunyai perbedaan yang signifikan yaitu pada sel
mati tidak ditemukan adanya substansi aktivitas sel yaitu sitosol, jika tidak ada sitosol di
dalam sel tersebut maka kita akan pastikan bahwa sel tersebut tidak melakukan aktivitas
makhluk hidup, salah satunya aktivitas metabolisme sedangkan pada sel hidup kita
temukan sitosol sebagai substansi aktivitas dari sel tersebut.
Perbedaan dari sel hewan dan sel tumbuhan terlihat dari sel-sel tumbuhan hampir
selalu mengandung dinding sel ekstraselular, yang terbuat dari selulosa. Sel-sel hewan
umumnya tidak memiliki dinding sel. Dinding sel ditemukan pada pula pada fungi dan
bakteri, tetapi bukan terbuat dari selulosa. Plastid adalah ciri dari kebanyakan sel
tumbuhan, tetapi tidak ditemukan pada sel hewan. Vakuola merupakan ciri yang cukup
menonjol pada sel-sel tumbuhan, tetapi jauh lebih tidak penting atau bahkan tidak ada
sama sekali pada sel-sel hewan. Sentriol biasanya tidak ditemukan pada tumbuhan
sedangkan sel-sel hewan selalu memiliki sepasang sentriol yang terletak tepat di luar
nukleus

17
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, et. al. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Schaums. Tss Biologi Edisi 2 Halaman 41

18

Anda mungkin juga menyukai