FISIOLOGI TUMBUHAN
OLEH:
1. NI KOMANG PUTRI PRADNYANI (202011)
2. IDA AYU NYOMAN ALIT SAWITRI (202012)
3. MOH.ANANG MA’RUF (202013)
4. NI KETUT NIK WAHYUNI (202014)
5. NI KOMANG WIDIASIH (202015)
6. KADEK FEBY ARTAWAN (202016)
1) Bagian mekanik :
Langkah yang dilakukan agar kita dapat mengamati suatu objek atau preparat dengan
menggunakan mikroskop
a. Pastikan meja preparat dalam keadaan datar dan lensa objektif perbesaran rendah,
dipasang pada kedudukan segaris sumbu dengan lensa okuler.
b. Melihat melalui okuler dengan satu mata (untuk mikroskop monokuler) dan dua
mata (untuk mikroskop binokuler). Pastikan bahwa temapat diletakan mikroskop
mampu mendapatkan cahaya dengan baik agar sinar cukup tersedia atau nyalakan
lampu serta sesuaikan jumlah sinar yang diperlukan. Sesuaikan lubang diafragma
c. Jauhkan lensa objektif dari meja preparat dengan memutar pengatur kasar searah
jarum jam. Letakkan preparat di bawah objektif. Dengan melihat dari samping,
sesuaikan lensa objektif perbesaran rendah pada jarak kira-kira 1 cm dari preparat.
Lihat lagi melalui okuler, dan naikkan meja preparat dengan pemutar kasar kemudian
gunakan pengatur halus sampai preparat jelas terlihat.
d. Amati dari samping putar objektif dengan perbesaran yang lebih tinggi (misalnya
45x) pada kedudukannya. Perhatikan agar lensa tidak menyingung preparat, lihat
lagi melalui okuler dan fokuskan preparat dengan memutar pemutar halus secara
naikkan tabung atau turunkan meja, setelah itu ambil preparat dari meja preparat.
PRAKTIKUM VII
AKAR (RADIX)
I. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengamati, memahami dan membedakan struktur anatomi akar
tumbuhan dikotil dan monokotil.
Nama Daerah :
- Jagong (sunda, aceh,
batak, ambon)
- Wataru (sumba)
- Eyako (enggano)
- Latung (flores)
Terdapat:
Lamela (garis-garis) Hilus (titik)
N FOTO KETERANGAN
O
AKAR SINGKONG Lensa 5x merah
1.
1. Epidermis atau eksodermis akar
tumbuhan dikotil letak epidermis
akar ini di bagian terluar akar.
Fungsinya sebagai Jalan masuk air
dan garam mineral.
2. Inti
letak nya dibagian tengah. Di
antara bangunan bentuk bintang di
dalam xilem. Fungsi Menyimpan
makanan cadangan.
3. Korteks
letak korteks akar akar ini
didaerah di sebelah dalam
epidermis. Fungsi korteks tempat
menyimpan cadangan makanan.
4. Endodermis
letak Endodermis akar ini
dilapisan sebelah dalam korteks
dan di luar perisikel. Fungsi
Mengatur masuknya air tanah ke
dalam pembuluh. Menyimpan zat
makanan.
5. Perisikel
letak Perisikel akar ini disebelah
dalam lapisan endodermis. Fungsi
Membentuk cabang akar dan
kambium gabus.
6. Floem
letak Perisikel akar ini di antara
jari-jari yang dibentuk oleh xilem.
Fungsi Mengangkut zat makanan
yang dibuat daun menuju ke
seluruh bagian tumbuhan.
7. Xilem
letak Perisikel akar ini dibagian
tengah akar. Fungsi Mengangkut
air dan garam mineral dari tanah
menuju daun.
Lensa10x merah
2.
Lensa 15x merah
3.
N FOTO KETERANGAN
O
AKAR JAGUNG Lensa 3b merah
1.
1. Epidermis
letak epidermis akar ini di bagian
terluar akar. Fungsi Jalan masuk
air dan garam mineral.
2. Korteks
letak korteks akar akar ini
didaerah di sebelah dalam
epidermis. Fungsi tempat
menyimpan cadangan makanan.
3. Endodermis
letak Endodermis akar ini
dilapisan sebelah dalam korteks
dan di luar perisikel. Fungsi
Mengatur masuknya air tanah ke
dalam pembuluh. Menyimpan zat
makanan.
4. Perisikel
letak Perisikel akar ini disebelah
dalam lapisan endodermis. Fungsi
Membentuk cabang akar dan
kambium gabus.
5. Xylem
Fungsi Xilem Mengangkut air dan
garam mineral dari tanah menuju
daun.
6. Inti
terletak di bagian tengah serta
dikelilingi xilem dan floem yang
berselang-seling.
7. Floem
fungsi Mengangkut zat makanan
yang dibuat daun menuju ke
seluruh bagian tumbuhan. Letak
xylem dan floem keduanya saling
berdekatan karena tidak memiliki
kambium.
Lensa 5x kuning
2.
Lensa 15x merah
3.
IV. PEMBAHASAN
Pada pengamatan akar jagung ini yang di amati dibawah mikroskop dengan
pembesaran 10×10 kita menemukan epidermis yang terletak pada bagian luar, dan
terdapat kortek dibagian luar setelah epidermis, dan terdapat kambium yang
membatasi xilem dan floem, dan pada tengah terdapat empelur dan endodermis,
sedangkan pada akar jagung ini termasuk kedalam tipe poliark karena jaringan angkut
pada akar berjumlah lebih dari empat dan mengelilingi pith akar yang membentuk
lingkaran. Pada akar jagung mengalami pertumbuhan xilem primer, yaitu protoxilem
dan metaxilem. Protoxilem terletak dekat dengan perycycle, biasanya sel-selnya
masih dalam pertumbuhan sehingga ukurannya lebih kecil bila dibandingkan dengan
dengan sel-sel metaxilem. Letak kedua xilem tersebut berlawanan, protoxilem
menghadap ke perycycle sedangkan metaxilem kearah pusat akar (Soemiadji, 1986).
V. KESIMPULAN
1. Akar tanaman monokotil (Akar jagung) tersusun atas jaringan endodermis,
perisikel,xylem, floem, epidermis, dan korteks.
2. Akar tanaman dikotil ( Akar singkong)
Mempunyai tipe perakaran tunggang. Bentuk akar ini seperti tombak modifikasi
akar singkong berupa umbi akar. Umbi ini berbentuk bulat atau tidak beraturan
dan merupakan tempat penimbunan makanan cadangan cadangan makanan yang
disimpan sebagian besar berupa zat tepung sehingga bias dijadikan makanan
pokok
DAFTAR PUSTAKA
Savitri, Ni Putu Iga. 2014. Efektivitas Antibakteri Ekstrak Daun Belimbing Wuluh
(Averrhoa bilimbiL.) terhadap Bakteri MIX Saluran Akar Gigi”. [Skripsi]. Denpasar:
Universitas Mahasaraswati.
(Soemiadji, 1986).
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Mahasiswa dapat mengamati, memahami dan membedakan struktur anatomi
batang tumbuhan dikotil dan monokotil.
B. DASAR TEORI
Batang berperan untuk lewatnya air dan garam mineral dari akar ke daun
dan lewatnya hasil fotosintesis dari daun.
Daun juga mempunyai bagian-bagian yang berperan penting untuk
membantu proses pertumbuhan pada tumbuhan, setelah di pelajari dan di pahami
secara mendalam, maka manusia akan menyadari betapa pentingnya daun pada
tumbuhan. Sehingga secara tidak langsung manusia juga dapat mengetahui batapa
penting dan gunanya tumbuh-tumbuhan dalam hidup. Pada lingkungan informal
manusia secara umum mengetahui bentuk dari daun, namun pada lingkungan ini
manusia tidak mengetahui dan mengenal daun secara spesifik (Fahn, 1991).
Pada bagian luar batang tumbuhan dikotil terdapat epidermis. Di bagian
dalam epidermis terdapat korteks yang tersusun atas jaringan kolenkim yang
berperan dalam fotosintesis dan sebagai penyimpan makanan cadangan.
Anatomi batang tumbuhan monokotil sangat berbeda dengan anatomi batang
tumbuhan dikotil. Epidermis batang monokotil memiliki dinding sel yang tebal.
Ikatan pembuluh menyebar pada seluruh batang monokotil, tetapi yang paling
banyak terdapat di daerah yang mendekati kulit batang. Pada batang
monokotil tidak terdapat kambium, sehingga pertumbuhan yang terjadi hanya
memanjang. Pembesaran batang sangat terbatas. Hali ini disebabkan pembesaran
batang terjadi melalui pembentukan rongga oksigen.
C. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Alat yang diperlukan
- Mikroskop cahaya
- Object glass
- Cover glass
- Pipet tetes
- Pensil
- Penghapus,
iris melintang batang tumbuhan dikotil (durian) amati dibawah mikroskop, gambar dan
tuliskan bagian-bagiannya
iris melintang batang tumbuhan monokotil (jagung) amati dibawah mikroskop, gambar
dan tuliskan bagian-bagiannya
4. Hasil pengamatan
Sumber: latanzabiologi.blogspot
Putrika Nayana Pradhanika (semarang)
Sumber :mahdiyaturrahmah.wordpress.com
D. PEMBAHASAN
Batang jagung :
Keterangan :
a) Floem
b) xylem
c) parenkim empulur
d) kolenkim, dan
e) epidermis
Penampang melintang batang tanaman jagung terdapat xylem dan floem dan
juga dengan pembesaran mikroskop 2,5 × 10 terlihat susunan jaringan kolenkim pada
batang tanaman jagung karena kolenkim berfungsi untuk melindungi organ muda
sedangkan sklerenkim belum terlihat jelas karena sklerenkim ada pada batang untuk
menunjuang organ dewasa sedangkan jagung yang disayat masih muda sehingga
jaringan kolenkim bisa terlihat jelas dibawah epidermis. kelompok sel kolenkim dan
sklerenkim diperlukan untuk menyokong secara mekanik.
Penelitian Khoirunisa (2014) pada tanaman dikotil menjelaskan bahwa
kolenkim merupakan jaringan yang memberi kekuatan yang bersifat sementara pada
tumbuhan. Kolenkim juga terdapat pada tumbuhan yang masih muda dan tumbuhan
basah, sedangkan sklerenkim jaringan penguat yang bersifat permanen. Jika
tumbuhan sudah tua kolenkim akan diganti dengan sklerenkim. Sel-sel penyusun
sklerenkim adalah sel-sel mati dan mempunyai penebalan dinding yang tebal dan
merata. Susunan selanjutnya yaitu terlihat jaringan pembuluh angkut (xilem dan
floem) yang terlihat jelas berada berdekatandan tersebar tidak beraturan, dan paling
banyak tersebar dekat dengan bagian epidermis. Karena pada batang tumbuhan
monokotil terdapat berkas pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup
yang artinya antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium
Terdapat juga parenkin. Susunan parenkim empulur juga tersebar dibagian
tengah, dan sel epidermis yang berbentuk segi enam dan tidak teratur susunannya,
Adanya jaringan penangkut makanya tumbuhan dapat berdiri tegak dan
batangnya keras.
Batang bayam:
Tanaman bayam merupakan tanaman dikotil karena memiliki kambium yang
terletak diantara xilem dan floem dan berfungsi dalam pembesaran diameter batang.
Struktur batang dikotil dari luar ke dalam yaitu epidermis, korteks, floem, kambium,
xilem, dan silinder pusat
Pada batang bayam susunan jaringan pengangkut xylem dan floem terletak
tersebar. Ditemukan jaringan parenkim yang banyak pada dekat epidermis dan tengah
batang. Jaringan penguat dan pengangkut pada batang bayam terstruktur dipinggir-
pinggir dan tidak terlalu banyak serta disela-selanya terdapat jaringan parenkim..
Batang bayam yang memiliki batang dengan arah tumbuh tegak lurus dan pada ujung
batangnya mengangguk disebabkan oleh struktur anatomi batang bayam yaitu dengan
keberadaan jaringan penguat lebih sedikit daripada jaringan parenkim yang tumbuh
lebih banyak dan menyimpan air sehingga batang bayam bertekstur batang basah.
E. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Khairunnisa, 2014. Decision Rules Pada Kecelakaan Lalu Lintas DiKabupatenSleman
Dengan Metode If-Then Dari Rough Set Theory. Skripsi,Yogyakarta:Jurusan
Statistika, Fakultas Matematika dan IlmuPengetahuan Alam, Universitas Islam
Indonesia
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Edisi Ketiga. Gadjah Mada University Press,
Yogyakarta.
LAPORAN PRAKTIKUM IX
ANATOMI DAUN
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa dapat mengamati, memahami dan membedakan struktur anatomi
daun tumbuhan dikotil dan monokotil.
2. Mahasiswa dapat mengamati, memahami dan menyebutkan macam-macam
tipe stomata.
B. DASAR TEORI
Fungsi utama daun adalah mensintesis bahan organik dengan menggunakan sinar
sebagai sumber energi melalui proses fotosintesis. Pengubahan energi ini terjadi di
dalam organel sel khusus yang disebut kloroplas, yang di dalamnya terdapat pigmen
klorofil. Di dalam helaian daun juga terdapat jaringan pembuluh. Pada daun dikotil,
mesofil daun yang terdapat di antara epidermis atas dan bawah dibedakan menjadi
dua macam, yaitu parenkim palisade (jaringan tiang) yang terdiri atas sel yang
panjang dan tidak mempunyai ruang antar sel dan parenkim spong (jaringan bunga
karang) yang terdiri atas sel yang berbentuk tidak teratur dengan ruang antar
sel yang besar. Parenkim palisade lebih banyak mengandung kloroplas. Pada
epidermis terdapat stomata yang membantu pertukaran gas antara jaringan daun
dan atmosfer. Setiap stomata terdiri atas dua buah sel penutup (sel penjaga) yang
mengelilingi lubang kecil. Stomata dapat membuka dan menutup sehingga dapat
mengatur pemasukan dan pengeluaran gas ke dan dari daun (Mulyani, 2006).
1. Sel penutup dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga. Tipe ini biasa
terdapat pada Araceae, Commelinaceae, Musaceae, Strelitziaceae,
Cannaceae, dan Zingiberaceae.
2. Sel penutup dikelilingi oleh 4 sampai 6 sel tetangga, dua di antaranya
berbentuk bulat dan lebih kecil dari yang lain, terletak pada ujung sel
penutup. Tipe ini terdapat pada spesies dari Palmae, Pandaneceae, dan
Cyclantha.
3. Sel penutup didampingi oleh 2 sel tetangga. Tipe ini terdapat
pada Pontederiaceae, Flagellariaceae, Butomales, Alismatales,
Potamogetonales, Cyperales, Xyridales, dan Juncales.
4. Sel penutup tidak mempunyai sel tetangga. Tipe ini terdapat pada
Liliales (kecuali Pontederiaceae), Dioscorales, Amaryllidales, Iridales,
dan Orchidales.
C. KEGIATAN PRAKTIKUM
1. Alat yang diperlukan
- Mikroskop cahaya
- Object glass
- Cover glass
- Pipet tetes
- Pensil
- penghapus
iris melintang daun padi amati dibawah mikroskop, kemudian gambar dan
tuliskan bagian-bagiannya
Sumber : quintwinism.blogspot.com
D. PEMBAHASAN
Daun Jagung:
Daun Zea mays memiliki tulang daun yang melengkung dan sejajar. Jaringan
paling luar disebut epidermis yang terdiri dari satu lapis sel (unilateral) yang
berbentuk batang dan memiliki kutikula sehingga bersifat kasar dan tahan air.
Jaringan epidermis atas berbeda dengan epidermis bawah. Permukaan atas daun
disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah daun disebut dengan permukaan
abaksial.
Pada permukaan adaksial terdapat derivat epidermis seperti sel kipas
(bulliform cell) dan stomata Sel kipas pada daun Zea mays terletak pada epidermis
sebelah atas, dan memiliki ukuran yang lebih besar daripada ukuran sel epidermis
sekitarnya, sedikit bahkan hampir tidak memiliki klorofil, dan memiliki fungsi dalam
proses pembukaan gulungan daun dalam tunas dan untuk mengurangi penguapan
yang berlebihan. Proses ini terjadi pada musim dimana air sulit diperoleh. Untuk
mengatasi kekurangan air yang berlebih, maka sel kipas akan mengkerut dengan
mengurangi tekanan turgornya, sehingga daun menggulung dan akan kembali lagi
ketika air mudah didapatkan kembali.
Stomata yang ada pada daun Zea mays tersebar secara merata di kedua sisi
epidermis (epidermis atas dan epidermis bawah) atau disebut juga dengan
amfistomata. Stomata di batasi oleh dua sel penjaga yang memiliki klorofil
Di bawah jaringan epidermis, terdapat jaringan mesofil yang memenuhi
bagian tengah daun. Pada tanaman monokotil seperti jagung, daun tidak memiliki
jaringan palisade. Di dalam jaringan mesofil terdapat berkas pengangkut tipe kolateral
tertutup. Setiap berkas pengangkut terletak berjajar, dan dikelilingi oleh jaringan
parenkim yang keras namun tipis. Jaringan pengangkut diselubungi oleh sebuah
selubunga yang terdiri dari sel-sel parenkim yang di dalamnya terdapat klorofil
sehingga dapat melakukan fotosintesis. Jagung adalah tipe tanaman C4. Tanaman C4
memiliki sel kloroplas yang besar dan tersebar secara kaku. Kloroplas terletak di
daerah mesofil daun yang terletak pada bagian tengah jaringan daun.
a
b
c
a
d
b
e
f
g
Keterangan :
a. Epidermis atas a. Xylem
b. Hipodermis b. Floem
c. Litokis
d. Sistolit
e. Jaringan pembuluh
f. Palisade
g. Spons
Berdasarkan hasil pengamatan, epidermis atas pada daun Ficus terdiri atas
selapis epidermis dan 3 lapis hypodermis. Sementara pada epidermis bawah, terdapat
selapis epidermis dan 2 lapis hipodermis. Pada bagian dermal, tepatnya hipodermis,
terdapat sel yang ukurannya lebih besar diantara sel lain, sel ini disebut litokis. Pada
sel ini terdapat sistolit, yaitu zat hasil metabolisme seperti halnya zat ergastik.
Diantara epidermis atas dan bawah, terdapat jaringan mesofil. Jaringan mesofil pada
sayatan daun Ficus dapat dibedakan menjadi jaringan palisade dan jaringan spons.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat terlihat bahwa Ficus merupakan tumbuhan
dikotil. Pada jaringan mesofil terdapat juga jaringan pembuluh. Jaringan pembuluh
yang terdapat pada daun ini tersusun secara radial.
E. KESIMPULAN
Daun Zea mays memiliki tulang daun yang melengkung dan sejajar.
Permukaan atas daun disebut permukaan adaksial dan permukaan bawah daun disebut
dengan permukaan abaksial.
Pada permukaan adaksial terdapat derivat epidermis seperti sel kipas
(bulliform cell) dan stomata Sel kipas pada daun Zea mays terletak pada epidermis
sebelah atas, dan memiliki ukuran yang lebih besar daripada ukuran sel epidermis
sekitarnya, . Pada tanaman monokotil seperti jagung, daun tidak memiliki jaringan
palisade. Kloroplas terletak di daerah mesofil daun yang terletak pada bagian tengah
jaringan daun.
Berdasarkan hasil pengamatan, epidermis atas pada daun Ficus terdiri atas
selapis epidermis dan 3 lapis hypodermis. Sementara pada epidermis bawah, terdapat
selapis epidermis dan 2 lapis hipodermis.
DAFTAR PUSTAKA
Stebbins & Kush. 1961. Variation in the organization of the stomatal complex in the
leaf epidermis of monocotyledons and its bearing on their phylogeny. American
Journal Botany.48(1):51-59