Anda di halaman 1dari 30

1

I Pengamatan Struktur Sel

A. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan mahasiswa :
1. Dapat mengenal bagian-bagian mikroskop serta fungsi masing-masingnya,
2. Terampil menggunakan mikroskop cahaya,
3. Terampil dalam pemeliharaan mikroskop,
4. Terampil membuat sediaan basah jaringan hewan dan jaringan tumbuhan,

B. Dasar Teori
Mikroskop Cahaya
Mikroskop optik adalah salah satu alat optik yang banyak/ sering digunakan
dalam penyelidikan/ pengamatan objek biologi. Oleh karena itu setiap
orang/mahasiswa yang mempelajari atau bergerak dalam bidang biologi harus
mengenal dan terampil menggunakan mikroskop.
Mikroskop optik menggunakan lensa dari gelas dan cahaya matahari dan lampu
sebagai sumber penyinaran. Cahaya dari luar yang dikumpulkan dan dipantulkan oleh
cermin akan mengenai spesimen sehingga menghasilkan bayangan dari spesimen yang
akan dibesarkan oleh lensa dan kemudian diterima oleh mata. Mikroskop optik yang
banyak digunakan sekarang tersusun atas dua lensa yaitu lensa okuler yang dekat
dengan mata dan lensa objektif yang dekat dengan objek. Masing-masing jenis lensa ini
di dalamnya berisi beberapa lensa dengan susunan tertentu. Perbesaran yang dapat
diperoleh dari masing-masing jenis lensa ditentukan oleh susunan dari lensanya dan
biasanya ditulis pada bagian luar lensa dan perbesaran total. Mikroskop optik
mempunyai satu lensa okuler, jenis ini dinamakan mikroskop monokuler.
Untuk mendapatkan gambaran stereoskop (tiga dimensi) dari objek yang tidak
begitu renik biasanya digunakan mikroskop stereo atau mikroskop bedah binokuler
(binoculer disecting microscope). Mikroskop ini mempunyai dua okuler dan dua
objektif sehingga dapat diperoleh bidang pandang yang jelas.
Model dan bentuk mikroskop monokuler ada bermacam-macam tetapi secara
umum bagian-bagian dari mikroskop ini adalah bagian optik dan bagian mekanik.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
2

1. Bagian optik
a. Cermin, digunakan untuk menerima cahaya matahari atau lampu dan
memantulkannya ke dalam kondensor.
b. Kondensor, terdiri atas lensa kompleks dan digunakan untuk mengumpulkan
cahaya yang terpantul atau terbias dari cermin. Di dalam kondensor terdapat
diafragma untuk mengatur banyaknya cahaya yang mengenai spesimen.
c. Objektif, terdiri atas lensa kompleks dan menerima cahaya setelah menembus
spesimen yang diamati sehingga terbentuk bayangan dari materi tersebut.
d. Okuler, terdiri atas lensa kompleks, menerima bayangan semu dan terbalik.
2. Bagian Mekanik
a. Kaki dan tangkai mikroskop. Sebagai panyangga bagian optik. Pada beberapa
mikroskop monokuler tangkai mikroskop ini dapat digerakkan sehingga teropong
dapat dibuat dalam posisi tegak atau membentuk sudut dengan bidang
horizontal. Apabila menggunakan sediaan basah sebaiknya teropong dalam posisi
tegak.
b. Knop (skrup) penggerak bagian optik (teropong), yang terdiri atas dua jenis yaitu:
skrup penggerak kasar (makrometer), digunakan untuk menggerakkan teropong
dan mengatur fokus, dan skrup penggerak halus (mikrometer) digunakan untuk
mempertajam fokus.
c. Meja benda, terletak di antara kondensor dan ojektif, serta merupakan tempat
untuk sediaan yang akan diamati. Pada meja benda ini terdapat penjepit sediaan.
d. Pembawa objektif (revolver), terletak pada ujung teropong digunakan untuk
memutar dan tempat lensa objektif.

Cara menggunakan mikroskop adalah sebagai berikut.


a. Letakkan mikroskop pada meja yang datar dan kokoh.
b. Putar pembawa objektif sehingga objektif yang perbesarannya paling lemah tepat di
atas kondensor.
c. Putar knop makrometer sehingga teropong terangkat (kira-kira 5 mm) dari meja
benda, atau turunkan meja bendanya apabila makrometernya pada meja benda.
d. Buka diafragma sampai maksimum (cahaya masuk paling terang).
e. Dengan melihat ke dalam okuler, aturlah cermin/ cahaya lampu sedemikian rupa
sehingga didapat lingkaran pandang yang terang.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
3

f. Letakkan sediaan yang akan diamati pada meja benda, kemudian turunkan teropong
dengan hati-hati sampai ujung lensa objektif hampir menyentuh permukaan sediaan
atau naikkan meja benda apabila makrometernya pada meja benda.
g. Dengan melihat okuler, putarlah mikrometer perlahan-lahan sehingga objek pada
sediaan tampak jelas.
h. Untuk mencari bagian-bagian objek yang diinginkan, geser sediaan sampai objek
tersebut bertemu, kemudian jepit sediaan agar tidak bergeser.
i. Pertajam fokus objek dengan perlahan-lahan memutar mikrometer.
j. Apabila bayangan tampak terlalu terang, kurangi pembukaan diafragma sedikit demi
sedikit, hingga lensa objektif yang dikehendaki tepat di atas objek. Pada waktu
mengganti lensa, jangan sampai ujung lensa menyentuh permukaan gelas penutup.
Karena geseran itu akan menggores pada lensa objektif.

Pemeliharaan Mikroskop
Kebersihan mikroskop sebelum dan sesudah digunakan sangat penting karena
adanya debu, kotoran, atau bekas minyak, terutama pada lensa akan mengganggu
pengamatan yang akan dilakukan. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah:
a. Keluarkan mikroskop dari kotaknya dan letakkan di atas meja praktikum.
b. Bersihkan bagian luar mikroskop dengan kain lap yang bersih.
c. Bersihkan lensa okuler dan objektif dengan kain flanel atau kertas pembersih lensa
yang disediakan.
d. Hindari lensa terkena air atau zat kimia lainnya. Bila hal ini terjadi, segera bersihkan
dengan pembersih lensa.
e. Apabila pengamatan telah selesai, bersihkan lensa dan bagian luar mikroskop
kembali seperti pada waktu akan menggunakannya.
f. Sebelum mikroskop dimasukkan ke kotak, perhatikan apakah di dalam kotak ada
tersedia bahan pengering (silica gel). Jika tidak ada, mintalah bahan tersebut kepada
laboran atau asisten.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
4

Sel
Sitologi adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari bentuk dan susunan
serta sifat-sifat fisik maupun sifat-sifat kimia sel. Istilah sel pertama kali digunakan oleh
Robert Hooke pada tahun 1664. Perkataan sel berasal dari bahasa Latin, yaitu “cellula”
yang berarti suatu bilik atau ruangan kecil yang kosong. Sel merupakan unit terkecil
dari suatu makhluk hidup. Pada makhluk hidup bersel tunggal, segala fungsi kehidupan
harus dilakukan oleh sel itu sendiri. Pada makhluk hidup bersel banyak, berbagai fungsi
kehidupan dilakukan oleh kelompok-kelompok sel (jaringan) yang berbeda.
Sel dapat dibedakan atas 2 kelompok sel, yaitu sel prokariotik dan sel eukariotik.
Sel prokariotik memiliki materi inti yang tersebar di dalam sitoplasmanya karena tidak
diselubungi oleh membran. Sedangkan sel eukariotik telah memiliki materi inti yang
terorganisasi dalam suatu selaput sehingga intinya tampak jelas. Makhluk hidup yang
termasuk golongan sel prokariotik adalah bakteri dan ganggang hijau (Cyanobacteria).
Sedangkan yang tergolong sel eukariotik adalah protista, fungi, hewan, dan tumbuhan.
Sel pada hewan, bagian yang terluar adalah membran plasma yang menyelubungi
seluruh isi sel. Sitoplasma merupakan cairan di dalam sel tempat terdapatnya organel-
organel, seperti ribosom, mitokondria, retikulum endoplasma, apparatus golgi dan lain-
lain. Sel hewan ada yang mempunyai bentuk yang tetap seperti sel spermatozoa. Sel
saraf, eritrosit, dan sel epitel. Selain itu, sel hewan ada yang dapat berubah-ubah,
contohnya sel leukosit dan amoeba. Bentuk sel hewan dapat juga dipengaruhi oleh
tegangan permukaan membran sel dan letak sel.
Sel tumbuhan mempunyai bentuk, ukuran, dan struktur yang bervariasi. Bentuk
sel tumbuhan bermacam-macam. Ada yang berbentuk bulat, ellips, lonjong, persegi,
prisma, lurus memanjang, silindris, dan lain-lain. Perbedaan pokok antara sel tumbuhan
dan sel hewan adalah sel tumbuhan mempunyai dinding yang terlihat secara nyata
dengan mikroskop. Sedangkan sel hewan tidak mempunyai dinding sel. Pada sel
tumbuhan ditemukan adanya plastida dan vakuola yang dapat membesar sesuai
dengan umur sel. Protoplasma yang dikelilingi oleh dinding sel terdiri dari sitoplasma
yang bersifat encer. Aliran dari sitoplasma ini dapat dilihat dengan adanya pergerakan
dari plastida yang biasanya mengelilingi vakuola.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
5

C. Alat dan Bahan


1. Alat : Mikroskop cahaya, gelas objek, disetting set, dan papan bedah.
2. Bahan : Jarum suntik, pisau silet, kaca penutup, larutan NaCl 20%, air, lugol,
kertas isap, sel epitel rongga mulut, darah katak hijau (Rana esculenta),
daun Hydrilla verticilata dan umbi bawang merah.

D. Cara Kerja
Langkah kerja kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bersihkan mikroskop yang disediakan, amati dan perhatikan bagian-bagian yang ada
pada mikroskop tersebut.
2. Gunakan mikroskop dengan cara yang telah dijelaskan sebelumnya dengan
mengamati sel epitel rongga mulut, darah katak hijau (Rana esculenta), daun
Hydrilla verticilata, dan umbi bawang merah.
3. Cara pengamatan sel epitel rongga mulut :
a. Koreklah bagian dalam pipi dengan ujung korek api.
b. Oleskan korekan tadi pada gelas objek, kemudian tetesi dengan aquades, lalu
tutup dengan gelas penutup dan amati di bawah mikroskop mulai dengan
perbesaran lemah.
c. Gambarlah 2 atau 3 sel dari perbesaran kuat dan beri keterangan dari bagian-
bagian yang tampak.
4. Cara pengamatan eritrosit katak :
a. Teteskan NaCl pada gelas objek.
b. Ambil darah katak dengan menggunakan jarum suntik, kemudian teteskan darah
tepat pada genangan NaCl di gelas objek, lalu tutup dengan gelas penutup.
c. Amati di bawah mikroskop mulai dengan perbesaran lemah.
d. Gambarlah 2 atau 3 sel dari perbesaran kuat dan beri keterangan dari bagian-
bagian yang tampak.
5. Cara pengamatan sel umbi bawang merah (Allium cepa)
a. Ambillah selaput bagian luar umbi lapis bawang yang berwarna ungu.
b. Letakkan selaput tipis tadi pada gelas objek, lalu tetesi dengan laruan lugol
kemudian tutup dengan gelas penutup.
c. Amati di bawah mikroskop dan dan gambarlah 2 atau 3 sel dengan perbesaran
kuat. Beri keterangan dari bagian-bagian yang tampak.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
6

6. Cara pengamatan daun Hydrilla verticilata :


a. Ambillah selembar daun yang paling kecil pada ujung batang dan langsung
diletakkan pada gelas objek dalam air.
b. Amati di bawah mikroskop. Terlebih dahulu lakukan dengan perbesaran lemah,
kemudian dengan perbesaran kuat.
c. Amati plastida yang bergerak mengikuti arah sitoplasma.
d. Gambarkan beberapa sel dan jelaskan bagian-bagian sel yang tampak.

E. Diskusi
1. Mengapa pada saat menggunakan pembesaran lensa objktif yang paling kuat
(1000x), sebelum mengganti lensa objektif harus diteteskan minyak emersi pada
permukaan gelas penutup lebih dulu?
2. Tuliskanlah bagian-bagian sel yang dapat diamati pada pengamatan setiap objek
yang dipraktikumkan!
3. Mengapa ada bagian-bagian sel yang lain tidak dapat diamati pada praktikum ini?
4. Tuliskanlah perbedaan sel hewan dan sel tumbuhan dari pengamatan yang telah
dilakukan!

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
7

II Transpor Zat Intra dan Ekstra Sel

A. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan mahasiswa:
1. Terampil mengamati proses difusi dan osmosis,
2. Dapat menjelaskan perbedaan proses difusi dan osmosis,
3. Dapat menjelaskan penyebab terjadinya plasmolisis dan deplasmolisis.

B. Dasar Teori
Pada bagian luar sitoplasma terdapat membran plasma yang berfungsi sebagai
pembatas antara satu sel dengan sel lain di sebelahnya. Selain itu membran plasma juga
berfungsi untuk mengatur lalu lintas materi yang akan masuk dan keluar dari sel. Masuk
dan keluarnya zat, harus menembus membran plasma dan berlangsung secara aktif
maupun pasif. Transpor pasif berlangsung dengan cara difusi dan osmosis. Proses difusi
adalah pencampuran antara dua senyawa yang berbeda konsentrasinya, difusi terjadi
dari tempat yang konsentrasinya tinggi ke tempat yang konsentrasinya rendah. Difusi
juga terjadi pada sel, tetapi antara dua senyawa yang berbeda konsentrasinya itu
terdapat membran plasma yang mempunyai pori (osmos). Dengan begitu difusi pada
membran harus melalui pori-pori membran plasma, proses ini disebut dengan osmosis.
Sitoplasma biasanya bersifat hipertonis (potensial air tinggi), dan cairan di luar sel
bersifat hipotonis (potensial air rendah), karena itulah air bisa masuk ke dalam sel
sehingga antara kedua cairan bersifat isotonus. Apabila suatu sel diletakkan dalam suatu
larutan yang hipertonus terhadap sitoplasma, maka air di dalam sel akan berdifusi
keluar sehingga sitoplasma mengkerut dan terlepas dari dinding sel, hal ini disebut
plasmolisis. Bila sel itu kemudian dimasukkan ke dalam cairan yang hipotonus, maka air
akan masuk ke dalam sel dan sitoplasma akan kembali mengembang, hal ini disebut
deplasmolisis.

C. Alat dan Bahan


1. Alat : Mikroskop cahaya, gelas objek, gelas piala 100 ml, gelas piala 500 ml,
pipet tetes, pisau, dan sendok.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
8

2. Bahan : Pisau silet, kaca penutup, air, lugol, kertas hisap, air, larutan NaCl 5%,
10%, dan 15%, larutan metilen blue pekat, kentang ukuran besar, dan
daun Rhoeo discolor.

D. Cara Kerja
Langkah kerja kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Pengamatan proses difusi
a. Teteskan larutan metilen blue ke dalam gelas piala 100 ml yang berisi aquades.
Amati penyebaran warna biru. Catat waktu sampai warna larutan merata.
b. Ulangi percobaan dengan metilen blue di atas, tetapi setelah penetesan larutan
segera diaduk. Catat waktu sampai warna larutan merata.
2. Pengamatan proses osmosis
a. Lubangi sebuah buah kentang setipis mungkin sehingga menyerupai cangkir,
jangan sampai ada bagian yang bocor.
b. Masukkan larutan garam 10% ke dalamnya. Ukur tinggi larutan garam yang ada
dalam kentang.
c. Sediakan gelas piala 500 ml, isi gelas piala dengan air.
d. Letakkan kentang yang telah berisi larutan garam ke dalam gelas piala yang berisi
air (tinggi air hanya separo tinggi kentang).
e. Perhatikan apa yang terjadi pada larutan garam dalam wadah kentang, lalu catat
apa yang terjadi!
3. Pengamatan plasmolisis dan deplasmolisis
a. Sayat permukaan daun Rhoeo discolor yang berwarna ungu-merah.
b. Letakkan sayatan pada kaca objek yang telah ditetesi aquades dan tutup dengan
kaca penutup.
c. Amati di bawah mikroskop, apabila sel-sel daun sudah nampak jelas, teteskan
larutan NaCl pada salah satu sisi gelas penutup dan pada sisi lain tempelkan kertas
isap, sehingga aquades akan tertarik oleh kertas isap dan cairan di bawah gelas
penutup digantikan oleh larutan NaCl.
d. Mulailah dengan meneteskan larutan NaCl yang konsentrasinya paling rendah.
Amati sel terutama pada bagian sudut-sudut sel. Bila tidak terjadi perubahan,
tambahkan larutan NaCl yang konsentrasinya lebih tinggi dengan cara yang sama

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
9

dengan di atas. Amati dengan mikroskop selama 5 menit terutama saat terjadinya
plasmolisis.
e. Gantilah larutan NaCl dengan aquades.
f. Amati dan catatlah apa yang terjadi.

E. Diskusi
1. Jelaskanlah apa yang terjadi pada larutan metilen blue yang segera diaduk pada
pengamatan proses difusi!
2. Tuliskanlah faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran molekul zat dalam suatu
pelarut!
3. Jelaskanlah apa yang terjadi pada larutan garam dalam wadah kentang yang
diletakkan dalam gelas piala berisi aquades!
4. Jelaskanlah apa yang terjadi pada sel daun Rhoeo discolor yang telah ditetesi larutan
garam kemudian ditetesi lagi dengan aquades!

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
10

Struktur dan Organisasi Tubuh


III
Tumbuhan (Jaringan Tumbuhan)

A. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan mahasiswa :
1. Terampil mengamati jaringan penyusun organ tumbuhan.
2. Dapat menjelaskan susunan jaringan penyusun organ tumbuhan.
3. Dapat menjelaskan fungsi dari masing-masing jaringan.

B. Dasar Teori
Histologi adalah cabang biologi yang mempelajari khusus mengenai jaringan pada
makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Pada jaringan tumbuhan dapat
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu jaringan muda (meristem) dan jaringan tua
(permanen). Pembagian ini berdasarkan pada usia dan aktivitas sel penyusun jaringan
tersebut.
Jaringan meristem tersusun dari sel-sel muda yang masih aktif membelah dan
biasanya ditemukan pada ujung batang dan ujung akar. Sedangkan jaringan permanen
dapat ditemukan pada semua bagian dari organ tumbuhan. Jaringan ini dapat
dikelompokkan berdasarkan fungsi dari jaringan tersebut. Berdasarkan fungsi, jaringan
dewasa dapat dikelompokkan menjadi 4 sebagai berikut.
1. Jaringan pelindung/jaringan penutup, yaitu jaringan epidermis dan jaringan gabus.
2. Jaringan dasar, yaitu jaringan parenkim.
3. Jaringan penunjang/jaringan mekanik, yaitu jaringan kolenkim dan sklerenkim.
4. Jaringan pengangkut, yaitu jaringan xilem dan floem.

C. Alat dan Bahan


1. Alat : Mikroskop cahaya, gelas objek, gelas piala 100 ml, pipet tetes
pipet tetes, pisau, dan sendok.
2. Bahan : Pisau silet, kaca penutup, air, tanaman jarak (Ricinus communis), dan
tanaman jagung (Zea mays).

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
11

D. Cara Kerja
Langkah kerja kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Jaringan pada akar
a. Buatlah sayatan melintang akar dengan tipis.
b. Letakkan di atas gelas objek kemudian tetesi dengan air dan tutup dengan gelas
penutup.
c. Amati dengan mikroskop pada perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran
kuat.
d. Perhatikan susunan epidermis, endodermis, perisikel, jaringan pengangkut.
e. Gambarkan dalam satu sektor.
2. Jaringan pada batang
a. Buatlah sayatan melintang batang dengan tipis, kemudian letakkan di atas gelas
objek dan tetesi dengan air lalu tutup dengan gelas penutup.
b. Amati dengan mikroskop pada perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran
kuat.
c. Perhatikan susunan epidermis, hypodermis, dan jaringan pengangkut. Perhatikan
juga penyebaran dari jaringan pengangkut.
d. Gambarkan dalam satu sektor.
3. Jaringan pada daun
a. Buatlah sayatan melintang daun dengan tipis, kemudian letakkan di atas gelas
objek dan tetesi dengan air lalu tutup dengan gelas penutup.
b. Amati dengan mikroskop pada perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran
kuat.
c. Perhatikan letak stomata dan bagian lain yang terdapat pada jaringan epidermis.
d. Perhatikan susunan dari mesofil daun.
e. Buat lagi sayatan tipis dari permukaan daun, kemudian letakkan di atas gelas
objek dan tetesi dengan air, lalu tutup dengan gelas penutup.
f. Amati dengan mikroskop pada perbesaran lemah kemudian dengan perbesaran
kuat.
g. Perhatikan bentuk stomata. Gambarkan hasil pengamatan dan beri keterangan
dari masing-masing yang terlihat.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
12

E. Diskusi
1. Apakah perbedaan struktur jaringan dari masing-masing organ kedua tanaman
tersebut?
2. Apakah yang menyebabkan batang jarak (Ricinus communis) bisa menjadi lebih
besar daripada batang jagung (Zea mays)?
3. Apakah yang menyebabkan daun jagung (Zea mays) bisa menggulung jika
kekeringan?

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
13

Struktur dan Organisasi Tubuh


IV
Tumbuhan (Organ Tumbuhan)

A. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan mahasiswa :
1. Terampil mengamati organ-organ pokok pada tumbuhan.
2. Dapat menjelaskan bagian-bagian organ pokok tumbuhan.
3. Dapat menjelaskan perbedaan tumbuhan monokotil dengan tumbuhan dikotil secara
morfologi.

B. Dasar Teori
Organ pokok tumbuhan ada 3, yaitu akar, batang, dan daun yang disebut juga
organ vegetatif (alat-alat pertumbuhan atau alat hara). Ada organ lain pada tumbuhan
yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan, disebut juga dengan organ reproduktif
seperti bunga, buah, dan biji.
1. Akar
Akar tumbuhan biasanya terletak di dalam tanah, tidak beruas dan tidak berbuku.
Menurut asal pertumbuhannya, akar dibedakan atas 3 macam yaitu akar primer, akar
sekunder, dan akar adventif. Berdasarkan pola tumbuhnya ada 2 sistem akar, yaitu
sistem akar tunggang pada tumbuhan dikotil dan sistem akar serabut pada tumbuhan
monokotil.
2. Batang
Batang tumbuhan biasanya terdapat di atas tanah, mempunyai ruas dan buku.
Pada buku-buku inilah keluar daun, diantara dua buku disebut ruas. Tumbuhan ada
yang tidak berbatang (tidak memperlihatkan batang dengan jelas atau planta acaulis).
Tumbuhan yang jelas berbatang (planta caulis) seperti batang basah (herbaceus), batang
berkayu (lignosus), batang rumput (calmus). Bentuk batang bermacam-macam ada yang
bulat, bersegi, dan pipih.
3. Daun
Daun umumnya berwarna hijau dan merupakan organ untuk fotosintesis. Daun
mempunyai bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Bagian-bagian daun adalah
pelepah (vagina), tangkai daun (petiolus), dan helaian daun (lamina). Daun yang

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
14

mempunyai ketiga bagian tersebut disebut tipe daun lengkap, sedangkan daun yang
tidak lengkap mempunyai ketiga bagian tersebut dikatakan tipe daun tidak lengkap.
Pertulangan daun ada yang menyirip, menjari (yang biasanya ada pada tumbuhan
dikotil), melengkung dan sejajar (biasanya terdapat pada tumbuhan monokotil). Daun
yang pada satu tangkai terdapat 1 lembar daun disebut daun tunggal, apabila dalam 1
tangkai terdapat lebih dari satu lembar daun disebut daun majemuk.
4. Bunga
Bagian-bagian bunga adalah tangkai bunga, dasar bunga, kelopak bunga,
mahkota, benang sari dan putik. Bunga yang mempunyai semua bagian-bagian tersebut
dikatakan tipe bunga lengkap dan bunga yang tidak mempunyai semua bagian-bagian
di atas disebut tipe bunga tidak lengkap. Kalau pada satu tangkai bunga terdapat satu
kuntum bunga disebut bunga tunggal dan kalau pada satu tangkai terdapat beberapa
kuntum bunga disebut bunga majemuk. Bunga yang mempunyai dua alat kelamin
disebut hermaproditus atau bunga banci. Bunga yang mempunyai satu alat kelamin
disebut unisexualis atau bunga berkelamin tunggal seperti bunga jantan dan bunga
betina.

C. Alat dan Bahan


1. Alat : Pinset dan lup
2. Bahan : Pisau silet, tumbuhan tapak dara (Catharantus roseus), dan tumbuhan
jagung (Zea mays)

D. Cara Kerja
Langkah kerja kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Amatilah struktur morfologi masing-masing organ dari kedua jenis tumbuhan
tersebut.
2. Gambarkan hasil pengamatanmu dan berikan keterangan dari bagian-bagian organ
tersebut secara lengkap.
3. Amatilah perbedaan organ antara kedua tumbuhan tersebut dan gambarkan hasil
pengamatan dengan menggunakan tabel.
E. Diskusi
1. Apakah perbedaan daun dari kedua tumbuhan tersebut?
2. Apakah perbedaan akar dari kedua tumbuhan tersebut?
3. Apakah ada perbedaan lain yang terlihat pada kedua tumbuhan tersebut?

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
15

V Struktur Tubuh Hewan Tingkat Rendah

A. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan mahasiswa :
1. Terampil mengamati ciri-ciri hewan invertebrata
2. Dapat menjelaskan ciri-ciri hewan invertebrata
3. Dapat menjelaskan struktur tubuh beberapa hewan invertebrata.

B. Dasar Teori
Hewan adalah kelompok organisme eukariotik dari kingdom Animalia yang
bersifat multiseluler, tidak memiliki klorofil dan pada umumnya memiliki kemampuan
untuk berpindak tempat serta untuk memindahkan tubuhnya. Kemampuan bergerak
pada hewan berhubungan dengan kegiatan mencari makan, pasangan, dan
menghindari bahaya.
Saat ini, sudah banyak sekali hewan yang mendiami bumi dan banyak pula yang
yang hidup pada masa silam dan masih banyak yang akan menyusul seiring
berkembangnnya ilmu pengetahuan, karena banyaknya ditemukan spesies hewan baru.
Untuk memudahkan mempelajari hewan-hewan ini, maka dilakukan pengklasifikasian
atau pengelompokan. Secara umum, hewan terdiri dari 9 filum, yaitu Porifera,
Coelenterata, Platyhelminthes, Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda,
Echinodermata, dan Chordata.
Berdasarkan ada tidaknya tulang belakang hewan dapat dikelompokkan menjadi
dua kelompok besar yaitu invertebrata dan vertebrata. Invertebrata menempati semua
habitat yang ada dipermukaan bumi. Cara hidupnya ada yang soliter (menyendiri) dan
berkelompok (berkoloni). Ada yang sesil (menetap) atau menempel pada suatu substrat
dan ada juga yang bergerak bebas. Invertebrata berkembang biak secara seksual dan
aseksual. Perkembangbiakan secara aseksual seperti membelah diri, membentuk tunas,
dan parthenogenesis. Sedangkan perkembangbiakan secara seksual dilakukan dengan
fertilisasi gamet jantan dan gamet betina.

C. Alat dan Bahan


1. Alat : Lup, wadah plastik dangkal, pinset, dan papan bedah.
2. Bahan : Beberapa hewan invertebrata (Vermes, Arthropoda, dan Molusca).

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
16

D. Cara Kerja
Langkah kerja kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Letakkan hewan invertebrata (Vermes, Arthropoda, dan Molusca) pada papan
bedah atau wadah plastik. Amati dengan seksama morfologi (bentuk luar) tubuh
hewan tersebut.
2. Jika ada bagian tubuh hewan tersebut sulit diamati dengan mata telanjang,
gunakanlah alat bantu berupa lup.
3. Gambarkanlah hasil pengamatanmu dan beri keterangan setiap bagian dari tubuh
dari hewan tersebut.

E. Diskusi
1. Jelaskanlah ciri morfologi setiap hewan yang diamati.
2. Jelaskanlah ciri khusus dari hewan yang diamati tersebut sehingga dapat digolongkan
pada kelompok hewan tertentu.
3. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, jelaskanlah mengapa hewan-hewan
tersebut dapat dikelompokkan ke dalam kingdom animalia.
4. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, jelaskanlah mengapa hewan-hewan
tersebut termasuk ke dalam kelompok hewan invertebrata?

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
17

Struktur Tubuh Hewan Tingkat


VI
Tinggi (Jaringan Hewan)

A. Tujuan praktikum
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan mahasiswa:
1. Terampil mengamati jaringan penyusun tubuh hewan.
2. Dapat menjelaskan jaringan penyusun tubuh hewan
3. Dapat menjelaskan struktur masing-masing jaringan penyusun tubuh hewan.
4. Dapat menjelaskan fungsi masing-masing jaringan penyusun tubuh hewan

B. Dasar Teori
Jaringan pada tubuh hewan secara garis besar dapat dibedakan atas empat
macam jaringan utama, yaitu jaringan epitel, jaringan pengikat (penyokong), jaringan
otot, dan jaringan saraf. Jaringan epitel merupakan jaringan yang menutupi
permukaan tubuh atau rongga tubuh hewan, baik di dalam maupun di luar tubuh.
Jaringan ini terdiri dari satu atau beberapa lapis sel yang tersusun rapat dan
berkesinambungan, sehingga tidak terdapat ruang antar sel. Berdasarkan bentuk selnya,
maka epitel dapat berbentuk pipih (squamosa), kubus (kuboid), atau memanjang
(kolumner).
Jaringan pengikat mempunyai ruang interseluler yang mengandung matriks lebih
banyak. Berdasarkan struktur dan fungsinya jaringan ini dibedakan atas tiga macam
jaringan yaitu : jaringan pengikat sederhana (meliputi jaringan areoler, jaringan fibrosa,
dan jaringan lemak), jaringan rangka (meliputi jaringan tulang rawan dan jaringan
tulang), dan jaringan pengikat cair (jaringan darah). Jaringan otot dapat dibagi atas tiga
macam yaitu otot polos, otot lurik (serat lintang), dan otot jantung. Jaringan saraf
dapat dibedakan atas elemen-elemen sel saraf (neuron) dan sel-sel neuroglia
(penunjang). Tiap neuron terdiri atas badan sel (siton), dendrit, dan neurit. Di dalam
sitoplasma badan sel saraf terdapat inti yang besar dan bulat.

C. Alat dan Bahan


Alat : Mikroskop cahaya, preparat awetan (epitel selapis kubus pada medula
renalis, compact bone, saraf, apusan darah, otot lurik, dan otot polos).

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
18

D. Cara Kerja
Langkah kerja kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Jaringan epitelium
a. Gambarlah preparat awetan sel epitel dan beri keterangan bagian-bagian yang
terlihat.
b. Perhatikan sel epitel berbentuk kubus, dengan inti sel besar yang membulat, dan
terletak di tengah sel.
2. Jaringan tulang
a. Gambarlah preparat awetan tulang (compact bone) dan beri keterangan bagian-
bagian yang terlihat.
b. Pada preparat akan tampak sel tulang (osteosit) tersusun melingkar mengelilingi
canalis havers. Satu kelompok sel-sel tulang ini disebut sistem haversi. Sistem
haversi terdiri atas:
1) Saluran haversi.
2) Lamela havers yang tersusun konsentris mengelilingi canalis havers (saluran
haversi). Tiap lamela mengandung osteosit.
3) Lakuna, yaitu saluran yang terletak antara atau dalam lamela.
4) Kanalikuli, yaitu saluran halus yang menghubungkan lakuna.
5) Endostenum.
3. Jaringan saraf
a. Amatilah preparat awet saraf, kemudian gambar dan beri keterangan.
b. Perhatikan dari satu sel saraf terdapat:
1) Badan sel, di daerah ini terdapat sel.
2) Sitoplasma dengan uluran-ulurannya. Uluran yang panjang satu buah disebut
dengan akson (neurit). Uluran yang pendek jumlahnya banyak disebut dengan
dendrit. Di dalam sitoplasma juga terdapat neurofibril (serabut-serabut saraf)
dan nukleus.
4. Jaringan darah
a. Amati preparat awetan macam-macam sel darah dengan perbesaran kuat.
b. Perhatikan macam-macam sel darah, misalnya eritrosit, limfosit, monosit, leukosit,
neutrofil, basofil, dan gambarkan.
5. Otot lurik (otot serat lintang)
a. Amati preparat awetan otot lidah dengan perbesaran kuat.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
19

b. Perhatikan bentuk dan arah serabut otot (myofibril) dan multinukleus yang
terdapat di pinggir sel yang membulat dan terletak di tengah sel dan gambarkan.
6. Otot polos
a. Amatilah preparat awetan otot polos dengan perbesaran kuat.
b. Perhatikan bentuk dan arah serabut otot (myofibril) dan nukleus yang terletak di
tengah sel, kemudian gambarkan.

E. Diskusi
1. Tuliskan perbedaan sel otot polos dan otot luruk yang telah diamati.
2. Tuliskan jenis jaringan penyokong yang telah diamati dalam praktikum ini.
3. Jelaskan fungsi sel schwan yang terdapat pada jaringan saraf.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
20

VII Prinsip Dasar Klasifikasi

A. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan mahasiswa :
1. Terampil mengamati perbedaan dan persamaan dari beberapa tumbuhan
2. Dapat menjelaskan perbedaan dan persamaan dari beberapa tumbuhan.
3. Dapat mengelompokkan tumbuhan berdasarkan persamaan dari beberapa
tumbuhan.

B. Dasar Teori
Umumnya kita dapat membedakan antara satu individu dengan individu lainnya,
karena di dunia ini tidak ada dua individu dari makhluk hidup yang benar-benar sama.
Perbedaan ciri-ciri dan sifat pada makhluk hidup yang berlainan jenis disebut dengan
keanekaragaman. Sedangkan perbedaan ciri-ciri dan sifat pada makhluk hidup yang
sejenis disebut dengan variasi. Karena jumlah individu yang banyak dan
keanekaragaman makhluk hidup di bumi ini tinggi, maka dicarilah cara untuk
memudahkan untuk mempelajarinya.
Setiap jenis dari makhluk hidup terdiri dari sejumlah individu dan antara satu
jenis dengan jenis lainnya memiliki perbedaan. Kita dapat mengamati perbedaan dan
persamaan antara satu jenis dengan jenis lainnya. Semakin banyak persamaan jenis,
semakin dekat hubungan kekerabatannya. Sebaliknya, semakin banyak perbedaan,
semakin jauh hubungan kekerabatan kedua jenis tersebut. Dengan dasar
keanekaragaman dan kekerabatan, makhluk hidup dapat diklasifikasikan.

C. Alat dan Bahan


1. Alat : Mikroskop stereo/ lup, pinset.
2. Bahan : kembang merak (Caesalpinia pulcherima), kacang giring-giring
(Crotalaria striata), mengkudu (Morinda citrifolia), bunga asoka (Ixora sp.),
bandotan (Ageratum conyzoides), Wedelia sp., padi (Oryza sativa L.) dan salah satu
dari familia Cyperaceae.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
21

D. Cara Kerja
Langkah kerja kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Amati morfologi setiap organ dari masing-masing tumbuhan, kemudian gambarkan.
2. Tuliskan ciri-ciri morfologi organ tumbuhan yang diamati (akar, batang, daun,
bunga, dan buah).
3. Carilah persamaan dari tumbuhan-tumbuhan tersebut sehingga dapat
dikelompokkan berdasarkan tingkat kekerabatan (takson).

E. Diskusi
1. Jelaskan mengapa kita perlu mengelompokan makhluk hidup yang ada di bumi ini.
2. Jelaskan dasar kita mengelompokkan makhluk hidup.
3. Tuliskan persamaan dari tumbuhan yang telah dikelompokkan dalam praktikum.
4. Tuliskan perbedaan dari tumbuhan yang telah dikelompokkan dalam praktikum

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
22

Sistem Organ Hewan


VIII
(Sistem Ekskresi & Reproduksi)

A. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan mahasiswa :
1. Terampil mengamati sistem reproduksi jantan dan betina pada vertebrata
2. Dapat menjelaskan sistem reproduksi jantan dan betina pada vertebrata.
3. Dapat menjelaskan sistem ekskresi pada vertebrata.

B. Dasar Teori
Sistem Reproduksi
Setiap organisme mempunyai kempuan untuk melakukan reproduksi. Reproduksi
merupakan proses perkembangbiakan untuk menghasilkan organisme baru (keturunan)
dari induknya. Reproduksi bertujuan untuk mempertahankan kelestarian makhluk
hidup agar tidak punah. Untuk memahami sistem reproduksi, perlu diketahui organ
reproduksi pada pria dan wanita.
1. Sistem reproduksi pria
Organ seks primer pada pria adalah dua buah testis. Kedua testis tersebut terletak
di skrotum rongga tubuh tempat keduanya dipertahankan agar tetap dingin dan
berfungsi dengan baik. Setiap testis terbentuk dari sekitar 200 tubulus seminiferus yang
melilit dengan sangat erat. Sel-sel seks pria yaitu spermatozoa dibentuk di dalam
tubulus seminiferus yang dilapisi epithelium germinalis. Pembentukan spermatozoa ini
melalui tiga tahapan yaitu spermatositogenesis (perbanyakan), meiosis, dan
spermiogenesis.
Pada tahap spermatositogenesis sel-sel spermatogonia yang terdapat pada lapisan
yang terdalam dari dinding tubulus seminiferus secara konstan memperbanyak diri
dengan pembelahan mitosis. Pada tahap meiosis, sel-sel spermatosit primer kemudian
mengalami meiosis I dan II, dimana hasil meiosis dinamakan spermatosit sekunder yang
berkembang menjadi spermatid pada pembelahan meiosis II. Pada tahap
spermiogenesis, spermatid menjalani modifikasi yang kompleks untuk menjadi
spermatozoa. Tahap-tahap yang dilalui meliputi fase golgi, fase tudung (tutup), fase
akrosom dan fase pematangan. Spermatozoa yang dibentuk dikeluarkan ke dalam

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
23

duktus utamanya yang disebut vas deferens setelah melewati duktus epididimis yang
panjang dan melilit.
Vas deferens membawa spermatozoa dari testis melalui kanalis inguinalis di atas
tulang pubis dan meneglilingi dinding samping pelvis sampai ke belakang kandung
kemih. Disini spermatozoa dapat memasuki uretra melalui duktus ejakulatorius yang
sempit.
2. Sistem reproduksi wanita
Organ seks primer wanita adalah ovarium. Ovarium mensekresi hormon
progesteron dan estrogen serta menghasilkan sel-sel seks wanita yaitu ovum. Masing-
masing ovarium mengandung sekitar 18.000 oosit di dalamnya. Setiap oosit dikelilingi
oleh kelompok sel-sel kecil berbentuk pipih, membentuk folikel primordial. Semua
folikel primordial telah mengalami perkembangan di dalam ovarium sejak kelahiran,
tidak ada lagi yang dibentuk dikemudian hari.
Setiap bulan satu folikel matang untuk membentuk folikel grafian, suatu masa dari
sel-sel yang mengelilingi cairan, dengan ovum di dalam dindingnya. Folikel grafian
secara aktif membentuk estrogen. Folikel ini membesar sampai diameternya mencapai 1
cm dan kemudian membuka untuk mengeluarkan ovum (peristiwa pengeluaran ovum
disebut ovulasi), yang dikelilingi oleh sel-sel folikel, ke dalam rongga abdomen. Ovum
ditangkap oleh fibrial tuba uterin (oviduk). Ovum secara aktif dipandu oleh gerakan
fimbrial ke dalam tuba uterin yang terletak melipat pada sisi uterus. Ovum dapat
dibuahi oleh spermatozoa dalam tuba uterin.

Sistem Ekskresi
Pada umumnya, hewan memiliki organ-organ ekskresi utama berupa ginjal, kulit,
paru-paru dan hati. Pada mamalia, ginjal berjumlah sepasang dan berwarna merah tua.
Ginjal terletak di dalam rongga perut, di sebelah kanan dan kiri ruas tulang-tulang
belakang. Bagian ginjal terdiri dari kulit ginjal (korteks), sumsum ginjal (medula), dan
rongga ginjal (pelvis renalis). Hasil metabolisme yang dihasilkan oleh ginjal akan
disalurkan melalui ureter dan ditampung serta disimpan sementara di kantung kemih
dan selanjutkan akan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.

C. Alat dan Bahan


1. Alat : Papan bedah, disetting set, jarum pentul, dan Botol pembunuh.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
24

2. Bahan : Kapas, Kloroform atau eter, mencit (Mus muculus).

D. Cara Kerja
Langkah kerja kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mencit dibius dengan kloroform atau eter yang diteteskan pada kapas, lalu
dimasukkan ke dalam bejana tertutup. Kemudian letakkan mencit yang telah
pingsan pada permukaan papan bedah dalam posisi telentang.
2. Lakukan pembedahan pada mencit untuk mengamati sistem organnya, khususnya
pada sistem urogenetalia. Amati dan catat, gambarkan bagian-bagian yang terlihat
serta beri keterangan bagian-bagian yang terlihat. Amati juga sistem organ lain
yang terdapat pada mencit tersebut.

E. Diskusi
1. Jelaskanlah mengapa sistem reproduksi dan sistem ekskresi secara bersama
dinamakan dengan sistem urogenetalia?
2. Tuliskanlah 3 sistem organ lainnya yang dapat anda amati selain sistem ekskresi dan
reproduksi pada mencit yang telah dibedah serta tuliskan organ-organ penyusunnya.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
25

IX Ekologi (Analisis Vegetasi)

A. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti kegiatan dalam praktikum ini, diharapkan mahasiswa :
1. Dapat menghitung kepadatan populasi.
2. Dapat menghitung frekuensi spesies dalam plot.
3. Menjelaskan faktor-faktor lingkungan yang ada di sekitar lokasi pengamatan.

B. Dasar Teori
Ekologi merupakan bagian dari biologi yang mengkaji hubungan timbal balik
antar makhluk hidup dengan lingkungannya (biotik dan abiotik) yang berinteraksi
membentuk suatu ekosistem. Berdasarkan atas pemahaman ekologi, maka organisasi
makhluk hidup mempunyai tingkatan dari yang paling sederhana hingga yang paling
kompleks. Tingkatan organisasi makhluk hidup tersebut terdiri atas: protoplasma, sel,
jaringan, organ, sistem organ, organisme, populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer.
Ekologi lebih memperhatikan empat hal terakhir dari tingkatan makhluk hidup, yaitu
populasi, komunitas, ekosistem, dan biosfer. Meskipun demikian ekologi juga
mempelajari organisme secara individu, sehingga disebut autekologi.
Pada praktikum ini akan dilihat bagaimana karakteristik suatu populasi dan
faktor-faktor lingkungan yang terdapat di sekitarnya. Karakteristik suatu populasi
dibentuk oleh interaksi-interaksi antara individu dengan lingkungannya. Adapun
karakteristik populasi meliputi kerapatan/ kepadatan, natalitas, mortalitas, distribusi
umur, potensi biotik, pertumbuhan, dan penyebaran.

Kerapatan atau kepadatan (densitas) adalah jumlah individu suatu spesies tertentu
dibagi satuan luas (m2) atau area sampel.

∑ individu suatu spesies


kerapatan =
luas area sampel

Frekuensi (kehadiran) adalah jumlah hadirnya suatu spesies pada sejumlah plot
yang dikerjakan. Dalam menentukan frekuensi kita tidak menghitung jumlah individu,
tapi hadir atau tidaknya dalam plot.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
26

∑ plot yang dipadati


kehadiran = × 100%
jumlah plot

Point Frequency Frame berupa bingkai kayu atau bahan lain dengan panjang 1 m
dan diberi 10 lubang dengan interval jarak yang sama. Kawat yang dimasukkan ke
lubanng akan menyentuh/ memegat tumbuhan di bawahnya. Tumbuhan yang dicatat
adalah yang pertama tersentuh kawat. Cover (penutupan) suatu jenis dapat dihitung
dalam persentase sebagai berikut.

∑ individu suatu spesies


penutupan = × 100%
∑ seluruh sentuhan

Contohnya adalah sebagai berikut ; Jika dalam suatu lokasi bingkai diletakkan 20
kali dan setiap peletakan dilakukan 10 kali penusukan, jika suatu jenis tersentuh 100 kali
dan jenis ini hadir 10 kali dalam 20 peletakan, maka cover (penutupan) dan frekuensi
(kehadiran) jenis tersebut adalah sebagai berikut.
10
kehadiran = × 100% = 50%
20
100
penutupan = × 100% = 50%
(10 × 20)

C. Alat dan Bahan


1. Alat : Termometer biasa, termometer tanah, sling phsycrometer, point
frequency frame, alat tulis.
2. Bahan : Kantong plastik ukuran 5 kg.

D. Cara Kerja
Langkah kerja kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Analisis vegetasi (teknik sampling analisis vegetasi tanpa plot metode titik sentuh/
point intercept method).
a. Pilihlah suatu area yang akan diamati vegetasinya.
b. Letakkan Point Frequency Frame pada area yang telah dipilih. Kemudian jatuhkah
kawat yang ada pada lubang Point Frequency Frame. Perhatikan tumbuhan yang
pertama tersentuh oleh kawat.

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
27

c. Catat nama jenis tumbuhan tersebut pada lembar hasil pengamatan.


d. Tentukanlah frekuensi dan cover dari setiap jenis tumbuhan.
e. Tentukanlah nilai penting area yang diamati.

2. Pengamatan faktor abiotik


a. Lakukan pengukuran terhadap suhu udara, tanah, dan kelembaban udara di
sekitar lokasi pengamatan.
b. Pengukuran dilakukan pada tiga tempat berbeda yaitu ternaung, terdedah, dan
transisi. Catat nilai setiap parameter faktor abiotik yang diukur pada tabel
pengamatan.

E. Diskusi
1. Tuliskanlah faktor abiotik lain yang terdapat pada daerah pengamatanmu selain
yang telah diukur pada saat pengamatan!
2. Tuliskanlah faktor biotik yang terdapat pada daerah pengamatanmu selain yang
telah diamati dengan menggunakan Point Frequency Frame?
3. Interaksi populasi apa saja yang dapat kamu amati daerah pengamatan selama
praktikum dilakukan?

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
28

X Genetika

A. Tujuan Praktikum
Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, diharapkan mahasiswa :
1. Terampil dalam melakukan percobaan dihibrid Mendel.
2. Dapat menjelaskan konsep Hukum Hardy Weinberg dalam genetika populasi.

B. Dasar Teori
Teori mengenai sifat turun-temurun pertama-tama dikerjakan oleh pendeta
Austria bernama Gregor Mendel dari tahun 1858–1866. Mendel menggunakan
beberapa jenis kacang ercis/ kapri (Pisum sativum) untuk dipelajari perbedaannya satu
dengan yang lainnya dan melakukan perkawinan silang dengan kacang ercis tersebut.
Mendel menggunakan kacang ercis tersebut unutk percobaannya karena:
1. Tanaman ini mudah tumbuh dan disilangkan.
2. Ukuran tanaman relatif kecil.
3. Mempunyai bunga banci, artinya pada bunga itu ada benang sari (alat kelamin
jantan) dan putik (alat kelamin betina) sehingga bisa terjadi penyerbukan sendiri.
4. Mempunyai daur hidup yang pendek dan cepat berbuah.
5. Mempunyai tujuh sifat dengan perbedaan yang menyolok sehingga memudahkan
untuk mengamati hasil dari suatu persilangan.
Dari percobaan yang telah dilakukan Mendel, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Persilangan dua individu dengan satu sifat beda (monohibrid) dominan penuh
menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe 3 : 1.
2. Persilangan dua individu dengan satu sifat beda (monohibrid) dominan tidak penuh
atau intermediet menghasilkan keturunan dengan perbandingan fenotipe 1: 2 : 1.
3. Persilangan dua individu dengan dua sifat beda (dihibrid) menghasilkan keturunan
dengan perbandingan fenotipe 9 : 3 : 3 : 1.
Genetika populasi adalah cabang ilmu genetika yang mempelajari gen-gen dalam
populasi yang menguraikan secara matematika akibat dari keturunan pada tingkat
populasi. Adapun populasi adalah suatu kelompok organisme yang hidup pada daerah
dan dalam waktu tertentu. Semua makhluk hidup merupakan suatu masyarakat sebagai
hasil perkawinan spesies dan mempunyai lengkang gen yang sama. lengkang gen (gen

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
29

pool) adalah jumlah dari semua alel yang berlainan atau keterangan genetik dalam
anggota dari suatu populasi yang berkembang biak secara kawin.
Pada tahun 1908, G.H Hardy (seorang ahli matematika berkebangsaan Inggris)
dan W. Weinberg (seorang dokter berkebangsaan Jerman) yang secara terpisah
menemukan dasar-dasar yang ada hubungannya dengan frekuensi di dalam populasi.
Prinsip yang berbentuk pernyataan itu secara teoritis dikenal sebagai Hukum
Equilibrium Hardy-Weinberg yang dirumuskan secara matematis:
(p + q)2 = 1
p+q=1
p2 + 2pq + q2 = 1
Contoh:
Dari 2500 mahasiswa FMIPA UNP pada waktu dilakukan tes PTC (Phenyl
Tiocarbamida) didapatkan 2139 orang pengecap (taster). Alel gen pengecap T > t --
non pengecap.
1. Berapakah frekuensi alel T dan t pada populasi mahasiswa tersebut?
2. Berapakah mahasiswa pengecap homozigot yang diharapkan?
Jawab :
Menurut Hukum Hardy-Weinberg
p2TT + 2pq Tt + q2tt
q2 = 2500 – 2139
= 361
361
q2` = = 0, 1444
2500

q = √0,1444
= 0, 38
p =1–q
= 1 – 0,38
= 0, 62
f. Jadi frekuensi alel T = p = 0,62
Jadi frekuensi alel t = q = 0,38
g. Mahasiswa pengecap homozigotik = (0,62)2 x 2500 = 961

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP
30

C. Alat dan Bahan


1. Alat : Kertas karton manila, alat tulis, kalkulator
2. Bahan : Dua batang lidi ukuran 10 cm

D. Cara Kerja
Langkah-langkah kerja dalam kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Percobaan dihibrid Mendel
a. Buatlah dua buah baling-baling genetika yang masing-masing memiliki 4 lengan.
Setiap lengan menggambarkan gamet-gamet dengan gen-gennya (genotipe
individu TtBb). T untuk batang tinggi, t untuk batang rendah, B untuk biji bulat,
dan b untuk biji kisut.
b. Untuk melihat perbandingan fenotipe keturunan kacang ercis batang tinggi biji
bulat (TtBb) yang disilangkan dengan kacang ercis batang tinggi biji bulat (TtBb),
putarlah kedua baling-baling bersama-sama.
c. Hentikan secara acak dan amatilah lengan baling-baling yang bertemu. Kemudian
catatlah dalam tabel (tangan yang berhadapan menunjukkan 2 gamet yang
bersatu).
d. Lakukanlah pemutaran baling-baling sebanyak 100 kali.
2. Genetika populasi pada sifat lidah
a. Dari kelas praktikum Biologi Umum, amatilah lidah yang dapat menggulung dan
lidah yang tidak dapat menggulung.
b. Catatlah hasilnya pengamatanmu pada tabel pengamatan yang telah disediakan.
c. Buatlah frekuensi gen dari populasi kelasmu yang lidahnya dapat menggulung dan
lidah yang tidak dapat menggulung.

E. Diskusi
1. Ada berapa macam fenotipe keturunan yang muncul pada persilangan yang telah
dilakukan pada percobaan dihibrid Mendel?
2. Apakah hasil perbandingan fenotipe percobaan yang telah kamu lakukan sama
dengan yang dihasilkan oleh Mendel? Jika tidak, jelaskanlah faktor-faktor apa saja
yang dapat mempengaruhi hasil perbandingan fenotipe tersebut sehingga menjadi
berbeda dengan yang dihasilkan Mendel!
3. Tuliskanlah syarat-syarat berlakunya Hukum Equilibrium Hardy-Weinberg!

Laboratorium Biologi
Jurusan Biologi FMIPA UNP

Anda mungkin juga menyukai