PRAKTIKUM BIOPROSES
“PENANAMAN DAN PERHITUNGAN MIKROBA (INOKULASI)”
OLEH :
KELOMPOK :
I. IDENTITAS PRAKTIKAN
NAMA : HALOMOAN PAKPAHAN
NIM : 03043130101
KELOMPOK : III (TIGA)
1. Kaca pembesar
Merupakan sebuah alat yang terdiri dari sebuah atau dua buah lensa yang
tersusun dan bertangkai, mempunyai pembesaran yang bervariasi.
2. Mikroskop biasa
Merupakan sebuah alat yang mempunyai bagian-bagian tertentu yang
terdiri dari alat optic dan non-optic. Berguna untuk mengamati benda-
benda mikroskopis.
3. Mikroskop Binokuler
Merupakan mikroskop yang mempunyai lensa okuler yang ganda.
Gunanya untuk mengamati sel-sel hidup.
5. Mikroskop electron
Merupakan mikroskop yang daya perbesarannya sangat kuat. Gunanya
untuk mengamati sel-sel yang sangat kecil seperti virus.
a. Oculair, yang dipasang dalam pembuluh oculair, dan pembuluh oculair itu
dapat digerakkan terhadap tubus dari kyker dapat diatur panjangnya.
Oculair dapat lepas di dalam tubusnya sehingga tubus itu akan jatuh jika
mikroskop dibalik, oculair itu diberi tanda yang menunjukkan kekuatan
pembesarannya yang berupa huruf, angka rum atau angka biasa.
b. Objective, yang dipasang pada sebelah bawah dari tubus kyker dan
biasanya beberapa objectif (satu sampai empat) dipasang bersama dan
merupakan suatu alat yang dapaat digerakkan (berputar) terhadap tubus
kyker dan dinamakan revolver, dengan alat ini tidak perlu tiap-tiap kali
memasang objectif baru jika pembesarannya yang lain, tinggal memutar
revolvernya saja dan menempatkan objectif yang dikehendaki
pembesarannya pada tempatnya. Objektif juga diberi tanda menunjukan
kekuatan pembesaran seperti pada Oculair dan biasanya mempunyai
kekuatan pembesaran : 10, 40, 60, 90 sampai 100x. pembesaran dengan
mikroskop yang diperoleh secara kasar dapat ditentukan dengan
mengalikan kekuatan pembesaran objektif dan oculair yang dipakai.
3. Cermin, diaphragma dan condensor
a. Alat cermin, datar dan cekung untuk menangkap cahaya diteruskan
melalui benda ke mata kitaa. Cermin ini dapat berputar ke segala arah.
Bagian cermin cekung dapat ditangkap lebih banyak dari pada cermin
datar.
b. Diaphragma, untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan.
c. Condensor, sebuah lensa untuk memusatkan cahaya yang dipergunakan
untuk menaik-turunkan dan cara ini pun dapat diatur masuknya cahaya.
Adapun sifat-sifat bayangan yang dibentuk oleh lensa okuler dan lensa objectif
adalah sebagai berikut :
1. sistem kering
dengan tidak menggunakan cairan pada preparat dan lensa objektif.
2. sistem basah
dengan menggunakan cairan antara objektif dan preparat. Cairan dapat
berupa air tetapi yang lazim digunakan ialah minyak cadar (cadar oil).
Dengan immerses sistem dapat diperoleh perbesaran yang jauh lebih besar
daripada sistem kering sampai 1000x atau lebih. Sehabis bekerja dengan
immerse olie, lensa harus dibasahi dengan alcohol absolute atau dengan
xylol juga pada saat bekerja biasa jika lensa kotor harus dibersihkan.
a. Alat :
- Mikroskop
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Pisau cutter tajam
- Api bunsen
- pinset
b. Bahan :
- Aquades
- Methylen blue
- Bawang
- Susu (segar dan rusak)
- Roti (segar dan rusak)
- Kentang (segar dan rusak)
Prosedur Percobaan
1. Simple Staining (Pewarnaan sederhana)
Bersihkan kaca objek dengan alcohol 75%
Siapkan setetes air comberan atau lendir makanan basi yang akan
diwarnai
Teteskan Methylen blue ke atas kaca objek tadi
Semprotkan sedikit aquadest
Keringkan hati-hati dengan tissue (janagan sampai terkena apusan)
Amati dengan mikroskop dengan variasi perbesaran dan bantuan
minyak emersi
Gambar bentuk sel yang terlihat
Preparat :
Objektif :
Okuler :
Warna sel :
Bentuk sel :
Keterangan :
V. HASIL PENGAMATAN
Kesimpulan
1. Untuk dapat melihat sel-sel dari mikroorganisme diperlukan bantuan
Mikroskop yang berguna untuk memperoleh bayangan yang sangat halus
dari suatu benda dan dengan demikian dapat dilihat susunan yang halus dari
suatu benda yang bagian-bagiannya tidak terlihat dengan mata biasa.
2. Masing-masing benda (organisme) memiliki bentuk sel yang berbeda-beda.
Saran
1. Mikroskop yang rusak tolong diperbaiki.
2. Asisten harus dapat berinteraktif dan berkomonikasi lebih baik lagi dengan
praktikan.
3. Kebersihan Lab. harus ditingkatkan, demi kenyamanan melakukan
praktikum.