Anda di halaman 1dari 4

Katalitik Hidrocracking :

Mekanisme dan Keserbagunaannya dalam Proses


Hidrocracking menunjukan sebuah stoikiometri dimana satu atau lebih
rantai karbon (C-C) pada reaktan yang secara khusus untuk rantai hidrokarbon akan
putus, dengan demikian valensi bebas yang jenuh akan terbentuk oleh hidrogen.
Hidrocracking dapat berjalan (proceed) oleh empat cara yang berbeda
mekanismenya berdasarkan atas sifat katalis :
1. Bifungsi Hidrocracking. Bifungsi katalis meliputi hidrogenerasi atau
dehidrogenerasi komponen, biasanya logam mulia dan sebuah asam
bronsted. Fungsi utama logam adalah untuk menghidrogenerasi molekul
jenuh reaktan alkena dan untuk menghidrogenerasi olefinic tingkat
menengah yang telah terdesorbsi dari bagian asam. Disana, penyusunan
ulang kerangka dan pemutusan rantai karbon (C-C) terjadi, kemungkinan
melalui carbocation sebagai spesies yang reaktif. Transfer massa dari kedua
bagian dianggap terjadi oleh difusi alkena.
2. Hidrogenolisis. Pembelahan Rantai karbon (C-C) diikuti oleh
hidrogenerasi fragment yang mungkin juga terjadi pada logam, itu adalah
monofunsi katalis. Istilah yang biasa untuk mekanisme hidrocracking
seperti itu adalah hidrogenolisis.
3. Perengkahan Katalitik. Istilah umum untuk perengkahan pada mono
fungsi katalis adalah “catalytic cracking”. Dua mekanisme harus dipahami
untuk katalitik cracking, yaitu perengkahan biomolekuler klasik melalui
ion-ion carbenium dan perengkahan monomolekular non-klasik. Dalam
kondisi dimana mekanisme terakhir bersifat operatif (disebut juga Haag-
Dessau Cracking) molekul hidrogen dapat diaktifkan pada bagian asam
bronsted, misalnya untuk hidrogenerasi etena atau hidrocracking n-heptana.
4. Termal Hidrocracking. Tanpa adanya katalis, termal hidrocracking (atau
hidropirolisis) dapat dicapai pada suhu 500 sampai 600 oC dan dengan
tekana hidrogen yang tinggi. Proses tersebut melalui sebuah reaksi berantai
yang melibatkan radicals as intermediate.

Bifungsi hidrocracking merupakan mekanisme yang paling relevan untuk


industri proses penyuliang. Dimana mekanisme tersebut digunakan dalam skala
besar untuk mengkonversi heavy vacum gas oil menjadi kualitas tinggi. Selain
kemampuannya untuk menciptakan kebersihan dengan adanya bahan bakar
transportasi kaya akan hidrogen dari minyak berat. Katalitik hidrocracking dihargai
karena fleksibilitasnya. Bahkan sekarang beberapa varian proses dalam operasinya,
dimana harus memenuhi pessyaratan khusus dalam sebuah penyulingan minyak
atau pabrik petrokimia. Contohnya adalah hidrocracking ringan dari vacum gas oil
yang dikonversi oleh cairan katalitik cracking, penghilangan lilin pada minyak
pelumas oleh shape-selective hidrocrackng atau konversi pada Fischer-Tropsch wac
kedalam diesel premium dan bahan bakar jet.
Sumber:
Weitkamp, J.
NAMA: TIRTASAKTI NUGROHO
NIM :03031381621087

Katalitik Hidrocracking : Mekanisme dan Keserbagunaannya dalam Proses

Hidrocracking menunjukan sebuah stoikiometri dimana satu atau lebih


rantai karbon (C-C) pada reaktan yang secara khusus untuk rantai hidrokarbon
akan putus, dengan demikian valensi bebas yang jenuh akan terbentuk oleh
hidrogen. Hidrocracking dapat berjalan oleh empat cara yang berbeda
mekanismenya berdasarkan atas sifat katalis :
1. Bifungsi Hidrocracking. Bifungsi katalis meliputi hidrogenerasi atau
dehidrogenerasi komponen, biasanya logam mulia dan sebuah asam bronsted.
Fungsi utama logam adalah untuk menghidrogenerasi molekul jenuh reaktan
alkena dan untuk menghidrogenerasi olefinic tingkat menengah yang telah
terdesorbsi dari bagian asam. Disana, penyusunan ulang kerangka dan
pemutusan rantai karbon (C-C) terjadi, kemungkinan melalui carbocation sebagai
spesies yang reaktif. Transfer massa dari kedua bagian dianggap terjadi oleh difusi
alkena.
2. Hidrogenolisis. Pembelahan Rantai karbon (C-C) diikuti oleh
hidrogenerasi fragment yang mungkin juga terjadi pada logam, itu adalah
monofunsi katalis. Istilah yang biasa untuk mekanisme hidrocracking seperti itu
adalah hidrogenolisis.
3. Perengkahan Katalitik. Istilah umum untuk perengkahan pada mono
fungsi katalis adalah “catalytic cracking”. Dua mekanisme harus dipahami untuk
katalitik cracking, yaitu perengkahan biomolekuler klasik melalui ion-ion
carbenium dan perengkahan monomolekular non-klasik. Dalam kondisi dimana
mekanisme terakhir bersifat operatif (disebut juga Haag-Dessau Cracking)
molekul hidrogen dapat diaktifkan pada bagian asam bronsted, misalnya untuk
hidrogenerasi etena atau hidrocracking n-heptana.
4. Termal Hidrocracking. Tanpa adanya katalis, termal hidrocracking (atau
hidropirolisis) dapat dicapai pada suhu 500 sampai 600 oC dan dengan tekana
hidrogen yang tinggi. Proses tersebut melalui sebuah reaksi berantai yang
melibatkan radikal sebagai penenengah..

Bifungsi hidrocracking merupakan mekanisme yang paling relevan untuk


industri proses penyulingan. Dimana mekanisme tersebut digunakan dalam skala
besar untuk mengkonversi heavy vacum gas oil menjadi kualitas tinggi. Selain
kemampuannya untuk menciptakan kebersihan dengan adanya bahan bakar
transportasi kaya akan hidrogen dari minyak berat. Katalitik hidrocracking
dihargai karena fleksibilitasnya. Bahkan sekarang beberapa varian proses dalam
operasinya, dimana harus memenuhi pessyaratan khusus dalam sebuah
penyulingan minyak atau pabrik petrokimia. Contohnya adalah hidrocracking
ringan dari vacum gas oil yang dikonversi oleh cairan katalitik cracking,
penghilangan lilin pada minyak pelumas oleh shape-selective hidrocrackng atau
konversi pada Fischer-Tropsch wax kedalam diesel premium dan bahan bakar jet.
Sumber:
J. Weitkamp in Catalytic Hydrocracking : Mekanism and Verstality of the Process,
Chemcatchem, Vol. 4, Wiley-VCH, Weinheim, 2012, pp. 292-305
(online) : http://sci-hub.tw/https://doi.org/10.1002/cctc.201100315

Anda mungkin juga menyukai