Fungsi cooling tower adalah untuk menghilangkan panas sisa dimana panas
ini merupakan produk akhir pemanfaatan energi dalam menghasilkan daya ( Baker,
1984). Semua peralatan pendingin yang bekerja akan melepaskan kalor melalui
kondensor, refrigeran akan melepas kalornya kepada air pendingin sehingga air
menjadi panas. Selanjutnya air panas ini akan dipompakan ke menara pendingin.
Menara pendingin secara garis besar berfungsi untuk menyerap kalor dari air
tersebut dan menyediakan sejumlah air yang relatif sejuk (dingin) untuk
dipergunakan kembali di suatu instalasi pendingin atau dengan kata lain menara
pendingin berfungsi untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi
panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfer. Menara pendingin mampu
menurunkan suhu air lebih rendah dibandingkan dengan peralatan-peralatan yang
hanya menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator dalam mobil,
dan oleh karena itu biayanya lebih efektif dan efisien energinya.
Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air
daribak/basin dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara
pendingin. Air panas yang keluar tersebut secara langsung melakukan kontak
dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower
yang terpasang pada bagian atas menara pendingin, lalu mengalir jatuh ke
bahanpengisi (Nasution, 2010)
Sistem operasi cooling tower berdasarkan pada penguapan dan perubahan
panas sensibel, dimana campuran dua aliran fluida pada temperatur yang berbeda
(air dan udara) akan melepaskan panas laten penguapan yang menyebabkan efek
pendinginan ke fluida yang lebih panas, dalam kasus ini adalah air. Efek
pendinginan ini dicapai dengan mengubah sebagian cairan ke keadaan uap dengan
melepaskan panas laten penguapan. Selain itu, panas sensibel juga berperan ketika
air panas yang dilewatkan kontak dengan aliran udara dingin yang masuk, sehingga
udara akan mendinginkan air dan temperaturnya akan meningkat sesuai dengan
jumlah panas sensibel air yang diperoleh dalam proses tersebut.
2.5.3. Rangka
Hampir semua cooling tower memiliki rangka berstruktur yang menunjang
tutup luar (wadah), motor, fan, dan komponen lainnya. Dengan rancangan yang
lebih kecil, seperti unit fiberglass, wadahnya dapat menjadi rangka. Menara yang
terbuat dari kayu masih tersedia, namun beberapa komponen dibuat dari bahan yang
berbeda, seperti wadah casing fiberglass disekitar rangka kayu, saluran masuk
udara louvers dari fiberglass, bahan pengisi dari plastik dan kolam air dingin dari
baja. Banyak menara (wadah dan kolam) terbuat dari baja yang digalvanis pada
atmosfer yang korosif, menara dan dasarnya dibuat dari stainless steel. Menara yang
lebih besar biasanya terbuat dari beton. Fiberglass juga banyak digunakan untuk
wadah dan kolam menara pendingin, sebab dapat memperpanjang umur menara
pendingin dan memberi perlindungan terhadap bahan kimia yang berbahaya.
2.5.5 Fan
Fan cooling tower harus dapat memindahkan sejumlah besar volume udara
secara efisien dan dengan vibrasi yang seminimum mungkin. Bahan penyusun fan
tidak hanya harus sesuai dengan desain, melainkan juga harus mampu tahan
terhadap korosifitas yang tinggi (Hensley 2006). Fan aksial (jenis baling-baling)
dan sentrifugal keduanya sering digunakan dalam menara pendingin. Umumnya fan
dengan baling-baling atau propeller digunakan pada menara induced draft, fan
propeller, dan sentrifugal. Keduanya ditemukan dalam menara forced draft.
Tergantung pada ukurannya, jenis fan propeller yang digunakan sudah dipasang
tetap atau dengan dapat diubah-ubah atau diatur.
Sebuah fan dengan baling-baling yang tidak dapat diatur secara otomatis
namun digunakan diatas range yang cukup luas, sebab fan dapat disesuaikan untuk
mengirim aliran udara yang dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling-
baling yang diatur secara otomatis, aliran udaranya beragam dalam rangka
merespon perubahan kondisi beban. Bahan yang biasa digunakan untuk fan adalah
alumunium, fiberglass dan baja yang digalvani celup panas. Baling-baling fan
terbuat dari baja galvanis, alumunium, plastik yang diperkuat oleh fiberglass cetak.
Berdasarkan penilitan yang ada, kipas pada cooling tower memiliki biaya operasi
yang tinggi. Sebagai alternatif, perlu diperhatikan lokasi tempat pembangunan
cooling tower. Hasilnya menunjukan potensi penghematan tidaklah hanya
bergantung pada pendekatan temperatur, namun bergantung juga terhadap rentang
iklim disekitar pembangunan cooling tower ( Stout, 2002).
2.5.6. Motor
Motor elektrik hampir secara khusus digunakan untuk menggerakan kipas
pada rancangan mekanik cooling tower. Alat ini harus mampu dihandalkan dibawah
keadaan yang sangat buruk. Kelembapan tinggi yang dihasilkan cooling tower,
ditambah unsur alam seperti hujan, salju, kabut, debu, dan asap kimia dibanyak
area menghasilkan lingkungan yang parah untuk beroperasi ( Hensley, 2006)