Anda di halaman 1dari 5

2.2.

Fungsi Cooling Tower

Fungsi cooling tower adalah untuk menghilangkan panas sisa dimana panas
ini merupakan produk akhir pemanfaatan energi dalam menghasilkan daya ( Baker,
1984). Semua peralatan pendingin yang bekerja akan melepaskan kalor melalui
kondensor, refrigeran akan melepas kalornya kepada air pendingin sehingga air
menjadi panas. Selanjutnya air panas ini akan dipompakan ke menara pendingin.
Menara pendingin secara garis besar berfungsi untuk menyerap kalor dari air
tersebut dan menyediakan sejumlah air yang relatif sejuk (dingin) untuk
dipergunakan kembali di suatu instalasi pendingin atau dengan kata lain menara
pendingin berfungsi untuk menurunkan suhu aliran air dengan cara mengekstraksi
panas dari air dan mengemisikannya ke atmosfer. Menara pendingin mampu
menurunkan suhu air lebih rendah dibandingkan dengan peralatan-peralatan yang
hanya menggunakan udara untuk membuang panas, seperti radiator dalam mobil,
dan oleh karena itu biayanya lebih efektif dan efisien energinya.

2.3 Prinsip Kerja Cooling Tower


Prinsip kerja cooling tower berdasarkan pada pelepasan kalor dan
perpindahan kalor. Air panas yang berasala dari kondensor atau alat penukar pans
lainnya masuk melalui hot water inlet port pada cooling tower untuk seterusnya
naik kebagian atas cooling tower tersebut. Air kemudian keluar melalui lubang-
lubang yang ada pada sprinkler. Sprinkler akan berputar sambil melepaskan air dan
mendistribusikannya secara merata dibagian atas cooling tower. Air yang keluar
dari sprinkler ini kemudian masuk ke water column dan bersinggungan dengan
aliran udara yang arahnya berlawanan (air panas turun kebagian bawah cooling
tower, sementara udara masuk dari bagian bawah untuk seterusnya keluar dari
bagian atas). Pada saat persinggungan antara air dan udara, sejumlah kalor akan
dilepaskan oleh air yang bertemperatur lebih tinggi ke udara yang bertemperatur
lebih rendah. Sehingga mengakibatkan temperatur air akan turun.
Temperatur air yang sudah dingin ini kemudian ditampung dibagian bawah
cooling tower (basin) untuk kemudian disirkulasikan lagi menuju kondenser agar
dapat menyerp kalor lagi. Pada saat persinggungan air dan udara, sejumlah air akan
ikut terbuang ke udara, sehingga volume air akan berkurang. Untuk mengatasinya,
maka make-up water yang dihubungkan dengan jalur air domestik dengan
dilengkapi pelampung akan tetap menjaga agar level air di penampung tidak
berkurang (Putra, 2015)
Gambar 3.1. Skema cooling tower
(Sumber: Nasution, 2010)

Prinsip kerja menara pendingin dapat dilihat pada gambar di atas. Air
daribak/basin dipompa menuju heater untuk dipanaskan dan dialirkan ke menara
pendingin. Air panas yang keluar tersebut secara langsung melakukan kontak
dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower
yang terpasang pada bagian atas menara pendingin, lalu mengalir jatuh ke
bahanpengisi (Nasution, 2010)
Sistem operasi cooling tower berdasarkan pada penguapan dan perubahan
panas sensibel, dimana campuran dua aliran fluida pada temperatur yang berbeda
(air dan udara) akan melepaskan panas laten penguapan yang menyebabkan efek
pendinginan ke fluida yang lebih panas, dalam kasus ini adalah air. Efek
pendinginan ini dicapai dengan mengubah sebagian cairan ke keadaan uap dengan
melepaskan panas laten penguapan. Selain itu, panas sensibel juga berperan ketika
air panas yang dilewatkan kontak dengan aliran udara dingin yang masuk, sehingga
udara akan mendinginkan air dan temperaturnya akan meningkat sesuai dengan
jumlah panas sensibel air yang diperoleh dalam proses tersebut.

2.5 Komponen Cooling Tower


Cooling tower tersusun oleh berbagai komponen yang memiliki tujuannya
masing-masing. Terdapat Komponen dasar pada sebuah cooling tower meliputi
struktur komponen, komponen mekanik, komponen elektrik, dan komponen
tambahan. Sruktur cooling tower idealnya harus dapat digunakan untuk waktu yang
lama dan tahan terhadap beban yang disebabkan oleh berat komponen tower,
perputaran air, salju, dan es. Selain itu untuk jangka panjang beban yang disebabkan
angin dan aktivitas pergerakan bumi perlu diperhatikan. Peralatan mekanik cooling
tower dibutuhkan untuk dioperasikan pada tingkat korosi dan kelembapan yang
tinggi. Pada komponen elektrik akan berfokus pada penggerak yang ada pada
cooling towers. Tujuan dari komponen tambahan pada cooling tower adalah untuk
melindungi cooling tower, memfasilitasi kebutuhan operasi, perawatan, dan
perbaikan (Hensley, 2006). Berikut penjelasan mengenai komponen-komponen
yang ada pada cooling tower.

2.5.1 Kolam air dingin


Kolam air dingin memiliki dua fungsi mendasar yaitu mengumpulkan air
dingin sekaligus tempat penampungan sementara cooling tower dan berfungsi
sebagai pondasi utama cooling tower. Karena kolam ini juga memiliki fungsi
sebagai sebuah titik penampungan untuk material asing yang telah terbawa oleh
udara dan sirkulasi air, kolam penampungan harus mudah diakses, mudah
dibersihkan, terdapat fasilitas pengurasan, dan dibekali dengan penyaring untuk
mencegah serpihan masuk ke dalam pipa (Hensley, 2006). Hal yang perlu
diperhatikan dalam penentuan kolam air dingin ini adalah tipe kolam, kedalaman,
alat pendukung, celah penampung, dan fasilitas pembersih kolam.

2.5.2. Distribusi air


Prinsip kerja cooling tower membutuhkan penghamburan atau distribusi air
diatas permukaan transfer panas, dimana merupakan tempat aliran udara melintas.
Sebagai hasilnya, tetesan air bergabung dengan aliran udara dan akan terambil dari
cooling tower seuai dengan kecepatan udara ( Lucas, 2013). Peran sistem distribusi
air adalah untuk memastikan air panas dapat terdistribusikan dengan seragam pada
permukaan. Hal ini merupakan sebuah aspek yang penting dalam peningkatan
efektifitas cooling tower ( Huichao, 2018). Klasifikasi dari sistem distribusi air
terbagi dalam lima bagian. Berikut klasifikasi dalam sistem distribusi air:
1) Distribusi air tetap
2) Troughing distribution system
3) Distribusi air poros pusat
4) Distribusi air poros banyak
5) Distribusi air tipe poros penghisap

2.5.3. Rangka
Hampir semua cooling tower memiliki rangka berstruktur yang menunjang
tutup luar (wadah), motor, fan, dan komponen lainnya. Dengan rancangan yang
lebih kecil, seperti unit fiberglass, wadahnya dapat menjadi rangka. Menara yang
terbuat dari kayu masih tersedia, namun beberapa komponen dibuat dari bahan yang
berbeda, seperti wadah casing fiberglass disekitar rangka kayu, saluran masuk
udara louvers dari fiberglass, bahan pengisi dari plastik dan kolam air dingin dari
baja. Banyak menara (wadah dan kolam) terbuat dari baja yang digalvanis pada
atmosfer yang korosif, menara dan dasarnya dibuat dari stainless steel. Menara yang
lebih besar biasanya terbuat dari beton. Fiberglass juga banyak digunakan untuk
wadah dan kolam menara pendingin, sebab dapat memperpanjang umur menara
pendingin dan memberi perlindungan terhadap bahan kimia yang berbahaya.

2.5.4. Bahan pengisi cooling tower


Bahan pengisi atau biasa dikenal dengan fill digunakan untuk memfasilitasi
perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak udara dan air. Meskipun fill
pada cooling tower sering dikatakan sebagai permukaan kontak tempat terjadinya
perpindahan panas. Pendapat ini tidaklah benar karena permukaan perpindahan
panas terjadi pada air itu sendiri. Fill pada cooling tower berfungsi untuk
memperlambat jatuhnya air sehingga kontak dengan udara yang mengalir diperlama
guna untuk meningkatkan laju perpindahan panas. Jumlah perpindahan panas dapat
diukur bergantung pada kontaka antara udara dana air (Puspawan, 2011) . Hampir
seluruh cooling tower menggunakan bahan pengisi (terbuat dari plastik atau jayu)
untuk memfasilitasi perpindahan panas dengan memaksimalkan kontak udara dan
air. Terdapat dua jenis bahan pengisi:
1) Jenis Percik (Splash)
2) Jenis Film (Non Splash)

2.5.5 Fan
Fan cooling tower harus dapat memindahkan sejumlah besar volume udara
secara efisien dan dengan vibrasi yang seminimum mungkin. Bahan penyusun fan
tidak hanya harus sesuai dengan desain, melainkan juga harus mampu tahan
terhadap korosifitas yang tinggi (Hensley 2006). Fan aksial (jenis baling-baling)
dan sentrifugal keduanya sering digunakan dalam menara pendingin. Umumnya fan
dengan baling-baling atau propeller digunakan pada menara induced draft, fan
propeller, dan sentrifugal. Keduanya ditemukan dalam menara forced draft.
Tergantung pada ukurannya, jenis fan propeller yang digunakan sudah dipasang
tetap atau dengan dapat diubah-ubah atau diatur.

Sebuah fan dengan baling-baling yang tidak dapat diatur secara otomatis
namun digunakan diatas range yang cukup luas, sebab fan dapat disesuaikan untuk
mengirim aliran udara yang dikehendaki pada pemakaian tenaga terendah. Baling-
baling yang diatur secara otomatis, aliran udaranya beragam dalam rangka
merespon perubahan kondisi beban. Bahan yang biasa digunakan untuk fan adalah
alumunium, fiberglass dan baja yang digalvani celup panas. Baling-baling fan
terbuat dari baja galvanis, alumunium, plastik yang diperkuat oleh fiberglass cetak.
Berdasarkan penilitan yang ada, kipas pada cooling tower memiliki biaya operasi
yang tinggi. Sebagai alternatif, perlu diperhatikan lokasi tempat pembangunan
cooling tower. Hasilnya menunjukan potensi penghematan tidaklah hanya
bergantung pada pendekatan temperatur, namun bergantung juga terhadap rentang
iklim disekitar pembangunan cooling tower ( Stout, 2002).

2.5.6. Air intake


Alat ini merupakan titik masuk bagi udara menuju cooling tower. Saluran
masuk bisa berada pada seluruh sisi cooling tower dengan desain aliran melintang
atau berada dibagian bawah cooling tower dengan desain aliran berlawanan arah
(Puspawan, 2011). Sebagai tambahan pada air intake perlu digunakan louvers.
Kegunaanya adalah untuk menyamakan aliran udara ke bahan pengisi dan menahan
air dalam cooling tower. Namun beberapa jenis cooling tower tidak butuh louvers.

2.5.6. Motor
Motor elektrik hampir secara khusus digunakan untuk menggerakan kipas
pada rancangan mekanik cooling tower. Alat ini harus mampu dihandalkan dibawah
keadaan yang sangat buruk. Kelembapan tinggi yang dihasilkan cooling tower,
ditambah unsur alam seperti hujan, salju, kabut, debu, dan asap kimia dibanyak
area menghasilkan lingkungan yang parah untuk beroperasi ( Hensley, 2006)

Anda mungkin juga menyukai