Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut bentuk dan struktur selnya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua
yaitu makhluk hidup bersel satu dan makhluk hidup bersel banyak. Tidak semua dari
makhluk hidup itu yang dapat terlihat dengan mata kita, karena pancaindra manusia
memiliki kemampuan daya pisah atau daya lihat yang sangat terbatas. Oleh karena
itu, banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan damati dan
pengamatan itu hanya bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu. Salahj satu
alat bantu yang sering digunakan dalam penelitian atau pengamatan tentang
organisme yang tidak bisa terlihat dengan mata, terutama dalam bidang kedokteran
dan biologi adalah mikroskop. Mikroskop sering digunakan untuk meningkatkan
daya pisah atau daya lihat seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati objek
yang sangat halus dan tidak dapat terlihat dengan penglihatan normal.
Sel adalah unit terkecil makhluk hidup sehinnga tidak bisa dilihat dengan
mata telanjang (tanpa bantuan alat pembesar). Alat pembesar ini selain diperlukan
untuk melihat mikroorganisme, alat pembesar juga sangat diperlukan untuk melihat
isi dari sel pada mekhluk hidup, bentuk organisme-organisme tyang kecil, untuk
melihat jaringan yang ada di dalam tubuh organisme, serta banyak lagi hal lainnya.
Inilah mengapa mikroskop begitu penting dalam bidang histologi.
Pancaindera manusia memiliki kemampuan daya pisah terbatas, oleh karena
itu banyak masalah mengenai benda atau organisme yang akan diamati hanya dapat
diperiksa dengan menggunakan alat bantu. Alat bantu yang digunakan adalah
Mikroskop yang memiliki fungsi untuk meningkatkan kemampuan daya pisah
seseorang sehingga memungkinkan dapat mengamati objek yang sangat halus
sekalipun.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa terampil
menggunakan mikroskop biologi dengan cepat dan aman untuk melihat sediaan
sederhana.

C. Manfaat Praktikum
Adapun manfaat yang dapat diperoleh melalui praktik ini yaitu:
1. Mahasiswa dapat terampil menggunakan mikroskop.
2. Membantu mahasiswa untuk mempercepat penguasaan penggunaan mikroskop
biologi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Mikroskop adalah piranti yang terdiri dari susunan lensa untuk memperbesar
objek dekat (Ahmad, 2003:126)
Antony Van Leuwenhoek orang yang pertama kali menggunakan mikroskop
walaupun dalam bentuk sederhana pada bidang mikrobiologi. Kemudian pada tahun
1600 Hans dan Z Jansen telah menemukan mikroskop yang lebih maju dengan nama
mikroskop ganda. Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti kecil dan scopium
(penglihatan). Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk memberikan
bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk dilihat dengan
mata telanjang. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang memiliki fungsi
tersendiri.
Menurut Anonim, sejarah mikroskop dapat dikronologiskan sebagai berikut :
1. 1611 – Kepler merancang cara membuat mikroskop kompleks
2. 1655 – Robert Hooke menggunakan mikroskop kompleks untuk melihat pori-
pori kecil pada irisan batang pohon gabus yang kemudian dinamainya “sel”
3. 1674 – Leuweenhoek melaporkan penemuan protozoa, dan berhasil untuk
melihat bakteri 9 tahun kemudian
4. 1833 – Brown melihat dan menggambarkan adanya inti sel
5. 1838 – Schlein dan Schwann mengusulkan teori sel, “sel merupakan unit
struktural dan fungsional makhluk hidup”
6. 1857 – Kolliker berhasil menggambarkan mitokondria pada sel otot
7. 1876 – Abbe menganalisis efek difraksi pada pembentukan bayangan mikroskop
dan mendesain mikroskop yang lebih akurat
8. 1879 – Alexander Flemming berhasil menggambarkan perilaku kromosom
selama proses mitosis dengan akurat
9. 1881 – refzius menggambarkan banyak jaringan hewan dengan lebih detail dan
mengembangkan teknik pewarnaan preparat
10. 1882 – Koch dengan pewarna aniline berhasil mengidentifikasi bakteri penyebab
TBC.
11. 1886 – Zeiss membuat lensa sesuai desain Abbe dan menghasilkan mikroskop
dengan perbesaran lebih baik
12. 1898 – Golgi menggambarkan Apparatus Golgi dan mewarnai sel dengan perak
nitrat
13. 1924 – Lacassagne mengembangkan metode autoradiografi untuk melokalisasi
radiokatif koloni pada spesimen
14. 1930 – Lebedeff mendesain dan membangun mikroskop interfokus
15. 1932 – Zernicke menggunakan mikroskop Lebedeff yang memungkinkan sel
hidup tidak diwarnai dilihat
16. 1941 – Coons menggunakan antibody dan pewarnaan fluorescent untuk
mendeteksi antigen sekuler
17. 1952 – Nomarski
18. 1981 – Allen dan Inoue menyempurnakan desain video contras light microscopy
19. 1985 – Komersialisasi scanning mikroskop
Spesimen yang akan dilihat umumnya dipasang diatas slide kaca yang sering
kali ditutupi dengan kaca penutup yang tipis, atau kaca penutup. Slide itu secara erat
ditempatkan pada suatu pentas datar yang diletakkan pada suatu dasar atau
penyangga. Sinar cahaya masuk dari samping alat itu dibawa pentas dan dipantulkan
ke atas oleh suatu kaca menuju kondensor. Kondensor itu biasanya terbuat dari
beberapa lensa yang memusatkan sinar pada spesimen. Dari kondensor sinar cahaya
dipusatkan lewat ke atas melalui lubanh dalam pentas menuju spesimen. Di bawah
pentas, suatu alat yang mengontrol lubang lensa. Baik diafragma iris maupun
piringan logam putar berisi sejumlah lubang yang berbeda. Pada mikroskop yang
harganya murah tidak ada kondensor atau alat pengontrol lubang lensa. Sinar dari
sumber luar dipantulkan langsung dari cermin menuju spesimen (Anonim, 2005:105)
Lensa objektif dan lensa mata ditempatkan pada tabung atau laras yang
ditopang pola dasar yang sama dengan pentas. Beberapa lensa objektif yang
mempunyai kekuatan berbeda dipasang pada tabung moncong yang berputar.
Objektif dapat diputar dalam posisi yang bergantian dalam laras tersebut dan dalam
setiap jenis mikroskop yang baik terdiri atas setidak-tidaknya dua lensa dan
umumnya lebih banyak. Lensa mata biasanya mempunyai dua lensa. Koreksi telah
dilakukan dalam sistem lensa untuk abrerasi seperti yang disebutkan di atas (Anonim,
2005:105)
Spesimen tersebut terletak tepat di luar fokus utama dari objektif dan, oleh
karenanya, lensa menghasilkan suatu bayangan yang diperbesar, sejati, terbalik dari
spesimen itu. Bayangan ini masih diperbesar lebih lanjut oleh lensa mata. Oleh
karena bayangan ini jatuh diantara lensa mata dan fokus utamanya, maka yang
dihasilkannya adalah suatu bayangan maya. Sinar cahaya yang keluar dari lensa mata
dan jatuh di retina mata si pengamat adalah divergen. Namun, mata yang
memproyeksikan sinar devergen tersebut kembali membentuk suatu bayangan maya
yang jauh lebih besar. Bayangan ini terbalik, seperti halnya bayangan sejati yang
terbentuk oleh lensa objektif. Melalui penggunaan tombol pengontrol jarak antara
lensa objektif dengan spesimen dan antara lensa objektif dan lensa mata dapat
disesuaikan secara teliti sehingga dapat memperlihatkan secara jelas spesimen itu ke
dalam fokus (Anonim, 2005:105)
Menurut Anonim, dua bagian yang umumnya menyusun mikroskop, yaitu :
1) Bagian optik; yang terdiri dari kondensor, lensa objektif dan lensa okuler.
2) Bagian non-optik; yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop, diafragma, meja
objek, pemutar halus dan kasar, sengkeling, dan sumber cahaya.
Mikroskop optik terdiri atas 2, yaitu mikroskop biologi dan mikroskop stereo.
Mikroskop biologi digunakan untuk pengamatan benda tipis transparan. Penyinaran
diberikan dari bawak dengan sinar alam atau lampu. Mikroskop biologi ini umumnya
memiliki lensa okuler dan lensa objektif dengan kekuatan pembesaran sebagai
berikut :
1. Objektif 4x dengan okuler 10x, pembesaran 40x
2. Objektif 10x dengan okuler 10x, pembesaran 100x
3. Objektif 40x dengan okuler 10x, pembesaran 400x
4. Objektif 100x dengan okuler 10x, pembesaran 1000x
Objektif yang paling kuat pada mikroskop optik disebut objektif emersi,
karena penggunaannya harus dengan minyak emersi dn cara memakainya dengan
khusus pula.
Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan benda-benda yang tidak
terlalu besar, baik transparan maupun yang tidak. Penyinarannya dapat diatur dari
atas maupun dari bawah dengan sinar alam atau lampu. Memiliki dua buah objektif
dan dua buah okuler, sehingga diperoleh bayangan tiga dimensi dengan pengamatan
dua belah mata. Kekuatan pembesaran tidak terlalu kuat, umumnya sebagai berikut :
Objektif 1x atau 2x dengan okuler 10x atau 15x (Tim Penyusun, 1)
Berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibagi menjadi dua, yaitu
mikroskop cahaya dan mikroskop elektron. Mikroskop cahaya sendiri dibagi lagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu berdasarkan kegiatan pengamatan dan kerumitan
kegiatan pengamatan yang dilakukan. Berdasarkan kegiatan pengamatannya,
mikroskop cahaya dibedakan menjadi mikroskop diseksi untuk mengamati bagian
permukaan serta mikroskop monokuler dan binokuler untuk mengamati bagian dalam
sel. Mikroskop monokuler merupakan mikroskop yang hanya memiliki 1 lensa okuler
dan binokuler yang memiliki 2 lensa okuler. Berdasarkan kerumitan kegiatan
pengamatan yang dilakukan, mikroskop dibagi menjadi 2 bagian, yaitu mikroskop
sederhana (yang umumnya digunakan pelajar) dan mikroskop riset (mikroskop dark-
field, fluoresens, fase kontras, Nomarski DIC, dan konfokal) (Anonim, 2010)
Menurut Anonim, beberapa jenis mikroskop yang biasanya kita kenal :
1. Mikroskop Sederhana
Mikroskop berasal dari bahasa yunani. Yaitu terdiri dari (kata micron = kecil dan
scopos = tujuan) adalah sebuah alatuntuk melihat objek yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata telanjang. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan
menggunakan alat ini disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat
kecil, tidak mudah terlihat oleh mata.
2. Mikroskop Cahaya
Mikroskop cahaya menggunakan tiga jenis lensa, yaitu lensa objektif, lensa okuler
dan lensa kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung
tabung mikroskop sedangkan penggunaan lensa okuler terletak pada mikroskop
bisa berbentuk lensa tunggal (monokuler) atau ganda (binokuler). Pada ujung
bawah mikroskop terdapat tempat dudukan lensa objektif yang bisa dipasangi tiga
lensa atau lebih. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang
merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor.
Kondensor berperan menerangi objek dan lensa-lensa mikroskop yang lain.
a. Lensa objektif berfungsi guna pembentukan bayangan pertama dan
menentukan struktur serta bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir
serta berkemampuan untuk memperbesar bayangan objek sehingga dapat
memiliki nilai “apertuna” yaitu suatu ukuran daya pisah suatu lensa objektif
yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan
struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah.
b. Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas
tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar
bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
c. Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya
pencahayaan pada objek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang
tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang
maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan pembesarannya pun
akan kurang optimal.
3. Mikroskop Elektron
Dari berbagai mikroskop itu, mikroskop elektron yang memiliki perbesaran paling
tinggi, dapat memperbesar benda sampai 500.000 kali. Mikroskop ini
menggunakan elektron sebagai ganti cahaya pada mikroskop cahaya.
4. Mikroskop Kamera
Mikroskop kamera merupakan inovasi baru pengamatan preparat. Sistem ini
memungkinkan kemudahan dan kenyamanan pengamatan data mikroskop,
terutama untuk pengamatan yang melibatkan banyak pengamat dalam waktu
bersamaan. Inovasi baru dalam sistem ini terutama dalam hal penampilan, dan
penyimpanan data dalam bentuk data elektronik. Sehingga visualisasi pengamatan
preparat mikroskop dapat ditampilkan melalui layar televisi, LCD/DLP proyektor,
atau komputer dan dapat disimpan sebagai gambar atau movie
Menurut Anonim, pengklasifikasian mikroskop lainnya, antara lain :
1. MikroskopCahaya
Mikroskop cahaya memiliki perbesaran maksimal 1000 kali. Mikroskop
memeiliki kaki yang berat dan kokoh agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop
cahaya memiliki tiga dimensi lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler dan lensa
kondensor. Lensa objektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung
mikroskop.Lensa okuler pada mikroskop bias membentuk bayangan tunggal
(monokuler) atau ganda (binikuler). Pada ujung bawah mikroskop terdapat
dudukan lensa obektif yang bias dipasangi tiga lensa atau lebih. Di bawah tabung
mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem
lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi objek
dan lensa mikroskop yang lain.
2. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan jenis mikroskop yang hanya bisa digunakan
untuk benda yang berukuran relative besar. Mikroskop stereo memiliki
perbesasran 7 hingga 30 kali. Benda yang diamati dengan mikroskop ini dapat
dilihat secara 3 dimensi. Komponen utama mikroskop stereo hamper sama dengan
mikroskop cahaya. Lensa terdiri atas lensa okuler dan lensa objektif.
3. MikroskopElektron
Adalah sebuah mikroskop yang mampu melakuakan peambesaran obyek
sampai duajuta kali, yang menggunakan elektro statik dan elektro maknetik untuk
mengontrol pencahayaan dan tampilan gambar serta memiliki kemampuan
p[embesaran objek serta resolusi yang jauh lebih bagus dari pada mikroskop
cahaya. Mikroskop electron ini menggunakan jauh lebih banyak energi dan radiasi
elektro maknetikmyang lebih pendek dibandingkan mikroskop cahaya.
4. Mikroskop Ultraviolet
Suatu variasi dari mikroskop cahaya biasa adalah mikroskop ultraviolet.
Karena cahaaya ultraviolet memiliki panjang gelombang yang lebih pendek dari
pada cahaya yang dapat dilihat, penggunaan cahaya ultra violet untuk pecahayaan
dapat meningkatkan daya pisah menjadi 2 kali lipat daripada mikroskop biasa.
Batas daya pisah lalu menjadium.Karena cahaya ultra violet tak dapat di;lihat oleh
nata manusia, bayangan benda harus direkam pada piringan peka
cahaya9photografi Plate). Mikroskop ini menggunakan lensa kuasa, dan
mikroskop ini terlalu rumit serta mahal untuk dalam pekerjaan sehari-hari.
5. Mikroskop Pender (Flourenscene Microscope)
Mikroskop pender ini dapat digunakan untuk mendeteksi benda asing atau
Antigen (seperti bakteri, ricketsia, atau virus) dalam jaringan. Dalam teknk ini
protein anttibodi yang khas mula-mula dipisahkan dari serum tempat terjadinya
rangkaian atau dikonjungsi dengan pewarna pendar. Karena reaksi Antibodi-
Antigen itu besifat khas, maka peristiwa pendar akanan terjadi apabila antigen
yang dimaksut ada dan dilihat oleh antibody yang ditandai dengan pewarna
pendar.
6. Mikroskop Medan Gelap
Mikroskop medan gelap digunakan untuk mengamati bakteri hidup
khususnya bakteri yang begitu tipis yang hamper mendekai batas daya mikrskop
majemuk. Mikroskop medan-Gelap berbeda dengan mikroskop cahaya majemuk
biasa hanya dalam hal adanya kondensor khusus yang dapat membentuk kerucut
hampa berkas cahaya yang dapat dilihat. Berkas cahaya dari kerucut hampa ini
dipantulkan dengan sudut yang lebih kecil dari bagian atas gelas preparat.
7. MikroskopFaseKontras
Prinsip alat ini sangat rumit, apabila mikroskop biasa digunakan nuklus sel
hidup yang tidak diwarnai dan tidak dapat dilihat, walaupun begitu karena nucleus
dalam sel, nucleus ini mengubah sedikit hubungan cahaya yang melalui meteri
sekitar inti. Hubungan ini tidak dapaat ditangkap oleh mata manusia disebut
fase.Namun suatu susunan filter dan diafragma pada mikroskop fase kontras akan
mengubah perbedaan fase ini menjadi perbedaan dalam terang yaitu daerah-daerah
terang dan bayangan yang dapat ditangkap oleh mata dngan demikian nucleus
(dan unsure lain0 yang sejauh ini tak dapap dilihat menjadi dpat dilihat.
Menurut Anonim, baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya
merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu
bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik, dan diperbesar terhadap
posisi benda mula-mula, lalu yang menentukan sifat bayangan akhir selanjutnya
adalah lensa okuler. Pada mikroskop cahaya, bayangan akhir mempunyai sifat yang
sama seperti bayangan sementara, semu, terbalik, dan lebih lagi diperbesar. Pada
mikroskop elektron bayangan akhir mempunyai sifat yang sama seperti gambar
benda nyata, sejajar, dan diperbesar. Jika seseorang yang menggunakan mikroskop
cahaya meletakkan huruf A di bawah mikroskop, maka yang ia lihat adalah huruf A
yang terbalik dan diperbesar.
Adapun identifikasi sampel pada preparat sederhana yang akan diamati
dengan mikroskopmenurutAnonim,berupa :
1. Waru (Hibiscus tiliceus)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Famili : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus tiliaceus
2. Labu (Cucurbita moschata)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Violales
Famili : Cucurbitaceae (suku labu-labuan)
Genus : Cucurbita
Spesies : Cucurbita moschata
3. Adam Hawa (Rhoco discolor)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Subkelas : Commelinidae
Ordo : Commelinales
Famili : Commelinaceae (suku labu-labuan)
Genus : Rhoeo
Spesies : Rhoeo discolor
4. Bawang Merah (Allium cepa)
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Subkelas : Lilidae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus : Allium
Spesies : Allium cepa
BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Senin, 18 November 2013
Waktu : Pukul 16.00 – 18.00 WITA
Tempat : Laboratorium Jurusan Biologi Lantai 3 Bagian Timur FMIPA UNM

B. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Mikroskop biologi
b. Kaca benda
c. Kaca penutup
d. Cawan petri
e. Pinset
f. Pipet tangan
g. Pisau silet baru
h. Kain planel baru
i. Lap katun
j. Buku gambar dan pensil
k. Tusuk gigi
2. Bahan
a. Daun adam hawa (Rhoeo discolor)
b. Daun waru (Hibiscus tiliceus)
c. Daun labu (Cucurbita moschata)
d. Bawang merah (Allium cepa)
e. Air suling / air jernih
f. Kertas saring atau kertas hisap
g. Kapas atau kapuk

C. Cara Kerja
1. Menyiapkan mikroskop
a. Meletakkan mikroskop di atas meja kerja tepat di hadapan.
b. Membersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Jangan sekali-kali
menggosok lensa dengan kain selain kain planel.
c. Memuka kotak peralatan, mengeluarkan cawan patri yang berisi kaca benda
dan kaca penutup. Membersihkan kaca benda dengan kain katun atau kertas
saring.
d. Di atas meja kerja hanya ada mikroskop, kotak peralatan dengan isinya, buku
penuntun dan catatan, bahan-bahan untuk praktikum. Selainnya disingkirkan
pada tempat yang lain yang sudah disediakan.
2. Mengatur masuknya cahaya ke dalam tubus
a. Memperhatikan keadaan ruang praktikum, darimana arah datangnya sinar
yang lebih terang (dari depan, kiri, atau kanan). Mengarahkan cermin
mikroskop ke arah sumber cahaya tersebut. Buka diafragma atau putar
lempeng pada posisi lubang sedang. Mikroskop yang memiliki kondensor
diatur posisinya mendekati meja sediaan dan gunakan cermin datar. Untuk
mikroskop tanpa kondensor gunakan cermin cekung
b. Mengatur posisi revolver sehingga lensa objektif paling pendek menghadap
ke meja sediaan sampai bunyi “klik”
c. Menurunkan tubus sampai jarak ujung objektif dengan meja sediaan 5-10
mm atau tubus turun maksimal
d. Meneropong lewat okuler dengan mata kiri tanpa memicingkan (perlu
latihan) akan tampak medan bundar putih. Jika terangnya tidak merata;
gerakkan sedikit cermin sampai terangnya rata. Kalau silau, persempit
diafragma atau lubang pada lempeng. Jika medan pandang masih kabur
berarti kurang cahaya yang masuk, nukalah diafragma dan gunakan lubang
lebih besar pada lempeng.
e. Mikroskop siap dipakai mengamati sediaan
3. Cara mengatur jarak lensa dengan sediaan
a. Dengan tangan, putarlah pengatur kasar atau makrometer ke arah empu jari,
tubus turun, jarak objektif dan meja sediaan mengecil, lakukan sebaliknya.
Apa yang terjadi? Mikroskop model lain yang tubusnya miring atau tidak
bisa naik turun, maka meja sediaan yang bergerak naik turun apabila
makrometer atau mikrometer diputar.
b. Pasang kaca benda yang berisi sediaan awetan di atas meja sediaan
sedemikian rupa sehingga bahan yang diamati berada di tengah lubang meja,
jepit kaca benda dengan sengkeling sehingga tidak goyang.
c. Perhatikan jarak objektif dengan kaca benda tidak lebih dari 10 mm. Jika
jarak itu besar, putar makrometer untuk menurunkan tubus sambil dilihat dari
sampingujung objektif mendekati kaca benda sampai maksimum 5-10 mm.
d. Meneroponglah lewat okuler sambil tangan memutar makrometer dengan
menaikkan tubus perlahan-lahan. Amati medan pandang sampai muncul
bayangan. Kalau tubus telah diangkat, setengah putaran makrometer belum
juga muncul bayangan, berarti terlewatkan. Ulangi kembali mulai pada
bagian c; kalau sudah ada bayangna tapi masih kabur, maka teropong terus
sambil memutar mikrometer naik atau turun sampai bayangan jelas garis atau
batasan-batasannya.
e. Periksa okuler (pembesaran berapa?) dan objektif (pembesaran berapa?),
hitunglah pembesaran bayangan yang anda Anda lihat.
f. Kalau sudah diamati, preparat dikeluarkan.
4. Membuat preparat sederhana
a. Ambil kaca benda yang sudah dibersihkan, pegang serata mungkin.
b. Tetesi air jernih atau air suling satu tetes ditengah-tengah.
c. Ambil sedikit dari masing-masing bahan yang akan diamati dan letakkan
bahan tersebut di tengah tetesan air jernih.
d. Tangan Anda yang sebelah memegang kaca penutup antara empu jari dengan
telunjuk pada sisi atau pinggir yang berlawanan.
e. Sisi dengan kaca penutup, disentuhkan pada kaca benda dekat tetesan air
dengan kemiringan 45 derajat, kemudian lepaskan sehingga tepat menutupi
tetesan air. Kelebihan air yang merembes di tepi kaca diserap dengan kertas
saring.
f. Pasang preparat buatan Anda pada meja sediaan dan amati seperti langkah
yang telah disebutkan.
5. Mengganti perbesaran
a. Apabila pengamatan sudah berhasil, bayangan yang nampak akan diperbesar
lagi. Posisi preparat atau tubus jangan disentuh.
b. Putar sedemikian rupa sampai lensa objektif yang lebih panjang (kuat) tegak
lurus pada meja sediaan sampai terdengar bunyi “klik”.
c. Teroponglah sambil memutar mikrometer sampai muncul bayangan yang
lebih besar. Amati bayangan yang ada!
d. Jika gagal menemukan bayangan yang lebih besar, naikkan tubus dengan
memutar makrometer berlawanan arah empu jari. Putar kembali revolver
untuk mendapatkan posisi lensa objektif lemah (pendek) pada posisi semula.
Tanpa mengubah posisi preparat, lakukan kembali perlakuan mengamati
sampai berhasil.
e. Apabila Anda akan mengamati bahan yang lain, maka naikkan tubus.
Keluarkan preparat yang sudah diamati dan bersihkan kaca benda dan kaca
penutup.
f. Buat sediaan baru sesuai dengan langkah pembuatan preparat.
g. Pada akhir kegiatan yang menggunakan mikroskop, perhatikan hal-hal
berikut :
- Preparat tidak boleh tersimpan diatas meja sediaan, harus dikeluarkan.
- Preparat basah harus dibersihkan dengan kertas saring atau lap katun (kaca
benda + kaca penutup). Simpan dalam cawan petri dan masukkan ke dalam
kotak perlengkapan.
- Bersihkan badan mikroskop dengan kain planel. Tubus dirutunkan
serendah mungkin.
- Simpan mikroskop dalam kotak mikroskop.
- Semua peralatan yang telah dipakai dibersihkan dengan lap katun dan
disimpan dalam kotaknya.
- Peralatan anda sendiri, disimpan sendiri untuk dipakai dalam kegiatan
berikutnya.
- Sisa bahan yang tidak digunakan lagi dibuang di tempat sampah yang
tersedia.

Anda mungkin juga menyukai