Anda di halaman 1dari 15

BAB II

GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA

Perencanaan bisnis yang akan dilakukan berupa pengolahan limbah arang


yang tidak digunakan menjadi briket. Data pendukung yang digunakan untuk
mengestimasikan input diperoleh dari data jumlah kebutuhan pasar akan briket
serta data jumlah arang hancur yang menjadi bahan baku pembuatan briket. Data
yang diambil merupakan jenis data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh melalui wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait, diantaranya
pengusaha arang, dan pengusaha briket. Selain itu juga dilakukan tinjauan lapang
ke penjual arang di Jl. Satangga 13-17. Sedangkan data sekunder diperoleh
melalui literatur, jurnal maupun laporan hasil penelitian, dan data statistik
pemasaran briket.
Perencanaan ini akan membahas beberapa aspek seperti aspek pasar,
aspek teknis dan aspek produksi yang dirangkum dalam analisis industri. Analisis
industri merupakan evaluasi dari persaingan usaha yang dialami oleh suatu
organisasi dalam lingkup usaha. Menurut Sa, diyah dan Lukman (2014) salah satu
yang dapat digunakan dalam menganalisis situasi bisnis adalah dengan Porter’s
Five Force. Menurut analisis tersebut terdapat lima yang memengaruhi
bisnis sukses dalam suatu organisasi, antara lain ancaman pendatang baru,
ancaman dari produk pengganti, posisi tawar pembeli, posisi tawar dari supplier,
dan tantangan kompetisi pada bisnis yang sudah ada.

A. Analisis Peluang Usaha


1. Jenis Usaha
a. Nama Produk : Briket (Apa bagus namanya di)
b. Bentuk Produk : Usaha Mandiri

2. Profil Usaha
A. Visi : Menjadi perusahaan penghasil energi
alternatif ramah lingkungan dengan mengolah
limbah arang secara efektif dan produktif
melalui pembuatan briket.
B. Misi : a) Menyediakan produk energi ramah
lingkungan
b) Turut ambil bagian dalam mengatasi krisis
energi dengan mengolah kembali limbah
arang
c) Menyediakan pelayanan prima kepada
industri-industri kerjasama perusahaan.
3. Kelebihan Perusahaan
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pengusaha arang di Jl.
Satangga 13-17 Makassar menyatakan bahwa selama proses penjualan
terdapat arang yang sudah lapuk dan tidak bisa dijual kembali. Namun arang
hancur tersebut dapat dimanfaat menjadi briket sehingga kelebihan dari
perusahaan yang dibuat berupa pemanfaatan limbah arang untuk diolah
menjadi briket sebagai pengembangan energi alternatif yang terbarukan,
bernilai ekonomis serta mampu menjadi solusi solutif mengatasi krisis energi.
Selain itu karena briket ini memanfaatkan limbah arang maka harga jualnya
di bawah produk briket yang tersebar di pasaran, dengan kandungan kalor
yang setara dengan produk yang sudah ada, sehingga dapat menurunkan biaya
operasional produksi.
1) Sumber Daya Manusia (SDM)
Para pengepul arang area Makassar dan sekitarnya
2) Networking
Produk ini akan didistribusikan kepada pedagang, dan juga pangsa pasar
rumah tangga dan UKM yang menggunakan kompor arang atau kompor
briket.
3) Visi yang berkelanjutan
Produk yang aman dan ramah lingkungan, maka dapat memberikan
pembaharuan terhadap pangsa pasar di Indonesia

4. Target yang Dituju


Target pemasaran briket yaitu pada pasar lokal baik secara langsung maupun
tidak langsung serta dengan ekspor luar negeri. Secara langsung maupun tidak
langsung dipasarkan kepada masyarakat umum, usaha kuliner dan pasar
ekspor dengan pemasaran produk melalui asosiasi briket yang sudah ada.

B. Struktur Organisasi
a. Direktur : Nurfiana Abdullah
b. Manager : Rahmayani
c. Keuangan : Haslipa
d. Pemasaran : Nurlina dan Abdul Gafur

C. Analisis Industri (Poster’s Five Source)


Analisis Poster’s Five Source (Ancaman pendatang baru, ancaman dari
produk pengganti, posisi tawar pembeli, posisi tawar dari supplier, dan tantangan
kompetisi pada bisnis yang sudah ada).
1. Posisi Tawar Supplier
Posisi tawar dari suppliers biasanya akan dipengaruhi oleh jumlah
produsen dalam industri. Dalam industri briket, terutama briket tempurung
kelapa khususnya dimakassar diduga masih belum banyak produsennya
ataupun rata-rata produsen belum memiliki produktivitas yang tinggi, hal
tersebut dibuktikan dengan banyaknya pembelian dari luar Makassar. Namun
karena produk briket ini memanfaatkan limbah arang jadi supplier yang kami
butuhkan adalah penjual arang. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah
satu pemasok arang menyatakan bahwa arang yang dijual di makassar
kebanyakan dari luar Sulawesi seperti di Hutan Bali, Nusa Tenggara, dan
paling dekat di Pangkep namun kualitasnya tidak bagus. Harga yang dijual
dari supplier pun rendah karena kami hanya memanfaatkan limbahnya.
2. Posisi Tawar Konsumen
Posisi tawar konsumen dipengaruhi oleh jumlah konsumen dalam industri.
Dalam Industri briket tempurung kelapa posisi tawar konsumen juga tidak
tinggi karena jumlah konsumen briket dari seluruh dunia yang banyak dengan
jumlah permintaan yang besar. Apalagi Indonesia merupakan negara penghasil
dan eksportir arang kayu terbesar di dunia, sebagaimana dilansir pada berita
yang dikutip dari kemendag.co.id (15/06/2016) bahwa Pengusaha Arab Saudi
mengimpor arang kayu dari Indonesia senilai USD 197.808 atau Rp 2,67
miliar. Selain Negara Arab Saudi, Indonesia juga menjadi telah melakukan
ekspor ke berbagai negara seperti Korea Selatan berdasarkan data dari
International Trade Center (ITC) selama kurung satu bulan pada tahun 2019
Indonesia telah melakukan ekspor beberapa kali keluar negeri seperti di Korea
Selatan.

3. Ancaman Produk Pengganti


Ancaman produk pengganti dari bisnis briket tempurung kelapa adalah
jenis-jenis briket yang terbuat dari bahan baku lainnya, seperti briket dari
dedaunan, serbuk kayu, dan briket dari sampah Akan tetapi terdapat
keunggulan dari produk briket yang menggunakan bahan baku tempurung
kelapa meskipun yang kami gunakan berupa limbahnya dibandingkan briket
yang menggunakan bahan baku lainnya, yaitu niali kalor yang dihasilkan lebih
tinggi. Walaupun memang harga briket yang terbuat dari dedaunan relatif
lebih murah. Hal ini karena bahan baku yang digunakan lebih murah.

4. Ancaman Pendatang Baru


Apabila hambatan masuk industri rendah maka akan banyak perusahaan
baru yang akan memasuki industri, sehingga mengakibatkan kejenuhan pasar.
Akan tetapi terdapat hambatan utama untuk masuk industri briket seperti biaya
yang dibutuhkan. Besarnya modal yang dibutuhkan dalam menjalankan bisnis
ini dikarenakan mesin untuk mencetak briket memiliki harga yang relatif
mahal dan perlu perawatan agar tetap bertahan lama. Selain itu jika ada yang
ingin melakukan usaha serupa namun daerah yang ditempati bukan daerah
sentra kelapa atau yang banyak menggunakan arang, mereka akan mengalami
hambatan. Akan tetapi rencana usaha yang akan dijalankan memanfaatkan
limbah arang, sehingga akan memudahkan dalam melewati hambatan tersebut.
5. Persaingan Bisnis yang Sudah Ada dalam Industri
Persaingan bisnis yang sudah ada mungkin dapat terjadi di luar wilayah
Makassar karena beberapa daerah di Luar Makassar telah mengembangkan
usaha briket. Hal tersebut dibuktikan dengan didapatkannya secara online
banyak penjual briket dari Solo dan Semarang.
BAB III
METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaan program kewirausahaan ini menggunakan 4 langkah. Adapun


langkah-langkah pelaksanaan program yaitu sebagai berikut:
A. Preparation Step
Pada langkah persiapan, hal yang dilakukan adalah menyiapkan alat-
alatdan bahan yang digunakan untuk membuat briket.. Adapun alat-alat dan bahan
yang digunakan untuk budidaya tanaman sukulen sebagai berikut:
Persiapan media tanam meliputi:
1. Campurkan media tanam dengan perbandingan pasir : humus : sekam bakar
ialah 1:1:1 kemudian aduk hingga campuran tanah merata.
2. Wadah pot ember plastik yang ukurannya disesuaikan dengan jenis dan
karakter tanaman sukulen yang ditanam.
3. Pot yang sudah sesuai tadi lalu diisi dengan media tanam yang sudah
disiapkan.
4. Persiapan Bibit Sukulen menggunakan metode vegetatif yakni melalui
potongan daun atau batangnya.
 Bersihkan dan sterilkan alat potong yang akan anda gunakan (pisau atau
silet).
 Carilah tanaman sukulen dewasa dan sehat yang sehat lalu iris batang atau
daunnya menggunakan silet atau pisau yang tajam sekitar 8-12 cm. Jangan
memotongnya dengan gunting taman atau langsung dengan tangan. Agar
bagian pangkal terbentuk potongan sempurna.Bagian batang yang
dipotong lalu dicelupkan dalam hormon tumbuh (ZPT) auxin.
 Setelah dicelupkan lalu di taburi bubuk fungisida untuk menghindari
infeksi jamur dan cendawan.
 Letakkan irisan batang atau daun sukulen tersebut pada tempat teduh dan
kering dan dialasi tisu kering.
 Tunggu hingga bagian pangkal (irisan) mengering dan sedikit mengerut.
5. Penanaman bibit sukulen dilakukan dengan cara sebagai berikut:
 Gali lubang dalam pot dengan kedalaman sekitar 1/3 – 1/2 bagian bibit.
 Tanam bibit tersebut dalam lubang dan tutup kembali dengan tanah
sekitar.
 Jangan sirami tanahnya. Tutup dan biarkan saja tanahnya tetap kering.
6. Penyiraman Tanaman Sukulen pada pangkal tanaman atau tanah pot. Cara
menyiram sukulen yang tepat ialah menyemprotnya menggunakan spray pada
bagian daun dan batangnya.
7. Pengemasan hasil budidaya dalam bentuk souvenir. Kemasannya berbagai
macam sesuai dengan permintaan konsumen dengan pengemasan dapat
menggunakan kertas karton, tali rami, kaca mika, plastik kado, kartu ucapan
dan sebagainya.

Persiapan yang dilakukan untuk pemasaran adalah:

1. Membuat logo usaha.


2. Membuat kemasan briket
3. Membuat media promosi secara online.

B. Implementation Step
Pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan produksi dan pemasaran produk
tanaman sukulen.
1. Lokasi pembuatan produk briket di Jl. Satangga 13-17 Kota Makassar. Lokasi
ini dipilih karena merupakan pemasok arang yang cukup besar di Makassar.
2. Limbah arang dikumpulkan dari pemasok atau pembuat arang, kemudian
dibentuk menjadi briket dan dikemas, kemudian dipasarkan.
3. Proses produksi dan pemasaran. Gambaran proses produksi dan pemasaran
dapat dilihat dalam bagan berikut ini:
Bagaimana caranya penjualan secara ekspor?

Dalam pasar lokal briket ada yang dijual ecer dengan kemasan per kg
untuk pemenuhan para pengusaha menengah dan kebawah, sedangkan untuk
pengusaha besar dan ekspor ke luar negeri dijual dalam ton. Harga jual briket
bervariasi yaitu………….
C. Evaluation Step
Proses evaluasi dilakukan dengan melihat hasil perkembangan usaha.
Tingkat keberhasilan produk dapat diketahui dengan jumlah permintaan
konsumen dan kelangsungan usaha.Selain itu usaha juga dapat dievaluasi dari
hasil komentar konsumen mengenai produk souvenir tanaman sukulen.
D. Conclution Step
Kesimpulan dapat diambil berdasarkan hasil evaluasi usaha.
E. Make a Report
1. Pembuatan Laporan awaldilakukan dengan melihat hasil dan mengevaluasi
kesimpulan pada saat pelaksanaan kegiatan.
2. Pembuatan Laporan Menengahdilakukan saat terjadi kesalahan pada
pembuatan laporan awal.
3. Pembuatan Laporan Akhirdisusun setelah revisi yang dilakukan telah selesai
dan mulai menyusun laporan dengan hasil yang telah disempurnakan
BAB IV
HASIL SURVEI

A. Survei Harga
Berdasarkan hasil survey yang telah kami lakukan pada tanggal 08 September
2019 menyatakan bahwa dari beberapa lokasi yang telah kami observasi,
mayoritas masyarakat dari berbagai kalangan terutama kaum hawa meminati
tanaman sukulen dikarenakan jenis dan warnanya yang bervariasi dan juga
terdapat berbagai macam bentuknya yang unik. Tanaman sukulen yang ada di
daerah kota makassar biasanya dijual dengan kisaran harga minimal Rp 15.000
sampai Rp500.000,-. Oleh karena itu, kami ber-insiatif untuk mengembangkan
tanaman sukulen sebagai souvenir yang bernilai tinggi, ekonomis dan memiliki
nilai estetika dengan kemasan yang unik dan menarik. Souvenir tanaman sukulen
nantinya kami jual dengan kisaran harga Rp 15.000,- sampai Rp100.000,-
tergantung jenis dan tingkat kesulitan pembuatannya.

B. Survei Lokasi Usaha


Berdasarkan hasil survey yang telah kami lakukan pada tanggal 08 September
2019 menyatakan bahwa tanaman sukulen yang dijual dapat ditemukan di daerah
parangtambung Jl. Mallengkeri, di Mall dan toko bunga tertentu.Dengan melihat
lokasi penjualan yang ada terkait penjualan tanaman sukulen di wilayah Makassar,
maka kami ber-insiatif untuk menjual tanaman sukulen yang dikemas dalam
bentuk souvenir pada acara-acara tertentu misalnya pada acarawisuda dan untuk
pemesanan souvenir diacara nikahan.Selain itu, untuk memperluas jaringan dan
mengefektifkan pemasarandilakukan promosi melalui jejaring sosial seperti
facebook, whatsapp, instagramdan media sosial lainnya.
BAB V
BIAYA KEGIATAN

A. Biaya Peralatan
Harga Satuan Harga Total
No Peralatan Kuantitas
(Rp)
1 Sekop mini 3 pcs 7.500 22.500
2 Kaos tangan 3 pcs 15.000 45.000
3 Baskom 3 pcs 25.000 75.000
4 Gunting 5 pcs 5.000 25.000
5 Stapler 5 pcs 8.000 40.000
6 Cat 2 kaleng 25.000 50.000
7 Lem lilin 10 pcs 700 7.000
8. Lem tembak 3 pcs 10.000 30.000
9.
10
294.500
Total (Rp)

B. Biaya Bahan
Harga Satuan
No Bahan Kuantitas Harga Total
(Rp)
1 Pot plastik 1.000 pcs 250 250.000
2 Tanaman sukulen 1000 pcs 3.000 3.000.000
3 Sekam 1 karung 80.000 80.000
4 Kerikil 5 karung 15.000 75.000
5 Pasir 5 karung 10.000 50.000
6 Kertas karton 500 175 87.500
7 Tali rami 1 roll 50.000 50.000
8 Kaca mika 1000 pcs 250 250.000
9 Kartu ucapan 1000 pcs 50 50.000
10 Hiasan pita 1000 pcs 25 25.000
Harga Total (Rp) 3.917.500
C. Biaya Perjalanan
Harga Harga
No Jenis Barang Kebutuhan
Satuan (Rp) Total (Rp)
1 Paket data,
Pemasaran dan Promosi 250.000 250.000
iklan online.
2 Transportasi 150.000 - 150.000
3 Uang Listrik 200.000 - 200.000
Harga Total (Rp) 600.000
D. Total Biaya

N Harga Total (Rp)


o Jenis Pengeluaran
1 Biaya Peralatan 294.500
2 Biaya Bahan 3.917.500
3 Biaya Perjalanan 600.000
Total (Rp) 4.812.000

E. Analisis Ekonomi
1. Biaya Produksi
a. Variable cost
Tanaman sukulen Rp. 30.000 / 10x pakai = Rp. 3.000 / 1x pakai
Pot Rp. 2.500 / 10x pakai = Rp. 250 / 1x pakai
Pasir Rp. 500 / 10x pakai = Rp. 50 / 1x pakai
Sekam Rp. 800 / 10x pakai = Rp. 80 / 1x pakai
Kerikil Rp. 750 / 10x pakai = Rp. 75 / 1x pakai
Humus Rp. 500 / 10x pakai = Rp. 50 / 1x pakai
Kaca mika Rp. 2.500 / 10x pakai = Rp. 250 / 1x pakai
Tali ramiRp. 500 / 10x pakai = Rp. 50 / 1x pakai
Pita Rp. 250 / 10x pakai = Rp. 25 / 1x pakai
Lem Rp. 70 / 10x pakai = Rp. 7 / 1x pakai
Kartas karton Rp. 1.750 / 10x pakai = Rp. 175 / 1x pakai
Kartu ucapanRp. 500/ 10x pakai = Rp. 50 / 1x pakai
Cat Rp. 250 / 10x pakai = Rp. 25 / 1x pakai

∑Variable cost = Rp. 4.042

b. Fixed Cost
Sarung tangan Rp. 45.000 / 1000x pakai = Rp. 45 / 1x pakai
Sekop mini Rp. 22.500 / 1000x pakai = Rp. 23 / 1x pakai
Staples Rp. 40.000 / 250x pakai = Rp. 160 / 1x pakai
Baskom Rp. 75.000 / 500x pakai = Rp. 150 / 1x pakai
Lem tembak Rp. 30.000 / 500x pakai = Rp. 60 / 1x pakai
Gunting Rp. 25.000 / 500x pakai = Rp. 50 / 1x pakai
∑Fixed cost = Rp. 488

c. Biaya lain-lain
Pemasaran, Promosi Rp. 250.000 / 1000x pakai = Rp. 250 / 1x pakai
Transportasi Rp. 150.000 / 100x pakai = Rp. 1.500 / 1x pakai
Uang listrikRp. 200.000 / 250x pakai = Rp. 800 / 1x pakai

∑ Biaya lain-lain = Rp. 2.550

Jadi total biaya produksi:


∑Variable cost + Fixed cost + Biaya lain – lain
= Rp. 4.042 + Rp. 488 + Rp. 2.550
= Rp 7.080

 Biaya produksi 1 pcs = Rp. 7.080


 Harga jual 1 pcs = Rp. 25.000
 Dalam 1x produksi selama 1 minggu dihasilkan 50 pcs
Jadi,biaya produksi x 50 pcs
Rp. 7.080 x 50 = Rp. 354.000
 Harga jual 1x produksi selama 1 minggu adalah
Harga jual x50 pcs
50 pcs x Rp. 25.000 = Rp. 1.250.000
 Dalam 1x produksi selama 1 bulan dihasilkan 200 pcs (50 pcs x 4
minggu)
Jadi, biaya produksi x 200 pcs
Rp. 7.080 x 200 = Rp. 1.416.000
 Harga jual 1x produksi selama 1 bulan adalah
Harga jual x 200 pcs
Rp. 25.000 x 200 pcs = Rp. 5.000.000
 Harga produksi dalam 1 tahun 2.400 pcs(200 pcs x 12 bulan)
Jadi, biaya produksi x 2.400 pcs
Rp. 7.080 x 2.400 = Rp. 16.992.000 (Biaya Tetap)
 Harga jual 1x produksi dalam 1 tahun adalah
Harga jual x 2.400 pcs
Rp. 25.000 x 2.400pcs = Rp. 60.000.000
 Perkiraan pasar menunjukkan bahwa kapasitas pasar yang tersedia
mencapai kisaran 10.000 pcs per-tahun.

2. Break Event Point (BEP)


Dengan menggunakan analisa BEP ini, usaha akan layak bila BEP lebih
kecil dari estimasi peluang pasar yang tersedia. Semakin besar kapasitas pasar
yang tersedia akan semakin menguntungkan. Untuk kepentingan kemajuan
perusahaan, laba dipatok sebesar 20%.
BT +%labaX
BEP ( unit )= ×1 unit
BV
1−
HJ
16.992 .000+0,2 X 4.250 .400+0,2 X
X= X=
7.080 6.325
1− 1−
25.000 10.000
16.992 .000+0,2 X 4.250 .400+0,2 X
X= X=
0,2832 0,37

0,2832X = 16.992.000+ 0,2X


0,2832X – 0,2X = 16.992.000
0,0832X = 16.992.000
16.992 .000 4.250 .400
X= =204.230 .769X = =25.002.352
0,0832 0,17

BEP Unit = Rp. 204.230.769 / 25.000 = 8.169 unit.


 Oleh karena kapasitas pasar mencapai kisaran 10.000 pcs per tahun dan
BEP untuk mencapai laba 20% sebesar 8.169 maka usaha ini layak karena
BEP < kapasitas pasar.

Keterangan:
BT = Biaya Tetap
HJ = Harga Jual
BV = Biaya Variabel

3. Return On Investment (ROI)


ROI adalah tingkat pengembalian seluruh harta yang digunakan untuk
melaksanakan usaha dalam menghasilkan laba. Tingkat ROI yang tinggi akan
semakin baik (layak). Gunanya untuk mengetahui seberapa besar tingkat
pengembalian dari seluruh harta yang diinvestasikan.
 Selama 1 tahun usaha sukulen memiliki harta Rp. 60.000.000
 Laba usaha yang diperoleh selama 1 tahun yaitu penerimaan total –
pengeluaran total = Rp. 60.000.000 – Rp. 16.992.000 = Rp. 43.008.000
Labausaha
ROI= ×100 %
Total harta
43.008 .000 5.779.025
¿ ×100 %=71.68 %¿ ×100 %=79,4 %
60.000 .000 7.280..000

8.076.000
¿ ×100 %=56,1 %
14.400.000
Data diatas menunjukkan bahwa ROI = 71,68% sehingga usaha ini layak
hanya jika bunga (tabungan) bank < 71,68%, sebaliknya bila > 71,68%
menjadi tidak layak.

4. Internal Rate Return (IRR)


IRR adalah tingkat pengembalian modal sendiri yang digunakan untuk
usaha. IRR berguna untuk mengetahuhi seberapa manfaat dana yang
ditanamkan dalam usaha untuk mendapatkan laba, serta untuk mengetahui
seberapa besar pengembalian modal sendiri jika digunakan untuk
melaksanakan usaha. Makin tinggi IRR makin baik artinya jika IRR lebih
tinggi dari bunga bank, berarti usaha yang dijalankan layak, tetapi bila lebih
rendah, berarti tidak layak.
 Pada bulan September 2019, investor telah menyetor modal usaha sebesar
Rp.500.000,- dan pada bulan September 2019 dari usaha tersebut
mendapat keuntungan sebesar Rp. 3.584.000,-
Laba
IRR= × 100 %
Modal sendiri
3.584 .000
= 5.000.000 ×100 %=71,68 %
Data diatas menunjukkan bahwa IRR = 71,68% sehingga usaha ini layak
hanya jika bunga (tabungan) bank < 71,68%, sebaliknya bila > 71,68%
menjadi tidak layak.

Anda mungkin juga menyukai