Drh. I Ketut M. Adnyane, Msi, Ph.D Dr. Drh. Sri Rahmatul Laila
MATA KULIAH
HISTOLOGI VETERINER I
HISTOLOGI VETERINER II
HISTOTEKNIK
HISTOKIMIA
HISTOLOGI
Mikromorfologi, morfologi mikroskopis
Melihat detil sel dan jaringan serta organ
fungsional tubuh
• Mendeteksi komponen sel (hormon,
enzim, karbohidrat, mineral)
HISTOLOGI VETERINER I
Learning outcome:
TOTAL 100
PENILAIAN HURUF MUTU
75 ≤ A
70 ≤ A/B 55 ≤ C
65 ≤ B 45 ≤ D
60 ≤ B/C 35 ≤ E
TATA TERTIB KULIAH DARING
1.KEHADIRAN :
- Kuliah min 80%
- Praktikum 100%
- Mahasiswa wajib hadir 10 menit sebelum
kuliah/praktikum/ujian dimulai
- Pada tatap muka daring (zoom, google meet, dll)
mahasiswa dianggap hadir jika mengikuti kegiatan
sampai selesai.
- Mahasiswa yang mengalami kendala jaringan saat
synchronous harus melaporkan segera via WA atau
minimal via SMS (jika internet tidak mendukung)
kepada dosen yang bersangkutan. Pelaporan setelah
jam kuliah berakhir akan dianggap tidak mengikuti
perkuliahan/diskusi.
Lab. Histologi, fkh-ipb
2.KULIAH dan PRAKTIKUM :
- Mahasiswa wajib masuk ke aplikasi kuliah/diskusi
daring (zoom, google meet, Wbex, dll) 5 menit
sebelum kegiatan dimulai
- Pakaian yang dikenakan harus sesuai denan aturan
perkuliahan di IPB (sopan, rapi dan tidak memakai
kaos).
- Selama perkuliahan, video/camera on dan audio off
(jika tidak, dosen bisa memberikan sanksi menurut
ketentuan), namun saat diskusi/dosen bertanya,
audio wajib on untuk menanggapi maupun bertanya.
- Terdapat pertemuan PBL yang dilaksanakan sesuai
aturan kuliah PBL (lihat file kuliah PBL histologi vet I)
Lab. Histologi, fkh-ipb
3.UJIAN (Teori dan Praktikum) :
- Ujian dilaksanakan di newLMS IPB
- Ujian dilaksanakan sesuai waktu yang ditentukan oleh
tim pengajar
- Ujian dilaksanakan menggunakan 2 device, satu untuk
ujian, satu terhubung dengan zoom untuk memantau
aktivitas mahasiswa selama ujian
- Mahasiswa yang mengalami kendala jaringan harus
melaporkan segera via WA atau minimal via SMS (jika
internet tidak mendukung) kepada dosen MK.
- Pelaporan setelah ujian berakhir tidak akan diberikan
keringanan ataupun ujian ulang.
- Mahasiswa dilarang menyontek dalam bentuk apapun.
Apabila ada komponen nilai yang kosong, maka nilai mutu
tidak akan dikeluarkan (BL).
Lab. Histologi, fkh-ipb
PENGESAHAN KONTRAK PERKULIAHAN
Pada hari ini, tanggal 24 Agustus 2021 telah disepakati antara Koordinator MK
Histologi Veteriner I, yaitu Drh Adi Winarto, PhD dengan mahasiswa MK Histologi
Veteriner I 2021/2022, tentang Kontrak Perkuliahan yang terdiri atas (Terlampir) :
1. RPS
2. Jadwal Kuliah dan Praktikum
3. Pelaksanaan pembelajaran PBL
4. Bobot Penilaian Ujian Teori, Ujian Praktikum, Laporan Praktikum, Quis, dan Tugas
PBL
5. Tata Tertib
Demikian Kontrak Perkuliahan ini dibuat dengan tujuan agar proses belajar dan
mengajar pada MK Histologi Veteriner I dapat berjalan dengan baik dan mencapai
tujuan instruksional umum maupun tujuan instruksional khusus.
Bogor,
PJ Kelas Koord. MK Histologi Vet. I
Laboratorium Histologi
Departemen Anatomi, Fisiologi dan Farmakologi
Fakultas Kedokteran Hewan IPB
SEL HEWAN
b. Ribosom
1. Formasi: gabungan bahan ribosom bersatu bila bertemu
dengan mRNA, setiap ribosom mempunyai subunit
yang berikatan dengan mRNA pada “start codon”,
gabungan ribosum disebut poliribosom (polysome)
2. Distribusi: menyebar di sitoplasma dan yang besar menempel
di ER (endoplasmic reticulum)
3. Fungsi: mesin sintesa protein
4. Gambaran histologis: ukuran di bawah kemampuan mikroskop
cahaya, neuron mempunyai ribosom dalam jumlah
besar
A. ORGANEL PENSINTESA PROTEIN
d. Badan Golgi
1. Struktur dan distribusi: badan Golgi tersusun dari 3-15
sisterna paralel dan berasosiasi dengan vesikel,
pertukaran vesikel terjadi pada permukaan dan ujung
sisterna, vesikel sekreta lebih ke arah membran dan
condensing vesicles tidak segera dilepas.
2. Fungsi: menerima transferprotein yang dihasilkan rER,
pematangan protein terjadi saat dipindah ke permukaan,
KH, lipid, dihasilkan badan Golgi sementara air
dikeluarkan dari badan Golgi
B. ORGANEL BERMEMBRAN
* Metabolisme
* Pergerakan -Kontraksi
-Amuboid
-Cilia/Flagella
METABOLISME
SUBSTANSI
PERMANEN
KELUAR-MASUK MEMBRAN SEL
TRANSFER
DIFUSI
ENDOSITOSIS
TRANSPOR AKTIF
EKSOSITOSIS
SUBSTANSI
KELUAR-MASUK MEMBRAN SEL
ENDOSITOSIS EKSOSITOSIS
FAGOSITOSIS
PINOSITOSIS
1
B. CILIA
Cilia, penjuluran mirip rambut dan motil,
cilium tunggal/majemuk. Fungsi mindahkan
material ekstraseluler dan sebagai sensory
receptor (photoreceptors, chemoreceptors,
sensory portions of hair cells in the ear)
PEMBELAHAN SEL
/REPRODUKSI
2. SEL STABIL
Sel yang secara umum tidak membelah tetapi
dapat merespon (mengganti) sel yang rusak
Contoh: sel hati
3. PERGANTIAN (RENEWING)
Jaringan/organ yang selalu melakukan
pergantian sel, ada kematian dan
pengantian sel (siklus sel)
Contoh: sel pada epitel saluran
pencernaan dan sel pada kulit
PEMBELAHAN SEL/MITOSIS
Interfase , merupakan masa istirahat
dan masa pembentukan protein
termasuk di dalamnya (G1), S, (G2)
Mitosis, merupakan masa pembelahan
sel untuk menghasilkan sel dengan
jumlah kromosom tetap. Tahapan
yang terjadi:
profse, metefase, anafase dan
telofase
SUMBER REFERENSI
•Bacha WJ, Bacha LM. 1990. Color Atlas of Veterinary Histology. 2nd.
Lippincott Williams & Wilkins. A Wolters Company. Tokyo.
•Bergman RA, Afif AK, Heidger PM. 1996. Histology. WB Saunders
Company. New York.
•Bloom W, Fawcett DW. 1969. A Textbook of Histology. WB Saunders
Company. New York.
• Dellman HD. 1992. Textbook of Veterinary Histology. Lea and
Febiger. Philadelphia.
• Dellman HD, Carithers JR. 1996. Cytology and Microscopic
Anatomy. Williams and Wilkins. Baltimore.
• Habel RE, Biberstein EL. 1957. Fundamentals of The Histology of
Domestic Animals. George Banta Company, Inc.
• Ross MH, Romrell LJ, Kaye GI. 1995. Histology, A Text and Atlas. 3rd
ed. Williams and Wilkins. Baltimor.
•Telford IR, Bridgman CF. 1995. Introduction to Functional Histology.
2nd ed. Harper Collins College Publishers. New York.
KLASIFIKASI DAN CIRI MORFOLOGIS
Klasifikasi berdasarkan terutama berdasarkan SUSUNAN dan
BENTUK SEL (tidak berdasarkan fungsi):
A. Susunan
1. Sederhana (simple) : 1 lapis/baris
2. Majemuk (stratified) : 2 lapis atau lebih
B. Bentuk
1. Pipih (squamous)
2. Kubus (cuboid)
3. Silinder/silindris (columnar) : tinggi / rendah
A
Majemuk (Stratified)
SUSUNAN
SEL EPITEL
Pipih
B Kubus
http://www.powershow.com/view/1fd047-
MTAyZ/EPITHELIAL_TISSUE_powerpoint_ppt_presentati Cell: columnar; Nuclei: oval near basal
on
Epitel selindris sebaris
(pada usus)
VU Kosong VU Terisi
Neuroepitel
Mioepitel
7. RENEWAL/PERGANTIAN SEL EPITEL
Tergantung pada lokasi pergantian sel-sel epitel
mempunyai jadwal khas:
B
Intestine………..4-6 hari (Kripta)
SIMPLE
STRATIFIED
JENIS JARINGAN EPITEL
SEL JARINGAN ORGAN ?
Peran 4 Jaringan Dasar
1. Epitel : - Melapisi seluruh permukaan tubuh, rongga tubuh
(kecuali permukaan persedian, anterior iris).
- membentuk kelenjar
d. Sensoris (Neuroepitel)
e. Kontraktif (mioepitel)
Jaringan Epitel
Gambaran umum (MIKROSKOPIS)
Lapisan sel +
Membrane
Basal
Jaringan Epitel
Gambaran umum
• Lapis sel + Membran basal
• Tidak ada supply pembuluh darah
langsung
• Bersentuhan/berhubungan satu sama
lainnya
• Reproduksi sel cepat
3. MEMBRAN BASAL
Membran basal adalah Jaringan ikat tempat sel-sel
epitel berpijak
EM tebalnya = 20-100nm
A. Fungsi
1. Tempat perlekatan epitel (serabut protein)
2. Unsur pemisah antar jaringan
3. Filtrasi ion-ion
4. Induksi arus listrik
5. Pendukung arsitektur jaringan
Lamina
Lucida
Lamina
Densa
Serabut retikuler
(kolagen tipe III)
4. ADHESI ANTAR SEL EPITEL
Sel-sel epitel berada dalam “terikat” / melekat antara satu sel
dengan sel lainnya.
Dulu lem interseluler (intercelular cement). Now: adanya
terminal bar Komplek junction
INTERCELLULAR JUNCTION:
A. Zona Ocludens (tight junction):
Paling apikal dari sel,
Fs: barrier terhadap difusi
B. Adherens junction
- Zona Adherens (belt desmosome)
Berbentuk pita mengelilingi sel
Fs: melekatkan badan sel satu dengan yang lainnya.
- Macula Adherens (spot desmosome):
Berbentuk titik pada beberapa lokasi
C. Gap (communication) junction:
Berupa lubang / kanal komunikasi antar sel
Gap
Junction
SEM
TEM
Macula adherens / Desmosome
5. MODIFIKASI PERMUKAAN SEL EPITEL
Beberapa modifikasi terjadi pada permukaan sel epitel untuk
menunjang fungsi sel:
1. Mikrovili:
Penjuluran sitoplasma di apikal ke arah luar (usus). 1 um
2. Stereosilia:
Mikrovili yang sangat panjang (epididimis, sel rambut di
telinga)
3. Silia / kinosilia:
Penjuluran sitoplasma yang aktif bergerak (trakhea,
bronkhus, oviduk).
B. Bentuk
1. Pipih (squamous)
2. Kubus (cuboid)
3. Silinder/silindris (columnar) : tinggi / rendah
A
Majemuk (Stratified)
SUSUNAN
SEL EPITEL
Pipih
B Kubus
5. Stratum Basale
Lapis paling bawah, epitel kubus atau silindris rendah sebaris.
Pigmen Melanin
Epidermis Kulit
Keterangan:
C = Stratum Corneum
G = Stratum Granulosum
S = Stratum Spinosum
B = Stratum Basale
M = Sel-sel Melanosit
3. Epitel Kubus Sebaris
(Pada Tubuli Kolektus ginjal)
Epitel Kubus Sebaris
(Pada kelenjar Tiroid)
Kelenjar (glandulae) : kumpulan sel-sel epitel khusus
yang mengalami diferensiasi, sehingga mempunyai
kemampuan untuk membentuk dan mengeluarkan
substansi spesifik (sekreta).
Klasifikasi Kelenjar
K
E Endokrin
L
E Uniseluler
N Endoepitelial Tanpa penyalur
J Multiseluler
A Eksokrin
R Eksoepitelial Alat penyalur
b. Kelenjar Heterokrin
- terdiri atas beberapa tipe sel kelenjar
- masing-masing menghasilkan produk berbeda dan kemudian
dikeluarkan sebagai sekreta campuran
Kelenjar eksoepitelial
Kelenjar sederhana (simple glands)
Kumpulan sel kelenjar dengan berbagai bentuk serta disposisi,
memiliki ujung kelenjar dan satu alat penyalur. Kelenajr ini dapat
bercabang
Campuran (tubuloasinar/tubuloalveolar);
ujung kelenjar bercabang
Tubular Tubular simpleks Tubular simpleks Asinar simpleks
simpleks melingkar bercabang bercabang
Sel-sel Serous
TIPE UJUNG KELENJAR
SEROUS
MUKOUS
SEROMUKOUS
Modus Sekresi
Berdasarkan cara pembentukan sekreta dapat dibedakan :
1. Tipe Holokrin
Seluruh sel tua di permukaan dapat terlontar ke luar dan hancur menjadi
sekreta
Contoh : Kelenjar sebaseous/palit
2. Tipe Apokrin
Sekreta intra seluler yang dibalut oleh selaput berkumpul di daerah kutub
apikal, kemudian terjadi invaginasi atau konstriksi membran plasma samping,
akhirnya terpotong dan lepas sebagai sekreta. Sitoplasma dan membran
plasma ikut terpotong dan lepas sebagai sekreta.
Contoh : kelenjar ambing/mammae aktif
Folikel rambut
Kel. sebaceous
Batang rambut
Epedermis kulit
Kelenjar
Sebaseous
TIPE APOKRIN
Membran Basal
TIPE APOKRIN
TIPE MEROKRIN
Alat Penyalur atau Duktus
Duktus interkalatus :
Saluran penghubung yang bercabang
Sering sangat pendek
Menghubungkan beberapa ujung kelenjar
Bentuk epitel satu lapis, kebanyakan pipih sampai kubus
(bersifat basofilik).
Jika tidak ada, maka langsung ke duktus striatus
Duktus striatus :
Saluran penghubung yang bercabang
Bentuk epitel umumnya silindris (bersifat asidofilik)
Duktus eksretorius :
Saluran penghubung yang bercabang
Bentuk epitel awalnya kubus selapis sampai silindris sebaris,
kemudian menjadi banyak lapis atau banyak baris
Sel Mioepitel (Myoepithelium)
Merupakan modifikasi sel-sel epitel yang
mengandung elemen kontraktil (berasal dari
ektoderm)
Terdapat pada di bagian perifer kebanyakan ujung
kelenjar dan sebagian alat penyalur
Penjuluran sel saling berhubungan dan terletak
antara epitel kelenjar dan membran basal
Contoh : Kelenjar Keringat
Kelenjar ambing/mammae
Kelenjar air liur/ludah
Sel mioepitel
FIBROBLAST
3. SEL MAST
- Sel jaringan ikat yang besar, bagian sitoplasmanya
berisi granul
- Pada permukaan sel mast terdapat reseptor
terhadap imunoglobulin (antibodi) yang dihasilkan
oleh sel plasma
- Isi granul sel mast :
- Histamin
- SRS-A
- ECF-A ALERGI
- Heparin
- Dua jenis sel mast : 1. Di jaringan ikat
2. Di mukosa saluran
pencernaan
SEL MAST (TEM)
SEL MAST
4. LIMFOSIT
- Sel jaringan ikat terkecil
- Ditemukan dlm kondisi patologis (peradangan)
- Limfosit B dan Limfosit T
5. SEL PLASMA
- Berasal dari sel limfosit B
- Intinya eksentrik, kromatinnya spt. bentuk roda
- Fungsi membentuk antibodi thd. benda asing
(agen penyakit) 10-20 hr
- Lokasi: lamina propria tractus digestivus dan
tractus respiratorius, kelenjar limfe dan organ
limfatik, kelenjar ludah
LAMINA PROPRIA
LIMFOSIT
Sel Plasma
Limfosit (TEM)
Limfosit (HE) Sel Limf. T Aktif
SEL PLASMA
6. NEUTROFIL; 7. EOSINOFIL; 8. MONOSIT; & 9. BASOFIL
SEL MATRIKS
(12 JENIS)
a. Serabut Kolagen
a. Proteoglycans/
b. Serabut Retikuler glicoprotein
c. Serabut Elastik b. Hyaluronic acid
MATRIKS JARINGAN IKAT
1. SERABUT
a. Serabut Kolagen
- Merup. komponen utama hampir semua jaringan ikat
- Proses pembentukannya : Molekul polypeptida
(procollagen) disintesis dan dikeluarkan dr sel
bergabung 3 rangkap menjadi Tropocollagen
Microfibril Fibril Serabut kolagen
b. Serabut Retikuler
- Merupakan serabut kolagen tipe III, bercabang
membentuk anyaman
- Merupakan komponen utama membran basal
- Pewarnaan : PAS (merah), silver salt (hitam)
- Disintesis oleh: Sel fibroblast, sel retikuler, sel
Schwann dan sel otot polos
SINTESIS SERABUT KOLAGEN
(pada Sel Fibroblast)
c. Serabut Elastik
- Merupakan serabut yg bercabang
- Terdapat pada ligamentum nukhe, lamina elastika
(tunika media) aorta, t.m. pembuluh darah
- Pewarnaan khusus : Resorsin fuchsin (ungu hitam),
Arsein (coklat merah)
- Serabut elastik pd jaringan ikat disintesis oleh fibroblast,
pd aorta & pemb. darah disintesis oleh
sel otot polos
2. BAHAN DASAR (GROUND SUBSTANCE)
Inti sel
Sel Mesenkhim
Penjuluran
Sitoplasma
2. Jaringan Mucoid (Jaringan Ikat berlendir)
Serabut kolagen
Jaringan interstisial
Kelenjar Tiroid
Jaringan interstisial
Epimisium
Fasikulus Perimisium
Endomisium
Bundel Otot
Kerangka
Serabut Otot
Serabut Otot
Epiineurium
Endoneurium Perineurium
Jaringan ikat longgar :
untuk menghadapi/melawan
agen penyakit
Sel tendon
• Serabut kolagen
• Sel tendon
LIGAMENT
Struktur dan komponennya mirip dengan tendon
(serabut kolagen yg tersusun paralel membentuk
berkas yg padat)
Ligament berfungsi sbg pengikat persendian,
menghubungkan bungkul tulang yg satu dg yg lainnya.
LIGAMENTUM NUKHE
Lokasi : leher bagian belakang pd kuda
Komponen utamanya serabut elastik yg bergelombang
tersusun membentuk berkas yg padat.
Diantara serabut elastik ditemukan sel fibroblast.
LIGAMENTUM NUKHE (Pot. Memanjang)
Fibroblast
• Serabut elastik
APONEUROSIS
Merupakan jaringan ikat padat yang tipis,
terdiri dari serabut kolagen yang tersusun
sejajar, berlapis-lapis dengan arah yang
berbeda (tersusun 90º terhadap berkas
lainnya) dan pekat.
Tempat ditemukan :
- Tunika Albuginea testis
- Kapsula dan trabekula
limpa dan limfonodus
(pada organ-organ yg
berkapsula)
TUNIKA ALBUGENIA TESTIS
KAPSULA DAN TRABEKULA LIMPA
Kapsula Trabekula
Limfonodus Limpa
KAPSULA DAN TRABEKULA LIMPA
III. JARINGAN IKAT KHUSUS
1. Jaringan Lemak 5. Tulang Rawan
2. Jaringan Pigmen 6. Tulang
3. Jaringan Hemopoietik 7. Darah
4. Jaringan Limfatik
1. Jaringan Lemak
- Menimbun lemak, terdiri dari sel-sel lemak, serabut kolagen,
elastik dan retikuler, serta pemb. Darah
- Fungsi : - Cadangan energi
- Isolasi tubuh thd suhu dingin, dan
- Sebagai bantalan telapak kaki pd karnivora
- Terdapat 2 tipe jaringan lemak :
1. Lemak Putih
2. Lemak coklat
1. Lemak Putih
- Unilokuler
- Subkutis, sekitar ginjal, jantung, bola mata, dan
mesenterium
2. Lemak coklat
- Multilokuler
- Fungsi menimbulkan panas
- Sel lemaknya mengandung mitokondria, sER, dan
cytochrome oxidase (memberikan warna coklat)
- Ditemukan pd hibernating animals (inguinal dan
interscapula)
JARINGAN LEMAK
Sel lemak
Fibroblast
LEMAK COKLAT
LEMAK PUTIH
2. Jaringan Pigmen
Ditemukan pada :
- Stratum germinativum dan korium kulit
- Lapis choroidea dan iris mata
- Rambut dan bulu
JARINGAN PIGMEN
Bekas inti
Melanin
Sel pigmen
(Melanosit)
REFERENCES
•Bacha WJ, Bacha LM. 1990. Color Atlas of Veterinary Histology. 2nd.
Lippincott Williams & Wilkins. A Wolters Company. Tokyo.
•Bergman RA, Afif AK, Heidger PM. 1996. Histology. WB Saunders
Company. New York.
•Bloom W, Fawcett DW. 1969. A Textbook of Histology. WB
Saunders Company. New York.
• Dellman HD. 1992. Textbook of Veterinary Histology. Lea and
Febiger. Philadelphia.
• Dellman HD, Carithers JR. 1996. Cytology and Microscopic
Anatomy. Williams and Wilkins. Baltimore.
• Habel RE, Biberstein EL. 1957. Fundamentals of The Histology of
Domestic Animals. George Banta Company, Inc.
• Ross MH, Romrell LJ, Kaye GI. 1995. Histology, A Text and Atlas.
3rd ed. Williams and Wilkins. Baltimor.
•Telford IR, Bridgman CF. 1995. Introduction to Functional
Histology. 2nd ed. Harper Collins College Publishers. New York.