BIOLOGI SEL
(ABKC-2203)
“ NUKLEUS, NUKLEOLUS, SELAPUT INTI , PORI PADA INTI SEL,
MATRIKS DAN LAMINA NUCLEUS, NUKLEOPLASMA”
Disusun Oleh:
Arnopen Kristina (1910119220031)
Auliyau Ummiyah (1910119320002)
Heni Wahyu Anggraini (1910119120007)
I Made Mastra Suwena (1910119110009)
Khairun Amalia (1910119320015)
Rizkya Aisyatunnisa (1910119320022)
Kelompok VIII (Materi 7)
Dosen Pengasuh:
Drs. H. Muchyar, M.P.
Drs. Mulyadi, M.Si.
Maulana Khalid Riefani, S.Si, M.Sc., M.Pd.
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan makalah dengan tema “
Nukleus, Nukleolus, Selaput Inti, Pori pada Inti Sel, Matriks dan Lamina Nucleus,
dan Nukleoplasma ” ini dengan baik.
Tidak lupa saya menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen pembimbing
yang telah memberikan banyak ilmu yang bermanfaat sehingga makalah ini dapat
tersusun dengan baik. Rasa terima kasih juga saya ucapkan kepada rekan-rekan
mahasiswa yang telah berkontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung,
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Karya ini saya persembahkan untuk dosen yang membimbing kami, dan
untuk teman-teman semua. Saya menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun dari para pembaca sangat
dibutuhkan agar makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi.
Akhir kata, saya berharap agar makalah ini bisa memberikan banyak
manfaat bagi para pembaca. Semoga usaha yang sederhana ini dapat membawa
manfaat bagi kita semua dan menjadi amal jariyah saya di kemudian hari. Aamiin
Yaa Robbal Aalamiin.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A. Nukleus.......................................................................................................
B. Nukleolus.....................................................................................................
C. Selaput Inti...................................................................................................
F. Nukleuplasma...............................................................................................
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi dari Nukleus, Nukleolus, Selaput Inti, Pori pada inti sel, Matriks dan
lamina nukleus,Nukleuplasma ?
2. Bagaimana letak dan Susunan dari Nukleus, Nukleolus, Selaput Inti, Pori pada inti
sel, Matriks dan lamina nukleus,Nukleuplasma ?
3. Bagaimana Proses pembentukan Nukleus, Nukleolus, Selaput Inti, Pori pada inti sel,
Matriks dan lamina nukleus,Nukleuplasma ?
4. Apakah Fungsi dan manfaat Nukleus, Nukleolus, Selaput Inti, Pori pada inti sel,
Matriks dan lamina nukleus,Nukleuplasma ?
5.Bagaimana Mekanisme kerja Nukleus, Nukleolus, Selaput Inti, Pori pada inti sel,
Matriks dan lamina nukleus,Nukleuplasma ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Definisi dari Nukleus, Nukleolus, Selaput Inti, Pori pada inti sel, Matriks
dan lamina nukleus,Nukleuplasma ?
2. Mengetahui Letak dan Susunan dari Nukleus, Nukleolus, Selaput Inti, Pori pada inti
sel, Matriks dan lamina nukleus,Nukleuplasma ?
3. Mengetahui Proses pembentukan Nukleus, Nukleolus, Selaput Inti, Pori pada inti sel,
Matriks dan lamina nukleus,Nukleuplasma ?
4. Mengetahui Fungsi dan manfaat Nukleus, Nukleolus, Selaput Inti, Pori pada inti sel,
Matriks dan lamina nukleus,Nukleuplasma ?
5. Mengetahui Mekanisme kerja Nukleus, Nukleolus, Selaput Inti, Pori pada inti sel,
Matriks dan lamina nukleus,Nukleuplasma ?
BAB II
PEMBAHASAN
Nukleus
B. Nukleolus
1. Definisi Nukleolus
Nukleolus adalah struktur yang menonjol dalam inti, dan bila diamati di
bawah mikroskop elektron, tampak sebagai massa granula yang berwarna
gelap dan serat-serat yang bergabung dengan bagian kromatin. Ditemukan
lebih dari 200 tahun yang lalu dan terkenal karena perannya dalam biogenesis
ribosom nukleolus baru-baru ini terbukti memiliki segudang peran tambahan,
bertindak sebagai hub pusatdalam mengatur berbagai proses nuklir dan seluler
yang diperlukan untuk mempertahankan selulerhomeostasis. Beberapa di
antaranya termasuk organisasi nuklir, regulasi ekspresi gen
global,metabolisme energi, dan pensinyalan stres. Selain itu, kekurangan
dalam banyak proses initelah dikaitkan dengan penyakit manusia seperti
degenerasi saraf dan kanker dan alamiproses seperti penuaan.
Nukleolus merupakan struktur menonjol dalam nukleus yang tidak
membelah (Campbell, 2010). Nukleolus merupakan sebuah struktur terikat
tanpa membran yang terdiri dari protein dan asam nukleat dalam inti sel.
Lodish, dkk juga mengemukakan bahwa nukleolus adalah sub kompartemen
inti sejati yang tidak dikelilingi oleh membran (gambar 7). Mark (2010)
mengemukakan bahwa nukleolus merupakan subdominan nukleus yang
menyusun subunit ribosom dalam sel eukariotik.
2. Letak Nukleolus
Nukleolus dapat ditemukan dalam sel eukariotik, termasuk pada sel
tumbuhan dan hewan (Gambar 8). Kadang-kadang terdapat dua atau lebih
nukleolus dalam nukleus, hal ini tergantung pada jenis dan tahap dalam siklus
reproduksi sel (Lam, dkk, 2013).
2. Struktur
Seperti semua struktur intranuclear lainnya, nukleolus tidak tertutup
membran, tetapikombinasi kepadatannya yang unik dan struktur yang kuat
menjadikannya salah satuNukleolusstruktur subselular yang paling nyaman
untukmemurnikan.
Struktur nukleolus (anak inti) akan terlihat di bawah pengamatan
mikroskop elektron berukuran lebih besar daripada ukuran butir-butir
kromatin. Ultrastruktur nukleolus dapat divisualisasikan melalui mikroskop
elektron, sedangkan organisasi dan dinamika dapat dipelajari melalui
penandaan protein berpijar dan pemulihan neon
setelah photobleaching (FRAP). Kepadatan antara nukleolus dannukleoplasma
sekitarnya berbeda, itu mudahterlihat di sel hidup atau tetap yang
dilihatdengan kontras fase atau diferensialoptik gangguan kontras (DIC)(panel
kiri atas). (Trinkle-Mulcahy et al., 2003)
Kerusakan nukleolus dapat menjadi penyebab untuk beberapa penyakit
manusia. Diperlukan sampai sekitar 25% dari volume nuklir.Nukleolus
merupakan tempat berlangsungnya transkripsi gen yang dari proses tersebut
didapatkan molekul rRNA. rRNA (ribosomal RNA) adalah salah satu jenis
RNA yang merupakan materi penyusun ribosom. Kandungan RNA dalam
anak inti jika dibandingkan dengan bagian lain dari inti sel adalah tidak tetap,
yaitu diperkirakan 5%-20%.
Ukuran nukleolus berubah-ubah yang terjadi pada jumlah komponen
granular saat penyalinan gen ribosomal. Saat sedang mensintesis protein,
nukleolus mencapai 25% dari seluruh volume nukleus. Pada saat interfase,
nukleolus tampak jelas, pada saat menjelang mitosis, nukleolus mengecil dan
pecah menjadi serpihan-serpihan kecil, akhirnya pada saat metafase nukleolus
menghilang. Menghilangnya nukleolus ini seiring dengan terbentuknya
kromosom dan berhentinya sintesis RNA. Di akhir telofase, nukleolus mulai
tampak kembali sebagai butir-butir halus yang lama kelamaan akan melebur
membentuk sebuah atau lebih nukleolus.
Struktur internal nucleolustelah dipelajari secara rinci oleh
keduanyatransmisi dan pemindaian elektron mikroskopi. Misalnya, bidang
emisipemindaian mikroskop elektron (FESEM)analisis nukleolida HeLa
terisolasimemberikan tampilan resolusi tinggi (~ 1 nm)dari kontur 3D
nucleoluspermukaan dan antarmuka antaranukleolus dan nukleoplasma
(utamagambar pusat). Struktur internal PTnukleolus terungkap melalui
transmisimikroskop elektron (TEM) tipisbagian memotong nukleolus.
Berdasarkanmorfologi yang diungkapkan oleh TEM tersebutgambar, tiga
subkompartemen milikitelah diidentifikasi dalam interiornukleolus. Ini
termasuk pusat serat(FC), yang dikelilingi oleh padatkomponen pengisi
(DFC), danKompleks FC-DFC tertanam di dalamkomponen granular (GC).
Immuno-EM
Percobaan menunjukkan bahwa banyak nucleolusprotein terakumulasi
dalam satu atau duasubkompartemen ini, menyarankan merekamasing-masing
memiliki komposisi protein yang berbedadan fungsi (Schwarzacher
danMosgoeller, 2000).
Misalnya,Subunit RNA polimerase I RPA39 adalahsebagian besar
terlokalisasi di FC,sedangkan fibrillarin, protein yangterlibat dalam metilasi
ribosa 2′-O darirRNA, terakumulasi dalam DFC, dannucleolar phosphoprotein
B23 ditemukandalam GC. Belakangan ini, garis sel telah didirikan yang secara
bersamaan untuk menunjukkan ketiga protein ini yang ditandai dengan protein
fluoresen yang berbeda . Ini memungkinkan perakitan dan pembongkaran
masing-masing kompartemen subnucleolar menjadi di analisis dalam sel hidup
selama mitosis oleh mikroskop cahaya resolusi tinggi (Leunget al., 2004).
Data terbaru juga mengungkapkan bahwa beberapa faktor dalam nukleoli di
lokalisasikan di daerah sub nukleolar yang tidak tepat dalam berkorelasi
dengan tiga sub kompartemen terkenal(Politz et al., 2002), yang menunjukkan
bahwa nukleolus itu lebih kompleks daripada jumlah FC, DFC dan GC.
3. Fungsi Nukleolus
Campbell (2010) mengatakan bahwa jenis RNA ribosomal (rRNA)
disintesis atas petunjuk DNA di dalam nukleolus. Transkripsi molekul rRNA
di dalam nukleolus menjamin terbentuknya molekul ribosom yang ada di
dalam sitoplasma. Untuk kebutuhan tersebut, maka di dalam nukleolus
terdapat sejumlah potongan-potongan DNA (rDNA) yang ditranskripsi
menjadi rRNA secara berulang-ulang dan berjalan sangat cepat dengan
bantuan enzim RNA polimerase I. Potongan-potongan DNA tersebut
dinamakan nucleolar organizer. Kemudian, RNA diproses dan dirakit dengan
protein yang diimpor dari sitoplasma. Subunit ribosom yang dihasilkan
kemudian diekspor melalui pori-pori nukleus ke sitoplasma. Lodish dkk
(2008) juga mengatakan bahwa beberapa protein ribosom ditambahkan ke
RNA ribosom dalam nukleolus. Subunit ribosom yang sudah selesai melewati
pori nukleus ke dalam sitosol untuk proses sintesis protein.
Selaput inti juga disebut selubung Nuklear memiliki ciri berupa selaput
tipis yang elastic dan menyelubungi nukleus yang terdiri dari selaput rangka. Dua
lembar selaput rangkap tersebut hampir berhimpitan hanya dipisahkan oleh
ruangan sempit yang disebut polinuklear. Tidak mengandung mukopolisakarida
seperti pada membrane plasma, tetapi terdapat pori yang berupa celah atau
saluran-saluran halus.(R, Issoegianti, 1993)
Sumber: Swafford, 2015)
Adapun susunan dari selaput inti atau selubung nuclear terdiri dari 2
lapisan membrane (bilayer) yaitu lembaran yang terdapat di sebelah dalam disebut
selaput dalam (inner nuclear) atau bisa juga disebut selaput nukleoplasmik dan
lembaran luar di beri nama selaput luar (outer nuclear) atau selaput sitosilik.
Selubung nuclear tidak berupa lembaran-lembaran yang utuh melainkan
berlubang-lubang di beberapa tempat, sehingga apabila dibentangkan tampak
seperti penapis. Lubang-lubang ini disebut pori nuclear yang terbentuk akibat
menyatunya dwilapis lipida dari selaput dalam (inner nuclear) dan selaput luar
(outer nuclear). Lapisan luar (outer membrane ) langsung terhubung dengan
permukaan reticulum endoplasma kasar. Lapisan dalam (inner membrane) pada
selaput inti mengandung lapisan protein yang disebut nuclear lamina, yang
mengandung kromatin dan isi lainnya pada nukleus. Dua lapisan membrane ini
berukuran 30-50 nm. (Gruenbaum et al., 2005; Stewart et al., 2007).
Ket: Gambar mekanisme menghilang dan terbentuknya selubung nuclear pada
proses pembelahan mitosis dan meisosis.( Sumber: Diniari, 2018)
selaput inti atau selubung nuclear ini memiliki 2 lapisan membrane yaitu
selaput luar (outer nuclear) dan selaput dalam (inner nuclear), dimana selaput luar
selubung nuclear berhubungan langsung dengan reticulum endoplasma.
Sesungguhnya, selaput luar ini dapat dianggap sebagai daerah istimewa dari
reticulum endoplasma. Seperti halnya selaput reticulum endoplasma, permukaan
sitosilik selaput luar penuh ditempeli ribosom yang terlibat dalam sintesis protein.
Protein yang disentesis dalam ribosoma ini dicurahkan ke dalam ruang
perinuklear yang berhubungan dengan sisterna (lumen) reticulum endoplasma.
Dari permukaan sitosilik selaput luar, tampak terpencar filament-filamen yang
bermantra kurang lebih 10 nm. Filamen-filamen tersebut berikatan dengan protein
perifer permukaan sitosolik selaput luar. Ujung yang lain dari filament-filamen ini
sebagian menempel atau berikatan dengan selaput organela-organela, sebagian
lagi berikatan dengan selaput sel. (R, Issoegianti, 1993)
1. Definisi
Pori-pori nukleus adalah kompleks protein besar yang melintasi selubung inti,
yang merupakan membrane ganda yang mengelilingi inti sel eukariotik. Ada
sekitar rata-rata 2.000 kompleks porinukleus (NPC), dalam selubung inti sel
vertebrata, tetapi bervariasi tergantung pada jenis sel dan tahap dalam siklus
hidup. Protein yang membentuk kompleks pori inti dikenal sebagai nucleoporins.
Setiap NPC mengandung setidaknya 456 molekul protein individual dan terdiri
dari 30 protein yang berbeda (nucleoporins) (hisham, 2020)
2. Letak
Pori nukleus yang terletak pada membran luar inti sel berfungsi
menyediakan saluran untukkomunikasi langsung antara nukleoplasma dengan
sitoplasma (Jane, 2012)
3. Struktur
Namun pori ini tidak tersebar secara merata sehingga jumlah pori dapat
berkisar dari beberapa lusin sampai dengan ribuanda lam jenis sel yang secara
metabolik bersifat sangat aktif. Secara garis besar pori nukleus berbentuk silinder
dengan diameter luar 120-150 nm dan diameter dalam 9 nm. Pori nukleus
tersusun atas empat subunit yaitu, subunit kolom, subunit anular, subunit
lumenal,dan subunit ring. Sub unit merupakan subunit yang berfungsi untuk
membentuk dinding porinukleus. Sub unit anular berperan dalam pembentukan
spoke yang mengarah ke tengah dari pori.Subunit ketiga merupakan subunit
lumenal yang mengandung protein transmembran yang akanmenempelkan
kompleks pori nukleus pada membrane nukleus (Stanislaw & Joseph, 2017).
4. Fungsi
5. Mekanisme Kerja
1. Matriks Nuklear
2. Lamina nucleus
E. Nukleoplasma
1. Definisi Nukleoplasma
Nukleoplasma adalah isi inti sel. Ini adalah protoplasma di dalam
membran nukleus. Itu termasuk :
B. Proses Terbentuknya
C. Letak Nukleoplasma
Nukleoplasma terletak didalam nukleus dan sitoplasma menyerupai
beberapa aspek. Nukleoplasma terdiri dari inti, cairan sel, dan organel.
Nukleoplasma sebagian besar hadir dalam pinggiran membran sel dan
termasuk nukleus dan sitoplasma (Tedi Mulyadi, 2015).
D. Karakteristik Nukleoplasma
Nukleoplasma, juga disebut "jus nuklir" atau carioplasma, adalah
koloid protoplasma dengan sifat yang mirip dengan sitoplasma, relatif
padat dan kaya akan berbagai biomolekul, terutama protein..
Dalam zat ini adalah kromatin dan satu atau dua sel yang disebut
nukleolus. Ada juga struktur besar lainnya dalam cairan ini seperti tubuh
Cajal, tubuh PML, tubuh spiral atau bintik-bintik nuklir, antara lain.
Dalam tubuh Cajal terkonsentrasi struktur yang diperlukan untuk
pemrosesan pesan preRNA dan faktor transkripsi. itu bintik-bintik Sel-sel
nuklir tampaknya mirip dengan tubuh Cajal, mereka sangat dinamis dan
bergerak menuju daerah di mana transkripsi aktif. Tubuh PML tampaknya
menjadi penanda sel kanker, karena mereka meningkatkan jumlah mereka
secara luar biasa di dalam nukleus. Ada juga serangkaian tubuh nukleolus
dengan bentuk bulat yang berkisar antara 0,5 dan 2 μm dengan diameter,
terdiri dari gumpalan atau fibril yang, meskipun mereka telah dilaporkan
dalam sel sehat, frekuensinya jauh lebih tinggi dalam struktur patologis.
Struktur nuklir paling relevan yang tertanam dalam nukleoplasma
dijelaskan di bawah ini:
1. Nukleoli
Nukleolus adalah struktur bola yang luar biasa yang terletak di
dalam nukleus sel dan tidak dibatasi oleh jenis biomembran apa pun
yang memisahkan mereka dari sisa nukleoplasma.. Itu didasari di
daerah yang disebut NOR (daerah penyelenggara nukleolus
kromosom) tempat urutan pengkodean untuk ribosom berada. Gen-
gen ini ditemukan di daerah kromosom tertentu. Dalam kasus spesifik
manusia, mereka diatur dalam wilayah satelit kromosom 13, 14, 15,
21 dan 22. Sejumlah proses yang sangat diperlukan terjadi dalam
nukleolus, seperti transkripsi, pemrosesan, dan perakitan subunit yang
membentuk ribosom.. Di sisi lain, mengesampingkan fungsi
tradisionalnya, penelitian baru-baru ini menemukan bahwa nukleolus
berhubungan dengan protein penekan sel kanker, pengatur siklus sel
dan protein dari partikel virus..
2. Wilayah subnuklir
Molekul DNA tidak tersebar secara acak dalam nukleoplasma
seluler, ia diatur dalam cara yang sangat spesifik dan kompak dengan
seperangkat protein yang sangat terkonservasi sepanjang evolusi yang
disebut histones.. Proses organisasi DNA memungkinkan untuk
memasukkan hampir empat meter materi genetik ke dalam struktur
mikroskopis. Asosiasi bahan genetik dan protein ini disebut kromatin.
Ini diatur dalam wilayah atau domain yang didefinisikan dalam
nukleoplasma, yang dapat membedakan dua jenis: euchromatin dan
heterochromatin. Eucromatin kurang kompak dan mencakup gen yang
transkripsinya aktif, karena faktor transkripsi dan protein lain
memiliki akses berbeda dengan heterokromatin, yang sangat kompak.
Daerah heterokromatin terletak di pinggiran dan ekarromatin lebih ke
pusat nukleus, dan juga dekat dengan pori-pori nuklir. Dengan cara
yang sama, kromosom didistribusikan di zona spesifik dalam nukleus
yang disebut wilayah kromosom. Dengan kata lain, kromatin tidak
mengambang secara acak di nukleoplasma.
3. Matriks nuklir
Organisasi kompartemen nuklir yang berbeda tampaknya
ditentukan oleh matriks nuklir. Ini adalah struktur internal inti yang
terdiri dari lembaran yang digabungkan dengan kompleks pori nuklir,
residu nukleolus, dan seperangkat struktur berserat dan granular yang
didistribusikan ke seluruh nukleus yang menempati volume signifikan
yang sama.. Studi yang telah mencoba untuk mencirikan matriks telah
menyimpulkan bahwa terlalu beragam untuk mendefinisikan
konstitusi biokimia dan fungsionalnya.. Lembaran itu adalah sejenis
lapisan komposit protein yang membentang dari 10 hingga 20 nm dan
disandingkan dengan permukaan bagian dalam membran inti.
Konstitusi protein bervariasi tergantung pada kelompok taksonomi
yang diteliti. Protein yang membentuk lembaran mirip dengan filamen
menengah dan, selain pensinyalan nuklir, mereka memiliki daerah
globular dan silinder. Adapun matriks nuklir internal, mengandung
sejumlah besar protein dengan situs pengikatan untuk RNA messenger
dan jenis RNA lainnya. Replikasi DNA, transkripsi non-nucleolar, dan
proses preRNA messenger pasca transkripsi terjadi dalam matriks
internal ini.
4. Nukleoskeleton
Di dalam nukleus ada struktur yang sebanding dengan
sitoskeleton dalam sel yang disebut nukleoskeleton, terdiri dari protein
seperti aktin, α-spektrin, miosin dan protein raksasa yang disebut titin.
Namun, keberadaan struktur ini masih diperdebatkan oleh para
peneliti.
E. Struktur
Nukleoplasma adalah zat agar-agar di mana Anda dapat membedakan
berbagai struktur nuklir, yang disebutkan di atas. Salah satu komponen
utama nukleoplasma adalah ribonukleoprotein, terdiri dari protein dan
RNA yang dibentuk oleh daerah yang kaya akan asam amino aromatik
dengan afinitas untuk RNA. Ribonukleoprotein yang ditemukan dalam
nukleus secara khusus disebut ribonukleoprotein nuklir kecil.
1. Komposisi biokimia
Komposisi kimia dari nukleoplasma kompleks, termasuk
biomolekul kompleks seperti protein dan enzim nuklir dan juga
senyawa anorganik seperti garam dan mineral seperti kalium, natrium,
kalsium, magnesium, dan fosfor. Beberapa ion ini adalah kofaktor
yang sangat diperlukan dari enzim yang mereplikasi DNA. Ini juga
mengandung ATP (adenosin trifosfat) dan asetil koenzim A. Dalam
nukleoplasma tertanam serangkaian enzim yang diperlukan untuk
sintesis asam nukleat, seperti DNA dan RNA. Di antara yang paling
penting adalah DNA polimerase, RNA polimerase, NAD sintetase,
piruvat kinase, antara lain. Salah satu protein paling melimpah di
nukleoplasma adalah nukleoplasti, yang merupakan protein asam dan
pentamerik yang memiliki domain tidak sama di kepala dan ekor.
Karakteristik asamnya berhasil melindungi muatan positif yang ada
dalam histones dan mengelola untuk berasosiasi dengan nukleosom.
Nukleosom adalah struktur yang mirip dengan manik-manik dalam
kalung, yang dibentuk oleh interaksi DNA dengan histones. Molekul
kecil dari sifat lipid juga telah terdeteksi mengambang dalam matriks
semiacu ini (T. Pederson, 2000)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Nukleus adalah struktur intraseluler pertama yang ditemukan dan pada
awalnya dijelaskan oleh Franz Bauer pada 1802 dan kemudian
dipopulerkan oleh Robert Brown. Nukleus dikatakan organel seluler
yang paling kompleks karena organel ini menampung sebagian besar
dari materi genetik organisme dan merupakan bagian utama semua
proses pengaturan genom
2. Nukleolus ( anak inti sel ) adalah struktur yang menonjol dalam inti,
dan bila diamati di bawah mikroskop elektron, tampak sebagai massa
granula yang berwarna gelap dan serat-serat yang bergabung dengan
bagian kromatin.
3. Selaput inti ( Membran Inti) merupakan bagian terluar dari inti sel
(nukleus) yang membatasi antara nukleus dengan sitoplasma. Letak
selaput inti berada diantara sitoplasma dan nukleus.
4. Pori-pori nukleus adalah kompleks protein besar yang melintasi
selubung inti, yang merupakan membrane ganda yang mengelilingi inti
sel eukariotik.
5. Matriks nukleus ini adalah jaringan serat protein asam halus yang
berfungsi sebagai perancah untuk kromatin. Di pinggiran, di bawah
selubung nukleus, matrik inti membentuk lapisan berserat padat yang
disebut lamina inti di mana ujung terminal serat kromatin atau
telomere tertanam.
6. lamina nukleus adalah Selaput nukleus luar berhubungan langsung
dengan retikulum endoplasma. Permukaan selaput nucleus bagian luar
ini di tempeli oleh ribosom dengan diameter 15 nm yang terlibat dalam
sintesisi protein. Selaput nukleus bagian dalam dilapisi oleh anyaman
setebal 10 sampai 20 nm.
7. Nukleoplasma adalah isi inti sel. Ini adalah protoplasma di dalam
membran nukleus.
B. Saran
a. Mahasiswa
Berdasarkan hasil penulisan ini, hendaknya para mahasiswa menelaah dan
mendalami materi mengenai sel terutama pada materi yang berkaitan
dengan materi kami yaitu nukleus dan bagian-bagian di dalamnya. Agar
mahasiswa memiliki wawasan yang luas dan pengetahuan mendalam
mengenai materi yang berhubungan dengan Biologi Sel.
b. Dosen
Pederson. T. 2000. Setengah abad dari “The Nuclear Matrix”. Biologi Molekuler
Sel.Di akses melalui https://id.thpanorama.com/articles/anatoma-y-
fisiologa/nucleoplasma-caractersticas-estructura-y-funciones.html pada
tanggal 25 Maret 2020.
R, Issoegianti, 1993. Buku Ajar Biologi Sel. Universitas Gadjah Mada.
Yogjakarta.
Saefudin.1963. Biologi Sel. Di akses melalui
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/19630701
1988031-SAEFUDIN/Biologi_sel_PLPG.pdf. Pada tanggal 25 Maret
2020.
Swafford. 2015. Nuclear Membrane: Definition & Functions.
Diakses melalui https://study.com. Pada tanggal 23 Maret 2020
Sri Fitria. 2019. Pengertian Nukleoplasma dan Fungsinya. Di akses melalui
http://www.sridianti.com/pengertian-nukleoplasma.html pada tanggal
25 Maret 2020.
Strahl dan Allis. 2000. Transcription and Chromatin. Nature 403, 41-45
Stubbs, M. & Suleyman, N. (2013). Cell biology and genetics. Elsevier.
Verdun, Daniele Hernandez., Roussel, Pascal., Thiry, Marc., Sirri, Valentina., and
Lafontaine, Denis L.J. 2010. The Nukleolus: Structure/Function
Relationship in RNA Metabolism.
Yun Wah Lam, Laura Trinle Mulcahy, and Angus L. Lamond. 2005. The
Nucleolus.Jurnal of Cell Science, 118, 1335-1337. The Company of
Bilogists.