Anda di halaman 1dari 24

STRUKTUR & KOMPONEN PENYUSUN RETIKULUM

ENDOPLASMA (RE)

Dosen Pengampu : NIRWANA FAZRI HARAHAP, M.Si

Tugas Ini Di Susun Sebagai Tugas Wajib Dalam Mengikuti Perkuliahan Biologi Sel

Oleh,

KELOMPOK 1
ALDI SUHENDRA (0310191009)
MAYSARAH TANJUNG (0310193117)
NURHASANAH MARBUN (0310193136)
NURUL MUSLIMAH RITONGA (0310193123)
SUCI NOVANY (0310193128)

Tadris Biologi 4 Semester V

PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS ILMU TARBIYAH & KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

yukur Alhamdulilah kita panjtakan kehadirat Allah Swt., yang mana kita telah diberikan

S limpahan rahmat dan nikmat-NYA, terutama nikmat iman dan islam pada diri kita
sendiri dan bersyukur masih diberi kekuatan dan ketabahan dalam meghadapi Musibah
Pandemi Covid-19 yang sedang melanda Negri tercinta kita, Indonesia serta sholawat dan
salam kami sampaikan kepada Habibullah Rasulullah Muhammad Saw., serta kepada istri,
anak, cucu dan sahabat-sahabat beliau. Semoga kita medapatkan syafaat-Nya di Yauml
mahsyar nanti. Aamiin ya Robbal alamiin.
Biologi Sel adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap
mahasiswa/i Jurusan Tadris Biologi Semester V di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
(UIN-SU) dengan dosen Pengampu : Nirwana Fazri Harahap, M.Si. Mata kuliah Ini menjadi
mata kuliah wajib yang harus dipelajari oleh setiap calon sarjana Tadris Biologi agar menjadi
pendidik yang profesional, unggul & mandiri serta mampu mengetahui kompetensi seputar
‘Sel & Komponennya’.
Dalam materi ini, penulis akan membahas mengenai Struktur & Komponen Penyusun
Retikulum Endoplasma, dimana retikulum endoplasma merupakan salah satu organel sel serta
ayat Al-Qur’an & Hadis yang berkaitan mengenai materi ini.
Penulis selaku pemakalah berharap pembaca dapat memahami materi ini dengan sebaik-
baiknya dan dapat bermanfaat serta penulis berharap pembaca dapat memberikan saran dan
masukan serta kritik yang membangun dengan tujuan sebagai revisi bagi penulis supaya bisa
lebih baik kedepannya. Sekian dan Terima kasih serta Semoga bermanfaat dan Sehat Selalu,
Semoga Pandemi ini cepat berlalu.

Batubara, 01 November 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 2
BAB II
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
2.1 Sel ................................................................................................................................ 3
2.2 Retikulum Endoplasma (RE) ................................................................................... 7
2.3 Struktur Retikulum Endoplasma (RE) ................................................................... 9
2.4 Komponen Kimiawi Retikulum Endoplasma ....................................................... 14
2.5 Enzim-enzim Retikulum Endoplasma ................................................................... 15
2.6 Fungsi Retikulum Endoplasma (RE) .................................................................... 15
2.7 Integrasi Al-Qur’an tentang Sel ............................................................................ 16
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 19
3.2 Saran......................................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Biologi adalah ilmu tentang hidup dan kehidupan organisme dari masa lampau sampai
masa yang akan datang baik dalam hal struktur, fungsi, taksonomi, pertumbuhan, dan
perkembangannya.
Semua makhluk hidup atau organisme tersusun atas sel atau beberapa sel. Sel (sitologi)
berasal dari bahasa Yunani yaitu “ kytos” (wadah). Sitologi merupakan cabang ilmu biologi
yang mempelajari tentang seluk beluk sel. Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil
pada suatu makhluk hidup. Sel memiliki semua perangkat dan kemampuan yang diperlukan
untuk menjalankan proses hidup seperti bergerak, memperbanyak diri atau bereproduksi,
beradaptasi atau merespon terhadap perubahan lingkungan. Proses hidup tersebutlah yang
menunjang berlangsungnya kehidupan pada makhluk hidup yang disusun oleh sel tersebut,
salah satunya adalah organel-organel sel seperti ‘Retikulum Endoplasma’.
Retikulum Endoplasma (RE) adalah salah satu organel yang dapat ditemukan pada sel
eukariotik. Retikulum endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas system membran.
Disektiar reticulum endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut cytosol1. Fungsi utama
retikulum endoplasma bervariasi, tergantung pada jenisnya. Pada bagian bagian retikulum
endoplasma tertentu terdapat ribuan ribosom. Ribosom merupakan tempat dimana proses
pembentukan protein atau sintesis protein terjadi di dalam sel. Bagian ini juga di sebut
rekikulum endoplasma kasar, kegunaan dari retikulum endoplasma kasar adalah untuk
mengisolir dan membawa protein tersebut ke bagian bagian sel lainnya. Kebanyakan protein
tersebut tidak di perlukan sel dalam jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel.
Contoh protein tersebut adalah enzim dan hormon.
Sedangkan bagian-bagian Retikulum Endoplasma yang tidak diselimuti oleh ribosom
disebut Retikulum Endoplasma Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum. Fungsinya adalah
untuk membentuk lemak dan steroid.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan membahas mengenai ‘Retikulum
Endoplasma’ yang meliputi struktur & komponen penyusunnya.

1
Albert,B.,et all, 1994. Biokimia Sel. Jakarta: Erlangga

1
1.2. Rumusan Masalah
Adapun dari kutipan diatas dan tinjauan kepustakaan yang akan dibahas maka dapat kita
ketahui bahwa pokok permasalahan & rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut ini :
1. Apa yang dimaksud dengan Organel Retikulum Endoplasma ?
2. Bagaimana peranan Retikulum Endoplasma dalam menunjang aktivitas sel ?
3. Apa perbedaan Retikulum Endoplasma Kasar dan Halus ?
4. Bagaimana Struktur & komponen penyusun dari organel Retikulum Endoplasma
serta komposisi kimianya ?
5. Apa saja Enzim-enzim yang terdapat dalam Retikulum Endoplasma ?
6. Bagaimana kaitan sel dalam Integrasi Al-Qur’an ?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui bahwa tujuan
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut ini :
1. Mengetahui Definisi dari Organel Retikulum Endoplasma sebagai salah satu organel
yang menunjang aktivitas sel
2. Mengetahui peranan penting Retikulum endoplasma dalam Sel Eukariotik
3. Mampu membedakan Retikulum Endoplasma Kasar dengan Retikulum Endoplasma
Halus sebagai bagian dari Organel Sel
4. Mampu memahami struktur & komponen serta komposisi kimiawi dari Retikulum
Endoplasma
5. Mengetahui Berbagai macam enzim yang terdapat pada Organel Retikulum
Endoplasma
6. Mengetahui Kaitan Sel dengan Intgerasi Al-Qur’an selaku penerapan dari
pembelajaran ‘Wahdatul Ulum’.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sel
a. Pendahuluan
ebelum kita membahas lebih jauh mengenai retikulum endoplasma, ada baiknya kita

S memahami terlebih dahulu mengenai sel, sejarah penemuan sel serta bagian-bagian
lainnya dari sel. Hal ini diperlukan karena selain retikulum endoplasma berada di sel dan
sel merupakan struktur terkecil dari individu atau organisme yang memiliki bagian-bagian yang
kemudian akan bekerja bersama-sama mendukung aktivitas sel.
Sel sangat mendasar bagi ilmu biologi sebagaimana atom bagi ilmu kimia: seluruh
organisme terdiri dari sel. Dalam hirarki organisasi biologis, sel ini merupakan kumpulan
materi paling sederhana yang dapat hidup. Selain itu, terdapat beragam bentuk kehidupan yang
berwujud sebagai organisme bersel tunggal. Organisme yang lebih kompleks termasuk
tumbuhan dan hewan, bersifat multiseluler; tubuhnya merupakan kerjasama berbagai jenis sel
terspesialisasi yag tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri. Namun
demikian, ketika sel ini disusun menjadi tingkat kehidupan yang lebih tinggi, seperti jaringan
dan organ, sel dapat dipisahkan sebagi unit dasar dari struktur dan fungsi organisme. Sebagai
contoh adalah ketika kita membaca. Kontarksi sel otot menggerakkan mata kita ketika kita
membaca; ketika kita memutuskan untuk membalik ke halaman sebelumnya, sel saraf akan
mengantarkan keputusan itu dari otak ke sel otot tangan kita. Apapun yang dilakukan oleh
organisme, terjadi pada tingkat mendasar pada tingkat seluler. Sel yang berukuran sangat kecil
tentu tidak bisa dilihat dengan mata telanjang, diperlukan alat yang dapat menampilkan sel
dengan ukuran yang lebih besar. Evolusi sains seringkali berada sejajar dengan penemuan
peralatan yang memperluas indera manusia untuk bisa memasuki batas-batas baru. Penemuan
dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan
penyempurnaan mikroskop pada abad ke-17.
Sejak ditemukan mikroskop oleh Anthony van Leewenhoek penelitian tentang sel
berkembang dengan sangat pesat. Mikroskop yang pertama kali digunakan oleh para saintis
Renaisans, dan juga yang sering kita gunakan dalam praktikum adalah mikroskop cahaya (light
microscope). Cahaya tampak dilewatkan melalui spesimen dan kemudian menembus lensa
kaca. Lensa ini merefraksi (membelokan) cahaya sedemikian rupa sehingga bayangan
spesimen diperbesar sewaktu bayangan itu diproyeksikan ke mata kita. Mikroskop seperti

3
halnya mata kita memiliki daya urai yang terbatas, mikroskop cahaya tidak dapat menguraikan
yang lebih halus dari kira-kira 0.2 mikrometer, ukuran kecil bakteri. Penguraian (resolusi) ini
dibatasi oleh panjang gelombang-cahaya-tampak yang digunakan untuk menerangi
spesimennya. Meskipun begitu, mikroskop cahaya dapat memperbesar secara efektif hingga
kira-kira seribu kali ukuran sebenarnya; pembesaran yang lebih akan meningkatkan kekaburan.
Karena keterbatasan inilah maka muncul mikroskop elektron pada tahun 1950 seiring
dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Mikroskop elektron
(electron microscope) modern secra teoritis dapat mencapai resolusi (penguraian) kira-kira 0.1
nanometer, meskipun pada prakteknya batas untuk struktur biologis umumnya hanya kira-kira
2 nanometer . mikroskop elektron terdiri dari mikroskop elektron transmisi (transmission
electron microscope, TEM) dan mikroskop elektron payar (scanning electron microscope,
SEM). Ahli biologi menggunakan TEM terutama untuk mengkaji ultrastruktur internal sel dan
SEM untuk melihat permukaan spesimen secara rinci.
b. Pandangan Menyeluruh Tentang Sel
1) Karakteristik Sel
Sel memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan struktur-struktur
lainnya, adapun karakteristik sel antara lain:
• Sel sangat kompleks dan terorganisir
• Sel mempunyai program genetik
• Sel membentuk dan menggunakan energi
• Sel mampu menghasilkan berbagai macam reaksi kimia
• Sel mampu menghasilkan aktivitas mekanik
• Sel mampu merespon stimuli
• Sel mampu mengatur diri
• Sel mampu membelah diri
2) Perkembangan Teori Sel
Dalam sejarah kita mempelajari ilmu biologi, kita hanya mengenal ilmuwan yang berasal
dari barat saja. Padahal jika kita pelajari dan kita telusuri sejarah sejarah penemuan penting
dalam biologi, kita akan mengetahui dan terkejut bahwasanya ternyata Ilmuwan muslimlah
yang banyak berperan dalam perkembangan ilmu biologi dan ilmu-ilmu pengetahuan Modern

4
lainnya. Karena dari cikal bakal pemikiran-pemikiran Ilmuwan-ilmuwan muslim inilah yang
kemudian di kembangkan oleh ilmuwan-ilmuwan barat2.
 Ad-Damiri bernama lengkap Muhammad bin Musa Isa Kamal ad-Din ad-Damiri
(1341 M – 1405 M) : dikenal sebagai dokter hewan/ahli zoologi. Karyanya yang
berjudul ensiklopedi “ Hayat al-hayawan al-Kubra “. dalam karyanya ini, ad-damiri
menjelaskan tentang susunan taksonomi biologi. Ia juga mencantumkan ciri-ciri
hewan dengan menyusunnya dalam urutan abjad dan sekaligus membahas nilai tiap
bagian tubuhnya bagi kesehatan dan pengobatan.
 Al- Jahiz bernama lengkap Abu Uthman Amir bin Bahr (Ibnu Mahbub) Al-Fuqayun
Al-Basri : Dalam kapasitasnya sebagai pakar biologi. Al-Jahiz berhasil menciptakan
teori-teori embrionik sehingga ia dinilai sebagai salah seorang pencetus konsep
evolusi organik sebelum Charles Darwin mencetuskan teori Evolusinya.
 Robert hooke (1635-1705): menemukan ‘kamar-kamar’ kecil yang disebut cella pada
sel-sel irisan gabus
 Schleiden (1840-1891) dan Schwan (1810-1882): mahluk hidup terdiri dari sel-sel.
Sel merupakan unit struktural dari mahluk hidup
 Felix Durjadin (1835): nukleus merupakan bagian yang penting dari sel
 Johannes Purkinje (1787-1869): cairan sel adalah protoplasma
 Max Schultze (1825-1874): protoplasma merupakan dasar fisik kehidupan dan sel
merupakan unit fungsional dari kehidupan
 Rudolf Virchow (1858): “omne cellula ex cellulae”, sel berasal dari sel sebelumnya
Dan masih banyak lagi ilmuwan yang berkontribusi dalam mempelajari sel salah satunya
seperti Antony van leewenhoek, De lamarck, Gregor Johan Mendel, dan lainnya.
c. Sel Prokariotik & Sel Eukariotik
Sel prokariotik merupakan bentuk
kehidupan yang terkecil dan memiliki
metabolisme paling bervariasi. Kata prokariotik
sendiri berarti “sebelum nukleus” yaitu suatu
organisme bersel satu tanpa adanya nukleus. Hal
ini berarti bahwa sel prokariotik ini terlebih dahulu
ada dibandingkan sel eukariotik. Sel prokariotik

Gambar 01. Sel Prokariotik

2
Rahmadina. 2020. Modul Ajar Biologi Sel & Peranannya dalam Kehidupan. Fakultas Sains & Teknologi : UIN
Sumatera Utara Medan.

5
memiliki tiga komponen dasar, diantaranya ialah: plasmalemma, ribosom, dan nukleoid.
Beberapa sel prokariotik tidak memiliki kapsul yang menyelubungi dinding sel, kecuali
prokariot yang dapat berfotosintesis. Sel prokariot juga dapat mengabsorbsi bahan organik
untuk pertumbuhannya.
Sel eukariot adalah sel yang memiliki inti atau nukleus (karion) yang dikelilingi oleh
membran. Sehingga sel eukariotik memiliki dua membran yaitu membran sitoplasma dan
membran inti (membran nukleus). Sel eukariotik ini memulai kehidupannya dengan sebuah
nukleus yang dikelilingi oleh berbagai macam organel yang memiliki struktur dan fungsi
tertentu dan terbungkus dalam sebuah membran sehingga bentuknya kokoh dan tersusun
dengan teratur .Sel eukariotik ini merupakan salah satu hasil evolusi secara fisik dan biologis
yang terjadi berjuta tahun yang lalu, dimana sel ini terbentuk dari sekelompok organisme
anaerobic dan organisme aerobic yang berhubungan secara simbiosis sehingga sel ini dapat
hidup bersama dan saling ketergantungan satu dengan yang lainnya sehingga terbentuklah sel
eukariotik.3

Gambar 02. Sel Hewan Gambar 03 Sel Tumbuhan

Perbedaan Sel prokariotik & Eukariotik

Prokariotik Eukariotik
 Ukurannya relatif besar(diameter 10-100
 Ukuran relatif kecil (0,5-1pm)
pm)
 Bagian dalam sangat kompleks dengan
 Tidak memiliki membran Nukleus atau
organel-organel yg dibatasi membran
(inti)
maupun yg tidak dibatasi membran
 DNAnya kontak dengan sitoplasmanya
 Memiliki inti sejati yg dibatasi membran
secara tidak langsung

3
Campbell, Reece dan Urry.dkk. Biologi ed.8. jilid 1. (Jakarta: Penerbit Erlangga2010) hlm : 8

6
 Dalam sitoplasmanya mengandung  Sel yang mempunyai membran
ribosom inti/berinti sejati
 Sel dibungkus oleh plasma membran,
 Mengandung organel
dinding luar sel yang kompleks, pili,
 Berukuran 1,000-10,000 kali lebih dari
 Kadang-kadang berflagela
sel prokariotik
 Tidak mempunyai membran inti  Contoh:hewan, tumbuhan dan jamur
 Contoh : sel bakteri/ Archae bakteria  Sel eukariotik dibatasi oleh plasma
dan eubakteria, alga biru hijau membran saja, sering juga dengan flagela
 Tidak memiliki dinding sel
 Sel eukariot tanaman dibatasi plasma
membran dan dinding sel yang kaku

2.2 Retikulum Endoplasma (RE)


a. Sejarah Awal dari Retikulum Endoplasma (RE)
Sitoplasma sel hewan dan tumbuh-tumbuhan ditembusi oleh sistem membran yang
kompleks dan membentuk satu kesatuan fungisional yang erat. Organel ini dikemukakan untuk
pertama kalinya oleh Porter dkk, pada tahun 1945. Organel tersebut merupakan bangunan yang
berbentuk ruangan-ruangan yang berdinding membran dan salimg berhubungan yang
berbentuk anyaman. Masing-masing ruangan mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-
beda sehingga dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu :
1. Sisterna, berbentuk ruangan gepeng , yang kadang-kadang tersusun berlapis-lapis
dan saling berhubungan.
2. Tubular, berbentuk sebagai pipa-pipa kecil yang saling berhubungan.
3. Vesikuler, berbentuk sebagai gelembung-gelembung yang berlapis.
Dan kata Retikulum berasal dari kata ‘Reticular’ yang berati anyaman benang atau jala.
Karena letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma) dan karena strukturnya
sebagian anyaman dan untuk sebagian besar terdapat dalam endoplasma. Dengan
ditemukannya Retikulum Endolplasma ini sebuah sel tidak lagi dapat di anggap sebagai
kantong yang berisi enzim, RNA, DNA, dan larutan-larutan bahan yang dibatasi oleh membran
luar seperti pada bakteri yang primitif. Banyak rongga-rongga yang dibatasi oleh membran
yang bertanggung jawab atas fungsisel yang vital, di antaranya pemisahan dan himpunan
sistem enzim. Dan maka dari itu disebut disebut sebagai Retikulum Endoplasma (disingkat
RE). Retikulum Endoplasma (RE) adalah organel yang dapat ditemukan pada semua sel
eukariotik baik sel hewan atau pun sel tumbuhan.

7
RE dibedakan berdasarkan ada tidaknya ribosom pada membrannya, menjadi RE kasar
dan RE halus. RE kasar, yaitu jika membran RE yang berhadapan dengan sitoplasma ditempeli
ribosom, sehingga tampak berbintil-bintil. RE halus, yaitu RE yang tidak ditempeli ribosom.
Karena ribosom merupakan tempat sintesis protein, pada RE kasar merupakan penampung
protein yang dihasilkan. Protein yang dihasilkan masuk ke lumen (terowongan) RE.
b. Definisi & Peran dari Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma (RE) ialah serangkaian saluran yang membentuk jaringan yang
saling sambung – menyambung dan terbentang dari membran sel hingga ke membran nukleus.
RE ini merupakan membran yang bersifat lipoprotein dan terdapat di dalam sitoplasma antara
membran inti dengan membran sitoplasma. Secara umum fungsi Retikulum Endoplasma yaitu
menjadi tempat penyimpan Calcium, bila sel berkontraksi maka calcium akan dikeluarkan dari
RE dan menuju ke sitosol, sebagai tempat memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom
untuk disalurkan ke kompleks golgi dan akhirnya dikeluarkan dari sel, sebagai tempat
mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati (RE kasar), sebagai tempat menetralkan
racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel – sel hati (RE kasar dan RE halus),
dan sebagai alat transportasi molekul – molekul dari bagian sel yang satu ke bagian sel yang
lain (RE kasar dan RE halus).

Gambar 04. Struktur Retikulum Endoplasma

8
2.3 Struktur Retikulum Endoplasma (RE)4
Retikulum Endoplasma (RE, atau endoplasmic reticula) adalah organel yang dapat
ditemukan pada semua sel eukariotik. Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang
terdiri atas sistem membran. Retikulum endoplasma jika diamati tampak berupa lembaran yang
terlipat-lipat, mengelilingi suatu ruangan yang disebut lumen atau sisterna yang berbentuk
labirin. Apabila diamati lebih teliti retikulum endoplsma terdiri dari tubulus-tubulus, vesikel
dan kantong-kantong pipih yang menempati ruang sitoplasma. Di sekitar Retikulum
Endoplasma adalah bagian sitoplasma yang disebut sitosol.
Retikulum Endoplasma sendiri terdiri atas ruangan-ruangan kosong yang ditutupi dengan
membran dengan ketebalan 4 nm (nanometer, 10-9 meter). Membran ini berhubungan langsung
dengan selimut nukleus atau nuclear envelope. Retikulum endoplasma memiliki struktur yang
menyerupai kantung berlapis-lapis. Kantung ini disebut cisternae.
Selaput retikulum endoplasma memiliki dua permukaan yaitu permukaan hialoplasmik
dan permukaan luminal. Permukaan hialoplasmik yaitu permukaaan yang mengarah ke sitosol
(hialoplasma). Permukaan luminal yaitu permukaan yang mengarah ke lumen atau sisterna.
Menempel di permukaan hialoplasmik kadang kala terdapat butir-butir yang menyebabkan
permukaan tampak berbutir- butir.
Retikulum Endoplasma (RE) merupakan labirin membran yang demikian banyak
sehingga retikulum endoplasma meliputi separuh lebih dari total membran dalam sel-sel
eukariotik. Dalam sel organel ini terdapat dua bentuk yaitu retikulum endoplasma kasar dan
retikulum endoplasma halus. RE yang ditempeli ribosom tampak berbintik-bintik sehingga
tampak kasar yang disebut RE kasar.

Gambar 05. Struktur Retikulum Endoplasma


Kasar & Halus

4
Rahmadina., & Husnarika Febriani. 2017. Biologi Sel (Unit Terkecil Penyusun Tubuh Makhluk Hidup).
Surabaya : CV. Selembar Papyrus. hlm 53 - 60

9
a. Retikulum Endoplasma Kasar (Rough Endoplasmic Reticulum)
RE yang pada permukaanya terdapat bintik – bintik yang merupakan ribosom, bagian ini
disebut dengan Retikulum Endoplasma Kasar atau Rough Endoplasmic Reticulum (RER).
Adapun fungsi dari Retikulum Endoplasma Kasar ini adalah untuk mengisolir dan membawa
protein tersebut ke bagian sel lainnya atau dikenal sebagai tempat sintesis protein. Selain itu
fungsinya juga sebagai tempat modifikasi protein seperti sulfatisasi, pelipatan, dan glikosilasi
dalam RE kasar. Sehingga protein – protein tersebut menjadi bahan untuk pembentukkan sel
integral dan lemak pada membran. Kebanyakan protein tersebut tidak diperlukan sel dalam
jumlah banyak dan biasanya akan dikeluarkan dari sel. Contoh protein tersebut adalah enzim
dan hormon.
RE kasar banyak terkandung dalam sel – sel glandular yang mensekresi protein. Ribosom
yang menempel pada RE kasar ini merupakan molekul yang berukuran 20 – 25 nm, terdiri dari
2 sub unit protein; yaitu sub unit besar dan sub unit kecil, serta rRNA. Sub unit protein besar
berikatan langsung dengan membran RE kasar. Selain menempel pada RE kasar, ribosom juga
terdapat bebas pada matriks sitoplasma. Kedua bentuk ribosom (terikat pada retikulum dan
bebas pada sitoplasma) memiliki fungsi yang sama, yaitu mensintesis protein. Untuk
menjalankan fungsi tersebut, ribosom harus terikat dengan mRNA yang berisi informasi
tentang urutan asam amino yang akan disintesis membentuk polipeptida. Satu kelompok
ribosom yang terdiri dari lebih dari 10 ribosom dapat terikat pada satu untai mRNA untuk
melakukan sintesis protein. Kelompok ribosom ini dinamakan polyribosome atau polysome.
RE Kasar mempunyai daerah yang sebahagian besar tidak mengandung ribosom. Daerah
itu disebut daerah peralihan, karena di daerah tersebut dibentuk vesikula – vesikula transport
atau vesikula transisi atau RE Transisi. Vesikula – vesikula tersebut memiliki kandungan
protein atau lipida yang diangkut secara intraseluler. RE Transisi atau vesikula transport
berfungsi sebagai pengangkut makromolekul (protein) dari Retikulum Endoplasma. Dalam
vesikula transport terdapat protein yang larut dan berasal dari lumen retikulum endoplasma
(protein sekretori) atau protein yang terikat pada membran vesikula (protein membran).
Vesikula tersebut dapat bergabung dengan membran sasaran dan melepaskan isinya. Membran
vesikula merupakan bagian dari membran sasaran. Pada sel – sel yang aktif mensintesis
hormon steroid, RE Halus memiliki enzim – enzim untuk mensintesis kolesterol, dan
merupakan prazat untuk sintesis hormon steroid. Sintesis lipida berlangsung di dalam RE
Halus. Semua lipida yang dibuat di dalam sel disintesis pada membran retikulum endoplasma
kecuali fosfatildilgliserat dan kardiolipin.

10
Banyak jenis sel yang mensekresikan protein yang dihasilkan oleh ribosom yang melekat
pada RE Kasar. Proses protein sekresi ini misalnya terdapat pada sel pankreas yang mensintesis
protein insulin di RE dan menyekresikan hormon insulin ini ke dalam aliran darah. Proses ini
terjadi ketika rantai polipeptida tumbuh dari ribosom terikat, rantai tersebut dibebaskan ke
dalam lumen RE melalui suatu pori yang dibentuk oleh kompleks protein dalam membran RE.
Ketika memasuki lumen RE, protein baru melipat diri menjadi bentuk aslinya. Sebagian besar
glikoprotein (glycoprotein) atau protein sekresi saling berikatan secara kovalen dengan
karbohidrat. Karbohidrat ini dilekatkan ke protein dalam RE oleh molekul terspesialisasi yang
ada dalam membran RE. Setelah protein sekresi terbentuk, membran RE menjaga protein
tersebut agar terpisah dari protein yang dihasilkan oleh ribosom bebas dan akan tetap terjaga
dalam sitosol. Protein sekresi meninggalkan RE dalam kondisi terbungkus membran vesikel
yang bertunasyang disebut RE transisional. Vesikel yang bergerak dari satu bagian sel ke
bagian sel lainnya disebut vesikel transpor (transport vesicle)
Selain membuat protein sekresi, RE Kasar dikenal juga sebagai pabrik membran sel atau
dikenal dengan pabrik sintesis protein dengan bantuan ribosom. Proses sintesis protein oleh
ribosom ini dimulai sejak mRNA menempel pada sub unit protein, selanjutnya terjadi
penambahan asam amino oleh tRNA yang sesuai dengan kode pada mRNA. Proses
penambahan asam amino akan membentuk rantai asam amino, dan akan berakhir pada kode
tertentu dlm mRNA. Rantai asam amino yang juga disebut polipeptida, akan dilepaskan dari
ribosom dan masuk ke RE kasar untuk disalurkan ke organel lain, misalnya kompleks Golgi.
RE kasar tumbuh melalui penambahan protein membran dan fosfolipid ke dalam
membrannya sendiri. Ketika polipeptida yang ditakdirkan menjadi protein membran telah
tumbuh dari ribosom, polipeptida tersebut disisipkan ke dalam membran RE sendiri dan
ditambatkan di tempat itu oleh bagian hidrofobiknya. RE Kasar juga membuat fosfolipid
membrannya sendiri. Enzim – enzim yang ada dalam membran RE merakit fosfolipid dari
prekursor – prekursor dalam sitosol. Membran
RE mengembang dan ditransfer dalam bentuk
vesikel transpor ke komponen – komponen
lain sistem endomembran.

Gambar 06. Struktur Retikulum Endoplasma Kasar

11
b. Retikulum Endoplasma Halus (Smooth Endoplasmic Reticulum)
RE Halus atau Smooth Endoplasmic Reticulum (SER) merupakan RE yang
permukaannya tidak terdapat bintik – bintik ribosom. Secara umum, RE memiliki fungsi
sebagai rangka dari matriks sitoplasma, tempat sintesis lipida, glikogen, kolesterol, gliserida,
hormon, metabolisme karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat – obatan, dan
tempat melekatnya reseptor pada protein membran sel, dan sebagai alat transportasi bahan –
bahan yang diperlukan inti sel dari luar inti sel. di dalam RE Halus ini terdapat sejenis RE yang
khusus ditemukan pada sel otot lurik, RE ini dinamakan RE Sarkoplasmik, yang membedakan
RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul,
sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik
berperan dalam pemicu kontraksi otot.

Gambar 07. Struktur Retikulum Endoplasma Halus

Peranan lain dari RE Halus pada beberapa sel diantaranya yaitu RE halus ditemukan pada
sel yang khusus terdapat dalam metabolisme lemak, misalnya sel yang mengeluarkan hormon
steroid yang berasal dari lemak. Dinding membranosa RE halus, seperti pada RE kasar,
mengandung enzim-enzim untuk membentuk lemak. Enzim yang digunakan sebagai
pembentuk lemak di dinding membranosa RE kasar tidak cukup untuk mensintesis lemak yang
sangat penting dalam mempertahankan kadar sekresi hormon steroid yang kuat. Sel – sel ini
memiliki kompartemen RE halus yang besar untuk menampung lebih banyak enzim yang
dibutuhkan untuk mengimbangi kebutuhan akan hormon tersebut. Enzim – enzim yang
terdapat pada RE Halus, sangat berperan penting dalam sintesis lipid, termasuk minyak,
fosfolipid, dan steroid. Steroid yang dihasilkan oleh RE Halus dalam sel hewan antara lain
adalah hormon seks vertebrata dan berbagai hormon steroid yang disekresikan oleh kelenjar
adrenal. Sel – sel yang mensintesis dan mensekresikan hormon – hormon ini terdapat dalam

12
testis dan ovarium. Enzim – enzim lainnya pada RE Halus membantu mendetoksifikasi obat –
obatan dan racun, terutama pada sel hati. Detoksifikasi biasanya melibatkan penambahan gugus
hidroksil ke molekul obat – obatan sehingga molekul tersebut lebih larut dan mudah
mengeluarkannya bersama tubuh melalui urine. Selain itu, beberapa enzim detoksifikasi
memiliki kerja yang relatif luas, perbanyakan RE Halus sebagai respons terhadap satu obat
dapat meningkatkan toleransi terhadap obat – obatan yang lain.
Dalam sel hati, RE halus mempunyai kemampuan khusus dalam mendetoksifikasi bahan
– bahan berbahaya yang diproduksi di dalam tubuh oleh metabolisme atau bahan yang masuk
ke tubuh dari luar dalam bentuk obat atau senyawa asing lainnya. Enzim detoksifikasi ini
mengubah bahan toksik yang dapat mudah dikeluarkan melalui urin. Jumlah RE halus yang
terdapat di sel hati untuk melakukan detoksifikasi dapat terjadi melalui cara yang sangat
bervariasi, tergantung pada kebutuhan yang dapat dilakukan. Sebagai contoh, jika fenobarbital,
suatu obat tidur, masuk dalam jumlah besar maka jumlah RE halus di hati dapat berlipat dua
dalam beberapa hari dan kembali ke normal dalam lima hari setelah pemberian obat tersebut
dihentikan.
Di dalam sel otot, membran RE Halus yang terspesialisasi banyak memompa ion – ion
kalsium dari sitosol ke dalam lumen RE. Ketika sel otot tersebut dirangsang oleh impuls saraf,
ion – ion kalsium membanjiri lintasan membran RE yang kembali kearah sitosol dan kemudian
memicu terjadinya kontraksi sel otot tersebut. Sedangkan pada jenis sel yang lainnya,
pelepasan ion kalsium dari RE halus memicu respons yang berbeda – beda.

Gambar 07. RE Halus Mengemas Protein Baru kedalam


Vesikel Transport

13
Pada sebagian organel sel, RE Halus tidak sering ditemukan terutama berfungsi sebagai
pusat pengemasan dan tempat pengeluaran bagi molekul yang akan diangkut dari RE. Protein
dan lemak yang baru mengalami pembentukan dalam melakukan proses melalui RE kasar
untuk berkumpul di RE halus. Pada bagian RE halus yang disebut “bud off” yaitu membentuk
suatu gelembung yang keluar pada permukaan kemudian terbebas keluar membentuk suatu
vesikel transport yang memiliki kandungan molekul baru dan terbungkus di dalam kapsul bulat
yang berasal dari membran RE halus. Komponen membran yang baru disintesis secara cepat
digabungkan dengan membran RE itu sendiri untuk menggantikan membran yang digunakan
dalam membungkus molekul vesikel transport. Vesikel transport mengalir ke Kompleks Golgi.
c. Retikulum Endoplasma Sarkoplasmik
RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE sarkoplasmik ini ditemukan pada
otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik dari RE halus adalah kandungan
proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE sarkoplasmik menyimpan dan
memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam pemicuan kontraksi otot.

2.4 Komponen Kimiawi Retikulum Endoplasma


a. Selaput Retikulum Endoplasma
Dari analisis kimia diperoleh bahwa, selaput retikulum endoplasma terdiri atas lipida
30% dan protein 70%. Lipida sebagian besar berupa fosfatidilkolin. Selaput retikulum
endoplasma mengandung lebih sedikit glikolipida dan kolesterol daripada selaput sel.
Sedangkan protein selaput retikulum endoplasma umumnya adalah berupa glikoprotein dengan
berat molekul (BM) sekitar 10.000-20.000 dalton. Dengan teknik patah-beku dan sitokimia
dapat diketahui bahwa babarapa diantara protein tersebut merupakan enzim dan rantaian
pemindahan elektron.
Enzim yang terdapat di selaput retikulum endoplasma sangat bervariasi, antara lain
glukosa-6-fosfatase atau nukleosida fosfatase dan kosiltransferase. Glukosa-6-fosfatase atau
nukleosida fosfatase yaitu enzim yang berperan dalam metabolisme asam lemak, sintesis
fosfolipida dan steroida. Sedangkan kosiltransferase yaitu enzim yang berperan dalam sintesis
glikolipida dan glikoprotein.
b. Cairan Luminal Retikulum Endoplasma
Isi lumen retikulum endoplasma (RE) merupakan cairan yang mengandung sejumlah
holoprotein, glikoprotein dan lipoprotein. Kandungan lumen RE ini sangat bervariasi seiring

14
dengan jenis sel dan keadaan fisilogis sel tersebut. Misalnya RE plasmosit (sel plasma) berisi
imunoglobulin, RE fibroblas berisi rantaian protokolagen dan enzim-enzim hidrolase.

2.5 Enzim-enzim Retikulum Endoplasma


Hasil analisis kimia membran reikulum endoplasma terdapat enzim-enzim dan rantai
molekul-molekul pembawa elektron. Enzim-enzim itu antara lain hidrolase terutama glukosa
6-fruktosa dan nukleosida fusfotase, enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme asam
lemak, sintesis fospolipid dan steroid, glikosiltransferase yang berperan sebagi katalisator
dalam sintesis glikolipid dan glikoprotein. Selain itu terdapat dua rantai pengangkut elektron
yaiu sitokrom P450 dan sitokrom b5. Tampak disini enzim RE sangat heterogen namun
demikian enzim terbanyak yang dijumpai di membran RE adalah glukosa-6-fusfotase.
Berkaitan dengan sintesis glokoprotein dan glikolipid, hasil isoslasi membran RE kasar
ternyata hanya mengandung grup-grup protein. Beberapa diantaranya adalah protein integral
pada membran ynag berhubungan dengan mekanisme pengepakan melalui rute baru sintesis
protein yaitu masuk atau melalui membran RE. Beberapa grup protein lain dalam membran
RE mengandung enzim yang terikat pada membran. Hal ini merupakan langkah penginisiasi
dalam penambahan grup glukosa untuk menghasilkan glikoprotein dan glikolipid.
Banyaknya enzim hidroksilase dalam membran RE menyebabkan hidroksilasi.
Hidroksilasi yang terjadi pada membran sel RE sebanding dengan kemampuan sel dalam fungsi
anabolik dan protektif. Dalam kaitannya dengan fungsi anabolik dan protektf membran RE
mampu mengubah zat toksik menjadi lebih hidrofil sehingga menjadi lebih mudah
disekresikan.
Enzim-enzim dalam RE mempunyai induktor untuk pengaktifannya. Induktor itu antara
lain adalah 3-metil kolantrene, anaftofalfon, fenobarbital, dan dioxin (2-3-7-8 tetrakioro
dibenzo-p-dioxin). Contoh mekanisme induksi yang dilakukan zat-zat tersebut pada enzim RE
adalah sebagai berikut : Jika fenobarbital diberikan maka aktivitas enzim pada RE kasar akan
berubah. Aktivitas sitokrom p450 reduktase akab meingkat demikian juga dengan sitokrom B5
juga meningkat meskipun sedikit. Sementara itu aktivitas glukosa-6-fosfatase, ATPase, dan
NADH sitokrom B5 reduktase aktivitasnya justru akan meurun.

2.6 Fungsi Retikulum Endoplasma (RE)


Di permukaan RE kasar, terdapat bintik-bintik yang merupakan ribosom. Ribosom ini
berperan dalam sintesis protein. Maka, fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis

15
protein. RE halus Berbeda dari RE kasar, RE halus tidak memiliki bintik-bintik ribosom di
permukaannya.
RE halus berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme
karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya
reseptor pada protein membran sel. RE sarkoplasmik adalah jenis khusus dari RE halus. RE
sarkoplasmik ini ditemukan pada otot licin dan otot lurik. Yang membedakan RE sarkoplasmik
dari RE halus adalah kandungan proteinnya. RE halus mensintesis molekul, sementara RE
sarkoplasmik menyimpan dan memompa ion kalsium. RE sarkoplasmik berperan dalam
pemicuan kontraksi otot. RE kasar dan RE halus bersama-sama berfungsi transportasi molekul-
molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain.
Fungsi retikulum endoplasma adalah mendukung sintesis protein dan menyalurkan bahan
genetic antara inti sel dengan sitoplasma dan berfungsi sebagai alat transportasi zat-zat di dalam
sel itu sendiri. Berikut adalah beberapa fungsi retikulum endoplasma:
 Menjadi tempat penyimpan kalsium, bila sel berkontraksi maka kalsium akan
dikeluarkan dari RE dan menuju ke sitosol
 Sebagai penampang sintesis protein, untuk disalurkan ke kompleks Golgi dan akhirnya
dikeluarkan dari sel
 Memodifikasi protein yang disintesis oleh ribosom untuk disalurkan ke kompleks golgi
dan akhirnya dikeluarkan dari sel. (RE Kasar)
 Mensintesis lemak dan kolesterol, ini terjadi di hati (RE kasar dan RE halus)
 Menetralkan racun (detoksifikasi) misalnya RE yang ada di dalam sel-sel hati.
 Transportasi molekul-molekul dan bagian sel yang satu ke bagian sel yang lain

2.7 Integrasi Al-Qur’an tentang Sel5


1. QS. Az – Zumar/39 : 6

5
Al-Qur’anul Kariim

16
Artinya :
“Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya istrinya
dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia
menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang
(berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak
ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?”.
Tafsir Ayat :
Dia menciptakan kamu dari seorang diri – khalaqakum min nafsin wahidatin, arti kata
per katanya adalah “Dia menciptakan kamu dari nafas yang satu”. Nafsin disini dapat berarti
nafas, atau jiwa, atau mengacu kepada sesuatu yang hidup. Dalam hal ini, “nafsin wahidatin”
dapat diartikan pula sebagai sel tunggal. Mengapa “nafsin wahidatin“? Karena istilah “sel” atau
“cell” belum dikenal pada masa dan tempat ketika ayat ini diturunkan.
Kemudian Dia jadikan daripadanya istrinya – tsumma ja’ala minha zawjaha, arti kata
per katanya adalah “kemudian Dia jadikan daripadanya pasangannya”. Zawjaha di sini berarti
pasangan : bisa istri, bisa suami, bisa apapun yang menjadi pasangan. Di dalam sel tunggal
yang akan menjadi cikal bakal manusia, dijadikan Allah menjadi sel diploid, yaitu sel yang
memiliki “pasangan”. “Pasangan” disini adalah pasangan kromosom. Sel tunggal ini kemudian
disebut dengan nama zygote atau sel tunggal diploid.
Dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang
ternak – wa-anzala lakum mina l-an’ami tsamaniyata azwajin, arti kata per katanya adalah
“dan Dia turunkan bagimu dari ternak delapan berpasangan”.
Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian – yakhluqukum fi
butuni ummahatikum khalqan min ba’di khalqin, arti kata per katanya “Dia menjadikan kamu
dalam rahim ibumu ciptaan dari setelah ciptaan”. khalqan min ba’di khalqin, ciptaan dari
setelah ciptaan, mengindikasikan adanya replikasi. Replikasi DNA/RNA, dimana setiap DNA
dan RNA membuat replika dirinya, setiap sel membelah menjadi banyak sel, bentuk tahapan
penciptaan sehingga pada akhirnya dari satu sel tunggal menjadi lebih dari 200 milyar sel yang
membentuk organ yang sempurna pada seorang anak dalam waktu kurang lebih sembilan
bulan.
Dalam tiga kegelapan – fi zulumatin tsalatsin, arti kata per katanya “dalam kegelapan
yang tiga”. Pembentukan janin dalam rahim, menurut ilmu pengetahuan saat ini, terdiri dari
tiga tahapan, yaitu:
1. Fase pra-embrionik, dimana zygote membelah diri dan ketika telah menjadi “cell
cluster“, sel tersebut membenamkan dirinya ke dinding rahim sambil terus

17
membelah. Dalam tahapan ini sel membentuk tiga lapisan yaitu ectoderm,
mesoderm, dan endoderm.
2. Fasa embrionik, terjadi sekitar lima setengah minggu, dimana calon bayi disebut
sebagai embrio. Pada tahapan ini, organ-organ dasar dan sistem tubuh mulai
terbentuk dari lapisan sel berdasarkan informasi DNA/RNA dalam sel tersebut.
3. Fasa Foetal, di mana ketika memasuki fasa ini, embrio dinamakan foetus, dimana
foetus dalam fasa ini sudah berbentuk seperti manusia, dengan wajah, tangan dan
kakinya terlihat. Walaupun pada awalnya hanya memiliki panjang 3 cm, seluruh
organ tubuhnya telah terlihat. Fase ini berlangsung sampai dengan bayi tersebut siap
untuk dilahirkan.
Tiga fase di atas, diistilahkan sebagai zulumatin tsalatsin – tiga kegelapan, terbentuk dari
kumpulan sel hasil pembelahan diri dari zygote, yang juga membentuk tiga lapisan sel :
ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
Perhatikan bagaimana dalam satu ayat singkat Allah menjelaskan bahwa awalnya
manusia diciptakan dari sel tunggal diploid yang terus bereplikasi dan berkembang, sehingga
menjadi bayi manusia yang sempurna dalam tiga tahapan atau fasa besar yang diistilahkan Al-
Qur’an dengan “tiga kegelapan”. Sedangkan tahapan pembentukan manusia di dalam rahim itu
sendiri dijelaskan di dalam Al-Qur’an.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan beberapa hal diantaranya
sebagai berikut :
1. Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil penyusun tubuh makhluk hidup.
Sel ini memiliki komponen penyusunnya yang meliputi komponen kimiawi dan organel-
organelnya yang menunjang aktivitas sel, salah satunya adalah Retikulum Endoplasma
(RE).
2. Sel memiliki karakteristik serta terdapat teori sel yang mengalami perkembangan. Secara
umum sel dibedakan menjadi Prokariotik dan Eukariotik berdasarkan selaput membran
inti pada inti sel.
3. Retikulum Endoplasma merupakan bagian sel yang terdiri atas sistem membran. kata
Retikulum berasal dari kata ‘Reticular’ yang berati anyaman benang atau jala. Karena
letaknya memusat pada bagian dalam sitoplasma (endoplasma) dan karena strukturnya
sebagian anyaman dan untuk sebagian besar terdapat dalam endoplasma.
4. Retikulum endoplasma memiliki struktur yang menyerupai kantung berlapis-lapis.
Kantung ini disebut cisternae & terdiri dari Retikulum Endoplasma kasar & halus
berdasarkan adanya ribosom pada RE.
5. Selaput retikulum endoplasma terdiri atas lipida 30% dan protein 70% sedangkan isi
lumen retikulum endoplasma (RE) merupakan cairan yang mengandung sejumlah
holoprotein, glikoprotein dan lipoprotein.
6. Fungsi utama RE kasar adalah sebagai tempat sintesis protein sedangkan RE halus
berfungsi dalam beberapa proses metabolisme yaitu sintesis lipid, metabolisme
karbohidrat dan konsentrasi kalsium, detoksifikasi obat-obatan, dan tempat melekatnya
reseptor pada protein membran sel.
7. Salah satu ayat yang berkaitan dengan ‘Sel’ terdapat dalam QS. Az-Zumar/39 : 6 yang
menjelaskan proses penciptaan manusia yang bermula dari ‘Sel’ yang bersifat diploid
dan terus berkembang membentuk janin.

19
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca agar dapat memahami dan menguasai materi ini. Selain itu,
Perlu pendalaman materi mengenai organel Retikulum Endoplasma ini hingga tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Kemudian penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna
dan kesempurnaan hanya milik Allah Semata, maka dari itu kami mengharapkan masukan dan
kritik yang membangun dari pembaca supaya kedepan bisa lebih baik lagi. Sekian dan Terima
kasih.

20
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an
Albert,B.,et all, 1994. Biokimia Sel. Jakarta: Erlangga
Campbell, Neil A., & Jane B. Reece. 2008. Biologi (Edisi 8 Jilid I) – Terjemahan Indonesia.
Jakarta : Erlangga.
Hartati, Agnes Sri. 2013.Biologi Medik. Yogyakarta : Penerbit graha ilmu
Hayati, Riza Sativani. 2016.Sel prokariotik dan eukariotik. Yogyakarta: Penerbit Deepublish
Issoegianti, R., Rahman, A., & Rohmah, Z. (2012). Konsep Dasar Sel. Biologi Sel, 1-50.
Jim, E. L. (2013). Metabolisme lipoprotein. JURNAL BIOMEDIK: JBM, 5(3).
Karp, Gerald. 2004. Cell and moleculer Biology. USA : Von Hoffmann press.
Moh. Gade. 2014. Struktur, Fungsi Organel, & Komunikasi antar Sel. Jurnal Al Ulum Seri
Sainstek, Volume II Nomor 1
Novianti, Titta., & M. Biomed. 2017. Modul Mata Kuliah Biologi Sel. Program studi
Bioteknologi : Universitas Esa Unggul.
Nurhayati, Betti., & Sri Darmayanti. 2017. Biologi Sel & Molekuler. Bahan ajar Teknologi
Laboratorium Medis (TLM) : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Rahmadina. 2020. Modul Ajar Biologi Sel & Peranannya dalam Kehidupan. Fakultas Sains &
Teknologi : UIN Sumatera Utara Medan.
Rahmadina., & Husnarika Febriani. 2017. Biologi Sel (Unit Terkecil Penyusun Tubuh Makhluk
Hidup). Surabaya : CV. Selembar Papyrus
Reksoatmojo, Issoegianti. 1994. Biologi Sel. Yogyakarta : DEPDIKBUD.
Sarumaha, M. (2021). Biologi Sel: Modul Singkat Sel dalam Perkembangannya. Penerbit Lutfi
Gilang.
Star, Ceccie., ralph taggart., Christine evers., Lisa star. 2012. Biologi kesatuan dan keragaman
makhluk hidup edisi 12 buku 1. Jakarta Selatan: Penerbit Salemba Teknika.
Sri harti, Dra. Agnes. 2013. Biologi Medik Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit Graha
Ilmu.
Sumandi & Marianti, Aditya. 2007. Biologi Sel. Yogjakarta : Graha Ilmu
Tanjung, Indayana Febriani., & Enni Halimatussa’diyah. 2018. Biologi Umum. Medan : CV.
Widya Puspita
Wangko, S., & Karundeng, R. (2014). Komponen sel jaringan ikat. JURNAL BIOMEDIK:
JBM, 6(3).

21

Anda mungkin juga menyukai