PETA KONSEP
MATERI AJAR
LATIHAN SOAL
Page | 1
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
menganugerahi kami dengan nikmat kesehatan, sehingga mendukung
terselesainya materi ajar ini sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
Materi ajar yang berjudul “Sel Tumbuhan dan Sel Hewan”. Mudah-mudahan materi ajar ini
memberi manfaat dalam segala bentuk kegiatan belajar sehingga mempermudah
mencapai proses tujuan pembelajaran.
Kami menyadari sebagai manusia dengan pengetahuan yang terbatas dan tidak
lepas dari kesalahan, maka materi ajar ini masih memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang instruktif agar materi ajar
ini dapat menjadi lebih baik dan bermanfaat kedepannya.
Penyusun
Page | 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
1. PENDAHULUAN 4
1.1 Deskripsi singkat 4
1.2 Relevansi 4
1.3 Petunjuk Belajar 5
2. INTI 5
2.1 Capaian Pembelajaran 5
2.2 Pokok Materi 5
2.3 Uraian Materi 6
2.4 Forum Diskusi 27
3. PENUTUP 28
3.1 Rangkuman 28
3.2 Tes Formatif 29
DAFTAR PUSTAKA 31
Page | 3
1. PENDAHULUAN
Page | 5
2.3 Uraian Materi
1. SEJARAH SEL
Sel berasal dari kata latin cella, yang berarti ruangan kecil, yang ditemukan oleh Robert Hooke,
yang melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat ruangan- ruangan kecil yang
meyusun gabus tersebut).
Dalam biologi, sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan
unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktivitas kehidupan dan
sebagian besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlangsung di dalam sel.
Kebanyakan makhluk hidup tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya
bakteri dan amuba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan
organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-
masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 10 13 sel. Namun demikian, seluruh
tubuh semua organisme berasal dari hasil pembelahan satu sel. Contohnya, tubuh bakteri berasal
dari pembelahan sel bakteri induknya, sementara tubuh tikus berasal dari pada pembelahan sel
telur induknya yang sudah dibuahi.
Sel-sel pada organisme multiseluler tidak akan bertahan lama jika masing-masing berdiri sendiri.
Sel yang sama dikelompokkan menjadi jaringan, yang membangun organ dan kemudian sistem
organ yang membentuk tubuh organisme tersebut. Contohnya, sel otot jantung membentuk
jaringan otot jantung pada organ jantung yang merupakan bagian dari sistem organ peredaran
Page | 6
darah pada tubuh manusia. Sementara itu, sel sendiri tersusun atas komponen-komponen yang
disebut organel.
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter 0,0001 sampai 0,001
mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata telanjang ialah telur ayam
yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel berdiameter antara 1 sampai 100 µm (0,001–
0,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan mikroskop. Penemuan dan kajian awal tentang sel
memperoleh kemajuan sejalan dengan penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke-
17. Robert Hooke pertama kali mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun 1665 ketika ia
mengamati suatu irisan gabus (kulit batang pohon) dengan mikroskop yang memiliki perbesaran
30 kali. Namun demikian, teori sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad
setelah itu oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam cabang
biologi yang disebut biologi sel.
Komponen kimiawi sel yang meliputi seluruh aktivitas sel tersebut dikenal dengan nama
protoplasma. Protoplasma merupakan substansi kompleks yang tersusun atas unsur-unsur kimia.
Sebagian besar protoplasma terdiri atas air, namun bahan yang memberi ciri pada strukturnya
justru adalah protein dan beberapa senyawa kimia lain. Bentuk senyawa dari komponen kimiawi
penyusun sel (protoplasma) tersebut dapat berupa senyawa organik dan senyawa anorganik.
Senyawa organik dalam komponen sel bisa berupa karbohidrat, lemak, protein, dan asam nukleat.
Sedangkan komponen senyawa anorganiknya bisa berupa air, vitamin, ataupun mineral. Berikut
ini kita akan bahas mengenai komponen kimiawi penyusun sel tersebut secara mendalam.
A. KOMPONEN ORGANIK
1) Karbohidrat
Ketika kalian mendengar kata karbohidrat, yang terbayang pertama kali pasti makanan seperti mie,
nasi, atau kentang, kan? Nah, karbohidrat dalam
sel, bentuknnya tidak seperti itu. Karbohidrat
sendiri terdiri atas unsur C, H dan O dengan
rumus empiris Cn(H2O)n. Dalam sebuah sel,
karbohidrat berfungsi sebagai pembentuk struktur
sel, komponen penyusun DNA, serta untuk
menghasilkan energi. Berdasarkan gugus
gulanya, karbohidrat dibagi lagi menjadi dua
jenis, yaitu monosakarida (1 gugus gula),
Page | 7
disakarida (2 gugus gula) dan polisakarida (lebih dari 2 gugus gula).
2) Protein
Protein tersusun atas karbon , hidrogen, oksigen dan nitrogen. Protein merupakan unsur organik
terbesar yang menyusun sebuah sel. Protein merupakan polimer dari asam amino yang saling
berikatan dengan ikatan peptida. Protein merupakan peyusun protoplasma terbesar setelah air,
protein tersusun atas Protein struktural dan protein fungsional. Protein struktural adalah protein
penyusun organel sel. Misal Membran, Mitokondria, Ribosom, Retikulum endoplasma, sedangkan
Protein fungsional adalah protein yang terlibat dalam metabolisme tubuh Meliputi enzim-enzim
dan hormon yang berfungsi mengaturreaksi-reaksi kimia yang menjaga sel tetap hidup.
3) Lemak
Lemak juga turut berperan dalam sebuah sel, Lemak tersusun oleh asam lemak dan gliserol.
Lemak berfungsi sebagai komponen utama penyusun membran plasma.
4) Asam Nukleat
Dalam komponen kimiawi sel, asam nukleat merupakan materi inti. Ada dua macam asam nukleat,
yaitu asam deoksiribonukleat (DNA) dan asam ribonukleat (RNA). Fungsi asam nukleat adalah
untuk mengontrol aktivitas sel dan membawa informasi genetik. Asam nukleat merupakan polimer
nukleotida.
B. KOMPONEN ANORGANIK
1) Air
Air Air adalah senyawa utama komponen kimiawi sel yang jumlahnya terbesar dalam menyusun
sel (50 – 65% berat sel). Air adalah komponen esensial cairan tubuh yang terdiri dari plasma darah,
cairan intrasel (sitoplasma), dan cairan ekstrasel. Air dalam sel berfungsi sebagai pelarut dan
katalisator beberapa reaksi biologis.
2) Vitamin
Vitamin Komponen kimiawi selanjutnya adalah vitamin. Vitamin memang dibutuhkan dalam
jumlah kecil, akan tetapi ia harus ada untuk menunjang berbagai fungsi sel dalam proses
metabolismenya. Peran vitamin adalah mempertahankan fungsi metabolisme, pertumbuhan, dan
sebagai penghancur radikal bebas . Beberapa contoh vitamin yang saat ini telah ditemukan antara
lain A, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, D, E, K dan H.
Page | 8
3) Mineral
Mineral adalah komponen struktural sel yang berfungsi dalam pemeliharaan fungsi dan kerja
metabolisme, pengaturan enzim, menjaga keseimbangan asam dan basa. Di dalam sel, mineral ada
yang terkandung dengan jumlah yang besar (makroelemen) dan dalam jumlah sedikit
(mikroelemen. Beberapa contoh mineral makroelemen misalnya kalsium, magnesium, fosfor,
klor,natrium, dan belerang. Sedangkan contoh mineral mikroelemen antara lain zat besi, yodium,
seng, kobalt, fluorin.
3. STRUKTUR SEL
Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur berbeda: sel
prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan berdasarkan posisi DNA di dalam
sel; sebagian besar DNA pada eukariota terselubung membran organel yang disebut nukleus atau
inti sel, sedangkan prokariotik tidak memiliki nukleus.
1. SEL PROKARIOTIK
Hampir semua sel prokariotik memiliki selubung sel di luar membran selnya. Jika selubung
tersebut mengandung suatu lapisan kaku yang terbuat dari karbohidrat atau kompleks
karbohidrat-protein, peptidoglikan, lapisan itu disebut sebagai dinding sel. Kebanyakan bakteri
memiliki suatu membran luar yang menutupi lapisan peptidoglikan, dan ada pula bakteri yang
memiliki selubung sel dari protein. Sementara itu, kebanyakan selubung sel arkea berbahan
protein, walaupun ada juga yang berbahan peptidoglikan. Selubung sel prokariotik mencegah sel
pecah akibat tekanan osmotik pada lingkungan yang memiliki konsentrasi lebih rendah daripada
isi sel.
Sejumlah prokariotik memiliki struktur lain di luar selubung selnya. Banyak jenis bakteri
memiliki lapisan di luar dinding sel yang disebut kapsul yang membantu sel bakteri melekat pada
permukaan benda dan sel lain. Kapsul juga dapat membantu sel bakteri
Page | 9
menghindar dari sel kekebalan tubuh manusia jenis tertentu. Selain itu, sejumlah bakteri melekat
pada permukaan benda dan sel lain dengan benang protein yang disebut pilus (jamak: pili) dan
fimbria (jamak: fimbriae). Banyak jenis bakteri bergerak menggunakan flagelum (jamak: flagela)
yang melekat pada dinding selnya dan berputar seperti motor.
Prokariotik umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur lingkar yang terkonsentrasi
pada nukleoid. Selain itu, prokariotik sering kali juga memiliki bahan genetik tambahan yang
disebut plasmid yang juga berstruktur DNA lingkar. Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan
oleh sel untuk pertumbuhan meskipun sering kali plasmid membawa gen tertentu yang
memberikan keuntungan tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi terhadap
antibiotik.
Prokariotik juga memiliki sejumlah protein struktural yang disebut sitoskeleton, yang pada
mulanya dianggap hanya ada pada eukariota. Protein skeleton tersebut meregulasi pembelahan
sel dan berperan menentukan bentuk sel.
2. SEL EUKARIOTIK
Tidak seperti prokariota, sel eukariota (bahasa Yunani, eu, 'sebenarnya' dan karyon) memiliki
nukleus. Diameter sel eukariota biasanya 10 hingga 100 µm, sepuluh kali lebih besar daripada
bakteri. Sitoplasma eukariota adalah daerah di antara nukleus dan membran sel. Sitoplasma ini
terdiri dari medium semi cair yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat organel-organel
dengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar tidak dimiliki prokariota.
Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis membran, namun ada pula yang dibatasi oleh dua
membran, misalnya nukleus. Sel eukariotik terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan.
Page | 10
Gambar Tabel Perbedaan sel hewan dan tumbuhan
https://seputarilmu.com/2020/01/perbedaan-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan.html
Page | 11
Sel terdiri dari tiga bagian utama yaitu, membran sel, sitoplasma dan organel sel.
4. ORGANEL SEL
Organel sel adalah benda-benda padat yang terdapat di dalam sitoplasma sel, bersifat hidup dan
berperan khusus dalam menjalankan kehidupan sel seperti sintesis bahan, respirasi sel,
penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsang.
Organel merupakan struktur bagian dengan ukuran mikro yang tidak dapat dilihat dengan
mikroskop biasa, tetapi harus menggunakan mikroskop elektron. Organel mempunyai struktur dan
fungsi yang khusus.
Sel terdiri dari tiga bagian utama yaitu, membran sel, sitoplasma dan organel sel.
1) Membran sel
Membran sel yang membatasi sel disebut sebagai membran plasma dan berfungsi sebagai
rintangan selektif yang memungkinkan aliran oksigen, nutrien, dan limbah yang cukup untuk
melayani seluruh volume sel. Membran sel juga berperan dalam sintesis ATP, pensinyalan sel,
dan adhesi sel.
Membran sel berupa lapisan sangat tipis yang terbentuk dari molekul lipid dan protein. Membran
sel bersifat dinamik dan kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran.
Molekul lipid membran tersusun dalam dua lapis dengan tebal sekitar 5 nm yang menjadi
penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik. Molekul-molekul protein yang menembus
lapisan ganda lipid tersebut berperan dalam hampir semua fungsi lain membran,
Page | 12
misalnya mengangkut molekul tertentu melewati membran. Ada pula protein yang menjadi
pengait struktural ke sel lain, atau menjadi reseptor yang mendeteksi dan menyalurkan sinyal
kimiawi dalam lingkungan sel. Diperkirakan bahwa sekitar 30% protein yang dapat disintesis sel
hewan merupakan protein membran.
2) Sitoplasma
Sitoplasma adalah ciran yang terdapat di dalam sel dan terletak di luar inti sel.
Sitoplasma ada dalam dua bentuk yang dipengaruhi kandungan air yaitu : fase sol
(padat) dan fase gel (cair). Cairan sitoplasma disebut sitosol yang bersifat koloid,
terutama karena adanya protein adn RNA. Padatan sitoplasma adalah organel-organel.
Sitoflasma berfungsi sebagai tempat berlangsungnya beberapa reaksi kimia sel dan
terapungnya beberapa organel sel.
3) Organel Sel
Organel sel merupakan benda-benda padat yang terdapat di dalam sitoplasma sel,
bersifat hidup dan berperan khusus dalam menjalankan dan mengatur kehidupan sel
seperti sintesis bahan, respirasi sel, penyimpanan, serta reaksi terhadap rangsangan.
Dalam sel terdapat macam-macam organel, dimana organel sel ini menjadi tempat segala
aktivitas dari sel. Organel-organel sel tersebut antara lain adalah :
Gambar Nukleus
https://www.edubio.info/2016/07/struktur-dan-fungsi-nukleus-inti-sel.html
Selubung nukleus melingkupi nukleus dan memisahkan isinya (yang disebut nukleoplasma) dari
sitoplasma. Selubung ini terdiri dari dua membran yang masing-masing merupakan lapisan ganda
lipid dengan protein terkait. Membran luar dan dalam selubung nukleus dipisahkan oleh ruangan
sekitar 20–40 nm. Selubung nukleus memiliki sejumlah pori yang berdiameter sekitar 100 nm
Page | 13
dan pada bibir setiap pori, kedua membran selubung nukleus menyatu.
Di dalam nukleus, DNA terorganisasi bersama dengan protein menjadi kromatin. Sewaktu sel
siap untuk membelah, kromatin kusut yang berbentuk benang akan menggulung,
menjadi cukup tebal untuk dibedakan melalui mikroskop sebagai struktur terpisah yang disebut
kromosom.
Struktur yang menonjol di dalam nukleus sel yang sedang tidak membelah ialah nukleolus, yang
merupakan tempat sejumlah komponen ribosom disintesis dan dirakit. Komponen-komponen ini
kemudian dilewatkan melalui pori nukleus ke sitoplasma, tempat semuanya bergabung menjadi
ribosom. Kadang-kadang terdapat lebih dari satu nukleolus, bergantung pada spesiesnya dan
tahap reproduksi sel tersebut.
Nukleus mengedalikan sintesis protein di dalam sitoplasma dengan cara mengirim molekul
pembawa pesan berupa RNA, yaitu mRNA, yang disintesis berdasarkan "pesan" gen pada DNA.
RNA ini lalu dikeluarkan ke sitoplasma melalui pori nukleus dan melekat pada ribosom, tempat
pesan genetik tersebut diterjemahkan menjadi urutan asam amino protein yang disintesis.
b) Mitokondria
Banyaknya jumlah mitokondria dalam sel, bergantung pada seberapa aktif sel sel
tersebut. Misalnya pada sel otot, memiliki mitokondria lebih banyak dibandingkan
sel yang pasif. Semakin banyaknya mitokondria, semakin tinggi frekuensi proses
Page | 14
respirasi.
c) Ribosom
Ribosom banyak dijumpai dalam sel, tersusun atas protein dan rRNA, tidak
bermembran, berdiameter 15-20 nm, letaknya ada yang melekat pada membran
reticulum endoplasma, ada yang melekat pada permukaan luar membran inti sel, dan
ada yang berada bebas dalam sitoplasma sel serta terdapat pula didalam mitokondria
dan kloroplas. Struktur ribosom pada bakteri sangat sederhana, tetapi pada sel tingkat
tinggi menjadi lebih kompleks. Ribosom sering menempel satu sama lain membentuk
rantai yang disebut poliribosom atau polisom. Antara unit ribosom yang satu dengan
yang lain diikat dengan mRNA.
Gambar Ribosom
http://biologie.oncampus.de/loop/Zellteile_und_ihre_Funktion#Zellteile_und_ihre_Funktion
Fungsi utama ribosom adalah mensintesis protein. Ribosom kecil juga ada di
mitokondria dan kloroplas berperan mensintesis protein dalam kedua organel ini, tetapi
sebagian lagi merupakan sintesis dari ribosom pada sitoplasma yang kemudian
diangkut ke mitokondria maupun kloroplas.Pada inti sel tidak dijumpai robosom
sehingga seluruh protein dalam inti disintesis oleh ribosom sitoplasma.
d) Lisosom
Lisosom pada sel hewan merupakan vesikel yang memuat lebih dari 30 jenis enzim hidrolitik
untuk menguraikan berbagai molekul kompleks. Sel menggunakan kembali subunit molekul
yang sudah diuraikan lisosom itu. Bergantung pada zat yang diuraikannya, lisosom dapat
memiliki berbagai ukuran dan bentuk. Organel ini dibentuk sebagai vesikel yang melepaskan diri
dari badan Golgi.
Lisosom menguraikan molekul makanan yang masuk ke dalam sel melalui endositosis ketika
suatu vesikel endositosis bergabung dengan lisosom. Dalam proses yang disebut autofagi,
lisosom mencerna organel yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan dalam
Page | 15
fagositosis, proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk menelan bakteri atau fragmen sel lain
untuk diuraikan. Contoh sel yang melakukan fagositosis ialah sejenis sel darah putih yang disebut
fagosit, yang berperan penting dalam sistem kekebalan tubuh.
e) Retikulum Endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang terdiri dari jaringan
(reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua
bentuk retikulum endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum endoplasma
halus. Retikulum endoplasma kasar disebut demikian karena permukaannya ditempeli banyak
ribosom. Ribosom yang mulai mensintesis protein dengan tempat tujuan tertentu, seperti organel
tertentu atau membran, akan menempel pada retikulum endoplasma kasar. Protein yang terbentuk
akan terdorong ke bagian dalam retikulum endoplasma yang disebut lumen. Di dalam lumen,
protein tersebut mengalami pelipatan dan dimodifikasi, misalnya dengan penambahan
karbohidrat untuk membentuk glikoprotein. Protein tersebut lalu dipindahkan ke bagian lain sel
di dalam vesikel kecil yang menyembul keluar dari retikulum endoplasma, dan bergabung dengan
organel yang berperan lebih lanjut dalam modifikasi dan distribusinya. Kebanyakan protein
menuju ke badan Golgi, yang akan mengemas dan memilahnya untuk diantarkan ke tujuan
akhirnya.
f) Badan Golgi
Kompleks golgi atau disebut juga badan golgi, aparatus golgi atau diktiosom adalah organel yang
dikaitkan dengan fungsi ekskresi sel, dan struktur ini dapat dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.
Organel ini terdapat hampir disemua sel eukariotik dan banyak dijumpai pada organ tubuh yang
melaksanakan fungsi ekskresi, misalnya ginjal. Setiap sel hewan memiliki 10 – 20 badan golgi,
Page | 16
sedangkan pada tumbuhan memiliki hingga ratusan badan golgi. Organel pada badan golgi
memiliki membrane berlipat yang tempak seperti penekuk. Enzim dalam badan golgi
menyelesaikan pembentukan rantai pilopeptida dan lemak yang dikirim oleh RE. Organel ini
menyisipkan gugus fosfat atau gula dan memotong rantai polipeptida tertentu. Produk akhir
berupa protein membran,protein untuk sekresi dan enzim, akan dipilih dan dikirimkan ke vesikel
baru yang membawanya ke membran plasma atau ke lisosom.
g) Vakuola
Kebanyakan fungsi lisosom sel hewan dilakukan oleh vakuola pada sel tumbuhan.
Membran vakuola, yang merupakan bagian dari sistem endomembran, disebut tonoplas.
Vakuola berasal dari kata bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong' dan dinamai demikian
karena organel ini tidak memiliki struktur internal. Umumnya vakuola lebih besar daripada
vesikel, dan kadang kala terbentuk dari gabungan banyak vesikel.
Sel tumbuhan muda berukuran kecil dan mengandung banyak vakuola kecil yang kemudian bergabung
membentuk suatu vakuola sentral seiring dengan penambahan air ke dalamnya. Ukuran sel tumbuhan
diperbesar dengan menambahkan air ke dalam vakuola sentral tersebut. Vakuola sentral juga mengandung
cadangan makanan, garam-garam, pigmen, dan limbah metabolisme. Zat yang beracun bagi herbivora dapat
pula disimpan dalam vakuola sebagai mekanisme pertahanan. Vakuola juga berperan penting dalam
mempertahankan tekanan turgor tumbuhan. Vakuola memiliki banyak fungsi lain dan juga dapat
ditemukan pada sel hewan dan protista uniseluler. Kebanyakan protozoa memiliki vakuola makanan, yang
bergabung dengan lisosom agar makanan di dalamnya dapat dicerna. Beberapa jenis protozoa juga
memiliki vakuola kontraktil, yang mengeluarkan kelebihan air dari sel.
Gambar Vakuola
https://micro.magnet.fsu.edu/cells/plants/vacuole.htmlhttps://www.pinterest.de/pin/697213586032289628/
Page | 17
h) Kloroplas
Plastida adalah organel tertutup membran yang memiliki fungsi dalam fotosintesis atau penyimpanan pada
sel tumbuhan dan ganggang. Kloroplas, Kromoplas, dan Amilopas adalah bagian dari plastida yang umum.
Page | 18
i) Sitoskeleton
Sitoskeleton atau kerangka sel adalah jaring berkas berkas protein yang menyusun
sitoplasma dalam sel. Setelah lama dianggap hanya terdapat disel eukariota,
sitoskeleton ternyata juga dapat ditemukan pada sel prokariota. Dengan adanya
sitoskeleton, sel dapat memilki bentuk yang kokoh, berubah bentuk, mampu mengatur
posisi organel, berrenang serta merayap dipermukaan.
Sitoskeleton memberi tumpuan pada sel, dan juga berfungsi dalam motilitas dan
pengaturan sel. Fungsi yang paling jelas dari sitoskeleton ialah untuk memberikan
dukungan mekanis pada sel dan mempertahankan bentuknya. Ini sangat penting
untuk sel hewan, yang tidak memiliki dinding sel. Kekuatan dan kelenturan
sitoskeleton yang mengagumkan secara keseluruhan didasarkan pada arsitekturnya
yang distabilkan oleh keseimbangan. Antara gaya yang berlawanan yang dikerahkan
oleh unsur - unsurnya, selain itu sama seperti rangka hewan membantu
mempertahankan posisi bagian tubuh lainnya, sitoskeleton merupakan tempat
bergantung banyak organel dan bahkan molekul enzim sitosol. Akan tetapi,
sitoskeleton lebih dinamis dari pada rangka hewan. Sitoskeleton dapat secara cepat
dibongkar dan dirakit atau disusun ditempat baru yang mengubah bentuk sel
tersebut.
Gambar Sitoskleton
http://www.newhealthoptions.org/?page_id=617
Page | 19
saling melilit.tersusun dari protein yang disebut fimetin, namun adapula yang
tersusun dari protein kreatin. Filamen ini mempunyai diameter 8-10 nm, disebut
filamen intermediat atau filamen antara karena berukuran diantara ukuran
mikrotubulus dan mikrifilamen. Contohnya adalah sel kulit tersusun dari protein
keratin.
j) Badan Mikro
Mikrobodi (badan mikro) terbagi menjadi dua macam, masing-masing dengan populasi
enzim yang berbeda, yaitu peroksisom dan glioksisom. Peroksisom ditemukan baik pada
sel hewan maupun pada sel tumbuhan, sedangkan glioksisom hanya ditemukan pada
tumbuhan. Kedua jenis mikrobodi ini mengandung enzim- enzim katalase dan oksidase,
tetapi sebagai tambahan terhadap enzim-enzim tersebut glioksisom juga mengandung
enzim-enzim yang dibutuhkan dalam siklus glioksilat.
Organel ini juga memiliki peranan penting dalam kehidupan sel, diantaranya adalah:
Glioksisom memiliki peranan penting dalam proses oksidasi di dalam sel,
yakni mengubah dan memecah lemak secara menyeluruh.
Peroksisom berfungsi untuk memecah hydrogen peroksida yang merupakan
senyawa beracun, menjadi molekul atau zat yang dibutuhkan tubuh yaitu
oksigen dan air
k) Sentriol
Sentriol merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan. Sentriol hanya
dijumpai pada sel hewan, sedangkan pada sel tumbuhan tidak, sentriol terletak saling tegak lurus
antara sesamanya didekat nukleus.
Fungsi sentriol antara lain adalah sebagai pusat pengorganisasian mikrotubula, merupakan
peristiwa penting dalam proses selular utama, yaitu pembelehan sel dan pembentukan flagella.
Sentriol ini ditemukan dalam pembentukan serat spindle untuk memisahkan kromosom selama
pembelahan sel (mitosis). Selama tahap anaphase dari pembelahan sel kromosom ditemukan
bergerak ke arah kutub yang semua karena sentriol.
Sel-sel hewan dan tumbuhan disatukan sebagai jaringan terutama oleh matriks ekstraseluler, yaitu
jejaring kompleks molekul yang disekresikan sel dan berfungsi utama membentuk kerangka
pendukung. Terutama pada hewan, sel-sel pada kebanyakan jaringan terikat langsung satu sama
lain melalui sambungan sel.
Page | 20
Matriks ekstraseluler hewan
Matriks ekstraseluler sel hewan berbahan penyusun utama glikoprotein (protein yang berikatan
dengan karbohidrat pendek), dan yang paling melimpah ialah kolagen yang membentuk serat kuat
di bagian luar sel. Serat kolagen ini tertanam dalam jalinan tenunan yang terbuat dari
proteoglikan, yang merupakan glikoprotein kelas lain. Variasi jenis dan susunan molekul matriks
ekstraseluler menimbulkan berbagai bentuk, misalnya keras seperti permukaan tulang dan gigi,
transparan seperti kornea mata, atau berbentuk seperti tali kuat pada otot. Matriks ekstraseluler
tidak hanya menyatukan sel-sel tetapi juga memengaruhi perkembangan, bentuk, dan perilaku
sel.
Dinding sel tumbuhan merupakan matriks ekstraseluler yang menyelubungi tiap sel tumbuhan.
Dinding ini tersusun atas serabut selulosa yang tertanam dalam polisakarida lain serta protein
dan berukuran jauh lebih tebal daripada membran plasma, yaitu 0,1 µm hingga beberapa
mikrometer. Dinding sel melindungi sel tumbuhan, mempertahankan bentuknya, dan mencegah
pengisapan air secara berlebihan.
Sambungan antarsel
Sambungan sel (cell junction) dapat ditemukan pada titik-titik pertemuan antarsel atau antara sel
dan matriks ekstraseluler. Menurut fungsinya, sambungan sel dapat diklasifikasikan menjadi tiga,
yaitu (1) sambungan penyumbat (occluding junction), (2) sambungan jangkar (anchoring
junction), dan (3) sambungan pengomunikasi (communicating junction). Sambungan penyumbat
menyegel permukaan dua sel menjadi satu sedemikian rupa sehingga molekul kecil sekalipun
tidak dapat lewat, contohnya ialah sambungan ketat (tight junction) pada vertebrata. Sementara
itu, sambungan jangkar menempelkan sel (dan sitoskeletonnya) ke sel tetangganya atau ke
matriks ekstraseluler. Terakhir, sambungan pengomunikasi menyatukan dua sel tetapi
memungkinkan sinyal kimiawi atau listrik melintas antarsel tersebut. Plasmodesmata merupakan
contoh sambungan pengomunikasi yang hanya ditemukan pada tumbuhan.
Page | 21
Sel dan Pembelahan Sel
Sel adalah unit kehidupan strukural dan fungsional terkecil dari tubuh.
Bisa dikatakan bahwa sel adalah fondasi dari suatu kehidupan. Sekelompok sel yang memiliki
fungsi yang sama akan bergabung untuk membentuk jaringan. Jaringan-jaringan yang sama
akan bergabung membangun suatu organ, dan kemudian organ-orang tersebut akan menyusun
suatu individu.
Di dalam tubuh manusia terdapat miliaran sel. Jumlah sel dalam tubuh manusia tersebut diatur oleh
pembelahan sel dan kematian sel. Pada manusia, seluruh sel membelah untuk memperbanyak
jumlahnya, kecuali pada sel testis dan ovarium.
Melaui proses pembelahan sel inilah, tubuh akan mengalami proses pertumbuhan dan
perkembangan. Misalnya saja, bertambah tinggi, kuku dan rambut bertambah panjang,
mencapai kematangan fungsi organisme, dsb. Bukan hanya itu, pembelahan sel juga memiliki
peran dalam memperbaiki jaringan-jaringan yang rusak.
Menurut sifat dan letak terjadinya pembelahan, pembelahan sel dibagi menjadi dua, yaitu mitosis
dan meiosis. Mitosis adalah proses pembelahan sel somatik (sel tubuh), sementara meiosis
adalah proses pembelahan sel gamet (sel kelamin) yang berupa sperma dan ovum. Kedua macam
pembelahan tersebut memiiki fase-fase pembelahan meliputi profase, metafase, anafase, dan
juga telofase.
Tubuh kita terdiri atas badan dan anggota badan yang dihubungkan oleh pembuluh-pembuluh darah
dan pembuluh limfa. Anggota badan tersusun dari sel-sel yang berukuran sangat kecil (seperseratus
milimeter), yang memiliki bentuk hampir sama, namun memiliki fungsi yang berbeda.
Seperti sel darah putih, yang berfungsi melawan kuman-kuman yang masuk ke dalam tubuh. Sel
darah merah, berfungsi mengangkut oksigen dalam darah. Keping darah berfungsi untuk
membekukan darah supaya tidak terjadi pendarahan.
Di dalam sel terdapat organel yang salah satunya, adalah inti sel yang berisi gen atau DNA. DNA
adalah materi genetika yang dikenal sebagai pembawa sifat keturunan. Kanker berasal dari satu sel
gen yang mengalami kerusakan.
Page | 22
Sel gen yang mengalami kerusakan dapat menjadi liar dan berkembang tanpa henti, sehingga dari
satu sel menjadi jutaan sel dan membentuk jaringan baru. Jaringan baru itu disebut tumor atau
kanker.
Gen dalam sel ada yang disebut gen kanker ( oncogen ), gen penekan tumor (tumor suppressor gen
), dan gen yang bertugas memperbaiki gen yang rusak, yaitu repair gen. Bila salah satu dari gen
tersebut mengalami kerusakan, maka bisa menjadi kanker. Kerusakan pada materi gen atau biasa
disebut sebagai mutasi gen dapat terjadi melalui beberapa cara, baik internal maupun eksternal.
5. FUNGSI SEL
A. Metabolisme
Keseluruhan reaksi kimia yang membuat makhluk hidup mampu melakukan aktivitasnya disebut
metabolisme, dan sebagian besar reaksi kimia tersebut terjadi di dalam sel. Metabolisme yang
terjadi di dalam sel dapat berupa reaksi katabolik, yaitu perombakan senyawa kimia untuk
menghasilkan energi maupun untuk dijadikan bahan pembentukan senyawa lain, dan reaksi
anabolik, yaitu reaksi penyusunan komponen sel. Salah satu proses katabolik yang merombak
molekul makanan untuk menghasilkan energi di dalam sel ialah respirasi seluler, yang sebagian
besar berlangsung di dalam mitokondria eukariota atau sitosol prokariota dan menghasilkan ATP.
Sementara itu, contoh proses anabolik ialah sintesis protein yang berlangsung pada ribosom dan
membutuhkan ATP.
B. Komunikasi sel
Kemampuan sel untuk berkomunikasi, yaitu menerima dan mengirimkan 'sinyal' dari dan kepada
sel lain, menentukan interaksi antarorganisme uniseluler serta mengatur fungsi dan
perkembangan tubuh organisme multiseluler. Misalnya, bakteri berkomunikasi satu sama lain
dalam proses quorum sensing (pengindraan kuorum) untuk menentukan apakah jumlah mereka
sudah cukup sebelum membentuk biofilm, sementara sel-sel dalam embrio hewan berkomunikasi
untuk koordinasi proses diferensiasi menjadi berbagai jenis sel.
Komunikasi sel terdiri dari proses transfer sinyal antarsel dalam bentuk molekul (misalnya
hormon) atau aktivitas listrik, dan transduksi sinyal di dalam sel target ke molekul yang
menghasilkan respons sel. Mekanisme transfer sinyal dapat terjadi dengan kontak antarsel
(misalnya melalui sambungan pengomunikasi), penyebaran molekul sinyal ke sel yang
berdekatan, penyebaran molekul sinyal ke sel yang jauh melalui saluran (misalnya pembuluh
darah), atau perambatan sinyal listrik ke sel yang jauh (misalnya pada jaringan otot polos).
Selanjutnya, molekul sinyal menembus membran secara langsung, lewat melalui kanal protein,
Page | 23
atau melekat pada reseptor berupa protein transmembran pada permukaan sel target dan memicu
transduksi sinyal di dalam sel. Transduksi sinyal ini dapat melibatkan sejumlah zat yang disebut
pembawa pesan kedua (second messenger) yang konsentrasinya meningkat setelah pelekatan
molekul sinyal pada reseptor dan yang nantinya meregulasi aktivitas protein lain di dalam sel.
Selain itu, transduksi sinyal juga dapat dilakukan oleh sejumlah jenis protein yang pada akhirnya
dapat memengaruhi metabolisme, fungsi, atau perkembangan sel.
Sel mengangkut berbagai bahan ke, dari, dan di dalam diri mereka sendiri, untuk
kebutuhannya, ada beberapa metode yang berbeda yang digunakan untuk mencapai
hal ini. Secara umum, transportasi seluler dibagi menjadi dua jenis: pasif
dan aktif. Transportasi pasif itu berarti bahwa tidak ada energi sel untuk
melakukannya, transpor aktif, sebaliknya, membutuhkan penggunaan energi sel.
1. Transport Pasif
Transport pasif merupakan transport yang tidak memerlukan energi untuk melewati
membran plasma. Transport pasif mencakup osmosis dan difusi.
a. Osmosis
Osmosis adalah kasus khusus dari transpor pasif, di mana molekul air berdifusi melewati
membran yang bersifat selektif permeabel. Dalam sistem osmosis, dikenal larutan
hipertonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), larutan hipotonik
(larutan dengan konsentrasi terlarut rendah), dan larutan isotonik(dua larutan yang
mempunyai konsentrasi terlarut sama). Jika terdapat dua larutan yang
tidak sama konsentrasinya, maka molekul air melewati membran sampai kedua
larutan seimbang.
Dalam proses osmosis, pada larutan hipertonik, sebagian besar molekul air terikat
(tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan
bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak
molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga
lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab itu, dalam osmosis aliran
netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke hipertonik.
Proses osmosis juga terjadi pada sel hidup di alam. Perubahan bentuk sel terjadi jika
terdapat pada larutan yang berbeda. Sel yang terletak pada larutan isotonik, maka volumenya akan
konstan. Dalam hal ini, sel akan mendapat dan kehilangan air yang sama. Banyak hewan-hewan
Page | 24
laut, seperti bintang laut (Echinodermata) dan kepiting (Arthropoda) cairan selnya bersifat isotonik
dengan lingkungannya. Jika sel terdapat pada larutan yang hipotonik, maka sel tersebut akan
mendapatkan banyak air, sehingga bisa menyebabkan lisis (pada sel hewan), atau turgiditas tinggi
(pada sel tumbuhan). Sebaliknya, jika sel berada pada larutan hipertonik, maka sel banyak
kehilangan molekulair, sehingga sel menjadi kecil dan dapat menyebabkan kematian. Pada hewan,
untuk bisa bertahan dalam lingkungan yang hipo- atau hipertonik, maka diperlukan pengaturan
keseimbangan air, yaitu dalam proses osmoregulasi. Contoh peristiwa osmosis adalah air laut yang
meskipun memiliki beragam jenis zat terlarut, molekul airnya tetap akan bergerak ke larutan gula
yang konsentrasinya sangat tinggi.
b. Difusi
Difusi adalah peristiwa mengalirnya atau berpindahnya suatu zat dalam pelarut dari bagian
berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi rendah. Perbedaan konsentrasi yang ada pada
dua larutan disebut gradien konsentrasi. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar
luas secara merata atau mencapai keadaan kesetimbangan di mana perpindahan molekul tetap
terjadi walaupun tidak ada perbedaan konsentrasi. Difusi juga dapat terjadi dengan bantuan
pengemban. Mediator trasnpor tersebut berperan dalam pengangkutan gula, asam amino, vitamin
dan bahan lain dari luar sel kedalam sel (sitoplasma). Difusi dengan media transport, dilakukan
dengan cara mengikat zat terlarut pada media sebelum transport ke dalam sel, kadang-kadang
bergabung dengan transport aktif. Misalnya, pada tranpor molekul gula melewati epithelium usus,
Na+ bertindak sebagai pengemban. Ion Na+ mengikatkan afinitas pengemban terhadap glukosa.
Glukosa dan ion Na+ dilepaskan oleh pengmban ketika sudah berada pada permukaan membrane
bagian dalam. Selanjutnya ion Na+ akan dikeluarkan dari dalam sel melalui proses traspor aktif.
Contoh lain difusi difusi gabungan adalah alanin dan ion Na+ . alanin diserap dari rongga
a) Ukuran partikel. Semakin kecil ukuran partikel, semakin cepat partikel itu akan bergerak,
sehingga kecepatan difusi semakin tinggi.
c) Luas suatu area. Semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
d) Jarak. Semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
e) Suhu. Semakin tinggi suhu, partikel mendapatkan energi untuk bergerak dengan lebih
cepat. Maka, semakin cepat pula kecepatan difusinya.
Difusi yang dilakukan oleh sel hidup contohnya adalah peristiwa masuknya O2 dan keluarnya
CO2. Berikut perbedaan mekanisme transfor pasif osmosis dan Difusi
Page | 25
Gambar Transfor Pasif
www.wikipedia.com
2. Transport Aktif
Transpor aktif adalah pergerakan atau pemindahan yang menggunakan Energi untuk
mengeluarkan dan memasukkan ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat permeabel
dengan tujuan memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel. Transpor aktif dipengaruhi
oleh muatan listrik di dalam dan di luar sel, di mana muatan listrik ini ditentukan oleh ion natrium
(Na+), ion kalium (K+), dan ion klorin (Cl-). Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa
natrium- kalium.
Transpor aktif dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan energi.
Transpor aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran, di mana
di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses transport aktif dimulai dengan
pengambilan tiga ion Na+ dari dalam sel dan menempati situs pengikatan pada protein
integral.Energi diperlukan untuk mengubah bentuk protein integral pada membran yang
sebelumnya membuka ke arah dalam sel menjadi membuka ke bagian luar sel.
Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs pengikatan dan keluar dari protein integral menuju ke
Page | 26
luar sel. Kemudian dari luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral.
Bentuk protein integral berubah, dari sebelumnya membuka ke arah luar menjadi membuka ke
arah dalam sel dan ion kalium dilepaskan ke dalam sel.
1. Sel sebagai unit struktural dan fungsional dalam tubuh makhluk hidup, di dalam sel
terdapat organel sel yang saling berhubungan. Bagaimana hubungan peroksisom
dengan mitokondria terkait respirasi sel?
3. Analisislah gambar berikut! Mengapa pada tanaman yang kekurangan air bisa layu?
4. Di dalam nukleus terdapat materi genetik (RNA dan DNA). Mengapa RNA dan
posfolipid dianggap cikal bakal kehidupan?
Page | 27
3. PENUTUP
3.1 RANGKUMAN
Page | 28
3.2 Tes Formatif
1. Sekelompok siswa sedang berdiskusi mengenai organel sel hewan. Seorang siswa menunjukkan
organel Y. seperti gambar berikut.
4. Pada tumbuhan, selain memiliki membran sel juga dilengkapi dengan dinding sel yang berfungsi
menjaga bentuk sel. Ciri yang dimiliki oleh dinding sel adalah ….
a. komponen penyusunnya adalah fosfolipid bilayer, memiliki noktah
b. memiliki pori-pori yang terbentuk dari sekret yang dihasilkan diktiosom
Page | 29
c. komponen penyusunnya adalah selulosa, memiliki plasmodesmata
d. memiliki noktah, terbentuk dari sekret yang dihasilkan retikulum endoplasma
e. komponen penyusunnya adalah fosfolipid bilayer, memiliki plasmodesmata
6. Sukrosa yang ditransfor keluar dari floem sel akar diubah menjadi amilum di dalam organel...
a.Vakuola
b.Plastida
c.Lisosom
d.Peroksisom
e.glioksisom
8. Pada Badan Golgi ditemukan adanya protein Rab. Berikut ini adalah fungsi protein rab, yaitu...
a. memudahkan dan mengatur kecepatan pelayaran vesikel.
b. memaket tunas dari bagian pre-golgi dan antar cisternae.
c. menyebabkan protein dynamin larut dalam sitoplasma sehingga membentuk cincin di setiap
leher tunas.
d. memaket tunas-tunas dari dari retikulum endoplasma.
e. membentuk lisosom dan membran plasma.
Page | 31
DAFTAR PUSTAKA
Page | 32