SUPERVISOR PEMBIMBING
Dr. dr. Dewi Setiawati, Sp.OG., M.Kes
1
LEMBAR PENGESAHAN
Supervisor
Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Dokter
UIN Alauddin Makassar
2
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan laporan
kasus dengan topik “Embriologi dan Proses Kejadian Manusia”. Salam dan
Shalawat semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. yang
telah menjadi rahmatan lil ‘alamiin. Laporan kasus ini penulis susun sebagai
salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik pada Departemen Ilmu Kesehatan
Obstetri & Ginekologi Program Profesi Dokter UIN Alauddin Makassar.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih, rasa hormat dan penghargaan
atas bimbingan dan arahan selama penyusunan refarat ini kepada Dr.dr. Dewi
Setiawati, Sp.OG, M.Kes selaku supervisor, serta kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang membangun agar laporan kasus ini kelak bisa bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya dalam bidang ilmu kesehatan Obstetri & Ginekologi. Semoga Allah
SWT. senantiasa melindungi kita semua. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.
3
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Gametogenesis6
B Tahapan Embriogenesis
C Perkembangan Janin
D Integrasi Keislaman
DAFTAR PUSTAKA
4
BAB I
PENDAHULUAN
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses terbentuknya gamet atau sel kelamin.
Gametogenesis pada pria dinamakan spermatogenesis yaitu proses pembentukan
sel kelamin pria (spermatozoa) dan gametogenesis pada wanita dinamakan
oogenesis yaitu proses pembentukan sel kelamin Wanita (ovum).1,2
1. Spermatogenesis
Dalam duktus semineferus embrio laki-laki memiliki 2 sel, yakni sel induk
dan sel punca (stem cell) yang akan berpoliferasi secara mitosis membentuk
spermatogonia dan sel kecil yang belum berspesialisasi. Pada fase awal
spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n atau mengandung 23
pasang kromosom). Secara mitosis, spermatogonium akan berubah menjadi
spermatosit primer (2n). Selanjutnya, spermatosit primer membelah menjadi
spermatosit sekunder secara meiosis (Meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada
dua, sama besar dan bersifat haploid (n-23 kromosom). Melalui fase meiosis II,
spermatosit sekunder membelah diri menjadi empat spermatid yang sama bentuk
dan ukurannya. Keempat spermatid memasuki ujung sel-sel sertoli untuk
mematangkan diri menjadi spermatozoa yang merupakan tahap akhir
pembentukan sperma. Proses pematangan spermatid menjadi spermatozoa disebut
spermiogenesis, sperma matang yang bersifat haploid (n). Setelah matang, sperma
menuju saluran reproduksi yakni epididimis. Semua proses ini terjadi selama
6
kurang lebih 17 hari. Sementara, energi yang digunakan untuk melakukan proses
spermatogenesis berasal dari sel-sel Sertoli.1,2
2. Oogenesis
Proses oogenesis terjadi di dalam ovarium. Oogenesis dimulai ketika
Primordial Germ Cell (PGC) mencapai gonad pada embrio wanita. PGC
berkembang menjadi oogenium, oogenium membelah secara mitosis membentuk
oosit primer yang telah ada sejak masa bayi, tetapi tertahan perkembangannya
sampai masa pubertas. Oocit primer mengandung 23 pasang kromosom atau
diploid (2n 46 kromosom). Selama beberapa bulan kemudian, jumlah oogonia
meningkat pesat, dan pada akhir bulan kelima jumlah oogenium mencapai 7 juta
dan mulai mengalami kematian. Menjelang kelahiran sebagian oosit primer (700-
2 juta) memulai profase meiosisi I, tetapi sel-sel ini tidak melanjutkan pembelahan
ke tahap metafase namun masuk ke tahap diplotene (tahap istirahat), karena oocit
belum matang (OMI/ Oocit Maturation Inhibition) yang di sekresikan oleh sel-sel
folikel. Jumlah total oocit primer pada saat lahir diperkirakan anatar 600.000-
800.000. Selama anak-anak, sebagain besar oosit menjadi atretik, hanya sekitar
7
400.000 yang pada awal pubertas dan dari 500 akan diovulasikan. Saat pubertas,
setiap bulannya 15-20 folikel dipilih melalui 3 tahap:
- Dasar atau preantral,
- Sekunder atau antral
- Preovulasi 37 jam sebelum ovulasi (folikel graaf).
8
Gambar 2. Proses Oogenesis.
B. Tahapan Embriogenesis
1. Fertilisasi
Fertilisasi (pembuahan) adalah proses penyatuan ovum dan sperma, terjadi
di daerah ampula uterina. Fertilisasi mempunya dua fungsi utama yaitu:
Fertilisasi memerlukan oosit sekunder (ovum) yang tealah matang dan siap
dibuahi. Dalam satu kali ejakulasi terdapat 200-300 juta spermatozoa yang
disemprotkan kedalam liang vagina, akan tetapi hanya sekitar 300-500
spermatozoa yang berhasil mencapai ampula dan hanya satu spermatozoa yang
akan membuahi ovum. Sebagaian besar sperma yang berjalan dari vagina menuju
uterus dan masuk ke tuba fallopi dihancurkan oleh mukus (lendir) di dalam uterus
9
dan tuba. Untuk mendukung aktivitas sperma, ovum mengeluarkan senyawa
fertilizin yang tersusun dari glikoprotein yang berfungsi untuk:
Tahap Fertilisasi
1. Penetrasi Korona Radiata, oleh sperma dengan bantuan enzim
hialurodinase yang melarutkan senyawa hialuronid pada korona
radiata.
2. Penetrasi Zona Pelusida, oleh sperma dengan bantuan enzim akrosin
untuk menghancurkan glikoprotein. Penetrasi ini memicu sel-sel
granulosit di bagian korteks oosit sekunder untuk mengeluarkan
senyawa tertentu yang menyebabkan sel-sel di zona pelusida berikatan
satu sama lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat
ditembus oleh sperma lain. Proses ini mencegah ovum dibuahi oleh
lebih dari satu sperma (polispermia).
3. Fusi membran sel sprema dan oosit, setelah menembus zona pelusida
spermatozoa masuk ke ruang perivitelin (ruang antara zona pelusida
dengan membran vitelin/membran plasma, kemudian menempel dan
terjadi fusi (peleburan) membran spermatozoa dengan membran
plasma oosit. Peleburan ini memungkinan nukleus spermatozoa masuk
10
ke sitoplasma, kemudian berkondensasi dan membesar sehingga
menjadi pronukleus pria (n). sedangkan ekor spermatozoa terlepas dan
berdegenerasi. Akibat masuknya nukleus spermatozoa ini akan
mengaktivasi oosit sekunder menyelesaikan pembelahan meiosis II
menjadi oocit dan 2 polar body, sehingga nukleusnya berkondensasi
menjadi pronukleus wanita (n). Kedua pronukleus bergerak ke tengah,
lalu terjadi fusi (peleburan) pronukleus wanita dan pronukleus pria
(pembuahan). Peleburan ini mengembalikan jumlah kromosom dari
haploid menjadi diploid dan sel baru hasil peleburan ini disebut zygot
(2n)
2. Cleveage (Pembelahan)
11
suatu bola sel padat yang disatukan oleh taut erat. Proses ini pemadatan
(compaction), memisahkan sel-sel bagian dalam yang berkomunikasi secara
akstensif melalui taut celah (gap junction) dari sel-sel luar. Sekitar 3 hari setelah
pembuahan, sel-sel mudigah kembali membelah untuk membentuk morula (16)
sel). Sel dibagian dalam morula membentuk massa sel dalam (inner cell mass) dan
sel-sel disekitarnya membentuk massa sel luar. Massa sel dalam menghasilkan
jaringan mudigah yang sebenarnya dan massa sel luar membentuk trofoblas yang
kemudian berkembang menjadi plasenta.
3. Pembentukan blastokista
4. Implantasi
Implantasi adalah perlekatan dan penetrasi berikutnya oleh telur yang telah
dibuahi (pada tahap blastokista) di dinding rahim, yang dimulai dari 5 sampai 7
hari setelah pembuahan.
Pada saat implantasi, mukosa uterus berada dalam fase sekretorik, yaitu
saat kelenjar dan arteri uterus bergulung dan jaringan menjadi tebal-basah
sehingga dikenali adanya 3 lapisan di endometrium yaitu: lapisan kompaktum di
bagian superfisial, lapisan spongiosum di tengah, dan lapisan basale yang tipis.
Dalam keaadaan normal blastokista tertanam di endometrium di sepanjang
dinding anterior atau posterior korpus uteri
12
Gambar 4. Proses pembelahan zygot sampai implantasi
5. Gastrulasi
Proses paling khas yang terjadi selama minggu ketiga kehamilan adalah
gastrulasi, yaitu proses yang membentuk ketiga lapisan germinativum (ektoderm,
mesoderm, endoderm) pada mudigah, Gastrulasi diawali oleh pembentukan
primitive streak (garis primitif) dipermukaan epiblast. Pada awalnya garis ini
tidak terlalu jelas terlihat, tetapi pada mudigah berusia 15-16 hari, garis ini jelas
terlihat sebagai alur sempit dengan bagian yang sedikit menonjol dikedua sisi.
Ujung garis ini disebut primitive node (nodus primitif), terdiri dari daerah yang
sedikit meninggi yang mengelilingi primitive pit (lubang primitif) kecil. Di daerah
nodus dan garis tersebut, sel-sel epiblas bergerak ke arah dalam (invaginasi) untuk
membentuk lapisan sel baru, endoderm dan mesoderm. Sel yang tidak bermigrasi
melalui garis tetapi tetap di epiblas membentuk ektoderm. Karena itu, epiblas
menghasilkan ketiga lapisan germinativum mudigah.
13
Sel-sel pronoto kord yang mengalami invaginasi di lubang primitif
bergerak maju sampai mencapai lempeng prekordal. Sel-sel ini terselip diantara
endoderm sebagai lempeng notokord. Dengan perkembangan lebih lanjut,
lempengan terlepas dari endoderm dan terbentuk suatu genjel (korda) solid,
notokord. Notokord suatu sumbu garis tengah yang akan berfungsi sebagai dasar
bagi kerangka aksial. Ujung sefalik dan kaudal mudigah ditentukan sebelum garis
primitif terbentuk. Karena itu, sel-sel di hipoblas (endoderm) di batas sefulik
diskus membentuk endoderm viseral anterior yang mengekspresikan gen-gen
pembentuk kepala.
Pada akhir minggu ketiga, tiga lapisan germinativum dasar yang terdiri
dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm telah terbentuk dibagaian kepala, dan
proses untuk menghasilkan lapisan germinativum ini berlanjut kebagian lebih
kaudal mudigah sampai akhir minggu keempat. Diferensiasi jaringan dan organ
telah dimulai, dan hal ini terjadi dalam arah sefalokaudal seiring dengan
berlanjutnya gastrulasi. Sementara itu, trofoblas berkembang pesat. Vilus primer
memperoleh inti mesenkim tempat terbentuknya kapiler halus. Jika kapiler vilus
ini sudah berkontak dengan kapiler di lempeng korion dan tangkai penghubung,
14
6. Stadium Organogenesis
15
a. Turunan Ektoderm
Ektoderm sebagai lapisan luar dari embrio terdiri dari bakal bumbung
neural, bakal pial neural, dan bakal epidermis. Bumbung neural (neural
tube) merupakan bakal dari sistem saraf pusat sedangakan pial neural
(neural Chest)akan membentuk sistem saraf periferi serta ganglion,
medulla adrenal, sel-sel pigmen, rawan larinks dan rawan kepala. Turunan
epidermis dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu, yang berasal dari
penebalan epidermis (plakioda), seperti lensa mata, telinga bagian dalam,
puting-puting pengecap dan epidermis lainnya akan membentuk epidermis
kulit, rambut, tanduk, kuku, dan lapisan permukaan mulut dan anus, serta
hipofisa anterior.
16
adrenal. diferensiasi bumbung neural menjadi daerah-daerah sistem
saraf pusat berlangsung melalui tiga cara serentak. Secara anatomi,
bumbung neural dan rongganya menggelembung, berkonstriksi
sehingga terbentuk ruang-ruang. Pada tangkai jaringan, sel-sel pada
dinding bumbung neural menyusun diri sehingga membentuk bagian-
bagian fungsional khusus dari otak dan sumsum tulang belakang dan
pada tingkat selular, sel-sel akan berdiferensiasi menjadi neuron dan
sel-sel penunjang.
Pada awalnya bumbung neural membentuk lurus. Sebelum
bumbung neural posterior terbentuk, bumbung neural bagian paling
anterior telah memulai dengan pembentukan otak. Bumbung neural
menggelembung membentuk tiga vesikula: otak depan (prosensefalon),
otak tengah (mesensefalon) dan otak belakang (rhombensefalon). Pada
waktu ujung posterior bumbung neural menutup, dibentuk penonjolan
baru, vesikula optik, yang menonjol pada sisi lateral otak depan.
Telensefalon kelan akan menjadi serebrum (otak besar) sendang
diensefalon akan menjadi talamus, hifotalamus, epifisa, dan hipofisa
posterior. Mesensefalon tidak berubah dan rohgganya menjadi
aquaduct serebral. Rhombosensefalon terdiferensiasi menjadi
metensefalon disebelah anterior dan miensefalon disebelah posterior.
Mielensefalon kelak akan menjadi medula oblongata sedang
metensefalon menjadi serebelum (otak kecil) dan pons varoli
(jembatan varoli)
Pada daerah otak depan bagian posterior terbentuk vesikula optik
yang merupakan penonjolan kearah lateral. Vesikula optik menyentuh
ektoderm dan menginduksi ektoderm membentuk plakoda. Induksi ini
sangat spesifik, bila vesikula optik dipindahkan kedaerah lain dari
kepala, ia akan mengiduksi ektoderm untuk membentuk lensa bukan
epidermis kepala. Setelah plakoda lensa terbentuk, ia akan
berinvaginasi dan mengiduksi balik vesikula optik dan menyebabkan
perubahan pada vesikula tersebut. Vesikula optik berinvaginasi
17
berlangsung lebih lanjut, hubungan antara cawan optik dan otak
menyempit menjadi tangkai optik, sedang lapisan cawan optik
mengalami diferensiasi. Sel-sel pada lapisan luar menghasilkan pigmen
dan disebut lapisan berpigmen retina yang akhirnya menjadi retina
berpigmen. Lapisan dalam memperbanyak diri dengan cepat dan
membentuk neuron, glia, interneuron dan sel-sel ganglion, lapisan ini
disebut lapisan sensori retina yang kelak akan menjadi retina sensoris.
Akson dari sel-sel ganglion bertemu pada bagian dasar mata sepanjang
tangkai optik dan menjadi saraf mata.
Bakal lensa berinvaginasi dan membentuk gelembung, kemudian
melepaskan diri dari ektoderm. Lensa bersentuhan dan menginduksi
ektoderm yang menutupinya untuk membentuk komea. Lensa
mengalami diferensiasi sehingga menjadi transparan. Diferensiasi ini
menyangkut perubahan struktur sel maupun terjadinya sintesis suatu
protein spesifik yang disebut kristalin. Sel-sel lensa pada sisi dekat
retina mula-mula berubah menjadi panjanf berbentuk serabut dan
menghasilkan kristalin. Sel-sel tumbuh terus sehingga mengisi rongga
lensa, dengan demikian lensa sekarang terisi penuh dengan sel-sel
kristalin yang jernih atau transparan serta tidak berisi. Langsung
dimuka lensa terdapat jaringan ikat, yaitu iris, yang berasal dari
ektoderm daerah cawan optik yang tidak terdiferensiasi menjadi retina
sensoris. Lapisan koroid dan sklera, yaitu lapisan luar dari mata yang
dibentuk dari mesenkin yang berakumulasi mengelilingi bola mata.
Kornea akan menjadi jernih karena pigmen pada sel-sel epidermis
hilang
b. Turunan Mesoderm
Mula-mula sel lapisan benih mesoderm membentuk lembaran tipis
jaringan ikat pada kedua sisi garis tengah berkembang membentuk
mesoderm paraksial. lebih ke lateral tetap tipis disebut lempeng lateral.
18
Dengan timbulnya serta bersatunya rongga interselular pada lempeng
lateral jaringan ini terpecah menjadi dua lapisan yaitu:
- Mesoderm parietal yang meliputi amnion
- Mesoderm viseral yang meliputi kandung kuning telur.
Mesoderm Paraksial
Menjelang akhir minggu ketiga mesoderm paraksial
terpecah dalam kelompok-kelompok sel epiteloid yang disebut
somit. Pasangan somit pertama timbul pada bagian leher mudigah.
Setiap hari akan timbul 3 somit sehingga pada akhir minggu kelima
terdapat 42 sampai 44 pasang somit. Pasangan somit ini adalah; 4
oksipital, 8 servikal, 12 torakal, 5 lumbal, 5 sakral dan 8 sampai 10
pasang koksigeal. Somit oksipital pertama dan sampai 7 somit
koksigeal yang terakhir kemudian menghilang.
Menjelang permulaan minggu keempat sel-sel epiteloid
yang membentuk dinding ventral dan dinding medial somit
kehilangan bentuk epitelnya menjadi polimorf dan berpindah
mengelilingi korda dorsalis. Sel-sel ini bersama-sama disebut
sklereton, membentuk jaringan yang dikenal sebagai mesenkim.
Mereka akan mengelilingi sum-sum tulang belakang dan korda
dorsalis untuk membentuk kolumna vertebralis. Dinding korsal
somit yang masih tertinggal dinamakan dermatom membentuk
suatu lapisan sel baru. Segera setelah terbentuk sel ini gagal
membelah diri dan jaringan yang terbentuk ini disebut miotom.
Setiap miotom mempersiapkan otot-otot untuk segmennya sendiri.
19
Setelah sel-sel dermatom membentuk, miotom dan menyebar di
bawah ektoderm sekitarnya. Di sini sel-sel tersebut membentuk
dermis dan jaringan subkutan. Karena itu setiap somit membentuk
skleroton 9 komponen tulang rawan dan tulang), mioton
(mempersiapkan komponen otot segmental) dan dermatom
(komponen kulit di segmennya). Sebagaimana akan terlihat
kemudian, setiap mioton dan dermatom masing-masing
mempunyai komponen saraf disegmennya sendiri.
Mesoderm intermediet
Jaringan ini berdiferensiasi dengan cara yang berbeda dengan
somit. Di daerah servikal dan torakal bagian atas jaringan ini secara
segmental menyusun kelompok-kelompok sel yang kelak menjadi
nefrotom, sedangkan lebih kaudal membentuk massa jaringan yang
tak bersegmen dikenal sebagai korda nefrogenik yang nantinya
berkembang menjadi sistem ekskresi dan saluran genital
- Sistem Ekskresi
Pada manusia pronefros, mesonefros dan metanefros
terbentuk secara berurutan. Pronefros merupakan ginjal yang
pertama dibentuk dan terletak paling kranial, sangat vestigial.
Kemudian dibentuk mesonefros yang terletak lebih kaudal dari
pronefros. Mesonefros merupakan organ ekskresi pada embrio,
tetapi seperti pronefros pada dewasa akan hilang kecuali
sebagian salurannya yang akan menjadi saluran genital jantan.
Manefros merupakan ginjal yang paling akhir dibentuk dan
terletak paling kaudal. Mulai berfungsi pada tahapan akhir
embrio kalau mesonfros mengalami regresi dan akan berfungsi
sebagai ginjal fungsional pada individu dewasa
- Sistem Genitalia
Gonad dibentuk sebagai suatu penebalan pada permukaan
ventromedial mesonefros. Penebalan ini berbentuk sebagai
suatu pematang yang membujur antero-posterior serta menonjol
20
kedalam coelem disebut pematang genital. Pematang genital
terdiri atas mesenkim dibagian dalam dan epitelium bagian luar
bersambung dengan epitelium mesonefros. Epitelium pematang
genital tumbuh dan disebut epitel germinal. Pada epitel
germinal inilah BSK, yang datang dari luar gonad pertama kali
berada didalam gonad. Epitel germinal pematang gonad
berfoliferasi kearah dalam dan membentuk pita-pita seks
primer. Pada tahap ini belum dapat dipisahkan antara gonad
jantan dan betiana dan disebut gonad indiferen.
Pada embrio jantan(dengan kromosom XY), pita seks
primer serta BSK yang terdapat didalamnya akan berfoliferasi,
uterus masuk kedalam jaringan ikat. Pita-pita ini bersambungan
satu dengan yang lainnya membentuk suatu jalan pita- pita sek
internal. Pada ujung distal rete testis. Pita-pita ini kemudian
akan melepas dari epitel germinal dan mereka dipisahkan oleh
suatu lapisan yang disebut tunika albuginea. Pada awalnya pita-
pita testis ini adalah fasif, baru pada periode pubertas akan
membentuk ronggadan menjadi tubulus seminiferus yang
bermuara di duktus eferensia. Selama periode fetus, mesenkim
yang terdapat di antara pita- pita testis berdiferensiasi menjadi
sel Leydig yang menghasilkan testosteron sedan pita-pita testis
berdiferensiasi menjadi sel Sertoli.
Pada betina (dengan kromosom XY), BSK berada pada
epitelium germinal pita sek yang pertama dibentuk dan akan
berdegenerasi dan gonad bagian dalam berisi mesenkim dan
pembuluh darah. Epitelium germinal atau korteks menebal dan
sel-sel korteks sebelah dalam berkelompok mengelilingi BSK
yang kelak menjadi folikel frimer dari ovarium.
- Lapisan-lapisan mesoderm parietal dan visceral
Kedua lapisan ini membatasi selom intra-embrional.
Mesoderm pariental bersama ektoderm disekitarnya
21
membentuk dinding lateral dan ventral tubuh. Mesoderm
viseral dan entoder embrional membentuk dinding usus.
22
bentuk dayung menjadi bentuk kerucut menjadi bentuk anggota
tubuh yang sebenarnya. Bentuk anggota tubuh dicapai karena
terjadi tumbuh secara diferensiasi dan dibantu dengan kematian
sel. Morfologi anggota tubuh dicapai melalui kemtian sel
sepanjang tepi anterior dan posterior mesoderm anggota tubuh.
Kematian sel terjadi pula pada erosi jaringan antara jari dalam
pembentukan jari, sehingga bila hal ini ridak terjadi maka jari akan
tetap dihubungkan dan disatukan oleh selaput seperti halnya pada
selaput renang pada bebek
23
Jantung pada awalnya merupakan tabung yang lurus dan
tidak mempunyai ruang- ruang khusus didalamnya. Baru kemudian
tabung ini berubah melalui beberapa cara. Mulai dari belakang
jantung ini tumbuh kedepan, lalu belok ke bawah dan kekanan
kemudian membelok lagi kekiri mengarah keatas dan kedepan.
Jantung sekarang berbentuk huruf S. Jantung kemudian pada
beberapa tempat membuat konstriksi dan pada tempat ini
menggelembung şehingga terbagi menjadi empat bagian utama.
Sinus venosus terletak pada bagian posterior dan berkelanjutan
dengan vena viteling. Atrium terdapat pada ujung belokan pertama,
ventrikel terdapat pada bagian turun belokan pertama dan kedua.
Bagian yang mengarah kedepan dari belokan kedua menjadi
trunkus arterorius berkelanjutan dengan aorta. Sebelum pembagian
ini berlangsung, jantung telah berfungsidan melai berdenyut
dengan teratur. Dari seluruh organ pada hewan jantung merupakan
organ yang pertama kali berfungsi
24
pembentukan darah ekstra-embrio pada kantung yolk. Hanya disini
sel-selnya dari mesenkim. Sel-sel darah dan kapiler berkembang di
dalam mesoderm ekstracmbrional dari jonjot-jonjot dan tangkai
penghubung. Dengan terus bertunasnya pembuluh ekstra-
embrional terbentuklah hubungan dengan pembuluh darah
mudigah, sehingga menghubungkan mudigah dan plasenta
c. Turunan Endoderm
25
melekuk ke ventral embrio. Kedua ektoderm bersatu, atap-atap dari
daerah oral menjadi bagian anterior dari hipofis. Sedang jaringan
neural dari jaringan neural dari dasar diensefalon membentu
tinfunddilibumi yang kelak akan menjadi bagian neural dari hipofisa
1. Saluran Penceraan
Pada posterior dari faringks dibentuk eksofagus, lambung,
usus halus, usus kasar. Lapisan permukaaan dalam dari saluran ini
serta kelenjar-kelenjarnya berasal dari endoderm tetapi otot pada
dinding, jaringan ikat, pembuluh darah, mensenterium dan epitel
yang menutupi permukaan usus awal, saluran pencernaan
merupakan saluran sederhana. Pada ujung kaudal usus terjadi
suatu lekukan tempat pertemuan ektoderm dan endoderm dan
kedua lapisan ini dibatasi oleh membran kloaka yang akan pecah
dan menjadi anus. Disebelah kauda lambung terbentuk ketiga
turunan saluran pencernaan. Devertikulum hati merupakan saluran
yang keluar dari usus depan, masuk ke mesenkim yang ada
disekeliling lambung. Mesenkim menginduksi endoderm untuk
berfoliferasi, bercabang dan membentuk sel-sel hati. Sebagian
divertikulum hati akan berfungsi sebagai saluran dari hati dan
cabangya akan membentuk kantung empedu. Pankreas dibentuk
sebagai fusi dari divertikulum yang berasal dari sebelah dorsal dan
ventral saluran pencernaan tepat disebelah kaudal empedu.
2. Saluran Pernapasan
Paru-paru berasal dari saluran pencernaan walaupun tidak
mempunyai peranan dalam pencernaan. Pada bagian tengah
farinks antara kantung faringks ke tempat keluar alur laringo
farinks yang tumbuh keventral. Alur ini bercabang Jua sebagai
cabang utama dari paru-paru. Endodermnya membentuk batas
permukaan trakea, bronchii, dan alveolus paru-paru. Seperti hal
nya pada hati percabangan dari saluran-saluran disini juga
tergantung pada interaksi dengan mesenkim yang ada disekitarnya.
26
C. Perkembangan janin
14 Hari pertama
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi
membelah dua, 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur
bergerak menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula.
Sel-sel terus berkembang dan bertambah jumlahnya sehingga membantu
blastokis terpaut pada endometrium. Pembuluh darah primitif untuk embrio
mulai berkembang pada mesoderm. Blastokista mendapat makanan dari
sitoplasmanya sendiri.
Hari ke 14-28
Pembuluh darah embrio berhubungan dengan pembuluh darah pada vili
korion primitif plasenta. Sirkulasi embrio/maternal telah terbentuk dan darah
dapat beredar. Kepala embrio dapat dibedakan dari badannya. Tunas-tunas tungkai
dan lengan mulai tampak. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut.
Hari 28-42
Minggu ke 8-10
Kepala fleksi ke dada dan mempunyai ukuran yang sama dengan tubuh.
Leher panjang sehingga tidak menyentuh dagu. Jari tangan dan kaki sudah
terbentuk, hidung dan telinga terbentuk. Kelopak mata terbentuk tetapi tertutup
sampai dengan minggu ke-25. Usus mengalami penonjolan samapai ke funikulis
27
ubilikalis karena tidak cukup ruang abdomen. Insersi funikulis sangat rendah pada
abdomen.
Minggu ke 10-12
Berat janin 14 gram. Telinga terlihat jelas, sirkulasi fetal telah berfungsi,
terdapat refleks mengisap dan menelan. Traktus renalis mulai berfungsi, kelopaka
mata an genitalia eksterna terbentuk.
Minggu ke 12-16
Berat janin 100 gram, genitalia lebih jelas terbentuk, kulit merah dan tipis
sehingga pembuluh darah terlihat. Timbunan lemak subkutan terjadi menjelang
minggu ke 16, rambut dan lanugo mulai tumbuh, tungkai lebih panjang daripada
lengan.
Minggu ke 20-24
Minggu ke 24-28
Semua organ telah tumbuh dengan baik, mata terbuka, alis dan bulu mata
berkembang dengan baik. Lemak di subkutan lebih banyak sehingga kerutan di
kulit berkurang. Testis mengalami penurunan dari abdomen ke dalam skrotum.
Minggu ke 28-32
28
Lanugo mulai berkembang, tubuh mulai membulat karena ada simpanan
testis, testis telah turun.
Minggu 32-36
Sebagian besar lanugo terlepas, tetapi kulit masih tertutup vernix kaseosa.
Testis pada janin laki-laki sudah terdapat di skrotum. Ovarium pada janin
perempuan masih berada di sekitar kavitas pelviks. Umbilikus terletak lebih di
pusat abdomen.
Minggu 36-40
29
Gambar 8. Masa Krtitis terjadinya kegagalan dalam pertumbuhan manusia.
D. Integrasi Keislaman
1. Proses Penciptaan Manusia
Sebagaimana ayat al-Qur'an surat al-Mu'minun ayat 12-14 tentang
perjalanan kejadian manusia. Sejak dimulainya ovum yang dibuahi oleh sperma,
hingga terbentuk bayi akan terlahir ke dunia. QS al-Mu'minun ayat 12:
"Dan sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah."
30
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah swt yang paling mulia, baik
dilihat dari segi bentuk, kepribadian, akal, pikiran, perasaan, dan sebagainya.
Berbeda dengan makhluk yang lain, meskipun memiliki kehidupan tetapi tidak
memiliki sifat-sifat seperti manusia. Sebagai makhluk yang paling mulia, ternyata
bahan dasar yang dipakai dalam menciptakan manusia adalah tanah. Karena kakek
moyang manusia (Nabi Adam) pertama kali diciptakan dari tanah. Dari studi ilmu
kimia, dapat dibandingkan unsur-unsur kimia yang ada dalam tanah yang ternyata
ahim ve sama dengan unsur kimia manusia. Dan tak dipungkiri lagi, bahwa
manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
Proses kedua menurut al-Qur'an surat al-Mu'minun ayat 13 yakni
menjelaskan proses awal mula bertemunya sperma dan sel telur, yang berbunyi:
ين
ٍ ار َّم ِك ْ ُثُ َّم َج َع ْلتَهُ ن
ٍ طفَةً فِي قَ َر
Terjemahnya:
طفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُمضْ َغةً فَ َخلَ ْقنَاْ ُّثُ َّم َخلَ ْقنَا الن
ْال ُمضْ َغةَ ِعظَ ًما فَ َك َس ْونَا ْال ِعظَ َم لَحْ ًما ثُ َّم َأن َشْأنَنَهُ َخ ْلقًا اخر
َ ِك هَّللا ُ َأحْ َس ُن ْال َخلِق
ين َ َفَتَب
َ ار
Terjemahnya:
31
"Kemudian, air mani itu Kami Jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu
yang melekat itu Kami Jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
Jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian, Kami Menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci
Allah, Pencipta yang paling baik."
32
berubah menjadi nuṭfah. Menurut Alquran, nuṭfah ialah berasal dari air mani atau
ovum yang ditumpahkan ke dalam rahim (QS. Al-Qiyamah: 37), bercampurnya
antara ovum dan sperma di tuba falloppi, menyebabkan terjadinya
fertilisasi(pembuahan). Menurut Hanifa Wiknyosastro, jutaan spermatozoon dapat
memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi dan hanya satu spermatozoon yang
mampunyai kemampuan membuahi. Ovum yang telah dibuahi, disebut zigot dan
terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria.
Selaput yang kedua dan ketiga tersebut, berfungsi membentuk jonjot ang
berhubungan dengan selaput uterus, dimana dalam jonjot itu terdapat pembuluh
darah ibunya dengan perantara ari-ari (plasenta). Ruangan embrio yang dilapisi
amnion dan khorin berisi air ketuban (liquor amnii) yang berfungsi sebagai
berikut:
33
a. Menjaga embrio tetap basah dan tahan terhadap goncangan,
b. Agar embrio tidak melekat pada amnion,
c. Agar embrio dapat bergerak dengan bebas,
d. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu,
e. Memungkinkan untuk menambah suplai cairan embrio,
f. Meratakan tekanan intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila
ketuban pecah.
ااْل َْن َع ِام مَثٰنِيَةَ اَْزو ٍاج ۗ خَي ْلُ ُق ُك ْم يِف بُطُْو ِن اَُّم ٰهتِ ُك ْم َخ ْل ًقا ِّم ۢ ْن َب ْع ِد َخْل ٍق يِف
ْ ْ َ
صَرُف ْو َن ت ىّٰن اف و ۚ ه ِك ٓاَل اِٰله ا
اَّل ُ ۗ ث ٰذلِ ُكم ال ٰلّه رب ُكم لَه الْم ْل ۗ ٰ ٍ
ْ ُ َ َ َ ُ َ ُ ُ ْ َُّ ُ ُ ٍ ظُلُ ٰمت َثل
Terjemahan :
“Dia menciptakanmu dari jiwa yang satu (Adam), kemudian darinya Dia
menjadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak
untukmu. Dia menciptakanmu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam
tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pemilik
kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia. Mengapa kamu dapat berpaling (dari
kebenaran)?”
Di ayat atas Allah menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi
kejadian dalam tiga kegelapan, Yang dimaksud tiga kegelapan ialah tiga selaput
embrio di atas. Dalam beberapa tafsir lain, 3 kegelapan yang dimaksud adalah
kegelapan dalam abdomen, dalam Rahim, dan dalam selaput ketubahn.
Menurut Alquran, janin itu kemudian diberi ruh oleh Allah dan dilengkapi
dengan pancaindra, sehingga keadaannya berubah menjadi bayi yang dapat
34
bergerak dan berada dalam rongga rahim sampai pikun. Jadi, menurut Alquran
proses penciptaan manusia melewati beberapa fase yaitu:
Dalam ayat al-Qur’an tersebut diterangkan bahwa ada lima hal ghaib yang
tidak diketahui oleh siapa pun. Lima hal tersebut antara lain pengetahuan atas apa
yang ada di dalam rahim. Sesungguhnya ayat tersebut bersifat umum. Allah tidak
hanya mengetahui apa yang ada di dalam rahim baik itu laki-laki ataupun
perempuan. Akan tetapi, Allah juga mengetahui apakah ia akan menjadi orang
35
yang bahagia lantas masuk surga atau akan menjadi orang yang sengsara lantas
masuk neraka. Allah juga yang mengetahui ajal dan rezekinya. Mengetahui
perjalanan hidupnya dan bagaimana keadaannya di dalam rahim sampai masa
kelahirannya. Bahkan Dia mengetahui secara detail setiap partikel yang berada
pada janin tersebut.
Allah mengetahui semua itu, walaupun janin belum berada di dalam perut
ibunya. Allah mengetahui semenjak kali pertama sperma bertemu dengan sel telur
sebelum sel telur itu berkembang biak dan belum tampak adanya tanda kehidupan.
Sungguh Mahasuci Allah yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Allah Swt
berfirman dalam surah al-An’am ayat 59:
36
BAB III
KESIMPULAN
37
DAFTAR PUSTAKA
38
11. Johannes R, Elke D. Embriologi Fungsional, Perkembangan Sistem Fungsi
Organ Manusia. Edisi 2 Jakarta: EGC. 2003
12. Soenardihardjo, Bambang, et all. Buku Ajar Embriologi. Surabya: Pusat
penerbitan dan Percetakan Universitas Airlanga. 2011.
13. Khan YS, Ackerman KM. Embryology, Week 1. [Updated 2022 Apr 19].
In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023
Jan-
14. Donovan MF, Arbor TC, Bordoni B. Embryology, Yolk Sac. [Updated
2023 Mar 6]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2023 Jan-.
15. Marty M, Kerndt CC, Lui F. Embryology, Fetal Circulation. [Updated
2022 May 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2023 Jan-.
16. Donovan MF, Cascella M. Embryology, Weeks 6-8. [Updated 2022 Oct
10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-.
17. Muhr J, Ackerman KM. Embryology, Gastrulation. [Updated 2022 Apr
13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-
18. Silbereis JC, Pochareddy S, Zhu Y, Li M, Sestan N. The Cellular and
Molecular Landscapes of the Developing Human Central Nervous System.
Neuron. 2016 Jan 20;89(2):248-68.
19. Kawamura N. Fertilization and the first cleavage mitosis in insects. Dev
Growth Differ. 2001 Aug;43(4):343-9.
20. Solnica-Krezel L, Sepich DS. Gastrulation: making and shaping germ
layers. Annu Rev Cell Dev Biol. 2012;28:687-717.
39