Anda di halaman 1dari 39

EMBRIOLOGI DAN PROSES KEJADIAN MANUSIA

MOH IKBAL GUSMAN


70700121003

SUPERVISOR PEMBIMBING
Dr. dr. Dewi Setiawati, Sp.OG., M.Kes

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


PROGRAM PROFESI DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2023

1
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Kasus dengan judul


Embriologi dan Proses Kejadian Manusia
Telah memenuhi persyaratan dan telah disetujui
Pada Tanggal .........................
Oleh:

Supervisor

Dr. dr. Dewi Setiawati, Sp.OG, M.Kes

Mengetahui,
Ketua Program Pendidikan Profesi Dokter
UIN Alauddin Makassar

dr. Azizah Nurdin, Sp.OG, M.Sc


NIP : 19840905 200901 2 006

2
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis sehingga bisa menyelesaikan laporan
kasus dengan topik “Embriologi dan Proses Kejadian Manusia”. Salam dan
Shalawat semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Rasulullah SAW. yang
telah menjadi rahmatan lil ‘alamiin. Laporan kasus ini penulis susun sebagai
salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik pada Departemen Ilmu Kesehatan
Obstetri & Ginekologi Program Profesi Dokter UIN Alauddin Makassar.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih, rasa hormat dan penghargaan
atas bimbingan dan arahan selama penyusunan refarat ini kepada Dr.dr. Dewi
Setiawati, Sp.OG, M.Kes selaku supervisor, serta kepada semua pihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran
yang membangun agar laporan kasus ini kelak bisa bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya dalam bidang ilmu kesehatan Obstetri & Ginekologi. Semoga Allah
SWT. senantiasa melindungi kita semua. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alamiin.

Makassar, 27 Februari 2023

Moh Ikbal Gusman

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

BAB ISI PEMBAHASAN

A. Gametogenesis6

B Tahapan Embriogenesis

C Perkembangan Janin

D Integrasi Keislaman

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

4
BAB I
PENDAHULUAN

Embriologi berasal dari kata embryo dan logos. Embryo yaitu


pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan dan perkembangan embryo.
Sedangkan logos yaitu ilmu. Jadi embriologi yaitu ilmu tentang pembentukan,
pertumbuhan pada tingkat permulaan dan perkembangan embrio. Embriologi atau
ilmu embrio merupakan bidang ilmu yang mempelajari bagaimana sel tunggal
membelah dan berubah selama perkembangan untuk membentuk organisme
multiseluler.

Embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel embrio


yang terjadi selama tahap awal pengembangan. dalam istilah biologi,
perkembangan manusia memerlukan pertumbuhan dari zigot bersel satu menjadi
manusia dewasa. Fertilisasi terjadi ketika sel sperma berhasil masuk dan menyatu
dengan sel telur (ovum). Bahan genetik dari sperma dan sel telur kemudian
bergabung membentuk sel tunggal yang disebut zigot dan berkembang ke tahap
germinal. Embriogenesis meliputi delapan minggu pertama perkembangan, dan
pada awal minggu kesembilan embrio disebut janin. Embriologi manusia adalah
studi tentang perkembangan selama delapan minggu pertama setelah pembuahan.
Tahap germinal, mengacu dari pembuahan, perkembangan embrio awal sampai
implantasi selesai dalam rahim. Tahap germinal memakan waktu sekitar 10 hari.

Selama tahap ini, zigot, yang didefinisikan sebagai embrio yang


mengandung materi genetik lengkap mulai membagi, dalam proses yang disebut
pembelahan. Sebuah blastokista kemudian dibentuk dan ditanamkan dalam rahim.
Embriogenesis berlanjut dengan tahap berikutnya yaitu gastrulasi ketika tiga
lapisan di bentuk dalam proses yang disebut histogenesis, dan proses neurulasi
dan organogenesis. Embrio disebut sebagai janin dalam tahap akhir
perkembangan prenatal, biasanya dimulai diawal minggu kesembilan. Seluruh
proses embriogenesis melibatkan perubahan spasial dan temporal terkoordinasi
dalam ekspresi gen, pertumbuhan sel dan diferensiasi sel.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gametogenesis
Gametogenesis adalah proses terbentuknya gamet atau sel kelamin.
Gametogenesis pada pria dinamakan spermatogenesis yaitu proses pembentukan
sel kelamin pria (spermatozoa) dan gametogenesis pada wanita dinamakan
oogenesis yaitu proses pembentukan sel kelamin Wanita (ovum).1,2

1. Spermatogenesis

Spermatogenesis berlangsung di dalam testis, tepatnya di dalam ductus


semineferus. Pria mulai memproduksi sperma saat pubertas (kurang lebih usia 15
tahun), dan sebagian besar pria mempunyai sperma dewasa sampai usia tua. Rata-
rata volume air mani untuk setiap ejakulasi adalah 2.5 sampai 6 ml, dan rata-rata
jumlah sperma yang diejakulasikan adalah 40-100 juta per ml.1,2

Dalam duktus semineferus embrio laki-laki memiliki 2 sel, yakni sel induk
dan sel punca (stem cell) yang akan berpoliferasi secara mitosis membentuk
spermatogonia dan sel kecil yang belum berspesialisasi. Pada fase awal
spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n atau mengandung 23
pasang kromosom). Secara mitosis, spermatogonium akan berubah menjadi
spermatosit primer (2n). Selanjutnya, spermatosit primer membelah menjadi
spermatosit sekunder secara meiosis (Meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada
dua, sama besar dan bersifat haploid (n-23 kromosom). Melalui fase meiosis II,
spermatosit sekunder membelah diri menjadi empat spermatid yang sama bentuk
dan ukurannya. Keempat spermatid memasuki ujung sel-sel sertoli untuk
mematangkan diri menjadi spermatozoa yang merupakan tahap akhir
pembentukan sperma. Proses pematangan spermatid menjadi spermatozoa disebut
spermiogenesis, sperma matang yang bersifat haploid (n). Setelah matang, sperma
menuju saluran reproduksi yakni epididimis. Semua proses ini terjadi selama

6
kurang lebih 17 hari. Sementara, energi yang digunakan untuk melakukan proses
spermatogenesis berasal dari sel-sel Sertoli.1,2

Gambar 1. Proses Spermatogenesis.2

2. Oogenesis
Proses oogenesis terjadi di dalam ovarium. Oogenesis dimulai ketika
Primordial Germ Cell (PGC) mencapai gonad pada embrio wanita. PGC
berkembang menjadi oogenium, oogenium membelah secara mitosis membentuk
oosit primer yang telah ada sejak masa bayi, tetapi tertahan perkembangannya
sampai masa pubertas. Oocit primer mengandung 23 pasang kromosom atau
diploid (2n 46 kromosom). Selama beberapa bulan kemudian, jumlah oogonia
meningkat pesat, dan pada akhir bulan kelima jumlah oogenium mencapai 7 juta
dan mulai mengalami kematian. Menjelang kelahiran sebagian oosit primer (700-
2 juta) memulai profase meiosisi I, tetapi sel-sel ini tidak melanjutkan pembelahan
ke tahap metafase namun masuk ke tahap diplotene (tahap istirahat), karena oocit
belum matang (OMI/ Oocit Maturation Inhibition) yang di sekresikan oleh sel-sel
folikel. Jumlah total oocit primer pada saat lahir diperkirakan anatar 600.000-
800.000. Selama anak-anak, sebagain besar oosit menjadi atretik, hanya sekitar

7
400.000 yang pada awal pubertas dan dari 500 akan diovulasikan. Saat pubertas,
setiap bulannya 15-20 folikel dipilih melalui 3 tahap:
- Dasar atau preantral,
- Sekunder atau antral
- Preovulasi 37 jam sebelum ovulasi (folikel graaf).

Pada saat oocit primer mulai tumbuh, sel-sel folikel berpoliferasi


membentuk epitel berlapis, yaitu sel granulosa dan unit yang terbentuk disebut
folikel primer. Sel granulosa terletak pada membran basalis yang memisahkan sel
ini dari sel stroma di sekitarnya yang membentuk teka foliculi. Sel granulosa dan
oocit mengeluarkan satu lapisan glikoprotein dupermukaan oocit yang
membentuk zona pelucida. Pada saat folikel terus bertumbuh, sel-sel teka folikuli
tersusun membentuk satu lapisan dalam sekretorik yaitu teka interna dan satu
kapsul fibrosa di bagian luar yaitu teka eksterna. Sel-sel folikel membentuk
tonjolan- tonjolan kecil yang menembus zona pelucida dan berjalan dengan
mikrovilus dari membran plasma oosit. Proses ini penting untuk transpor bahan
dari folikuler ke oosit.

Perkembangan selanjutnya muncul rongga-rongga terisi cairan di antara


sel-sel granulosa. Penyatuan ruang-ruang ini menghasilkan antrum dan folikel
dinamai folikel sekunder (vesikular). Ketika folikel sekunder telah matang
lonjakar LH akan memicu fase peretumbuhan preovulasi. Meiosis I selesai
sehingga terbentuk 2 sel anakan yaitu I sel oosit sekunder dan 1 polar body
dengan ukuran berbeda, masing-masing dengan 23 kromosom. Sel masuk ke
tahap meiosis II tetapi terhenti pada tahap metafase sekitar 3 jam sebelum ovulasi.
Meiosis II diselesaikan hanya jika terjadi fertilisasi dan akan mengahsilkan 1 oocit
dan 2 polar body. Jika tidak terjafi pembuahan maka akan berdegenerasi sekitar 24
jam setelah ovulasi.

8
Gambar 2. Proses Oogenesis.

B. Tahapan Embriogenesis
1. Fertilisasi
Fertilisasi (pembuahan) adalah proses penyatuan ovum dan sperma, terjadi
di daerah ampula uterina. Fertilisasi mempunya dua fungsi utama yaitu:

a. Fungsi reproduksi, yang memungkinkan pemindahan unsur-unsur


genetik dari orangtua kepada keturunan.
b. Fungsi perkembangan, ketika fertilisasi memicu oosit sekunder untuk
melanjutkan atau menyelesaikan proses pembelahan meiosis.

Fertilisasi memerlukan oosit sekunder (ovum) yang tealah matang dan siap
dibuahi. Dalam satu kali ejakulasi terdapat 200-300 juta spermatozoa yang
disemprotkan kedalam liang vagina, akan tetapi hanya sekitar 300-500
spermatozoa yang berhasil mencapai ampula dan hanya satu spermatozoa yang
akan membuahi ovum. Sebagaian besar sperma yang berjalan dari vagina menuju
uterus dan masuk ke tuba fallopi dihancurkan oleh mukus (lendir) di dalam uterus

9
dan tuba. Untuk mendukung aktivitas sperma, ovum mengeluarkan senyawa
fertilizin yang tersusun dari glikoprotein yang berfungsi untuk:

- Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat,


- Menarik sperma secara kemotaksis positif
- Mengumpulkan sperma disekeliling ovum.

Disisi lain, akrosom di bagian kepala sperma menghasilkan enzim-enzim


yang membantu sperma dalam menembus ovum, yaitu :

- Hialuronidase, enzim yang dapat melarutkan hialuronid pada sel-sel


korona radiata,
- Akrosin, enzim protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada
zona pelusida dan
- Anti fertilizin, antigen terhadap ovum (oosit sekunder) sehingga
sperma dapat melekat pada ovum

 Tahap Fertilisasi
1. Penetrasi Korona Radiata, oleh sperma dengan bantuan enzim
hialurodinase yang melarutkan senyawa hialuronid pada korona
radiata.
2. Penetrasi Zona Pelusida, oleh sperma dengan bantuan enzim akrosin
untuk menghancurkan glikoprotein. Penetrasi ini memicu sel-sel
granulosit di bagian korteks oosit sekunder untuk mengeluarkan
senyawa tertentu yang menyebabkan sel-sel di zona pelusida berikatan
satu sama lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat
ditembus oleh sperma lain. Proses ini mencegah ovum dibuahi oleh
lebih dari satu sperma (polispermia).
3. Fusi membran sel sprema dan oosit, setelah menembus zona pelusida
spermatozoa masuk ke ruang perivitelin (ruang antara zona pelusida
dengan membran vitelin/membran plasma, kemudian menempel dan
terjadi fusi (peleburan) membran spermatozoa dengan membran
plasma oosit. Peleburan ini memungkinan nukleus spermatozoa masuk

10
ke sitoplasma, kemudian berkondensasi dan membesar sehingga
menjadi pronukleus pria (n). sedangkan ekor spermatozoa terlepas dan
berdegenerasi. Akibat masuknya nukleus spermatozoa ini akan
mengaktivasi oosit sekunder menyelesaikan pembelahan meiosis II
menjadi oocit dan 2 polar body, sehingga nukleusnya berkondensasi
menjadi pronukleus wanita (n). Kedua pronukleus bergerak ke tengah,
lalu terjadi fusi (peleburan) pronukleus wanita dan pronukleus pria
(pembuahan). Peleburan ini mengembalikan jumlah kromosom dari
haploid menjadi diploid dan sel baru hasil peleburan ini disebut zygot
(2n)

Gambar 3. Proses fertilisasi

2. Cleveage (Pembelahan)

Cleavage adalah pembelahan zygot menjadi unit-unit yang lebih kecil


yang disebut blastomer. Stadium clevage merupakan rangkaian mitosis yang
berlangsung berturut-turut segera setelah terjadi pembuahan yang menghasilkan
morula dan blastomer. Jika sudah mencapai stadium dua sel, zigot akan
mengalami serangkaian pembelahan mitosis sehingga selnya bertambah. Sel-sel
ini semakin kecil pada setiap kali pembelahan dikenal sebagai blastomer. Sampai
stadium delapan sel, sel-sel ini berkumpul membentuk gumpalan. Namun setelah
pembelahan ketiga, blastomer memaksimalkan kontak satu sama lain membentuk

11
suatu bola sel padat yang disatukan oleh taut erat. Proses ini pemadatan
(compaction), memisahkan sel-sel bagian dalam yang berkomunikasi secara
akstensif melalui taut celah (gap junction) dari sel-sel luar. Sekitar 3 hari setelah
pembuahan, sel-sel mudigah kembali membelah untuk membentuk morula (16)
sel). Sel dibagian dalam morula membentuk massa sel dalam (inner cell mass) dan
sel-sel disekitarnya membentuk massa sel luar. Massa sel dalam menghasilkan
jaringan mudigah yang sebenarnya dan massa sel luar membentuk trofoblas yang
kemudian berkembang menjadi plasenta.

3. Pembentukan blastokista

Pada saat morula masuk ke rongga uterus, cairan mulai merembes


menembus zona pelusida ke dalam ruang antar sel massa sel dalam. Secara
bertahap ruang antarsel menjadi konfulen dan akhirnya terbentuk sebuah rongga
yang disebut blastokel. Pada saat ini, mudigah disebut blastokista. Sel-sel di
massa sel dalam yang sekarang disebut embrioblas, terletak disuatu kutub sel-sel
di massa sel luar atau trofoblas menggepeng dan membentuk dinding epitel
blastokista. 7 hari setelah fertilisasi blastokista akan mengalami implantasi di
dalam uterus.

4. Implantasi

Implantasi adalah perlekatan dan penetrasi berikutnya oleh telur yang telah
dibuahi (pada tahap blastokista) di dinding rahim, yang dimulai dari 5 sampai 7
hari setelah pembuahan.

Pada saat implantasi, mukosa uterus berada dalam fase sekretorik, yaitu
saat kelenjar dan arteri uterus bergulung dan jaringan menjadi tebal-basah
sehingga dikenali adanya 3 lapisan di endometrium yaitu: lapisan kompaktum di
bagian superfisial, lapisan spongiosum di tengah, dan lapisan basale yang tipis.
Dalam keaadaan normal blastokista tertanam di endometrium di sepanjang
dinding anterior atau posterior korpus uteri

12
Gambar 4. Proses pembelahan zygot sampai implantasi

5. Gastrulasi

Proses paling khas yang terjadi selama minggu ketiga kehamilan adalah
gastrulasi, yaitu proses yang membentuk ketiga lapisan germinativum (ektoderm,
mesoderm, endoderm) pada mudigah, Gastrulasi diawali oleh pembentukan
primitive streak (garis primitif) dipermukaan epiblast. Pada awalnya garis ini
tidak terlalu jelas terlihat, tetapi pada mudigah berusia 15-16 hari, garis ini jelas
terlihat sebagai alur sempit dengan bagian yang sedikit menonjol dikedua sisi.
Ujung garis ini disebut primitive node (nodus primitif), terdiri dari daerah yang
sedikit meninggi yang mengelilingi primitive pit (lubang primitif) kecil. Di daerah
nodus dan garis tersebut, sel-sel epiblas bergerak ke arah dalam (invaginasi) untuk
membentuk lapisan sel baru, endoderm dan mesoderm. Sel yang tidak bermigrasi
melalui garis tetapi tetap di epiblas membentuk ektoderm. Karena itu, epiblas
menghasilkan ketiga lapisan germinativum mudigah.

13
Sel-sel pronoto kord yang mengalami invaginasi di lubang primitif
bergerak maju sampai mencapai lempeng prekordal. Sel-sel ini terselip diantara
endoderm sebagai lempeng notokord. Dengan perkembangan lebih lanjut,
lempengan terlepas dari endoderm dan terbentuk suatu genjel (korda) solid,
notokord. Notokord suatu sumbu garis tengah yang akan berfungsi sebagai dasar
bagi kerangka aksial. Ujung sefalik dan kaudal mudigah ditentukan sebelum garis
primitif terbentuk. Karena itu, sel-sel di hipoblas (endoderm) di batas sefulik
diskus membentuk endoderm viseral anterior yang mengekspresikan gen-gen
pembentuk kepala.

Pada akhir minggu ketiga, tiga lapisan germinativum dasar yang terdiri
dari ektoderm, mesoderm, dan endoderm telah terbentuk dibagaian kepala, dan
proses untuk menghasilkan lapisan germinativum ini berlanjut kebagian lebih
kaudal mudigah sampai akhir minggu keempat. Diferensiasi jaringan dan organ
telah dimulai, dan hal ini terjadi dalam arah sefalokaudal seiring dengan
berlanjutnya gastrulasi. Sementara itu, trofoblas berkembang pesat. Vilus primer
memperoleh inti mesenkim tempat terbentuknya kapiler halus. Jika kapiler vilus
ini sudah berkontak dengan kapiler di lempeng korion dan tangkai penghubung,

Gambar 5. Proses grastulasi menghasilkan ectoderm,endoderm dan mesoderm

14
6. Stadium Organogenesis

Organogenesis merupakan stadium terakhir dari proses perkembangan


embrio. Stadium ini merupakan proses pembentukan organ-organ tubuh makhluk
hidup yang sedang berkembang. Sistem organ-organ tubuh berasal dari tiga buah
daun kecambah, yaitu ektodermal, endodermal, dan mesodermal. Pada ectodermal
akan membentuk organ-organ susunan (sistem) saraf dan epidermis kulit.
Endodermal akan membentuk saluran pencernaan beserta kelenjar-kelenjar
pencernaan dan alat pernafasan, dan mesodermal akan membentuk rangka, otot,
alat-alat peredaran darah, alat eksresi, alat-alat reproduksi, dan korium (chorium)
kulit. Jika proses organogenesis ini telah sempurna maka akan dilanjutkan dengan
proses penetasan telur. Organ-organ tersebut merupakan perkembangan lebih
lanjut dari ketiga lapisan embrionik yang terbentuk saat gastrulasi.

 Ektoderm mengalami diferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf, dan


alat-alat indra.
 Mesoderm mengalami diferensiasi menjadi otot, rangka, alat reproduksi
(seperti testis dan ovarium), alat peredaran darah, dan alat ekskresi seperti
ginjal.
 Endoderm mengalami diferensiasi menjadi alat pencernaan, dan alat-alat
pernapasan seperti paru-paru.

Gambar. 6 . Pembentukan organ tubuh

15
a. Turunan Ektoderm
Ektoderm sebagai lapisan luar dari embrio terdiri dari bakal bumbung
neural, bakal pial neural, dan bakal epidermis. Bumbung neural (neural
tube) merupakan bakal dari sistem saraf pusat sedangakan pial neural
(neural Chest)akan membentuk sistem saraf periferi serta ganglion,
medulla adrenal, sel-sel pigmen, rawan larinks dan rawan kepala. Turunan
epidermis dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu, yang berasal dari
penebalan epidermis (plakioda), seperti lensa mata, telinga bagian dalam,
puting-puting pengecap dan epidermis lainnya akan membentuk epidermis
kulit, rambut, tanduk, kuku, dan lapisan permukaan mulut dan anus, serta
hipofisa anterior.

 Sistem saraf pusat


Pembetukan sistem saraf pusat diawali dengan pembentukan
bumbun gneural atau neuralisasi dan embrio pada stadium ini dikenal
dengan neurula.
Setelah notocord dibentuk, notocord akan menginduksi ektoderm
yang ada diatasnya untuk mulai terjadi neuralisasi. Sel-sel ektoderm
akan berubah bentuk menjadi panjang seperti palisade sehingga daerah
ini menjadi lebih tebal dan mendatar bila dibandingkan dengan daerah
disekitarnya dan penebalan ini selanjutnya disebut keping neural.
Tidak lama kemudian bagian tepi keping neural menebal serta tumbuh
diatas membentuk lipatan neural dengan parit neural dibagian
tengahnya. lipatan neural akan tumbuh sehingga mendekati daerah
dorso medial embrio. Setelah bertemu, mereka akan melebur menjadi
bumbung neural yang diliputi oleh ektoderm diatasnya. Sel-sel yang
terdapat pada antara bumbung neural dengan ektoderm luar menjadi
sel-sel pial neural yang kelak akan bermigrasi keseluruh tubuh embrio
untuk membentuk sel-sel pigmen, sistem saraf tepi dan medula

16
adrenal. diferensiasi bumbung neural menjadi daerah-daerah sistem
saraf pusat berlangsung melalui tiga cara serentak. Secara anatomi,
bumbung neural dan rongganya menggelembung, berkonstriksi
sehingga terbentuk ruang-ruang. Pada tangkai jaringan, sel-sel pada
dinding bumbung neural menyusun diri sehingga membentuk bagian-
bagian fungsional khusus dari otak dan sumsum tulang belakang dan
pada tingkat selular, sel-sel akan berdiferensiasi menjadi neuron dan
sel-sel penunjang.
Pada awalnya bumbung neural membentuk lurus. Sebelum
bumbung neural posterior terbentuk, bumbung neural bagian paling
anterior telah memulai dengan pembentukan otak. Bumbung neural
menggelembung membentuk tiga vesikula: otak depan (prosensefalon),
otak tengah (mesensefalon) dan otak belakang (rhombensefalon). Pada
waktu ujung posterior bumbung neural menutup, dibentuk penonjolan
baru, vesikula optik, yang menonjol pada sisi lateral otak depan.
Telensefalon kelan akan menjadi serebrum (otak besar) sendang
diensefalon akan menjadi talamus, hifotalamus, epifisa, dan hipofisa
posterior. Mesensefalon tidak berubah dan rohgganya menjadi
aquaduct serebral. Rhombosensefalon terdiferensiasi menjadi
metensefalon disebelah anterior dan miensefalon disebelah posterior.
Mielensefalon kelak akan menjadi medula oblongata sedang
metensefalon menjadi serebelum (otak kecil) dan pons varoli
(jembatan varoli)
Pada daerah otak depan bagian posterior terbentuk vesikula optik
yang merupakan penonjolan kearah lateral. Vesikula optik menyentuh
ektoderm dan menginduksi ektoderm membentuk plakoda. Induksi ini
sangat spesifik, bila vesikula optik dipindahkan kedaerah lain dari
kepala, ia akan mengiduksi ektoderm untuk membentuk lensa bukan
epidermis kepala. Setelah plakoda lensa terbentuk, ia akan
berinvaginasi dan mengiduksi balik vesikula optik dan menyebabkan
perubahan pada vesikula tersebut. Vesikula optik berinvaginasi

17
berlangsung lebih lanjut, hubungan antara cawan optik dan otak
menyempit menjadi tangkai optik, sedang lapisan cawan optik
mengalami diferensiasi. Sel-sel pada lapisan luar menghasilkan pigmen
dan disebut lapisan berpigmen retina yang akhirnya menjadi retina
berpigmen. Lapisan dalam memperbanyak diri dengan cepat dan
membentuk neuron, glia, interneuron dan sel-sel ganglion, lapisan ini
disebut lapisan sensori retina yang kelak akan menjadi retina sensoris.
Akson dari sel-sel ganglion bertemu pada bagian dasar mata sepanjang
tangkai optik dan menjadi saraf mata.
Bakal lensa berinvaginasi dan membentuk gelembung, kemudian
melepaskan diri dari ektoderm. Lensa bersentuhan dan menginduksi
ektoderm yang menutupinya untuk membentuk komea. Lensa
mengalami diferensiasi sehingga menjadi transparan. Diferensiasi ini
menyangkut perubahan struktur sel maupun terjadinya sintesis suatu
protein spesifik yang disebut kristalin. Sel-sel lensa pada sisi dekat
retina mula-mula berubah menjadi panjanf berbentuk serabut dan
menghasilkan kristalin. Sel-sel tumbuh terus sehingga mengisi rongga
lensa, dengan demikian lensa sekarang terisi penuh dengan sel-sel
kristalin yang jernih atau transparan serta tidak berisi. Langsung
dimuka lensa terdapat jaringan ikat, yaitu iris, yang berasal dari
ektoderm daerah cawan optik yang tidak terdiferensiasi menjadi retina
sensoris. Lapisan koroid dan sklera, yaitu lapisan luar dari mata yang
dibentuk dari mesenkin yang berakumulasi mengelilingi bola mata.
Kornea akan menjadi jernih karena pigmen pada sel-sel epidermis
hilang

b. Turunan Mesoderm
Mula-mula sel lapisan benih mesoderm membentuk lembaran tipis
jaringan ikat pada kedua sisi garis tengah berkembang membentuk
mesoderm paraksial. lebih ke lateral tetap tipis disebut lempeng lateral.

18
Dengan timbulnya serta bersatunya rongga interselular pada lempeng
lateral jaringan ini terpecah menjadi dua lapisan yaitu:
- Mesoderm parietal yang meliputi amnion
- Mesoderm viseral yang meliputi kandung kuning telur.

Kedua selaput ini membatasi suatu rongga baru yang disebut


rongga selom intra-embrional, dimana melanjutkan diri dengan selon
ekstra-embrional pada kedua sisi mudigah. Jaringan yang
menghubungkan mesoderm paraksial dan lempeng lateral disebut
mesoderm intermediat.

 Mesoderm Paraksial
Menjelang akhir minggu ketiga mesoderm paraksial
terpecah dalam kelompok-kelompok sel epiteloid yang disebut
somit. Pasangan somit pertama timbul pada bagian leher mudigah.
Setiap hari akan timbul 3 somit sehingga pada akhir minggu kelima
terdapat 42 sampai 44 pasang somit. Pasangan somit ini adalah; 4
oksipital, 8 servikal, 12 torakal, 5 lumbal, 5 sakral dan 8 sampai 10
pasang koksigeal. Somit oksipital pertama dan sampai 7 somit
koksigeal yang terakhir kemudian menghilang.
Menjelang permulaan minggu keempat sel-sel epiteloid
yang membentuk dinding ventral dan dinding medial somit
kehilangan bentuk epitelnya menjadi polimorf dan berpindah
mengelilingi korda dorsalis. Sel-sel ini bersama-sama disebut
sklereton, membentuk jaringan yang dikenal sebagai mesenkim.
Mereka akan mengelilingi sum-sum tulang belakang dan korda
dorsalis untuk membentuk kolumna vertebralis. Dinding korsal
somit yang masih tertinggal dinamakan dermatom membentuk
suatu lapisan sel baru. Segera setelah terbentuk sel ini gagal
membelah diri dan jaringan yang terbentuk ini disebut miotom.
Setiap miotom mempersiapkan otot-otot untuk segmennya sendiri.

19
Setelah sel-sel dermatom membentuk, miotom dan menyebar di
bawah ektoderm sekitarnya. Di sini sel-sel tersebut membentuk
dermis dan jaringan subkutan. Karena itu setiap somit membentuk
skleroton 9 komponen tulang rawan dan tulang), mioton
(mempersiapkan komponen otot segmental) dan dermatom
(komponen kulit di segmennya). Sebagaimana akan terlihat
kemudian, setiap mioton dan dermatom masing-masing
mempunyai komponen saraf disegmennya sendiri.
 Mesoderm intermediet
Jaringan ini berdiferensiasi dengan cara yang berbeda dengan
somit. Di daerah servikal dan torakal bagian atas jaringan ini secara
segmental menyusun kelompok-kelompok sel yang kelak menjadi
nefrotom, sedangkan lebih kaudal membentuk massa jaringan yang
tak bersegmen dikenal sebagai korda nefrogenik yang nantinya
berkembang menjadi sistem ekskresi dan saluran genital
- Sistem Ekskresi
Pada manusia pronefros, mesonefros dan metanefros
terbentuk secara berurutan. Pronefros merupakan ginjal yang
pertama dibentuk dan terletak paling kranial, sangat vestigial.
Kemudian dibentuk mesonefros yang terletak lebih kaudal dari
pronefros. Mesonefros merupakan organ ekskresi pada embrio,
tetapi seperti pronefros pada dewasa akan hilang kecuali
sebagian salurannya yang akan menjadi saluran genital jantan.
Manefros merupakan ginjal yang paling akhir dibentuk dan
terletak paling kaudal. Mulai berfungsi pada tahapan akhir
embrio kalau mesonfros mengalami regresi dan akan berfungsi
sebagai ginjal fungsional pada individu dewasa
- Sistem Genitalia
Gonad dibentuk sebagai suatu penebalan pada permukaan
ventromedial mesonefros. Penebalan ini berbentuk sebagai
suatu pematang yang membujur antero-posterior serta menonjol

20
kedalam coelem disebut pematang genital. Pematang genital
terdiri atas mesenkim dibagian dalam dan epitelium bagian luar
bersambung dengan epitelium mesonefros. Epitelium pematang
genital tumbuh dan disebut epitel germinal. Pada epitel
germinal inilah BSK, yang datang dari luar gonad pertama kali
berada didalam gonad. Epitel germinal pematang gonad
berfoliferasi kearah dalam dan membentuk pita-pita seks
primer. Pada tahap ini belum dapat dipisahkan antara gonad
jantan dan betiana dan disebut gonad indiferen.
Pada embrio jantan(dengan kromosom XY), pita seks
primer serta BSK yang terdapat didalamnya akan berfoliferasi,
uterus masuk kedalam jaringan ikat. Pita-pita ini bersambungan
satu dengan yang lainnya membentuk suatu jalan pita- pita sek
internal. Pada ujung distal rete testis. Pita-pita ini kemudian
akan melepas dari epitel germinal dan mereka dipisahkan oleh
suatu lapisan yang disebut tunika albuginea. Pada awalnya pita-
pita testis ini adalah fasif, baru pada periode pubertas akan
membentuk ronggadan menjadi tubulus seminiferus yang
bermuara di duktus eferensia. Selama periode fetus, mesenkim
yang terdapat di antara pita- pita testis berdiferensiasi menjadi
sel Leydig yang menghasilkan testosteron sedan pita-pita testis
berdiferensiasi menjadi sel Sertoli.
Pada betina (dengan kromosom XY), BSK berada pada
epitelium germinal pita sek yang pertama dibentuk dan akan
berdegenerasi dan gonad bagian dalam berisi mesenkim dan
pembuluh darah. Epitelium germinal atau korteks menebal dan
sel-sel korteks sebelah dalam berkelompok mengelilingi BSK
yang kelak menjadi folikel frimer dari ovarium.
- Lapisan-lapisan mesoderm parietal dan visceral
Kedua lapisan ini membatasi selom intra-embrional.
Mesoderm pariental bersama ektoderm disekitarnya

21
membentuk dinding lateral dan ventral tubuh. Mesoderm
viseral dan entoder embrional membentuk dinding usus.

 Diferensiasi Mesoderm Lateral


Lebih kearah lateral mesoderm intermedier terdapat mesoderm
lateral membelah dua menjadi mesoderm somatik (parietal) terletak
dibawah ektoderm dan mesoderm splanknik (visera) mengelilingi
endoderm. Mesoderm somatik dan endoderm sangat erat hubungannya
sehingga tampak sebagai suatu lapisan dan disebut splanknopleura
demikian pula mesoderm splanknik terdapat rongga tubuh yang
terbentan dari arah leher hingga posterior. Dalam perkembangan
selanjutnya akan terbentuk lipatan-lipatan dari mesoderm somatik yang
membagi coelem menjadi beberapa organ. Pada mamalia coelem
terbagi menjadi rongga pleura, perikardium dan perioteneum.

 Pembentukan Anggota Tubuh


Bakal atau tunas anggota tubuh dibentuk dari proliferasi
sel-sel mesoderm somatik yang terletak dibawah ektoderm
sehingga terbentuk suatu tonjolan berbentuk dayung. Permukaan
tonjolan ini ditutupi oleh suatu penebalan cotoderm disebut
pematang ektoderm apikal (Apikal Ektodermal Ridge. AER).
Terdapat suatu ketergantungan antara AER dan mesoderm tunas
anggota tubuh. Kalau mesoderm tunas tidak ada maka AER tidak
akan terbentuk, sebaliknya bila AER tidak ada maka mesoderm
tidak tumbuh. Asal mesoderm dari daerah pembentuk anggota
tubuh mempunyai dua sumber yaitu mesoderm somatik dan sel-sel
somit yang berpindah kedaerah bakal anggota tubuh yang akan
menjadi otot anggota tubuh. Setelah sel-sel somit berada ditunas
anggota tubuh, sel-sel somit tidak dapat dibedakan dari mesoderm
somatik. Sambil tunas memanjang, sel-sel bakal rawan menenpati
bagian tengah. Tunas anggota tubuh kemudian berubah bentuk dari

22
bentuk dayung menjadi bentuk kerucut menjadi bentuk anggota
tubuh yang sebenarnya. Bentuk anggota tubuh dicapai karena
terjadi tumbuh secara diferensiasi dan dibantu dengan kematian
sel. Morfologi anggota tubuh dicapai melalui kemtian sel
sepanjang tepi anterior dan posterior mesoderm anggota tubuh.
Kematian sel terjadi pula pada erosi jaringan antara jari dalam
pembentukan jari, sehingga bila hal ini ridak terjadi maka jari akan
tetap dihubungkan dan disatukan oleh selaput seperti halnya pada
selaput renang pada bebek

 Sistem Peredaran Darah


Pembentukan Jantung
Jantung dibentuk sangat awal sebelum embrio dari kantung
yolk tumbuh. Embrio pada tahap ini terletak diatas permukaan yolk
dan mesoderm lateralnya terdapat mengarah ke blastoderm.
Mesoderm tidak dapat bertemu pada bagian ventral embrio karena
terhalang oleh yolk. Mesoderm bakal jantung terdapat pada dua
daerah terpisah, masing-masing terletak pada kedua sisi tubuh
embrio yang merupakan bagian dari mesoderm akan menjadi usus
depan embrio.
Setelah usus depan dibentuk, pada stadium lipatan kepala,
sel-sel mesoderm splanknik bakal jantung melepaskan diri dan
membentuk sepasang tabung yang dibatasi oleh endokardium.
Dengan bertambah panjangnya usus depan, kedua saluran yang
terletak didepan portal usus depan bertemu dan kemudian melebur
menjadi suatu tabung sisa mesoderm splanknik bakal jantung
saling berdekatan dan membentuk epimiokardium yang akan
membentuk otot pada dinding jantung. Portal usus memiliki
peranan yang sangat penting dalam pembentukan jantung serta
masing-masing bakal jantung mampu berkembang menjadi jantung
utuh.

23
Jantung pada awalnya merupakan tabung yang lurus dan
tidak mempunyai ruang- ruang khusus didalamnya. Baru kemudian
tabung ini berubah melalui beberapa cara. Mulai dari belakang
jantung ini tumbuh kedepan, lalu belok ke bawah dan kekanan
kemudian membelok lagi kekiri mengarah keatas dan kedepan.
Jantung sekarang berbentuk huruf S. Jantung kemudian pada
beberapa tempat membuat konstriksi dan pada tempat ini
menggelembung şehingga terbagi menjadi empat bagian utama.
Sinus venosus terletak pada bagian posterior dan berkelanjutan
dengan vena viteling. Atrium terdapat pada ujung belokan pertama,
ventrikel terdapat pada bagian turun belokan pertama dan kedua.
Bagian yang mengarah kedepan dari belokan kedua menjadi
trunkus arterorius berkelanjutan dengan aorta. Sebelum pembagian
ini berlangsung, jantung telah berfungsidan melai berdenyut
dengan teratur. Dari seluruh organ pada hewan jantung merupakan
organ yang pertama kali berfungsi

Pembentukan Pembuluh Darah

Pembuluh darah utama pada embrio adalah pembuluh yang


membawa nutrisi ke tubuh dan gas ketempat terjadinya respirasi.
Vena vitelin dibentuk dari kumpulan sel-sel mesoderm splanknik
terjadi pulau-pulau darah kemudian berongga membentuk tabung
berdinding rangkap seperti hal nya pada jantung. Lapisan dalam
sel-selnya memipih dan menjadi endotelium dan sel-sel sebelah
luar menjadi otot polos. Kelompok sel pulau darah yang berada
ditengah berdiferensiasi menjadi sel darah embrio. Sambil pulau
darah tumbuh, mereka lalu bersatu membentuk jaringan kapoler
yang bermuara di kedua pembuluh vitelin membawa makanan dan
darah kedalam jantung yang baru dibentuk. Pembentukan
pembuluh darah dalam tubuh berlangsung sama seperti halnya

24
pembentukan darah ekstra-embrio pada kantung yolk. Hanya disini
sel-selnya dari mesenkim. Sel-sel darah dan kapiler berkembang di
dalam mesoderm ekstracmbrional dari jonjot-jonjot dan tangkai
penghubung. Dengan terus bertunasnya pembuluh ekstra-
embrional terbentuklah hubungan dengan pembuluh darah
mudigah, sehingga menghubungkan mudigah dan plasenta

Sel-sel darah dan pembuluh darah intra-embrional termasuk


tabung jantung dibentuk dengan cara yang sama dengan pembuluh
ekstra-embrional yakni dari sel-sel mesoderm yang membentuk
kelompok sel-sel angiogenetik yang membentuk rongga karena
bergabungnya celah antar sel-sel. Yang terletak di tengah
membentuk sel darah sederhana sedangkan sel yang terletak di tepi
yang bersatu membentuk pembuluh kecil.

c. Turunan Endoderm

Endoderm membangun permukaan dua saluran didalam tubuh.


Saluran pertama, terbentang disepanjang tubuh, yaitu saluran
pencernaan. Tunas-tunas yang keluar dari saluran ini adalah hati,
kantung empedu, dan pankreas.

Saluran kedua bercabang membentuk saluran pernapasan. Saluran


pencemaan dan pernapasan terbagi menjadi suaru ruangan pada
bagian anterior embrio, yaitu pada farinks. Kantung-kantung yang
keluar dari farinks membentuk kelenjar tonsil, tiroid, timus, dan
paratiroid. Saluran pernapasan dan pencernaan keduanya berasal dari
usus primitif. Setelah embrio membuat lipatan kepala dan lipatan ekor,
usus dapat dibagi menjadi 3 wilayah, yaitu usus depan, usus tengah
dan usus belakang. Pada awalnya ujung oral tertutup, ektoderm
disebut sebagai keping oral atau stomodium, lalu pecah dan terbentuk
lubang dibatasi oleh endoderm pada ujung saluran pencernaan.
Ektoderm keping oral berhubungan dengan ektoderm otak telah

25
melekuk ke ventral embrio. Kedua ektoderm bersatu, atap-atap dari
daerah oral menjadi bagian anterior dari hipofis. Sedang jaringan
neural dari jaringan neural dari dasar diensefalon membentu
tinfunddilibumi yang kelak akan menjadi bagian neural dari hipofisa

1. Saluran Penceraan
Pada posterior dari faringks dibentuk eksofagus, lambung,
usus halus, usus kasar. Lapisan permukaaan dalam dari saluran ini
serta kelenjar-kelenjarnya berasal dari endoderm tetapi otot pada
dinding, jaringan ikat, pembuluh darah, mensenterium dan epitel
yang menutupi permukaan usus awal, saluran pencernaan
merupakan saluran sederhana. Pada ujung kaudal usus terjadi
suatu lekukan tempat pertemuan ektoderm dan endoderm dan
kedua lapisan ini dibatasi oleh membran kloaka yang akan pecah
dan menjadi anus. Disebelah kauda lambung terbentuk ketiga
turunan saluran pencernaan. Devertikulum hati merupakan saluran
yang keluar dari usus depan, masuk ke mesenkim yang ada
disekeliling lambung. Mesenkim menginduksi endoderm untuk
berfoliferasi, bercabang dan membentuk sel-sel hati. Sebagian
divertikulum hati akan berfungsi sebagai saluran dari hati dan
cabangya akan membentuk kantung empedu. Pankreas dibentuk
sebagai fusi dari divertikulum yang berasal dari sebelah dorsal dan
ventral saluran pencernaan tepat disebelah kaudal empedu.
2. Saluran Pernapasan
Paru-paru berasal dari saluran pencernaan walaupun tidak
mempunyai peranan dalam pencernaan. Pada bagian tengah
farinks antara kantung faringks ke tempat keluar alur laringo
farinks yang tumbuh keventral. Alur ini bercabang Jua sebagai
cabang utama dari paru-paru. Endodermnya membentuk batas
permukaan trakea, bronchii, dan alveolus paru-paru. Seperti hal
nya pada hati percabangan dari saluran-saluran disini juga
tergantung pada interaksi dengan mesenkim yang ada disekitarnya.

26
C. Perkembangan janin
 14 Hari pertama
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi
membelah dua, 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur
bergerak menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur disebut morula.
Sel-sel terus berkembang dan bertambah jumlahnya sehingga membantu
blastokis terpaut pada endometrium. Pembuluh darah primitif untuk embrio
mulai berkembang pada mesoderm. Blastokista mendapat makanan dari
sitoplasmanya sendiri.

 Hari ke 14-28
Pembuluh darah embrio berhubungan dengan pembuluh darah pada vili
korion primitif plasenta. Sirkulasi embrio/maternal telah terbentuk dan darah
dapat beredar. Kepala embrio dapat dibedakan dari badannya. Tunas-tunas tungkai
dan lengan mulai tampak. Jantung menonjol dari tubuh dan mulai berdenyut.

 Hari 28-42

Panjang embrio kira-kira 12 mm pada akhir minggu ke 6. Lengan mulai


memanjang dan tangan mendapatkan bentuknya. Mata dan telinga mulai
terbentuk. Gerakan janin dapat terdeteksi dengan USG.

 Minggu ke 8-10

Kepala fleksi ke dada dan mempunyai ukuran yang sama dengan tubuh.
Leher panjang sehingga tidak menyentuh dagu. Jari tangan dan kaki sudah
terbentuk, hidung dan telinga terbentuk. Kelopak mata terbentuk tetapi tertutup
sampai dengan minggu ke-25. Usus mengalami penonjolan samapai ke funikulis

27
ubilikalis karena tidak cukup ruang abdomen. Insersi funikulis sangat rendah pada
abdomen.

 Minggu ke 10-12

Berat janin 14 gram. Telinga terlihat jelas, sirkulasi fetal telah berfungsi,
terdapat refleks mengisap dan menelan. Traktus renalis mulai berfungsi, kelopaka
mata an genitalia eksterna terbentuk.

 Minggu ke 12-16

Berat janin 100 gram, genitalia lebih jelas terbentuk, kulit merah dan tipis
sehingga pembuluh darah terlihat. Timbunan lemak subkutan terjadi menjelang
minggu ke 16, rambut dan lanugo mulai tumbuh, tungkai lebih panjang daripada
lengan.

 Minggu ke 20-24

Kulit sangat berkeriput karena lemak di subkutan terlalu sedikit. Lanugo


menjadi sangat gelap dan vernix kaseosa meningkat.

 Minggu ke 24-28

Semua organ telah tumbuh dengan baik, mata terbuka, alis dan bulu mata
berkembang dengan baik. Lemak di subkutan lebih banyak sehingga kerutan di
kulit berkurang. Testis mengalami penurunan dari abdomen ke dalam skrotum.

 Minggu ke 28-32

28
Lanugo mulai berkembang, tubuh mulai membulat karena ada simpanan
testis, testis telah turun.

 Minggu 32-36

Sebagian besar lanugo terlepas, tetapi kulit masih tertutup vernix kaseosa.
Testis pada janin laki-laki sudah terdapat di skrotum. Ovarium pada janin
perempuan masih berada di sekitar kavitas pelviks. Umbilikus terletak lebih di
pusat abdomen.

 Minggu 36-40

Penulangan (osifikasi) tulang tengkorak masih belum sempurna, tetapi


keadaan ini merupakan keuntungan untuk memudahkan lewatnya janin melalui
jalan lahir. Terdapat cukup jaringan lemak subkutan. Berat badan mencapai 1kg.
Gerakan pernapasan janin dapat diidentifikasi dengan USG

Gambar 7. Tahapan Perkembangan Manusia

29
Gambar 8. Masa Krtitis terjadinya kegagalan dalam pertumbuhan manusia.

D. Integrasi Keislaman
1. Proses Penciptaan Manusia
Sebagaimana ayat al-Qur'an surat al-Mu'minun ayat 12-14 tentang
perjalanan kejadian manusia. Sejak dimulainya ovum yang dibuahi oleh sperma,
hingga terbentuk bayi akan terlahir ke dunia. QS al-Mu'minun ayat 12:

َ ‫َولَقَ ْد َخلَ ْقنَا اِإْل ن َس‬


ٍ ‫ان ِمن ُسِئلَ ٍة ِمن ِط‬
‫ين‬
Terjemahnya:

"Dan sungguh, Kami telah Menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah."

30
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah swt yang paling mulia, baik
dilihat dari segi bentuk, kepribadian, akal, pikiran, perasaan, dan sebagainya.
Berbeda dengan makhluk yang lain, meskipun memiliki kehidupan tetapi tidak
memiliki sifat-sifat seperti manusia. Sebagai makhluk yang paling mulia, ternyata
bahan dasar yang dipakai dalam menciptakan manusia adalah tanah. Karena kakek
moyang manusia (Nabi Adam) pertama kali diciptakan dari tanah. Dari studi ilmu
kimia, dapat dibandingkan unsur-unsur kimia yang ada dalam tanah yang ternyata
ahim ve sama dengan unsur kimia manusia. Dan tak dipungkiri lagi, bahwa
manusia berasal dari tanah dan akan kembali ke tanah.
Proses kedua menurut al-Qur'an surat al-Mu'minun ayat 13 yakni
menjelaskan proses awal mula bertemunya sperma dan sel telur, yang berbunyi:

‫ين‬
ٍ ‫ار َّم ِك‬ ْ ُ‫ثُ َّم َج َع ْلتَهُ ن‬
ٍ ‫طفَةً فِي قَ َر‬
Terjemahnya:

"Kemudian Kami menjadikannya air mani (yang disimpan) dalam tempat


yang kokoh (rahim)"

Pada usia kehamilan 12 minggu, proses pembentukan janin


(organogenesis) telah berlangsung secara sempurna. Sebagaimana dalam QS al-
Mu'minun ayat 14:

‫طفَةَ َعلَقَةً فَ َخلَ ْقنَا ْال َعلَقَةَ ُمضْ َغةً فَ َخلَ ْقنَا‬ْ ُّ‫ثُ َّم َخلَ ْقنَا الن‬
‫ْال ُمضْ َغةَ ِعظَ ًما فَ َك َس ْونَا ْال ِعظَ َم لَحْ ًما ثُ َّم َأن َشْأنَنَهُ َخ ْلقًا اخر‬
َ ِ‫ك هَّللا ُ َأحْ َس ُن ْال َخلِق‬
‫ين‬ َ َ‫فَتَب‬
َ ‫ار‬

Terjemahnya:

31
"Kemudian, air mani itu Kami Jadikan sesuatu yang melekat, lalu sesuatu
yang melekat itu Kami Jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami
Jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.
Kemudian, Kami Menjadikannya makhluk yang (berbentuk) lain. Maha Suci
Allah, Pencipta yang paling baik."

Persalinan merupakan babak akhir dari kehamilan, dan babak baru


dimulainya proses kehidupan baru. Persalinan merupakan proses yang diawali
dengan keluarnya janin yang ada dalam kandungan melalui jalan lahir ke dunia
luar.

2. Proses Penciptaan Manusia dalam rahim


Sperma atau ovum, dalam Alquran, disebut mani (QS. Al-Qiyamah: 37).
Menurut Ibrahim Madkhur, Mani adalah cairan kental berwarna putih dan berisi
sel-sel. Sel-sel telur yang disebut ovum, terdapat pada mani perempuan,
sedangkan sel-sel spermatozoa terdapat pada mani laki-laki. Ovum, bermula dari
embrional oogonium yang terdapat di ovarium, berdiameter 0,1 mm dan ditengah-
tengahnya terdapat nukleus (inti sel) yang berbentuk oval. Nukleus tersusun atas
protein, enzim, dan pembawa sifat menurun atau kromosom. Sedangkan sperma,
bermula dari embrional spermatogonium yang bertempat di testis (kelenjar
kelamin pria), dan bentuk sperma seperti cebong yang terdiri atas tiga bagian
yaitu: kepala berbentuk lonjong agak gepeng berisi nukleus, leher, dan ekor yang
dapat bergetar sehingga bergerak dengan cepat. Alquran menyebut ovum dan
sperma sebagai mā’in mahin (air yang hina, QS. Al-Sajadah: 8), karena memang
bentuknya yang menjijikan dan baunya yang menyengat. Mā’in mahin itu,
ditegaskan berasal dari saripati tanah (QS. Al-Mu’minun: 12, 13), karena
kelihatannya diproses dari berbagai makanan yang bersumber dari tanah.

Ketika ovum dan sperma masing-masing ditumpahkan melalui senggama,


lalu bertemu di tuba falloppi (saluran telur) dan bercampur jadi satu, keadaannya

32
berubah menjadi nuṭfah. Menurut Alquran, nuṭfah ialah berasal dari air mani atau
ovum yang ditumpahkan ke dalam rahim (QS. Al-Qiyamah: 37), bercampurnya
antara ovum dan sperma di tuba falloppi, menyebabkan terjadinya
fertilisasi(pembuahan). Menurut Hanifa Wiknyosastro, jutaan spermatozoon dapat
memasuki ovum yang telah siap untuk dibuahi dan hanya satu spermatozoon yang
mampunyai kemampuan membuahi. Ovum yang telah dibuahi, disebut zigot dan
terdiri atas bahan genetik dari wanita dan pria.

Zigot hasil pembuahan itu, bergerak maju ke arah rongga rahim


disebabkan oleh arus, getaran rambat getar, dan pengerutan tuba. Selanjutnya,
zigot itu masuk kedalam endometrium (selaput rahim) dan melekat pada dinding
depan atau belakang rahim. Setelah itu zigot membelah diri menjadi 2 sel, 4 sel, 8
sel, dan seterusnya hingga terbentuklah lempeng embrional. Dalam Alquran
lempeng embrional disebut „alaqah QS. Al-Mu’minun: 14). Artinya bergantung,
berdempet, melekat, segumpal, dan sesuatu yang hitam seperti cacing.

Lempeng embrional itu, kemudian tumbuh dan berkembang menjadi


embrio atau yang disebut Alquran sebagai mu gah artinya segumpal daging.
Embrio tersebut bertransformasi terus menerus dalam uterus (rahim) yang dilapisi
dengan tiga selaput pembungkusnya, yaitu:
1. Selaput uterus, yaitu selaput dinding pembungkus embrio yang ada
dalam uterus (rahim),
2. Selaput khorin, yakni selaput di bawah selaput uterus,
3. Selaput amnion, merupakan kantong embrio yang letaknya di bawah
selaput khorin.

Selaput yang kedua dan ketiga tersebut, berfungsi membentuk jonjot ang
berhubungan dengan selaput uterus, dimana dalam jonjot itu terdapat pembuluh
darah ibunya dengan perantara ari-ari (plasenta). Ruangan embrio yang dilapisi
amnion dan khorin berisi air ketuban (liquor amnii) yang berfungsi sebagai
berikut:

33
a. Menjaga embrio tetap basah dan tahan terhadap goncangan,
b. Agar embrio tidak melekat pada amnion,
c. Agar embrio dapat bergerak dengan bebas,
d. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu,
e. Memungkinkan untuk menambah suplai cairan embrio,
f. Meratakan tekanan intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila
ketuban pecah.

Dalam hubungan itu, Allah berfirman dalam Q.S Az-Zumar ayat ke 6:

‫اح َد ٍة مُثَّ َج َع َل ِمْن َها َزْو َج َها َواَْنَزَل لَ ُك ْم ِّم َن‬


ِ ‫س َّو‬
ٍ ‫َخلَ َق ُك ْم ِّم ْن نَّ ْف‬

‫ااْل َْن َع ِام مَثٰنِيَةَ اَْزو ٍاج ۗ خَي ْلُ ُق ُك ْم يِف بُطُْو ِن اَُّم ٰهتِ ُك ْم َخ ْل ًقا ِّم ۢ ْن َب ْع ِد َخْل ٍق يِف‬
ْ ْ َ
‫صَرُف ْو َن‬ ‫ت‬ ‫ىّٰن‬ ‫ا‬‫ف‬ ‫و‬ ۚ ‫ه‬ ِ‫ك ٓاَل اِٰله ا‬
‫اَّل‬ ُ ۗ ‫ث ٰذلِ ُكم ال ٰلّه رب ُكم لَه الْم ْل‬ ۗ ٰ ٍ
ْ ُ َ َ َ ُ َ ُ ُ ْ َُّ ُ ُ ٍ ‫ظُلُ ٰمت َثل‬
Terjemahan :

“Dia menciptakanmu dari jiwa yang satu (Adam), kemudian darinya Dia
menjadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak
untukmu. Dia menciptakanmu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam
tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pemilik
kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia. Mengapa kamu dapat berpaling (dari
kebenaran)?”

Di ayat atas Allah menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi
kejadian dalam tiga kegelapan, Yang dimaksud tiga kegelapan ialah tiga selaput
embrio di atas. Dalam beberapa tafsir lain, 3 kegelapan yang dimaksud adalah
kegelapan dalam abdomen, dalam Rahim, dan dalam selaput ketubahn.

Menurut Alquran, janin itu kemudian diberi ruh oleh Allah dan dilengkapi
dengan pancaindra, sehingga keadaannya berubah menjadi bayi yang dapat

34
bergerak dan berada dalam rongga rahim sampai pikun. Jadi, menurut Alquran
proses penciptaan manusia melewati beberapa fase yaitu:

1. sulalah min tin (saripati tanah),


2. Mani (ovum dan seperma),
3. Nuṭfah (zigot),
4. ‘Alaqah (implantasi),
5. Mudgah (embrio),
6. Janin (fetus),
7. Naf atu al-rūh (pemberian ruh),
8. Tifl (neonatus/bayi).

3. Mengetahui apa yang ada dalam rahin

Allah SWT berfirman dalam surah Luqman ayat 34:

Dalam ayat al-Qur’an tersebut diterangkan bahwa ada lima hal ghaib yang
tidak diketahui oleh siapa pun. Lima hal tersebut antara lain pengetahuan atas apa
yang ada di dalam rahim. Sesungguhnya ayat tersebut bersifat umum. Allah tidak
hanya mengetahui apa yang ada di dalam rahim baik itu laki-laki ataupun
perempuan. Akan tetapi, Allah juga mengetahui apakah ia akan menjadi orang

35
yang bahagia lantas masuk surga atau akan menjadi orang yang sengsara lantas
masuk neraka. Allah juga yang mengetahui ajal dan rezekinya. Mengetahui
perjalanan hidupnya dan bagaimana keadaannya di dalam rahim sampai masa
kelahirannya. Bahkan Dia mengetahui secara detail setiap partikel yang berada
pada janin tersebut.

Allah mengetahui semua itu, walaupun janin belum berada di dalam perut
ibunya. Allah mengetahui semenjak kali pertama sperma bertemu dengan sel telur
sebelum sel telur itu berkembang biak dan belum tampak adanya tanda kehidupan.
Sungguh Mahasuci Allah yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Allah Swt
berfirman dalam surah al-An’am ayat 59:

Imam Ibn al-Qayyim mengatakan, “pendapat yang benar mengenai ayat


itu adalah Allah mengetahui masa hamil dan hal-hal lainnya semisal melebihi atau
kurang dari sembilan bulan. Allah maha mengetahui tentang hal tersebut
sedangkan kita tidak mengetahuinya. Sebagaimana Allah juga mengetahui apa
yang sedang dikandung oleh setiap wanita apakah janin laki-laki atau perempuan.
Hanya Dia yang mengetahui apa yang ada didalam rahim, mengetahui kapan
waktu persalinannya, dan apakah beratnya bertambah ataukah berkurang. Adapun
selain dari permasalahan di atas hanyalah merupakan faktor tambahan. Seperti
keguguran, terlahir sempurna, terjadinya pendarahan atau berhentinya
pendarahan.

36
BAB III

KESIMPULAN

Embryo adalah proses pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan


dan perkembangan embryo. Tahap perkembangan mahluk hidup di dahului
dengan adanya proses fertilisasi yaitu peleburan sperma dan ovum yang akan
menghasilkan inti zigot yang diploid dan setelah zigot terbentuk akan mengalami
pembelahan mitosis dan memulai tahapan perkembangan embrio. Tahap
perkembangan embrionik ini disebut juga embriogenesis yaitu proses
perkembangan dari zigot dengan perkembangan organ tubuh (organogenesis).
Sehingga terbentuk individu yang fungsional. Proses tersebut meliputi proses
pembelahan morulasi, blastulasi, gastrulasi, neurulasi, dan organogenesis.

37
DAFTAR PUSTAKA

1. Sadler TW. Langmans's Medical Embryology Embryology, 12thEd.


Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins. 2012
2. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemah, Jakarta:
PT Syamiil Cipta Media, 2002.
3. Gerri, C., Menchero, S., Mahadevaiah, S.K., Turner, J.M.A., and Niakan,
K.K. Human embryogenesis: a comparative perspective. Annu. Rev. Cell
Dev. Biol. 36, 411–440. 2020
4. Matthews, K.R., and Morali, D. (2020). National human embryo and
embryoid research policies: a survey of 22 top research-intensive
countries. Regen. Med. 15, 1905–1917.
5. Masri M. Dasar-dasar Reproduksi dan Embriologi Manusia. Alauddin
University Press.2014.
6. Setiawati D. Fisio Patologi Kehamilan, Persalinan dan Kasih Sayang
Universal. Alauddin University Press.2020.
7. Nasution A. 2021. Penciptaan Embrio Manusia Dalam Rahim, Studi
Terhadap Hadis Tentang Penciptaan Embrio Manusia.Skripsi. Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara. Medan.
8. Nasution A. Penciptaan Embrio Manusia Dalam Rahim, Studi Terhadap
Hadis Tentang Penciptaan Embrio Manusia.Skripsi.Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.Medan. 2021
9. Eddyman F. Biologi Reproduksi. Jakarta: Erlangga.2013
10. Linda H, Danny S. At a Glance Sistem Reproduksi, Jakarta: Erlangga.
2006

38
11. Johannes R, Elke D. Embriologi Fungsional, Perkembangan Sistem Fungsi
Organ Manusia. Edisi 2 Jakarta: EGC. 2003
12. Soenardihardjo, Bambang, et all. Buku Ajar Embriologi. Surabya: Pusat
penerbitan dan Percetakan Universitas Airlanga. 2011.
13. Khan YS, Ackerman KM. Embryology, Week 1. [Updated 2022 Apr 19].
In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2023
Jan-
14. Donovan MF, Arbor TC, Bordoni B. Embryology, Yolk Sac. [Updated
2023 Mar 6]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2023 Jan-.
15. Marty M, Kerndt CC, Lui F. Embryology, Fetal Circulation. [Updated
2022 May 8]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls
Publishing; 2023 Jan-.
16. Donovan MF, Cascella M. Embryology, Weeks 6-8. [Updated 2022 Oct
10]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-.
17. Muhr J, Ackerman KM. Embryology, Gastrulation. [Updated 2022 Apr
13]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2023 Jan-
18. Silbereis JC, Pochareddy S, Zhu Y, Li M, Sestan N. The Cellular and
Molecular Landscapes of the Developing Human Central Nervous System.
Neuron. 2016 Jan 20;89(2):248-68.
19. Kawamura N. Fertilization and the first cleavage mitosis in insects. Dev
Growth Differ. 2001 Aug;43(4):343-9.
20. Solnica-Krezel L, Sepich DS. Gastrulation: making and shaping germ
layers. Annu Rev Cell Dev Biol. 2012;28:687-717.

39

Anda mungkin juga menyukai