Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MATERNITAS

KONSEPSI DAN PERKEMBANGAN EMBRIO

Dosen Pembimbing :

Indah Lestari

Oleh Kelompok I :

1. Gusti Rahman

2. Nikola Devi Shindia W

AKADEMI KEPERAWATAN BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO

Jl.Raya Jabon Km.6 mojoanyar kabupaten mojokerto Telp/Fax : (0321) 390203

Email : stikes.ppni@yahoo.co.id Website : www.stikes-ppni.ac.id

TAHUN AKADEMI
2017-2018

DAFTAR ISI

Halaman Judul..............................................................................................................i

Kata Pengantar.............................................................................................................ii

Daftar Isi.....................................................................................................................iii

Bab I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1


B. Rumusan Masalah............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................1

Bab II Pembahasan

A. Konsepsi...........................................................................................................2
B. Nidasi...............................................................................................................2
C. Proses Nidasi....................................................................................................3
D. Uraian Perkembangan Embrio Manusia..........................................................5
E. Perkembangan Embrio Tingkat Lanjut............................................................5

Bab III Kesimpulan......................................................................................................7

Daftar Pustaka..............................................................................................................9
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan
Makalah ini tepat pada waktunya yang berjudul Konsepsi dan Perkembangan
Janin

Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua


tentang Keselamatan pasien. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai semua usaha kita. Aamiin.

Mojokerto, 25 Februari 2017

Penyusun,
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Periode perkembangan awal manusia saat di rahim merupakan sebuah
fase kehidupan yang didalamnya terdapat berbagai macam makna yang
membuat manusia selalu berdecak kagum akan penciptaaan awal manusia
yang begitu mengagumkan. Pada awal mula fase kehidupan manusia terdapat
di rahim seorang wanita yang dalam perkembangannnya terdapat fase
konsepsi, nidasi, perkembangan janin dan embrio. Semua fase tadi pada kala
dahulu dianggap sebagai tabu karna terbatasnya ilmu pengetahuan dan
tekhnologi tentang biologi manusia hingga pada saat ini semuanya telah
menjadi pengetahuan yang dapat memperkaya ilmu manusia.

B. Rumusan Masalah
1. Konsepsi
2. Nidasi
3. Perkembangan Janin dan Embrio

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Konsepsi
2. Mengetahui Nidasi
3. Mengetahui Perkembangan Janin dan Embrio

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsepsi
Pembuahan (konsepsi =fertilisasi). Pembuahan adalah suatu peristiwa
penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba fallopi,
umumnya terjadi di ampula tuba, pada hari ke sebelas sampai
empat belas dalam siklus menstruasi. Wanita mengalami
ovulasi (peristiwa matangnya sel telur) sehingga siap untuk
dibuahi, bila saat ini dilakukan coitus, sperma yang
mengandung kurang lebih seratus sepuluh sampai seratus dua puluh juta sel
sperma dipancarkan ke bagian atas dinding vagina terus naik ke serviks dan
melintas uterus menuju tuba fallopi disinilah ovum dibuahi. Hanya satu sperma
yang telah mengalami proses kapitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan
masuk ke vitelus ovum. Setelah itu, zona pelisuda mengalami perubahan
sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. Proses ini diikuti oleh penyatuan
ke dua pronuklei yang disebut zigot, yang terdiri atas acuan genetic dari wanita
dan pria. Pembuahan mungkin akan menghasilkan xx zigot menurunkan bayi
perempuan dan xy zigot menurunkan bayi laki laki. Dalam beberapa jam
setelah pembuahan, mulailah pembelahan zigot selama tiga hari sampai stadium
morula. Hasil konsepsi ini tetap digerakkan kearah rongga rahim oleh arus dan
getaran rambut getar (silia) serta kontraksi tuba. Hasil konsepsi tuba dalam
kavum uteri pada tingkat blastula. (Rustam Mochtar, 1998 : 18-19)

Konsepsi dapat terjadi, jika beberapa kriteria berikut di penuhi :

a. Senggama harus terjadi pada bagian siklus reproduksi wanita yang


tepat.

b. Ovarium wanita harus melepaskan ovum yang sehat pada saat


ovulasi.

c. Pria harus mengeluarkan sperma yang cukup normal dan sehat selama
ejakulasi.

d. Tidak ada barier atau hambatan yang mencegah sperma mencapai


penetrasi dan akhirnya membuahi ovum.
2.1 . Proses perkembangan embrio
Periode Embrio/organogenesis, Suatu periode ketika sel-sel berada
dalam proses pembentukan organ-organ spesifik dalam tubuh embrio.
Merupakan periode dimulainya implantasi sampai saat dimulainya
pembentukan organ tubuh bagian dalam. Pada sapi berkisar hari ke 12-45,
kucing 6-24, dan kuda 12-50 setelah fertilisasi. Selama periode ini akan
terbentuk lamina germinativa selaput embrionik dan organ
tubuh (Toelihere,1979). Pada periode ini meliputi pembentukan:
2.1.1. Lapisan-lapisan lembaga (germ layer)
a. Endoderm (Lapisan germ yang paling dalam)
Pertama tampak ketika suatu lapisan sel tunggal terdorong keluar dari
inner cell mass dan tumbuh mengelilingi blastokul
Merupakan awal/origo dari sistem digesti, hepar, pulmo, organ internal
lain
b. Mesoderm (Lapisan germ/lembaga tengah)
Lapisan sel-sel inner cell mass, yang terdorong di antara endoderm dan
ectoderm
Origo dari sistem skelet, otot, sistem sirkulasi dan sistem reproduksi
c. Ektoderm (Lapisan germ yang paling luar)
Origo dari sistem syaraf, organ indera, rambut,
gl.mamme (Toelihere,1979).
2.1.2. Trofoblast akan menjadi:
a. Amnion
Non-vaskuler, berisi cairan yang dihasilkan fetus
Bantalan untuk proteksi
Robek saat kelahiran
b. Yolk sac
Sebagai cadangan makanan
Mammalia: atropi

c. Allantois
Penuh dengan pembuluh darah
Menyatu dengan chorion (Allantochorion)
Membawa darah ke chorion
d. Chorion
Membran fetus terluar
Melekat pada induk (Toelihere,1979).

Tahap awal perkembangan diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel


sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI. Fertilisasi
akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan
melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage) menuju pertumbuhan dan
perkembangan menjadi embrio.

(Gambar 2. Perkembangan awal Embrio)


Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap
yaitu :
1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup
selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan
terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
2. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan
menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage)

3 tahapan fase embrionik yang terjadi di dalam rahim yaitu :

Kita akan membahas setiap fase pertumbuhan dan perkembangannya berikut ini.

Fase Morula

Pada fase ini zigot mengalami pembelahan. Pembelahan sel dimulai dari
satu menjadi dua, dua menjadi empat, dan seterusnya. Pada saat pembelahan sel
terjadi pembelahan yang tidak bersamaan. Pembelahan yang cepat terjadi pada
bagian vertikal yang memiliki kutub fungsional atau kutub hewan (animal pole)
dan kutub vegetatif (vegetal pole). Antara dua kutub ini dibatasi oleh daerah
sabit kelabu (grey crescent).setelah pembelahan terjadi pada bagian vertikal,
kemudian dilanjutkan dengan bagian horizontal yang membelah secara aktif
sampai terbentuk 8 sel. Pembelahan sel berlanjut sampai terbentuk 16-64 sel.
Embrio yang terdiri dari 16-64 sel inilah yang disebut morula.

Fase Blastula
Pada fase blastula terjadi pembagian sitoplasma ke dalam dua kutub yang
dibentuk pada fase moruta. Konsentrasi sitoplasma pada kedua kutub tersebut
berbeda. Pada kutub fungsional terdapat sitoplasma yang lebih sedikit
dibandingkan dengan kutub vegetatif. Konsentrasi sitoplasma yang berbeda
menentukan arah pertumbuhan dan perkembangan hewan selanjutnya. Pada fase
ini kutub fungsional dan kutub vegetatif telah selesai dibentuk. Hal ini ditandai
dengan dibentuknya rongga di antara kedua kutub yang berisi caftan dan disebut
blastosol. Embrio yang memiliki blastosol disebut blastula.

Proses pembentukan blastosol disebut blastulasi. Setelah fase blastula


selesai ditanjutkan dengan lase gastrula.

Fase Gastrula
(Gambar 2. Tahap pasca perkembangan embrio)

Pada fase gastrula, embrio mengalami proses diferensiasi dengan mulai


menghilangkan blastosol. Sel-sel pada kutub fungsional akan membelah dengan
cepat. Akibatnya, sal-sel pada kutub vegetatif membentuk lekukan ke arah dalam
(invaginasi). Invaginasi akan membentuk dua formasi, yaitu lapisan luar (ektoderm)
dan lapisan dalam (endoderm).

Bagian ektoderm akan menjadi kulit dan bagian endoderm akan menjadi
berbagai macam saluran. Bagian tengah gastrula disebut dengan arkenteron. Pada
perkembangan selanjutnya, arkenteron akan menjadi saluran pencernaan pada hewan
vertebrata dan beberapa invertebrata. Bagian luar yang terbuka pada gastrula menuju
arkenteron disebut dengan blastofor. Bagian ini dipersiapkan menjadi anus dan pada
bagian ujung akan membuka dan menjadi mulut. Pada fase ini akan terjadi lanjutan
diferensiasi sebagian endoderm menjadi bagian mesoderm. Pada akhir fase gastrula
telah terbentuk bagian endoderm, mesoderm, dan ektoderm.

Berdasarkan jumlah lapisan embrionalnya, hewan dikelompokkan menjadi


dua, yaitu hewan diploblastik dan hewan triploblastik. Hewan diploblastik memiliki
dua lapisan embrional, yaitu ektoderm dan endoderm. Contoh hewan diploblastik
adalah Coelenterata (hewan berongga). Hewan triploblastik memiliki tiga lapisan
embrional, yaitu ektoderm, endoderm, dan mesoderm. Mesoderm selalu terletak di
antara ektoderm dan endoderm.

Hewan triploblastik dikelompokkan menjadi tiga kelompok berdasarkan ada


tidaknya selom (berasal dari kata coelom = ruangan yang berongga) dan bagaimana
selom tersebut dibentuk selama embriogenesis. Kelompok hewan tersebut yaitu
aselomata, pseudoselomata, dan selomata (euselomata). Hewan aselomata tidak
memiliki selom, contohnya cacing pipih (Platyhelminthes). Hewan pseudoselomata
memiliki selom semu, contohnya cacing tanah. Hewan selomata memiliki selom
sesungguhnya, misalnya manusia.

Diploblastik yaitu hewan yang mempunyai 2 lapisan dinding tubuh embrio,


berupa ektoderm dan endoderm. Dimiliki oleh hewan tingkat rendah seperti Porifera
dan Coelenterata. Gastrulasi yaitu proses pembentukan gastrula.
Organogenesis yaitu proses pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk
hidup (hewan dan manusia). Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing
lapisan dinding tubuh embrio pada fase gastrula.
Contohnya :
a) Lapisan Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem
saraf), integumen (kulit), rambut dan alat indera.
b) Lapisan Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon),
alat reproduksi (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi
seperti ren.
c) Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar
pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.
Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam
pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.
Contohnya :
a) Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi
dalam pembentukan kelopak mata.
Periode Embrio (Minggu 3 8 )

Proses dimana sistem syaraf pusat, organ-organ utama dan struktur anatomi
mulai terbentuk seperti mata, mulut dan lidah mulai terbentuk, sedangkan hati mulai
memproduksi sel darah. Janin mulai berubah dari blastosis menjadi embrio
berukuran 1,3 cm dengan kepala yang besar

o Embrio dilindungi oleh beberapa selaput yaitu :


1. Amnion yaitu selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan
menghasilkan cairan ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari
guncangan.
2. Korion yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot
yang menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya
terdapat pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat dengan jaringan epithel
menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi sebagai pengatur sirkulasi
embrio dengan plasenta, mengangkut sari makanan dan O2, termasuk zat sisa
dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion.
Merupakan tempat munculnya pembuluhdarah yang pertama

Tahapan perkembangan pada masa embrio


Bulan pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti
jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan
darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.
Bulan kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam,
tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
Bulan ketiga : Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ
kelamin luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
Bulan keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif.
Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
Bulan kelima : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon
terhadap suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata
dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).
Bulan keenam : Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan
badan (posisi)
Bulan ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
Bulan kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan
panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500
3000 gram.
Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi
siap untuk dilahirkan.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pembuahan (konsepsi =fertilisasi). Pembuahan adalah suatu peristiwa
penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba fallopi, umumnya terjadi di
ampula tuba, pada hari ke sebelas sampai empat belas dalam siklus menstruasi.

Adapun kesimpulan yang dapat kami sampaikan adalah sebagai berikut :


Periode Embrio/organogenesis adalah Suatu periode ketika sel-sel berada
dalam proses pembentukan organ-organ spesifik dalam tubuh embrio. Merupakan
periode dimulainya implantasi sampai saat dimulainya pembentukan organ tubuh
bagian dalam. Pada sapi berkisar hari ke 12-45, kucing 6-24, dan kuda 12-50 setelah
fertilisasi. Selama periode ini akan terbentuk lamina germinativa selaput embrionik
dan organ tubuh Pada periode ini meliputi pembentukan :
Ada 3 Lapisan-lapisan lembaga (germ layer) yaitu :
a. Endoderm (Lapisan germ yang paling dalam)
b. Mesoderm (Lapisan germ/lembaga tengah)
c. Ektoderm (Lapisan germ yang paling luar)
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap
yaitu :
1. Fase Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk
hidup selama masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi
sampai dengan terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
2. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum
dan akan menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel
(cleavage)
Ada 3 tahapan fase embrionik yang terjadi di dalam rahim yaitu :
Fase Morula

Fase Blastula

Fase Gastrula

DAFTAR PUSTAKA

Diah Aryulina, 2012. http://artikelterbaru.com/pendidikan/tahap-embrio-


pertumbuhan-dan-perkembangan-hewan-20111134. html.28 April 2012.02;26.

Anda mungkin juga menyukai