“OOGENESIS”
MATA KULIAH BIOLOGI REPRODUKSI
DOSEN PENGAMPU :
Elies Meilinawati S. B., S. ST., S. Psi., M.Keb
Disusun Oleh :
Musyarifah Nurul Ummah Al-Mukarromah
NIM 202005015
1
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, memohon pertolongan dari-Nya, meminta
ampunan dari-Nya dan meminta perlindungan kepada-Nya dari kejahatan diri kita serta
keburukan amal perbuatan kita. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad SAW.
Karena hidayah-Nya pula, Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul “Oogenesis” ini sebagai tugas dari mata kuliah Biologi Reproduksi tepat pada waktunya.
Pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Elies Meilinawati S. B., S. ST., S.
Psi., M.Keb selaku dosen pengampu mata kuliah Biologi Reproduksi yang telah banyak
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga makalah ini dapat selesai tepat pada
waktunya.
Penulis berharap agar apa yang tercantum dalam makalah ini, bisa menjadi pelajaran dan
menambah wawasan buat pembaca dan terutama buat diri penulis sendiri.
Kritik dan saran yang bertujuan membangun dari para pembaca, penulis akan terima dengan
senang hati, untuk penulisan Makalah yang lebih baik lagi.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………4
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………………...4
C. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………….5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN OOGENESIS…………………...…………………………………………….6
B. TAHAP-TAHAP OOGENESIS………..……………………………………………………...7
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………………………………..14
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reproduksi merupakan proses pembentukan individu baru dari individu yang sudah
ada dan merupakan ciri khas dari semua makhluk hidup. Reproduksi bertujuan untuk
mempertahankan kelestarian suatu spesies dari kepunahan. Dalam upaya melestarikan
kelangsungan hidupnya, setiap organisme harus mampu memperbanyak diri sehingga
setiap generasi mampu menghasilkan generasi sebelumnya yang mati karena pemangsa,
parasit atau karena telah berumur tua. Proses reproduksi berbeda dengan proses yang
diperlukan untuk kelangsungan hidup sehari-hari seperti: makan, pertukaran gas dan
ekskresi, proses reproduksi tidak diperlukan untuk kelangsungan hidup setiap organisme,
tetapi tanpa reproduksi suatu spesies akan punah. (Franz, 1990).
Salah satu cirri tersebut adalah berkembang biak atau reproduksi merupakan
kenyataan bahwa tak ada satu pun makhluk hidup yang hidup terus menerus tanpa batas.
Semua akan mengalami kematian, namun tak satu pun organisme yang tidak ingin eksis,
semua ingin hidup, semua berjuang untuk tetap lestari. Semua makhluk hidup
mempunyai keturunan untuk melestarikan sifat-sifatnya dan meneruskan eksistensinya
sehingga makhluk hidup bertujuan bereproduksi.
B. Rumusan Masalah
4
2. Bagaimana tahap-tahap oogenesis?
3. Bagaimana proses terjadinya oogenesis?
4. Apa saja macam-macam telur susunan deutoplasma ?
5. Apa saja hormon yang berperan dalam oogenesis?
C. Tujuan Penulisan
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Oogenesis
6
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis
dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal:
oogonium). Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu
di dalam ovari fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang
bersifat diploid telah selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan.
1. Proliferasi (perbanyakan)
7
Primordial germ cell berproliferasi membentuk oogonia (tunggal: oogonium) yang
jumlahnya di taksir sekitar 600.000 butir. Oogonia berproliferasi secara mitosis
membentuk ± 7 juta oosit primer ketika embrio berumur 5 bulan, kemudian beratresia
waktu lahir menjadi sekitar 2 juta, waktu anak berumur 7 tahun jumlahnya susut lagi
menjadi sekitar 300.000.
2. Pertumbuhan
3. Pematangan
Pada proses ini terdapat 2 kali pembelahan meiosis. Setelah terjadi fase
pertumbuhan, oogonium I mengalami tahap pematangan, yang berlangsung secara
meiosis. Akhir meiosis I terbentuk oogonium II dan akhir meiosis II terbentuk ootid.
4. Perubahan bentuk
C. Proses Oogenesis
8
Gambar 1. Proses Oogenesis
Folikel Primordial
9
Folikel primordial mengadakan migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini
dihasilkan sebanyak 200.000 buah. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang
selama kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun
mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan proses
pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya terdapat sel kelamin yang
disebut oosit primer.
Oosit Primer
Inti (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang
kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut
kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom
terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de Graaf mengalami pemasakan dan
selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti oosit atau ovum membelah sehingga kromosom
terpisah dan terbentuk dua set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set
tetap lebih besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini
disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar pertama. Kadang-
kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan secara normal akan mengalami
degenerasi.
Pembelahan meiosis pertama ini menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit
sekunder dan badan polar primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan
genetiknya.
Oosit Sekunder
10
Pembelahan meiosis kedua biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa
menembus zona pellucida oosit. Oosit sekunder membelah membentuk ootid yang akan
berdiferensiasi menjadi ovum dan satu badan polar lagi, sehingga terbentuk tiga badan
polar dan satuovum masak, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga
badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak yang
telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan embrional.
1. Homolechital
Disebut juga oligolechital atau isolechital. Deutoplasma sedikit, tersebar rata
diseluruh sitoplasma. Terdapat pada amphioxus dan methateria dan eutheria.
2. Mediolechital
Deutoplasma berupa lapisan didaerah kutub vegetal telur, terdapat pada amphibia
11
3. Megalechital
Istilah lainya adalah telolechital. Deutoplasma banyak sekali, membentuk lapisan
yang mengisi hampir semua telur , sedangkan inti dan sedikit sitoplasma menempati
hanya daerah puncak kutub animal. Terdapat pada pisces, reptelia aves dan monotremata.
4. Centrolechital
Deutoplasma relatif banyak dibandingkan dengan volume telur, tapi terletak
dibagian tengah. Sitoplasma berada sebelah luar, terdapat pada telur insecta.
Ovarium terdiri atas 3 bagian. Bagian tersebut saling berkaitan satu sama lain,
yaitu daerah medula yang merupakan pembuluh darah dan jarinagan penyambung jarang,
daerah medulla dan tunica albuginea Ovarium berjumlah sepasang yaitu berada di kiri
dan di kanan uterus, dalam rongga pelvis. Diikatkan ke dinding dorsal tubuh pada broad
ligament uterus mesovarium, dan ke uterus sendiri oleh ligament pula.
Ovarium diselaputi oleh selapis sel-sel yang berasal dari lapisan peritoneum, yang
kemudian berubah jadi bentuk kubus, disebut epitel germinal. Sebelah dalam epitel
germinal terdiri dari selapis jaringan ikat rapat, tunica albuginea.
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis
hipothalamus-hipofisis-ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH
(gonadotropin releasing hormone) yang menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH
(follicle stimulating hormone) dan LH (lutinuezing hormone).
FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga terjadi sekresi
hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang korpus luteum untuk menghasilkan
hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron memacu
12
tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel
untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon prolaktin
merangsang produksi susu.
Mekanisme umpan balik positif dan negatif aksis hipothalamus hipofisis ovarium.
Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh
hipothalamus. Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat
menstimulasi (positif feedback, pada fase folikuler) maupun menghambat
(inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal) sekresi FSH dan LH di hipofisis atau
GnRH di hipothalamus.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
14
DAFTAR PUSTAKA
http://www.fastbleep.com/biology-notes/32/159/859
http://armymedical.tpub.com/md0921/md09210015.htm
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK10008/
http://biosejati.wordpress.com/2012/01/24/sistem-reproduksi-wanita/#more-787
https://www.dosenpendidikan.co.id/oogenesis/
digilib.unimed.ac.id/.../UNIMED-Undergraduate-23057-BAB%20II.pdf
15