Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

MEIOSIS - SPERMATOGENESIS

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD RIZAL (6130017053)

DOSEN PEMBIMBING

TRI WAHYUNI BINTARTI, S.T

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA

2017

0
A. PENDAHULUAN
Pembelahan meiosis terjadi pada sel gamet, seperti pada saat
spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis merupakan proses
pembentukan spermatozoa dari spermatogonium dalam tubulus seminiferus pada
testis, berturut-turut dari tepi keaarah lumen ialah: spermatogonium (2n)
spermatosit primer (2n) spermatosit sekunder (n) spermatid (n)
spermatozoa (n).

B. TUJUAN
Untuk mengetahui tahapan-tahapan pada proses spermatogenesis

C. ALAT DAN BAHAN


1. Mikroskop cahaya
2. Preparat testis tikus

D. CARA KERJA
1. Siapkan mikroskop cahaya dan preparat yang diperlukan dalam praktikum.
2. Amati masing-masing preparat dengan pembesaran lemah kemudian dengan
pembesaran kuat.
3. Gambar hasil pengamatan dengan representatif sebagai laporan sementara

1
E. HASIL PENGAMATAN
Hasil pengamatan tahap-tahap Spermatogenesis

Tahapan dan Perbe


No Gambar Keterangan
bagian saran

Dekat dengan membran


basal (sel besar, berada di
Spermato
1 100x tepi membran, semakin
gonium
dalam dari lumen)
Memiliki inti bulat

Terletak di dekat tubulus


Spermatosit
2 100x seminiferus sebagai sel
Primer
germinal

Fase setelah spermatosit


Spermatosit
3 100x primer
Sekunder
berukuran lebih kecil.

2
Sel yang lebih kecil
Dekat dengan lumen
4 Spermatid 100x
tubulus
Memilki ekor

Terdapat ekor pada sel


5 Spermatozoa 100x Berada pada terluar dekat
lumen (makin tengah)

Nukleus yang besar


Relatif pucat
6 Sel Sertoli 100x
Bentuknya tidak teratur
bukan bulat utuh

Sel yang berada di luar


7 Sel Leydig 100x
membran basal

3
Otot polos tidak sadar yang
Smooth
8 100x menyelubungi bagian dalam
Muscle
tubulus seminiferus.

F. PEMBAHASAN
Pembelahan sel pada meiosis salah satunya yakni spermatogenesis.
Spermatogenesis dimulai saat pubertas dengan sel benih primitif, yaitu
spermatogonium. Pada tahap spermatogenesis, awal tahapan yakni
spermatogonium kemudian spermatosit primer (merupakan sel terbesar pada
garis keturunan spermatogenik dan ditandai keberadaan kromosom yang
mengalami kondensasi parsial dalam berbagai tahap sinapsis dan rekombinasi)
hingga spermatosit sekunder, kemudian spermatid dan yang terakhir yakni
spermatozoa. Selain pada tahapan-tahapan tersebut, terdapat sel Sertoli dan sel
Leydig yang berhubungan erat dengan tahapan spermatogenesis.
Sel Sertoli adalah sel yang pertama kali memperlihatkan makna
fisiologisnya, sangat penting untuk fungsi testis. Sel-sel ini merupakan sel
piramid atau kolumnar yang sebagian membungkus sel-sel dari garis keturunan
spermatogenik dan sebagai sel penunjang atau sel perawat. Bentuk sel Sertoli
tidak jelas terlihat karena banyaknya juluran lateral yang mengelilingi
spermatogenik (bentuknya tidak bulat). Sel Sertoli menyokong, melindungi,
memberi nutrisi sel spermatogen; fagositosis sisa sitoplasma spermatid;
menyekresi protein pengikat androgen, hormon, dan media nutrisi; dan
membentuk sawar darahtestis
Sedangkan sel Leydig sebagai sel bulat atau poligonal dengan inti di
pusat dan sitoplasma eosinofilik dengan banyak tetes lipid halus. Sel-sel ini
menghasilkan hormon testoteron yang berfungsi bagi perkembangan ciri
kelamin pria sekunder.

4
Sekresi testoteron oleh sel-sel Leydig yang terwarnai pucat, yang
ditemukan dalam jaringan diantara tubulus, distimulasi oleh lutenizing
hormone (LH) dari kelenjar hipofisis. Ikatan testoteron pada lumen
memberikan pasokan testoteron lokal untuk mengembangkan spermatogonia.
Spermatogonia dalam pengamatan juga ada yang terlihat gelap.
Spermatogonia dengan inti ovoid dan gelap bertindak sebagai sel punca, yang
tidak sering membelah dan membentuk sel punca, yang membelah lebih cepat
sebagai sel transit (progenitor) penguat.
Smooth Muscle adalah Otot polos tidak sadar yang menyelubungi
bagian dalam tubulus seminiferus.Tubulus seminiferus terdiri atas epitel
seminiferus yang tebal dikelilingi jaringan ikat tipis, yaitu tunikallamina
propria. Epitel seminiferus (atau epitel germinal) mempunyai ketebalan
beberapa sel dan terdiri atas dua jenis sel: sel Sertoli dan sel spermatogen. Sel-
sel spermatogen berada dalam berbagai tahapan pematangan.

G. DISKUSI
1. Apa yang saudara ketahui tentang reproduksi sel?
2. Bagaimana cara sel bereproduksi?
3. Jelaskan proses tahapan spermatogenesis!
Jawaban
1. Reproduksi adalah salah satu ciri mahkluk hidup untuk mempertahankan
jenisnya dan jumlahnya. Sedangkan arti reproduksi sel adalah proses
memperbanyak jumlah sel dengan cara membelah diri, baik pada organisme
multiseluler maupun uniseluler. Pada organisme uniseluler reproduksi sel
sebagai cara bagi organisme tersebut untuk melestarikan jenisnya
sedangkan pada organisme multiseluler pembelahan sel menyebabkan
pertumbuhan dan perkembangan organisme, menghasilkan sel-sel gamet
untuk reproduksi secara genetik.
2. Dengan cara amitosis, mitosis, dan meiosis.
Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung atau disebut juga
reproduksi aseksual. Inti membelah menjadi dua bagian, langsung

5
didistribusikan pada sel anak diikuti dengan pembelahan sitoplasma dan
membran sel. Pembelahan secara langsung ini, biasanya terjadi pada
makhluk hidup bersel satu (uniseluler) atau pada prokariota (Amoeba,
Paramecium, Alga biru dll). sifat sel anaknya identik dengan sel
induknya
Mitosis adalah pembelahan sel yang tidak langsung, yaitu melalui
tahapan profase, metafase, anafase, dan telofase (PMAT). Metafase
terjadi pada pembelahan sel tubuh (somatis), bertujuan
untukpertumbuhan dan regenerasi, menghasilkan dua sel anak yang
identik dengan sel induk semula (diploid menjadi diploid/haploid
menjadi haploid), berlangsung dalam satu kali PMAT
Proses meiosis sama seperti mitosis, didahului dengan proses replikasi
kromosom. Akan tetapi, replikasi tunggal ini diikuti oleh dua kali
pembelahan sel, bukan satu kali, disebut meiosis I dan meiosis II. Kedua
pembelahan ini menghasilkan empat sel anakan (tidak seperti pada
mitosis). namun, masing-masing kromosomnya setengah (n) dari
kromosom induknya (2n). Dari diploid menjadi haploid.
Fase fase dalam tahapan pembelahan meiosis pada sel yakni fase profase
I, metafase I, anafase I, dan telofase I, dilanjutkan dengan profase II,
metafase II, anafase II, dan telofase II.
3. Tahapan-tahapan spermatogenesis
Sel-sel progenitor spermatogenik, disebut spermatogonia, sel-sel
diploid yang mengandung 46 kromosom (23 pasang). Pembelahan
mitosis sel ini menghasilkan satu sel benih baru dan satu yang akan
bermiosis. Spermatogonia tipe A masing-masing mengalami sejumlah
pembelahan klonal khusus yang tetap saling terhubung sebagai suatu
syncytium. Ini menjadi spermatogonia tipe B yang memiliki inti pucat
yang lebih fisis. Setiap spermatogonium tipe B mengalami pembelahan
mitosis akhir dan membentuk dua sel yang ukurannya bertambah dan
menjadi spermatosit primer
Setiap spermatosit primer baru secara transien membongkar taut ketat
dari sawar testis-darah dan bergerak dari kompartemen basal tubulus

6
untuk kompartemen adluminal. Pada saat yang sama sel-sel ini
mereplikasi DNA, mengalami meiosis I, dan mengalami sinapsis.
Pembelahan meiosis pertama menghasilkan dua spermatosit sekunder
haploid masing-masing dengan 23 kromosom.
Berikut proses meiosis saat spermatosit primer:
Selama pembelahan meiosis I, kandungan DNA menjadi separuh
(menjadi 2n) dalam setiap sel anak dan jumlah kromosom berkurang
menjadi haploid (n). Selama pembelahan meiosis II, kandungan DNA
masing-masing sel anak berkurang menjadi haploid (ln), sementara
jumlah kromosom tetap haploid. Profase I pembelahan meiosis satu
berakhir hingga 22 hari dan melibatkan empat tahap:
o Leptoten: Kromosom spermatosit primer mulai memadat,
membentuk lembaran panjang
o Zigoten: Kromosom berpasangan dengan homolog merek
o Pakiten: Pemadatan lebih lanjut menghasilkan kromosom tebal,
dikenal sebagai tetrad
o Diakinesis: Pertukaran segmen (crossing over) kromosom homolog
terjadi
Rekombinasi genetik secara acak ini
menghasilkan genom yang unik setiap
sel benih dan berkontribusi kepada
variasi kumpulan (pool) gen.
Semasa metafase I, kromosom
homolog yang berpasangan berbaris
pada lempeng ekuatorial. Anggota
masing-masing pasangan akan berpisah
dan bermigrasi ke kutub berlawanan
pada sel dalam anafase I, dan sel
anaknya berpisah (walaupun jembatan
sitoplasma tetap ada), membentuk dua
spermatosit sekunder selama telofase I.
Oleh karena kromosom homolog

7
terpisah selama anafase, kromosom X dan Y akan terpisah ke dalam
spermatosit sekunder yang terpisah, dan akhirnya membentuk
spermatozoa yang mengandung kromosom X atau Y. Jadi, spermatozoa-
lah yang menentukan jenis kelamin (seks) embrio yang akan terbentuk.
Pembelahan meiosis kedua berasal dari spermatosit sekunder dan
menghasilkan spermatid. Kromosom homolog berpisah pada
pembelahan meiosis pertama, menghasilkan sel berukuran lebih kecil
yang disebut spermatosit sekunder.
Pembelahan setiap spermatosit sekunder memisahkan kromotid di setiap
kromosom dan menghasilkan dua sel haploid yang disebut spermatid,
yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Proses spermiogenesis
bermula dengan spermatid dan menghasilkan perubahan-perubahan
morfologis yang diperlukan untuk membentuk spermatozoa dan mampu
pada pembuahan.

H. KESIMPULAN
Meiosis adalah suatu proses khusus yang melibatkan dua pembelahan sel
yang terikat erat yang hanya terjadi pada sel yang akan membentuk sel telur dan
sperma. Ciri pembelahan secara meiosis adalah terjadi di sel kelamin,jumlah sel
anaknya 4, jumlah kromosen 1/2 induknya, pembelahan terjadi 2 kali. Tahap-
tahap meiosis dimulai dengan interfase beserta tahap-tahapnya, dilanjutkan
dengan profase I, metafase I, anafase I, dan telofase I kemudian dilanjutkan
dengan pembelahan meiosis II.
Pada tahapan spermatogenesis juga terdapat beberapa tahapan, yakni
dimulai awal dengan spermatogonium (2n), spermatosit primer (2n), spermatosit
sekunder (n), spermatid (n), dan terakhir spermatozoa (n) hingga menjadi sperma
yang matang dan siap dilepas.
Pada testis, juga terdapat sel Sertoli dan sel Leydig yang memiliki fungsi
masing-masing. Sel Sertoli yang memilliki fungsi memberi dukungan fisik dan
nutrisi bagi sel benih yang sedang berkembang dan fagositosis sitoplasma yang

8
dilepas selama spermiogenesis sedangkan sel leydig memiliki fungsi
menghasilkan hormon testoteron.

I. DAFTAR PUSTAKA

Gartner, Leslie P, James L Hiatt. 2007. Color Texbook of Histology Edisi Ketiga.
Philadelphia: Saunders Elsevier.
Karmana, Oman. 2008. Biologi untuk Kelas XII Semester 1. Jakarta: Grafindo
Media Pratama.
Mescher, Anthony L. 2013. Junqueiras Basic Histology Text and Atlas
Thirteenth Edition. Singapore: McGraw-Hill Education.
Neil, Campbell A, dkk. 2008. Biologi edisi kedelapan. Jakarta: Penerbit Erlangga.

9
J. LAMPIRAN

10

Anda mungkin juga menyukai