Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Metabolisme Bakteri

Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mikrobiologi


Yang dibina oleh Kennis Rozana, S,Pd., M.Si
dan Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si., M.Si.

.
Andien Sahira Fitrinia (190341621696)
Annisa Aulia Magfirlana (190341621608)
Nuriyah (190341621636)
Rutmini Martauli Pakpahan (190341621611)
Sukma Putri Riyanti (190341621710)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Maret 2021
A. TOPIK
Metabolisme Bakteri
B. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami metabolisme pada bakteri.
C. DASAR TEORI
Seluruh makhluk hidup termasuk bakteri juga melakukan metabolisme karena hal
tersebut merupakan salah satu ciri yang dilakukan makhluk hidup. Bakteri juga membutuhkan
energi dalam kehidupannya melalui proses metabolisme. Metabolisme adalah suatu rangkaian
reaksi bersifat kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Untuk mempertahankan
kehidupannya, makhluk hidup melakuan metabolisme. Metabolisme berasal dari bahasa
Yunani yaitu metabole yang memiliki arti perubahan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
makhluk hidup mengubah, mengolah, dan mendapatkan suatu zat melalui proses kimiawi
untuk mempertahankan hidupnya. Proses metabolisme melibatkan berbagai macam enzim
yang dapat menghasilkan nutrient sederhana seperti glukosa, asam lemak berantai panjang
ataupun senyawa lain yang dapat digunakan untuk kelangsungan hidup dari sel maupun
jaringan (Darkuni, 2001).
Senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup dan bersifat essensial bagi proses
metabolisme sel disebut senyawa metabolisme primer. Terdapat empat kelompok senyawa
metabolisme primer, yaitu karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleat. Metabolisme
dibedakan menjadi anabolisme dan katabolisme. Anabolisme merupakan proses sintesis
makromolekul kompleks seperti asam nukleat, lipid, dan polisakarida serta penggunaan
energi. Katabolisme adalah proses penguraian bahan organik yang kompleks menjadi lebih
sederhana atau bahan anorganik dan proses ini menghasilkan energi berupa ATP atau GTP.
Anabolisme terdiri dari fotosintesis, sedangkan katabolisme terdiri dari respirasi dan
fermentasi. Dalam prosesnya, seluruh aktivitas metabolisme bakteri dikatalisis oleh enzim
(Pujiati, 2015).
Enzim merupakan biokatalisator dalam proses metabolisme, kerja enzim sangat
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu konsentrasi enzim dan substrat, suhu, serta pH enzim.
Suhu yang sangat rendah dapat menghentikan aktivitas enzim tetapi tidak menghancurkannya.
Aktivitas kerja enzim diatur melalui dua cara yaitu pengendalian katalis secara langsung dan
pengendalian genetik (Pelezar, 1986).
Proses metabolisme akan menghasilkan hasil metabolisme yang berfungsi
menghasilkan sub satuan makromolekul yang berguna sebagai penyediaan tahap awal bagi
komponen sel dalam menyediakan energi yang dihasilkan dari ATP lewat ADP dengan fosfat.
Energi ini sangat penting untuk kegiatan lain yang dalam prosesnya hanya bisa berlangsung
jika tersedia energi. Bakteri memperoleh energi melalui proses Oksidasi-Reduksi. Oksidasi
merupakan proses pelepasan elektron sedangkan reduksi merupakan proses penangkapan
elektron (Tarigan, 1988).
Reaksi Oksidasi dan Reduksi selalu bekerja sama karena elektron tidak dapat berada
dalam bentuk bebas. Hasil dari reaksi oksidasi dapat terbentuknya energi. Pada umumnya
reaksi oksidasi secara biologis dikatalis oleh enzim dehidrogenase. Enzim ini akan
mentransfer elektron dan proton bebas kepada aseptor elektron intermediet yaitu NAD + dan
NADP+, kemudian NAD+ dan NADP+ dibentuk menjadi NADH dan NADPH. Dalam proses
oksidasi, terjadi fosforilasi oksidasi yaitu elektron dengan energi tinggi ditranfer ke dalam
transpor elektron sehingga dapat ditangkap oleh oksigen sehingga tereduksi menjadi H 2O
(Dwidjoseputro, 1978).
Amilase merupakan enzim yang berfungsi untuk mendegradasi pati menjadi molkul
gula yang lebih sederhana seperti glukosa, maltosa, dan dekstrin (Silaban & Simamora, 2018).
Bakteri asam laktat yang mampu memanfaatkan pati sebagai substratnya adalah bakteri asam
laktat (BAL) yang bersifat amilolitik. Beberapa bakteri asam laktat mampu menghasilkan
enzim amilase ekstraseluler dan melakukan proses fermentasi pati secara langsung menjadi
asam laktat. Aktivitas enzim amilase ditunjukkan dengan adanya zona bening di sekitar isolat
bakteri (Yusmarini, dkk., 2017).
Enzim lipase dapat memecah lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Terdapat jenis
bakteri yang mampu memanfaatkan lemak atau minyak sebagai sumber karbon dan energinya,
bakteri yang memiliki kemampuan tersebut disebut sebagai bakteri lipolitik (Elyza, dkk.,
2015). Bakteri lipolitik merupakan suatu jenis bakteri yang memiliki kandungan enzim lipase
untuk mendegradasi lemak atau minyak. Minyak atau lemak merupakan senyawa organik
yang bersifat non polar dan senyawa ester dari triasigliserol. Bakteri lipolitik merupakan
bakteri yang membutuhkan konsentrasi minimal tertentu dari lemak untuk proses
pertumbuhannya. Kelompok bakteri lipolitik mampu memproduksi enzim lipase, yaitu enzim
yang dapat mengkatalis hidrolisis lemak menjadi asam-asam lemak dan gliserol (Karim,
2019).

D. ALAT DAN BAHAN


Alat : Bahan :
1. Jarum inokulasi lurus 1. Koloni bakteri 1
2. Pipet 2. Koloni bakteri 2
3. Tabung reaksi 3. Medium Amilum Agar
4. Inkubator 4. Medium NA yang mengandung 1%
5. Gelas ukur 10 ml lemak mentega atau minyak zaitun
6. Lampu spiritus dan neutral red
7. Beaker glass 400 ml 5. Medium nutrien cair
8. Rak tabung reaksi 6. Lisol
7. Sabun cuci
8. Lap
9. Larutan Iodium
10. Alkohol 70%

E. PROSEDUR
Uji Adanya Kemampuan Menghidrolisis Amilum

Disediakan 1 buah medium lempeng amilum agar. Tiap medium dibagi atas 2 bagian,
membuat garis tengah pada bagian dasar cawan petri.

Diinokulasi dengan menggunakan jarum inokulasi biakan murni bakteri koloni 1


pada setengah bagian medium A, biakan murni bakteri koloni 2 pada setengah
bagian medium A.

Diinkubasi pada suhu 37o C selama 1x24 jam


Dituangkan larutan iodium ke permukaan medium dan memperhatikan warna yang
terjadi di sekeliling goresan garis inokulasi. Bagian jernih di sekeliling koloni bakteri
menunjukkan adanya hidrolisis amilum oleh bakteri tersebut, sedangkan bagian
lainnya berwarna biru kehitaman.

Uji Adanya Kemampuan Menghidrolisis Lemak

Disediakan 1 buah medium lempeng NA yang mengandung 1% minyak zaitun dan


indikator Neutral Red.

Diinokulasi dengan menggunakan jarum inokulasi biakan murni bakteri koloni 1


pada setengah bagian medium A, biakan murni bakteri koloni 2 pada setengah bagian
medium A.

Diinkubasi pada suhu 37o C selama 1x24 jam

Diamati warna medium. Koloni bakteri yang dapat menghidrolisis lemak akan
menyebabkan penurunan pH medium, sehingga terbentuk warna merah pada bagian
bawah koloni bakteri. Jika tidak terjadi hidrolisis lemak, maka medium tetap dalam
pH mendekati netral dan berwarna kuning pada bagian bawah koloni bakteri.

F. HASIL PENGAMATAN
G. Tabel 1. Hasil pemeriksaan kemampuan hidrolisis bakteri
Koloni Kemampuan Menghidrolisis
Bakteri
Amilum Lemak

Koloni 1 + ++

Koloni 2 +++ -
Keterangan :
+++ = Kemampuan menghidrolisis tinggi
++ = Kemampuan menghidrolisis sedang
+ = Kemampuan menghidrolisis rendah
- = Tidak mampu menghidrolisis

H. ANALISIS DATA
Praktikum kali ini bertujuan untuk menguji metabolisme bakteri dengan menguji
kemampuan menghidrolisis amilum dan lemak. Terdapat 2 koloni bakteri yang akan di uji
kemampuan hidrolisis bakteri menggunakan medium lempeng amilum agar sedangkan
untuk uji kemampuan menghidrolisis lemak menggunakan medium lempeng NA yang
mengandung 1% minyak zaitun dan indikator Neutral Red. Praktikum dilakukan dengan
menginokulasi koloni bakteri 1 pada sebagian medium dan koloni 2 pada sebagian yang
lain. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37o C selama 24 jam.
Koloni bakteri 1 memiliki kemampuan menghidrolisis amilum yang rendah karena
setelah dicampurkan dengan larutan iodium, di sekeliling bakteri hanya sedikit yang
berwarna transparan (bening). Koloni bakteri 1 memiliki kemampuan menghidolisis lemak
yang sedang karena dapat menurunkan pH medium sehingga terbentuk warna merah pada
bagian bawah medium. Koloni bakteri 2 memiliki kemampuan menghidrolisis amilum
yang tinggi karena terdapat warna bening di sekeliling koloni bakteri. Sedangkan, koloni
bakteri 2 tidak memiliki kemampuan menghidrolisis lemak. Karena medium tetap dalam
pH mendekati netral dan berwarna kuning pada bagian bawah koloni bakteri.

I. PEMBAHASAN
Metabolisme merupakan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel hidup yang merupakan
reaksi pengubahan bahan makanan menjadi energy atau sebaliknya. Metabolisme meliputi
reaksi penyusunan molekul-molekul sederhana menjadi molekul komplek disebut anabolisme
dan pemecahan molekul komplek menjadi molekul sederhana disebut katabolisme. Pada
anabolisme disebut dengan reaksi diperlukan energy untuk penyusunan,sedangkan proses
katabolisme akan menghasilkan energy dari reaksi pembongkaran molekul kompleks
(Darkuni, 2001).
Inti dari metabolisme setiap sel adalah enzim. Tanpa enzim, reaksi-reaksi biokimiawi tidak
akan terjadi pada kecepatan yang cukup cepat bagi sel-sel untuk mempertahankan diri.
Umumnya enzim memiliki nama yang berakhiran dengan -ase. Uji metabolisme bakteri dalam
praktikum ini antara lain uji hidrolisis amilum dan uji hidrolisis lemak.
1. Uji hidrolisis Amilum
Amilum adalah makro molekul yang terdiri dari banyak monosakarida yang belum
dihubungkan dalam ikatan glikosidik. Amilum merupakan polisakarida yang dapat dipecah
menjdi glukosa untuk sinteisi ATP.(Campbell, 2002). Karena ukuran molekul yang terlalu
besar, amilum tidakdapat langsung digunakan. Amilum perlu dihidrolisis menjadi
molekulmolekul sederhana sehingga dapat masuk ke dalam sel. Hidrolisis amilum dapat
dilakukan oleh enzim α amilase, yaitu eksoenzim amilolitik yang akan menguraikan
amilum menjadi maltose (Sukarminah, 2010).
Uji hidrolisis amilum bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam
menguraikan karbohidrat. Hidrolisis pati/amilum terjadi akibat adanya bantuan enzim
amilase dalam pengubahan amilum menjadi maltosa, yang ditandai dengan terbentuknya
zona bening setelah diteteskan iodium pada isolat bakteri. Hal ini terjadi karena molekul
pati/amilum dapat larut dalam air dan memberikan warna biru apabila bercampur dengan
larutan iodium serta membentuk zona bening apabila koloni bakteri menghidrolisis
pati/amilum (Samosir, dkk., 2016).
Berdasarkan koloni bakteri 1 tidak ditemukan adanya warna jernih disekeliling
koloni bakteri. Warna yang terdapat pada bakteri tersebut setelah diteteskan Iodium
berwarna biru kehitaman. Hal ini menandakan bahwa amilum yang terkandung di dalam
medium tidak mengalami hidrolisis oleh bakteri, atau dengan kata lain koloni bakteri
1 memiliki kemampuan menghidrolisis amilum rendah . Sedangkan pada koloni bakteri
2 terdapat warna jernih di sekeliling koloni bakteri. Warna jernih ini menandakan bahwa
pada bagian tersebut tidak terdapat kandungan amilum, artinya sebagian amilumyang ada
di sekeliling bakteri telah terhidrolisis. Dengan demikian koloni bakteri 2 menghasilkan
enzim amilase karena dapat menghidrolisis amilum(Hadioetomo, 1993).
2. Uji hidrolisis lemak
Lemak merupakan makromolekul yang tidak dapat larut dalam air dandapat menjadi
sumber energy untuk proses metabolisme sel. Uji hidrolisislemak pada bakteri digunakan
medium NA yang mengandung 1% lemakmentega atau minyak zaitun dan indicator
Neutral Red. Hasil positif padauji hidrolisis lemak ditunjukkan dengan adanya warna
merah pada bagian bawah koloni bakteri (Hastuti, 2018).Bakteri dapat menghidrolisis
lemak karena bakteri dapat menghasilkan eksoenzim lipase yang akan memutuskan ikatan
antamonomer lemak. Lemak akan dipecah oleh enzim lipase menjadi tigamolekul asam
lemak dan satu gliserol untuk setiap satu trigliserida (Pelczar,2007).

Berdasarkan hasil pengamatan koloni bakteri 1 menunjukkan kemampuan dalam


menghidrolisis lemak. Enzim lipase berperan dalam proses hidrolisis lemak yang dilakukan
oleh bakteri. Dengan kandungan medium yang sedikit berbeda dengan percobaan yang
telah dilakukan Kasipah, dkk. (2013), menunjukkan bahwa reaksi positif bakteri
penghidrolisis lemak adalah adanya reaksi antara enzim lipase yang dihasilkan bakteri
dengan rodamin pada media agar, sehingga diperoles hasil reaksi hidrolisis antara lipase
dengan substrat (minyak zaitun) menghasilkan produk berupa asam lemak bebas. Bakteri
lipolitik dapat menghidrolisis lemak yang terkandung dalam media NAL yang
dimodifikasi, sehingga terbentuk asam lemak dan gliserol. Media tersebut ditambahkan
lemak berupa minyak zaitun yang berfungsi sebagai substrat yang akan dihidrolisis oleh
bakteri lipolitik dan isolat bakteri yang bersifat lipolitik akan menghasilkan zona bening di
sekitar koloni bakteri (Rizky, dkk., 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Jilid 1. Edisi Kelima. Alih Bahasa:
Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Darkuni. 2001. Mikrobiologi (bakteriologi, virologi, dan mikologi). Malang: FMIPA UM.
Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Elyza, F., Gofar, N., & Munawar, M. 2015. Identifikasi dan Uji Potensi Bakteri Lipolitik dari
Limbah SBE (Spent Bleaching Earth) sebagai Agen Bioremediasi. Jurnal Ilmu Lingkungan,
13(1), 12-18.
Hadioetomo, R.S. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.Jakarta:
Gramedia.
Hastuti, Sri Utami. 2018. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMMPRESS
Karim, A. 2019. Isolasi dan Uji Bakteri Lipolitk dalam Mendegradasi Minyak pada Limbah Cair
Kelapa Sawit di Kebun Marihat Pematang Siantar (Doctoral dissertation, Universitas
Medan Area)
Kasipah, C., dkk. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Pengahasil Enzim Lipase Ekstraselular
dari Lumpur Aktif Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil. Jurnal Ilmiah Arena
Tekstil, 28(1): 1-46.
Pelczar M.J. 2007.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press
Pelezar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.
Pujiati. 2015. Buku Ajar Mikrobiologi Umum. Madiun: IKIP PGRI Madiun.
Rizky, Y.M., dkk. 2017. Identifikasi Uji Kemampuan Hidrolisis Lemak dan Penentuan Indeks
Zona Bening Asam Laktat pada Bakteri dalam Wadi Makanan Tradisional Kalimantan
Tengah. Jurnal Bionature, 18(2): 87-98. DOI: 10.35580/bionature.v18i2.6137.
Samosir, F.M., dkk. 2016. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Potensial Probiotik pada Saluran
Pencernaan Ikan Mas. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Silaban, S., & Simamora, P. 2018. Isolasi dan karakterisasi bakteri penghasil amilase dari sampel
air tawar Danau Toba. EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan), 3(2), 222-231.
Sukarminah E., Sumanti, D.M., Hanidah, I. 2010.Mikrobiologi Pangan .Bandung: Universitas
Pajajaran
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tingkat Kependidikan.
Yusmarini, Y., Pato, U., Johan, V. S., Ali, A., & Kusumaningrum, K. 2017. Karakterisasi Bakteri
Asam Laktat Amilolitik dari Industri Pengolahan Pati Sagu. agriTECH, 37(1), 96-101.

Anda mungkin juga menyukai