Metabolisme Bakteri
.
Andien Sahira Fitrinia (190341621696)
Annisa Aulia Magfirlana (190341621608)
Nuriyah (190341621636)
Rutmini Martauli Pakpahan (190341621611)
Sukma Putri Riyanti (190341621710)
E. PROSEDUR
Uji Adanya Kemampuan Menghidrolisis Amilum
Disediakan 1 buah medium lempeng amilum agar. Tiap medium dibagi atas 2 bagian,
membuat garis tengah pada bagian dasar cawan petri.
Diamati warna medium. Koloni bakteri yang dapat menghidrolisis lemak akan
menyebabkan penurunan pH medium, sehingga terbentuk warna merah pada bagian
bawah koloni bakteri. Jika tidak terjadi hidrolisis lemak, maka medium tetap dalam
pH mendekati netral dan berwarna kuning pada bagian bawah koloni bakteri.
F. HASIL PENGAMATAN
G. Tabel 1. Hasil pemeriksaan kemampuan hidrolisis bakteri
Koloni Kemampuan Menghidrolisis
Bakteri
Amilum Lemak
Koloni 1 + ++
Koloni 2 +++ -
Keterangan :
+++ = Kemampuan menghidrolisis tinggi
++ = Kemampuan menghidrolisis sedang
+ = Kemampuan menghidrolisis rendah
- = Tidak mampu menghidrolisis
H. ANALISIS DATA
Praktikum kali ini bertujuan untuk menguji metabolisme bakteri dengan menguji
kemampuan menghidrolisis amilum dan lemak. Terdapat 2 koloni bakteri yang akan di uji
kemampuan hidrolisis bakteri menggunakan medium lempeng amilum agar sedangkan
untuk uji kemampuan menghidrolisis lemak menggunakan medium lempeng NA yang
mengandung 1% minyak zaitun dan indikator Neutral Red. Praktikum dilakukan dengan
menginokulasi koloni bakteri 1 pada sebagian medium dan koloni 2 pada sebagian yang
lain. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37o C selama 24 jam.
Koloni bakteri 1 memiliki kemampuan menghidrolisis amilum yang rendah karena
setelah dicampurkan dengan larutan iodium, di sekeliling bakteri hanya sedikit yang
berwarna transparan (bening). Koloni bakteri 1 memiliki kemampuan menghidolisis lemak
yang sedang karena dapat menurunkan pH medium sehingga terbentuk warna merah pada
bagian bawah medium. Koloni bakteri 2 memiliki kemampuan menghidrolisis amilum
yang tinggi karena terdapat warna bening di sekeliling koloni bakteri. Sedangkan, koloni
bakteri 2 tidak memiliki kemampuan menghidrolisis lemak. Karena medium tetap dalam
pH mendekati netral dan berwarna kuning pada bagian bawah koloni bakteri.
I. PEMBAHASAN
Metabolisme merupakan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel hidup yang merupakan
reaksi pengubahan bahan makanan menjadi energy atau sebaliknya. Metabolisme meliputi
reaksi penyusunan molekul-molekul sederhana menjadi molekul komplek disebut anabolisme
dan pemecahan molekul komplek menjadi molekul sederhana disebut katabolisme. Pada
anabolisme disebut dengan reaksi diperlukan energy untuk penyusunan,sedangkan proses
katabolisme akan menghasilkan energy dari reaksi pembongkaran molekul kompleks
(Darkuni, 2001).
Inti dari metabolisme setiap sel adalah enzim. Tanpa enzim, reaksi-reaksi biokimiawi tidak
akan terjadi pada kecepatan yang cukup cepat bagi sel-sel untuk mempertahankan diri.
Umumnya enzim memiliki nama yang berakhiran dengan -ase. Uji metabolisme bakteri dalam
praktikum ini antara lain uji hidrolisis amilum dan uji hidrolisis lemak.
1. Uji hidrolisis Amilum
Amilum adalah makro molekul yang terdiri dari banyak monosakarida yang belum
dihubungkan dalam ikatan glikosidik. Amilum merupakan polisakarida yang dapat dipecah
menjdi glukosa untuk sinteisi ATP.(Campbell, 2002). Karena ukuran molekul yang terlalu
besar, amilum tidakdapat langsung digunakan. Amilum perlu dihidrolisis menjadi
molekulmolekul sederhana sehingga dapat masuk ke dalam sel. Hidrolisis amilum dapat
dilakukan oleh enzim α amilase, yaitu eksoenzim amilolitik yang akan menguraikan
amilum menjadi maltose (Sukarminah, 2010).
Uji hidrolisis amilum bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam
menguraikan karbohidrat. Hidrolisis pati/amilum terjadi akibat adanya bantuan enzim
amilase dalam pengubahan amilum menjadi maltosa, yang ditandai dengan terbentuknya
zona bening setelah diteteskan iodium pada isolat bakteri. Hal ini terjadi karena molekul
pati/amilum dapat larut dalam air dan memberikan warna biru apabila bercampur dengan
larutan iodium serta membentuk zona bening apabila koloni bakteri menghidrolisis
pati/amilum (Samosir, dkk., 2016).
Berdasarkan koloni bakteri 1 tidak ditemukan adanya warna jernih disekeliling
koloni bakteri. Warna yang terdapat pada bakteri tersebut setelah diteteskan Iodium
berwarna biru kehitaman. Hal ini menandakan bahwa amilum yang terkandung di dalam
medium tidak mengalami hidrolisis oleh bakteri, atau dengan kata lain koloni bakteri
1 memiliki kemampuan menghidrolisis amilum rendah . Sedangkan pada koloni bakteri
2 terdapat warna jernih di sekeliling koloni bakteri. Warna jernih ini menandakan bahwa
pada bagian tersebut tidak terdapat kandungan amilum, artinya sebagian amilumyang ada
di sekeliling bakteri telah terhidrolisis. Dengan demikian koloni bakteri 2 menghasilkan
enzim amilase karena dapat menghidrolisis amilum(Hadioetomo, 1993).
2. Uji hidrolisis lemak
Lemak merupakan makromolekul yang tidak dapat larut dalam air dandapat menjadi
sumber energy untuk proses metabolisme sel. Uji hidrolisislemak pada bakteri digunakan
medium NA yang mengandung 1% lemakmentega atau minyak zaitun dan indicator
Neutral Red. Hasil positif padauji hidrolisis lemak ditunjukkan dengan adanya warna
merah pada bagian bawah koloni bakteri (Hastuti, 2018).Bakteri dapat menghidrolisis
lemak karena bakteri dapat menghasilkan eksoenzim lipase yang akan memutuskan ikatan
antamonomer lemak. Lemak akan dipecah oleh enzim lipase menjadi tigamolekul asam
lemak dan satu gliserol untuk setiap satu trigliserida (Pelczar,2007).
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Jilid 1. Edisi Kelima. Alih Bahasa:
Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Darkuni. 2001. Mikrobiologi (bakteriologi, virologi, dan mikologi). Malang: FMIPA UM.
Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Elyza, F., Gofar, N., & Munawar, M. 2015. Identifikasi dan Uji Potensi Bakteri Lipolitik dari
Limbah SBE (Spent Bleaching Earth) sebagai Agen Bioremediasi. Jurnal Ilmu Lingkungan,
13(1), 12-18.
Hadioetomo, R.S. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.Jakarta:
Gramedia.
Hastuti, Sri Utami. 2018. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMMPRESS
Karim, A. 2019. Isolasi dan Uji Bakteri Lipolitk dalam Mendegradasi Minyak pada Limbah Cair
Kelapa Sawit di Kebun Marihat Pematang Siantar (Doctoral dissertation, Universitas
Medan Area)
Kasipah, C., dkk. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Pengahasil Enzim Lipase Ekstraselular
dari Lumpur Aktif Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil. Jurnal Ilmiah Arena
Tekstil, 28(1): 1-46.
Pelczar M.J. 2007.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press
Pelezar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.
Pujiati. 2015. Buku Ajar Mikrobiologi Umum. Madiun: IKIP PGRI Madiun.
Rizky, Y.M., dkk. 2017. Identifikasi Uji Kemampuan Hidrolisis Lemak dan Penentuan Indeks
Zona Bening Asam Laktat pada Bakteri dalam Wadi Makanan Tradisional Kalimantan
Tengah. Jurnal Bionature, 18(2): 87-98. DOI: 10.35580/bionature.v18i2.6137.
Samosir, F.M., dkk. 2016. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Potensial Probiotik pada Saluran
Pencernaan Ikan Mas. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Silaban, S., & Simamora, P. 2018. Isolasi dan karakterisasi bakteri penghasil amilase dari sampel
air tawar Danau Toba. EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan), 3(2), 222-231.
Sukarminah E., Sumanti, D.M., Hanidah, I. 2010.Mikrobiologi Pangan .Bandung: Universitas
Pajajaran
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tingkat Kependidikan.
Yusmarini, Y., Pato, U., Johan, V. S., Ali, A., & Kusumaningrum, K. 2017. Karakterisasi Bakteri
Asam Laktat Amilolitik dari Industri Pengolahan Pati Sagu. agriTECH, 37(1), 96-101.