.
Andien Sahira Fitrinia (190341621696)
Annisa Aulia Magfirlana (190341621608)
Nuriyah (190341621636)
Rutmini Martauli Pakpahan (190341621611)
Sukma Putri Riyanti (190341621710)
Bahan :
- Beef ekstrak
- Bacto peptone
- Aquades
- Kapas
- Kasa
- alkohol 95%
- lisol
- Vaseline
- sabun cuci
E. PROSEDUR
Dibuat medium cair dengan formula seperti medium Nutrient Agar (NA) tanpa
penambahan agar powder
Diisi dua tabung reaksi untuk setiap kelompok kerja, diisi masing-masing 5 ml
medium
Ditunggu selama 1x24 jam, jika medium tetap jernih berarti medium tersebut steril
dan dapat digunakan
Dibuang kelebihan zat warna tersebut kedalam mangkung dan dibilas sediaan dengan
air kran
Ditunggu selama 1x24 jam, jika medium tetap jernih berarti medium tersebut steril
dan dapat digunakan
Ditunggu selama 1x24 jam, jika medium tetap jernih berarti medium tersebut steril
dan dapat digunakan
Diinokulasi bakteri kedua macam bakteri ke dalam medium cair sebanyak masing-
masing 1 kolong jarum inokulasi. Diputar-diputar tabung reaksi diantara kedua belah
tangan sehingga diperoleh suspensi yang merata
Diinkubasikan biakan bakteri pada suhu 37 oC lalu diamati pertumbuhan dan sifat
respirasi bakteri setelah 1x24 jam
Ditunggu selama 1x24 jam, jika medium tetap jernih berarti medium tersebut steril
dan dapat digunakan
Ditunggu selama 1x24 jam, jika medium tetap jernih berarti medium tersebut steril
F. HASIL PENGAMATAN
dan dapat digunakan
Letak Distribusi Sel Tipe Respirasi
No Gambar
Bakteri Dalam Tabung Bakteri
Anaerob
2 Menyebar
fakultatif
G. ANALISIS DATA
Praktikum pengamatan respirasi bakteri dilakukan dengan menginokulasi 2 koloni
bakteri pada 2 tabung reaksi berisi 5 ml medium. Medium yang digunakan berupa medium
cair dengan formula Nutrient Agar (NA) tanpa penambahan agar powder. Medium
disterilisasi menggunakan otoklaf. Kemudian ditunggu selama 24 jam, apabila medium
tetap jernih berarti medium tersebut steril dan dapat digunakan. Selanjutnya, 2 koloni
bakteri masing-masing diinokulasikan pada masing-masing medium sebanyak masing-
masing 1 kolong jarum inokulasi dan diputar-puter diantara kedua tangan hingga suspensi
merata. Biakan bakteri diinkubasi pada suhu 37oC lalu diamati pertumbuhan dan sifat
respirasi bakteri setelah 1x24 jam.
Sifat respirasi bakteri pada tabung reaksi dapat terlihat dari persebaran koloni
bakteri. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa koloni bakteri 1 terdistribusi di bawah
tabung reaksi. Terdistribusinya koloni bakteri tersebut mengindikasikan bahwa jenis
bakteri tergolong tipe respirasi anerob obligat atau tidak membutuhkan oksigen samasekali
dalam proses respirasinya. Koloni bakteri 2 terdistribusi menyebar di seluruh medium cair.
Tersebarnya kololoni bakteri tersebut menunjukkan bahwa bakteri tergolong tipe respirasi
anaerob fakultatif atau proses repirasinya dapat terjadi dengan ada atau tidaknya oksigen.
H. PEMBAHASAN
Kebutuhan oksigen bakteri untuk melakukan respirasi sangat berbeda – beda,
tergantung pada adanya sistem enzim biooksidatif yang ada pada setiap spesies sehingga
dikenal dengan istilah adanya respirasi aerob dan anaerob. Respirasi yang menggunakan
oksigen bebas sebagai penerima elektron disebut respirasi aerob, dan respirasi yang
menggunakan senyawa anorganik sebagai penerima elektron disebut respirasi anaerob.
Pengamatan terhadap kelompok bakteri yang mempunyai perbedaan sifat respirasi dapat
dilakukan pada medium cair untuk memperjelas pengamatan terhadap sifat respirasi.
Dalam medium cair pertumbuhan bakteri dapat lebih jelas dengan mengamati akumulasi
sel. Bakteri yang tumbuh dengan menggunakan medium cair berfungsi untuk
mempermudah dalam proses pengamatan dan juga kebutuhan oksigen bebas lebih banyak
dari pada medium padat (Utami, 2004).
Medium yang digunakan pada praktikum respirasi bakteri merupakan medium cair
yang dapat memperjelas pengamatan terhadap respirasi bakteri. Pada medium cair
pertumbuhan bakteri hasil inokulasi dapat diamati lebih jelas dengan cara mengamati
akumulasi dari sel – sel bakteri yang tumbuh. Bakteri yang aerob akan berada diatas
permukaan medium cair karena bakteri akan mengambil oksigen bebas dari udara
sedangkan bakteri dengan respirasi anaerob akan berada didasar jauh dari permukaan
medium (Hastuti, 2012).
Berdasarkan hasil pengamatan pada praktikum yang telah dilakukan dapat
diketahui bahwa pada bakteri koloni 1 memiliki tipe respirasi anaerob obligat karena letak
dari distribusi sel bakteri pada medium berada di bawah permukaan tabung. Hal tersebut
sesuai dengan pernyataan Sari & Prayudyaningsih (2017), bahwa bakteri dengan respirasi
anaerob obligat merupakan bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk pertumbuhan,
apabila kontak dengan oksigen akan menyebabkan pertumbuhan bakteri menjadi
terhambat bahkan mati apabila . Bakteri menggunakan cara lain untuk membentuk ATP.
Beberapa jenis bakteri anaerob menggunakan sulfur pada aktivitas metabolismenya
sebagai pengganti oksigen, dan menghasilkan hidrogen sulfida (H2S) dan air (H2O)
sebagai hasil sampingan dari metabolismenya.
Respirasi pada bakteri koloni 2 memiliki tipe respirasi anaerob fakultatif karena
letak dari distribusi sel bakteri yang menyebar pada medium cair. Bakteri anaerob fakultatif
yang diinokulasikan pada medium cair akan tumbuh tersebar pada seluruh medium. Bakteri
anaerob fakultatif dapat memanfaatkan oksigen jika tersedia. Bakteri dapat tumbuh dengan
memanfaatkan oksigen tersebut sebagai akseptor elektron akhir (Darmawan, 2010). Selain
itu bakteri juga dapat bertahan dan menyesuaikan hidupnya pada lingkungan yang tidak
mengandung oksigen. Jika tidak ada oksigen, bakteri dapat melakukan fermentasi atau
respirasi anaerob. Kebanyakan bakteri dapat membentuk cukup ATP untuk hidup dengan
fermentasi ataupun respirasi (Chong, dkk, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Chong, M. L., V. Sabaratnam., Y. Shirai, and M. Ali. 2009. Biohydrogen production from biomass
and industrial wastes by dark fermentation. International Journal of Hydrogen Energy, 34
(8) : 3277–3287.
Darmawan, E. 2010. Pertumbuhan Bakteri pada Medium Cair. Semarang: Universitas Negeri
Semarang
Harahap, F.. 2012. Fisiologi Tumbuhan Suatu Pengantar. Medan: UNIMED Press.
Hastuti, U. S. 2012. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMMPress.
Hastuti, U. S. 2018. Petunjuk Praktikum mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Hidayati, P.I. 2016. Diktat Kuliah Mikrobiologi Dasar. Graha Ilmu: Yogyakarta.
Putri, M.H., Sukini., Yodong. 2017. Bahan Ajar Keperawatan Gigi. Jakarta:Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
Sari, Ramdana dan Prayudyaningsih, Retno. 2017. Karakter Isolat Rhizobia dari Tanah Bekas
Tambang Nikel dalam Memanfaatkan Oksigen untuk Proses Metabolismenya. Jurnal Info
Teknis EBONI 14 (2) : 123 – 136.
Sumberarta, I. W. 2016. Metabolisme Mikroba. Malang: Universitas Negeri Malang.
Tankeshwar, A. 2016. Oxygen Requirements for Pathogenic Bacteria. (Online:
https://microbeonline.com/oxygen-requirements-for-pathogenic-bacteria/) diakses pada 22
Maret 2021.
Utami,U. 2004. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang. Universitas Islam Negeri Malang.
Laporan Praktikum
Metabolisme Bakteri
.
Andien Sahira Fitrinia (190341621696)
Annisa Aulia Magfirlana (190341621608)
Nuriyah (190341621636)
Rutmini Martauli Pakpahan (190341621611)
Sukma Putri Riyanti (190341621710)
E. PROSEDUR
Uji Adanya Kemampuan Menghidrolisis Amilum
Disediakan 1 buah medium lempeng amilum agar. Tiap medium dibagi atas 2 bagian,
membuat garis tengah pada bagian dasar cawan petri.
Diamati warna medium. Koloni bakteri yang dapat menghidrolisis lemak akan
menyebabkan penurunan pH medium, sehingga terbentuk warna merah pada bagian
bawah koloni bakteri. Jika tidak terjadi hidrolisis lemak, maka medium tetap dalam
pH mendekati netral dan berwarna kuning pada bagian bawah koloni bakteri.
F. HASIL PENGAMATAN
G. Tabel 1. Hasil pemeriksaan kemampuan hidrolisis bakteri
Koloni Kemampuan Menghidrolisis
Bakteri
Amilum Lemak
Koloni 1 + ++
Koloni 2 +++ -
Keterangan :
+++ = Kemampuan menghidrolisis tinggi
++ = Kemampuan menghidrolisis sedang
+ = Kemampuan menghidrolisis rendah
- = Tidak mampu menghidrolisis
H. ANALISIS DATA
Praktikum kali ini bertujuan untuk menguji metabolisme bakteri dengan menguji
kemampuan menghidrolisis amilum dan lemak. Terdapat 2 koloni bakteri yang akan di uji
kemampuan hidrolisis bakteri menggunakan medium lempeng amilum agar sedangkan
untuk uji kemampuan menghidrolisis lemak menggunakan medium lempeng NA yang
mengandung 1% minyak zaitun dan indikator Neutral Red. Praktikum dilakukan dengan
menginokulasi koloni bakteri 1 pada sebagian medium dan koloni 2 pada sebagian yang
lain. Selanjutnya diinkubasi pada suhu 37o C selama 24 jam.
Koloni bakteri 1 memiliki kemampuan menghidrolisis amilum yang rendah karena
setelah dicampurkan dengan larutan iodium, di sekeliling bakteri hanya sedikit yang
berwarna transparan (bening). Koloni bakteri 1 memiliki kemampuan menghidolisis lemak
yang sedang karena dapat menurunkan pH medium sehingga terbentuk warna merah pada
bagian bawah medium. Koloni bakteri 2 memiliki kemampuan menghidrolisis amilum
yang tinggi karena terdapat warna bening di sekeliling koloni bakteri. Sedangkan, koloni
bakteri 2 tidak memiliki kemampuan menghidrolisis lemak. Karena medium tetap dalam
pH mendekati netral dan berwarna kuning pada bagian bawah koloni bakteri.
I. PEMBAHASAN
Metabolisme merupakan reaksi kimia yang terjadi di dalam sel hidup yang merupakan
reaksi pengubahan bahan makanan menjadi energy atau sebaliknya. Metabolisme meliputi
reaksi penyusunan molekul-molekul sederhana menjadi molekul komplek disebut anabolisme
dan pemecahan molekul komplek menjadi molekul sederhana disebut katabolisme. Pada
anabolisme disebut dengan reaksi diperlukan energy untuk penyusunan,sedangkan proses
katabolisme akan menghasilkan energy dari reaksi pembongkaran molekul kompleks
(Darkuni, 2001).
Inti dari metabolisme setiap sel adalah enzim. Tanpa enzim, reaksi-reaksi biokimiawi tidak
akan terjadi pada kecepatan yang cukup cepat bagi sel-sel untuk mempertahankan diri.
Umumnya enzim memiliki nama yang berakhiran dengan -ase. Uji metabolisme bakteri dalam
praktikum ini antara lain uji hidrolisis amilum dan uji hidrolisis lemak.
1. Uji hidrolisis Amilum
Amilum adalah makro molekul yang terdiri dari banyak monosakarida yang belum
dihubungkan dalam ikatan glikosidik. Amilum merupakan polisakarida yang dapat dipecah
menjdi glukosa untuk sinteisi ATP.(Campbell, 2002). Karena ukuran molekul yang terlalu
besar, amilum tidakdapat langsung digunakan. Amilum perlu dihidrolisis menjadi
molekulmolekul sederhana sehingga dapat masuk ke dalam sel. Hidrolisis amilum dapat
dilakukan oleh enzim α amilase, yaitu eksoenzim amilolitik yang akan menguraikan
amilum menjadi maltose (Sukarminah, 2010).
Uji hidrolisis amilum bertujuan untuk mengetahui kemampuan bakteri dalam
menguraikan karbohidrat. Hidrolisis pati/amilum terjadi akibat adanya bantuan enzim
amilase dalam pengubahan amilum menjadi maltosa, yang ditandai dengan terbentuknya
zona bening setelah diteteskan iodium pada isolat bakteri. Hal ini terjadi karena molekul
pati/amilum dapat larut dalam air dan memberikan warna biru apabila bercampur dengan
larutan iodium serta membentuk zona bening apabila koloni bakteri menghidrolisis
pati/amilum (Samosir, dkk., 2016).
Berdasarkan koloni bakteri 1 tidak ditemukan adanya warna jernih disekeliling
koloni bakteri. Warna yang terdapat pada bakteri tersebut setelah diteteskan Iodium
berwarna biru kehitaman. Hal ini menandakan bahwa amilum yang terkandung di dalam
medium tidak mengalami hidrolisis oleh bakteri, atau dengan kata lain koloni bakteri
1 memiliki kemampuan menghidrolisis amilum rendah . Sedangkan pada koloni bakteri
2 terdapat warna jernih di sekeliling koloni bakteri. Warna jernih ini menandakan bahwa
pada bagian tersebut tidak terdapat kandungan amilum, artinya sebagian amilumyang ada
di sekeliling bakteri telah terhidrolisis. Dengan demikian koloni bakteri 2 menghasilkan
enzim amilase karena dapat menghidrolisis amilum(Hadioetomo, 1993).
2. Uji hidrolisis lemak
Lemak merupakan makromolekul yang tidak dapat larut dalam air dandapat menjadi
sumber energy untuk proses metabolisme sel. Uji hidrolisislemak pada bakteri digunakan
medium NA yang mengandung 1% lemakmentega atau minyak zaitun dan indicator
Neutral Red. Hasil positif padauji hidrolisis lemak ditunjukkan dengan adanya warna
merah pada bagian bawah koloni bakteri (Hastuti, 2018).Bakteri dapat menghidrolisis
lemak karena bakteri dapat menghasilkan eksoenzim lipase yang akan memutuskan ikatan
antamonomer lemak. Lemak akan dipecah oleh enzim lipase menjadi tigamolekul asam
lemak dan satu gliserol untuk setiap satu trigliserida (Pelczar,2007).
Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2002. Biologi. Jilid 1. Edisi Kelima. Alih Bahasa:
Wasmen. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Darkuni. 2001. Mikrobiologi (bakteriologi, virologi, dan mikologi). Malang: FMIPA UM.
Dwidjoseputro, D. 1978. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Elyza, F., Gofar, N., & Munawar, M. 2015. Identifikasi dan Uji Potensi Bakteri Lipolitik dari
Limbah SBE (Spent Bleaching Earth) sebagai Agen Bioremediasi. Jurnal Ilmu Lingkungan,
13(1), 12-18.
Hadioetomo, R.S. 1993. Teknik dan Prosedur Dasar Laboratorium Mikrobiologi.Jakarta:
Gramedia.
Hastuti, Sri Utami. 2018. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMMPRESS
Karim, A. 2019. Isolasi dan Uji Bakteri Lipolitk dalam Mendegradasi Minyak pada Limbah Cair
Kelapa Sawit di Kebun Marihat Pematang Siantar (Doctoral dissertation, Universitas
Medan Area)
Kasipah, C., dkk. 2013. Isolasi dan Karakterisasi Bakteri Pengahasil Enzim Lipase Ekstraselular
dari Lumpur Aktif Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Tekstil. Jurnal Ilmiah Arena
Tekstil, 28(1): 1-46.
Pelczar M.J. 2007.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press
Pelezar, Michael J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI-Press.
Pujiati. 2015. Buku Ajar Mikrobiologi Umum. Madiun: IKIP PGRI Madiun.
Rizky, Y.M., dkk. 2017. Identifikasi Uji Kemampuan Hidrolisis Lemak dan Penentuan Indeks
Zona Bening Asam Laktat pada Bakteri dalam Wadi Makanan Tradisional Kalimantan
Tengah. Jurnal Bionature, 18(2): 87-98. DOI: 10.35580/bionature.v18i2.6137.
Samosir, F.M., dkk. 2016. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Potensial Probiotik pada Saluran
Pencernaan Ikan Mas. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Silaban, S., & Simamora, P. 2018. Isolasi dan karakterisasi bakteri penghasil amilase dari sampel
air tawar Danau Toba. EduChemia (Jurnal Kimia dan Pendidikan), 3(2), 222-231.
Sukarminah E., Sumanti, D.M., Hanidah, I. 2010.Mikrobiologi Pangan .Bandung: Universitas
Pajajaran
Tarigan, Jeneng. 1988. Pengantar Mikrobiologi. Jakarta: Depdikbud Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tingkat Kependidikan.
Yusmarini, Y., Pato, U., Johan, V. S., Ali, A., & Kusumaningrum, K. 2017. Karakterisasi Bakteri
Asam Laktat Amilolitik dari Industri Pengolahan Pati Sagu. agriTECH, 37(1), 96-101.