Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI

TEKNIK PEMINDAHAN BIAKAN MIKROBA SECARA ASEPTIK

OLEH :

NAMA : ANINDITA FAHALANDRIA


NIM : 08041282126059
KELOMPOK : 2 (DUA)
ASISTEN : RIJAL ABDUL HADI HARAHAP

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022

Universitas Sriwijaya
ACARA 1V

Nama (NIM) : Anindita Fahalandria Kelompok : 2 (Dua)


08041282126059
Asisten : Rijal Abdul Hadi Harahap Tanggal : 14 September 2022

I. Judul : Teknik pemindahan biakan mikroba secara aseptik


II. Tujuan : Menguasai teknik pemindahan bakteri dari suatu wadah ke wadah yang
lain secara aseptic.
III. Prinsip Dasar :
Bakteri adalah organisme bersel tunggal yang hidup bebas dan mampu bereproduksi
sendiri teapi menggunakan hewan sebagai penjamu untuk mendapatkan makanan. Bakteri
tidak memiliki inti sel. Bakteri terdiri atas sitoplasma yang dikelilingi oleh sebuah dinding
sel yang kaku yang terbuat dari suatu zat khusus yang disebut peptidoglikan. Didalam
sitoplasma terdapat materi genetik, baik DNA maupun RNA, dan struktur intrasel.
Bakteri bereproduksi secara aseksual melalui replikasi DNA dan pembelahan sel
sederhana (Suprobowati., 2018).
Teknik aseptis adalah teknik mnetransfer kultur dari satu tempat ke tempat lain
dengan aseptis yang bertujuan supaya tidak terjadi kontaminasi dari mikroba lain ke
kultur. Teknik aseptis ini menjadi kunci keberhasilan prosedur microbial, sehingga teknik
aseptis dilakukan selama prosedur microbial berlangsung baik dalam lingkungan, alat dan
bahan yang digunakan, (Waluyo., 2017).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran
zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya.
Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit
untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat
mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media
pertumbuhannya (Napitupulu., 2019).

Universitas Sriwijaya
IV. Metode Praktikum
4.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 14 September 2022 pada pukul 13.30
WIB sampai dengan selesai. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sriwijaya, Indralaya.
4.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu 1 rak tabung reaksi, 2 tabung
reaksi kosong bersumbat, 1 tabung agar miring NA, biakan murni Bacillus dan
Staphylococcus aureus yang terdapat pada agar miring dan jarum ose, korek api, bunsen,
sprayer, cawan petri.
4.3 Cara Kerja
Adapun langkah kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu, pertama
Sediakan 2 tabung reaksi, satu berisi medium steril dan tabung satunya berisi biakan
murni Bacillus atau Staphylococcus aureus. Panaskan jarum ose diatas pembakar bunsen
sampai seluruh kawatnya berpijar merah, dipegang dengan tangan kanan. Biarkan jarum
ose mendingin selama 30 detik sebelum dipakai untuk mencegah matinya bakteri yang
akan dipindahkan. Angkatlah sumbat ke-2 satu per satu. Mulailah dengan sumbat tabung
yang terdekat dengan tangan kanan dengan cara melingkarkan jari kelingking
disekitarnya. Angkatlah sumbat tabung 1 dengan jari manis dengan gerakan yang sama,
jangan dari arah belakang tabung tetapi diantara ke-2 tabung. Gerakan berputar biasanya
memudahkan lepasnya sumbat dari mulut tabung. Panaskan mulut ke-2 tabung yang tidak
bersumbat tersebut dengan caramelakukannya bolak balik sebanyak 2x diatas api.
Masukan jarum ose ke dalam tabung yang berisi biakan murni Bacillus atau
Staphylococcus aureus, ambil sedikit lalu masukan ke dalam tabung ke-2 yang beri
medium steril. Panaskan kembali mulut ke-2 tabung tersebut diatas api. Tutuplah kembali
masing-masing tabung reaksi seperti sedia kala. Sebaiknya sumbat tabung yang terdekat
dengan tangan kanan.

Universitas Sriwijaya
V. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut :
5.1 Hasil
No. Gambar Fungsi
1. Tabung reksi Tabung reaksi digunakan untuk uji
biokimiawi dan memelihara mikroba.

2. Bunsen Bunsen berfungsi untuk menciptakan


kondisi yang steril

3. Cawan Petri Cawan petri berfungsi sebagai tempat


pembiakan mikroorganisme.

Universitas Sriwijaya
Jarum ose berfungsi menginokulasi
4. Kawat ose mikrobia dari suatu media ke media
lainnya.

5. Rak tabung reaksi Rak tabung reaksi berfungsi


untuk wadah meletakan tabung reaksi
saat praktikum

6. Korek api Korek api berfungsi untuk menyalakan


api pada bunsen.

7. Sprayer Sprayer berfungsi untuk wadah dan


menyemprotkan alcohol agar tercipta
kondisi steril

Universitas Sriwijaya
5.2 Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang dilakukan pada hari ini dapat diketahui yaitu untuk
melakukan prosedur secara aseptis diperlukan alat dan bahan yaitu diantaranya tabung
reaksi, rak tabung reaksi, bunsen, korek api, jarum ose, cawan petri, dan juga semprotan
alcohol. Hal yang dilakukan pertama kali sebelum memindahkan biakan mikroba secara
aseptis adalah menyemprotkan alcohol ke lingkungan, dan tangan praktikan, kemudian
menyalakan bunsen menggunakan korek api. Panaskan jarum ose sampai berpijar merah,
dipanaskan dengan tujuan agar jarum ose tersebut steril, kemudian setelah dingin buka
sumbat tabung reaksi dan panaskan mulut tabung kemudian ambil biakan murni yang
akan dipindahkan ke cawan petri yang sudah dipanaskan juga, kemudian streak 4 kuadran
pada cawan petri tersebut kemudian tutup dan dipanaskan kembali.
Dalam praktikum ini digunakan Teknik aseptic dengan tujuan untuk mencegah
tercemarnya biakan murni sekaligus dapat melindungi tubuh praktikan dari infeksi dan
pencemaran di laboratorium. Menurut Waluyo (2017), Teknik aseptik digunakan
sepanjang kegiatan berlangsung baik alat, bahan, lingkungan sekitar maupun
praktikannya, untuk alat dan bahan praktikum dapat diterapkan metode sterilisasi.
Pekerjaan teknik aseptik selalu dilakukan di dekat bunsen untuk mengurangi kontaminan
yang bisa timbul dari mana saja, selain itu sebelum melakukan teknik aseptik maka
bersihkan meja dan bersihkan tangan menggunakan alkohol dengan tujuan untuk
mengurangi mikroorganisme yang dapat menyebabkan kontaminasi.
Cara kerja bekerja aseptik adalah pertama – tama membakar mulut cawan bagian tepi
dengan memutarnya di atas api, selain itu juga memijarkan jarum inokulum (ose) lalu
didinginkan. Selanjutnya membuka cawan, mengambil koloni tunggal dengan
menempelkan jarum ose. Setelah itu, menanam ke media baru. Memanaskan mulut cawan
lagi dan memanaskan lagi jarum inokulum (ose).
Penggunaan Teknik aseptik bermaksud untuk mencegah tercemarnya biakan murni.
Teknik aseptik berbeda dengan steril. Keadaan aseptik yaitu keadaan dimana harus bebas
dari mikroba yang berbahaya dan dapat merusak atau menyebabkan kontaminasi,
sedangkan keadaan steril yaitu keadaan dimana alat dan bahan tersebut harus bebas dari
mikroorganisme apapun, keadaan steril ini membunuh semua mikroorganisme sehingga
tidak terdapat mikroorganisme apapun. Menurut Irawati et al (2021), Kerja aseptik

Universitas Sriwijaya
merupakan kerja yang bertujuan untuk menciptakan keadaan yang steril atau tidak
terkontaminasi. Sedangkan keadaan steril itu Keadaan steril adalah kondisi mutlak yang
tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup.
Hal yang menyebabkan kontaminasi pada biakan murni adalah pemindahan biakan
murni tidak dilakukan secara aseptis sehingga menyebabkan mikroorganisme lainnya
masuk ke dalam biakan murni dan menyebabkan kontaminasi pada biakan murni. Maka
untuk mencegah kontaminasi tersebut perlu menciptakan keadaan yang steril pada
lingkungan, alat dna bahan yang di gunakan. Menurut Kristina (2017), Kontaminasi dapat
berasal dari tiga sumber yaitu: mikrobiologi, kimia dan fisik. Cemaran mikrobiologis
dapat disebabkan oleh virus, bakteri maupun parasit. Mikroba tersebut dapat masuk dan
mencemari bahan pangan karena terbawa oleh air tercemar, debu, lalat maupun peralatan
dan tangan yang kotor.
Untuk menciptakan keadaan steril digunakan api bunsen untuk mensterilkan jarum
ose dan alcohol untuk mensterilkan seluruh alat dan bahan serta lingkungan kerja dalam
praktikum mikrobiologi. Menurut Kharisma (2017), Pembakar Bunsen untuk
mensterilkan peralatan seperti ose, jarum, dan spatula dengan cara membakar ujung
peralatan tersebut di atas api bunsen sampai berpijar. Jarum ose yang digunakan selalu
dipanaskan di api bunsen sampai ujung jarum ose berpijar merah dan dilakukan berulang
setiap kali akan dipakai. Ose harus dipanaskan dahulu di atas api bunsen. Hal ini bertujuan
untuk mematikan mikroorganisme lain yang tidak diinginkan Dan alkohol 70%
digunakan sebagai alat sterilisasi untuk membunuh mikororganisme seperti bakteri
dengan merusak dinding plasma bakteri sehingga bakteri akan mati.

Universitas Sriwijaya
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut:


1. Untuk mengambil mikroba biakan campuran jarum ose harus disterilkan terlebih
dahulu.
2. Pemanasan dengan api bunsen juga berfungsi untuk meminimalisir kontaminan
dan menciptakan kondisi steril.
3. Penggunaan alkohol 70 % dalam sterilisasi dapat digunakan dengan cara
menyemprotkan di daerah sekitar pembiakan murni.
4. Mikroba yang terkontaminasi akan mempengaruhi hasil percobaan.
5. Teknik aseptic dilakukan dengan tujuan mencegah tercemarnya biakan murni.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Nama : Tabung reaksi Nama : BUnsen

Nama: Cawan petri Nama : Jarum ose

Nama : Rak tabung reaksi Nama : Korek api

Nama : Sprayer

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Irawati et al. 2021. Praktikum sederhana di rumah tentang pengaruh penggunaan Hand
Sanitizer terhadap keberadaan koloni bakteri di tangan. Jurnal Pendidikan Biologi
Undiksha. 8(3): 126-137.

Kharisma. 2017. KELIMPAHAN BAKTERI Vibrio sp. PADA AIR PEMBESARAN


UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei) SEBAGAI DETEKSI DINI
SERANGAN PENYAKIT VIBRIOSIS. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan.
4(2): 129-134.

Kristina et al. 2017. Deskripsi Jenis-Jenis Kontaminan Dari Kultur KalusCatharanthus


roseus (L.) G. Donna. JURNAL MIPA UNSRAT ONLINE 6 (1): 47—52.

Napitupulu. 2019. Brachionus rotundiformis YANG MENGGUNAKAN IKAN


MENTAH SEBAGAI SUMBER NUTRISI. Jurnal Ilmiah Platax. 7(1): 158-169.

Suprobowati. 2018. Virologi. Indonesia: PPSDM RI.

Waluyo, Lud. 2017. Mikrobiologi Umum. Malang: UPT. Penerbit Universitas


Malang

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai