Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN TETAP

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

OLEH :

NAMA : NAJWA MAHARANI S


NIM : 08041282126043
KELOMPOK : IX (SEMBILAN)
ASISTEN : LALA APRIANI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
LAPORAN AKHIR
ACARA 4

Nama/NIM : Najwa Maharani S/08041282126043 Kelompok :IX (sembilan)


Asisten : Lala Apriani Tanggal : 14 September
2022
I. Judul : Teknik pemindahan biakan mikroba secara aseptis
II. Tujuan : Menguasai teknik pemindahan bakteri dari suatu wadah ke wadah
yang lain secara aseptik..
III. Prinsip Dasar
Keberadaan mikroorganisme dalam sampel atau spesimen adalah sebagai
biakan campuran. Diperlukan analisa kualitatif dan kuantitatif suatu
mikroorganisme dibutuhkan teknik dengan cara mengkultur mikroorganisme pada
media. Dalam kultur mikroorganisme secara kualitatif melalui teknik pemindahan
dapat diperoleh biakan murni (pure culture). Inokulasi merupakan suatu cara
untuk memindahkan biakan murni dari suatu media ke media lain yang sama atau
berbeda. Inokulum merupakan biakan hasil isolasi yang terdiri dari satu jenis
mikroorganisme pada waktu dan temperatur tertentu (Harti, 2017).
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh
suatu biakan yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah
pencemaran dari luar. Medium untuk membiakkan bakteri haruslah steril sebelum
digunakan. Pencemaran pada medium banyak dipengaruhi mikroorganisme dari
udara. Tenik yang diperlukan teknik-teknik dalam pembiakan mikroorganisme
yang disebut dengan teknik inokulasi biakan (Dwijoseputro, 2018).
Mikroorganisme dibiakan di laboratorium yang terdiri dari bahan yang
memiliki nutrisi yang diperlukan. Biasanya pemilihan medium yang dipakai
bargantung pada banyak faktor seperti apa jenis mikroorganisme yang akan
ditumbuhkan. Perbenihan untuk pertumbuhan bakteri agar dapat tetap
dipertahankan harus mengandung sema zat makanan yang diperlukan oleh
mikroorganisme tersebut. Faktor lain seperti pH, suhu, dan pendimginan harus
dikendalikan dengan baik (Buckle, 2018).

Universitas Sriwijaya
IV. Metode Praktikum
4.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 14 September 2022, pukul
13.00 WIB hingga pukul 15.00 WIB. Bertempat di Laboratorium Mikrobiologi,
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Sriwijaya, Indralaya.
4.2 Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum teknik pembiakan mikroba secara
aseptik berupa aluminium foil, cawan petri, drigalsky, jarum ose, karet, kertas A4,
korek api, pembakar bunsen, pipet filter, pipet serologis, rak tabung reaksi, dan
tabung reaksi, sedangkan bahan yang digunakan berupa agar miring NA, alcohol,
biakan murni Escherichia coli, biakan murni Staphylococcus aureus, kapas, dan
Nutrien Agar (NA).
4.3 Cara Kerja
Langkah kerja pertama yaitu disediakan 2 tabung reaksi, 1 berisi medium
steril dan tabung satunya berisi biakan murni Escherichia coli atau
Staphylococcus aureus. Jarum ose dipanaskan di atas bunsen sampai seluruh
kawatnya berpijar merah. Kemudian jarum ose dibiarkan mendingin selama 30
detik sebelum dipakai untuk mencegah matinya bakteri yang dipindahkan. Setelah
itu, diangkat sumbat ke-2 satu per satu dimulai dengan sumbat tabung terdekat
dengan tangan kanan. Kemudian angkat sumbat tabung 1 dengan jari manis.
Kemudian dipanaskan mulut ke-2 tabung yang tidak tersumbat dengan cara
membolak-balik di atas api.
Selanjutnya dimasukkan jarum ose ke dalam tabung yang berisi biakan murni
Escherichia coli atau Staphylococcus aureus, lalu dimasukkan ke dalam tabung
yang berisi medium steril. Dipanaskan kembali mulut ke-2 tabung tersebut.
kemudian masing-masing tabung ditutup kembali seperti keadaan semula.

Universitas Sriwijaya
V. Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil
No. Gambar Fungsi
1. Tabung reksi Tempat mereaksikan dua larutan
atau bahan kimia atau lebih, serta
sebagai tempat mengembangbiakan
mikroba dalam media cair.

2. Bunsen Untuk mensterilkan alat dan bahan.


Api yang menyala dapat membuat
aliran udara karena oksigen
dikonsumsi dari bawah dan
diharapkan kontaminan ikut terbakar
dalam pola aliran udara tersebut.

3. Cawan Petri Berfungsi sebagai tempat pembiakan


mikroorganisme. Media
pertumbuhan dapat dituang ke
cawan bagian bawah dan cawan
bagian atas sebagai penutup.

Kawat ose Untuk menginokulasi mikroba dari


4. suatu media ke media lainnya.

Universitas Sriwijaya
Terdapat dalam dua bentuk ujung
berbeda yaitu ujung lingkaran
(inoculating loop) yang berfungsi
untuk melakukan streak di
permukaan agar dan ujung
berbentuk lurus (inoculating needle)
digunakan untuk inokulasi secara
tusukan pada agar tegak (stab
inoculating).
5. Rak tabung reaksi Sebagai wadah meletakkan tabung
reaksi.

6. Korek api Untuk membakar api bunsen.

7. Sprayer Untuk menyemprotkan alkohol 70%


ke permukaan sekitar dan tangan
agar meminimalisir terjadinya
kontaminasi.

Universitas Sriwijaya
5.2 Pembahasan
Kondisi aseptik adalah suatu keadaan yang dirancang untuk menghindari
adanya kontaminasi oleh mikroorganisme, pirogen, ataupun partikel, baik pada
alat, kemasan, maupun bentuk sediaan selama proses pencampuran. Teknik
aseptik didefinisikan sebagai prosedur kerja yang meminimalisasi kontaminan
mikroorganisme dan dapat mengurangi resiko paparan terhadap petugas.
Kontaminan kemungkinan terbawa ke dalam daerah aseptik dari alat kesehatan,
sediaan obat, atau petugas. Menurut Oetari (2018), Tujuan dari teknik aseptik
untuk membasmi jumlah mikroorganisme pada permukaan hidung (kulit dan
jaringan), objek mati (alat-alat bedah dan barang –barang lainnya).
Menurut Phillips et al., (2017), Teknik steril digunakan untuk
menghilangkan semua mikroba sedangkan teknis aseptis digunakan untuk
mencegah pertumbuhan mikroba. Steril merupakan kondisi agresif sedangkan
aseptis adalah kondisi pasif. Aseptik berarti tanpa mikroorganisme. Teknik aseptik
adalah proses menurunkan resiko infeksi dengan mengurangi kecenderungan 23
individu yang rentan terkontaminasi mikroorganisme.
Penggunaan api Bunsen, semprot alkohol bertujuan untuk mensterilisasi
alat-alat tersebut secara aseptis Alat-alat yang terbuat dari kaca yang digunakan
dicuci terlebih dahulu, dikeringkan, kemudian dibungkus dengan kertas koran dan
mulut wadah ditutup dengan kapas. Sterilisasi dilakukan dengan menggunakan
autoclave pada suhu 121˚C, tekanan 1 atm selama 15 menit. Menurut Armaleni et
al. (2019), Secara aseptis di dekat api bunsen dengan cara sebelum mengambil
biakan, ose harus dipanaskan dahulu di atas api bunsen. Hal ini bertujuan untuk
mematikan mikroorganisme lain yang tidak diinginkan.
Menurut Rachmawan (2017), Kontaminan atau cemaran dapat diartikan
secara luas sebagai semua benda asing yang tidak dikehendaki baik berupa debu,
kotoran, tanah, pasir, potongan tangkai, daun, jasad renik, serangga, kutu dan lain-
lain yang mencemari bahan, alat maupun ruangan pengolahan. Kontaminan ada
yang mudah dilihat wujudnya, ada pula yang tidak terlihat (kasat mata). Yang
paling berbahaya adalah yang tidak terlihat seperti bakteri , kapang, khamir
maupun virus. Kontaminan juga belum tentu merupakan bahan yang kotor tetapi
bahan yang bersihpun dapat merupakan cemaran apabila salah tempat.

Universitas Sriwijaya
VI. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan kesimpulan
sebagai berikut :
1. Tujuan dari teknik aseptik untuk membasmi jumlah mikroorganisme pada
permukaan hidung (kulit dan jaringan), objek mati (alat-alat bedah dan
barang –barang lainnya).
2. Penggunaan api Bunsen, semprot alkohol bertujuan untuk mensterilisasi
alat-alat tersebut secara aseptis
3. Jarum ose harus dipanaskan dahulu di atas api Bunsen dengan bertujuan
untuk mematikan mikroorganisme lain yang tidak diinginkan.
4. Medium diletakkan dalam tabung reaksi.
5. Teknis aseptis digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroba.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Armaleni, Nasir, N., & Agustien, A. (2019). Antagonis Pseudomonas fluorescens
indegenous terhadap Ralstonia solanacearum pada Tanaman Tomat
(Lycopersicum esculentum). Jurnal Metamorfosa 6 (1), 119-122.
Buckle. (2018). Mikrobiologi Terapan : Cetakan ketiga. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Dwijoseputro. (2017). Mikrobiologi Dasar Edisi III. Jakarta: Penerbit Jembatan.
Harti, A. S. (2017). Mikrobiologi Kesehatan Edisi I. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Oetari, R. (2018). Teknik Aseptis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Phillips, S. (2017). Fungsi Vena Dan Kanulasi: Keterampilan Klinis Perawat.
Jakarta: EGC.
Rachmawan, O. (2017). Sumber Kontaminasi dan Teknik Sanitasi. Bandung:
Departemen Pendidikan Nasional.

Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Tabung Reaksi Bunsen

Cawan Petri Jarum Ose

Rak Tabung Reaksi Korek Api

Sprayer
Sumber : (Dokumen Pribadi, 2022)

Universitas Sriwijaya
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai