Laporan Praktikum
Disusun oleh :
Kelompok 3 Offering I
JURUSAN BIOLOGI
Maret 2019
TOPIC
TANGGAL
TUJUAN
DASAR TEORI
Komponen esensial yang hidup pada bakteri seperti protoplasma memiliki komponen
yang sama seperti semua organisme hidup yang terdiri dari karbon, oksigen, hidrogen,
nitrogen, sulfur dan fosfor dengan beberapa elemen yang jumlahnya lebih sedikit. Pada
umumnya sebagian besar tubuh bakteri terdiri dari 80-85 % air. Terdapat protein,
karbohidrat, lipid, dan ada asam nukleat, dan komponen penting lain yaitu enzim (Syauqi,
2017 )
Untuk mengetahui kemampuan metabolism bakteri, diperlukan identifikasi pada
biakan murni bakteri. Kemudian dilakukan pengujian antara lain yaitu uji hidrolisis amilum,
uji hidrolisis lemak dan uji hidrolisis protein (Hastuti, 2012)
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. Jarum inokulasi lurus
b. Pipet
c. Tabung reaksi
d. Inkubator
e. Gelas Ukur 10 ml
f. Lampu Spiritus
g. Beaker glass 400 ml
h. Rak tabung reaksi
2. Bahan
a. Biakan murni koloni pada pengenceran 10-1 dan 10-3 hasil praktikum uji
kualitas mikrobiologi makanan.
b. Medium Amilum Agar (AA)
c. Medium Skim Milk Agar (SMA)
d. Medium NA yang mengandung 1% minyak zaitun dan neutral red
e. Medium nutrient cair
f. Lisol
g. Sabun cuci
h. Lap
i. Larutan iodium
j. Alkohol 70%
PROSEDUR KERJA
Disediakan 2 medium lempeng medium skim milk agar (SMA), diberi kode A (koloni
10-1) dan B (Koloni 10-2). Tiap medium dibuat garis tengah pada bagian dasar cawan
petri
Diinokulasikan menggunakan jarum inokulasi biakan murni koloni bakteri 10-1 pada
setengah bagian medium A dan koloni bakteri 10-3 pada setengah bagian medium B
sedangkan setengah bagian yang tersisa dipai untuk kontrol. Kemudian diinkubasikan
pada suhu 37oC selama 1x24 jam.
Diamati warna medium. Koloni bakteri yang dapat menghidrolisis casein akan
dikelilingi oleh daerah yang jernih, sedangkan bagian lainnya akan nampak tetap
berwarna putih susu.
Diamati warna medium. Koloni bakteri yang dapat menghidrolisis lemak akan
menyebabkan penurunan pH medium sehingga terbentuk warna merah pada bagian
bawah koloni bakteri. Jika tidak terjadi hidrolisis lemak, maka medium tetap dalam
pH mendekati netral dan berwarna kuning pada bagian bawah koloni bakteri.
HASIL
Kemampuan Menghidrolisis
Spesies Bakteri
Amilum Protein Lemak
A (10−1 ) - - -
B (10−3) + - -
Hasil pada bakteri A dan B yang tidak dapat menghidrolisis lemak juga menandakan
adanya pH < 7 karena tidak terdapat perubahan warna (warna tetap merah) pada medium
setelah diinokulasikan dengan menggunakan bakteri A dan B. Menurut Elyza, dkk (2015),
diameter zona kuning pada medium dapat mengindikasikan bahwa terdapat enzim lipase
yang dihasilkan oleh bakteri. Jika zona kuning tersebut luas, maka enzim yang dihasilkan
tinggi dan jika diameter zona kuning kecil maka enzim lipase yang dihasilkan rendah.
Menurut Oktavia et al., (2012), turunnya kadar lemak disebabkan oleh lemak yang
terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak bebas. Asam lemak bebas ini akan mudah
mengalami kerusakan sehingga mengakibatkan kadar lemak menurun. Hal ini disebabkan
karena asam yang terbentuk dapat memecah komponen lemak yang komplek menjadi
komponen yang lebih sederhana sehingga menyebabkan kandungan lemak menurun.
KESIMPULAN
Hasil uji positif pada uji hidrolisis amilum ditandai dengan terbentuknya zona bening
di sekitar daerah pertumbuhan bakteri setelah diberi beberapa tetes larutan lugol iodium. Hal
ini memberikan informasi bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan enzim α- amilase yang
dapat menghidrolisis amilum menjadi sakarida yang lebih sederhana lagi seperti maltosa dan
glukosa.
Hasil uji positif pada uji hidrolisis protein ditandai dengan terbentuknya zona bening
di sekitar daerah pertumbuhan bakteri. Hal ini memberikan informasi bahwa bakteri tersebut
dapat menghasilkan enzim protease yang dapat menghidrolisis kasein menjadi peptida-
peptida yang larut dalam air. Akan tetapi pada percobaan yang dilakukan tidak ada bakteri
yang bersifat proteolitik karena hasilnya tidak terdapat zona bening pada sekitar bakteri.
Bakteri A (pengenceran 10-1) dan bakteri B (pengenceran 10-3) tidak dapat
menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol dan memiliki pH < 7 dengan ditandai
bakteri yang telah diinokulasikan pada medium tidak memiliki perubahan warna.
DISKUSI
Kemampuan Menghidrolisis
Spesies Bakteri
Amilum Protein Lemak
A (10−1 ) - - -
B (10−3) + - -
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh data, yaitu bakteri koloni A (10−1 ) tidak
memiliki kemampuan menghidrolisis amilum, protein, dan lemak. Sedangkan bakteri koloni
B (10−3) memiliki kemampuan menghidolisis amilum yang rendah, dan tidak mampu dalam
menghidolisis protein dan lemak. Data diatas menunjukkan bahwa adanya perbedaan tingkat
kemampuan menghidolisis amilum, protein, dan lemak antara bakteri koloni A (10−1) dan
koloni B (10−3 ). Selain itu, dalam satu spesies juga memiliki kemampuan menghidrolisis
amilum, protein, dan lemak yang berbeda.
2. Adakah perubahan yang terjadi pada medium setelah dilakukan pengujian
adanya hidrolisis amilum, protein dan lemak? Bila ada berikan penjelasan!
Jawaban: Terdapat perubahan yang terjadi pada medium setelah dilakukan
pengujian adanya hidrolisis amilum, protein dan lemak. Perbedaan jumlah sel
bakteri pada tiap jenis bakteri dapat memberikan pengaruh yang nyata. Semakin
banyak jumlah sel bakteri, maka semakin banyak sel yang melakukan
metabolisme, akibatnya semakin luas daerah jernih pada medium.
LAMPIRAN
Dahliaty, A., Susanti, R., Haryani, Y. 2012. Skrining Bakteri Lipolitik Dari Air Sungai Siak
Di Daerah Pelita Pantai Kota Pekanbaru. J. Ind.Che.Acta, Vol. 3 (1): 1-4.
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=31339&val=2265
Elyza, F., Gofar, N., Munawar. 2015. Identifikasi Dan Uji Potensi Bakteri Lipolitik Dari
Limbah SBE (Spent Bleaching Earth) Sebagai Agen Bioremediasi. Jurnal Ilmu
Lingkungan, Vol. 13 (1): 12-18. https://media.neliti.com/media/publications/137039-
ID-identifikasi-dan-uji-potensi-bakteri-lip.pdf
Fardiaz, S., 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Raja Grapindo Persada.
Hastuti, Sri Utami.2012. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi. Malang: UMM Press.
Irena, A., (2010). Isolasi Dan Optimasi Protease Bakteri Termofilik Dari Sumber Air Panas
Tangkuban Perahu Bandung. Unpublished Thesis, Departemen Biokimia Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB. Bogor.
Muharni, Juswardi & Prihandayani, I. (2013). Isolasi dan Identifikasi Bakteri Termofilik
Penghasil Protease dari Sumber Air Panas Tanjung Sakti Lahat Sumatera Selatan.
Jurnal FMIPA UNILA, 1 (1),139-143.
Nurkasanah, S. & Widodo. (2015). The Effect of Different Media Content on Protease
Activity Bacillus subtilis. Jurnal Biotropika, 3 (2), 104-106.
Oktavia, A.D. Mangunwidjaja, D. dan Wibowo, S. 2012. Pengelolahan Limbah Cair
Perikanan Menggunakan Konsorsium Mikroba Indigenous Proteolitik dan Lipolitik.
Jurnal Agrointek. 6(2): 65- 71. http://pertanian.trunojoyo.ac.id/wp-
content/uploads/2013/02/JURNAL-1-Pengolahan-Limbah-Cair-Perikanan-
Menggunakan-Konsorsium-Mikroba.pdf
Pakpahan, R. (2009). Isolasi Bakteri dan Uji Aktivitas Protease Termofilik dari Sumber Air
Panas Sipoholon Tapanuli Utara Sumatera Utara. Unpublished Master thesis,
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Priani, N. (2003). Metabolisme Bakteri. Jurusan Biologi, Universitas Sumatra Utara
Syaiful. Amalia, S dan Zulkarnain, A. 2009. Hidrolisa Minyak Jagung (Corn Oil) Secara
Enzimatik, Penentuan Kondisi Operasi Optimum, Permodelan Matematik dan
Penentuan Konstanta Kapasitas. Jurnal Teknik Kimia. 3 (16): 21-31