Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH STRUKTUR DAN FUNGSI REPRODUKSI

SERTA TUMBUH KEMBANG JANIN

Disusun Oleh:

WINDA ZUBAIDAH
MASHUNIL BAHIROH IFTINAN
SARA JULIETA

PROGRAM STUDI S-1 KESEHATAN


MASYARAKAT

STIKES HARAPAN IBU JAMBI


2O21
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diberi kesempatan untuk lahir di dunia dan
dapat melihat keindahan berbagai ciptaan-Nya. Pada awalnya, manusia berasal dari satu sel, selanjutnya
sel tersebut mengalami pembelahan secara terus menerus, sehingga pada saat dewasa manusia
memiliki sekitar 200 triliun sel. Sel-sel tersebut mengalami perubahan bentuk dan fungsi. Sel-sel yang
memiliki bentuk dan fungsi yang sama akan bergabung menjadi suatu kesatuan untuk membentuk suatu
jaringan.

Biologi perkembangan ialah studi proses pertumbuhan dan perkembangan organisme. Biologi
perkembangan modern mempelajari kontrol genetik pertumbuhan sel, diferensiasi sel dan
morfogenesis, yang merupakan proses yang menimbulkan jaringan, organ dan anatomi. Embriologi
merupakan subbidang, studi organisme antara tahap 1 sel (umumnya, zigot) dan akhir tahap embrio,
yang tak perlu awal kehidupan bebas. Embriologi awalnya merupakan ilmu yang lebih deskriptif sampai
abad ke-20. Embriologi dan biologi pengembangan kini menghadapi bermacam-macam langkah yang
diperlukan untuk pembentukan badan organisme hidup yang benar dan sempurna.

Penemuan biologi perkembangan dapat membantu memahami malfungsi perkembangan seperti


aberasi kromosom, sebagai contoh, Down syndrome. Pengertian spesialisasi sel selama embriogenesis
dapat melindungi informasi pada bagaimana mengkhususkan sel batang pada jaringan dan organ yang
spesifik, yang dapat menimbulkan kloning spesifik organ untuk tujuan medis. Proses penting secara
biologis lainnya yang terjadi selama perkembangan ialah apoptosis - "bunuh diri" sel. Untuk alasan ini,
banyak model pengembangan digunakan untuk menguraikan fisiologi dan dasar molekul proses selular
ini.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan pembelahan sel?
2. Bagaimana struktur dan apa saja fungsi sistem reproduksi pada manusia?
3. Apa saja penyakit pada sistem reproduksi manusia dan bagaimana upaya pencegahannya?
4. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan embrio?
5. Bagaimana struktur dan fungsi amnion?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang pembelahan sel.
2. Untuk mengetahui struktur dan fungsi sistem reproduksi pada manusia.
3. Untuk mengetahui penyakit pada sistem reproduksi manusia dan upaya pencegahannya.
4. Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan embrio.
5. Untuk mengetahui tentang struktur dan fungsi amnion.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. STRUKTUR REPRODUKSI


Semua organisme memiliki rentang hidup yang terbatas. Karena itu untuk
mempertahankan kelangsungan hidup, diperlukan generasi penerus. Proses biologis ketika
organisme menghasilkan individu baru dari jenis mereka sendiri disebut dengan reproduksi.
Tiap jenis organisme memiliki sistem reproduksi yang berbeda-beda. Di artikel kali ini, kita
akan membahas struktur dan fungsi sistem reproduksi pada manusia.
Sistem reproduksi pada manusia termasuk ke dalam kategori reproduksi seksual. Artinya,
reproduksi terjadi melalui proses bertemunya gamet jantan (sperma) dengan gamet betina
(ovum) membentuk individu baru yang disebut dengan fertilisasi.
Hasil dari fertilisasi atau pembuahan adalah terbentuknya zigot. Zigot kemudian
mengalami perkembangan embrio hingga dilahirkan menjadi anak. Sebagian mamalia,
termasuk manusia, bereproduksi secara seksual. Laki-laki akan menghasilkan sperma,
sementara perempuan akan menghasilkan ovum.

I. Sistem Reproduksi Pria

Gambar di atas menampilkan sistem reproduksi pada pria. Berikut adalah nama-nama serta
fungsi dari tiap organ.
1. Penis berfungsi sebagai saluran kencing atau urine sekaligus tempat keluarnya sperma.
2. Skrotum berperan untuk menjaga suhu testis agar sesuai untuk memproduksi sperma.
Pada skrotum terdapat dua buah testis.
3. Testis adalah alat kelamin bagian dalam. Fungsinya adalah untuk memproduksi sperma
dan hormon testosteron.
4. Epididimis merupakan saluran yang keluar dari testis. Fungsinya adalah sebagai tempat
penyimpanan sperma sementara.
5. Saluran uretra adalah saluran yang terdapat dalam penis dan merupakan akhir dari
saluran reproduksi. Perannya adalah sebagai saluran keluarnya sperma dan urine.
6. Vesikula seminalis merupakan kelenjar yang menghasilkan zat yang berisi basa (alkali),
fruktosa (gula monosakarida), hormon prostaglandin, dan protein pembekuan.
7. Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih. Fungsinya adalah menghasilkan cairan
yang bersifat asam.
8. Kelenjar Cowper menghasilkan lendir dan cairan bersifat basa. Fungsinya adalah untuk
melindungi sperma dengan cara menetralkan urine yang memiliki pH asam yang tersisa
dalam uretra. Cairan tersebut juga melapisi uretra untuk mengurangi kerusakan pada
sperma selama ejakulasi. Struktur dari sperma yang dihasilkan oleh laki-laki dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.

struktur sperma
II. Sistem reproduksi wanita

Gambar di atas menampilkan sistem reproduksi pada wanita secara sederhana. Berikut
adalah nama-nama organ beserta fungsinya.
1. Vagina adalah saluran yang menghubungkan lingkungan luar dengan rahim sekaligus
tempat mengalirnya darah menstruasi dan saluran keluarnya bayi.
2. Servis merupakan struktur rahim bagian bawah yang menyempit dan membuka ke arah
vagina.
3. Saluran telur atau tuba fallopi atau oviduk terdapat sepasang di tiap tubuh perempuan,
yaitu di kanan dan kiri. Oviduk memanjang ke arah samping dari uterus. Fungsinya adalah
membawa sel telur dari infundibulum ke rahim. Pada saluran inilah terjadi fertilisasi atau
pembuahan.
4. Indung telur merupakan tempat kumpulan sel yang disebut folikel. Di dalam folikel, sel
telur atau ovum dikembangkan. Folikel juga menghasilkan hormon perempuan, yaitu
estrogen dan progesteron.
5. Rahim berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin setelah sel telur dibuahi oleh sel
sperma. Dinding rahim (endometrium) berperan dalam pembentukan plasenta.

Sel telur yang dihasilkan di indung telur disebut juga sebagai ovum. Ovum termasuk ke
dalam alecithal (tanpa kuning telur) dan mengandung butiran kortikal dan trombosit kuning.
Struktur ovum terdiri dari membran vitelin, zona pelusida, dan korona radiata.
Membran vitelin adalah selaput tipis transparan yang membungkus sel telur. Sementara
itu, zona pelusida adalah membran transparan tebal yang terletak di atas membran vitelin.
Korona radiata adalah membran tebal terluar yang dibentuk oleh sel-sel folikel. Kista berisi
cairan tempat ovum berkembang dikenal sebagai folikel Graffian.
2.2. pertumbuhan dan perkembangan embrio

Tahap awal perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemua atau peleburan sel
sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa fertilisasi. Fertilisasi akan
menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan zygote dan akan melakukan
pembelahan diri pembelahan sel menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio
yang sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini terjadi masa 6 –
12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang sedang tumbuh mulai memproduksi
hormon yang disebut dengan hCG atau human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang
terdeteksi oleh kebanyakan tes kehamilan.

Tahapan fase embrionik yaitu :


a.Morula
Morula adalah suatu bentukan sel sperti bola (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus.
Keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.
Morulasi yaitu proses terbentuknya morula

b.Blastula
Blastula adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.
Bentuk blastula ditandai dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan
pelekukan yang tidak beraturan. Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut dengan
Blastosoel. Blastulasi yaitu proses terbentuknya blastula. Pada stadium blastosis dibungkus
dengan sel trofoblas primitive. Di dalam sel tersebut terjadi produksi hormon secara aktif
sejak awal kehamilan dan juga membentuk EPF (early pregnancy factor ) yang mencegah
rejeksi hasil konsepsi. Pada stadium ini juga zigot harus mengadakan implantasi untuk
memperoleh nutrisi atau oksigen yang memadai.

c.Gastrula
Gastrula adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah semakin
nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga tubuh.
Gastrula pada beberapa hewan tertentu, seperti hewan tingkat rendah dan hewan tingkat
tinggi, berbeda dalam hal jumlah lapisan dinding tubuh embrionya.

Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sangat komples dipengaruhi oleh
kesehatan ibu, janin dan plasenta sebagai akar yang memberikan nutrisi. Hasil konsepsi
membentuk embrio atau mudigah, sudah terdapat rancangan bentuk alat – alat tubuh dari
umur 3- 5 minggu. Kemudian menjadi janin dimana mulai berbentuk manusia pada umur di
atas 5 minggu.Dalam embrio, pembuluh darah sepalik akan mengadakan diferensiasi
membentuk jantung. Pertumbuhan dan perkembangan embrio dalam uterus yaitu :
1. Embrio pada usia 2-4 minggu
Ø Terjadi perubahan yang semula buah kehamilan hanya berupa satu titik telur menjadi
satu organ yang terus berkembang dengan pembentukan lapisan-lapisan di dalamnya.
Ø Jantung mulai memompa cairan melalui pembuluh darah pada hari ke-20 dan hari
berikutnya muncul sel darah merah yang pertama. Selanjutnya, pembuluh darah terus
berkembang di seluruh embrio dan plasenta.
Ø Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti jantung yang berbentuk pipa,
sistem saraf pusat (otak yang berupa gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.
2. Embrio pada usia 4-6 minggu
Ø Sudah terbentuk bakal organ-organ
Ø Jantung sudah berdenyut
Ø Pergerakan sudah nampak dalam pemeriksaan USG.
Ø Panjang embrio 0,64cm.
Ø Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam, tulang rawan (cartilago).
Embrio berukuran 4 cm.
3. Embrio pada usia 8 minggu
Ø Pembentukan organ dan penampilan semakin bertambah jelas, seperti mulut, mata dan
kaki.
Ø Pembentukan usus
Ø Pembentukan genitalia dan anus
Ø Jantung mulai memompa darah
Ø Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin luar. Panjang
embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
4. Embrio pada usia 12 minggu
Ø Embrio berubah menjadi janin
Ø Usus lengkap
Ø Genitalia dan anus sudah terbentuk
Ø Menggerakkan anggota badan, mengedipkan mata, mengerutkan dahi, dan mulut
membuka.
Ø Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif. Janin mencapai berat 100
gram dengan panjang 14 cm.
5. Embrio usia 16 minggu
Ø Gerakan fetal pertama (quickening)
Ø Sudah mulai ada mekonium dan verniks caseosa
Ø Sistem musculoskeletal sudah matang
Ø Sistem saraf mulai melaksanakan kontrol
Ø Pembuluh darah berkembang dengan cepat
Ø Tangan janin dapat menggenggaam
Ø Kaki menendang dengan aktif
Ø Semua organ mulai matang dalam tubuh
Ø Denyut jantung janin (DJJ) dapat di dengar dengan Doppler
Ø Berat janin 0,2 kg.
Ø Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap suara keras dan
menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan terlihat bila dilakukan USG (Ultra
Sonographi).
6. Janin pada usia 24 minggu
Ø Kerangka berkembang dengan cepat karena aktifitas pembentuksn tulang meningkatkan
Ø Perkembangan pernapasan dimulai
Ø Berat janin 0,7-0,8 kg.
Ø Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi)
7. Janin pada usia 28 minggu
Ø Janin dapat bernafas, menelan, dengan mengatur suhu
Ø Surfaktan terbentuk di dalam paru-paru
Ø Mata mulai membuka dam menutup
Ø Ukuran janin 2/3 saat lahir.
Ø Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
8. Janin pada usia 32 minggu
Ø Simpanan lemak cokelat berkembang di bawah kulit untuk persiapan pemisahan bayi
setelah lahir
Ø Mulai menyimpan zat besi, kalsium, dan fosfor
Ø Bayi sudah tumbuh 38-43 cm.
Ø Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan panjang janin semakin
bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500 – 3000 gram.
9. Janin pada usia 36 minggu
Ø Seluruh uterus terisi oleh bayi, sehingga ia tidak dapat lagi bergerak dan memutar banyak
Ø pertama samapai system kekebalan bayi bekerja sendiri.
Ø Posisi kepala janin sudah menghadap liang vagina. Bayi siap untuk dilahirkan.
Ø Antibodi ibu di transfer ke janin,yang akan memberikankekebalan selama 6
bulanpertamasampai system kekebalan bayi bekerja sendiri.
2.3. STRUKTUR DAN FUNGSI AMNION
Amnion (air ketuban) merupakan elemen dari kehamilan yang sangat penting untuk
diketehui. Air ketuban ini dapat di jadikan acuan dalam menentukan diagnosis kehamilan
dan kesejahteraan janin. Antara membran korion dengan membran amnion terdapat rongga
korion. Dengan berlanjutnya kehamilan, rongga ini tertutup akibat persatuan membran
amnion dan membran korion. Selaput janin selanjutnya disebut sebagai membran korion-
amnion. Kavum uteri juga terisi oleh konsepsi sehingga tertutup oleh persatuan chorion
laeve dengan desidua parietalis.

Sejak awal kehamilan cairan amnion telah terbentuk. Cairan amnoin merupakan pelindung
dan bantalan untuk proteksi sekaligus menunjang pertumbuhan. Osmolalitas, kadar
natrium, ureum, kreatinin tidak berbeda dengan kadar pada serum ibu. Artinya kadar di
cairan amnion merupakan hasil difusi dari ibunya. Cairan amnion dilindungi oleh selaput
amnion yang merupakan jaringan avaskular yang lentur tetapi kuat. Bagian dalam selaput
yang berhubungan dengan cairan merupakan jaringan sel kuboid, yang asalnya ectoderm.
Jaringan ini berhubungan dengan lapisan interstisial yang mengandung kolagen I, III, dan IV.

Selaput amnion yang meliputi permukaan plasenta akan mendapatkan difusi dari
pembuluh darah korion di permukaan.bagian luar dari selaput yaitu jarigan masenkim, yang
berfungsi menghasilkan kolagen sehingga selaput menjadi lentur dan kuat. Disamping itu,
jaringan tersebut menghasilkan sitokin, zat ini bermanfaat untuk melawan bakteri. Volume
cairan amnion pada kehamilan aterm rata-rata ialah 800ml, cairan amnion mempunyai pH
7,2. Setelah 20 minggu produksi cairan berasal dari urin janin. Sebelumnya cairan amnion
juga banyak berasal dari rembesan kulit, selaput aamnion dan plasenta. Janin juga
meminum cairan amnion ( diperkirakan 500 ml/hari). Selain itu, cairan ada yang masuk ke
paru sehingga penting untuk perkembangannya.
Masalah pada klinik ialah pecahnya ketuban berkaitan dengan kekuatan selaput. Pada
perokok dan infeksi terjadi pelemahan pada ketahanan selaput sehingga pecah. Pada
kehamilan normal hanya ada sedikit makrofag. Pada saat kelahiran leukosit akan masuk ke
dalam cairan amnion sebagai reaksi terhadap peradangan. Pada cairan amnion juga
terdapat alfa feto proyein (AFP) yang berasal dari janin, sehingga dapat dipakai untuk
menentukan defek tabung saraf. Mengingat AFP cukup spesifik, pemeriksaan serum ibu
dapat dilakukan pada kehamilan trimester II. Namun, sangat disayangkan kelainan tersebut
terlambat diketahui.
Rongga yang diliputi selaput janin disebut sebagai rongga amnion. Di dalam ruangan ini
terdapat cairan amnion (likuor amnii). Asal cairan amnion terutama disekresi oleh dinding
selaput amnion atau plasenta, kemudian setelah sistem urinarius janin terbentuk, urine
janin yang diproduksi juga dikeluarkan ke dalam rongga amnion.
1. Struktur Amnion, yaitu:
a. Volume pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1.000-1.500 cc.
b. Berwarna putih keruh,berbau amis,dan terasa manis
c. Reaksinya agak alkalis sampai netral dengan berat jenis 1,008.
d. Komposisinya terdiri atas 98% air,sisanya albumin, urea, asam urat, kretinin, sel-sel
epitel rambutlanugo, ferniks caseosa, dan garam anorganik. Kadar protein 2,6% garam/liter
e. Sirkulasi sekitar 500 cc/jam.

2. Fungsi amnion, yaitu :


a. Homeostasis yaitu menjaga keseimbangan suhu dan lingkungan asam basa (pH) dalam
rongga amnion, untuk suasana lingkungan yang optimal bagi janin yaitu menstabilkan suhu
tubuh janin tetap hangat.
b. Mekanik yaitu menjaga keseimbangan tekanan dalam seluruh ruangan intrauterine
dan menahan tekanan uterus.
c. Proteksi yaitu melindungi janin dari trauma atau benturan dengan benda luar uterus
d. Mobilisasi yaitu memunkinkan jeni bergerak bebas.
e. Pada persalinan yaitu membersihkan dan melicinkan jalan lahir dengan cairan yang
steril sehingga melindungi bayi dari kemungkinan infeksi jalan lahir.
f. Secara klinik cairan amnion juga dapat bermanfaat untuk deteksi dini kelainan
kromosom dan kelainan DNA dari 12 minggu sampai 20 minggu.
g. Cairan amnion juga penting menghambat bakteri karena mengandung zat seperti
fosfat dan seng.

3. Cara mengenali amnion :


a. Dengan kertas lakmus.
b. Makroskopis, berbau amis, adanya lanugo dan ferniks serta bercampur mekonium.
c. Mikroskopis, terdapat lanugo dan rambut.
d. Laboratorium, kadar ureum rendah di bandingkan dengan air kemih (urine).
4. Kelainan jumlah cairan amnion yaitu :
a. Polihidramnion yaitu air ketuban yang berlebihan, di atas 2000 cc. Dapat mengarahkan
kecurigaan adanya kelainan kongenital susunan saraf pusat, sistem pencernaan, gangguan
sirkulasi atau hiperaktifitas sistem urinaria janin.
b. Oligohidramnion yaitu air ketuban yang sedikit, di bawah 500 cc. umumnya kental,
keruh, dan berwarna kuning kehijauan. Oligohidramnion berkaitan dengan kelainan ginjal
janin.
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Sistem reproduksi pada laki-laki tersusun atas penis dan skrotum yang termasuk alat
kelamin luar; testis, epididimis, vas deferens, uretra, kelenjar vesikula seminalis, kelenjar
prostat dan kelenjar cowper yang termasuk alat kelamin dalam. Spermatogenesis
merupakan proses pembentukan sperma yang terjadi di dalam tubulus seminiferus.
Kumpulan tubulus inilah yang membentuk testis. Proses pembentukan sperma bermula dari
sel induk sperma atau spermatogonium yang bersifat diploid (2n). Selanjutnya, sel
spermatogonium mengalami pembelahan secara mitosis maupun meiosis dan mengalami
diferensiasi atau perkembangan sehingga terbentuk sel sperma atau spermatozoa yang
memiliki ekor dan bersifat haploid (n).
Sistem reproduksi pada perempuan tersusun atas vagina yang merupakan alat
kelamin luar; ovarium, saluran telur, infundibulum, rahim, dan servik yang merupakan alat
kelamin dalam. Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin perempuan (ovum)
yang terjadi di dalam ovarium. Oogenesis dimulai pada saat seorang wanita berada dalam
kandungan. Sel primordial akan membelah secara mitosis membentuk oogonium atau sel
induk telur yang bersifat diploid (2n). Selanjutnya, akan terjadi pembelahan secara bertahap
baik pembelahan mitosis maupun meiosis. Pada akhir peristiwa oogenesis, dari satu sel
induk telur (oogonium) akan dihasilkan satu sel telur (ovum) yang bersifat haploid (n) dan
tiga badan polar.
Pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, sangat komples dipengaruhi
oleh kesehatan ibu, janin dan plasenta sebagai akar yang memberikan nutrisi. Hasil konsepsi
membentuk embrio atau mudigah, sudah terdapat rancangan bentuk alat – alat tubuh dari
umur 3- 5 minggu. Kemudian terus berkembang hingga menjadi janin yang dapat dibedakan
bagian – bagian tubuhnya.
Amnion dan Liquor amnii merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat di
pisahkan.apabila salah satu mengalami gangguan maka akan mengurangi proteksi pada
janin dan dapat mempersulit berlangsungnya proses persalinan. Amnion memiliki banyak
fungsi bagi janin. Yaitu sebagai proteksi, mobilisasi, homeostasis, mekanik dan sampai pada
persalinan masih memiliki fungsi.

3.2. Saran
Diharapkan kepada para Mahasiswa agar dapat mengetahui tentang penghargaan bagi
bidan, sanksi bagi bidan, dan jabatan fungsional bidan. Guna untuk menambah wawasan
dan pengetahuan bagi Mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Bhopal, R.S.K. 2012. Science Class 10. New Delhi: Madhya Pradesh Rajya Shiksha Kendra
Press.

Biggs, A., Daniel, L., Ortleb, E.P.,& Rillero, P. 2004. Glencoe Science: Life Science. USA:
McGraw-Hill Companies, Inc.

Campbell, N.A., Reece. J.B., Urry, L.A., Cain, M.L., Wasserman, S.A., Minorsky, P.V., &
Jackson, R.B. 2008. Biology 8th Edition. USA: Pearson Education, Inc.

Davidovits, P. 2008. Physics in Biology and Medicine 3rd Edition. USA: Elsevier Inc.

Anda mungkin juga menyukai