Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH BIOLOGI

“EMBRIOLOGI
DASAR”

DISUSUN OLEH :

ALHIKMAH FADHILAH
DEA ERZA
GITA RAHAYU
NUR SABILA
WULANDARI ZULIANTI
RAMADHANI RIZKI FAUZY

DOSEN PENGAMPUH :
AWARI SUSANTI M.SI

TAHUN AJARAN 2022/2023


PROGRAM STUDI GIZI
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmatnya kami dapat
menyelesaikan tugas makalah dengan baik.Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas
dari mata kuliah Biologi yang mana didalam nya menjelaskan tentang embriologi dasar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga
makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.Makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
dan untuk itu kami sebagai penulis dari makalah ini mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk kedepannya.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi bagi pembaca dan bermanfaat untuk
pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Embriologi berasal dari kata embryo dan logos. Embryo yaitu pembentukan,
pertumbuhan pada tingkat permulaan dan perkembangan embryo. Sedangkan logos yaitu ilmu.
Jadi embriologi yaitu ilmu tentang pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaan dan
perkembangan embrio. Embriologi atau ilmu embrio merupakan bidang ilmu yang mempelajari
bagaimana sel tunggal membelah dan berubah selama perkembangan untuk membentuk
organisme multiseluler (Rohen & Drecoll, 2008)
Embriogenesis adalah proses pembelahan sel dan diferensiasi sel embrio yang terjadi
selama tahap awal pengembangan. Dalam istilah biologi, perkembangan manusia memerlukan
pertumbuhan dari zigot bersel satu ke manusia dewasa. Fertilisasi terjadi ketika sel sperma
berhasil masuk dan menyatu dengan sel telur (ovum). Bahan genetik dari sperma dan sel telur
kemudian bergabung membentuk sel tunggal yang disebut zigot dan berkembang ke tahap
germinal. Embriogenesis meliputi delapan minggu pertama perkembangan, dan pada awal
minggu kesembilan embrio disebut janin.
Embriologi manusia adalah studi tentang perkembangan selama delapan minggu pertama
setelah pembuahan. Tahap germinal, mengacu dari pembuahan, perkembangan embrio awal
sampai implantasi selesai dalam rahim. Tahap germinal memakan waktu sekitar 10 hari. Selama
tahap ini, zigot, yang didefinisikan sebagai embrio yang mengandung materi genetik lengkap
mulai membagi, dalam proses yang disebut pembelahan. Sebuah blastokista kemudian dibentuk
dan ditanamkan dalam rahim.
Embriogenesis berlanjut dengan tahap berikutnya yaitu gastrulasi ketika tiga lapisan di
bentuk dalam proses yang disebut histogenesis, dan proses neurulasi dan organogenesis. Embrio
disebut sebagai janin dalam tahap akhir perkembangan prenatal, biasanya dimulai diawal minggu
kesembilan. Dibandingkan dengan embrio, janin memiliki fitur eksternal lebih dikenali, dan
organ berkembang lebih lengkap. Seluruh proses embriogenesis melibatkan perubahan spasial
dan temporal terkoordinasi dalam ekspresi gen, pertumbuhan sel dan diferensiasi sel.
 

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. APA ITU EMBRIOLOGI
2. APA ITU FERTILISASI
3. TUNGAKATAN PERKEMBANGAN PEMBELAHAN SEL
4. SIKLUS REPRODUKSI DAN HORMONNYA
1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah biologi. Selain itu, juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang
pengertian embriologi, fertilisasi, tungkatan perkembangan pembelahan sel, sikluS
reproduksi dan hormonnya
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN EMBRIOLOGI


A. EMBRIOLOGI

Embriologi merupakan bagian dari kajian biologi perkembangan (developmental of


biology). Biologi perkembangan adalah ilmu yang mempelajari tentang perubahan progresif
struktur dan fungsi tubuh dalam hidup makhluk hidup.
Sedangkan embriologi adalah studi mengenai embrio dengan penekanan kepada
polapola perkembangan embrio. Untuk membedakan pemahaman anda tentang embriologi
dengan biologi perkembangan, di bagian berikut ini akan dituliskan beberapa pemikiran dan
pendapat ahli embriologi. Sadler (2012) mengilustrasikan embriologi dengan sebuah contoh
adanya perubahan sebuah sel menjadi seorang bayi saat masih dalam kandungan ibu, yaitu
suatu proses
yang menggambarkan bahwa telah terjadinya suatu fenomena besar dan kompleks.
Sadler (2012) menamakan kajian tentang fenomena ini dengan embriologi. Pada
proses ini termasuk juga kajian tentang aspek-aspek molekuler, seluler, dan struktural yang
saling berkontribusi untuk membentuk organisme.
Spratt (1971) dalam Lufri dan Helendra (2009:1) mendefinisikan perkembangan
sebagai suatu aksi gen dalam:
(1) pembentukan organisme baru dari beberapa bagian organisme induk,
(2) pemeliharaan atau peningkatan ukuran dari organisme dewasa yang terbentuk
secara sempurna, dan
(3) perbaikan terhadap kerusakan akibat kecelakaan atau kehilangan bagian anggota
tubuh dari suatu orgsnisme. Sehingga bisa dituliskan perkembangan merupakan suatu
perubahan (transformasi) dari suatu keadaan, komposisi atau fungsi dari bagian atau
keseluruhan organisme atau bakal organisme yang terjadi secara progresif dan relatif
permanen pada kondisi alami.
Pendapat lain menyebutkan embriologi menjadi bagian dari ruang lingkup biologi
perkembangan. Karena Biologi perkembangan ruang lingkupnya lebih luas, sampai kepada
perkembangan pasca lahir dengan penekanan kepada masalah, konsep dan prinsip
perkembangan. Beberapa ruang lingkup biologi perkembangan adalah
(1) Embriologi, yaitu mempelajari mengenai pembentukan embrio;
(2) Proses stadium pasca lahir;
(3) Perkembangan tingkat sel, baik perkembangan normal ataupun abnormal
(neoplastik) seperti tumor dan kanker;
(4) Pertumbuhan, yaitu pertambahan masa sel;
(5) Regenerasi;
(6) Perbaikan sel, misalnya pada waktu luka dan
(7) Genetika perkembangan.
Untuk melengkapi pemahaman anda, ada beberapa istilah yang sering ditemukan saat
mempelajari embriologi. Istilah-istilah ini telah dirangkum dari Sadler (2012), yaitu
 Embriogenesis adalah proses pembentukan dan pertumbuhan secara progresif
dari sebuah sel menuju periode organ primordial. (Pada manusia terjadi saat
minggu ke-8 perkembangan). Terkadang disebut juga dengan organogenesis.
 Periode fetal adalah saat terjadinya diferensiasi yang berkelanjutan dan
ditandai dengan pertumbuhan dan meningkatnya berat fetus.
 Teratologi adalah bagian embriologi yang mengkaji tentang cacat lahir dan
penyebabnya.

B. Bagian-Bagian dari Embriologi


Tidak hanya mengetahui pengertian studi embriologi, bagian-bagian embriologi pun
perlu untuk dipahami. Menurut buku Biologi Umum karya Muhammad Arsyad karya Nur
Fatira, bagian-bagian embriologi terdiri dari fertilisasi, pembelahan sel, dan implantasi.
Berikut pengertiannya.
1. Fertilisasi

Fertilisasi disebut juga dengan pembuahan yang berarti peleburan dua gamet yang
dapat berupa nekleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau
peleburan nukleus.
2. Pembelahan sel
Pembelahan sel adalah suatu proses membelahnya sel induk menjadi dua atau lebih
sel anak. Ini merupakan siklus sel kecil yang akan menyebabkan siklus besar selanjutnya.
3. Implantasi
Implantasi atau disebut juga dengan nidasi merupakan proses tertanamnya embrio
yang merupakan hasil dari konsepsi, ke dinding uterus untuk selanjutnya mengalami
perkembangan.
C. Fase-Fase Embriologi
Embriogenesis adalah proses pembentukan dan perkembangan embrio. Proses ini merupakan
tahapan perkembangan sel setelah mengalami pembuahan.
Tahapan pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi dua tahap, yaitu:

 Fase embrionik adalah fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama masa
embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan terbentuknya janin di dalam
tubuh induk betina.
 Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum sehingga menghasilkan
zigot, kemudian zigot akan melakukan pembelahan sel.

2.2 FERTILISASI

A. PENGERTIAN FERTILISASI
Fertilisasi (pembuahan) adalah proses penyatuan ovum dan sperma, terjadi di daerah
ampula uterina. Fertilisasi mempunya dua fungsi utama yaitu:

 Fungsi reproduksi, yang memungkinkan pemindahan unsur-unsur genetik dari


orangtua kepada keturunan.
 Fungsi perkembangan, ketika fertilisasi memicu oosit sekunder untuk melanjutkan
atau menyelesaikan proses pembelahan meiosis.

Fertilisasi memerlukan oosit sekunder (ovum) yang tealah matang dan siap dibuahi.
Dalam satu kali ejakulasi terdapat 200-300 juta spermatozoa yang disemprotkan kedalam
liang vagina, akan tetapi hanya sekitar 300-500 spermatozoa yang berhasil mencapai ampula
dan hanya satu spermatozoa yang akan membuahi ovum. Sebagaian besar sperma yang
berjalan dari vagina menuju uterus dan masuk ke tuba fallopi dihancurkan oleh mukus
(lendir) di dalam uterus dan tuba. Untuk mendukung aktivitas sperma, ovum mengeluarkan
senyawa fertilizin yang tersusun dari glikoprotein yang berfungsi untuk :

(1) Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat,

(2) Menarik sperma secara kemotaksis positif

(3) Mengumpulkan sperma disekeliling ovum.

Disisi lain, akrosom di bagian kepala sperma menghasilkan enzim-enzim yang membantu
sperma dalam menembus ovum, yaitu

(1) hialuronidase, enzim yang dapat melarutkan hialuronid pada sel-sel korona
radiata,

(2) akrosin, enzim protease yang dapat menghancurkan glikoprotein pada zona
pelusida dan,
(3) anti fertilizin, antigen terhadap ovum (oosit sekunder) sehingga sperma dapat
melekat pada ovum.

B. TAHAP FERTILISASI :

1. Penetrasi Korona Radiata, oleh sperma dengan bantuan enzim hialurodinase yang

melarutkan senyawa hiauuronid pada korona radiata.

2. Penetrasi Zona Pelusida, oleh sperma dengan bantuan enzim akrosin untuk

menghancurkan glikoprotein. Penetrasi ini memicu sel-sel granulosit di bagian

korteks oosit sekunder untuk mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan

sel-sel di zona pelusida berikatan satu sama lain membentuk suatu materi yang

keras dan tidak dapat ditembus oleh sperma lain. Proses ini mencegah ovum

dibuahi oleh lebih dari satu sperma (polispermia).

3. Fusi membran sel sprema dan oosit, setelah menembus zona pelusida spermatozoa

masuk ke ruang perivitelin (ruang antara zona pelusida dengan membran

vitelin/membran plasma, kemudian menempel dan terjadi fusi (peleburan)

membran spermatozoa dengan membran plasma oosit. Peleburan ini

memungkinan nukleus spermatozoa masuk ke sitoplasma, kemudian


berkondensasi dan membesar sehingga menjadi pronukleus pria (n). Sedangkan

ekor spermatozoa terlepas dan berdegenerasi. Akibat masuknya nukleus

spermatozoa ini akan mengaktivasi oosit sekunder menyelesaikan pembelahan

meiosis II menjadi oocit dan 2 polar body, sehingga nukleusnya berkondensasi

menjadi pronukleus wanita (n). Kedua pronukleus bergerak ke tengah, lalu terjadi

fusi (peleburan) pronukleus wanita dan pronukleus pria (syngami). Peleburan ini

mengembalikan jumlah kromosom dari haploid menjadi diploid dan sel baru hasil

peleburan ini disebut zygot (2n) (Soenardihardjo & Bambang, dkk. 2011).

C. FUNGSI FERTILISASI
Fertilisasi yang terjadi bukanlah tanpa fungsi. Pada semua mahluk hidup termasuk
manusia, fertilisasi memiliki beberapa fungsi. Tak pelak, fungsi utama fertilisasi adalah
menghasilkan keturunan.
 Masih ada beberapa fungsi fertilisasi lainnya, :
 Mengaktivasi sel telur untuk memulai proses perkembangan
 Menurunkan materi genetik dari jantan dan betina ke anak
 Membuat jumlah kromosom dari haploid menjadi diploid lagi
 Menentukan jenis kelamin anak

D. YANG DIPERLUKAN DALAM FERTILISASI

Beberapa hal yang diperlukan di dalam proses fertilisasi adalah sel telur, sel sperma,
tuba fallopi, dan rahim. Keempat hal tersebut adalah hal yang minimal harus ada agar bisa
fertilisasi bisa terjadi.
Anda perlu tahu bahwa sel telur dan sel sperma haruslah sel yang sehat dan tidak
memiliki kekurangan untuk membuahi dan dibuahi. Selain itu, kedua sel gamet tersebut
harus merupakan dua sel gamet dari spesis yang sama.
Fertilisasi hanya bisa terjadi jika sel telur dan sel sperma dari spesis yang sama
bertemu. Contohnya, sel telur manusia akan dibuahi bila bertemu sel sperma manusia. Hal
yang sama berlaku pada mahluk hidup lainnya.

E. PROSES PEMBUAHAN SEL


Apabila semua hal yang dibutuhkan telah ada maka fertilisasi atau proses pembuahan bisa
berlangsung.
Berikut ini adalah beberapa tahap yang diperlukan selama proses pembuahan:
1. Proses pematangan sel gamet
Tahap utama dari fertilisasi adalah proses pematangan kedua sel gamet, yaitu sel telur dan
sel sperma. Anda bisa melihat penjelasannya di bawah ini
- Proses pematangan sel telur
Sel telur yang bisa dibuahi adalah sel telur yang matang. Proses pematangan sel telur ada di
dalam ovarium. Di dalam ovarium ada sekantung sel-sel telur yang masih muda, yaitu folikel.
Folikel yang ada di dalam ovarium akan mengalami proses pematangan oleh sebuah hormon
yaitu FSH atau Follicle Stimulating Hormone (Hormon perangsang folikel).Hormon FSH akan
merangsang folikel agar tumbuh dan menjadi lebih besar yaitu sekitar 20 mm.
Hanya sel telur yang matang yang masih bertahan sedangkan yang lainnya akan hancur.
Setelah sel telur matang berhasil didapatkan maka folikel besar akan merangsang hormon
estrogen untuk membentuk lapisan rahim untuk tempat tumbuhnya janin.
Lapisan rahim yang telah tumbuh ini akan ditangkap otak melalui hormon LH (luteinizing
hormone). Hormon LH inilah yang menjadi indikator untuk mendeteksi kehamilan melalui test
pack kehamilan.
-Proses pematangan sel sperma
Sel sperma juga harus melalui proses pematangan sebelum terjadinya proses pembuahan.
Proses pematangan sel sperma akan terjadi di dalam epididimis. Selama proses pematangan, sel-
sel sperma akan mendapatkan ‘modal’ untuk bisa membuahi. Akan tetapi, hanya ada satu sperma
terunggul yang berhasil membuahi sel telur.
2. Ovulasi
Setelah kedua sel gamet sama-sama matang maka harus terjadi proses ovulasi terlebih
dahulu. Sel telur matang yang didapatkan akan dilepas dari ovarium ke tuba fallopi sekitar 24
hingga 36 jam setelah hormon LH diproduksi. Sel telur yang ditangkap oleh tuba fallopi akan
tetap disitu hingga muncul sel sperma dan membuahinya.
3. Ejakulasi
Umumnya, proses pembuahan terjadi secara alami yaitu dengan cara hubungan intim
sehingga terjadi ejakulasi dan jutaan sel sperma masuk ke dalam vagina. Setiap ejakulasi bisa
terdapat sekitar 120 juta sel sperma per 1 mL cairan mani.
Namun, tahap ejakulasi ini berbeda bila proses pembuahan dilakukan secara fertilisasi in
vitro (proses bayi tabung). Jutaan sel sperma akan masuk ke dalam vagina dan terus berenang
hingga mencapai tuba fallopi.
4. Kapasitasi spermatozoa
Selama proses penyelaman sperma di dalam sistem organ kewanitaan, sperma akan
mengalami kapasitasi. Kapasitasi adalah proses penyesuaian sperma di dalam rahim dengan cara
melepas selubung glikoprotein. Dengan begitu, sperma akan tetap bertahan di dalam rahim
hingga bertemu dengan sel telur.
5. Perlekatan spermatozoa
Setelah mengalami kapasitasi, sel sperma harus bisa melekat dulu dengan zona pelucida.
Zona pelucida adalah lapisan terluar dari sel telur. Fungsi dari perlekatan spermatozoa (sel
sperma) pada zona pelucida adalah untuk memastikan bahwa jumlah kromosom sperma sama
dengan jumlah kromosom sel telur.
Jika sel sperma yang bertemu dengan sel telur manusia berbeda spesis maka sel sperma
tersebut tidak dapat melekat apalagi membuahi. Inilah tahap penting yang menjelaskan mengapa
hanya spesis yang sama yang dapat menghasilkan keturunan.
6. Reaksi akrosom
Sebelum spermatozoa menembus zona pelucida maka sel sperma harus mengalami reaksi
akrosom. Reaksi akrosom adalah reaksi di mana sel sperma mengalami proses pelepasan enzim-
enzim hidrolitik untuk mencerna zona pelucida sehingga dapat ditembus.
7. Penetrasi zona pelucida
Zona pelucida yang telah diinduksi oleh reaksi akrosom dari sel sperma tertentu akan dapat
ditembus oleh sel sperma tersebut. Setelah itu, sel sperma pun akan melewati zona pelucida.
8. Peleburan membran sel gamet
Sel sperma yang berhasil menembus zona pelucida akan masuk ke dalam sitoplasma sel
telur dengan melepaskan ekornya. Hanya kepala spermatozoa saja yang masuk karena di dalam
itu mengandung kromosom termasuk kromosom X atau Y (penentu kelamin).
9. Perlindungan dari sperma lain
Kepala sel sperma yang akan masuk akan mengaktivasi sel telur untuk melanjutkan
pembelahan meiosis yang berguna untuk proses pembuahan. Selain itu, aktivasi sel telur juga
akan mencegah polispermia (mencegah masuknya sel sperma yang lain).
10. Difusi sperma dan ovum
Setelah sel telur teraktivasi maka dinding terdalam sel telur akan terbentengi dari sel sperma
yang lain. Setelah itu, akan terbentuk pronukleus jantan dari dalam kepala sel sperma dan
pronukleus betina dari sel telur.
Pembentukan pronukleus jantan dan betina akan mengalami syngami atau penyatuan
keduanya. Penyatuan kedua pronukleus ini akan mengalami difusi dan terjadilah proses
fertilisasi.
Hasil dari fertilisasi adalah zigot yang akan terus mengalami pembelahan mitosis hingga
menjadi sebuah embrio atau cikal bakal janin. Janin pun akan berkembang selama kurang lebih 9
bulan di dalam rahim dan menunggu hari kelahirannya.
1.3 TINGKATAN PERKEMBANGAN PEMBELAHAN SEL

A. PENGERTIAN PEMBELAHAN SEL


Pembelahan sel adalah peristiwa dimana sebuah sel membelah menjadi dua atau lebih
menjadi sel baru. Pembelahan Sel merupakan cara sel memperbanyak diri atau yang disebut
dengan reproduksi. Sel sebagai bagian terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup.

Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berhubungan erat dengan proses


pembelahan sel ini. Namun demikian fungsi pembelahan sel pada makhluk hidup
multiseluler dan uni seluler sangat berbeda meski intinya sama yaitu perbayakan sel.

Pembelahan sel sangat penting bagi kelangsungan hidup semua makhluk. Sel sendiri
mengalami pembelahan untuk:

 Pertumbuhan : Makhluk hidup dapat bertumbuh karena sel-selnya bertambah


banyak. Semakin banyak sel dalam makhluk hidup maka semakin besar ukuran
makhluk hidup itu.
 Perbaikan : Ketika tubuh terluka, setelah beberapa waktu bagian tubuh yang luka
akan menutup seperti semula. Pada Bagian tubuh yang terluka sesungguhnya terjadi
kerusakan jaringan. Perbaikan kerusakan jaringan pada tubuh merupakan hasil proses
pembelahan sel.
 Reproduksi atau perkembangbiakan : Salah satu ciri makhluk hidup adalah
berkembang biak untuk melestarikan keturunannya dengan beranak, bertelur, dan
lain-lain.
Dalam mempelajari pembelahan sel maupun perkembangan makhuk hidup lainnya, kamu
dapat menjadikan buku Biologi Molekuler Sel sebagai referensi karena di dalamnya akan
menjelaskan berbagai informasi mengenai sel yang harus kamu ketahui .

B. FUNGSI PEMBELAHAN SEL


Sel-sel dalam tubuh makhluk hidup mengalami pembelahan untuk membentuk sel-sel
baru. Sel-sel ini nantinya akan membentuk jaringan hingga organ-organ di tubuhnya.

Sayangnya, sel-sel ini memiliki usia. Seperti sel darah merah yang hanya bisa hidup
selama 120 hari dan akan mati setelah 120 hari. Di sinilah peran pembelahan sel, yaitu
mengganti sel-sel yang telah mati atau rusak.

Dalam tubuh organisme yang telah dewasa, jumlah sel dalam setiap organnya harus
dijaga agar tetap konstan. Artinya, tidak boleh ada organ yang jumlah selnya berlebih atau
berkurang.

Misalnya, jumlah sel darah merah dalam tubuh perempuan dewasa berkisar antara 4-5
juta sel dalam satu mikroliter darah. Apabila jumlah sel dalam organ tubuh melebihi jumlah
yang seharusnya, akan terjadi gangguan yang disebut dengan tumor.

Fungsi pembelahan sel pada makhluk hidup uniseluler atau bersel tunggal adalah
sebagai cara untuk berkembang biak. Contoh makhluk hidup yang berkembang biak dengan
membelah diri diantaranya Protozoa, Amoeba, dan lain-lain.

Fungsi pembelahan sel pada makhluk hidup multiseluler atau makhluk hidup bersel
banyak adalah sebagai cara memperbayak sel tubuh sehingga makhluk hidup yang
bersangkutan dapat tumbuh dan berkembang. Sel yang membelah diri disebut sel induk,
sedangkan sel hasil pembelahan diri disebut sel anak. Pada dasarnya proses pembelahan sel
terbagi menjadi pembelahan sel secara langsung dan pembelahan sel secara tidak langsung.

Proses pembelahan sel merupakan cara agar sel dapat tumbuh dan berkembang. Sel
yang membelah diri disebut sel induk, sedangkan sel hasil pembelahan diri disebut sel anak.
Pada dasarnya proses pembelahan sel terbagi menjadi 2, yaitu: pembelahan sel secara
langsung dan pembelahan sel secara tidak langsung.

JENIS JENIS PEMBELAHAN SEL

Menurut teori sel, semua sel hidup berasal dari sel yang sudah ada sebelumnya (omnis
cellula e cellula). Teori ini dinyatakan oleh Rudolf Virchow pada 1855.

Pembentukan sel-sel baru atau anakan dari sel yang sudah ada sebelumnya dapat
terjadi melalui proses pembelahan sel. Jenis pembelahan sel ada dua macam yaitu
pembelahan mitosis dan meiosis. Kedua jenis reproduksi ini akan dijelaskan secara rinci
sebagai berikut:

1. PEMBELAHAN MITOSIS

Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang
teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase
berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk
tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Mitosis terdiri atas 5 fase yang terjadi secara berurutan yaitu:

 Profase

Fase pembelahan terlama di mana sel malakukan persiapan, baik sintesis protein,
lipid, dan lainnya. Sentriol kemudian menginvasi nukleus. Mikrofilamen memanjang dari
pangkal sentriol dan menempel pada kromatin pada bagian kinetokor.

Pada tahap ini Nukleolus dan selaput inti mulai menghilang. Pada fase ini, sel induk
yang akan membelah memperlihatkan gejala terbentuknya dua sentriol dari sentrosom, yang
satu tetap berada di tempatnya, sedangkan yang satu bergerak kearah kutub yang berlawanan.

Masing-masing sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang disebut


benang gelendong pembelahan (benang spindle), yang menghubungkan sentriol satu dengan
lain. Membran inti yang masih tampak pada profase awal kemudian segera terpecah-pecah.

Butiran kromatin memanjang menjadi benang kromatin. Benang kromatin kemudian


memendek dan menebal menjadi kromosom, dengan bagian yang menggenting disebut
sentromer.

Sentromer adalah bagian kromosom yang tidak bisa menyerap zat warna. Masing-
masing sentromer mengandung kinetokor, yaitu tempat mikrotubulus terikat. Selanjutnya
kromosom berduplikasi membujur menjadi dua bagian yang masing-masing disebut
kromatid. Bersamaan dengan itu, anak inti (nukleolus) mengecil dan tidak tampak atau
menghilang.
Dengan demikian, kromatid benang spindle meluas keluar ke segala arah, disebut
sebagai aster. Di akhir pofase, selubung inti sel pecah dan setiap kromatid melekat di
beberapa benang spindle di kinektor. Kromosom duplikat lalu meninggalkan daerah kutub
dan berjajar di ekuator. Pada sel tumbuhan yang tidak mempunyai sentriol, benang
gelendong pembelahan ini terbentuk di antara dua titik yang disebut titik kutub .

 Metafase

Kromatin yang telah menjadi kromosom berkumpul di ekuator nukleus, nukleolus


kemudian pecah menjadi butiran.

 Anafase

Bagian yang paling cepat di mana sel ditarik ke dua badan kutub oleh dua sentriol . Bisa
dibilang, tahap anafase merupakan tahap pemisahan. Kenapa? Karena pada tahap ini,
kromosom yang berjajar tadi memisahkan masing-masing kromatidnya (salah satu sisi
lengan kromosom) dan menuju ke sentrosom melalui jalur benang spindel.

Jadi, kalau dilihat seakan-akan benang spindelnya itu sedang menarik si kromatid-
kromatid itu tuh.Nah, masing-masing kutub pun akhirnya mendapatkan jumlah kromosom
atau kromatid yang sama, yaitu 4.

 Telofase

Akhir pembelahan di mana sel menjadi dua dan memisah bersama terbaginya organel-
organel sel yang kemudian terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma) pada tahap tersebut.
Dalam fase ini, pembelahan sel menjadi dua sudah mulai terjadi, bahkan sudah hampir selesai. Fase ini
ditandai dengan beberapa hal berikut:
-Masing-masing sel anakan mendapatkan 4 DNA atau kromosom. Itu kenapa disebut 2n
atau diploid.
-Membran inti yang tadi hilang pada fase profase pun terbentuk lagi di masing-masing
anak sel.
-Nukleolus juga muncul lagi.
Kromosom pun kembali menipis lagi jadi kromatin. Jadi, keadaannya seakan kembali ke
keadaan sel awal sebelum profase, tetapi kali ini jumlah selnya menjadi 2.

 Interfase

Fase ini merupakan fase antara yang merupakan periode antaramitosis yang satu dengan
yang lain. fase ini bukanlah fase istirahat, melainkan fase di mana metabolisme sel giat
dilakukan. Pada fase interfase, sel akan mengalami tiga tahapan yaitu Fase Pertumbuhan
Primer (Gap 1 atau G1), Fase Sintesis (S) dan Fase Pertumbuhan Sekunder (Gap 2 atau G2).

Pembelahan mitosis terjadi pada sel-sel tubuh (sel somatik) makhluk hidup. Pada
pembelahan ini dihasilkan sel anak yang mempunyai jumlah kromosom sama dengan
kromosom sel induk.

Pembelahan mitosis adalah tipe pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anakan. Sel
anakan ini mempunyai karakter identik secara genetik dengan sel induk.

Artinya kedua sel anakan yang terbentuk mempunyai susunan genetika sama, termasuk
sama jumlah kromosom dengan induk. Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan
adalah 2n atau disebut dengan diploid. Sel diploid adalah sel-sel yang kromosomnya
berpasangan (2n).
Mitosis sebagai proses pembelahan sel yang menghasilkan dua sel anak yang masing-
masing memiliki sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya.

Pembelahan ini sendiri bertujuan mengganti atau memperbaiki jaringan tubuh yang sudah
rusak atau aus, Pertumbuhan yaitu memperbanyak sel sehingga baik kuantitas dan
kualitasnya bertambah.

Membentuk jaringan karena produk pembelahan ini kromosom atau sifat induk sama
dengan sifat anakannya, artinya karena membentuk jaringan baik sel baru dan lama sama.

Pembelahan mitosis punya karakter: berlangsung pada sel somatik menghasilkan 2 buah
sel anakan yang identik dengan induknya melakukan pembelahannya sekali. Pembelahan
satu dengan yang kedua diselingi dengan fase interfase (istirahat tidak membelah).

Anakan selnya mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan induk sifatnya sama
dengan induk mempunyai kemampuan membelah lagi, ini tidak terjadi pada anakan hasil
miosis.

Pada organisme bisa terjadi pada usia muda, dewasa, ataupun usia tua, yang pada
pembelahan miosis hanya bisa terjadi di usia dewasa tidak pada organisme yang usianya
muda.

2. PEMBELAHAN MEIOSIS

Pembelahan meiosis hanya terjadi pada organ kelamin, pembelahan meiosis berfungsi
menghasilkan sel gamet (sel telur dan sel sperma). Melalui pembelahan ini akan dihasilkan
sel anak yang mempunyai kromosom setengah dari kromosom sel induk. Pembelahan
meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel anakan yang masing-masing sel
memiliki separuh dari jumlah kromosom sel induk.

Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah n atau disebut haploid. Maka,
pembelahan sel meiosis disebut sebagai pembelahan reduksi. Fase-fase pembelahan meiosis
mirip dengan fase-fase pembelahan mitosis. Pembelahan meiosis berlangsung dalam 2
tingkat, yaitu meiosis I dan meiosis II.

1) Meiosis I

a) Fase Profase I

Perbedaan penting antara mitosis dan meiosis terutama pada profase. Pada meiosis
Profase 1 dibedakan menjadi beberapa tahap yaitu:
 Leptoten Kromatin dari inti sel induk nampak seperti benang-benang panjang yang
halus dan melingkar-lingkar.
 Zygoten Benang-benang kromatin berubah bentuknya dan menjadi batang-batang
kromosom. asing-masing kromosom mencari pasangannya sendiri yang sama dan
sebangun atau yang serupa (kromosom homolog). Proses berpasangan ini disebut
sinapsis.
 Pachyten Benang - benang kromosom menjadi lebih tebal dan jelas.Tiap benang
tampak double. Masing - masing kromosom dari sepasang kromosom homolog
terdiri dari dua kromatid. Pada profase mitosis, kromosom - kromosom terpisah
dan tidak saling berhubungan. Dalam profase I meiosis, kromosom - kromosom
homolog berpasangan sebagai bivalen dan inilah yang dijumpai sebagai haploid.
Pachyten merupakan stadia yang sangat penting yaitu pindah silang (crossing
over). Proses ini akan nampak jelas pada fase berikutnya.
 Diploten Fase ini ditandai dengan mulai memisahnya kromatid - kromatid yang
semula berpasangan membentuk bivalen. Memisahnya kromatid – kromatid paling
kuat terjadi pada bagian sentromer. Tetapi pada bagian- bagian tertentu dari
kromosomhomolog tetap berdekatan dan bagian itu disebut kiasma. Kiasma
merupakan bentukpersilangan dua dari empat kromatid suatu kromosom dengan
pasangan kromosomhomolognya. Di tempat persilangan (kiasma) itu kromatid -
kromatid tak serupa(nonsister chromatids) putus. Ujung - ujung dari kromatid yang
putus tadibersambungan secara resiprok. Proses pertukaran segmen kromatid tak
serupadengan pasangan homolog beserta gen - gen yang berangkai secara resiprok
inidinamakan pindah silang. Peristiwa ini merupakan salah satu
penyumbangkeanekaragaman individu makhluk hidup.
 Diakinesis Terbentuk benang - benang spindel dari pergerakan dua sentriol (hasil
pembelahan) ke arah kutub yang berlawanan. Diakinesis diakhiri dengan
menghilangnya nukleolus dan membran nukleus serta tetrad mulai bergerak ke
bidang equator.

b). Fase Metafase I


Tetrad kromosom berada di bidang equator. Pada bidang equator, benang spindel
(mikrotubula) melekatkan diri pada setiap sentromer kromosom. Ujung benang
spindel yang lain membentang melekat di kedua kutub pembelahan yang
berlawanan.

c) Fase Anafase I

Tiap kromosom homolog (yang berisi dua kromatid kembarannya) masing -


masing ditarik oleh benang spindel menuju ke kutub yang berlawanan. Tujuan
anafase I adalah membagi isi kromosom diploid menjadi haploid.

d) Fase Telofase I
Kromosom - kromosom homolog sudah mencapai kutub pembelahan.

▪ Sitokinesis I : setiap kromosom homolog dipisahkan oleh sekat sehingga


sitokinesis menghasilkan dua sel, masing - masing berisi kromosom dengan
kromatid kembarannya.

▪ Interkinesis : tahap di antara dua pembelahan meiosis. Tidak terjadi


perbanyakan(replikasi). DNA. Hasil pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel
anakan yang haploid. Meskipun demikian perlu diingat bahwa kromosom tersebut
masih berisi sepasang kromatid, yang berarti kandungan DNA nya masih rangkap
(2n)

2) Meiosis II

Tujuan meiosis II membagi kedua salinan tersebut pada sel anakan baru. Pada
tahap Meiosis II terjadi tahap - tahap serupa pada meiosis I.

a) Fase Profase II : Kromatid kembaran masih melekat pada tiap sentromer


kromosom.

b) Fase Metafase II : Setiap kromosom (yang berisi dua kromatid) merentang


pada bidang equator. Terbentuk benang - benang spindel, satu ujung melekat pada
sentromer dan ujung lain membentang menuju ke kutub pembelahan yang
berlawanan. c) Anafase II : Benang - benang spindel mulai menarik kromatid
menuju ke kutub yang berlawanan.akibatnya kromosom memisahkan kedua
kromatidnya dan bergerak menuju kutub yang berbeda. Kromatid yang terpisah ini
kini disebut kromosom.

d) Telofase II : Kromosom telah mencapai kutub pembelahan. Hasil akhir akan


terbentuk empat inti yang mengandung setengah pasang kromosom (haploid) dan
satu salinan DNA . ▪ Sitokinesis II : tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan
akhirnya menghasilkan empat sel kembar haploid.
Untuk lebih jelas perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis dapat dilihat
pada berikut ini!
2.4 SIKLUS REPRODUKSI DAN HORMONNYA

A. PENGERTIAN HORMON REPRODUKSI

Hormon-hormon reproduksi dibuat di testis ovarium, adrenal korteks, berguna dalam


pembentukan sperma dan ovum, serta membentuk sifat seks sekunder. Hormonhormon
reproduksi bersifat anabolik. Hormon reproduksi disekresi oleh kelenjar adrenal sama seperti
glukokortikoid dan mineralkortikoid.

Hormon reproduksi seperti androgen dan esterogen, bearasal dari sel-sel zona
retikularis dan zona fasikulata, yang berperan dalam pembentukan sifat seks sekunder.
Hormon reproduksi merupakan molekul steroid derivat dari kolesterol. Hormon reproduksi
berada di sitoplasma bergabung dengan protein reseptor spesifik.

Hormon ini terikat secara kompetitif membentuk kompleks Hormon-reseptor.


Kompleks pengikatan hormon reproduksireseptor berperan sebagai pengatur pembentukan
protein dan enzim sistem reproduksi. Kompleks Hormon reseptorreseptor masuk ke inti dan
terikat pada kromatin (reversibel) DNA yang selanjutnya sebagai bahan untuk membuat
mRNA pada sintesis protein atau enzim sistem reproduksi. Hormon reproduksi pada
konsentrasi tinggi bekerja langsung melalui aktivitas enzim-enzim yang ada di membran sel-
sel target.
Hormon-hormon reproduksi disebut juga hormon adrenal kortikosteroid C-19. Androgen
primer di adrenal meliputi dehidroepiandrosteron, androstenedion dan testosteron. Efek
anabolik terjadi retensi N, P, K, Na dan Cl. Selain hormon steroid, terdapat pula hormon
gonadotropin yang mekanisme kerjanya dipengaruhi oleh poros hipotalamus-hipofisis, secara
struktural merupakan golongan glikoprotein, meliputi TSH, LH, FSH (dibahas di bab II) dan
hCG.

Hormon yang Memengaruhi Fase dalam Siklus Menstruasi


Pada dasarnya, siklus menstruasi terbagi menjadi beberapa fase yang dipengaruhi oleh
lima jenis hormon dalam tubuh, yaitu:
1. Hormon estrogen
Hormon yang diproduksi di ovarium ini memiliki peran yang begitu penting, terutama
dalam proses ovulasi. Tak hanya itu, hormon estrogen juga berperan dalam perubahan tubuh
remaja pada masa pubertas dan terlibat dalam pembentukan kembali lapisan rahim setelah
periode menstruasi.

2. Hormon progesteron
Hormon progesteron bekerja sama dengan estrogen berperan dalam menjaga siklus
reproduksi dan menjaga kehamilan. Hormon ini juga diproduksi di ovarium dan berperan
dalam penebalan dinding rahim.

3. Hormon perangsang folikel (follicle stimulating hormone, FSH)


Hormon ini berfungsi untuk mematangkan sel telur di dalam ovarium hingga siap untuk
dilepaskan. Hormon FSH diproduksi di kelenjar pituitari yang terletak di bagian bawah otak.
4. Hormon pelutein (luteinizing hormone, LH)
Serupa dengan hormon FSH, hormon pelutein ini juga diproduksi di kelenjar pituitari
yang berfungsi untuk merangsang ovarium dalam proses pelepasan sel telur.
5. Hormon pelepas gonadotropin (gonadotropin-releasing hormone – GnRH)
Hormon pelepas gonadotropin merupakan hormon yang diproduksi di otak. Hormon ini
berperan penting dalam memberikan rangsangan pada tubuh untuk menghasilkan hormon
perangsang folikel dan hormon pelutein yang memengaruhi proses pematangan dan
pelepasan sel telur.

Fase dalam Siklus Menstruasi


Secara umum, ada tiga fase dalam siklus menstruasi, yaitu fase menstruasi, fase
praovulasi dan ovulasi, serta fase pramenstruasi. Berikut ini adalah penjelasannya:
Fase I: menstruasi
Fase menstruasi terjadi selama 3–7 hari. Pada fase ini, lapisan dinding rahim dan sel
telur akan meluruh menjadi darah menstruasi. Banyaknya darah yang keluar selama masa
menstruasi ini bisa berkisar antara 30-40 ml.
Selama tiga hari pertama, darah menstruasi yang keluar akan lebih banyak. Pada masa
ini, wanita biasanya akan merasakan nyeri atau kram di bagian panggul, perut, dan
punggung. Kondisi ini biasanya dipicu oleh kontraksi rahim yang terjadi karena adanya
peningkatan hormon prostaglandin selama menstruasi.
Meski memicu rasa sakit, kontraksi yang terjadi selama menstruasi sebenarnya berfungsi
untuk mendorong dan mengeluarkan lapisan dinding rahim yang luruh menjadi darah
menstruasi.
Selain itu, wanita yang sedang haid juga bisa mengalami gejala lain, seperti perubahan
mood, sakit kepala, dan perubahan nafsu makan.

Fase II: praovulasi dan ovulasi


Pada fase praovulasi, lapisan dinding rahim yang sempat luruh akan mulai menebal
kembali. Proses penebalan rahim berfungsi untuk mempersiapkan rahim agar bisa ditempati
oleh sel telur bila terjadi pembuahan oleh sperma. Proses ini bisa terjadi pada masa subur
atau ovulasi.
Pada saat ovulasi, folikel yang dominan akan pecah dan mengeluarkan sel telur,
kemudian bergerak menuju rahim melalui tuba falopi. Sel telur tersebut dapat dibuahi hingga
24 jam setelah dikeluarkan.
Untuk menjamin keberhasilan program membuat anak, ada baiknya Anda melakukan
hubungan intim dengan pasangan pada fase ini atau menjelangnya, sebab masa ovulasi
adalah waktu terbaik yang memungkinkan terjadinya pembuahan. Di samping itu, sperma
dapat bertahan kurang lebih selama 3–5 hari di dalam rahim.
Masa subur wanita biasanya akan terjadi pada waktu 14 hari setelah hari pertama haid
terakhir. Meski demikian, perkiraan masa ovulasi tiap wanita tidaklah sama. Terkadang,
masa ovulasi bisa berubah dan hal ini akan lebih sering terjadi pada wanita yang haidnya
tidak teratur.
Fase III: pramenstruasi
Pada fase ini, lapisan dinding rahim makin menebal. Hal ini karena folikel yang pecah
dan mengeluarkan sel telur akan membentuk korpus luteum. Korpus luteum sendiri adalah
jaringan yang terbentuk di ovarium dan berperan dalam produksi hormon progesteron yang
membuat lapisan dinding rahim semakin tebal.
Jika tidak terjadi pembuahan, Anda akan mulai merasakan gejala pramenstruasi atau
PMS, seperti emosi tidak stabil dan perubahan kondisi fisik, seperti nyeri pada payudara,
pusing, cepat lelah, atau perut kembung.
Selain gejala tersebut, korpus luteum akan mengalami degenerasi dan berhenti
memproduksi progesteron. Jika tidak terjadi pembuahan, kadar progesteron dan estrogen
akan menurun, lapisan dinding rahim juga akan luruh hingga menjadi darah menstruasi.
Fase-fase di atas normalnya berlangsung secara teratur setiap bulannya. Namun, jika
Anda mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, menstruasi lebih dari 7 hari, atau tidak
mengalami menstruasi selama 3 bulan secara berturut-turut, sebaiknya konsultasikan ke
dokter agar dapat diperiksa dan ditangani dengan tepat.

BAB III

KESIMPULAN
 Pada organisme bersel satu, pembelahan sel merupakan cara perkembangbiakan
sedangkan pada organisme multiseluler pembelahan merupakan cara untuk
pertumbuhan.
 Ada dua cara pembelahan sel yaitu mitosis dan meiosis. Persamaan kedua adalah
tahapan - tahapan atau fase pembelahan, sedangkan perbedaannya dalam hal tujuan
dan hasilnya.
 Mitosis bertujuan untuk memperbanyak jumlah sel, berhubungan dengan
pertumbuhan dan perbaikan sel – sel rusak, terjadi pada sel somatis. Hasil satu kali
mitosis dari satu sel induk menghasilkan dua sel anakan yang memiliki ciri yang sama
dengan induknya.
 Meiosis bertujuan untuk mengurangi jumlah kromosom sel induk. Meiosis terjadi
pada pembentukan sel kelamin
 Tahapan mitosis : profase, metafase, anafase dan telofase.
 Tahapan meiosis terdiri dari dua kali pembelahan yaitu meiosis I dan meiosis II
 Embryo adalah proses pembentukan, pertumbuhan pada tingkat permulaandan
perkembangan embryo. Sedangkan logos yaitu ilmu. Jadi embriologi
yaitui l m u   t e n t a n g   p e m b e n t u k a n ,   p e r t u m b u h a n   p a d a   t i n g k
a t   p e r m u l a a n   d a n  perkembangan embrio. Embriologi atau ilmu
embrio merupakan bidang ilmu yangmempelajari bagaimana sel tunggal membelah
dan berubah selama
perkembanganu n t u k   m e m b e n t u k   o r g a n i s m e   m u l t i s e l u l e r .   P r o s e s   p e m b
e l a h a n   s e l   t e r s e b u t dianamakan embriogenesis. Embriogenesis terjadi pada saat
spermatozoa bertemudan menyatu dengan o&um yang disebut fertilisasi sampai akhir
dari minggu ke-8

DAFTAR PUSTAKA
https://pdfcoffee.com/makalah-embriologi-12-pdf-free.html
https://www.academia.edu/29286943/EMBRIOLOGI_MANUSIA_docx
https://kumparan.com/kabar-harian/pengertian-studi-embriologi-bagian-dan-fase-fasenya-
1xOYHuzt40X
https://www.depkes.org/blog/embriologi/

https://myklass-fkik.umy.ac.id/pluginfile.php/83334/mod_resource/content/1/kuliah
%20embriologi%20KG-2.pdf

https://www.honestdocs.id/proses-pembuahan-fertilisasi-manusia-tahap-demi-tahap

Anda mungkin juga menyukai