Disusun Oleh :
Kelompok 5 Kelas 5D
PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
2022
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Gastrulasi?
2. Bagaimana proses terbentuknya gastrulasi?
3. Bagaimana proses gastrulasi pada hewan?
4. Apa definisi Neurulasi?
5. Bagaimana proses tebentuknya Neurulasi?
1
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi gatrulasi
2. Untuk mengetahui proses terbentuknya gastrulasi
3. Untuk mengetahui proses gastrulasi pada hewan
4. Untuk mengetahui definisi Neurulasi
5. Untuk mengetahui proses Neurulasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. DEFINISI GASTRULASI
Istilah gastrula berasal dari kata gastrum atau gaster yang berhubungan
dengan pencernaan, karena pada tingkat ini terbentuk rongga yang kelak akan
menjadi saluran pencernaan. Rongga pada gastrula disebut gastrocoel atau
archenteron. Gastrulasi merupakan proses yang dinamis dimana daerah-
daerah calon pembentuk organ pada blastula mengalami perubahan susunan
dan organisasi baru sejalan dengan pola pembentukan organ-organ tubuh.
Pada tubuh primitif embrio vertebrata pada umumnya berbentuk silindris,
dibagain depan sebagian kepala, dibagian tengah sebagai badan, dan bagian
belakang sebagai ekor. Penampang bagian tengah embrio terdapat 5 bumbung
yang berasal dari daerah calon pembentuk organ yaitu selubung epidermal
yang dalamnya terdapat bumbung neural, bumbung endoderm dan sepasang
bumbung mesoderm. Semua bagian tersebut berorientasi pada sistem sumbu
panjang embrio. 1
Gastrulasi adalah proses perubahan blastula menjadi gastrula, merupakan
proses yang dinamis, terjadi gerakan-gerakan morfogenesis dengan tujuan
memindahkan wilayah-wilayah persumtive ke tempat yang seharusnya.
Gastrulasi merupakan tahapan yang kritis atau menentukan perkembangan
selanjutnya.
Gastrula merupakan proses terjadinya diferensiasi sehingga gen mulai
berperan dalam menentukan jenis sel yang terbentuk. Pada tingkatan ini
terjadi sintesis protein khusus yang bersifat struktural maupun fungsional.
Pada blastula ini tersebut belum terjadi sehingga gastrula merupakan masa
yang aktif. Tahapan gastrula merupakan penentuan dalam perkembangan.
1
Nanda Resdiana, “EMBRIOGENESIS AWAL (GASTRULASI DAN NEURULASI),”
diakses 6 Oktober 2022,
https://www.academia.edu/9480755/EMBRIOGENESIS_AWAL_GASTRULASI_DAN
_NEURULASI_.
3
Apabila ekspresi gen teratur sesuai dengan pola perkembangan yang
terprogram maka perkembangan hewan akan berjalan normal. 2
2
“Gastrula | PDF,” diakses 6 Oktober 2022,
https://www.scribd.com/document/399054629/Gastrula.
3
“Pertumbuhan dan perkembangan manusia terdapat fase e,” diakses 6
Oktober 2022, https://mipi.ai/forum/thread/Pertumbuhan-dan-
perkembangan-manusia-terdapat-fase-embrionik-Fa!
4
sel-sel lapisan atas melalui primitive streak untuk membentuk mesoderm dan
endoderm.
4
“(DOC) Makalah Embriologi Hewan Gastrulasi | Azhari Fatikhasuri - Academia.edu,”
diakses 6 Oktober 2022,
https://www.academia.edu/32421983/Makalah_Embriologi_Hewan_Gastrulasi.
5
Gambar 1. Hasil akhir grastulasi
[https://www.pengertianilmu.com/2016/05/pengertian-gastrulasi.html]
1. Epiboli
6
a. Involusi, gerakan membelok kedalam. Proses ini berlangsung pada
bakal notochord dari sabit dorsal yang sesuai dengan gerakan
hypoblast kearah anterior, sehingga notochord akan terletak didorso-
median tepatnya persis di bawah ektoderm. Contohnya Perpindahan
lapisan luar yang masuk melalui blastoporus pada amphibia.
b. Konvergensi, gerakan menyempit. Terjadi di daerah bakal mesoderm
kearah dorso-median blastopore tepatnya di daerah bibir lateral. Pada
akhirnya mesoderm akan berada di kedua sisi bakal notochord.yang
terletak di bibir dorsal
c. Invaginasi, gerakan melekuk dan melipat suatu lapisan sel. Proses ini
terjadi pada daerah hypoblast yaitu di bagian median daerah yang
berbatasan dengan sabit dorsal yaitu kearah blastocoel sampai
bertemu dengan epiblast. Hypoblast mengalami perpanjangan menurut
poros embrio akibat adanya pertambahan jumlah sel. Daerah
terjadinya invaginasi disebut juga blastopore yang memiliki 3 bibir
yaitu bibir dorsal, ventral dan lateral. Contohnya Pembentukan
archenteron pada amphioxus.
d. Evaginasi, gerakkan menjulur suatu lapisan. Contohnya
Eksogastrulasi
e. Delaminasi, gerakkan memisahkan diri sekelompok sel dari keompok
utama atau lapisan asal.
f. Devergensi, gerakkan memencar sebaliknya dari konvergensi.
g. Extensi, gerakkan meluas, ini meyertai gerakkan epiboli disebelah
luar , sedangkan extensi gerakkan disebelah dalam embrio.
7
Gambar 2. Gerak dalam Gastrulasi [https://slidetodoc.com]
8
a. Gastrulasi kelompok I:
Tidak mempunyai wilayah ekstraembrio melainkan seluruh bagian blastula
merupakan wilayah intraembrio. Contoh: Bulu babi, Amphioxus, Amfibi.
b. Gastrulasi kelompok II:
Gastrulasi berlangsung pada suatu blastula yang merupakan diskus atau
keping (blastodiskus atau blastoderm) yang terdiri atas bagian intraembrio
dan ekstraembrio. Ciri khas pada kelompok ini yaitu adanya alur primitif
(primitive streak). Contoh : Aves, Mamalia
9
dinding vegetal. Sel-sel tumbuh kedalam, mengisi rongga blastosoel
menjadi endoderm dan mesoderm. Area yang terbentuk kemudian akibat
pergerakan tersebut adalah munculnya rongga arkenteron (gastrocoel).
3. Proses gastrulasi pada Amphibia.
Gastrulasi pada Amphibi (katak) di mulai pada bakal sisi dorsal tubuh
embrio, yaitu tepat di bawah daerah equator di daerah kelabu. Sel-sel
endoderm berinvasinasi membentuk blastoporus yang membentuk celah.
Tepi blastoporus disebut bibir dorsal blastoporus. Sel-sel ini kemudian
berubah bentuk menjadi panjang dan botol. Sel-sel botol membatasi bakal
gerakan sel yang terjadi pada gastrulasi embrio katak
4. Proses gastrulasi pada Aves
Hasil pemebelahan pada brung adalah suatu keping atau blastoderm
yang terletak sebagai suatu tudung atas yolk. Bagian tengah dari
blastoderm terpisah dari yolk oleh rongga subgerminal, sehingga tampak
terang dan disebut ap[rea pelusia. Sebaliknya bagian tepi dari area
pelusida tampak gelap karena berlekatan dengan yolk dan disebut area
opaka. Sebagian besar dari sel-sel blastoderm berada pada lapisan
permukaan atas, membentuk epiblast. Beberapa sel melepaskan diri dari
epioblast ke dalam rongga subgerminal dan membentuk hipoblast primer.
Tidak lama kemudian lapisan sel bermigrasi dari tepi posterior blastoderm
dan bergabung dengan hipoblast primer membentuk hipoblast sekunder.
Blastoderm pada burung terdiri atas dua yaitu epiblast dan hipoblast.
Celah antara kedua lapis dapat disebut rongga blastula.
Ciri utama dari gastrulasi burung, reptilian, dan mamalia adalah adanya
daerah unsure primitive ( primitive strea). Daerah ini mula-mula tampak
sebagai suatu penebalan pada bagian tengah dari area pelusida bagian
posterior yang disebabkan karena adanya migrasi sel-sel dari daerah
posteriolateral ke bagian tengah area pelusida. Bagian penebalan
menyempit, bergerak ke anterior dan mengerut membentuk suatu parit
yang disebut daerah unsur primitif. Lekukannya disebut lekukan primitif
dan berperan sebagai blastoporus. Pada ujung anterior terjadi penebalan
disebut nodus Hensen. Bagian tengah nodus Hensen berbentuk sebagai
10
suatu sumur dan melalui tepinya akan dilalui oleh sel-sel yang masuk ke
rongga blastula.
Gastrulasi pada burung dilaksanakan oleh sel-sel yang bergerak secara
sendiri-sendiri serta terkoordinasi , dari luar masuk ke dalam embrio,
bukan melalui gerakan sel bersama dalam bentuk suatu lempengan.
Gastrulasi pada burung tidak membentuk arkenteron sejati. Setelah
endoderm dibentuk, yang menjadi arkenteron adalah rongga subgerminal
yang atapnya dibatasi oleh endoderm, sedang dasarnya adalah yolk.
Sel-sel yang pertama bermigrasi melalui daerah unsur primitif adalah
sel yang akan menjadi endoderm. Sel-sel ini bergerak ke anterior,
bergabung dengan hipoblas dan akhirnya menggantikan hipoblast pada
bagian anterior dari embrio. Sel berikutnya yang masuk melalui nodus
Hensen juga bergerak ke anterior, tetapi tidak bergerak sejauh bakal
endoderm. Sel-sel ini tetap berada di antara epiblast dan endoderm untuk
membentuk mesoderm kepala dan notokord. Sel-sel yang masuk ini
semua bergerak ke anterior, mendorong epiblast bagian tengah ke atas
sehingga akhirnya terbentuk lipatan kepala. Sementara itu, makin banyak
sel-sel bermigrasi masuk melalui daerah unsur primitif yang setelah
masuk kedalam rongga blastula mereka memisahkan diri menjadi dua
arah, satu masuk lebih dalam dan bergabung dengan hipoblast serta
mendorong hipoblast ke tepi. Sel-sel ini akan membentuk semua organ-
organ endodermal dan sebagian besar selaput ekstra-embrio. Kelompok
kedua menyebar membentuk suatu lembaran yang terbentang diantara
epiblast dan hipoblas. Lembaran ini yang membentuk bagian mesoderm
dari embrio dan selaput ekstra-embrio.
Sementraa pembentuknan mesoderm berlangsung, daerah unsure
primitive mulai memendek sehingga nodus Hensen berpindah letak dari di
tengah area pelusida menjadi berada di bagian posterior. Dengan
perkataan lain, nodus Hensen bergerak ke posterior dan notokord
posterior terbentuk. Akhirnya nodus bergeser mencapai posisinya yang
paling posterior dan membentuk daerah anal. Pada tahap ini epiblast
seluruhnya terdiri atas bakal sel-sel ektoderm yang berepiboli hingga
11
mengelilingi yolk. Gastrulasi telah selesai dengan dibentuknya eksoderm,
digantinya hipoblas dengan endoderm dan terletaknya mesoderm di antara
kedua lapisan ini.
5. Gastrulasi pada Mamalia
Gastrulasi pada mamalia terjadi dari blastokista yang terdiri atas
tropoblast dan masaa-sel-dalam yang merupakan bakal tumbuh embrio.
Pemisahan pertama dari sel-sel pada massa - sel - dalam adalah untuk
pembentukan hipoblast, yang membatasi rongga blastula dan akan
menjadi endoderm kantung yolk. Sisa dari massa-sel-dalam yang terletak
di atas hipoblast berbentuk suatu keping, disebut keping embrio, terdiri
atas epiblast. Epiblast memisahkan diri, dengan membentuk suatu rongga
yang disebut amnion, dari epiblast embrio. Setelah batas amnion
terbentuk dengan sempurna rongganya akan terisi dengan cairan amnion.
Epiblast mengandung semua bahan untuk pembentukan tubuhnya.
Sambil epiblast bergastrulasi, sel-sel ekstra embrio mulai membentuk
jaringan khusus agar embrio dapat hidup di dalam uterus induk. Sel-sel
trofoblas membentuk suatu populasi sel dan membentuk sitotrofblast dan
sinsitotrofoblast. Sinsitotrofoblast memasuki permukaan uterus sehingga
embrio tertanam di dalam uterus. Uterus sebaliknya membentuk banyak
pembuluh darah yang berhubungan dengan sinsitotroffoblast. Tidak lama
kemudian ini, mesoderm meluas ke luar dari embrio yang menjadi
pembuluh darah untuk mengantar makanan dari induk ke embrio.
Pembuluh ini merupakan darah dari tali pusat dan berada pada tangkai
penyokong. Jaringan trofoblast dengan mesoderm yang mengandung
pembuluh darah disebut korion dan peleburan korion dengan dinding
uterus membentuk plasenta.
4. DEFINISI NEURULASI
Pembentukan yang mengiringi pembentukan gastrula ialah neurulasi
atau tubulasi (pembumbungan). Neurulasi berasal dari kata neuro yang
berarti saraf. Neurulasi adalah proses awal pembentukan sistem saraf,
jaringan ini berasal dari diferensiasi ektoderm, sehingga disebut ektoderm
12
neural. Sebagai induktor pada proses neurulasi adalah mesoderm
notochord yang terletak di bawah ektoderm neural. Neurulasi dapat juga
diartikan dengan proses awal pembentukan sistem saraf yang melibatkan
perubahan sel-sel ektoderm bakal neural, dimulai dengan pembentukan
keping neural (neural plate), lipatan neural (neural folds) serta penutupan
lipatan ini untuk membentuk neural tube, yang terbenam dalam dinding
tubuh dan berdiferensiasi menjadi otak dan korda spinalis dan berakhir
dengan terbentuknya bumbung neural.
Gambar 4. Neurulasi
[http://avesembriology.blogspot.com/2013/04/neurula.html]
5. PROSES NEURULASI
13
berperan sebagai jaringan. induksi memperlihatkan adanya hierarki. Induksi
paling awal oleh induksi dan disebut sebagai induksi primer, innduksi
berikutnya ( induksi-induksi sekunder ) didahului oleh induksi sebelumnya.
Tanpa adanya induksi neural, innduksi-induksi selanjutnya, terutama yang
terjadi pada tahap organogenesis, tidak dapat berlangsung dan embrio tidak
akan berkembang lanjut secara sempurna. Kebanyakan proses induksi bersifat
instruktif dan sisanya bersifat permisif. Misalnya, induksi matriks
ekstraselular fibronektin terhadap pial neural untuk berdifferensiasi
membelah bermigrasi lewat matriks, adalah induksi permisif. Pada induksi
instruktif inductor melakukan aksi (instruksi) terhadap jaringan kompeten
untuk berubah atau berdifferensiasi. Pada induksi permisif, inductor tidak
melakukan suatu terhadap sel yang mengalami differensiasi, melainkan hanya
menyediakan saja, misalnya jalur untuk bermigrasi.
Setelah mengalami induksi primer, selanjutnya ectoderm neural akan
memperlihatkan perubahan, antara lain sel-selnya meninggi menjadi silindris
dan berbeda dari sel-sel ectoderm bakal epidermis yang berbentuk kubus.
Perubahan sel-sel melibatkan pemanjangan mikrotobul yaitu salah satu
komponen sitoskelet. Meningginya sel-sel keping neural menyebabkan
keping neural menjadi sedikit terangkat dari ectoderm di sampingnya.
Sebagai respon terhadap induksi, sel-sel keping neural mensintesis RNA baru
dan terdeterminasi untuk berdifferensiasi menjadi bakal sistem saraf pusat.
Kedua bagian tepi keping neural melipat menjadi lipatan neural, mengapit
keping yang melekuk yaitu lekuk neural. Kedua lipatan neural akan bertemu
berfusi di bagian mediodorsal embrio sehingga terbentuk bumbung neural
seperti tampak pada tahap-tahap pembentukan bumbung neural.
Dan puncak( aspeks) sel. Konstriksi tersebut mengakbatkan sel-sel alas
menjadi baji (wedge saped) yang disebut “ median binge” (MH) atau engsel.
sehingga terjadi pelekukan di bagian atas tersebut. Pada sisi dorsolateral
terdapat dorsolateral hinge (DLH) atau engsel dorsolateral juga menyebabkan
pelekukan dan membantu bersatunya kedua lipatan hingga terbentuk
bumbung neural. Rongga didalam bumbung neural dinamakan neural atau
neurosoel. Saluran ini untuk sementara berhubungan denga melalui satu
14
saluran pendek yang yang disebut kanalis neurenterikus paling jelas
ditemuakan pada amfioksus. Saluran ini kemudian akan menutup rongga
saluran neural dan rongga arkenteron terpisah satu sama lain.
15
Gambar 6. Proses perkembangan neurulasi [http://1.bp.blogspot.com]
16
2. Pembentukan neural fold
Setelah neural plate terbentuk, maka akan diikuti dengan penebalan
bagian neural plate itu sendiri. Karena pertumbuhan dan perbanyakan sel
ectoderm epidermis lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan
ectoedrm neural, mengakibatkan lapisan neural plate menjadi tertekan dan
mangalami pelekukan ke bagian dalam (invaginasi). Bagian Pelekukan
inilah yang disebut sebagai neural fold.
17
Gambar 9. Tabung neural [Guelph,2012]
18
Pada perkembngan selanjutnya, neural tube akan menjadi organ beirkut ini:
a) Otak dan sumsum tulang belakang.
b) Saraf tepi otak dan tulang belakang.
c) Bagian persarafan indra seperti mata, hidung dan kulit.
d) Chromatophore kulit dan alat-alat tubuh yang berpigmen.
e) Saat awal terbentunya, neural tube akan memiliki dua ujung yang
belum menutup, yang dinamakan neurophore.
1. Neurophore anterior, yang akan membentuk otak dan
bagian-bagiannya.
2. Neurophore posterior, yang akan membentuk fleksura atau
lipatan yang terdapat dalam otak, dan berperan dalam
menentukan daerah-daerah otak.
19
sebagainya. Mesensim yang berasal dari neural crest disebut
ektomesensim.
20
Gambar 13. Pembagian Daerah Bumbung Neural [view, 2012]
Sel neural crest yang terlepas dari tepi lateral lipatan neural,
menghasilkan ganglion spinal dan ganglion sistem autonom serta
sejumlah sel jenis lain. Mesoderm paraksial, yang paling dekat dengan
notokord dan neural tube yang sedang berkembang, berdiferensiasi untuk
membentuk pasangan blok jaringan atau somit. Somit pertama muncul
pada hari ke-20. Terdapat sekitar 30 pasagan somit pada hari ke-30 yang
meningkat menjadi total 44 pasangan. Somit berdiferensiasi menjadi
sklerotom, miotom, dan dermatom yang masing-masing menghasilkan
tulang rangka sumbu, otot rangka dan dermis kulit,
21
Proses neurulasi yang tidak sempurna dapat menyebabkan kelainan-
kelainan pada fetus yang sedang dalam tahap perkembangan. Kelainan-
kelainan itu antara lain :
1. Anencephaly adalah sepalik gangguan yang dihasilkan dari sebuah
cacat tabung saraf yang terjadi ketika batok kepala (kepala) ujung
tabung saraf gagal menutup, biasanya antara tanggal 23 dan 26 hari
kehamilan, yang mengakibatkan tidak adanya bagian besar dari otak ,
tengkorak, dan kulit kepala. Anak-anak dengan gangguan ini
dilahirkan tanpa otak-depan, bagian terbesar dari otak yang terdiri
terutama dari otak belahan otak (yang mencakup neokorteks, yang
bertanggung jawab untuk tingkat lebih tinggi kognisi, yaitu, berpikir)
2. Spina Bifida (Sumbing Tulang Belakang) adalah suatu celah pada
tulang belakang (vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau
beberapa vertebra gagal menutup atau gagal terbentuk secara utuh.
Penonjolan dari korda spinalis dan meningens menyebabkan
kerusakan pada korda spinalis dan akar saraf, sehingga terjadi
penurunan atau gangguan fungsi pada bagian tubuh yang dipersarafi
oleh saraf tersebut atau di bagian bawahnya. Gejalanya tergantung
kepada letak anatomis dari spina bifida. Kebanyakan terjadi di
punggung bagian bawah, yaitu daerah lumbal atau sakral, karena
penutupan vertebra di bagian ini terjadi paling akhir.
3. Mielokel, jenis spina bifida yang paling berat, dimana korda spinalis
menonjol dan kulit diatasnya tampak kasar dan merah. Gejalanya
berupa:
a. penonjolan seperti kantung di punggung tengah sampai bawah
pada bayi baru lahir
b. jika disinari, kantung tersebut tidak tembus cahaya
c. kelumpuhan/kelemahan pada pinggul, tungkai atau kaki,
penurunan sensasi
d. inkontinensia urin (beser) maupun inkontinensia tinja
e. korda spinalis yang terkena rentan terhadap infeksi (meningiti
22
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
23
DAFTAR PUSTAKA
24