GASTRULASI
Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Dalam Mata Kuliah
Embriologi
Disusun oleh :
kelompok: 4
1. Meliyana (1911060363)
2. Sindi Putri Pertiwi (1911060208)
3. Suherni (1911060216)
4. Tri Ayuni (1911060439)
5. Yeni Yulyana (1911060235)
6. Yumitha Bertiana (1911060238)
Kelas/semester : C/4
PENDIDIKAN BIOLOGI
LAMPUNG
1441 H / 2021 M
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas hadirat allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyusun dan menyelesikan makalah ini yang berjudul “GASTRULASI”.
Makalah ini kami susun sedemikian rupa untuk memenuhi tugas mata kuliah “Embriologi”.
Semoga makalah ini dapat beguna sebagai sumber informasi bagi masyarakat luas terutama
mahasiswa pendidikan biologi.
Kami sebagai penulis mohon maaf, apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan. Kami sangat menghargai kritik dan saran bagi pembaca sehingga kedepannya
kami sebagai penulis mampu menulis makalah lebih baik lagi. Akhir kata kami ucapkan
terimakasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
Halaman Judul
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
BAB II PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 16
B. Saran .................................................................................................... 17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Grastulasi (proses pembentukan grastula) ditandai dengan perubahan susunan
yang sangat besar dan sangat rapi dari sel-sel embrio. Grastulasi akan menghasilkan
suatu embrio yang mempunyai tiga lapisan lembaga yaitu lapisan endoderm disebelah
dalam, mesoderm disebelah tengah dan ektoderm disebelah luar. Dalam
perkembangan selanjutnya, ketiga lapisan lembaga akan membentuk jaringan-jaringan
khusus dan organ-organ tubuh, dimana proses ini disebut organogenesis.
Setelah gastrulasi, ektoderm akan mengembangkan jaringan epitel dan saraf,
dan gastrula ini sekarang disebut sebagai neurula. Pelat saraf yang telah terbentuk
sebagai piringan yang menebal dari ektoderm, terus meluas dan ujung-ujungnya mulai
melipat ke atas sebagai lipatan saraf. Neurulasi mengacu pada proses pelipatan ini,
dimana lempeng saraf (neural) diubah menjadi tabung saraf (neural tube). Piringan
saraf akan melipat sepanjang alur saraf dangkal yang telah terbentuk sebagai garis
median pembagi di dalam pelat saraf. Proses ini akan terus melipat ke dalam hingga
mendapatkan tinggi tertentu dimana pringan saraf tersebut akan bertemu dan
berdekatan. Nerupore tengkorak (kranial) dan ekor (kaudal) menjadi semakin kecil
sampai mereka menutup sepenuhnya (hari ke-26) dan membentuk tabung saraf
(neural tube)
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian gastrulasi?
2. Bagaimana ciri-ciri gastrulasi?
3. Bagaimana proses terbentuknya gastrulasi?
4. Bagaimana mekanisme gastrulasi secara umum?
5. Bagaimana proses gastrulasi pada hewan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian gastrulasi
2. Mengetahui ciri-ciri gastrulasi
3. Mengetahui proses terbentuknya gastrulasi
4. Mengetahui mekanisme gastrulasi secara umum
5. Mengetahui proses gastrulasi pada hewan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Gastrulasi
Istilah gastrula berasal dari kata gastrum atau gaster yang berhubungan dengan
pencernaan, karena pada tingkat ini terbentuk rongga yang kelak akan menjadi saluran
pencernaan. Rongga pada gastrula disebut gastrocoel atau archenteron. Gastrulasi
merupakan proses yang dinamis dimana daerah-daerah calon pembentuk organ pada
blastula mengalami perubahan susunan dan organisasi baru sejalan dengan pola
pembentukan organ-organ tubuh. Pada tubuh primitif embrio vertebrata pada
umumnya berbentuk silindris, dibagain depan sebagian kepala, dibagian tengah
sebagai badan, dan bagian belakang sebagai ekor. Penampang bagian tengah embrio
terdapat 5 bumbung yang berasal dari daerah calon pembentuk organ yaitu selubung
epidermal yang dalamnya terdapat bumbung neural, bumbung endoderm dan
sepasang bumbung mesoderm. Semua bagian tersebut berorientasi pada sistem sumbu
panjang embrio.
2
yang dilakukan melalui berbagai macam gerakan-gerakan morfogenik. Hasil penting
gastrulasi adalah bahwa beberapa sel pada atau dekat permukaan blastula berpindah
ke lokasi baru yang lebih dalam. Hal ini akan mentransformasikan blastula menjadi
embrio berlapis tiga yang disebut dengan gastrula. Saat blastula terimplantasi di
uterus, masa sel bagian dalam membentuk cakram pipih dengan lapisan sel bagian
atas (epiblast) dan lapisan sel bagian bawah (hipoblast). Lapisan-lapisan ini homolog
dengan lapisan pada cakram embrio burung.
Seperti pada burung, embrio manusia akan berkembang secara keseluruhan
dari sel-sel epiblast, sementara sel-sel hipoblast membentuk kuning telur (yolk sac).
Gastrulasi terjadi melalui pergerakan ke arah dalam sel-sel lapisan atas melalui
primitive streak untuk membentuk mesoderm dan endoderm.
Ketiga lapisan yang di hasilkan oleh gastrulasi itu adalah jaringan embrio yang
disebut sebagai ektoderm, endoderm dan mesoderm yang secara kolektif disebut juga
jaringan germinal embrio. Ektoderm membentuk lapisan luar gastrula, endoderm
melapisi saluran-saluran pencernaan embrio dan mesoderm mengisi sebagai ruangan
diantara ektoderm dan endoderm. Pada akhirnya, ketiga lapisan tersebut berkembang
menjadi bagian tubuh individu dewasa. Sebagai contoh, lapisan saraf manusia berasal
dari ektoderm, lapisan paling luar saluran pencernaan kita dan organ-organnya berasal
dari endoderm dan sebagian besar organ dan jaringan lain, seperti ginjal, jantung dan
otot berasal dari lapisan mesoderm
B. Ciri-ciri Gastrulasi
Ciri utama tahap gastrulasi adalah terbentuknya archenteron atau gastrocoel
yang merupakan rongga dan sebagai bakal saluran pencernaan. Ciri khususnya adalah
dijumpai adanya lubang lekukan atau blastopor. Terdapat pula ruang yang disebut
dengan Archenteron atau Gastrocoel. Blastosol atau blastocoels pun mengempis atau
terkadang sudah hilang sama sekali. Terdapat juga 3 lapisan embrionik yaitu
endoderm, mesoderm dan juga ektoderm.
Ciri umum gastrulasi pada berbagai hewan berupa :
Penataan kembali sel-sel embrio oleh gerakan morfogenetik,
ritme pembelahan sel diperlambat,
tidak terjadi tumbuh yang nyata,
tipe metabolisme berubah,
3
peran inti menjadi lebih besar,
disintesisnya protein-protein baru, dan
melalui mRNA baru.
4
Seperti pada burung, embrio manusia akan berkembang secara keseluruhan
dari sel-sel epiblast, sementara sel-sel hipoblast membentuk kuning telur (yolk sac).
Gastrulasi terjadi melalui pergerakan ke arah dalam sel-sel lapisan atas melalui
primitive streak untuk membentuk mesoderm dan endoderm.
· Ciri-ciri umum proses gastrulasi:
a. Penataan kembali sel-sel embrio oleh gerakan morfogenetik
b. Ritme pembelahan sel diperlambat
c. Tidak terjadi tumbuh yang nyata
d. Tipe metabolisme berubah
e. Peran inti menjadi lebih besar
f. Disintesisnya protein-protein baru, melalui mRNA baru.
Dalam proses gastrulasi terjadi pembelahan dan perbanyakan sel terjadi pula
gerakan sel dalam usaha mengatur dan menderetkan mereka sesuai dengan bentuk dan
susunan tubuh individu, dari spesies bersangkutan. Ada dua kelompok gerakan yaitu:
5
1. Epiboli
Gerakan melingkup terjadi disebelah luar embrio. Berlangsung pada bakal
ektoderm, epidermis dan saraf. Gerakkan yang besar berlangsung menurut poros
bakal anterior- posterior tubuh. Sementara bakal mesoderm dan endoderm
bergerak, epiboli menyesuaikan diri sehingga ektoderm terus menyelaputi seluruh
ebrio. Contohnya, Perluasan ektoderm amfibia menuju blastoporus.
2. Emboli
Gerakan menyusup, terjadi disebelah dalam embrio, berlangsung pada daerah-
darah bakal mesoderm,notochord, dan pre-chorda, dan endoderm. Daerah- daerah
itu bergerak diarah blastocoel. Gerakan emboli dibagi atas 7 macam :
a) Involusi, gerakan membelok kedalam. Proses ini berlangsung pada bakal
notochord dari sabit dorsal yang sesuai dengan gerakan hypoblast kearah
anterior, sehingga notochord akan terletak didorso-median tepatnya persis
di bawah ektoderm. Contohnya Perpindahan lapisan luar yang masuk
melalui blastoporus pada amphibia.
b) Konvergensi, gerakan menyempit. Terjadi di daerah bakal mesoderm
kearah dorso-median blastopore tepatnya di daerah bibir lateral. Pada
akhirnya mesoderm akan berada di kedua sisi bakal notochord.yang
terletak di bibir dorsal.
c) Invaginasi, gerakan melekuk dan melipat suatu lapisan sel. Proses ini
terjadi pada daerah hypoblast yaitu di bagian median daerah yang
berbatasan dengan sabit dorsal yaitu kearah blastocoel sampai bertemu
dengan epiblast. Hypoblast mengalami perpanjangan menurut poros
embrio akibat adanya pertambahan jumlah sel. Daerah terjadinya
invaginasi disebut juga blastopore yang memiliki 3 bibir yaitu bibir dorsal,
ventral dan lateral. Contohnya Pembentukan archenteron pada amphioxus.
d) Evaginasi, gerakkan menjulur suatu lapisan. Contohnya Eksogastrulasi.
6
e) Delaminasi, gerakkan memisahkan diri sekelompok sel dari keompok
utama atau lapisan asal.
f) Devergensi, gerakkan memencar sebaliknya dari konvergensi.
g) Extensi, gerakkan meluas, ini meyertai gerakkan epiboli disebelah luar ,
sedangkan extensi gerakkan disebelah dalam embrio.
8
pipih seperti cakram (diskoblastula). Gerakan yang baku adalah involusi. Pada
blastula mamalia (blastosis), gerakan yang menonjol adalah gerakan proliferasi sel
yang menyusup dan menyebar. Pada blastula padat (stereoblastula), gerakan yang
menonjol adalah delaminasi. Proses gastrulasi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
a. Gastrulasi kelompok I:
Tidak mempunyai wilayah ekstraembrio melainkan seluruh bagian blastula
merupakan wilayah intraembrio. Contoh: Bulu babi, Amphioxus, Amfibi.
b. Gastrulasi kelompok II:
Gastrulasi berlangsung pada suatu blastula yang merupakan diskus atau keping
(blastodiskus atau blastoderm) yang terdiri atas bagian intraembrio dan
ekstraembrio. Ciri khas pada kelompok ini yaitu adanya alur primitif (primitive
streak). Contoh : Aves, Mamalia
9
4) Lempeng vegetal pada gastrula awal mengalami invaginasi. Selsel
mesenkim mulai membentuk penjuluran tipis (filopodia)
5) Sel-sel endoderm membentuk Arkenteron. Sel-sel mesenkim
membentuk persambungan filopodia antara ujung arkenteron dan selsel
ektoderm dinding blastosoel.
10
Pada amphioxus ketika neural plate berinvaginasi, ectoderm epidermis
mulai melipat dan bergerak melingkupi di dorso mediannya yang mulai
berlangsung sejak dari bibir dorsal blastophore. Pelingkupan ectoderm sehingga
menutupi bumbung neural didorsal, berlangsung terus dari posterior ke anterior.
Sehingga hanya ada satu neurophore terbentuk pada amphioxus, yakni yang
anterior.
11
kelabu memiliki mobilitas yang tinggi adalah karena sel-sel mengalami
perubahan bentuk menjadi sel-sel botol yang lehernya terorientasi ke permukaan
sehingga memungkinkan berlangsungnya perpindahan se ke dalam. Pada daerah
tersebut mula-mula terjadi indentasi atau pelengkungan yang disusul dengan
terjadinya invaginasi dan pada akhirnya terjadi migrasi sel.
Lapisan pertama yang berpindah adalah sebagian kecil dari endoderem
yang disusul dengan berpindahnya kordamesoderem. Sejalan dengan itu
terbentuk suatu rongga baru yang disebut rongga arkenteron yang tumbuh
semakin besar sejalan dengan berlangsungnya gastrulasi. Sementara itu rongga
blastocoel mulai tereliminasi sedikit demi sedikit.
Neurulasi pada Katak, notokord terbentuk dari mesoderm dorsal yang
berkondensasi persis di atas arkenteron. Tabung neuron berawal sebagai
lempengan ektoderm dorsal, persis diatas notokord yang berkembang.
Setelah notokord terbentuk, lempeng neuron melipat ke arah dalam dan
menggulung menjadi Tabung neuron (neural tube) yang akan menjadi sistem
saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang).
12
sel melepaskan diri dari epioblast ke dalam rongga subgerminal dan membentuk
hipoblast primer. Tidak lama kemudian lapisan sel bermigrasi dari tepi posterior
blastoderm dan bergabung dengan hipoblast primer membentuk hipoblast
sekunder. Blastoderm pada burung terdiri atas dua yaitu epiblast dan hipoblast.
Celah antara kedua lapis dapat disebut rongga blastula.
Ciri utama dari gastrulasi burung, reptilian, dan mamalia adalah adanya
daerah unsure primitive ( primitive strea). Daerah ini mula-mula tampak sebagai
suatu penebalan pada bagian tengah dari area pelusida bagian posterior yang
disebabkan karena adanya migrasi sel-sel dari daerah posteriolateral ke bagian
tengah area pelusida. Bagian penebalan menyempit, bergerak ke anterior dan
mengerut membentuk suatu parit yang disebut daerah unsur primitif.
Lekukannya disebut lekukan primitif dan berperan sebagai blastoporus. Pada
ujung anterior terjadi penebalan disebut nodus Hensen. Bagian tengah nodus
Hensen berbentuk sebagai suatu sumur dan melalui tepinya akan dilalui oleh sel-
sel yang masuk ke rongga blastula.
Gastrulasi pada burung dilaksanakan oleh sel-sel yang bergerak secara
sendiri-sendiri serta terkoordinasi , dari luar masuk ke dalam embrio, bukan
melalui gerakan sel bersama dalam bentuk suatu lempengan. Gastrulasi pada
burung tidak membentuk arkenteron sejati. Setelah endoderm dibentuk, yang
menjadi arkenteron adalah rongga subgerminal yang atapnya dibatasi oleh
endoderm, sedang dasarnya adalah yolk.
Akhirnya nodus bergeser mencapai posisinya yang paling posterior dan
membentuk daerah anal. Pada tahap ini epiblast seluruhnya terdiri atas bakal sel-
sel ektoderm yang berepiboli hingga mengelilingi yolk. Gastrulasi telah selesai
dengan dibentuknya eksoderm, digantinya hipoblas dengan endoderm dan
terletaknya mesoderm di antara kedua lapisan ini.
Sel-sel yang pertama bermigrasi melalui daerah unsur primitive adalah
sel yang akan menjadi endoderm. Sel-sel ini bergerak ke anterior, bergabung
dengan hipoblas dan akhirnya menggantikan hipoblast pada bagian anterior dari
embrio. Sel berikutnya yang masuk melalui nodus Hensen juga bergerak ke
anterior, tetapi tidak bergerak sejauh bakal endoderm. Sel-sel ini tetap berada di
antara epiblast dan endoderm untuk membentuk mesoderm kepala dan notokord.
Sel-sel yang masuk ini semua bergerak ke anterior, mendorong epiblast bagian
tengah ke atas sehingga akhirnya terbentuk lipatan kepala. Sementara itu, makin
13
banyak sel-sel bermigrasi masuk melalui daerah unsur primitif yang setelah
masuk kedalam rongga blastula mereka memisahkan diri menjadi dua arah, satu
masuk lebih dalam dan bergabung dengan hipoblast serta mendorong hipoblast
ke tepi. Sel-sel ini akan membentuk semua organ-organ endodermal dan
sebagian besar selaput ekstra-embrio.
Kelompok kedua menyebar membentuk suatu lembaran yang terbentang
diantara epiblast dan hipoblas. Lembaran ini yang membentuk bagian mesoderm
dari embrio dan selaput ekstra-embrio. Sementara pembentuknan mesoderm
berlangsung, daerah unsure primitive mulai memendek sehingga nodus Hensen
berpindah letak dari di tengah area pelusida menjadi berada di bagian posterior.
Dengan perkataan lain, nodus Hensen bergerak ke posterior dan notokord
posterior terbentuk.
Akhirnya nodus bergeser mencapai posisinya yang paling posterior dan
membentuk daerah anal. Pada tahap ini epiblast seluruhnya terdiri atas bakal sel-
sel ektoderm yang berepiboli hingga mengelilingi yolk. Gastrulasi telah selesai
dengan dibentuknya eksoderm, digantinya hipoblas dengan endoderm dan
terletaknya mesoderm di antara kedua lapisan ini
14
amnion, dari epiblast embrio. Setelah batas amnion terbentuk dengan sempurna
rongganya akan terisi dengan cairan amnion. Epiblast mengandung semua bahan
untuk pembentukan tubuhnya.
Sambil epiblast bergastrulasi, sel-sel ekstra embrio mulai membentuk
jaringan khusus agar embrio dapat hidup di dalam uterus induk. Sel-sel trofoblas
membentuk suatu populasi sel dan membentuk sitotrofblast dan
sinsitotrofoblast. Sinsitotrofoblast memasuki permukaan uterus sehingga embrio
tertanam di dalam uterus. Uterus sebaliknya membentuk banyak pembuluh
darah yang berhubungan dengan sinsitotroffoblast. Tidak lama kemudian ini,
mesoderm meluas ke luar dari embrio yang menjadi pembuluh darah untuk
mengantar makanan dari induk ke embrio. Pembuluh ini merupakan darah dari
tali pusat dan berada pada tangkai penyokong. Jaringan trofoblast dengan
mesoderm yang mengandung pembuluh darah disebut korion dan peleburan
korion dengan dinding uterus membentuk plasenta.
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Gastrulasi adalah proses perubahan blastula menjadi gastrula, merupakan proses
yang dinamis, terjadi gerakan-gerakan morfogenesis dengan tujuan memindahkan
wilayah-wilayah persumtive ke tempat yang seharusnya. Gastrulasi merupakan
tahapan yang kritis atau menentukan perkembangan selanjutnya.
2. Ciri utama tahap gastrulasi adalah terbentuknya archenteron atau gastrocoel yang
merupakan rongga dan sebagai bakal saluran pencernaan. Ciri umum gastrulasi
pada berbagai hewan berupa Penataan kembali sel-sel embrio oleh gerakan
morfogenetik, ritme pembelahan sel diperlambat, tidak terjadi tumbuh yang nyata,
tipe metabolisme berubah, peran inti menjadi lebih besar, disintesisnya protein-
protein baru, melalui mRNA baru
3. Seiring dengan berlangsungnya gastrulasi, juga berlangsung proses differensiasi.
Proses terbentuknya gastrula yaitu: Sel-sel blastula yang mengalami invaginasi
terus tumbuh ke arah dalam sehingga blastopore akan terus terdesak ke dalam dan
terbentuk rongga arkenteron.
4. Hasil penting gastrulasi adalah bahwa beberapa sel pada atau dekat permukaan
blastula berpindah ke lokasi baru yang lebih dalam. Saat blastula terimplantasikan
di uterus, masa sel bagian dalam bentuk cakram pipih dengan lapisan sel bagian
atas (epiblast) dan lapisan sel bagian bawah (hipoblas). Gastrula terjadi melalui
pergerakan kearah dalam sel-sel lapisan atas melalui primitive atreak untuk
membentuk mesoderm dan endoderm.
5. Proses gastrulasi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
Gastrulasi kelompok I yang Tidak mempunyai wilayah ekstraembrio
melainkan seluruh bagian blastula merupakan wilayah intraembrio. Contoh:
Bulu babi, Amphioxus, Amfibi.
Gastrulasi kelompok II yang berlangsung pada suatu blastula yang merupakan
diskus atau keping (blastodiskus atau blastoderm) yang terdiri atas bagian
intraembrio dan ekstraembrio. Contoh : Aves, Mamalia.
16
B. Saran
Dari makalah ini tentang Gastrulasi, penulis sangat berharap pembaca dapat
memahami materi tentang Gastrulasi. Untuk itu sebaiknya pembaca dapat mencari
buku referensi yang lain yang juga berkaitan dengan materi ini agar dapat menambah
pengetahuan pembaca lebih baik lagi
17
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, N.A. (2004). Biologi Jilid 3, Embriogenesis Awal Gastrulasi. Jakarta: Erlangga.
Lufri, Helendra. (2009). Biologi Perkembangan Hewan Jilid I. Padang: UNP Press
18