Anda di halaman 1dari 17

ALAT REPRODUKSI WANITA (OOGENESIS)

Makalah ini ditujukan untuk Tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi


Tingkat 1 Semester 1

Dosen Pegampu : Sri Sukamti, SKp, MKM

Disusun oleh:

Aulia Salsabila P3.73.24.2.22.010


Ema Aryanti P3.73.24.2.22.015
Hilma Aulia P3.73.24.2.22.022
Nazwa Nureil Luthfia P3.73.24.2.22.032
Nurzihan Musyafa P3.73.24.2.22.034
Zulfa Khairunnisa Nabila Zahra P3.73.24.2.22.043

PROGRAM STUDI D III – KEBIDANAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN JAKARTA 3
TAHUN AKADEMIK 2022 – 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang atas
rahmat-Nya sehinggakami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “Alat Reproduksi Wnita (Oogenesis)”. Penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Anatomi Fisiologi di Politeknik
Kesehatan Kemenkes Jakarta 3.

Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dosen mata kuliah


Anatomi Fisiologi Ibu Sri Sukamti, SKp, MKM yang telah memberikan tugas dan
petunjuk kepada kami. Berkat tugas yang diberikan ini kami dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Kami juga mengucapkan
terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan


banyak kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf atas kesalahan dan
ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini

Bekasi, November 2022

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

1.3 Tujuan............................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Oogenesis ...................................................................................................... 3

2.2 Tahapan Oogenesis ....................................................................................... 4

2.3 Folikulogenesis.............................................................................................. 6

2.3.1 Folikel Primodial .................................................................................... 6

2.3.2 Folikel Primer ......................................................................................... 7

2.3.3 Oosit Primer ............................................................................................ 8

2.3.4 Folikel Sekunder ..................................................................................... 8

2.3.5 Oosit Sekunder........................................................................................ 8

2.4 Hormon yang berperan ................................................................................ 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 12

3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 12

3.2 Saran ............................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reproduksi merupakan proses pembentukan individu baru dari individu


yang ada dan merupakan ciri khas dari semua makhluk hidup. Reproduksi bertujuan
untuk mempertahankan kelestarian suatu spesies dari kepunahan. Pada pokok
pembahasan ini akan dibahas mengenai reproduksi wanita. Oogenesis merupakan
salah satu bagian dari sistem reproduksi wanita. Oogenesis adalah proses
pembentukan sel telur pada wanita (Mardiastuti, 2022).

Oogenesis sendiri terjadi dalam tiga tahap mitosis, meiosis I dan meiosis II.
Dari tahapan tersebut melibatkan folikulogenesis. Folikulogenesis dimulai dengan
diambilnya folikel primordial ke dalam suatu kumpulan yang berisi folikel-folikel
yang sedang tumbuh berkembang dan dapat diakhiri baik dengan ovulasi atau mati
menjadi atresia. Pada wanita, folikulogenesis merupakan proses yang sangat
panjang, membutuhkan waktu kira-kira 1 tahun untuk folikel primordial tumbuh
dan berkembang mencapai stadium ovulasi (anwar, 2006).

Pada proses yang panjang ini akan melibatkan beberapa hormone


reproduksi diantaranya Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH), Lutinuezing
Hormone (LH) dan Follicle Stimulating Hormone (FSH).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan oogenesis ?
2. Bagaimana proses terjadinya oogenesis ?
3. Apa yang dimaksud dengan folikulogenesis ?
4. Bagaimana tahap pembentukan folikel dalam folikulogenesis ?
5. Apa saja hormone yang berperan dalam oogenesis ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan oogenesis.
2. Untuk memahami proses terjadinya oogenesis.
3. Untuk mengetahiu apa yang dimaksud dengan folikulogenesis.
4. Untuk memahami tahap pembentukan folikel dalam folikulogenesis.
5. Untuk mengetahui hormone yang berperan dalam oogenesis.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Oogenesis

Oogenesis merupakan salah satu bagian dari sistem reproduksi wanita.


Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur pada wanita. Sel telur ini
dibutuhkan agar proses pembuahan berjalan sukses dan memungkinkan terjadinya
kehamilan. Dalam prosesnya oogenesis menghasilkan empat sel fungsional,
uniknya proses oogenesis sudah dimulai sejak bayi perempuan berada dalam
kandungan1

Oogenesis sangat berbeda dengan spermatogenesis dalam beberapa aspek


penting, meskipun tahap-tahap identik pada replikasi dan pembelahan kromosom
berlangsung selama produksi gamet pada kedua jenis kelamin. Sel germinativum
primordial yang belum berdiferensiasi di ovarium janin, oogonia (sebanding
dengan spermatogonia), membelah secara mitosis untuk menghasilkan 6 juta
hingga 7 juta oogonia pada bulan kelima gestasi, saat proliferasi mitosis terhenti 2

Pada perempuan, oogonia hanya berproliferasi pada fetus, kemudian


memasuki meiosis sebelum lahir, dan meiosis tersebut berhenti pada profase
meiotik pertama sebagai oosit, dan dapat tetap dalam kondisi seperti itu sampai usia
50 tahun. Oosit individu matang dari stok tersebut diovulasikan dalam selang waktu
tertentu, umumnya satu ovum setiap satu siklus, dimulai pada saat pubertas3

Menurut Sadler, T.W. (2013:22) “Jumlah oosit primer saat lahir


diperkirakan bervariasi dari 600.000 hingga 800.000. Selama masa kanak-kanak,
sebagian besar oosit menjadi atresia, hanya sekitar 400.000 yang ada saat
permulaan pubertas, dan kurang dari 500 yang diovulasikan” 4

1
(Mardiastuti, 2022)
2
(Sharewood, 2013)
3
(Harmiatun, 2007)
4
(Sadler, 2013)

3
2.2 Tahapan Oogenesis

1. Mitosis
Ketika bayi perempuan masih berupa janin, proses penggandaan atau
mitosis sudah terjadi. Pada proses ini, sel oogonium atau sel indung telur yang
terbentuk untuk reproduksi melakukan pembelahan diri. Satu sel ini akan
membelah menjadi 2 sel, 2 sel lalu membelah menjadi 4 sel, 4 sel itu kemudian
membelah menjadi 8 sel, dan begitu seterusnya sampai membentuk oosit
primer.
Sebelum lahir, setiap oosit primer dikelilingi oleh satu lapisan sel granulosa.
Bersama-sama, satu oosit dan sel-sel granulosa di sekitarnya membentuk
folikel primer. Oosit yang tidak membentuk folikel kemudian mengalami
kerusakan melalui proses apoptosis (bunuh diri sel) 2

4
Oosit primer ini memiliki 46 kromosom dan bersifat diploid atau
berpasangan. Ketika lahir, seorang bayi perempuan membawa sekitar 1 juta
oosit primer. Oosit primer ini akan mengalami masa istirahat sampai
perempuan mencapai usia pubertas 5

2. Meiosis I
Proses meiosis I terjadi ketika perempuan mencapai usia pubertas. Di fase
ini oosit primer membelah diri menjadi dua sel berbeda ukuran. Kedua sel ini
bersifat haploid atau memiliki kromosom yang tidak berpasangan. Sel yang
ukurannya lebih besar disebut oosit sekunder. Sementara, sel yang lebih kecil
disebut badan kutub primer. Kedua sel ini kemudian dilepaskan dari ovarium
ke tuba falopi untuk melanjutkan proses oogenesis melalui meiosis II jika
terjadi fertilisasi.

3. Meiosis II
Pada proses meiosis II, oosit sekunder mengalami pembelahan lagi. Sama
seperti proses meiosis I, oosit primer membelah menjadi dua sel yang
ukurannya berbeda. Sel yang ukurannya besar disebut ootid, sementara sel
yang ukurannya kecil disebut badan kutub sekunder.
Selain itu, badan kutub primer juga membelah diri menjadi dua badan kutub
sekunder. Jadi, proses meiosis II menghasilkan satu sel ootid dan tiga badan
kutub sekunder. Ovum adalah sel ootid yang berkembang dan matang
untuk sistem reproduksi.
Badan kutub sekunder sendiri akan hancur dan mengalami kematian atau
polosit.

5
(Oktriwina, 2022)

5
2.3 Folikulogenesis

Folikulogenesis dimulai dengan diambilnya folikel primordial ke dalam


suatu kumpulan yang berisi folikel-folikel yang sedang tumbuh berkembang dan
dapat diakhiri baik dengan ovulasi atau mati menjadi atresia. Pada wanita,
folikulogenesis merupakan proses yang sangat panjang, membutuhkan waktu kira-
kira 1 tahun untuk folikel primordial tumbuh dan berkembang mencapai stadium
ovulasi. Folikulogenesis dapat dibagi menjadi dua fase. Fase yang pertama, disebut
juga preantral atau fase gonadotropin-independen, ditandai dengan pertumbuhan
dan diferensiasi dari oosit. Fase yang kedua, disebut antral (Graaf) atau fase
gonadotropin-dependen, ditandai dengan peningkatan pesat dari ukuran folikel itu
sendiri (sampai kira-kira 25 mm) 6

Proses folikulogenesis terjadi di dalam korteks ovarium. Folikulogenesis


dapat juga disebut sebagai suatu proses untuk mencapai suatu tingkatan
kelangsungan kehidupan tingkat lanjut yang ditandai dengan proliferasi sel-sel dan
sitodifferensiasi. Proses ini terdiri dari empat tingkatan perkembangan utama yaitu:
1) pengambilan folikel dominan, 2) perkembangan folikel preantral, 3)
penyeleksian dan pertumbuhan folikel Graaf, dan 4) atresia folikel (anwar, 2006).

2.3.1 Folikel Primodial


Secara histologis, folikel primordial mengandung satu oosit primer
berukuran kecil (diameter ~ 25µm) yang tertahan dalam stadium profase dari

6
(anwar, 2006)

6
meiosis I, satu lapis sel granulosa gepeng atau skuamous, dan lamina basalis.
Dengan adanya lamina basalis, maka akan tercipta suatu lingkungan mikro yang
mendukung pertumbuhan dari sel granulosa dan oosit, yang mana lamina basalis
ini berfungsi agar kontak langsung dengan sel-sel lain tidak terjadi.

Folikel primordial tidak memiliki suplai darah sendiri dan oleh karena itu
hubungan dengan sistem endokrin pun menjadi terbatas. Seluruh folikel primordial
(oosit) dibentuk pada saat masa fetus diantara umur gestasi bulan ke-6 dan ke-9.
Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa semua oosit yang berpartisipasi dalam
siklus reproduksi wanita selama hidupnya telah ada dalam ovarium sejak lahir.
Jumlah folikel primordial atau sel telur dalam ovarium wanita berhubungan dengan
masa reproduksi wanita atau ovary reserve (OR).

Sebagian dari folikel primordial akan diambil dan tumbuh langsung setelah
pembentukannya dalam masa fetus. Proses pengambilan akan terus berlangsung
sampai kumpulan folikel primordial tidak dapat aktif lagi setelah masa menopause.
Pengambilan dari folikel primordial berlangsung dalam kecepatan yang konstan
dalam tiga dekade pertama dalam kehidupan wanita, namun ketika jumlah folikel
primordial dalam ovarium berada dalam jumlah kritis sebanyak ~25,000 pada usia
37.5 ± 1.2 tahun, maka kecepatan hilangnya folikel primordial akan meningkat kira-
kira dua kali lipat. Penurunan kesuburan berlangsung bersamaan dengan semakin
meningkatnya pengambilan folikel primordial dari ovarium (anwar, 2006) .

2.3.2 Folikel Primer


Folikel primer ditandai dengan adanya satu atau lebih sel granulosa kuboid
yang tersusun dalam satu lapis sel yang mengelilingi oosit. Proses perkembangan
utama yang terjadi pada folikel primer termasuk ekspresi reseptor FSH dan
pertumbuhan serta diferensiasi oosit.

Ekspresi reseptor FSH Pada saat perkembangan folikel primer, sel-sel


granulosa akan mengekspr.esikan reseptor FSH. Aktivin yang diproduksi oleh sel
granulosa diduga memiliki peranan dalam merangsang ekspresi reseptor FSH
melalui mekanisme autokrin/parakrin dan juga diduga bahwa peningkatan dari
kadar FSH plasma akan meningkatkan perkembangan folikel primer (anwar, 2006).

7
2.3.3 Oosit Primer
Perkembangan folikel primer juga diikuti dengan perubahan yang nyata
pada oosit. Oosit yang tidak membentuk folikel kemudian mengalami kerusakan
melalui proses apoptosis (bunuh diri sel) (Sharewood, 2013). Pada saat periode
preantral, diameter oosit akan meningkat dari ~ 25µm menjadi ~ 120µm.
Pertumbuhan pesat ini terjadi oleh karena adanya reaktivasi dari genom oosit.
Faktor-faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh oosit memiliki peranan yang
penting dalam mengatur folikulogenesis preantral termasuk dalam merangsang
proliferasi sel granulosa dan perkembangan sel theca.

Hormon FSH (folicle stimulating hormon) dan hormon LH (luteinizing


hormon) dihasilkan oleh hipofisis anterior lalu menstimulasi sel oosit primer
melanjutkan pembelahan meiosis, hal ini merupakan tanda telah dewasanya
seorang wanita. Sel oosit primer memiliki kromosom diplod (2n). Mengalami
pembelahan meiosis I menjadi oosit sekunder (n) dan sel polotid (tidak
berkembang) dengan tahapan leptoten, zigoten, pakiten, diploten serta diakinesis 7

2.3.4 Folikel Sekunder


Dengan berlanjutnya folikulogenesis preantral, struktur folikel mulai
mengalami perubahan. Perubahan yang utama selama perkembangan folikel
sekunder yaitu peningkatan jumlah sel granulosa dan penambahan sel theca.
Perkembangan folikel primer menjadi folikel sekunder yang berkembang sempurna
merupakan hasil dari proses aktif pengaturan autokrin/parakrin termasuk faktor-
faktor pertumbuhan yang dihasilkan oleh oosit.

Perkembangan folikel sekunder dimulai dengan bertambahnya sel


granulosa lapisan kedua. Tahapan ini disebut sebagai transisi folikel primer menjadi
sekunder. Hal ini diikuti dengan perubahan sel granulosa dari epitel selapis kuboid
menjadi epitel berlapis kolumner

2.3.5 Oosit Sekunder


Tepat sebelum ovulasi, oosit primer, yang nukleusnya mengalami
perhentian meiosis selama bertahun-tahun, menuntaskan pembelahan meiosis

7
(Novianti, 2016)

8
pertamanya. Pembelahan ini menghasilkan dua sel anak, masing-masing menerima
set haploid 23 kromosom ganda, analog dengan pembentukan spermatosit sekunder
(Gambar 20-14). Namun, hampir semua sitoplasma tetap berada di salah satu sel
anak, yang sekarang dinamai oosit sekunder, yang ditakdirkan untuk menjadi
ovum. Kromosom sel anak yang lain bersama dengan sedikit sitoplasmanya
membentuk badan polar pertama. Dengan cara ini, calon ovum kehilangan separuh
kromosomnya untuk membentuk gamet haploid, tetapi mempertahankan
sitoplasma yang kaya nutrien. Badan polar yang kekurangan sitoplasma tersebut
segera mengalami degenerasi.

9
Penjelasan :

Ovum akan berkembang dan tumbuh dalam lapisan sel-sel folikel, yaitu
pertama terbentuk satu lapisan sel folikel yang disebut folikel primer. Folikel
primer akan menambah lapisannya membentuk folikel sekunder. Folikel tampak
terus membesar dan membentuk rongga yang disebut antrum dan membentuk
folikel tersier. Antrum dalam folikel semakin membesar dan folikel pun terus
membesar membentuk folikel de graff. Jika telur siap untuk diovulasikan maka
folikel de graff akan mengeluarkan sel telur yang telah menjadi oosit sekunder
karena telah mengalami pembelahan meiosis I.

Oosit sekunder akan dilepaskan ke dalam saluran oviduk untuk menunggu


fertilisasi sperma. Folikel de graff yang telah kehilangan sel ovumnya disebut
korpus luteum yang akan menghasilkan hormon progesteron. Sel telur yang matang
dari luar ke dalam dilapisi oleh kumulus ooforus, korona radiata dan zona pelusida.
Kumulus ooforus dan korona radiata terdiri dari sel-sel yang mengandung matriks
glikoprotein.

Sedangkan lapisan zona pelusida berupa mukupolisakarida dan


mukoprotein berupa lapisan non seluler. Telurnya sendiri dilapisi oleh membran
vitelina dan terdapat ruangan antara membran vitelina dengan zona pelusida yang
disebut perivitelina.

2.4 Hormon yang berperan

10
Berikut beberapa hormone yang berperan dalam oogenesis yang dikutip dalam
liputan6.com :

1. Gonadotropin Releasing Hormone (GnRH)


GnRH adalah hormon yang berperan penting dalam proses oogenesis.
Pernyataan yang benar mengenai oogenesis adalah hormon ini berperan dalam
stimulasi hipofisis untuk mensekresikan hormone FSH dan LH.
Pernyataan yang benar mengenai oogenesis adalah GnRH dihasilkan dengan
adanya aktivitas hypothalamus-hipofisis-ovarium yang wanita sedang
mengalami siklus menstruasi.

2. Lutinuezing Hormone (LH)


LH adalah hormon yang berperan penting dalam proses oogenesis.
Pernyataan yang benar mengenai oogenesis adalah hormon ini merangsang
korpus luteum untuk menghasilkan hormon progesteron dan merangsang
terjadinya ovulasi.

3. Follicle Stimulating Hormone (FSH)


FSH adalah hormon yang berperan penting dalam proses oogenesis.
Pernyataan yang benar mengenai oogenesis adalah hormon ini berperan
merangsang ovulasi dan memicu folikel untuk membentuk estrogen serta
memacu perkembangan folikel.8
Estrogen tindakan kembali pada kelenjar hipofisisanterior terhadap FSH
dan LH surge lanjut, dan juga mendukung pertumbuhanendometrium.

8
(Tysara, 2022)

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam oogenesis terjadi langkah-langkah yang sama dalam replikasi
kromosom dan pembelahan. Oogenesis memerlukan waktu antara 12 hingga 50
tahun untuk menuntaskannya secara siklis dari awal pubertas hingga menopause.
Seorang wanita lahir dengan jumlah sel germinativum yang terbatas dan umumnya
tidak dapat diperbarui. Setiap oosit primer hanya menghasilkan satu ovum kaya
sitoplasma disertai tiga badan polar hampir tanpa sitoplasma yang ditakdirkan
untuk berdisintegrasi.

Oogenesis dan sekresi estrogen berlangsung di dalam suatu folikel ovarium


selama paruh pertama setiap sikius reproduksi (fase folikulogenesis) di bawah
pengaruh FSH, LH, dan estrogen. Pada sekitar pertengahan siklus, folikel yang
matang melepaskan sebuah ovum (ovulasi). Ovulasi dipicu oleh lonjakan LH yang
ditimbulkan oleh estrogen kadar tinggi yang dihasilkan oleh folikel matang. LH
mengubah folikel yang telah kosong menjadi korpus luteum, yang menghasilkan
progesteron serta estrogen selama paruh terakhir siklus (fase luteal). Unit endokrin
ini mempersiapkan uterus untuk implantasi seandainya ovum yang dibebaskan
dibuahi. (Sharewood, 2013)

3.2 Saran
Dengan dibuatnya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami
bagaimana proses terjadinya oogenesis pada organ reproduksi wanita. Dengan
memahami oogenesis dapat disadari bahwa organ reproduksi wanita sudah bekerja
sejak dalam kandungan sang ibu. Semoga dengan paparan dalam makalah ini
pembaca dapat mengerti bagaimana terjadinya oogenesis beserta dengan tahapan
perkembangan folikel yang tentunya berkaitan denga oosit dalam oogenesis, serta
hormone yang mempengaruhi terjadinya oogenesis.

12
DAFTAR PUSTAKA

anwar, R. (2006, April 27). MORFOLOGI DAN FUNGSI OVARIUM. Diambil kembali dari
pustaka.unpad.ac.id: http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
content/uploads/2010/05/morfologi_dan_fungsi_ovarium.pdf

Harmiatun, Y. (2007, Juli 07). Oogenesis dan Spermatogenesis Pada Mamalia. Majalah
Kedokteran UKI , Jil. 25 (2), 77 - 85.
doi:https://doi.org/10.33541/mkvol34iss2pp60

Mardiastuti, A. (2022, Agustus 22). Pernyataan yang Benar Mengenai Oogenesis


Adalah? Simak di Sini! Dipetik November 07, 2022, dari detikJabar:
https://www.detik.com/jabar/berita/d-6246484/pernyataan-yang-benar-
mengenai-oogenesis-adalah-simak-di-sini

Novianti, T. (2016, Februari 18). OOGENESIS DAN SPERMATOGENESIS. Dipetik November


07, 2022, dari digilib.esaunggul.ac.id: https://digilib.esaunggul.ac.id/UEU-paper-
IBI111-4/6602

Oktriwina, A. S. (2022, Januari 12). Pengertian Oogenesis dan Tahap-Tahapnya. Dipetik


November 07, 2022, dari zenius.net: https://www.zenius.net/blog/pengertian-
oogenesis-tahap-oogenesis#Tahap-tahap_Oogenesis

Sadler, T. (2013). Embriologi Kedokteran Langman Edisi 12. Jakarta: EGC.

Sharewood, L. (2013). Introduction to Human Pshysiology (8th ed.). (S. Alexander,


Penyunt.) West Virginia : Yolanda Cossio. Dipetik November 07, 2022, dari
https://www.cengageasia.com/

Tysara, L. (2022, Juli 25). Pernyataan yang Benar Mengenai Oogenesis Adalah Ini
Pembentukan Sel Telur Wanita. Diambil kembali dari liputan6.com:
https://m.liputan6.com/hot/read/5023108/pernyataan-yang-benar-mengenai-
oogenesis-adalah-ini-pembentukan-sel-telur-wanita?source=amp-baca-juga

iii
iv

Anda mungkin juga menyukai