BAB I. PENDAHULUAN
Setelah peristiwa fertilisasi normal terjadi di ampula yang menghasilkan zigot maka
proses selanjutnya adalah perubahan zigot tersebut menjadi morula dan pada bentuk blastokist
peristiwa selanjutnya yang tidak kalah penting adalah implantasi dari jaringan tersebut. Proses ini
akan terus berlanjut karena harapan akhir dari suatu peristiwa awal fertilisasi adalah hidup dan
berkembangnya janin dalam rahim hingga dilahirkannya janin tersebut ke dunia.
Selama minggu ke-3 setelah fertilisasi, mulai muncul garis-garis primitif dan pada ujung
kepalanya terdapat nodus primitif. Di daerah nodus dan garis ini sel-sel epiblas bergerak masuk
(invaginasi) dan membentuk lapisan baru yaitu endoderm dan mesoderm. Hingga akhir
perkembangan minggu ke-3 ektoderm telah melengkapi lapisan mudigah selain endoderm dan
mesoderm.
Proses selanjutnya, hasil fertilisasi tersebut akan melalui masa embrio dan kemudian
masa janin yang nantinya akan terus berkembang sampai kelahiran. Masa embrionik atau masa
organogenesis ini dimulai pada minggu ke-4 sampai minggu ke-8/ke-9. Pada masa inilah lapisanlapisan ektoderm, mesoderm dan endoderm akan mulai mengadakan perubahan untuk menjadi
organ-organ tubuh manusia. Peristiwa ini sangat penting karena populasi sel induk yang
membangun setiap organ primordial dan interaksi-interaksi ini sangat peka terhadap gangguan
pengaruh genetik dan pengaruh lingkungan.
Perubahan pada masa janin akan lebih terlihat lagi, karena pada masa ini hasil fertilisasi
yang pada masa embrio belum terlihat jelas sebagai individu manusia secara bertahap tumbuh
dan berkembang menjadi bentuk manusia. Masa ini selain bentuk fisik yang berubah, aktivitas
janin juga sudah ditemukan melalui gerakan-gerakan janin yang dapat dirasakan ibu.
Mempersiapkan janin untuk dapat hidup dan bertahan selama awal-awal masa segera setelah
proses bersalin tentu membutuhkan kesiapan yang matang dari janin. Sehingga menjadi
tanggung jawab semua pihak baik ibu, ayah dan tenaga kesehatan untuk terus mengawasi
perkembangan janin. Memastikan seluruh masa baik embrio dan janin berlangsung dengan
aman dan lancar menjadi salah satu alternatif yang sangat penting.
Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran
atau dimensi tingkat sel organ maupun individu yang bisa diukur dengan berat, ukuran
panjang, umur tulang dan keseimbangan metabolik (Soetjiningsih, 1988).
Perkembangan adalah bertambah kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil proses
pematangan. Perkembangan menyangkut adanya proses pematangan sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa,
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya termasuk juga emosi, intelektual
dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungan (Soetjiningsih, 1988).
2. Janin
Microsoft Encarta (2006) menyebutkan bahwa janin merupakan suatu hewan bertulang
belakang yang belum lahir pada suatu fase dimana semua ciri struktural orang dewasa
sudah dapat dikenal, terutama keturunan manusia yang belum lahir setelah delapan
minggu pertumbuhan.
Masa embrio dimulai sejak 4 minggu sampai dengan 8 minggu setelah fertilisasi. Pada
masa ini seluruh struktur embrio baik dalam maupun bagian luar mengalami
perkembangan. Hasil akhir dari perkembangan masa ini adalah embrio yang telah
memiliki ciri-ciri atau karakteristik seperti manusia 1. Pada masa embrio atau juga dikenal
dengan masa organogenesis2, masingmasing lapisan dari ketiga lapisan mudigah
membentuk banyak jaringan dan organ yang spesifik. Menjelang akhir masa embrio ini,
sistem sistem organ utama telah terbentuk. Karena pembentukan organ ini, bentuk
mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama bentuk tubuh bagian luar sudah dapat
dikenali menjelang bulan kedua.
Sedangkan masa janin berlangsung sejak 9 minggu sampai dengan dilahirkan. Ciri-ciri
utama masa ini adalah pertumbuhan dan perubahan jaringan serta organ. Struktur baru
mulai terlihat seperti rambut dan kuku dari janin. Pada masa ini pergerakan janin terjadi
dan ditemukan bukti-bukti bahwa reflek-reflek guna mempertahankan hidup (reflek
menghisap dan menelan) janin telah ada1.
3. Fertilisasi
Jika sanggama/coitus terjadi dalam sekitar masa ovulasi (disebut "masa subur" wanita),
maka ada kemungkinan sel sperma dalam saluran reproduksi wanita akan bertemu
dengan sel telur wanita yang baru dikeluarkan pada saat ovulasi.
Pertemuan/penyatuan sel sperma dengan sel telur inilah yang disebut sebagai
pembuahan atau fertilisasi.
Menurut Sri Sudarwati (1990) fertilisasi merupakan proses peleburan dua macam gamet
sehingga terbentuk suatu individu baru dengan sifat genetic yang berasal dari kedua
parentalnya. Sedangkan menurut Wildan Yatim (1990) fertilisasi merupakan masuknya
spermatozoa kedalam ovum. Setelah spermatozoa masuk, ovum dapat tumbuh menjadi
individu baru.
Gambar 1 : Konsepsi
Dalam keadaan normal, pembuahan terjadi di daerah tuba Falopii umumnya di
daerah ampula/infundibulum.
Spermatozoa bergerak cepat dari vagina ke dalam rahim, masuk ke dalam tuba.
Gerakan ini mungkin dipengaruhi juga oleh peranan kontraksi miometrium dan
dinding tuba yang juga terjadi saat sanggama. Kemudian spermatozoa mengalami
peristiwa :
1) Reaksi kapasitasi : selama beberapa jam, protein plasma dan glikoprotein yang
berada dalam cairan mani diluruhkan.
2) Reaksi akrosom : setelah dekat dengan oosit, sel sperma yang telah menjalani
kapasitasi akan terpengaruh oleh zat-zat dari corona radiata ovum, sehingga isi
akrosom dari daerah kepala sperma akan terlepas dan berkontak dengan lapisan
corona radiata. Pada saat ini dilepaskan hialuronidase yang dapat melarutkan
corona radiata, trypsine-like agent dan lysine-zone yang dapat melarutkan dan
membantu sperma melewati zona pellucida untuk mencapai ovum.
Sekali sebuah spermatozoa menyentuh zona pellucida, terjadi perlekatan yang kuat
dan penembusan yang sangat cepat.
Sekali telah terjadi penembusan zona oleh satu sperma, terjadi reaksi khusus di zona
pellucida (zone-reaction) yang bertujuan mencegah terjadinya penembusan lagi oleh
sperma lainnya. Dengan demikian sangat jarang sekali terjadi penembusan zona
oleh lebih dari satu sperma.
Setelah sel sperma mencapai oosit, terjadi :
1) Reaksi zona/reaksi kortikal pada selaput zona pellucida.
2) Oosit menyelesaikan pembelahan miosis keduanya, menghasilkan oosit definitif
yang kemudian menjadi pronukleus wanita.
3) Inti sel sperma membesar membentuk pronukleus pria
4) Ekor sel sperma terlepas dan berdegenerasi.
5) Pronukleus pria dan wanita, masing-masing haploid, bersatu dan membentuk
zigot yang memiliki jumlah DNA genap/diploid.
Hasil utama pembuahan
1) Penggenapan kembali jumlah kromosom dari penggabungan dua paruh haploid
dari ayah dan dari ibu menjadi suatu bakal individu baru dengan jumlah
kromosom diploid.
2) Penentuan jenis kelamin bakal individu baru, tergantung dari kromosom x atau y
yang dikandung sperma yang membuahi ovum tersebut.
3) Permulaan pembelahan dan stadium-stadium pembentukan dan perkembangan
embrio (embriogenesis)
a. Pembelahan
Awalnya zigot membelah menjadi 2 sel, kemudian terjadi, kemudian tingkat 4 sel,
diteruskan tingkat 8 sel, dan terus menerus hingga terbentuk blastomer yang terdiri
dari 60-70 sel, berupa gumpalan massif yang disebut morula.
Gambar 2 : Morulla
Zigot membelah berulang kali sampai terdiri dari berpuluh sel kecil yang disebut
blastomer. Pembelahan itu bisa meliputi seluruh bagian, bisa pula hanya sebagian
kecil zigot. Pembelahan ini terjadi secara mitosis. Bidang yang ditempuh oleh arah
pembelahan ketika zigot mengalami mitosis terus-menerus menjadi banyak sel,
disebut bidang pembelahan. Ada 4 macam bidang pembelahan yaitu meridian,
vertical, ekuator dan latitudinal.
b. Blastulasi dan Nidasi
Setelah sel-sel morula mengalami pembelahan terus-menerus maka akan terbentuk
rongga di tengah. Rongga ini makin lama makin besar dan berisi cairan. Embrio yang
memiliki rongga disebut blastula, rongganya disebut blastocoel, proses pembentukan
blastula disebut blastulasi. Pembelahan hingga terbentuk blastula ini terjadi di oviduct
dan berlangsung selama 5 hari.
Gambar 3 : Blastula
Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki uterus, mulamula blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus. Kemudian, 6-7 hari setelah
fertilisasi embrio akan mengadakan pertautan dengan dinding uterus untuk dapat
berkembang ke tahap selanjutnya. Peristiwa terpautnya antara embrio pada
endometrium uterus disebut implantasi atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap pada
12 hari setelah fertilisasi (Yatim, 1990: 136)
c. Gastrulasi
Menurut Tenzer (2000 : 212) Setelah tahap blastula selesai dilanjutkan dengan tahap
gastrulasi. Gastrula berlangsung pada hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan
tahap atau stadium paling kritis bagi embrio. Pada gastrulasi terjadi perkembangan
embrio yang dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan
pengorganisasian embrio dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel yang semula
terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan interaksi yang
bersifat merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ tubuh. Gastrulasi ini
menghasilkan 3 lapisan yaitu lapisan endoderm di sebelah dalam, mesoderm
disebelah tengah dan ektoderm di sebelah luar.
mereka menyatu (Gb.4C). penyatuan ini mulai didaerah bakal leher (somit ke-4)
dan berjalan menuju ke arah kepala dan kaudal. Akibatnya terbentuklah tuba
neuralis. Sampai penyatuan ini selesai, ujung kaudal dan kepala tuba neuralis
masih berhubungan dengan rongga amnion masing-masing melalui neuroporus
cranial dan kaudal (Gb. 4C dan 4D).
Penutupan neuroporus cranial terjadi kira-kira pada hari ke-25 (tingkat 18-20
somit), sedangkan neuroporus posterior menutup pada hari ke-27 (tingkat 25
somit). Neurilasi kemudian selesai dan sistem saraf pusat diwakili oleh sebuah
struktur tabung tertutup yang bagian kaudalnya sempit, sumsum tulang belakang
dan bagian kepala jauh lebih lebar yang ditandai oleh banyak dilatasi, yaitu
vesikel-vesikel otak.
Pada saat lipatan-lipatan saraf tersebut naik dan menyatu, sel-sel pada tepi
lateral atau Krista pada neuroektoderm mulai mendesak jaringan-jaringan
sebelahnya. Populasi sel ini dikenal sebagai Krista neuralis dan sel-sel ini akan
mengalami transisi dari epitel menjadi sel mesenkim ketika meninggalkan
neuroektoderm dengan migrasi aktif dan bergeser memasuki mesoderm yang
ada di bawahnya (Mesoderm merujuk pada sel yang berasal dari epiblas dan
jaringan ekstraembrional. Mesenkim adalah jaringan penyambung embrional
Menjelang penutupan tuba neuralis, didaerah kepala mudigah mulai nampak dua
penebalan ektoderm, lempeng telinga dan lempeng lensa mata (Gb.5). Pada
perkembangan
selanjutnya,
lempeng
telinga
melakukan
invaginasi
dan
Dari daerah oksipital ke arah kaudal, somitomer akan terorganisasi lagi menjadi
somit. Pasangan somit muncul di daerah servikal embrio pada umur kira-kira 20
hari. Dari sini, somit-somit baru terlihat berurutan dari kepala ke arah kaudal,
dengan kecepatan kira-kira 3 pasang/hari, hingga pada akhir minggu kelima
terdapat : 42 44 pasang somit 1. Ada 4 pasang somit oksipital, 8 pasang
servikal, 12 pasang torakal, 5 pasang lumbal, 5 pasang sakral dan 8 10 pasang
koksigeal. Somit oksipital pertama dan 5 7 somit koksigeal yang terakhir
kemudian menghilang, sedangkan somit-somit lainnya membentuk kerangka
sumbu badan. Selama masa perkembangan ini, umur mudigah biasanya
dinyatakan dalam jumlah somit dan tabel dibawah ini menunjukkan umur
perkiraan mudigah dalam kaitan dengan jumlah somit 2.
JUMLAH SOMIT
20
14
21
47
22
7 10
23
10 13
24
13 17
25
17 20
26
20 23
27
23 26
28
26 29
30
34 35
a) DIFERENSIASI SOMIT
Pada awal minggu ke-4, sel-sel yang membentuk dinding ventral dan medial
somit terpisah, menjadi polimorf dan bergeser posisinya hingga mengelilingi
notokord (korda dorsalis). Sel-sel ini disebut sklerotom yang membentuk
jaringan yang tersusun longgar (mesenkim). Sel tersebut akan mengelilingi
sumsum
tulang
belakang
dan
korda
vertebralis.
sendiri
(mempersiapkan
komponen otot
segmental) dan
b) MESODERM INTERMEDIAT
sel darah dan pembuluh darah. Sel-sel ini dikenal sebagai angioblas,
membentuk kelompok-kelompok dan berkas-berkas terpisah (kelompok sel
angiogenik) yang berangsur-angsur menjadi berongga karena bergabungnya
celah-celah antar sel. Sel-sel yang terletak ditengah kemudian membentuk
sel darah primitif, sedangkan sel yang terletak ditepi menipis dan membentuk
sel-sel endotel yang membatasi sel-sel darah. Sel-sel darah segera saling
mendekati satu sama lain dengan bertunasnya sel endotel dan setelah
bersatu akan membentuk pembuluh-pembuluh darah kecil. Pada saat yang
bersamaan
sel-sel
darah
dan
kapiler
tumbuh
didalam
mesoderm
(3) Sel darah dan sel getah bening serta dinding jantung, pembuluh darah
dan pembuluh getah bening.
(6) Limpa.
Saluran pencernaan merupakan sistem organ utama yang berasal dari lapisan
mudigah endoderm. Pembentukannya sangat tergantung pada pelipatan
mudigah dengan arah sefalokaudal dan lateral. Pelipatan sefalokaudal terutama
disebabkan oleh pertumbuhan memanjang sistem saraf pusat yang cepat,
sementara pelipatan melintang atau lateral timbul karena pembentukan somitsomit yang tumbuh dengan cepat. Karena itu pembentukan usus yang
menyerupai tabung merupakan kejadian yang pasif dan merupakan penyusupan
(inversi) dan pencakupan (inkoporasi) bagian kantung kuning telur yang dilapisi
endoderm ke dalam rongga tubuh. Sebagai akibat lain dari gerak pelipatan,
hubungan antara mudigah dan kantung kuning telur yang pada mulanya lebar
menjadi menyempit hingga hanya tinggal menjadi sebuah saluran yang sempit
dan panjang (duktus vitellinus).
Lapisan
mudigah
endoderm
menutupi
permukaan
ventral
embrio
dan
Sebagai akibat pelipatan sefalokaudal, kian lama kian bertambah besar rongga
yang dilapisi endoderm dicakup ke dalam tubuh mudigah. Pada bagian anterior,
endoderm membentuk usus depan; didaerah ekor membentuk usus belakang.
Bagian diantara usus depan dan usus belakang disebut usus tengah. Untuk
sementara, usus tengah berhubungan dengan kantung kuning telur melalui
sebuah tangkai lebar, duktus omfalomesenterikus atau vitallinus. Saluran ini
mula-mula lebar, tetapi dengan tumbuhnya mudigah lebih lanjut, saluran ini
Usus depan untuk sementara dibatasi oleh lempeng prokordal, suatu selaput
ekto-endoderm yang kini disebut membran bukofaringeal yang pada akhir
minggu ketiga akan pecah dan membentuk hubungan terbuka antara rongga
amnion dan usus primitif. Usus belakang untuk sementara juga berujung pada
sebuah selaput ekto-endoderm yang disebut membran kloaka.
Sebagai akibat pertumbuhan somit yang cepat, cakram mudigah yang pada
mulanya rata, mulai melipat kearah lateral dan mudigah menjadi berbentuk bulat.
Bersamaan dengan itu, terbentuklah dinding badan ventral mudigah, kecuali
sebagian kecil di daerah ventral perut, tempat tungkai kantung kuning telur
berhubungan.
Meskipun usus depan dan usus belakang terbentuk, sebagai hasil dari
pembentukan lipat kepala dan lipat ekor, usus tengah tetap berhubungan dengan
kantung kuning telur. Mula-mula hubungan ini lebar, tetapi karena terjadi
pelipatan lateral, hubungan ini menjadi panjang dan sempit hingga membentuk
duktus vitellinus. Sesudah itu, ketika duktus vitellinus mengalami obliterasi, usus
tengah kehilangan hubungannya dengan rongga asal yang dilapisi endoderm
dan akhirnya kedudukannya menjadi bebas di dalam rongga perut.
Akibat penting lain dari pelipatan sefalokaudal dan lateral adalah pencakupan
sebagian allantois ke dalam tubuh mudigah, ditempat terbentuknya kloaka.
Bagian atas allantois tetap di dalam tangkai penghubung. Pada minggu kelima,
tangkai kantung kuning telur dan tangkai penghubung bersatu membentuk tali
pusat (Gb. 6)
Pada manusia kantung kuning telur hanya terdapat sepintas saja dan mungkin
sekali hanya memainkan peranan sebagai sumber makanan pada tingkat
perkembangan dini. Pada perkembangan bulan kedua, organ ini ditemukan di
dalam rongga korion. Oleh karena itu lapisan mudigah endoderm mula-mula
membentuk epitel yang melapisi usus primitif dan bagian-bagian allantois yang
mencakup
intraembrional
dan
duktus
vitellinus.
Dalam
perkembangan
1) MINGGU KE-8
Pada akhir masa embrional ini, ukuran embrio mencapai kisaran 27-31 mm.
Kepalanya membulat dan wajah polos kekanak-kanakan mulai tampak nyata
dengan tertariknya bagian antara dahi dan pangkal hidung ke arah dalam,
hingga kian memperjelas cikal-bakal kemancungan hidung si janin.
Bila jenis kelaminnya laki-laki, di usia ini sudah bisa jelas dipastikan. Sementara
perempuan masih sesekali meragukan. Aktivitas menelan janin, rata-rata
sebanyak 25 kali dalam satu jam. Tangan janin pun mulai bergerak bebas. Kuku
pada setiap jari tangan dan kakinya muncul di minggu ini. Panjangnya menjadi
sekitar 10 cm dengan berat 20 gram. Dalam minggu ini pula pembentukan kulit
dan fungsinya berkembang menuju penyempurnaan.
3) MINGGU KE-10
Pada beberapa janin, aktivitas menelan dan menggerakkan tangannya secara
bebas baru dimulai minggu ini. Jenis kelamin perempuan bisa diidentifikasikan
secara jelas. Sistem otot dan saraf sudah mencapai tingkat kematangan. Selain
telah mampu pula mengirim dan menerima pesan dari otak. Dengan mulai
berfungsinya sistem saraf, janin sudah mampu melakukan gerak refleks. Bahkan
kaki sudah mampu melakukan gerakan menendang.
4) MINGGU KE-11
Panjang tubuh mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan
kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap.
Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat,
meluruskan tubuh dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan,
janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar, memanjang,
bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus
memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.
5) MINGGU KE-12
Struktur yang telah terbentuk akan terus bertumbuh dan berkembang kian
sempurna. Di usia ini umumnya ibu bisa mendengar denyut jantung bayinya,
dengan memakai alat khusus yang disebut fetal dophtone (doppler).
Di minggu ini sistem rangka tubuh memiliki pusat pembentukan tulang/osifikasi
pada sebagian besar tulang. Sistem pencernaan mampu menghasilkan kontraksi
untuk mendorong makanan ke seluruh usus dan mampu menyerap glukosa
secara aktif.
luar kantong ketuban. Termasuk detak jantung ibu bahkan suara-suara di luar
diri si ibu, seperti suara gaduh atau teriakan maupun sapaan lembut.
10)MINGGU KE-17
Panjang tubuh janin meningkat lebih pesat ketimbang lebarnya, menjadi 13 cm
dengan berat sekitar 120 gram, hingga bentuk rahim terlihat oval dan bukan
membulat. Akibatnya, rahim terdorong dari rongga panggul mengarah ke rongga
perut. Otomatis usus ibu terdorong nyaris mencapai daerah hati, hingga kerap
terasa menusuk ulu hati.
Pertumbuhan rahim yang pesat ini pun membuat ligamen-ligamen meregang,
terutama bila ada gerakan mendadak. Rasa nyeri atau tak nyaman ini disebut
nyeri ligamen rotundum. Lemak yang juga sering disebut jaringan adiposa mulai
terbentuk di bawah kulit bayi yang semula sedemikian tipis pada minggu ini dan
minggu-minggu berikutnya. Lemak ini berperan penting untuk menjaga
kestabilan suhu dan metabolisme tubuh. Sementara pada beberapa ibu yang
pernah hamil, gerakan bayi mulai bisa dirasakan di minggu ini. Kendati masih
samar dan tak selalu bisa dirasakan setiap saat sepanjang hari. Sedangkan bila
kehamilan tersebut merupakan kehamilan pertama, gerakan yang sama
umumnya baru mulai bisa dirasakan pada minggu ke-20.
11)MINGGU KE-18
Taksiran panjang janin adalah 14 cm dengan berat sekitar 150 gram. Rahim
dapat diraba tepat di bawah pusar. Pertumbuhan rahim ke depan akan
mengubah keseimbangan tubuh ibu.
Mulai usia ini hubungan interaktif antara ibu dan janinnya kian terjalin erat. Tak
mengherankan setiap kali si ibu gembira, sedih, lapar atau merasakan hal lain,
janin pun merasakan hal sama.
12)MINGGU KE-19
Panjang janin diperkirakan 13-15 cm dengan taksiran berat 200 gram. Sistem
saraf janin yang terbentuk di minggu ke-4, di minggu ini makin sempurna
Janin makin terlihat berisi dengan berat yang diperkirakan mencapai 600 gram dan panjang
sekitar 21 cm. Rahim terletak sekitar 5 cm di atas pusar atau sekitar 24 cm di atas simfisis
pubis/tulang kemaluan.
Kelopak-kelopak
matanya
makin
sempurna
dilengkapi
bulu
mata.
23)MINGGU KE-30
Beratnya mencapai 1400 gram dan kisaran panjang 38 cm. Puncak rahim yang
berada sekitar 10 cm di atas pusar memperbesar rasa tak nyaman, terutama
pada panggul dan perut seiring bertambah besar kehamilan.
28)MINGGU KE-35
Secara fisik bayi berukuran sekitar 45 cm dengan berat 2450 gram. Namun yang
terpenting, mulai minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsi paru-parunya.
Ini sangat penting karena kematangan paru-paru sangat menentukan life
viabilitas atau kemampuan si bayi untuk bertahan hidup. Kematangan fungsi
paru-paru ini sendiri akan dilakukan lewat pengambilan cairan amnion untuk
menilai lesitin spingomyelin atau selaput tipis yang menyelubungi paru-paru.
29)MINGGU KE-36
Berat bayi harusnya mencapai 2500 gram dengan panjang 46 cm. Tes kematangan paru di
minggu ini perlu dilakukan bila muncul keragu-raguan akan taksiran usia kehamilan. Terutama
pada pasien yang tak ingat kapan menstruasi terakhir dan bagaimana pola/siklus haidnya.
Ataupun pada bayi besar namun tak cocok dengan pertumbuhan usia sebenarnya.
30)MINGGU KE-37
Panjang janin sekitar 47 cm dan berat 2950 gram, di usia ini bayi dikatakan
aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi organ-organ tubuhnya bisa matang
untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya masuk ke jalan lahir dengan posisi
siap lahir.
31)MINGGU KE-38
Berat bayi sekitar 3100 gram dengan panjang 48 cm.
32)MINGGU KE-39
Di usia kehamilan ini bayi mencapai berat sekitar 3250 gram dengan panjang
sekitar 49 cm.
33)MINGGU KE-40
Panjangnya mencapai kisaran 45-55 cm dan berat sekitar 3300 gram. Betul-betul
cukup bulan dan siap dilahirkan. Jika laki-laki, testisnya sudah turun ke skrotum,
sedangkan pada wanita, labia mayora (bibir kemaluan bagian luar) sudah
berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir kemaluan bagian dalam).
a. Faktor Genetik
Faktor genetik dari pihak ibu dan ayah, perlu dipertimbangkan dalam perkembangan dan
pertumbuhan janin yang normal. Faktor genetik mempengaruhi pertumbuhan janin
secara langsung. Alel dari janin sesuai dengan alel yang ada pada gen orang tuanya.
Gen mempunyai faktor penting dalam pengaturan pertumbuhan manusia. Pada sebagian
besar gen ibu menekan pertumbuhan, sedangkan gen ayah mendukung pertumbuhan
seperti IGF-2. IGF-2 muncul dikarenakan adanya konflik antara gen ibu dan ayah dan
transfer nutrisi dari ibu ke janin. IGF-2 menunjukkan adanya pertumbuhan janin yang
abnormal dikenal dengan syndrome beckwith-wiedemann yang memiliki karakteristik
berat lahir yang lebih, organomegali, makroglosia dan hipoglikemi neonatal.
b. Faktor Plasenta
Perfusi plasenta dan fungsi plasenta yang adekuat sangat penting. Kemampuan plasenta
dalam mentransfer nutrisi dari ibu ke janin menentukan pertumbuhan janin yang normal.
Perkembangan dari plasenta itu sendiri dipengaruhi oleh hormon plasenta. Ukuran
c. Nutrisi
Nutrisi ibu bertanggung jawab terhadap ketersediaan nutrisi untuk fetoplasental unit. Hal
ini penting yang ditandai dengan adanya fakta bahwa pertumbuhan janin terhambat
disebabkan oleh nutrisi ibu yang buruk pada negara berkembang.
Bagan : Mekanisme kurangnya nutrisi dan supply oksigen pada pertumbuhan janin yang
terhambat
d. Faktor Ibu
Berbagai faktor ibu mempengaruhi pertumbuhan janin, meliputi berat badan saat hamil,
kesehatan pada umumnya, genotip. Pada ibu yang memiliki kelebihan berat badan perlu
diperhatikan adanya kemungkinan kehamilan dengan diabetes millitus. Kondisi rahim ibu
yang sehat berpengaruh terhadap proses implantasi dan tumbuh kembang janin yang
normal.
B. PENYIMPANGAN PERTUMBUHAN/PERKEMBANGAN
a. Definisi
IUGR adalah janin yang beratnya dibawah presentil ke 10 usia kehamilannya dan
lingkaran perut dibawah presentil ke 2,5. Standar berat badan bayi yang disebut
cukup bulan adalah 2500 gr.
a) Penyebab
Penyebab gangguan pertumbuhan janin bisa berasal dari ibu maupun janin. Secara
garis besar penyebabnya adalah insufisiensi Plasenta (terganggunya aliran darah ke
plasenta), Penyakit Kronis ibu (jantung, hipertensi). Masalah plasenta (plasenta tidak
pada tempatnya dan lepasnya plasenta sebelum waktunya, kelainan genetik (trisomi,
triploidi), infeksi (rubella, herpes simplex, toxoplasma), Bahan-bahan (rokok alkohol),
dan sosial ekonomi (ketidak tahuan, kemiskinan).
b.
Pembagian
Ada dua jenis IUGR, simetris dan tidak simetris. Simetris artinya ukuran kepala dan
perut seimbang, sedangkan yang tidak simetris, ukuran kepala normal sedangkan
perutnya kecil dari standar.
c.
Penanganan
Monitoring kondisi janin dengan pengukuran berat 3 minggu sekali, hitung gerak
janin, CTG (rekam denyut jantung janin) 2 minggu sekali, Profil biofisik
(kesejahteraan janin). Jika hasil pemantauan tidak normal, pertimbangkan untuk
melahirkan bayi setelah sebelumnya memberikan obat untuk mematangkan paruparu janin. Jika hasil pemantauan baik maka kehamilan dapat diteruskan. Persalinan
tetap diusahakan pervaginam selama monitoring kondisi bayi masih baik, jika selama
proses persalinan keadaan bayi tidak baik maka dilakukan operasi Caesar. Fungsi
USG adalah mengukur biometri janin, kemudian dibandingkan dengan usia
kehamilan berdasarkan hari haid terakhir (LMP=last menstrual periode). Ukuran yang
dipakai adalah AC, BPD dan FL
Tidak semua janin dapat berkembang dengan sempurna, ada kalanya terjadi kelainankelainan pada janin. Kelainan dapat terjadi melalui tiga cara yaitu:
a.
Pengaruh
bahan
berbahaya
dari
lingkungan
luar
selama
periode
awal
perkembangan.
b. Penerusan abnormalitas genetik dari induknya.
c.
Aberasi kromosom yang terdapat pada salah satu gamet atau yang timbul pada
pembelahan pertama.
tubuh kekurangan salah satu zat pembentuk hemoglobin (Hb) sehingga penderita
mengalami anemia berat akibatnya harus menjalani transfusi darah seumur hidup.
f.
Fenilketonuria
Fenilketonuria adalah gangguan metabolisme pembentuk protein yaitu fenilalanin
(salah satu jenis asam amino) yang menyebabkan hambatan atau retardasi mental.
Kelainan ini jika dideteksi sejak dini dapat diminimalkan dengan cara memberi
asupan fenilalanin yang banyak terdapat pada keju, susu, telur, ikan, daging,
pemberian obat atau vitamin tertentu.
g. Hipotiroid Kongenital
Hipotiroid Kongenital merupakan penyakit yang dibawa sejak janin atau bisa
disebut dengan kelainan janin. Hal ini karena tubuh tidak mampu atau hanya
mampu sedikit memproduksi hormon tiroid. Karena hormon tiroid adalah
hormon petumbuhan maka jika kekurangan hormon ini maka pertumbuhan
fisik dan mental akan terganggu. Pencegahan dapat dilakukan dengan
memberi suplemen tiroid sejak dini.
h. Fokomelia
Cacat pada lengan, merupakan cacat yang disebabkan oleh Thalidomide. 10 % dari
wanita hamil yang mengkonsumsi obat ini pada periode sensitive (organogenesis)
akan melahirkan bayi cacat.
i.
Selosomi
Selosomi merupakan kelainan pada waktu menutupnya dinding perut sehingga
organ-organ visceral terdapat di luar rongga perut.
a. Faktor intern
1) Faktor genetic :
Mutasi : Perubahan pada susunan nukleutida gen (DNA).
Mutasi
Polydactil, hemofili.
Aberasi : Perubahan pada susunan kromosom. Contoh : Sindrom Turner,
Sindrom Down
2) Faktor umur ibu
Telah diketahui bahwa mongolisme lebih sering ditemukan pada bayi-bayi yang
dilahirkan oleh ibu yang mendekati masa menopause.
3) Faktor hormonal
Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan dengan kejadian kelainan
kongenital. Bayi yang dilahirkan oleh ibu hipotiroidisme atau ibu penderita
diabetes mellitus kemungkinan untuk mengalami gangguan pertumbuhan lebih
besar bila dibandingkan dengan bayi yang normal.
b. Faktor Ekstern
1) Infeksi
Cacat dapat terjadi pada janin apabila ibunya terkena penyakit infeksi terutama
oleh virus. Contoh cacar air dan campak. Dikenal pula sitomegalovirus (CMV)
yang menginfeksi ibu yang sedang hamil yang menyebabkan bayinya menjadi
tuli, gangguan hati dan retardasi mental.
2) Obat
Berbagai macam obat yang diminum oleh ibu hamil dapat menimbulkan cacat
pada janinnya. Contoh obat yaitu aminopterin yang mempunyai sifat antagonis
terhadap asam folat.
3) Radiasi
Ibu hamil yang terkena radiasi sinar X akan melahirkan bayi cacat pada otak.
4) Defisiensi
Ibu yang defisiensi vitamin atau hormone dapat menimbulkan cacat pada janin.
Contohnya devisiensi vit. A akan menimbulkan cacat mata.
5) Emosi
Sumbing dan Labio palatosciziz (ada celah di langit langit mulut), kalau terjadi
pada minggu ke-7 sampai ke 10 kehamilan orang, dapat disebabkan emosi ibu.
Emosi itu mungkkin lewat system hormone. Stress psikis ibu membuat cortex
adrenal hyperactive, sehingga pengeluaran hydrocortisone tinggi, hormone ini,
dapat menginduksi terjadinya langit-langit pecah. Pengaruh emosi itu mungkin
juga lewat otak, terus ke hypothalamus, dan merangsang pengeluaran
adrenocorticotropin dari hipofisa, yang akan mendorong korteks adrenal
mengeluarkan hormon tersebut.
Masa embrio dimulai sejak 4 minggu sampai dengan 8 minggu setelah fertilisasi. Pada
masa ini seluruh struktur embrio baik dalam maupun bagian luar mengalami
perkembangan. Hasil akhir dari perkembangan masa ini adalah embrio yang telah
memiliki ciri-ciri atau karakteristik seperti manusia. Pada masa embrio atau juga dikenal
dengan masa organogenesis, masingmasing lapisan dari ketiga lapisan mudigah
membentuk banyak jaringan dan organ yang spesifik. Menjelang akhir masa embrio ini,
sistemsistem organ utama telah terbentuk. Karena pembentukan organ ini, bentuk
mudigah banyak berubah dan ciri-ciri utama bentuk tubuh bagian luar sudah dapat
dikenali menjelang bulan kedua.
Sedangkan masa janin berlangsung sejak 9 minggu sampai dengan dilahirkan. Ciri-ciri
utama masa ini adalah pertumbuhan dan perubahan jaringan serta organ. Struktur baru
mulai terlihat seperti rambut dan kuku dari janin. Pada masa ini pergerakan janin terjadi
dan ditemukan bukti-bukti bahwa reflek-reflek guna mempertahankan hidup (reflek
menghisap dan menelan) janin telah ada.
1. Faktor genetik
2. Faktor nutrisi
3. Faktor plasenta
4. Faktor ibu
DAFTAR PUSTAKA
1. Reece, E. A. & Hobbins, J.C.. Clinical Obstetrics : The Fetus and Mother . 3th Edition, UK :
Blackwell Publishing Ltd, 2007, P.19 - 32.
2. Sadler, T.W. Embriologi Kedokteran Langman, Jakarta : EGC,1997, P.67 99.
3. Langman, Embriologi Kedokteran, EGC : Jakarta, 2000.
4. Llewellyn D, Dasar dasar Obstetri dan Ginekologi, Edisi 6, Jakarta, 2001.
5. http:// iqbalali.com.Kelainan Pada Janin, Diakses tanggal 12 Januari 2009.
6. www. Gizi.net. Pertumbuhan janin, Diakses tanggal 12 Januari 2009.
7. www.kesrepro.Pertumbuhan janin Diakses tanggal 12 Januari 2009.
8. http://konsultasi spesialis obsgin blogspot com. Gangguan Pertumbuhan Janin, Diakses
tanggal 12 Januari 2009.