Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN

DENGAN G1P0A0 TRIMESTER I


DI RS dr. SOETARTO YOGYAKARTA

Disusun Oleh :

Risma Kartika R. Longgu PN200864

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES WIRA HUSADA YOGYAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN


DENGAN G1P0A0 TRIMESTER I
DI RS Dr. SOETARTO YOGYAKARTA

Laporan pendahuluan ini telah dibaca dan diperiksa pada


Hari/tanggal: .................................................

Pembimbing Klinik Mahasiswa Praktikan

(………………………………) (Risma Kartika R.Longgu )

Mengetahui,
Pembimbing Akademik

( )
A. Konsep dasar kehamilan
1. Definisi
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015).
Manuaba (2012), mengemukakan kehamilan adalah proses mata rantai
yang bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum,
konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus,
pembentukan placenta dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm.
Kehamilan merupakan masa yang cukup berat bagi seorang ibu, karena itu
ibu hamil membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, terutama suami agar
dapat menjalani proses kehamilan sampai melahirkan dengan aman dan

nyaman (Yuliana, 2015).


2. Patofisiologi kehamilan
Patofisiologi kehamilan menurut Sukarni &Margareth (2013) adalah sebagai
berikut :
a. Trimester Pertama
1) Minggu Pertama
Disebut sebagai masa germinal. Karakteristiknya adalah adanya
pembelahan sel. Sejak pembuahan / fertilisasi ovum oleh sperma,
zigot yang terbentuk membelah diri sampe fase monula blastula.
Menjelang akhir minggu pertama terjadi implantasi di
endometrium kavum uteri.
2) Minggu Kedua
Terjadi diferensiasi massa selular embrio menjadi dua
lapis(Stadium, bilaminer). Kedua lapisan itu merupakan lempeng
epiblas atau yang akan menjadi ektoderm dan hipoblas yang
akan menjadi endoderm. Akhir stadium nilaminer ditandai
munculnya alur primitif / alur sederhana (primitive streak).
3) Minggu Ketiga
Terjadi pembentukan tiga lapis/lempeng yaitu ektoderm dan
endoderm dengan penyusupan lapisan mesoderm diantaranya
diawali dari primitive streak. Embrio berada di stadium tiga lapis
(stadium trilaminer). Dari perkembangan primitive streak maka akan
terbentuk lempeng saraf (neural plate) dan menjadi lipatan saraf
(neural fold) dibagian kranial. Struktur ini kemudian
berkembang menjadi alur saraf (neural groove) dan nantinya akan
menjadi tabung saraf (neural tube)
4) Minggu keempat
Pada akhir minggu ke-3 atau awal minggu ke-4, mulai
terbentuk ruas-ruas badan (somit) sebagai karakteristik
pertumbuhan periode ini. Sampai minggu ke 8-12 (akhir
trimester pertama) pertumbuhan dan diferensiasi somit terjadi
begitu cepat, sampai dengan akhir minggu ke-8 terbentuk 30-35
somit, disertai dengan perkembangan berbagai karakteristik fisik
lainnya. Beberapa sistem organ melanjutkan pembentukan
awalnya sampai dengan akhir minggu ke-12 (trimester pertama)
3. Fisiologi Proses Kehamilan
Menurut Manuaba (2012) proses kehamilan akan terjadi jika terdapat 5 aspek
berikut:
a. Ovum
Merupakan sel dengan diameter ± 0,1 mm yang terdiri dari suatu
nukleus yang terapung-apung dalam vitelius yang dilindungi oleh zona
pelusida dan korona radiata.
b. Spermatozoa
Bentuk sperma seperti cebong yang terdiri atas kepala (lonjong sedikit
gepeng yang mengandung inti), leher (penghubung antara kepala dan
ekor), ekor (panjang sekitar 10 kali kepala, mengandung energi
sehingga dapat bergerak). Pada saat berhubungan seksual dikeluarkan
sekitar 3 cc sperma yang mengandung 40-60 juta sperma setiap cc.
c. Konsepsi
Pertemuan inti ovum dengan inti sperma disebut konsepsi atau
fertilisasi dan membentuk zigot. proses konsepsi dapat berlangsung
seperti berikut:
1) Ovum yang dilepaskan dalam proses ovulasi, dilindungi oleh
korona radiata, yang mengandung persediaan nutrisi.
2) Pada ovum, dijumpai inti dalam bentuk metafase ditengah
sitoplasma yng disebut vitelus.
3) Dalam perjalanan, korona radiata makin berkurang, nutrisi yang
dialirkan kedalam vitelus, melalui saluran pada zona pelusida.
4) Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba, tempat yang paling
luas yang dindingnya penuh dengan jonjot dan tertutup sel yang
mempunyai silia. Ovum mempunyai hidup terlama di dalam
ampula tuba.
5) Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48 jam.
Sperma menyebar, masuk melalui kanalis servikalis dengan
kekuatan sendiri. Pada kavum uteri, terjadi proses kapasitasi
yaitu pelepasan lipoprotein dari sperma sehingga mampu
mengadakan fertilisasi. Sperma melanjutkan perjalanan menuju
tuba falopi. Sperma hidup selama tiga hari di dalam genetalia
interna. Sperma akan mengelilingi ovum yang telah siap
dibuahi serta mengikis korona radiata dan zona pelusida dengan
proses hialurodinase. Melalui stoma, sperma mamasuki ovum.
Setelah kepala sperma masuk kedalam ovum, ekornya lepas
dan tertinggal diluar. Inti ovum dan inti sperma bertemu dengan
membentuk zigot.
d. Nidasi atau Implantasi
Masuknya inti sperma kedalam sitoplasma membangkitkan kembali
pembelahan dalam inti ovum. Pembelahan terus terjadidan di dalam
morula terbentuk ruangan yang mengandung cairan yang disebut
blastula.Sementara itu pada fase sekresi, endometrium semakin tebal
dan semakin banyak mengandung glikogen yang disebut desidua. Sel
trofoblas merupakan sel yang melapisi blastula melakukan destruksi
enzimatik proteolitik sehingga dapat menanamkan diri di dalam
endometrium. Proses penanaman blastula terjadi pada hari ke 6 sampai
7 setelah konsepsi. Pada saat tertanamnya blastula ke dalam
endometrium , mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda hartman.
e. Plasentasi
Nidasi atau implantasi terjadi pada bagian fundus uteri di dinding
depan atau belakang. Sel trofoblas akan menghancurkan endometrium
sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili
korealis. Dengan terjadinya nidasi maka desidua terbagi menjadi
desidua basalis yang berhadapan dengan korion frondusum yang
berkembang menjadi plasenta, desidua kapularis yang menutupi hasil
konsepsi, desidua yang berlawanan dengan desidua kapularis adalah
desidua parietalis. Vili korealis yang tumbuh tidak subur disebut
korion leaf.
4. Tanda-tanda kehamilan
Ada 2 tanda yang menunjukkan seorang wanita mengalami suatu
kehamilan, tanda pasti dan tanda tidak pasti. Tanda tidak pasti dibagi menjadi
dua, pertama tanda subjektif (presumtif) yaitu dugaan atau perkiraan seorang
wanita mengalami suatu kehamilan, kedua tanda objektif (probability) atau
kemungkinan hamil.
a. Tanda pasti
1) Terdengar Denyut Jantung Janin (DJJ)
Denyut jantung janin dapat didengarkan dengan stetoskop
Laennec/ stetoskop Pinard pada minggu ke 17-18. Serta dapat
didengarkan dengan stetoskop ultrasonik (Doppler) sekitar minggu
ke 12. Auskultasi pada janin dilakukan dengan mengidentifikasi
bunyi-bunyi lain yang meyertai seperti bising tali pusat, bising
uterus, dan nadi ibu (Kumalasari, 2015).
2) Melihat, meraba dan mendengar pergerakan anak saat melakukan
pemeriksaan.
3) Melihat rangka janin pada sinar rontgen atau dengan USG.
b. Tanda-tanda tidak pasti
1) Aminorhea (Terlambat datang bulan)
Yaitu kondisi dimana wanita yang sudah mampu hamil,
mengalami terlambat haid/ datang bulan. Konsepsi dan nidasi
menyebabkan tidak terjadi pembentukan folikel degraaf dan
ovulasi. Pada wanita yang terlambat haid dan diduga hamil, perlu
ditanyakan hari pertama haid terakhirnya (HPHT)) (Kumalasari,
2015).
2) Mual (nausea) dan Muntah (vomiting)
Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran
asam lambung yang berlebihan dan menimbulkan mual muntah
yang terjadi terutama pada pagi hari yang disebut dengan morning
sickness. Akibat mual dan muntah ini nafsu makan menjadi
berkurang. Dalam batas yang fisiologis hal ini dapat diatasi dalam
batas tertentu hal ini masih fisiologis untuk mengatasinya ibu
dapat diberi makanan ringan yang mudah dicerna dan tidak berbau
menyengat.
3) Mengidam
Wanita hamil sering makan makanan terntentu, keinginan yang
demikian disebut dengan mengidam, seringkali keinginan makan
dan minum ini sangat kuat pada bulan – bulan pertama kehamilan.
Namun hal ini 23 akan berkurang dengan sendirinya seiring
bertambahnya usia kehamilan.
4) Syncope (pingsan)
Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)
menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan
syncope atau pingsan bila berada pada tempa-tempat ramai yang
sesak dan padat. Keadaan ini akan hilang sesudah kehamilan 16
minggu
5) Perubahan Payudara
Akibat stimulasi prolaktin dan HPL, payudara mensekresi
kolostrum, biasanya setelah kehamilan lebih dari 16 minggu.
Pengaruh estrogen – progesteron dan somatotropin menimbulkan
deposit lemak, air dan garam pada payudara. Payudara membesar
dan tegang, ujung saraf tertekan menyebabkan rasa sakit terutama
pada hamil pertama. Selain itu, perubahan lain seperti pigmentasi,
puting susu, sekresi kolostrum dan pembesaran vena yang semakin
bertambah seiring perkembangan kehamilan.
6) Sering miksi
Sering buang air kecil disebabkan karena kandung kemih tertekan
oleh uterus yang mulai membesar. Gejala ini akan hilang pada
triwulan kedua kehamilan. Pada akhir kehamilan, gejala ini
kembali karena kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
7) Konstipasi atau obstipasi
Pengaruh progesteron dapat menghambat peristaltik usus (tonus
otot menurun) sehingga kesulitan untuk BAB (Sunarsih, 2011).
8) Pigmentasi kulit
Pigmentasi terjadi pada usia kehamilan lebih dari 12 minggu.
Terjadi akibat pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang
merangsang melanofor dan kulit.
Pigmentasi ini meliputi tempat-tempat berikut ini :
a) Daerah pipi : Cloasma gravidarum (penghitaman pada
daerah dahi, hidung, pipi, dan leher)
b) Daerah leher : Terlihat tampak lebih hitam
c) Dinding perut : Strie livide/ gravidarum yaitu tanda yang
dibentuk akibat serabut-serabut elastis lapisan kulit terdalam
terpisah dan putus/ merenggang, bewarna kebiruan, kadang
dapat menyebabkan rasa gatal (pruritus), linea alba atau garis
keputihan di perut menjadi lebih hitam (linea nigra atau garis
gelap vertikal mengikuti garis perut (dari pusat simpisis).
d) Sekitar payudara : hiperpigmentasi areola mamae sehingga
terbentuk areola sekunder. Pigmentasi areola ini berbeda
pada tiap wanita, ada yang merah muda pada wanita kulit
putih, coklat tua pada wanita kulit coklat, dan hitam pada
wanita kulit hitam. Selain itu, kelenjar montgomeri menonjol
dan pembuluh darah menifes sekitar payudara.
e) Sekitar pantat dan paha atas : terdapat striae akibat
pembesaran bagian tersebut.
5. Perubahan Fisiologis dalam Masa Kehamilan
Banyak perubahan-perubahan yang terjadi setelah fertilisasi dan berlanjut
sepanjang kehamilan. Berikut beberapa perubahan anatomi dan fisiologis yang
terjadi pada wanita hamil, diantaranya:
a. Perubahan sitem reproduksi
1) Vagina dan Vulva
Vagina sampai minggu ke-8 terjadi peningkatan vaskularisasi atau
penumpukan pembuluh darah dan pengaruh hormon esterogen yang
menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan
tanda Chadwick. Perubahan pada dinding vagina meliputi
peningkatan ketebalan mukosa vagina, pelunakan jaringan
penyambung, dan hipertrofi (pertumbuhan abnormal jaringan) pada
otot polos yang merenggang, akibat perenggangan ini vagina
menjadi lebih lunak.
2) Uterus/ Rahim
Perubahan yang amat jelas terjadi pada uterus/ rahim sebagai ruang
untuk menyimpan calon bayi yang sedang tumbuh.
3) Serviks
Akibat pengaruh hormon esterogen menyebabkan massa dan
kandungan air meningkat sehingga serviks mengalami penigkatan
vaskularisasi dan oedem karena meningkatnya suplai darah dan
terjadi penumpukan pada pembuluh darah menyebabkan serviks
menjadi lunak tanda (Goodel) dan berwarna kebiruan (Chadwic)
perubahan ini dapat terjadi pada tiga bulan pertama usia kehamilan.
4) Ovarium
Manuaba mengemukakan dengan adanya kehamilan, indung telur
yang mengandung korpus luteum gravidarum akan meneruskan
fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada usia
16 minggu. Pada kehamilan ovulasi berhenti, corpus luteum terus
tumbuh hingga terbentuk plasenta yang mengambil alih pengeluaran
hormon estrogen dan progesterone.
5) Kulit
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh Melanocyte Stimulating Hormone atau hormon
yang mempengaruhi warna kulit pada lobus hipofisis anterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis (kelenjar pengatur hormon
adrenalin). Hiperpigmentasi ini terjadi pada daerah perut (striae
gravidarum), garis gelap mengikuti garis diperut (linia nigra),
areola mama, papilla mamae, pipi (cloasma gravidarum).
6) Payudara
Perubahan ini pasti terjadi pada wanita hamil karena dengan
semakin dekatnya persalinan, payudara menyiapkan diri untuk
memproduksi makanan pokok untuk bayi baru lahir. Perubahan
yang terlihat diantaranya:
a) Payudara membesar, tegang dan sakit hal ini dikarenakan
karena adanya peningkatan pertumbuhan jaringan alveoli
dan suplai darah yang meningkat akibat oerubahan hormon
selama hamil.
b) Terjadi pelebaran pembuluh vena dibawah kulit payudara
yang membesar dan terlihat jelas.
c) Hiperpigmentasi pada areola mamae dan puting susu serta
muncul areola mamae sekunder atau warna tampak
kehitaman pada puting susu yang menonjol dan keras.
d) Kelenjar Montgomery atau kelenjar lemak di daerah sekitar
puting payudara yang terletak di dalam areola mamame
membesar dan dapat terlihat dari luar. Kelenjar ini
mengeluarkan banyak cairan minyak agar puting susu selalu
lembab dan lemas sehingga tidak menjadi tempat
berkembang biak bakteri.
e) Payudara ibu mengeluarkan cairan apabila di pijat. Mulai
kehamilan 16 minggu, cairan yang dikeluarkan bewarna
jernih. Pada kehamilan 16 minggu sampai 32 minggu warna
cairan agak putih seperti air susu yang sangat encer. Dari
kehamilan 32 minggu sampai anak lahir, cairan yang keluar
lebih kental, berwarna kuning, dan banyak mengandung
lemak. Cairan ini di sebut kolostrum.
b. Sistem Sirkulasi Darah (Kardiovaskular)
Volume darah semakin meningkat karena jumlah serum lebih besar
daripada pertumbuhan sel darah sehingga terjadi hemodelusi atau
pengenceran darah. Volume darah ibu meningkat sekitar 30%-50% pada
kehamilan tunggal, dan 50% pada kehamilan kembar, peningkatan ini
dikarenakan adanya retensi garam dan air yang disebabkan sekresi
aldosteron dari hormon adrenal oleh estrogen. Cardiac output atau curah
jantung meningkat sekitar 30%, pompa jantung meningkat 30% setelah
kehamilan tiga bulan dan kemudian melambat hingga umur 32 minggu.
Setelah itu volume darah menjadi relatif stabil.
c. Perubahan Sistem Pernafasan (Respirasi)
Seiring bertambahnya usia kehamilan dan pembesaran rahim, wanita
hamil sering mengeluh sesak dan pendek napas, hal ini disebabkan
karena usus tertekan ke arah diafragma akibat dorongan rahim yang
membesar. Selain itu kerja jantung dan paru juga bertambah berat karena
selama hamil, jantung memompa darah untuk dua orang yaitu ibu dan
janin, dan paru-paru menghisap zat asam (pertukaran oksigen dan
karbondioksida) untuk kebutuhan ibu dan janin.
d. Perubahan Sistem Perkemihan (Urinaria)
Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat karena menyaring darah
yang volumenya meningkat sampai 30%-50% atau lebih, serta
pembesaran uterus yang menekan kandung kemih menyebabkan sering
berkemih (Sunarti. 2013: 48). Selain itu terjadinya hemodelusi
menyebabkan metabolisme air makin lancar sehingga pembentukan air
seni pun bertambah. Faktor penekanan dan meningkatnya pembentukan
air seni inilah yang menyebabkan meningkatnya beberapa hormon yang
dihasilkan yaitu hormoekuensi berkemih.
e. Perubahan Sistem Gastrointestinal
Perubahan pada sistem gasrointestinal tidak lain adalah pengaruh dari
faktor hormonal selama kehamilan. Tingginya kadar progesteron
mengganggu keseimbangan cairan tubuh yang dapat meningkatkan
kolesterol darah dan melambatkan kontraksi otot-otot polos, hal ini
mengakibatkan gerakan usus (peristaltik) berkurang dan bekerja lebih
lama karena adanya desakan akibat tekanan dari uterus yang membesar
sehingga pada ibu hamil terutama pada kehamilan trimester 3 sering
mengeluh konstipasi/sembelit.
6. Perubahan Psikologis dalam Masa Kehamilan
a. Trimester I
Kehamilan mengakibatkan banyak perubahan dan adaptasi pada ibu
hamil dan pasangan. Trimester pertama sering dianggap sebagai
periode penyesuaian, penyesuaian seorang ibu hamil terhadap
kenyataan bahwa dia sedang hamil. Fase ini sebagian ibu hamil merasa
sedih dan ambivalen. Ibu hamil mengalami kekecewaan, penolakan,
kecemasan, dan depresi teruma hal itu serign kali terjadi pada ibu
hamil dengan kehamilan yang tidak direncanakan. Namun, berbeda
dengan ibu hamil yang hamil dengan direncanakan dia akan merasa
senang dengan kehamilannya. Masalah hasrat seksual ditrimester
pertama setiap wanita memiliki hasrat yang berbeda-beda, karena
banyak ibu hamil merasa kebutuhan kasih sayang besar dan cinta tanpa
seks.
b. Trimester II
Menurut Ramadani & Sudarmiati (2013), Trimester kedua sering
dikenal dengan periode kesehatan yang baik, yakni ketika ibu hamil
merasa nyaman dan bebas dari segala ketidaknyamanan. Di trimester
kedua ini ibu hamil akan mengalami dua fase, yaitu fase praquickening
dan pasca-quickening. Di masa fase praquickening ibu hamil akan
mengalami lagi dan mengevaluasi kembali semua aspek hubungan
yang dia alami dengan ibunya sendiri. Di trimester kedua sebagian ibu
hamil akan mengalami kemajuan dalam hubungan seksual. Hal itu
disebabkan di trimester kedua relatif terbebas dari segala
ketidaknyamanan fisik, kecemasan, kekhawatiran yang sebelumnya
menimbulkan ambivalensi pada ibu hamil kini mulai mereda dan
menuntut kasih sayang dari pasangan maupun daeudari keluarganya
(Rustikayanti, 2016).
c. Trimester III
Kehamilan pada trimester ketiga sering disebut sebagai fase penantian
dengan penuh kewaspadaan. Pada periode ini ibu hamil mulai
menyadari kehadiran bayi sebagai mahluk yang terpisah sehingga dia
menjadi tidak sabar dengan kehadiran seorang bayi. Ibu hamil kembali
merasakan ketidaknyamanan fisik karena merasa canggung, merasa
dirinya tidak menarik lagi. Sehingga dukungan dari pasangan sangat
dibutuhkan. Peningkatan hasrat seksual yang pada trimester kedua
menjadi menurun karena abdomen yang semakin membesar menjadi
halangan dalam berhubungan (Rustikayanti, 2016).
7. Komplikasi
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologis. Namun dalam
perjalanannya ada faktor-faktor yang dapat membuat ibu mengalami
komplikasi selama menjalani kehamilan tersebut. Komplikasi-komplikasi
yang biasa ditemui pada ibu hamil adalah sebagai berikut (Kamariyah dkk,
2014):
a. Anemia kehamilan
Jika kadar hemoglobin dibawah 11g/dl pada trimester pertama dan ketiga
atau kadar hemoglobin lebih kecil 0,5 g/dl pada trimester kedua.
b. Hiperemesis Gravidarum (HEG)
Hiperemesis gravidarum adalah morning sickness dengan muntah terus
menerus yang berlangsung sampai usia kehamilan 4 bulan, asupan
nutrisi kurang yang dapat menyebabkan gangguan suasana kehidupan
sehari-hari.
c. Abortus (keguguran kandungan)
Keguguran adalah terhentinya kehamilan sebelum janin mampu hidup
diluar kandungan pada usia kurang dari 28 minggu.
d. Kehamilan dengan Degenerasi Penyakit Trofoblas
Kehamilan penyakit trofoblas adalah penyimpangan kehamilan dengan
terjadinya degenerasi hidrofik dari jonjot koreon sehingga berupa buah
anggur dan mengandung banyak cairan dan hormon.
e. Kehamilan Servikal
Kehamilan servikal ini jarang terjadi, biasanya ditandai dengan
perdarahan pervaginam tanpa disertai rasa nyeri, terjadi abortus
spontan sangat besar.
f. Kehamilan Ovarial
Kehamilan ovarial ini biasanya ditegakkan atas dasar kriteria
spiegelberg, yaitu tuba pada sisi kehamilan harus normal, kantung janin
harus terletak di ovarium, dan jaringan ovarium yang nyata harus
ditemukan dalam dinding kantung janin.
g. Kehamilan Ektopik (Kehamilan di Luar Kandungan)
Kehamilan ektopik merupakan salah satu keadaan darurat yang segera
harus mendapatkan tindakan pembedahan untuk mengambil
sumber perdarahan sehingga bahaya lebih lanjut dapat diatasi.
8. Kebutuhan Dasar Pada Ibu Hamil
Menurut Romauli (2011) kebutuhan dasar ibu hamil diantaranya:
a. Kebutuhan Ibu Hamil Trimester I
1. Diet dalam kehamilan
Ibu dianjurkan untuk makan makanan yang mudah dicerna dan makan
makanan yang bergizi untuk menghindari adanya rasa mual dan
muntah begitu pula nafsu makan yang menurun. Pasien dianjurkan
untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi (150 mg
besi sulfat, 300 mg besi glukonat), asam folat (0,4 - 0,8 mg/hari),
kalori ibu hamil umur 23-50 tahun perlu kalori sekitar 23000 kkal),
protein (74 gr/hari), vitamin dan garam mineral (kalsium, fosfor,
magnesium, seng, yodium). Makan dengan porsi sedikit namun sering
dengan frekuensi sedang. Ibu hamil juga harus cukup minum 6-8 gelas
sehari.
2. Pergerakan dan gerakan badan
Selain menyehatkan badan, dengan bergerak secara tidak langsung hal
ini meminimakan rasa malas pada ibu untuk melakukan aktivitas-
aktivitas yang tidak terlalu berat bagi ibu selama hamil, bergerak juga
mendukung sistem kerja tubuh ibu selama hamil sehingga ibu yang
memiliki nafsu makan yang tinggi dan berat badan yang lebih dapat
terkontrol dan meminimalkan terjadi nya obesitas/ kegemukan selama
hamil.
3. Hygiene dalam kehamilan
Ibu hamil boleh mengerjakan pekerjaan sehari-hari akan tetapi jangan
terlalu lelah sehingga harus di selingi dengan istirahat. Istirahat yang
dibutuhkan ibu 8 jam pada malam hari dn 1 jam pada siang hari. Ibu
dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan untuk mengurangi
kemungkinan infeksi, setidaknya ibu mandi 2-3 kali perhari,
kebersihan gigi juga harus dijaga kebersihannya untuk menjamin
perencanaan yang sempurna.
4. Ibu diberi imnisasi TT1 dan TT2.
b. Kebutuhan ibu hamil trimester II
1. Pakaian
Selama kehamilan Ibu dianjurkan untuk mengenakan pakaian yang
nyaman digunakan dan yang berbahan katun untuk mempermudah
penyerapan keringat. Menganjurkan ibu untuk tidak menggunakan
sandal atau sepatu yang berhak tinggi karena dapat menyebabkan
nyeri pada pinggang.
2. Pola Makan
Nafsu makan meningkat dan pertumbuhan yang pesat makan ibu
dianjurkan untuk mengkonsumsi protein, vitamin, juga zat besi. saat
hamil kebutuhan zat besi sangat meningkat. Ibu hamil dianjurkan
mengkonsumsi 90 tablet Fe selama hamil. Besarnya angka kejadian
anemia ibu hamil disebabkan karena kurangnya mengkonsumsi tablet
Fe. Efek samping tablet Fe adalah kadang terjadi mual karena bau
tablet tersebut, muntah, perut tidak enak, susah buang air besar, tinja
berwarna hitam, namun hal ini tidak berbahaya. Waktu yang
dianjurkan minum tablet Fe adalah pada pada malam hari menjelang
tidur, hal ini untuk mengurangi rasa mual yang timbul setelah ibu
meminumnya.
3. Ibu diberi imunisasi TT3.
c. Kebutuhan ibu hamil trimester III
1. Nutrisi
Kecukupan gizi ibu hamil di ukur berdasarkan kenaikan berat badan.
Kalori ibu hamil 300-500 kalori lebih banyak dari sebelumnya.
Kenaikan berat badan juga bertambah pada trimester ini antara 0,3-
0,5 kg/minggu. Kebutuhan protein juga 30 gram lebih banyak dari
biasanya.
2. Seksual, Hubungan seksual pada trimester 3 tidak berbahaya kecuali
ada beberapa riwayat berikut yaitu:
 Pernah mengalami arbotus sebelumnya
 Riwayat perdarahan pervaginam sebelumnya
 Terdapat tanda infeksi dengan adanya pengeluaran cairan
disertai rasa nyeri dan panas pada jalan lahir.
3. Istirahat
Cukup Istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani, rohani, untuk kepentingan kesehatan ibu sendiri dan tumbuh
kembang janinya di dalam kandungan. Kebutuhan tidur yang efektif
yaitu 8 jam/ hari.
4. Kebersihan Diri (Personal Hygiene)
Penting bagi ibu menjaga kebersihan dirinya selama hamil, hal ini
dapat mempengaruhi fisik dan psikologis ibu. kebersihan lain yang
juga penting di jagayaitu persiapan laktsi, serta penggunaan bra yang
longgar dan menyangga membantu memberikan kenyamanan dan
keamanan bagi ibu.
5. Mempersiapkan kelahiran dan kemingkinan darurat Bekerja sama
dengan ibu, keluarganya, serta masyarakat untuk mempersiapkan
rencana kelahiran, termasuk mengindentifikasi penolong dan tempat
persalinan, serta perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya
persalinan. Bekerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat
untuk mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi, termasuk:
Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi untuk
mencapai tempat tersebut, Mempersiapkan donor danar,
Mengadakan persiapan financial, Mengidentifikasi pembuat
keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama tidak ada ditempat.
6. Memberikan konseling tentang tanda-tanda persalinan Beberapa
tanda-tanda persalinan yang harus
a. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur.
b. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada servik.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah
ada.
B. Konsep dasar keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat Kehamilan Saat Ini
Biasanya ibu datang karena adanya presumtif kehamilan. Identifikasi
ulang hal-hal yang dirasakan oleh ibu guna mengembangkan rencana
perawatan selanjutnya. Perhitungan tafsiran persalinan (TP) dapat
dilakukan saat itu.
b. Riwayat Obstetri Ginekologi
Data yang diidentifikasi meliputi usia saat menarche dan riwayat
menstruasi, infertilitas, anomali ginekologi, riwayat penyakit menular
seksual (PMS), riwayat seksual, kehamilan saat ini, dan riwayat
persalinan.
c. Riwayat Medis
Menguraikan tentang kondisi medis atau bedah yang pernah dialami
dan dapat mempengaruhi perjalanan kehamilansaat ini. Apakah ibu
mengalami penyakit diabetes, epilepsi, alergi tertentu, penyakit kronis
atau obat-obatan yang dipakai. Apakah ibu pernah menjalani
pembedahan rahim atau perbaikan ekstensif dinding pelvis,
appendiktomi dan lain-lain yang terkait dengan pembedahan dan
medis.
d. Riwayat Nutrisi
Nutrisi adalah aspek yang sangat penting selama masa kehamilan.
Karena akan berpengaruh tehadap pertumbuhan dan perkembangan
janin. Pengkajian tentang nutrisi ibu meliputi apakah ibu menjalani
diit khusus, alergi makanan, serta faktor-faktor lain yang terkait status
nutrisi menjadi sangat penting. Diharapkan pada akhirnya ibu
memiliki pengetahuan dan motivasi yang baik untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi selama masa kehamilan.
e. Riwayat Penggunaan Obat
Meliputi penggunaan obat saat ini dan saat lalu. Apakah ibu
menggunakan obat-obatan secara legal seperti obat-obatan bebas,
tembakau, obat yang diresepkan, rokok, kafein, alkohol maupun obat-
obatan secara ilegal seperti mariyuana dan kokain. Pengguanaan obat-
obatan yang dapatmenembus plasenta dapat menimbulkan defek
perkembangan janin, dan hal ini sangat merugikan.
f. Riwayat Keluarga
Adakah gangguan genetik atau familial dan kondisi-kondisi yang
dapat mempengaruhi status kesehatan ibu atau janin selama
kehamilan.
g. Riwayat Sosial
Faktor-faktor seperti pekerjaan ibu dan pasangannya, pendidikan,
status perkawinan, latar belakang budaya dan etnik, serta status
sosioekonomi perlu diidentifikasi. Selain itu persepsi tentang
kehamilan saat ini, sistem dukungan, mekanisme koping dan pola
iteraksi juga diidentifiksi. Perawat juga menggalisikap terhadap
rentang perilaku seksualyang diterima selama kehamilan. Konsep diri
juga merupakan data yang penting.
h. Rencana Melahirkan
Tanyakan apakah ibu berencana mengikuti kelas prenatal untuk
orangtua baik sendiri maupun dengan pasangannya saat trimester
pertama. Identifikasi juga rencana melahirkan ibu.
i. Pemeriksaan Fisik
Menurut Indriyani (2013), pemeriksaan fisik pada kehamilan
trimester I meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital, tinggi badan (TB) dan
berat badan (BB), pemeriksaan dikembangkan dengan metode antara
lain dimulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, juga hygiene secara
umum. Pemeriksaan kelenjar tiroid, payudara, abdomen, dan
pemeriksaan panggul.
2. Diagnosa Keperawatan
Pada kasus ibu hamil dengan kehamilan trimester pertama akan
timbul diagnosa keperawatan yaitu mual berhubungan dengan
kehamilan (Herdman, 2015). Mual merupakan suatu fenomena subjektif
tentang rasa tidak nyaman pada bagian belakang tenggorok atau lambung
yang dapat atau tidak dapat mengakibatkan muntah. Batasan karakteristik
mual antara lain keengganan terhadap makanan, mual, peningkatan
menelan, peningkatan salivasi, rasa asam di dalam mulut, sensasi
muntah (Herdman, 2015).
3. Perencanaan

Diagnosa keperawatan Tujuan


Mual berhubungan dengan kehamilan setelah dilakukan tindakan keperawatan MANAJEMEN MUAL
selama 3x kunjungan diharapkan mual 1. Dorong pasien untuk memantau
dapat berkurang dengan Nursing Outcomes pengalaman diri terhadap mual
Classification(NOC): Kontrol mual dan 2. Dorong pasien untuk belajar strategi
muntahdengan kriteria hasil : mengatasi mual sendiri
Indicator A T 3. Lakukan penilaian lengkap terhadap
Mengenali onset mual 3 5 mual, termasuk frekuensi, durasi,
Mendeskripsikan faktor- 3 5 tingkat keparahan, dan faktor-faktor
faktor penyebab pencetus dengan menggunakan alat
Menghindari bau yang 3 5 pengkajian
tidak menyenangkan 4. Evaluasi pengalaman mual individu
yang lalu (misalnya kehamilan, mabuk
darat)
5. Dapatkan riwayat diet pasien seperti
makanan yang disukai dan tidak disukai
dan disesuaikan dengan kebudayaan
6. Evaluasi dampak dari mual pada
kualitas hidup, misalnya nafsu makan,
tidur, aktivitas, prestasi kerja, tanggung
jawab peran
7. Identifikasi faktor-faktor yang
dapatmenyebabkan mual seperti obat-
obatan dan prosedur
8. Ajari penggunaan teknik
nonfarmakologi untuk mengatasi
mualseperti dengan menggunakan
aroma therapy inhalasi lemon dan
minuman jahe
9. Berikan informasi mengenai mual,
seperti penyebab mual dan berapa lama
mual itu berlangsung.
4. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan
mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat, bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang
didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas
kesehatan lain (Mitayani, 2011). Implementasi dilakukan berdasarkan
semua tindakan yang sudah direncanakan pada intervensi antara lain
manajemen mual dan penahapan diet (Bulechekdkk, 2016).
5. Evaluasi
Evaluasi keperawatan merupakan kegiatan akhir dari proses
keperawatan, dimana perawat menilai hasil yang diharapkan terhadap
perubahan diri ibu dan menilai sejauh mana masalah ibu dapat diatasi.
Disamping itu, perawat juga memberikan umpan balik atau pengkajian
ulang jika tujuan yang ditetapkan belum tercapai sehingga proses
keperawatan dapat dimodifikasi (Mitayani, 2011). Untuk diagnosa mual
yang perlu dievaluasi adalah mengenai faktor-faktor penyebab,
menghindari faktor-faktor penyebab bila mungkin , menghindari bau yang
tidak menyenangkan, mengenali onset mual dan menghindari bau yang
tidak menyenangkan dengan rentang skala 1-5 dengan tidak pernah
ditunjukkan sampai dengan konsisten menunjukkan (Bulechekdkk,
2016).
DAFTAR PUSTAKA

Kamariyah, dkk. 2014. Buku Ajar Kehamilan untuk Mahasiswa & Praktisi
Keperawatan serta Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika
Kumalasari, intan. 2015. Panduan praktik laboratorium dan klinik perawatan
antenatal, intranatal, postnatal, bayi baru lahir dan kontrasepsi . Jakarta :
salemba medika.
Manuaba I. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta: EGC.
Rustikayanti, N.R, et all. 2016. Perubahan psikologis pada Ibu Hamil Trimester III.
The Southeast Asian Journal of Midwifery. 2(1): 45-46
Sukarni, I dan Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Yogyakarta:
Nuha Medika
Yuliana. 2015. Dukungan Suami Pada Ibu Hamil Dalam Menghadapi Masa
Persalinan Di Desa Joho Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Kebidanan dan Ilmu
Kesehatan Volume 2.
Yulistiana, Evayanti, 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Suami Pada
Ibu Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care Di Puskesmas
Wates Lampung Tengah Tahun 2015. Jurnal Kebidanan Vol 1, No 2, Juli 2015:
81-90

Anda mungkin juga menyukai