Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI TUMBUHAN DASAR

UJI FOTOSINTESIS PERCOBAAN INGENHOUSZ

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSTAS NEGERI YOGYAKARTA

2019
A. Judul
Uji Fotosintesis Percobaan Ingenhousz.

B. Latar Belakang
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi
senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa sintesis atau penyusunan.
Anabolisme memerlukan energi, misalnya energi cahaya, untuk fotosintesis. Fotosintesis
merupakan proses sintesis senyawa organic dari senyawa anorganic dengan bantuan
energi cahaya matahari. Pada proses fotosintesis ini akan dihasilkan dua senyawa yaitu
glukosa dan oksigen. Adapun reaksinya adalah sebagai berikut:
Cahaya
CO2 + H2O  C6H12O6 + O2 + H2O
Klorofil

Untuk mengetahui fotosintesis menghasilkan intensitas dengan laju


fotosintesis, maka dilakukan percobaan Ingenhousz dengan memberikan perlakuan yang
berbeda, yakni dengan meletakkan set percobaan di tempat yang terpapa cahaya matahari
dan yang ternaung. Adapun untuk mengetahui pengaruh penambahan substrat terhadap
laju fotosintesis, maka dilakukan juga percobaan Ingenhousz dengan memberikan
perlakuan penambahan NaHCO3 yang berguna untuk mempercepat reaksi.

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui hubungan intensitas dengan laju fotosintesis.
2. Untuk mengetahui pengaruh penambahan substrat terhadap laju fotosintesis.

D. Dasar Teori
 Fotosintesis merupakan suatu proses dimana terjadi sintesa karbohidrat tertentu dari
karbondioksida dan air yang dilakukan oleh sel-sel yang berklorofil dengan adanya
cahaya matahari dan di hasilkan atau dibebaskan gas oksigen. Proses fotosintesis juga
dinamakan asimulasi karbon, salah satu kemampuan tumbuhan hijau ada memanfaatkan
zat karbon udara untuk diubah menjadi bahan organik bila tersedia cahaya yang cukup.
Secara umum persamaan reaksi kimia pada pristiwa pada fotosintesis dapat dituliskan
sebagai berikut: Cahaya
CO2 + H2O  C6H12O6 + O2 + H2O
Klorofil
persamaan reaksi diatas tidaklah menunjukkan mekanisme dari proses fotosintesiss,
melainkan menunjukkan hasil akhir yabg dihasilkan dalam proses fotosintesis
(Prawirahartono, 1998). Fotosintesis merupakan proses pembakaran dalam tubuh tanaman
yang akan menghasilkan oksigen yang berfungsi untuk proses pernapasan pada manusia
oleh karena itu manusia tidak dapat terlepas dari tumbuhan karena apabila tidak ada
tumbuhan maka tidak akan ada udara untuk pernapasan manusia. Oleh karena itu manusia
tidak bisa terlepas dari lingkungan untuk kebuuhan hidupnya (Odum, 1967).
Fotosintesis memiliki dua macam reaksi, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap.
Selama reaksi terang, klorofil bersama dengan pigmen-pigmen lain di dalam kloroplas
menyerap energi cahaya matahari dan mengkonversinya menjadi energi kimia yang
disimpan dalam ikatan kimia penyusun glukosa. Energi yang diserap merupakan energi
kaya elektron yang nantinya akan terlibat dalam serangkaian rantai reaksi yang disebut
transpot elektron. Menurut Stone (2004), air melalui reaksi terang akan dipecah (fotolisis)
menjadi proton, elektron dan O2. Proton dan elektron yang dihasilkan dari pemecahan ini
bergabung dengan senyawa aseptor elektron NADP+ (nikotinamide adenosine
dinucleotide phosphate) membentuk NADPH. Beberapa proton bergerak melalui
membran kloroplas , dan energi yang dibentuk berupa ATP (Adenosine triphospat).
NADPH dan ATP adalah komponen yang masuk ke dalam reaksi gelap (siklus Calvin),
yang merubah molekul CO2 menjadi molekul gula berantai karobon tiga. energi kimia
hasil konversi dari energi cahaya matahari tersimpan dalam senyawa karbon tersebut
(Malcome, 1990).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz.
Fotosintesis merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan
fotosintesis ini tumbuhan menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun
tidak langsung. Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan
Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan
corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian
bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari
tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).
Zat-zat yang dipakai dan dihasilkan oleh proses fotesintesis melibatkan stidak-
tidaknya 2 (dua) proses yang amat berbeda menjadi jelas setelah dilakukannya percobaan.
Tumbuhan air yang hijau, Hydrilla sp. merupakan organisme uji percobaan. Bila
sepotong tumbuhan itu ditempatkan terbalik didalam larutan encer NaHCO3(yang
merupakan sumber CO2), diterangi dengan lampu senter maka gelembung oksigen akan
segera dikeluarkan dari bagian potong tangkainya. Karena laju fotosintesis tidak
meningkatnya penyinaran, maka Blackman mengambil kesimpulan bahwa paling tidak
ada dua proses berlainan yang terlibat: satu, suatu reaksi yang memerlukan cahaya dan
yang satu lagi reksi yang tidak memerlukan cahaya. Yang terakhir dinamai “reaksi gelap”
walau dapat berlangsung terus dalam terang. Blackman berteori bahwa pada
intensitascahaya sedang “reaksi terang” membatasi atau melajukan seluruh proses
(Kimball, 1993).
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis :
1.  Intensitas cahaya.
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.
2.    Konsentrasi karbon dioksida
     Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang
dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3.    Suhu
     Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada
suhu optimalnya. Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan
meningkatnya suhu hingga batas toleransi enzim.
4.  Kadar air
     Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat
penyerapan karbon dioksida sehingga mengurangi laju   fotosintesis.
5.  Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)
    Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik.
Bila kadar fotointat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan
berkurang (Kimball, 2002).

E. Alat dan Bahan


1. Gelas beker
2. Corong gelas
3. Tabung reaksi
4. Gelas ukur
5. Kawat
6. NaHCO3 1%
7. Tanaman hydrilla
F. Cara Kerja

1. Merakit alat dan bahan sesuai petunjuk


2. Rakitan ditempatkan di tempat yang terkena cahaya langsung dan tempat teduh
3. Membiarkan selama 20 menit, diamati ada tidaknya gelembung, menghitung jumlah
gelembung yang muncul dan membandingkannya
4. Setelah 20 menit, tuang cairan NaHCO3 ke dalam rakitan (gelas beker)
5. Mengamati dan menghitung jumlah gelembung

G. Hasil Pengamatan

10 Hydrilla sp.
meni Terkena Sinar Tidak Terkena Sinar
t ke- Matahari Matahari
1 2558 68
Tanpa NaHCO3
2 2554 33
3 2734 20
Tambah NaHCO3
4 2771 4
Luxmeter : 010,7 lux

Produksi Gelembung Gas Oksigen (O₂) oleh Hydrilla sp.


3000 2771
2734
2558 2554
2500

2000
Produksi O₂

1500 Terkena Sinar Matahari


Tidak Terkena Sinar Matahari

1000

500
68 33 20 4
0
1 2 3 4

10 Menit Ke-

H. Pembahasan
Praktikum kali ini berjudul fotosintesis. Fotosintesis merupakan suatu proses dimana
terjadi sintesa karbohidrat tertentu dari karbondioksida dan air yang dilakukan oleh sel-
sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari dan di hasilkan atau dibebaskan gas
oksigen. Proses fotosintesis juga dinamakan asimulasi karbon, salah satu kemampuan
tumbuhan hijau ada memanfaatkan zat karbon udara untuk diubah menjadi bahan
organik bila tersedia cahaya yang cukup. Secara umum persamaan reaksi kimia pada
pristiwa pada fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut:
CO2 + H2O  C6H12O6 + O2 + H2O
Klorofil

persamaan reaksi diatas tidaklah menunjukkan mekanisme dari proses fotosintesiss,


melainkan menunjukkan hasil akhir yang dihasilkan dalam proses fotosintesis
(Prawirahartono, 1998).
Jan Ingenhosz melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla
verticillata ke dalam bejana yang berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong
terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana
itu diletakkan di terik matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari
tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen (Kimball, 1993).
Didalam praktikum fotosintesis ini terdapat 2 kegiatan dengan topik pengaruh
intensitas cahaya matahari terhadap laju fotosintesis dan pengaruh penambahan substrat
CO2 terhadap laju fotosintesis
a) Pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap laju fotosintesis

Pada topik ini bertujuan untuk mengetahui hubungan intensitas cahaya terhadap
laju fotosintesis. Alat dan bahan yang digunakan adalah gelas beker (1L), tabung reaksi,
corong gelas, kawat, tali, air, dan tanaman Hydrilla. Alat dan Bahan dirakit sebagai
berikut :

Kemudian rakitan percobaan diletakkan ditempat yang terpapar sinar matahari


langsung dan rakitan percobaan yang lain diletakkan ditempat yang tidak terpapar sinar
matahari langsung. Selama 10 menit pertama, dan 10 menit selanjutnya ada/tidaknya
gelembung di dalam tabung reaksi, jumlah gelembung yang terbentuk dihitung, lalu
diperoleh hasil sebagai berikut:

10 menit Produksi gelembung oleh tanaman


Terkena sinar matahari Tidak terkena sinar matahari
ke-
1. 2558 68
2. 2554 33

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapat hasil seperti pada tabel yang
berarti bahwa produksi gelembung oleh tanaman Hydrilla di tempat yang terpapar sinar
matahari langsung lebih banyak daripada percobaan yang dilakukan ditempat yang tidak
terpapar sinar matahari langsung. Hal ini telah sesuai dengan teori (Kimball, 2002) yang
menyatakan bahwa laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

b) Pengaruh penambahan substrat CO2 terhadap laju fotosintesis

Pada topik ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan substrat terhadap
laju fotosintesis. Alat dan bahan yang digunakan adalah gelas beker (1L), tabung reaksi,
corong gelas, kawat, tali, gelas ukur, NaHCO3 air, dan tanaman Hydrilla.

Percobaan ini dilakukan setelah percobaan yang pertama selesai, kemudian rakitan
perocbaan yang pertama ditambah dengan larutan NaHCO 3 1 % sebanyak 10 ml.
Kemudian 10 menit selanjutnya dan 10 menit selanjutnya lagi diamati ada/tidaknya
gelembung di dalam tabung reaksi, jumlah gelembung yang terbentuk dihitung, lalu
diperoleh hasil sebagai berikut:

No. Jumlah gelembung oleh tanaman


Terkena sinar matahari Tidak terkena sinar matahari
1. 2734 20
2. 2771 4

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapat hasil seperti pada tabel yang
berarti bahwa produksi gelembung oleh tanaman Hydrilla pada percobaan yang
dilakukan di tempat yang terpapar sinar matahari langsung lebih banyak daripada
percobaan yang dilakukan ditempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung. Hal ini
telah sesuai dengan teori (Kimball, 2002) yang menyatakan bahwa laju fotosintesis
maksimum ketika banyak cahaya.
Jadi, percobaan yang dilakukan di tempat yang terpapar sinar matahari langsung,
setelah ditambah dengan larutan NaHCO3 menghasilkan gelembung yang lebih banyak
daripada sebelum ditambah dengan larutan NaHCO3 . Hal ini terjadi karena penambahan
larutan NaHCO3 yang dapat bereaksi dengan cahaya matahari terturai menjadi NaOH
dan CO2. NaHCO3 menambah substrat yaitu CO2 sebagai bahan dalam fotosintesis,
sehingga gelembung yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan percobaan
pertama tanpa adanya penambahan larutan NaHCO3. Hal ini telah sesuai dengan teori
(Kimball, 2002) yang menyatakan bahwa semakin banyak karbon dioksida di udara,
makin banyak jumlah bahan yang dapat digunakan tumbuhan untuk melangsungkan
fotosintesis.
Namun pada percobaan yang dilakukan di tempat yang tidak terpapar sinar matahari
langsung setelah ditambah dengan larutan NaHCO3 menghasilkan gelembung yang lebih
lebih sedikit. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada. Hal ini bisa jadi disebabkan
oleh kesalahan praktikan yang mematikan lampu di tengah pelaksanaan percobaan yang
menyebabkan cahaya pun semakin berkurang sehingga tidak terjadi proses pemecahan
NaHCO3. yang yang menghasilkan NaOH dan CO2. Selain itu, kesalahan juga dapat
terjadi ketika proses penambahan NaHCO3 yang tidak tercampur merata sehingga tidak
dapat diserap secara maksimal oleh tanaman Hydrilla.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa proses
fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas cahaya matahari dan konsentrasi karbon
dioksida. Semakin tinggi intensitas cahaya matahari dan konsentrasi karbon dioksida
maka semakin banyak gelembung yang dihasilkan atau semakin maksimum proses
fotosintesis yang terjadi.

I. Kesimpulan

Pada pengamatan Hydrilla menunjukka bahwa gelembung pada pengamatan di tempat


gelap lebih sedikit dibanding di tempat terang. Hal ini membuktikan bahwa proses
fotosintesis akan berjalan dengan baik jika ada bantuan energi cahaya matahari.
Pengaruh penambahan substrat CO2 dapat meningkatkan laju fotosintesis, apabila
tumbuhan cukup mendapat intensitas cahaya. Hal ini karena cahaya matahari merupakan
sumber energi utama untuk memfiksasi karbo dalam proses fotosintesis sehingga apabila
konsentrasi CO2 tinggi tetapi tidak ada cahaya maka laju fotosintesis tidak meningkat.

J. Dikusi
1. Pada perlakuan manakah gelembung udara dihasilkan?
Gelembung udara paling banyak dihasilkan pada perlakuan terpapar sinar matahari
dan gelembung semakin banyak pada perlakuan terpapar sinar matahari yang diberi
penambahan NaCO3
2. Jelaskan mengapa gejala tersebut terjadi
Gejala tersebut berkaitan dengan proses fotosintesis, dimana cahaya adalah salah satu
komponen yang dibutuhkan oleh tanaman sehingga dapat melakukan proses
fotosintesis dengan baik. Proses fotosintesis memproses karbon dioksida dan air
dengan bantuan cahaya dan klorofil untuk menghasilkan oksigen dan karbohidrat.
Cahaya yang diserap oleh tanaman mempengaruhi cepatnya laju fotosisntesis yang
ditandai dengan munculnya gelembung udara yang terlihat saat pengamatan
Pada perlakuan terpapar sinar matahari yang diberi NaCO3 1% menghasilkan
gelembung lebih banyak yang menandkan bahwa penambahan unsur karbondioksida
dapat mempercepat laju fotosintesis ditandai dengan banyaknya gelembung yang
dihaslkan
3. Kesimpulan apa yang dapat diambil dari percobaan ini?
 Tumbuhan berfotosintesis dengan baik saat terpapar cahaya matahari langsung
 Karbondioksida berpengaruh terhadap laju fotosintesis, semakin banyak
karbon dioksida yang ada maka laju fotosintesis semakin cepat

Daftar Pustaka
Kimball, J. W. (1993). Biologi Umum. Erlangga. Jakarta.
Kimball, J.W. (2002). Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga.
Malcome, (1990). Sains Biologi. Jakarta: Bumi Aksara.
Odum. (1997). Biologi umum. Jakarta: Gramedia.
Prawiraharto. (1996). Anatomi Tumbuhan. Surabaya: Intan Pariwara.

Anda mungkin juga menyukai