Anda di halaman 1dari 14

Praktikum Ingenhousz : fotosintesis menghasilkan oksigen

Ada beberapa jenis praktikum yang berkaitan dengan bab fotosintesis, mulai disain untuk
mengamati produk fotosintesis hingga membuktikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
fotosintesis.
Disain yang pertama ini merupakan praktikum yang pernah dilakukan oleh Ingenhousz untuk
membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen. Di sini sekaligus diberikan beberapa
perlakuan untuk membuktikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fotosintesis.

Tujuan

Membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen


Mengamati faktor-faktor yang berpengaruh terhadap fotosintesis

Alat dan bahan

1. Beaker glass 100 ml

2. Corong kaca kecil

3. Tabung reaksi

4. Thermometer

5. Bascom plastic /ember kecil

6. Es

7. Air hangat 400C

8. NaHCO3

9. Kawat

10. Tumbuhan Hydrilla verticilata (tumbuhan air untuk aquarium)

Cara kerja
Contoh disain praktikum Ingenhousz untuk
membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan oksigen

1. Rangkailah alat dan bahan seperti gambar di atas sebanyak 5 perangkat. Upayakan
tabung reaksi dalam keadaan penuh berisi air (tidak ada rongga udara).

2. Berilah perlakuan sebagai berikut:

1. Perangkat pertama diletakkan di tempat yang terkena cahaya matahari langsung

2. Perangkat ke dua diberi NaHCO3

3. Perangkat ke tiga diberi es batu

4. Perangkat ke empat tambahkan air panas hingga suhu air menjadi hangat sekitar
400C

5. Perangkat ke lima diletakkan di tempat teduh yang tidak terkena cahaya langsung

3. Amatilah gelembung yang muncul setelah 5 menit, catat hasil pengamatan pada table
hasil pengamatan

Tabel Hasil pengamatan Praktikum Ingenhousz : fotosintesis menghasilkan


oksigen

Misalnya hasil pengamatan kamu seperti ini:

No Perlakuan Gelembung*)
1 Cahaya matahari langsung ++
2 Cahaya langsung + 5 gr NaHCO3 ++++
3 Cahaya langsung + es batu +
4 Cahaya langsung + air hangat +++
5 Tempat teduh +
*) Keterangan : beri tanda untuk jumlah gelembung yang muncul
(-) bila tidak ada gelembung
(+) bila sedikit gelembung
(++) bila sedang gelembung
(+++) bila banyak gelembung
(++++) bila banyak sekali gelembung

Pertanyaan

1. Berdasarkan kegiatan di atas, tentukan:

1. Variable bebasnya

2. Variabel terikatnya

3. Variable kontrolnya

2. Apakah tujuan penggunaan senyawa NaHCO3 ?

3. Perlakuan mana yang yang menghasilkan gelembung udara lebih banyak?

4. Perlakukan mana yang menghasilkan gelembung udara paling sedikit? Mengapa?

5. Gelembung gas apakah yang dihasilkan dari percobaan tersebut? Bagaimana cara
membuktikannya?

6. Berdasarkan kegiatan di atas tentukan faktor apakah yang mempengaruhi proses


fotosintesis?

7. Berdasarkan eksperimenmu factor manakah yang paling efektif untuk berlangsungnya


proses fotosintesis?

Diskusi / Jawaban

1. Variabel penelitian adalah sbb:

1. Variabel bebas : pemberian NaHCO3, pemberian es batu, air hangat, dan tempat
teduh

2. Variabel terikat : perbedaan jumlah gelembung yang muncul karena perbedaan


perlakuan yang diberikan (karena variabel bebas)

3. Variabel kontrol : perangkat 1 yang tidak diberi perlakuan apapun dan dibiarkan
apa adanya sebagai kontrol untuk membandingkan hasil perlakuan yang lain
(variabel bebas)
2. NaHCO3 sebagai sumber CO2. NaHCO3 akan terurai menjadi NaOH danCO2.
Karbondioksida digunakan dalam proses fotosintesis CO2 + H2O > C6H12O6 + O2

3. Yang menghasilkan gelembung terbanyak adalah perangkat yang dikenai cahaya matahari
langsung dan ditambah NaHCO3. Ini bisa terjadi karena dalam proses fotosintesis yang
berlangsung pada perangkat 1 cukup terkena cahaya matahari dan cukup sumber CO2 .

4. Yang menghasilkan gelembung paling sedikit adalah perangkat 3 dan 5. Perangkat 3


menghasilkan sedikit gelembung karena ditambah es batu. Ini mengakibatkan penurunan
laju fotosintesis karena terjadi penurunan suhu. Suhu adalah salah satu faktor yang
mempengaruhi laju fotosintesis. Sedangkan perangkat 5 tidak memperoleh cukup cahaya
karena diletakkan di tempat teduh. Akibatnya laju fotosintesis juga menurun yang bisa
diindikasi dari penurunan jumlah gelembung. Jika dibandingkan, perangkat 3
menghasilkan gelembung lebih banyak karena suhu air hangat (400C) dan memperoleh
cukup cahaya sehingga laju fotosintesis juga lebih tinggi.

5. Gelembung yang muncul adalah gelembung oksigen yang dilepaskan dari proses
fotosintesis (persamaan reaksi jawaban nomor 2). Cara membuktikannya: dimasukkan
dengan cepat sebuah lidi yang ujungnya membara ke dalam tabung reaksi pada perangkat
percobaan. Ujung lidi yang membara dalam beberapa detik akan tampak menyala lebih
terang.

6. Yang mempengaruhi proses fotosintesis pada percobaan ini adalah:

1. cahaya

2. karbondioksida

3. suhu / temperatur

Faktor yang paling efektif untuk berlangsungnya fotosintesis pada percobaan ini mengacu
pada hasil percobaan perangkat 2 yang terkena cukup cahaya dan cukup CO2. Jadi faktor
yang efektif untuk fotosintesis adalah cahaya dan CO2.

Tip dan trik

Agar hasil percobaan lancar menghasilkan gelembung, lakukan beberapa hal berikut ini:

Gunakan cukup banyak sampel tumbuhan Hydrilla. Lebih banyak Hydrilla, maka lebih
banyak gelembung terbentuk.

Tambahkan lebih banyak NaHCO3. Dengan demikian ada lebih banyak sumber CO2
untuk fotosintesis.

Jika percobaan tidak menggunakan cahaya matahari, tetapi menggunakan sumber lampu,
maka gunakan lampu yang berkekuatan cukup terang, paling tidak sekitar 40 Watt.
Letakkan lampu cukup dekat dengan perangkat agar intensitas cahaya cukup untuk
fotosintesis. Cara ini akan meningkatkan intensitas cahaya dan sekaligus suhu air dalam
perangkat.

Jangan beritahu teman apalagi guru kamu mengenai apa yang kamu lakukan ini (hi hi
hi)

Kelemahan

Disain percobaan seperti ini memiliki kelemahan. Jika digunakan banyak perangkat dengan
perlakuan yang berbeda, maka idealnya semua perangkat sama kondisinya sebelum diberi
perlakuan. Yang harus dibuat sama antara lain: jumlah air, jumlah/berat Hydrilla, dan suhu air.
Perbedaan karena faktor ini akan menyebabkan perbedaan jumlah gelembung yang muncul.
Makanya bisa saja hasil percobaan kamu tidak sesuai dengan teori. Inilah yang namanya
anomali.

SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID


Tahun Ajaran 2013 / 2014

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aktivitas kehidupan di biosfer pada dasarnya digerakkan oleh tenaga dari cahaya matahari.
Secara sepintas memang tidak nampak hubungan cahaya matahari dengan hewan yang dapat berlari
dengan cepat. Namun apabila diteliti dengan cermat akan diketahui bahwa tenaga untuk berlari itu berasal
dari pemecahan karbohidrat yang terkandung di dalam daun rerumputan yang dimakan oleh hewan
tersebut, dan karbohidrat yang dipecah berasal dari suatu reaksi kimia didalam daun yang berlangsung
dengan menggunakan energi cahaya matahari. Reaksi pembentukan karbohidrat ini dinamakan
fotosintesis.
Proses fotosintesis hanya bisa dilakukan oleh tumbuhan yang mempunyai klorofil. Proses ini
hanya akan terjadi jika ada cahaya dan melalui perantara pigmen hijau daun yaitu klorofil yang terdapat
dalam kloroplas. Selain fotosintesis juga dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kurangnya pengetahuan
tentang proses fotosintesis dan faktor-faktor yang mempengaruhinya baik faktor internal maupun faktor
eksternal yang melatarbelakangi dilakukannya percobaan tentang fotosintesis ini.

B. Tujuan Penelitian
Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi fotosintesis dan membuktikan bahwa fotosintesis
menghasilkan gas oksigen.

C. RumusanMasalah
1. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap kecepatan fotosintesis hidrilia?
2. Bagaimana pengaruh Na HCO3 terhadap kecepatan fotosintesis tumbuhan hidrilia?

D. BatasanMasalah
Kami hanya membahas dan menganalisa hasil percobaan yang telah kami lakukan.

E. Hipotesis
1. Daun akan berfotosintesis bila mendapat cahaya matahari. Karena klorofil hanya akan berfungsi
bila ada cahaya matahari.
2. Semakin tinggi intensitas cahaya maka akan semakin meningkat laju fotosintesis.

F. Variabel
1. Variabel bebas: cahaya dan Na HCO3
2. Variabel kontrol : tanaman hidrilia
3. Variabel terikat : gelembung oksigen (O2)

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya dan sintesis yang berarti
penyusunan. Jadi fotosintesis adalah proses penyusunan dari zat organik H2O dan CO2 menjadi
senyawa organik yang kompleks yang memerlukan cahaya.

Fotosintesis hanya dapat terjadi pada tumbuhan yang mempunyai klorofil, yaitu pigmen
yang berfungsi sebagai penangkap energi cahaya matahari.

Fotosintesis adalah suatu proses biokimia yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa
jenis bakteri untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya.
Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang dihasilkan dalam fotosintesis.
Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi. Organisme yang
menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof.
Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas
dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang
ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan
oleh sejumlah bakteri belerang.

Fotosintesis dikenal sebagai suatu proses sintesis makanan yang dimiliki oleh tumbuhan
hijau dan beberapa mikroorganisme fotosintetik. Organisme yang mampu mensintesis
makanannya sendiri disebut sebagai organisme autrotof. Autotrof dalam rantai makanan
menduduki sebagai produsen. Pada prinsinya komponen yang dibutuhkan dalam reaksi
fotosintesis adalah CO2 yang berasal dari udara dan H2O yang diserap dari dalam tanah. Selain
itu sesuai dengan namanya, foto cahaya reaksi ini membutuhkan cahaya matari sebagai energi
dalam pembuatan atau sintesis produk (senyawa gula dan oksigen).
Menurut Stone (2004), reaksi fotosintesis dapat diartikan bahwa enam molekul
karobondioksida dan enam molekul air bereaksi dengan bantuan energi cahaya matahari untuk
dirubah menjadi satu molekul glukosa dan enam molekul oksigen. Glukosa adalah molekul yang
dibentuk sebagai hasil dari proses fotosintesis yang di dalamnya tersimpan hasil konversi energi
cahaya matahari dalam bentuk ikatan-ikatan kimia penyusun molekul tersebut. Glukosa
merupakan senyawa karbon yang nantinya digunakan bersama elemen-elemen lain di dalam sel
untuk membentuk senyawa kimia lain yang sangat penting bagi organisme tersebut, seperti
DNA, protein, gula dan lemak. Selain itu, organisme dapat memanfaatkan energi kimia yang
tersimpan dalam ikatan kimia di antara atom-atom penyusun glukosa sebagai sumber energi
dalam proses-proses di dalam tubuh.

B. Klorofil Tumbuhan
Seperti organisme lainnya, tanaman tersusun atas sel-sel sebagai unit dasar penyusun
kehidupan tanaman. Sel-sel tanaman mengandung struktur yang disebut kloroplas (Chloroplast)
yang merupakan tempat terjadinya fotosintesis. Kloroplas adalah organel khusus yang dimiliki
oleh tanaman, berbentuk oval dan mengandung klorofil (chlorophyll) yang dikenal dengan zat
hijau daun. Seluruh bagian tumbuhan yang merupakan struktur berwarna hijau, termasuk batang
dan buah memiliki kloroplas dalam setiap sel penyusunnya. Namun secara umum aktifitas
fotosintesis terjadi di dalam daun. Michael W. Davidson dalam websetnya menyatakan bahwa
kepadatan kloroplas di permukaan daun suatu tanaman rata-rata sekitar satu setengah juta per
milimeter persegi.

Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastid yang


mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil
daun tanaman, yaitu sel-sel jaringan tiang (palisade) dan sel-sel jaringan bunga karang (spons).

Di dalam kloroplas terdapat klorofil pada protein integral membrane tilakoid. Klorofil
dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. klorofil a merupakan hijau rumput (green
grass pigment) yang mampu menyerap cahaya merah dan biru-keunguan. Klorofil a ini sangat
berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan pigmen hijau-kebiruan yang
mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Klorofil b banyak terdapat pada tumbuhan,
ganggang hijau dan beberapa bakteri autotrof.

Klorofil terdapat sebagai butir-butir hijau di dalam kloroplas. Pada umumnya kloroplas
itu berbentuk oval, bahan dasarnya disebut stroma, sedang butir-butir yang terkandung di
dalamnya disebut grana. Pada tanaman tinggi ada dua macam klorofil, yaitu:
1. klorofil-a : C55H72O5N4Mg, berwarna hijau tua
2. klorofil-b : C55H70O6N4Mg, berwarna hijau muda

Rumus bangunnya berupa suatu cincin yang terdiri atas 4 pirol dengan Mg sebagai inti.
Rumus bangun ini hamper serupa dengan rumus bangun haemin (zat darah), di mana intinya
bukan Mg melainkan Fe. Pada klorofil; terdapat suatu rangkaian yang disebut fitil yang dapat
terlepas menjadi fitol C2H39OH, jika kena air (hidrolisis) dan pengaruh enzim klorofilase. Fitol
itu lipofil (suka asam lemak), sedangkan biasanya disebut rangka porfin, sifatnya hidrofil (suka
akan air). (Dwidjoseputro, 1994:18)

Faktor-faktor yang berpengaruh dalam pembentukan klorofil:


1. Faktor pembawaan.
Pembentukan klorofil dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom.

2. Cahaya
Terlalu banyak sinar berpengaruh buruk kepada klorofil. Larutan yang dihadapkan kepada sinar
kuat tampak berkurang hijaunya. Hal ini juag dapat kita lihat pada daun-daun yang terus terkena
kena sinar langsung warna mereka menjadi hijau kekuning-kuningan.

3. Oksigen

4. Karbohidrat
Dengan tiada pemberian gula, daun-daun tersebut tak mampu menghasilkan klorofil, meskipun
faktor-faktor lain cukup.

5. Nitrogen Magnesium
Besi yang menjadi bahan pembentuk klorofil merupakan suatu condition sinc qua non
(kehausan). Kekurangan akan salah satu dari zat-zat tersebut mengakibatkan klorosis kepada
tumbuhan.

6. Air
Air merupakan faktor keharusan pula, kekurangan air mengakibatkan desintegrasi dari klorofil
seperti terjadi pada rumput dan pohon-pohonan di musim kering.

7. Unsur-unsur Mn, Cu, Zn, meskipun hanya di dalam jumlah yang sedikit sekali, membantu
pembentukan klorofil. Dengan tiada unsur-unsur itu, tanaman akan mengalami klorosis juga.

8. Temperatur antara 3o-48oC merupakan suatu kondisi yang baik untuk pembentukan klorofil
pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 26C-30C.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang menentukan laju fotosintesis:
1. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya.

2. Konsentrasi karbon dioksida


Semakin banyak karbon dioksida di udara, makin banyak jumlah bahan yang dapt digunakan
tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.
3. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya.
Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi
enzim.

4. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan
karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

5. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)


Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

6. Tahap pertumbuhan
Penelitian menunjukkan bahwa laju fotosintesis jauh lebih tinggi pada tumbuhan yang sedang
berkecambah ketimbang tumbuhan dewasa. Hal ini mungkin dikarenakan tumbuhan
berkecambah memerlukan lebih banyak energi dan makanan untuk tumbuh.

Jan Ingenhousz merupakan orang yang pertama kali melakukan penelitian tentang
fotosintesis adalah Jan Ingenhousz (1730-1799). Ingenhousz memasukkan tumbuhan air Hydrilla
verticillata ke dalam bejana yang diisi air. Bejana gelas itu ditutup denagn corong terbalik dan
diatasnya di beri tabung reaksi yang diisi air hingga penuh. Bejana itu diletakkan di terik
matahari. Tak lama kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air tersebut. Gelembung
udara tersebut menandakan adanya gas. Setelah diuji ternyata adalah oksigen. Ingenhousz
menyimpulkan fotosintesis menghasilkan oksigen.
Fotosintesis terjadi hanya di bagian hijau tanaman. Untuk efisiensi fotosintesis harus
daun tipis dan memiliki luas permukaan besar. Ini membantu dalam penyerapan cahaya dan
difusi gas, dan sarana untuk mencegah kehilangan air yang berlebihan melalui stomata dan
epidermis. Jumlah besar kloroplas dalam sel-sel mesofil palisade menyediakan jaringan
fotosintetik utama. Ruang antara spons berbentuk tidak teratur di dalam sel-sel mesofil daun izin
difusi gas gratis. Turgor sel penjaga berubah menjadi gas mengizinkan pertukaran dengan
atmosfer. Kutikula pada berlapis tunggal transparan epidermis atas dan bawah melindungi daun
dari pengeringan dan infeksi.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim katalase adalah metode
eksperimen.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Kami melakukan percobaan ini di Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Kota Mungkid pada hari
Kamis, 19 September 2013 pukul 12.00 13.30 WIB.

C. Alat dan Bahan


1. Gelas kimia ukuran 100 ml
2. Corong kaca kecil
3. Tabung reaksi
4. Termometer
5. Na HCO3
6. Baskom plastik / ember kecil
7. Tumbuhan hydrilla verticilata
8. Lidi dan korek api

D. Cara Kerja
1. Merangkai alat dan bahan seperti gambar dibawah ini sebanyak 3 perangkat, dengan catatan
tabung reaksi harus dalam keadaan penuh berisi air (jangan ada rongga udara). Pemasangan
perangkat dilakukan dalam air.

2. Mengatur perangkat percobaan sebagai berikut:


a. Perangkat I diletakkan di tempat gelap (dalam ruangan)
b. Perangkat II diletakkan di tempat terang.
c. Perangkat III diletakkan di tempat terang dan ditambah dengan Na HCO3.

3. Mengamati setelah 25 menit, mencatat hasil pengamatan kami pada tabel hasil pengamatan.

BAB IV

HASIL PENGAMATAN

No Perlakuan Jumlah Keadaan bara api Suhu


Gelembung
1. Tempat gelap - - 29 C
2. Tempat terang ++ 30 C
3. Tempat terang + Na HCO3 +++ 30 C
Keterangan:
1. Jumlah gelembung: - Bila tidak ada; + bila sedikit; ++ bila sedang; +++ bila banyak
2. Keadaan nyala api: - Bila padam; v bila menyala
BAB V
PEMBAHASAN

Gelembung yang dihasilkan pada percobaan itu merupakan gas oksigen / O2. Gas ini
terbentuk karena proses fotolisis dimana air diuraikan menjadi gas oksigen yang akan muncul
berupa gelembung-gelembung dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
2H2O 4H+ + O2
Dari persamaan tersebut nampak dihasilkan molekul gas O2 dari penguraian air.
Pada gelas kimia I yang diletakkan di tempat dengan intensitas cahaya rendah / gelap,
proses fotosintesisnya ternyata lambat (diketahui dari tidak adanya gelembung yang dihasilkan).
Hal ini terjadi karena walaupun di dalam air terdapat CO 2 terlarut tetapi energi yang tersedia
(cahaya) untuk melakuan proses fotosintesis oleh hydrilla sangat sedikit. Sehingga, walaupun
ada bahan baku, tetapi bila energi untuk mengolah tidak ada maka tidak akan terbentuk hasil.
Pada gelas kimia II dengan kondisi normal (tempat terkena cahaya matahari langsung),
proses fotosintesis berjalan cepat karena pada air sebenarnya telah terdapat sejumlah CO 2 terlarut
dan mendapat energi yang banyak untuk melakukan proses fotosintesis tersebut. Akan tetapi
jumlah gelembung yang terbentuk tidak sebanyak gelas kimia III. Hal ini disebabkan, walaupun
keduanya sama sama memiliki energi untuk produksi yang melimpah tetapi jumlah bahan baku
yang tersedia tidak sama.
Pada gelas kimia III diberi larutan NaHCO3. Penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan
untuk menambah kandungan CO2 yang terdapat dalam air, dengan persamaan reaksi sebagai
berikut :
NaHCO3 + H2O NaOH + CO2 + H2O
Fungsi larutan NaHCO3 disini sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis.
Gelas kimia yang diberi larutan NaHCO3 jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi, di samping itu
gelas kimia tersebut juga diletakkan di tempat yang terang (banyak energi untuk berfotosintesis).
Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena disamping bahan baku
tersedia banyak, energi untuk mengolahnya menjadi sejumlah produk juga melimpah, sehingga
proses produksi (reaksi) yang berjalan dalam waktu 20 menit mendapatkan hasil yang banyak
(gas O2 pada dasar tabung reaksi).

Dari hasil percobaan, semua tanaman Hydrilla verticillata tidak setiap corong
mengeluarkan gelembung-gelembung udara. Gelembung-gelembung ini terkumpul pada dasar
tabung reaksi yang dalam keadaan terbalik, sehingga membentuk rongga udara. Gas yang
terkumpul ini akan diuji coba dengan menggunakan bara api dari lidi. Seperti yang diketahui, api
dapat menyala jika ada oksigen disekitarnya. Untuk membuktikan apakah gelembung udara yang
terkumpul tersebut mengandung oksigen, maka praktikan memasukkan bara api dari lidi ke
mulut tabung reaksi. Ketika bara api dari lidi dimasukkan, ternyata bara api tersebut menyala
(mengeluarkan api). Hal tersebut membuktikan bahwa dalam proses fotosintesis gas yang
dihasilkan adalah oksigen. Ini ditunjukan dengan menyalanya bara api yang didekatkan dengan
mulut tabung reaksi yang berisi gas hasil dari fotosintesis.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Terbukti bahwa dalam proses fotosintesis menghasilkan gas oksigen. Ini ditunjukan dengan
menyalanya bara api yang didekatkan dengan mulut tabung reaksi yang berisi gas hasil dari
fotosintesis.
2. Faktor suhu yang rendah akan memperlambat terjadinya proses fotosintesis. Hal ini bukan
berarti suhu yang sangat tinggi akan membuat proses fotosintesis menjadi cepat, justru
tanamannya akan mati. Suhu yang optimallah yang akan membuat proses fotosintesis menjadi
maksimal.
3. Faktor intensitas cahaya yang terang (cukup/optimal) akan membuat proses fotosintesis menjadi
cepat tetapi bila cahaya yang tersedia sedikit, proses fotosintesis menjadi lambat.
4. Faktor kadar CO2 terlarut yang melimpah akan mengakibatkan proses fotosintesis berjalan
dengan cepat karena CO2 merupakan bahan baku dari proses fotosintesis.
5. Suhu, intensitas cahaya, dan kadar karbon dioksida yang tersedia berpengaruh terhadap
kecepatan proses fotosintesis.
B. Saran
1. Dibutuhkan waktu yang lebih lama, dan waktu yang khusus (diluar jam pelajaran) untuk
melakukan percobaan ini agar kami lebih teliti dan intensif dalam menguji faktor yang
mempengaruhi fotosintesis.
2. Tanaman hidrilla yang digunakan untuk setiap tabung hendaknya disama ratakan, karena akan
mempengaruhi data.
3. Tabung reaksi untuk mengetahui banyak gelembung sebaiknya di luruskan posisinya untuk
memudahkan membedakan banyak sedikitnya gelembung yang dihasilkan.

C. Kendala
Dalam percobaan ini kami memiliki beberapa kendala, yaitu:
1. Jumlah / banyaknya tanaman untuk setiap tabung tidak sama karena keterbatasan jumlah
tanaman hidrilla. Pada gelas kimia I dan III banyak tanaman sama tetapi pada tabung II jumlah
tanamannya jauh lebih banyak, sehingga gelembung yang dihasilkan pada gelas kimia II lebih
banyak daripada gelas kimia II yang sama-sama diletakkan di tempat terang.
2. Posisi tabung reaksi kami sedikit miring dikarenakan menjaga agar gelembung udara yang telah
dihasilkan tidak keluar. Ini juga dikarenakan volume air lebih rendah dari mulut tabung reaksi
kami.

BAB V

PERTANYAAN

1. Berdasarkan kegiatan di atas, tentukan:


a. Variabel bebasnya
b. Variabel terikatnya
c. Variabel kontrolnya
Jawab:
a. Variabel bebas : cahaya dan Na HCO3
b. Variabel kontrol : tanaman hidrilia
c. Variabel terikat : gelembung oksigen (O2)

2. Perlakuan mana yang menghasilkan gelembung udara lebih banyak? Mengapa?


Jawab:
Gelas kimia yang diberi larutan NaHCO3 jumlah CO2 terlarutnya menjadi tinggi, di
samping itu gelas kimia tersebut juga diletakkan di tempat yang terang (banyak energi untuk
berfotosintesis). Oleh karena itu proses fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena disamping
bahan baku tersedia banyak, energi untuk mengolahnya menjadi sejumlah produk juga
melimpah.

3. Apakah tujuan penggunaan senyawa Na HCO3 pada perlakuan nomor III? Jelaskan berdasarkan
hasil percobaan setelah dibandingkan dengan perlakuan nomor I!
Jawab:
Pada gelas kimia III diberi larutan NaHCO3. Penambahan larutan NaHCO3 dimaksudkan
untuk menambah kandungan CO2 yang terdapat dalam air.
Berdasarkan hasil percobaan setelah dibandingkan dengan perlakuan nomor I, kecepatan
fotosintesis nomor III lebih cepat karena mendapatkan energy cahaya matahari dan mendapatkan
CO2 lebih banyak dibandingkan yang tidak ditambahkan Na HCO3 untuk mengikat CO2 dalam
air dan gelembung udara yang dihasilkan lebih banyak pada kecepatan yang tinggi. Sementara
pada no. I sumber cahaya untuk melakukan fotosintesis nyaris tidak ada meskipun terdapat CO2
di dalam air, sehingga fotosintesis tidak terjadi dan tidak menghasilkan gelembung udara O2.

4. Gelembung gas apakah yang dihasilkan dari percobaan tersebut? Bagaimana cara
membuktikannya?
Jawab:
Gelembung gas yang dihasilkan adalah gelembung O2. Hail ini dapat dibuktikkan dengan
nyala api pada bara lidi yang dimasukkan kedalam mulut tabung reaksi yang menghasilkan
gelembung.

5. Jelaskan persyaratan agar fotosintesis dapat berlangsung!


Jawab:
a. Intensitas cahaya
Laju fotosintesis maksimum ketika banyak cahaya. Sedangkan fotosintesis akan berjalan lambat
jika terdapat sedikit cahaya.

b. Konsentrasi karbon dioksida


Semakin banyak karbon dioksida di udara / di air, makin banyak jumlah bahan yang dapat
digunakan tumbuhan untuk melangsungkan fotosintesis.

c. Suhu
Enzim-enzim yang bekerja dalam proses fotosintesis hanya dapat bekerja pada suhu optimalnya.
Umumnya laju fotosintensis meningkat seiring dengan meningkatnya suhu hingga batas toleransi
enzim.
d. Kadar air
Kekurangan air atau kekeringan menyebabkan stomata menutup, menghambat penyerapan
karbon dioksida sehingga mengurangi laju fotosintesis.

e. Kadar fotosintat (hasil fotosintesis)


Jika kadar fotosintat seperti karbohidrat berkurang, laju fotosintesis akan naik. Bila kadar
fotosintat bertambah atau bahkan sampai jenuh, laju fotosintesis akan berkurang.

6. Apakah fungsi gas CO2 dalam fotosintesa?


Jawab:
CO2 sangat berperan pada proses fotosintesis yang dilakukan oleh tumbuhan dan yang
sangat diperlukan oleh seluruh makhluk hidup. Fotosintesis memerlukan CO2 dan air agar dapat
menghasilkan karbohidrat demi kelanjutan proses fotosintesis, yang dapat di lihat dari persamaan
berikut:
6 CO2 + 6 H2O --> C6H12O6 + O2

7. Tuliskan persamaan reaksi fotosintesa secara benar!


Jawab:
Reaksi kimia:
H2O + CO2 + cahaya -> CH2O + O2
Secara ringkas:
6 CO2 + 6 H2O --> C6H12O6 + 6O2

DAFTAR PUSTAKA

1. http://ayosinauonline.blogspot.com/2010/05/laporan-praktikum-fotosintesis-sachs.html
2. http://id.wikipedia.org/wiki/fotosintesis
3. Kimball, 2002
4. Dwidjoseputro,1986
5. Malcome, 1990
6. Muhammad Wirahadikusumah, 1985: 99

Anda mungkin juga menyukai